BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan
suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut.Salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan
adalah laju penurunan jumlah penduduk miskin.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi daerah, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil
inisiatif pembangunan daerah. Efektivitas dalam menurunkan jumlah penduduk miskin merupakan pertumbuhan utama dalam memilih strategi atau instrumen pembangunan. Kemiskinan merupakan masalah kompleks tentang kesejahteraan
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain tingkat pendapatan masyarakat, pengangguran, kesehatan, pendidikan, akses terhadap
barang dan jasa, lokasi, geografis, gender dan lokasi lingkungan.
Penyebab kemiskinan bermuara pada teori lingkaran kemiskinan (vicious
circle of poverty), yang dimaksud lingkaran kemiskinan adalah satu rangkaian
kekuatan yang saling mempengaruhi suatu keadaan di mana suatu negara akan
tetap miskin dan akan banyak mengalami kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih baik. Adanya keterbelakangan, ketertinggalan SDM
modal menyebabkan rendahnya produktifitas. Rendahnya produktifitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima (yang tercermin oleh
rendahnya PDRB per kapita). Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada rendahnya akumulasi modal sehingga proses penciptaan lapangan kerja rendah (tercermin
oleh tingginya jumlah pengangguran). Rendahnya akumulasi modal disebabkan oleh keterbelakangan dan seterusnya (Mudrajad, 1997).
Sadono (1997) mengemukakan bahwa perkembangan jumlah penduduk
bisa menjadi faktor penghambat pembangunan karena akan menurunkan produktivitas, dan akan banyak terdapat pengangguran. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan adalah pendidikan sangat besar karena
pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang lewat penguasaan ilmu dan keterampilan. Pendidikan juga menanamkan kesadaran akan pentingnya
martabat manusia. Mendidik dan memberikan pengetahuan berarti menggapai masa depan. Hal tersebut harusnya menjadi semangat untuk terus melakukan upaya mencerdaskan bangsa (Suryawati, 2005).
PDRB merupakan salah satu indikator indikator pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode
Kota Medan merupakan salah satu kota di Sumatera Utara yang masih banyak terdapat penduduk miskin dan pada bidang ketenagakerjaan masih
tingginya angka pengangguran yang disebabkan antara lain tidak sebandingnya jumlah pertumbuhan angkatan kerja dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, serta rendahnya kompetensi tenaga kerja. Akibatnya, angkatan kerja yang begitu
besar di Kota Medan belum terserap secara optimal oleh sektor-sektor formal.
Perkembangan ekonomi Kota Medan tidak dapat dilepaskan dari kondisi ekonomi yang dialami oleh Provinsi Sumatera Utara. Sebagai salah satu daerah
tingkat II dan merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan menjadi pusat perekonomian dan pemerintahan dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi diantara daerah tingkat dua lainnya di Sumatera Utara.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis mengambil judul tugas akhir yaitu “Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kota Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah penelitianadalah
mencari seberapa besar nilai pengaruh setiap variabel dan mana yang lebih dominan berpengaruh antara jumlah penduduk, pendapatan dan
pengangguranterhadap kemiskinan di Kota Medan.
1.3 Batasan Masalah
Untuk memberikan kejelasan dan memberikan kemudahan penelitian ini agar
mempengaruhi yaitu jumlah penduduk,pendapatan dan pengangguran.Data kuantitatif yang digunakan adalah data jumlah penduduk miskin,data
jumlahpenduduk,data pengangguran dan data pendapatanpada tahun 2003 sampai tahun 2012.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secaraempiris
seberapa besar pengaruh jumlah penduduk, pendapatan dan pengangguranterhadap kemiskinan di Kota Medan daritahun 2003 sampai tahun
2012.
1.5 Manfaat Penelitian
Kontribusi yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Kontribusi empiris pada pengaruh jumlah penduduk, pendapatan dan pengangguran terhadap kemiskinan di Kota Medan.
2. Konstribusi kebijakan untuk memberikan masukan bagi pemerintah pusat
maupun daerah dalam hal penyusunan kebijakan di masa yang akan datang.
3. Konstribusi teori sebagai bahan referensi dan data tambahan bagi peneliti-peneliti lainnya yang tertarik pada bidang kajian ini.
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian dan riset data dilakukan di Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera
1.7 Metode Penelitian
Metode penelitian yaitu suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu
dapat terwujud. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai berikut:
a. Penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untukmemperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu denganmembaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritisyang mendukung penulisan
tugas akhir.
b. Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, telah dilakukan olehpenulis dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kantorBadan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara. Data yangdikumpulkan tersebut kemudian disusun dan disajikan dalam bentukangka-angka dengan tujuan
untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.
1.8 Tinjauan Pustaka
Untuk mendukung penyelesaian penelitian ini, peniliti menggunakan teori-teori sebagai berikut :
Menyatakan perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh
diperlukan alat analisis yang memungkinkan kita untuk membuat perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang mempengaruhinya. (Algifari,
2000)
Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisa regresi.Model matematis dalam menjelaskan hubungan antara variabel dalam analisis regresi menggunakan
persamaan regresi.
Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan regresi adalah bahwa antara variabel dependen dengan variabel independen
mempunyai sifat hubungan sebab akibat, baik yang didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya, ataupun yang berdasarkan pada penjelasan logis tertentu.
Bentuk hubungan antara variabel dapat searah atau dapat berlawanan arah.
Hubungan antara variabel searah artinya perubahan nilai yang satu dengan nilai yang lain searah. Hubungan antara variabel berlawanan arah artinya perubahan nilai yang satu dengan nilai yang lain berlawanan arah.
Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau
lebih terhadap variabel kriteriumnya. (Usman, Husaini, dan R. Purnomo Akbar, 1995)
Untuk analisa regresi akan dibedakan dua jenis variabel yaitu variabel
yang mudah didapat atau tersedia sering digolongkan dalam variabel bebas, sedangkan variabel yang terjadi karena variabel bebas itu merupakan variabel
tidak bebas. (Sudjana, 2001)
Setelah mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel dimana persamaan regresinya telah ditentukan dan telah melakukan pengujian maka persoalan berikutnya yang dirasakan perlu jika data hasil pengamatan terdiri dari
banyak variabel adalah seberapa kuat hubungan antara variabel-variabel itu. Dengan kata lain perlu ditentukan derajat hubungan antara variabel-variabel
tersebut. (Sudjana, 2001)
Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel-variabel tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui
derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi.
Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan di dalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti oleh
penurunan di dalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel
walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan. (Iswardono, 1981)
Analisis regresi merupakan suatu teknik (technique) untuk membuat
persamaan matematis yang mendefenisikan hubungan antar dua variabel (Mason, 1996).
Hubungan linier antara dua variabel ini dibedakan atas variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y) disebut regresi linier sederhana, sedangkan analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel terikat (Y) dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi lebih dari satu variabel bebas (𝑋𝑋1, 𝑋𝑋2, 𝑋𝑋3, … , 𝑋𝑋𝑛𝑛) disebut regresi
linier berganda. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi linier berganda.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dalam tugas akhir ini. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis membagi enam bab di mana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika
penulisannya adalah sebagai berikut: BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusanmasalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodepenelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian regresi linier berganda, uji regresi linier berganda,koefisien determinasi, korelasi regresi linier ganda dan uji koefisien regresi berganda.
BAB 3 : PENGOLAHAN DATA
Bab ini menguraikan pengolahan data dengan menggunakan metode
BAB 4 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari