LEPRA LEPRA
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Lepr
Lepra a mermerupakupakan an penypenyakit tertua akit tertua yanyang g samsampai pai seksekaranarang g masmasih ih adaada. . LepLeprara berasal dari bahasa India kustha, dikenal sejak 1400 tahun sebelum masehi. Lepra berasal dari bahasa India kustha, dikenal sejak 1400 tahun sebelum masehi. Lepra merupak
merupakan penyakit an penyakit yang sangat ditakuti yang sangat ditakuti oleh masyarakat karena dapat oleh masyarakat karena dapat menyebmenyebabkanabkan uls
ulsererasiasi, , mumutiltilasasi i dadan n dedefoformirmitastas. . PePendnderierita ta lelepra pra tidtidak ak hahanya nya memendndererita ita akakibaibatt penyakitnya saja tetapi juga karena dikucilkan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu, penyakitnya saja tetapi juga karena dikucilkan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu, penulis akan membahas penyakit lepra lebih mendalam dalam makalah ini.
penulis akan membahas penyakit lepra lebih mendalam dalam makalah ini. 11
Le
Leprpra a memerurupapakakan n pepenynyakakit it ininfefeksksi i yayang ng krkrononikik, , dadan n pepenynyebebababnynya a iaialalahh Mycobacterium leprae
Mycobacterium leprae yang bersifat intrasellular obligat. Saraf perifer sebagai afinitasyang bersifat intrasellular obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat.
organ lain kecuali susunan saraf pusat. 11
Penderita lepra tersebar di seluruh dunia. Jumlah yang tercatat 888.340 orang Penderita lepra tersebar di seluruh dunia. Jumlah yang tercatat 888.340 orang pada tahun 1997. Sebenarnya kapan penyakit lepra ini mulai bertumbuh tidak dapat pada tahun 1997. Sebenarnya kapan penyakit lepra ini mulai bertumbuh tidak dapat dike
diketahutahui i dendengan gan paspasti, ti, tetatetapi pi ada ada yanyang g berpberpendendapat apat penypenyakit akit ini ini beraberasal sal dardari i AsiaAsia Tengah kemudian menyebar ke Mesir, Eropa, Afrika dan Amerika. Di Indonesia tercatat Tengah kemudian menyebar ke Mesir, Eropa, Afrika dan Amerika. Di Indonesia tercatat 33
33.7.739 39 ororanang g pependndereritita a leleprpra. a. InIndodonenesisia a memerurupapakakan n nenegagara ra keketitiga ga teterbrbananyayakk penderitanya setelah India dan Brasil dengan prevalensi 1,7 per 10.000 penduduk.
penderitanya setelah India dan Brasil dengan prevalensi 1,7 per 10.000 penduduk. 22
DEFINISI DEFINISI
Lepr
Lepra a adaadalah lah penypenyakit akit menmenulaular r krokronik nik yanyang g berkberkembembang ang lamlambat, bat, disedisebabbabkankan oleh
oleh Mycobacterium lepraeMycobacterium leprae dan ditandai dengan pembentukan lesi granulomatosa ataudan ditandai dengan pembentukan lesi granulomatosa atau ne
neururototroropipik k papada da kukulilit, t, seselalapuput t lelendndirir, , sasararaf, f, tutulalangng, , dadan n ororgagan-n-ororgagan n dadalalam.m. Manifestasinya berupa gejala-gejala klinis dengan spektrum luas, yang terdiri dari dua Manifestasinya berupa gejala-gejala klinis dengan spektrum luas, yang terdiri dari dua tipe utama, dengan jenis
tipe utama, dengan jenis lepromatouslepromatous pada ujung spektrum danpada ujung spektrum dan tuberkuloid tuberkuloid di ujungdi ujung yang lain: diantara dua tipe ini
