• Tidak ada hasil yang ditemukan

20-26 Mei Yehuwa Tempat Tinggal Kita HALAMAN 3 NYANYIAN: 51, 95

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "20-26 Mei Yehuwa Tempat Tinggal Kita HALAMAN 3 NYANYIAN: 51, 95"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

20-26 Mei

Yehuwa—Tempat

Tinggal Kita

HALAMAN 3 NYANYIAN: 51, 95

27 Mei–2 Juni

Junjunglah

Nama B esar Yehuwa

HALAMAN 18 NYANYIAN: 27, 101

(2)

Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedu-nia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali

The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published

semi-monthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis,

Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at addi-tional mailing offices.POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road,Wallkill,

34567

MARCH 15, 2013

Jil. 134, No. 6 Semimonthly INDONESIAN

ARTIKEL PELAJARAN

˝

Yehuwa—Tempat Tinggal Kita

Kita tinggal di dunia yang secara rohani membenci kita, namun kita tidak perlu takut. Artikel ini menunjukkan apa artinya kita memiliki tempat tinggal yang paling aman, yaitu Yehuwa.

˝

Junjunglah Nama Besar Yehuwa

Apa artinya menjadi bagian dari umat yang menyandang nama Allah? Apa artinya berjalan dengan nama itu? Dan, bagaimana Allah memandang orang-orang yang tidak menghormati nama-Nya? Artikel ini akan menjawabnya.

(3)

APAKAH Saudara merasa aman dan nyaman tinggal di dunia ini? Jika jawabannya tidak, Saudara tidak sen-dirian! Sejak dahulu, semua orang yang benar-benar mengasihi Yehuwa merasa bagaikan penduduk asing di dunia ini. Misalnya, di tanah Kanaan, para penyem-bah Allah yang setia tinggal di kemah dan hidup ber-pindah-pindah. Mereka ”menyatakan di depan umum

1, 2. Apa yang dirasakan hamba-hamba Allah selama tinggal di dunia ini? Tempat tinggal apa yang mereka miliki?

Yehuwa

—Tempat Tinggal Kita

”Oh, Yehuwa, engkaulah tempat tinggal yang sesungguhnya bagi kami dari generasi ke

generasi.”—MZ. 90:1.

APA JAWABAN SAUDARA?

Bagaimana Yehuwa terbukti sebagai ”tempat tinggal yang sesungguhnya” bagi para patriark yang setia?

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kesetiaan Abraham? Bagaimana kita membuktikan bahwa kita menjadikan Yehuwa ’tempat tinggal kita yang sesungguhnya’?

(4)

bahwa mereka adalah orang-orang asing dan pendu-duk sementara”.—Ibr. 11:13.

2 Demikian pula dengan para pengikut Kristus yang

terurap, yang memiliki ’kewarganegaraan di surga’. Mereka menganggap diri mereka sebagai ”orang-orang asing dan penduduk sementara” di dunia ini. (Flp. 3:20; 1 Ptr. 2:11) ”Domba-domba lain” Kristus juga ”bukan bagian dari dunia, sebagaimana [Yesus dulu] bukan bagian dari dunia”. (Yoh. 10:16; 17:16) Meski demikian, ini tidak berarti umat Allah tidak punya ”tempat tinggal”. Malah, kita punya tempat tinggal yang paling aman dan menyenangkan, yang hanya bisa dilihat dengan mata iman. Musa menulis, ”Oh,

Yehu-wa, engkaulah tempat tinggal yang sesungguhnya bagi

kami dari generasi ke generasi.” (Mz. 90:1) Bagaima-na Yehuwa terbukti sebagai ”tempat tinggal yang se-sungguhnya” bagi hamba-hamba-Nya yang loyal za-man dahulu? Bagaiza-mana Ia menjadi ”tempat tinggal yang sesungguhnya” bagi umat-Nya dewasa ini? Dan, bagaimana Ia akan menjadi satu-satunya tempat ting-gal yang aman di masa depan?

(5)

YEHUWA—”TEMPAT TING GAL YANG SESUNG GUHNYA” BAGI HAMBA-NYA DULU

3 Seperti banyak ibarat dalam Alkitab, Mazmur

90:1 memuat topik, gambaran, dan titik kesamaan. Topiknya adalah Yehuwa. Gambarannya adalah tem-pat tinggal. Dan, ada banyak kesamaan antara Yehu-wa dan tempat tinggal. Misalnya, YehuYehu-wa menjadi per-lindungan bagi umat-Nya. Hal ini cocok, karena Ia adalah kasih. (1 Yoh. 4:8) Ia juga adalah Allah keda-maian, yang membuat hamba-hamba-Nya yang loyal ”tinggal dengan aman”. (Mz. 4:8) Misalnya, perhati-kan apa yang Ia lakuperhati-kan bagi para patriark yang setia, dimulai dari Abraham.

4 Abraham, yang kala itu bernama Abram, mungkin

bertanya-tanya mengapa Yehuwa mengatakan, ”Pergi-lah dari negerimu dan dari sanak saudaramu . . . ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu.” Kalaupun Abraham merasa khawatir, pastilah kekhawatirannya

3. Topik, gambaran, dan titik kesamaan apa yang terdapat da-lam Mazmur 90:1?

4, 5. Bagaimana Allah terbukti menjadi ”tempat tinggal yang sesungguhnya” bagi Abraham?

(6)

segera sirna ketika Yehuwa selanjutnya mengatakan, ”Aku akan membuat bangsa yang besar darimu, dan aku akan memberkati engkau serta membuat namamu besar . . . Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau dan dia yang menyumpahi engkau akan aku kutuk.”—Kej. 12:1-3.

5 Melalui kata-kata itu, Yehuwa berjanji bahwa Ia

sendiri akan menjadi tempat tinggal yang aman bagi Abraham dan keturunannya. (Kej. 26:1-6) Yehuwa menepati janji-Nya. Misalnya, berkat campur tangan Allah, Firaun dari Mesir dan Raja Abimelekh dari Gerar tidak jadi menodai Sara dan tidak membu-nuh Abraham. Ia juga melindungi Ishak dan Rib-ka dari situasi serupa. (Kej. 12:14-20; 20:1-14; 26: 6-11) Alkitab mengatakan, ”[Yehuwa] tidak membiar-kan seorang manusia pun mencurangi mereka, tetapi demi kepentingan mereka, ia menegur raja-raja, de-ngan berfirman, ’Jade-ngan menjamah orang-orang yang kuurapi, dan kepada nabi-nabiku jangan melakukan yang jahat.’ ”—Mz. 105:14, 15.

(7)

6 Di antara nabi-nabi itu ada Yakub, cucu Abraham.

Sewaktu Yakub hendak mencari istri, Ishak bapaknya berpesan, ”Jangan mengambil istri dari putri-putri Ka-naan. Bersiaplah, pergilah ke Padan-aram ke rumah Betuel, bapak ibumu, dan dari sana ambillah bagimu seorang istri dari antara putri-putri Laban.” (Kej. 28: 1, 2) Yakub menaati Ishak. Ia meninggalkan keluarga-nya di Kanaan, dan ia agakkeluarga-nya pergi sendirian sejauh ratusan kilometer ke daerah Haran. (Kej. 28:10) Bisa jadi, ia bertanya-tanya, ’Kapan saya bisa pulang lagi? Apakah paman akan menyambut saya? Apakah saya bisa mendapatkan istri yang takut akan Allah?’ Kalau-pun Yakub khawatir, pastilah kekhawatirannya segera sirna ketika ia tiba di Luz, kira-kira 100 kilometer dari Beer-syeba. Apa yang terjadi di Luz?

7 Di Luz, Yehuwa menampakkan diri kepada Yakub

melalui mimpi. Ia berkata, ”Lihat, aku menyertai eng-kau dan aku akan menjagamu di sepanjang jalan yang

6. Apa pesan Ishak kepada Yakub? Kemungkinan, bagaimana pe-rasaan Yakub setelah itu?

(8)

kautempuh dan aku akan mengembalikanmu ke negeri ini, karena aku tidak akan meninggalkanmu sampai

aku benar-benar telah melakukan apa yang kufirman-kan kepadamu.” (Kej. 28:15) Tentulah kata-kata itu menguatkan dan menenteramkan hati Yakub! Dapat-kah Saudara membayangkan Yakub melanjutkan per-jalanannya dan dengan semangat menanti-nantikan bagaimana Yehuwa menepati janji-Nya? Jika Saudara meninggalkan rumah, mungkin untuk melayani di ne-geri lain, Saudara tentu bisa memahami perasaan Ya-kub yang campur aduk. Namun, Saudara pasti telah merasakan sendiri perhatian Yehuwa bagi Saudara.

8 Sesampainya Yakub di Haran, Laban pamannya

menyambut dia dengan hangat dan belakangan mem-berikan Lea dan Rakhel untuk menjadi istrinya. Na-mun, setelah beberapa waktu, Laban berupaya me-manfaatkan Yakub dengan mengubah upahnya sampai sepuluh kali! (Kej. 31:41, 42) Meski demikian, Yakub

8, 9. Dengan cara apa Yehuwa terbukti menjadi ”tempat tinggal yang sesungguhnya” bagi Yakub? Pelajaran apa yang dapat kita petik dari contoh itu?

(9)

sabar menanggung ketidakadilan ini. Ia yakin bahwa Yehuwa akan terus memerhatikan dia. Dan, Allah ti-dak mengecewakannya! Ya, sewaktu Allah menyuruh Yakub pulang ke Kanaan, sang patriark sudah me-miliki ”banyak kambing-domba, hamba-hamba lelaki dan perempuan, unta, dan keledai”. (Kej. 30:43) De-ngan penuh syukur, Yakub berdoa, ”Aku tidak sela-yaknya menerima segala kebaikan hati yang penuh kasih dan segala kesetiaan yang telah kautunjukkan kepada hambamu, karena hanya dengan tongkatku aku menyeberangi Sungai Yordan ini, namun sekarang aku telah menjadi dua perkemahan.”—Kej. 32:10.

9 Ya, betapa benarnya kata-kata Musa ini, ”Oh,

Ye-huwa, engkaulah tempat tinggal yang sesungguhnya bagi kami dari generasi ke generasi”! (Mz. 90:1) Kata-kata ini masih berlaku sampai sekarang. Yehuwa, yang pada-Nya ”tidak ada perubahan karena perputaran bayang-bayang”, masih menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi hamba-hamba-Nya yang loyal. (Yak. 1:17) Bagaimana caranya?