yang lain: diantara dua tipe ini terdapat tipeterdapat tipe borderlineborderline, dengan dua sub tipe,, dengan dua sub tipe, borderlineborderline tuberkuloid dan borderlinelepromatous
tuberkuloid dan borderlinelepromatous. Disebut juga. Disebut juga Hansen’s diseaseHansen’s disease.. 33
PATOGENESIS PATOGENESIS
Ma
Masusuknknya ya M.M.LeLeprprae ae ke ke dadalalam m tutububuh h akakan an diditatangngkakap p ololeh eh APAPC C (A(Antntigigenen Presenting Cell) dan melalui dua signal yaitu signal pertama dan signal kedua. Signal Presenting Cell) dan melalui dua signal yaitu signal pertama dan signal kedua. Signal pertama adalah tergantung pada TCR- terkait antigen (
dipr
dipresenesentasitasikan kan oleh oleh molmolekul ekul MHC MHC pada pada perpermukmukaan APC aan APC sedsedangkangkan an signsignal al kedukeduaa adalah produksi sitokin dan ekspresinya pada permukaan dari molekul kostimulator adalah produksi sitokin dan ekspresinya pada permukaan dari molekul kostimulator APC yang berinteraksi dengan ligan sel T melalui CD28. Adanya kedua signal ini akan APC yang berinteraksi dengan ligan sel T melalui CD28. Adanya kedua signal ini akan mengaktivasi To sehingga To akan berdifferensiasi menjadi Th1 dan Th2. Adanya TNF α mengaktivasi To sehingga To akan berdifferensiasi menjadi Th1 dan Th2. Adanya TNF α dan IL 12 akan membantu differensiasi To menjadi Th1.
dan IL 12 akan membantu differensiasi To menjadi Th1.
Th 1 akan menghasilkan IL 2 dan IFN γ yang akan meningkatkan fagositosis Th 1 akan menghasilkan IL 2 dan IFN γ yang akan meningkatkan fagositosis mak
makrofarofag( g( fenfenolat olat glikglikolipolipid id I I yanyang g mermerupakupakan an lemalemak k dari dari M.leM.lepraprae e akaakan n beriberikatakatann dengan C3 melalui reseptor CR1,CR3,CR4 pada permukaannya lalu akan difagositosis) dengan C3 melalui reseptor CR1,CR3,CR4 pada permukaannya lalu akan difagositosis) dan proliferasi sel B. Selain itu, IL 2 juga akan mengaktifkan CTL lalu CD8+. Di dalam dan proliferasi sel B. Selain itu, IL 2 juga akan mengaktifkan CTL lalu CD8+. Di dalam fagosit, fenolat glikolipid I akan melindungi bakteri dari penghancuran oksidatif oleh fagosit, fenolat glikolipid I akan melindungi bakteri dari penghancuran oksidatif oleh anion superoksida dan radikal hidroksil yang dapat menghancurkan secara kimiawi. anion superoksida dan radikal hidroksil yang dapat menghancurkan secara kimiawi. Karena gagal membunuh antigen maka sitokin dan
Karena gagal membunuh antigen maka sitokin dan growth factorsgrowth factors akan terus dihasilkanakan terus dihasilkan da
dan n akakan an memerusrusak ak jajarinringan gan akakibaibatnytnya a mamakrokrofafag g akaakan n terterus us diadiaktiktifkafkan n dan dan lamlamaa kelamaan sitoplasma dan organella dari makrofag akan membesar, sekarang makrofag kelamaan sitoplasma dan organella dari makrofag akan membesar, sekarang makrofag seudah disebut dengan sel epiteloid dan penyatuan sel epitelioid ini akan membentuk seudah disebut dengan sel epiteloid dan penyatuan sel epitelioid ini akan membentuk granuloma.
granuloma.