(10)

YEHUWA—’TEMPAT TING GAL KITA YANG SESUNG GUHNYA’

10 Coba bayangkan. Di pengadilan, Saudara

mem-berikan kesaksian yang memberatkan sebuah orga-nisasi kriminal internasional. Pemimpinnya adalah seorang pembunuh dan penipu yang sangat pintar, berkuasa, dan kejam. Bagaimana perasaan Saudara sewaktu melangkah keluar dari pengadilan? Aman? Tentu tidak! Saudara pasti akan meminta perlin-dungan. Hal ini menggambarkan situasi hamba-ham-ba Yehuwa. Mereka dengan berani bersaksi membela Yehuwa dan tanpa gentar menelanjangi musuh besar-Nya yang keji, Setan! (Baca Penyingkapan 12:17.)

Tetapi, apakah Setan berhasil membungkam umat Allah? Tidak! Kita justru terus bertumbuh subur seca-ra rohani. Mengapa? Karena Yehuwa masih menjadi tempat kita berlindung—”tempat tinggal yang sesung-guhnya” bagi kita—khususnya pada hari-hari terakhir

ini. (Baca Yesaya 54:14, 17.) Sekalipun demikian,

10. Mengapa kita dapat yakin bahwa Yehuwa masih menjadi tem-pat tinggal yang aman bagi hamba-hamba-Nya?

(11)

Yehuwa dapat menjadi tempat tinggal kita yang aman hanya jika kita tidak mau dipancing Setan keluar dari sana.

11 Sekali lagi, mari kita belajar dari contoh para

pat-riark. Meski tinggal di tanah Kanaan, mereka tetap terpisah dari penduduk setempat dan membenci jalan hidup orang-orang itu yang fasik dan amoral. (Kej. 27:46) Mereka tidak membutuhkan serentetan per-aturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh. Apa yang mereka pahami tentang Yehuwa dan kepribadi-an-Nya sudah cukup untuk membimbing kehidupan mereka. Karena mereka menganggap Yehuwa sebagai tempat tinggal mereka, mereka tidak mau dekat-dekat dengan dunia. Sebaliknya, mereka berupaya sebisa-bi-sanya untuk menjauhinya. Benar-benar teladan yang bagus! Apakah Saudara berupaya meniru para patriark itu sewaktu memilih hiburan dan teman bergaul? Sa-yangnya, beberapa orang dalam sidang menunjukkan bahwa, hingga taraf tertentu, mereka senang tinggal di

(12)

dunia Setan. Jika Saudara juga merasa seperti itu, wa-laupun hanya sedikit, bawakanlah hal itu dalam doa. Ingatlah, dunia ini milik Setan. Dunia ini adalah cer-minan sifatnya yang dingin dan egois.—2 Kor. 4:4; Ef. 2:1, 2.

12 Agar dapat melawan siasat licik Setan, kita perlu

memanfaatkan semua bantuan rohani yang Yehuwa sediakan bagi rumah tangga-Nya, yaitu orang-orang yang menjadikan Dia tempat tinggal mereka. Bantuan ini Ia sediakan melalui perhimpunan, ibadat keluar-ga, dan ”pemberian berupa manusia”—para gembala yang Allah lantik untuk menghibur dan mendukung kita sewaktu menghadapi problem kehidupan. (Ef. 4: 8-12) Saudara George Gangas, yang pernah menjadi anggota Badan Pimpinan selama bertahun-tahun, me-nulis, ”Sewaktu saya berada di antara [umat Allah], saya merasa tenteram seperti bersama keluarga, di fir-daus rohani.” Apakah itu yang juga Saudara rasakan?

12. (a) Bagaimana Yehuwa menyediakan bantuan bagi rumah tangga-Nya? (b) Bagaimana perasaan S audara terhadap bantuan itu?

(13)

13 Ada sifat lain dari para patriark yang patut kita

tiru. Itu adalah kerelaan mereka untuk berbeda dari orang-orang di sekitar mereka. Seperti disebutkan di paragraf 1, mereka ”menyatakan di depan umum

bah-wa mereka adalah orang-orang asing dan penduduk se-mentara di negeri itu”. (Ibr. 11:13) Apakah Saudara juga bertekad untuk berbeda? Memang, hal itu tidak selalu mudah. Tetapi, dengan bantuan Allah dan re-kan-rekan Kristen, Saudara pasti bisa. Ingatlah, Sau-dara tidak sendirian. Semua yang ingin melayani

Ye-huwa harus melawan Setan dan dunia ini! (Ef. 6:12) Namun, kita bisa menang jika kita percaya kepada Ye-huwa dan menjadikan Dia tempat tinggal kita yang aman.

14 Yang tak kalah penting: Kita perlu meniru

Abra-ham dengan terus memikirkan hadiah yang akan Sau-dara dapatkan. (2 Kor. 4:18) Rasul Paulus menulis bahwa Abraham ”menantikan kota yang mempunyai fondasi yang tetap, kota yang dibangun dan dibuat

13. Pelajaran penting apa yang kita dapatkan dari Ibrani 11:13?

(14)

oleh Allah”. (Ibr. 11:10) ”Kota” itu adalah Keraja-an MesiKeraja-anik. Tentu saja, Abraham harus menKeraja-antikKeraja-an ”kota” itu. Tetapi, dapat dikatakan, kita tidak perlu menantikannya. Kerajaan itu telah memerintah di sur-ga. Terlebih lagi, ada banyak sekali bukti yang menun-jukkan bahwa Kerajaan itu akan segera berkuasa atas bumi. Apakah Saudara benar-benar percaya bahwa Ke-rajaan itu ada? Apakah hal itu memengaruhi jalan hi-dup Saudara, pandangan Saudara terhadap dunia ini, dan apa yang Saudara utamakan?—Baca 2 Petrus 3: 11, 12.

’TEMPAT TING GAL KITA YANG SESUNG GUHNYA’ MENJELANG

AKHIR DUNIA INI

15 Dengan mendekatnya akhir dunia Setan,

”sengat-an-sengatan penderitaan” akan semakin parah. (Mat. 24:7, 8) Segala sesuatu pasti akan memburuk sela-ma kesengsaraan besar. Banyak sarana penunjang ke-hidupan akan runtuh, dan orang-orang akan sangat

15. Apa yang akan dialami oleh orang-orang yang mengandalkan dunia ini?

(15)

ketakutan. (Hab. 3:16, 17) Karena putus asa, mereka seolah-olah mencari perlindungan ”dalam gua-gua dan dalam celah batu di gunung-gunung”. (Pny. 6:15-17) Namun, tidak ada gua aksara maupun organisasi po-litik dan perdagangan yang bagaikan gunung yang akan bisa melindungi mereka.

16 Namun, umat Yehuwa akan terus merasa aman

di bawah naungan ’tempat tinggal mereka yang se-sungguhnya’, Allah Yehuwa. Seperti nabi Habakuk, mereka ”akan sangat bersukacita karena Yehuwa”. Mereka ”akan bersukacita karena Allah keselamatan [mereka]”. (Hab. 3:18) Bagaimana Yehuwa akan ter-bukti sebagai ”tempat tinggal yang sesungguhnya” se-lama masa yang sulit itu? Kita nantikan saja. Tetapi, kita bisa yakin akan hal ini: Seperti bangsa Israel se-waktu keluar dari Mesir, ”kumpulan besar” akan te-tap terorganisasi dan siap menaati arahan dari Allah. (Pny. 7:9; baca Keluaran 13:18.) Bagaimana Yehuwa

akan memberikan arahan itu? Kemungkinan melalui

16. Bagaimana hendaknya kita memandang perhimpunan, dan mengapa?

(16)

sidang. Ya, ribuan sidang di seputar dunia tampaknya ada hubungannya dengan ’kamar-kamar dalam’ yang akan memberikan perlindungan, seperti dinubuatkan di Yesaya 26:20. (Baca.) Apakah Saudara

mengang-gap perhimpunan itu penting? Apakah Saudara lang-sung menaati arahan yang Yehuwa berikan melalui si-dang?—Ibr. 13:17.

17 Yehuwa juga terbukti sebagai ”tempat tinggal

yang sesungguhnya” bahkan bagi hamba-Nya yang se-tia yang mungkin mati sebelum kesengsaraan besar mulai. Bagaimana caranya? Ratusan tahun setelah ke-matian para patriark, Yehuwa berkata kepada Musa, ”Aku adalah Allah . . . Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” (Kel. 3:6) Yesus mengutip kata-kata ter-sebut, lalu menambahkan, ”Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab bagi dia me-reka semua hidup.” (Luk. 20:38) Ya, bagi Yehuwa, hamba-Nya yang mati setia itu seolah-olah masih hi-dup; mereka pasti akan Ia bangkitkan.—Pkh. 7:1.

17. Bagaimana Yehuwa menjadi ”tempat tinggal yang sesungguh-nya” bahkan bagi hamba-Nya yang loyal yang telah mati?

(17)

18 Di dunia baru yang sudah dekat, Yehuwa akan

menjadi ”tempat tinggal yang sesungguhnya” bagi umat-Nya dengan cara yang istimewa. Penyingkapan 21:3 mengatakan, ”Lihat! Kemah Allah ada di tengah-tengah umat manusia, dan ia akan berdiam bersama mereka.” Mula-mula, Yehuwa akan tinggal bersama rakyat-Nya di bumi dengan diwakili oleh Kristus Ye-sus. Pada akhir seribu tahun, Yesus akan menyerah-kan Kerajaan kepada Bapaknya setelah ia mewujudmenyerah-kan sepenuhnya kehendak Allah atas bumi. (1 Kor. 15:28) Setelah itu, umat manusia yang sudah sempurna tidak lagi membutuhkan Yesus sebagai perantara; Yehuwa akan ada bersama mereka. Sungguh luar biasa masa depan yang terbentang di hadapan kita! Maka, semen-tara itu, marilah kita berjuang untuk meniru orang-orang yang setia di masa lampau dengan menjadikan Yehuwa sebagai ’tempat tinggal kita yang sesungguh-nya’.

18. Di dunia baru, bagaimana Yehuwa akan terbukti menjadi ”tempat tinggal yang sesungguhnya” bagi umat-Nya dengan cara yang istimewa?

(18)

GEREJA-GEREJA Susunan Kristen pada umumnya tidak mau menggunakan nama Allah. Misalnya,

Alki-tab Revised Standard Version menyatakan dalam kata

pengantarnya, ”Penggunaan nama diri apa pun untuk satu-satunya Allah yang esa . . . sama sekali tidak pa-tut bagi iman universal Gereja Kristen.”

2 Sebaliknya, Saksi-Saksi Yehuwa merasa bangga

menyandang nama Allah dan memuliakannya. (Baca Mazmur 86:12; Yesaya 43:10.) Selain itu, kita bisa

1, 2. Tidak seperti gereja-gereja Susunan Kristen, bagaimana S aksi-S aksi Yehuwa memandang nama Allah?

Junjunglah

Nama B esar Yehuwa

”Aku akan memuliakan namamu sampai waktu yang tidak tertentu.”—MZ. 86:12.

DAPATKAH SAUDARA MENJELASKAN? Apa artinya mengenal nama Allah?

Dengan cara apa saja Yehuwa menyingkapkan makna nama-Nya? Apa artinya berjalan dengan nama Yehuwa?

(19)

memahami makna nama itu dan sengketa universal yang berkaitan dengan penyuciannya. Bagi kita, itu adalah suatu hak istimewa. (Mat. 6:9) Namun, kita perlu terus menghargai hak istimewa itu. Maka, mari kita perhatikan tiga pertanyaan penting ini: Apa arti-nya mengenal nama Allah? Bagaimana Yehuwa bertin-dak sesuai dengan nama besar-Nya, dan dengan demi-kian membuat nama itu lebih mulia? Juga, bagaimana kita dapat berjalan dengan nama Yehuwa?

APA ARTINYA MENGENAL NAMA ALLAH

3 Mengenal nama Allah tidak hanya berarti

menge-tahui bahwa nama-Nya adalah ”Yehuwa”, tetapi juga mengetahui Allah macam apa Dia. Hal itu mencakup sifat-sifat, kehendak, dan perbuatan Yehuwa yang di-catat dalam Alkitab, misalnya kepada hamba-hamba-Nya. Memang, Yehuwa menyingkapkan semua ini se-cara bertahap, sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kehendak-Nya. (Ams. 4:18) Yehuwa tentu memberitahukan nama-Nya kepada pasangan manusia

(20)

pertama, sebab Hawa menyebutkan nama itu sewaktu ia melahirkan Kain. (Kej. 4:1) Para patriark yang se-tia seperti Nuh, Abraham, Ishak, dan Yakub mengeta-hui nama Allah. Dan, mereka pun semakin mengenal pribadi yang diwakili oleh nama itu seraya Yehuwa memberkati, memelihara, dan menyingkapkan kepa-da mereka hal-hal yang henkepa-dak Ia wujudkan. Kepakepa-da Musa, Allah juga menyingkapkan sesuatu yang sangat istimewa tentang nama-Nya.

4 Baca Keluaran 3:10-15. Sewaktu Musa berumur

80 tahun, Allah memerintahkan dia, ’Bawalah umatku, putra-putra Israel, keluar dari Mesir.’ Sebagai tanggap-an, Musa dengan penuh respek mengajukan sebuah pertanyaan yang sangat penting. Ia seolah-olah berka-ta, ’Siapa nama-Mu?’ Mengingat nama Allah sudah di-kenal sejak dulu, mengapa Musa mengajukan pertanya-an itu? Tampaknya, ia ingin lebih mengenal pribadi yang memiliki nama itu, agar ia dapat meyakinkan

umat Allah bahwa Ia benar-benar akan membebaskan

4. Mengapa Musa menanyakan nama Allah? Mengapa kekhawa-tirannya beralasan?

(21)

mereka. Kekhawatiran Musa beralasan. Orang Israel telah lama menjadi budak. Mereka mungkin bertanya-tanya apakah Allah bapak-bapak leluhur mereka mam-pu membebaskan mereka. Ya, beberapa orang Israel

bahkan menyembah dewa-dewi Mesir!—Yeh. 20:7, 8.

5 Apa jawaban Yehuwa atas pertanyaan Musa? Ia

berkata, ”Inilah yang harus kaukatakan kepada putra-putra Israel, ’AKU AKAN MENJADI telah mengutus aku kepadamu.’ ”1 Ia menambahkan, ”Yehuwa, Allah bapak-bapak leluhurmu . . . telah mengutus aku kepa-damu.” Allah menyingkapkan bahwa Ia akan menjadi apa pun yang Ia inginkan demi melaksanakan tujuan-Nya, bahwa Ia akan selalu menepati kata-kata-Nya.

Maka, di ayat 15, Yehuwa sendiri mengatakan, ”Inilah namaku sampai waktu yang tidak tertentu, dan dengan inilah aku akan diingat, dari generasi ke generasi.”

1 Nama Allah adalah suatu bentuk kata kerja Ibrani yang

berar-ti ”menjadi”. Karena itu, ”Yehuwa” berarberar-ti ”Ia Menyebabkan Menja-di”.—Kej. 2:4. (Lihat Terjemahan Dunia Baru, Apendiks 1, par. 1.) 5. Dalam jawaban-Nya kepada Musa, bagaimana Yehuwa me-nyingkapkan makna dari nama-Nya?

(22)

Tentulah kata-kata itu menguatkan iman Musa serta membuatnya sangat takjub!

YEHUWA BERTINDAK SESUAI DENGAN MAKNA NAMANYA

6 Tidak lama setelah menugasi Musa, Yehuwa

bertin-dak sesuai dengan makna nama-Nya dengan ”menja-di” Pembebas Israel. Ia mempermalukan Mesir dengan menimpakan sepuluh tulah yang hebat dan memperli-hatkan bahwa dewa-dewi Mesir—termasuk Firaun—ti-dak berdaya melawan-Nya. (Kel. 12:12) Lalu, Yehuwa membelah Laut Merah, menuntun orang Israel me-nyeberanginya, dan menenggelamkan Firaun beserta bala tentaranya. (Mz. 136:13-15) Di ”padang belanta-ra yang luas dan membangkitkan belanta-rasa takut”, Yehuwa menjadi Pemelihara kehidupan dengan menyediakan makanan dan air bagi umat-Nya, yang mungkin ber-jumlah dua sampai tiga juta orang atau bahkan le-bih! Ia bahkan membuat pakaian dan kasut mereka ti-dak rusak. (Ul. 1:19; 29:5) Ya, titi-dak ada yang dapat

6, 7. Bagaimana Yehuwa bertindak sesuai dengan makna nama-Nya?

(23)

menghalangi tujuan-Nya tercapai. Maka, hal itu mem-buktikan bahwa Yehuwa bertindak sesuai dengan mak-na mak-nama-Nya yang tiada bandingnya itu. Belakangan, Ia mengatakan kepada Yesaya, ”Aku—akulah Yehuwa, dan selain aku, tidak ada juru selamat lain.”—Yes. 43:11.

7 Yosua, penerus Musa, juga menyaksikan

perbuat-an Yehuwa yperbuat-ang menakjubkperbuat-an di Mesir dperbuat-an di padperbuat-ang belantara. Karena itu, menjelang kematiannya, Yosua dengan penuh keyakinan mengatakan kepada rekan-re-kan sebangsanya, ”Kamu tahu benar dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu bahwa tidak satu kata pun dari antara semua perkataan baik yang di-ucapkan Yehuwa, Allahmu, kepadamu yang tidak dite-pati. Semuanya telah menjadi kenyataan bagimu. Tidak satu kata pun yang tidak ditepati.” (Yos. 23:14) Ya, ti-dak diragukan lagi, Yehuwa menepati semua yang telah Ia katakan.

8 Dewasa ini, Yehuwa juga menepati kata-kata-Nya.

8. Pada zaman kita, bagaimana Yehuwa bertindak sesuai dengan makna nama-Nya?

(24)

Melalui Putra-Nya, Ia menubuatkan bahwa pada hari-hari terakhir berita Kerajaan akan diumumkan ”di seluruh bumi yang berpenduduk”. (Mat. 24:14) Se-lain Allah Yang Mahakuasa, siapa lagi yang dapat me-nubuatkan pekerjaan semacam itu, memastikan hal itu terlaksana, dan menggunakan banyak ”orang biasa yang tidak terpelajar” untuk melaksanakannya? (Kis. 4:13) Maka, sewaktu ikut melakukan pekerjaan ini, kita sebenarnya ikut menggenapi nubuat Alkitab. De-ngan berdoa, ”Biarlah namamu disucikan. Biarlah ke-rajaanmu datang. Biarlah kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi”, kita memulia-kan Bapak kita dan menunjukmemulia-kan bahwa kita memang menginginkan hal itu terwujud.—Mat. 6:9, 10.

NAMANYA YANG BESAR

9 Tak lama setelah Israel keluar dari Mesir, Yehuwa

menjalankan peran baru. Melalui perjanjian Hukum, Ia menjadi ’pemilik dan suami’ bagi umat-Nya. Ia akan memenuhi semua kebutuhan mereka seperti layaknya

9, 10. Melalui cara Ia memperlakukan Israel, apa lagi yang Ye-huwa tunjukkan tentang kepribadian-Nya?

(25)

seorang suami. (Yer. 3:14) Orang Israel pun menjadi istri-Nya secara kiasan, yaitu umat yang menyandang nama-Nya. (Yes. 54:5, 6) Jika mereka dengan rela tun-duk kepada-Nya dan menaati perintah-perintah-Nya, Ia akan menjadi ’Suami’ yang sempurna bagi mereka. Ia akan memberkati, melindungi, dan memberi mere-ka kedamaian. (Bil. 6:22-27) Dengan demikian, nama besar Yehuwa akan dimuliakan di antara

bangsa-bang-sa. (Baca Ulangan 4:5-8; Mazmur 86:7-10.) Ya,

se-panjang sejarah bangsa Israel, banyak orang asing ikut memeluk ibadat sejati. Mereka seolah-olah menyuara-kan kata-kata yang sama dengan kata-kata Rut orang Moab itu kepada Naomi, ”Bangsamu akan menjadi bangsaku, dan Allahmu, Allahku.”—Rut 1:16.

10 Selama kira-kira 1.500 tahun, Yehuwa

menying-kapkan banyak hal baru tentang kepribadian-Nya me-lalui cara Ia memperlakukan Israel. Meskipun bangsa itu suka memberontak, berulang kali Yehuwa menun-jukkan bahwa Ia adalah ”Allah yang berbelaskasih-an” dan ”lambat marah”. Ia sangat panjang sabar.

(26)

(Kel. 34:5-7) Namun, kesabaran Yehuwa ada batasnya. Kesabaran-Nya habis ketika bangsa Yahudi menolak dan membunuh Putra-Nya. (Mat. 23:37, 38) Keturun-an mereka tidak lagi menjadi umat yKeturun-ang menyKeturun-andKeturun-ang nama-Nya. Bagi Yehuwa, mereka mati secara rohani, bagaikan pohon yang layu. (Luk. 23:31) Bagaima-na hal ini memengaruhi sikap mereka terhadap Bagaima-nama Allah?

11 Sejarah menunjukkan bahwa belakangan orang

Yahudi mulai memiliki pandangan yang keliru tentang nama Allah. Mereka percaya bahwa nama itu terlalu kudus untuk diucapkan. (Kel. 20:7) Lama-kelamaan, nama Allah tidak dipakai lagi dalam Yudaisme. Pasti-lah hati Yehuwa sangat pedih melihat nama-Nya diper-lakukan dengan tidak respek. (Mz. 78:40, 41) Namun, Allah, ”yang namanya Cemburu”, tidak akan terus mengizinkan nama-Nya disandang oleh orang-orang yang telah menolak Dia dan telah Dia tolak. (Kel. 34:14) Dari hal ini, kita bisa menarik pelajaran penting

11. Bagaimana sampai bangsa Yahudi tidak lagi menyandang nama Allah?

(27)

bahwa nama Pencipta kita harus diperlakukan dengan penuh respek.

UMAT BARU YANG MENYANDANG NAMA ALLAH

12 Melalui Yeremia, Yehuwa menyingkapkan bahwa

Ia akan mengadakan ”perjanjian baru” dengan suatu bangsa baru, yaitu Israel rohani. Yeremia menubuatkan bahwa semua anggota bangsa itu, ”dari yang paling ke-cil sampai yang paling besar di antara mereka”, akan ”mengenal Yehuwa”. (Yer. 31:31, 33, 34) Nubuat itu mulai tergenap ketika Allah meneguhkan perjanjian baru pada Pentakosta 33 M. Bangsa baru itu, yaitu ”Is-rael milik Allah”, mencakup baik orang Yahudi mau-pun non-Yahudi. Yehuwa menyebut mereka ”umat yang disebut dengan namaku”.—Gal. 6:16; baca Kisah 15: 14-17; Mat. 21:43.

1 3 Sebagai ”umat yang disebut dengan nama

12. S esuai dengan nubuat, bagaimana Yehuwa membentuk suatu umat yang menyandang nama-Nya?

13. (a) Apakah orang Kristen masa awal menggunakan nama Allah? Jelaskan. (b) Bagaimana S audara memandang kesempat-an untuk menggunakkesempat-an nama Allah dalam pelaykesempat-ankesempat-an S audara?

(28)

[Allah]”, para anggota bangsa rohani itu menggunakan nama Allah. Misalnya, mereka tentu menggunakannya sewaktu mengutip dari Kitab-Kitab Ibrani.1 Jadi, pada Pentakosta 33 M, sewaktu rasul Petrus berbicara ke-pada orang Yahudi dan proselit yang datang dari berba-gai negeri, ia beberapa kali menggunakan nama Allah. (Kis. 2:14, 20, 21, 25, 34) Orang-orang Kristen masa awal menjunjung nama Yehuwa, maka Ia memberkati pengabaran mereka. Dewasa ini, Yehuwa juga member-kati pelayanan kita karena kita dengan bangga menya-takan nama-Nya dan menunjukkan kepada para pemi-nat bahwa nama itu ada dalam Alkitab mereka sendiri. Dengan demikian, kita memperkenalkan Allah yang benar kepada mereka. Benar-benar suatu hak istimewa bagi mereka dan bagi kita! Perkenalan semacam ini se-ring kali menjadi awal dari persahabatan yang indah dengan Yehuwa, yang akan semakin kuat dan berlang-sung selamanya.

1 Teks Ibrani yang digunakan orang Kristen masa awal memuat

Tetragramaton. Bukti-bukti menunjukkan bahwa nama itu juga ada dalam beberapa salinan awal Septuaginta, yaitu terjemahan Kitab-Kitab Ibrani dalam bahasa Yunani.

(29)

14 Kemurtadan belakangan menjangkiti sidang

Kris-ten masa awal, terutama setelah kematian para rasul. (2 Tes. 2:3-7) Guru-guru palsu bahkan mengikuti tra-disi Yahudi dengan tidak menggunakan nama Allah. Namun, apakah Yehuwa akan membiarkan nama-Nya dihapus sama sekali? Mustahil! Memang pengucapan yang tepat tidak diketahui lagi, tetapi nama itu te-tap ada sampai sekarang. Sepanjang sejarah, nama itu muncul dalam berbagai terjemahan Alkitab mau-pun dalam tulisan para pakar Alkitab. Misalnya, tahun 1757, Charles Peters menulis bahwa jika dibanding-kan dengan gelar-gelar lain untuk Allah, nama Yehu-wa ”tampaknya merupakan nama yang paling tepat un-tuk menggambarkan kodrat-Nya”. Tahun 1797, dalam bukunya tentang ibadat kepada Allah, Hopton Hay-nes mengawali bab 7 dengan kata-kata, ”YEHUWA

adalah nama diri ALLAH di kalangan orang Yahudi; satu-satunya yang mereka sembah; yang juga disembah

14, 15. Meskipun kemurtadan merebak, bagaimana Allah men-jaga nama-Nya tetap ada?

(30)

Kristus dan para Rasulnya.” Henry Grew (1781-1862) tidak hanya menggunakan nama Allah, tetapi juga me-nyatakan bahwa nama itu telah dicela dan harus disu-cikan. Begitu juga George Storrs (1796-1879), seorang rekan dekat Charles T. Russell. Ia menggunakan nama Allah, seperti halnya Russell.

15 Tahun 1931 sangat penting bagi Siswa-Siswa

Al-kitab Internasional, sebutan umat Allah kala itu. Pada tahun itu, mereka menerima nama Saksi-Saksi Yehu-wa, yang diambil dari Alkitab. (Yes. 43:10-12) Dengan begitu, mereka menyatakan kepada dunia bahwa mere-ka bangga menjadi ”suatu umat bagi namanya”, yang memuliakan nama-Nya. (Kis. 15:14) Semua ini meng-ingatkan kita akan kata-kata Yehuwa di Maleakhi 1:11, ”Dari tempat terbitnya matahari bahkan sampai terbe-namnya, namaku akan besar di antara bangsa-bangsa.”

BERJALANLAH DENGAN NAMA YEHUWA

16 Nabi Mikha menulis, ”Semua suku bangsa,

ma-sing-masing akan berjalan dengan nama allahnya;

16. Karena menyandang nama Yehuwa, bagaimana seharusnya perasaan kita?

(31)

tetapi kami, kami akan berjalan dengan nama Yehuwa, Allah kami, sampai waktu yang tidak tertentu, ya, se-lama-lamanya.” (Mi. 4:5) Dengan mengizinkan Siswa-Siswa Alkitab menggunakan nama-Nya, Yehuwa mem-beri mereka kehormatan besar. Hal itu juga merupakan bukti yang membesarkan hati bahwa Ia memperkenan mereka. (Baca Maleakhi 3:16-18.) Namun,

bagaima-na dengan Saudara sendiri? Apakah Saudara berupaya keras untuk ”berjalan dengan nama Yehuwa”? Tahukah Saudara apa artinya itu?

17 Berjalan dengan nama Allah mencakup tiga hal.

Pertama, kita harus mengumumkan nama itu kepa-da orang lain, sebab hanya orang-orang yang ’berse-ru kepada nama Yehuwa yang akan diselamatkan’. (Rm. 10:13) Kedua, kita perlu meniru sifat-si-fat Yehuwa, terutama kasih-Nya. (1 Yoh. 4:8) Dan yang ketiga, kita berjalan dengan nama Allah jika kita dengan senang hati menaati hukum-hukum-Nya dan tidak mendatangkan cela atas nama suci Bapak

(32)

www.jw.org/id

kita. (1 Yoh. 5:3) Apakah Saudara bertekad untuk ”berjalan dengan nama Yehuwa sampai waktu yang ti-dak tertentu”?

18 Tidak lama lagi, semua orang yang mengabaikan

atau menentang Yehuwa akan dipaksa untuk meng-akui bahwa Dia-lah satu-satunya Allah yang benar. (Yeh. 38:23) Mereka adalah orang-orang seperti Fi-raun, yang mengatakan, ”Siapakah Yehuwa itu, sehing-ga aku harus menaati perkataannya?” Dia tidak perlu menunggu lama untuk mendapat jawabannya! (Kel. 5: 1, 2; 9:16; 12:29) Akan tetapi, kita mengenal Allah karena keinginan sendiri. Kita bangga menyandang nama-Nya dan menjadi umat-Nya yang taat. Jadi, kita bisa menatap masa depan dengan penuh keyakinan akan penggenapan janji di Mazmur 9:10 ini, ”Orang

yang mengetahui namamu akan percaya kepadamu,

karena engkau pasti tidak akan meninggalkan orang yang mencarimu, oh, Yehuwa.”

18. Mengapa semua yang menjunjung nama besar Yehuwa bisa menatap masa depan dengan penuh keyakinan?

Referensi

Dokumen terkait

Sampel penelitian ini adalah tanaman Sargassum sp. yang dibudidayakan di dalam rakit yang berbeda.. menggunakan dua sistem budidaya yaitu rakit lepas dasar yang diikat

Nilai total karbohidrat tidak dapat dinyatakan dalam persen karbohidrat, tetapi lebih baik dinyatakan dengan istilah glucose equivalents per cent, karena kepekatan

Lammers, Willebrands, & Hartog Nurul Badriyah Meirdina Kurniati Peneliti Sekarang Variabel Dependen Perilaku Pengambilan Keputusan Kecenderungan terhadap risiko

Arah, kebijakan, dan strategi yang ditetapkan dalam dokumen ini hendaknya digunakan sebagai acuan bagi seluruh personel Deputi Bidang Akreditasi - BSN dalam menetapkan dan

Pengisian evaluasi dalam rekam medis adalah hasil dari evaluasi perencanaan dan implementasi yang sudah dilakukan oleh masing-masing profesi dan ditanyakan

Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji nor- mal, seperti laboratorium, analisis,

Perencanaan pemboran dimulai dengan penentuan arah dan jumlah sumur yang optimal untuk dikembangkan pada struktur ini, kemudian penentuan Landing Point dan penentuan panjang

Pada teknik ini data disembunyikan di dalam suatu gambar, kemudian gambar tersebut dipecah menjadi 2 atau lebih potongan gambar yang disebut sebagai share, dan