Th2 akan menghasilkan IL 4, IL 10, IL 5, IL 13. IL 5 akan mengaktifasi dari Th2 akan menghasilkan IL 4, IL 10, IL 5, IL 13. IL 5 akan mengaktifasi dari eosinofil. IL 4 dan IL 10 akan mengaktifasi dari makrofag. IL 4 akan mengaktifasi sel B eosinofil. IL 4 dan IL 10 akan mengaktifasi dari makrofag. IL 4 akan mengaktifasi sel B untuk menghasilkan IgG4 dan IgE. IL 4 , IL10, dan IL 13 akan mengaktifasi sel mast. untuk menghasilkan IgG4 dan IgE. IL 4 , IL10, dan IL 13 akan mengaktifasi sel mast. Si
Signgnal al I I tatanpnpa a adadanyanya a sisigngnal al II II akakan an memengngindinduksuksi i adadanyanya a sel T sel T aneanergrgi i dan dan tidtidakak tera
teraktivaktivasinysinya APC a APC secsecara ara lenlengkap gkap akaakan n menymenyebabebabkan kan resprespon on ke ke araarah h Th2Th2. . PadPadaa Tu
Tuberberkolokoloid id LeprLeprosyosy, , kita akan kita akan melmelihat bahwa ihat bahwa Th Th 1 1 akaakan n lebilebih h tingtinggi gi dibdibandiandingkngkanan dengan Th2 sedangkan pada Lepromatous leprosy, Th2 akan lebih tinggi dibandingkan dengan Th2 sedangkan pada Lepromatous leprosy, Th2 akan lebih tinggi dibandingkan dengan Th1.
dengan Th1.44
GEJALA KLINIS GEJALA KLINIS
Gejala dan keluhan penyakit bergantung pada Gejala dan keluhan penyakit bergantung pada55::
1.
1. mulmultiplikatiplikasi si dan dan disediseminasminasi i kumkuman an M. M. lepralepraee 2.
2. resprespons imons imun penun penderiderita terhta terhadap kadap kumauman M. leprn M. lepraeae 3.
3. komkomplikaplikasi yang disi yang diakibaakibatkan oltkan oleh kerueh kerusakasakan saraf pen saraf perifer rifer
Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai kulit, Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai kulit, saraf, dan membran mukosa
menjadi 'kusta tuberkuloid (Inggris: paucibacillary), kusta lepromatosa (penyakit Hansen menjadi 'kusta tuberkuloid (Inggris: paucibacillary), kusta lepromatosa (penyakit Hansen multibasiler), atau kusta multibasiler (borderline leprosy).
multibasiler), atau kusta multibasiler (borderline leprosy). Penilaian
Penilaian untuk tanduntuk tanda-tanda fisik tera-tanda fisik terdapat pada 3 aredapat pada 3 area umum: lesi kutaa umum: lesi kutaneus,neus, neuropathi, dan mata.
neuropathi, dan mata. Un
Untuk tuk leslesi i kukutantaneueus, s, memenilnilai ai jujumlmlah ah dadan n didistrstribuibusi si leslesi i papada da kukulitlit. . MaMakukulala hipopigmentasi dengan tepian yang menonjol sering merupakan lesi kutaneus yang hipopigmentasi dengan tepian yang menonjol sering merupakan lesi kutaneus yang pert
pertama kali muncama kali muncul. Serinul. Sering juga berupa plakg juga berupa plak. . LesLesi i mungmungkin atau tidakin atau tidak mungkik mungkinn menjadi hipoesthetik. Lesi pada pantat sering sebagai indikasi tipe borderline.
menjadi hipoesthetik. Lesi pada pantat sering sebagai indikasi tipe borderline. Tanda-tanda umum dari neuropathy lepra
Tanda-tanda umum dari neuropathy lepra 1.
1. neneurouropapathy thy sesensnsorioris s jaujauh h lelebih bih umumum um dibdibanandindingkgkan an neneurouropapathy thy momotortorik, ik, tatapipi neuropathy motorik murni dapat juga muncul.
neuropathy motorik murni dapat juga muncul. 2.
2. monmononeuoneuroparopathy thy dan mudan multipltiplex molex mononnoneurieuritis daptis dapat timat timbul, debul, dengangan saran saraf ulnaf ulna dan peroneal yang lebih sering terlibat
dan peroneal yang lebih sering terlibat 3.
3. neurneuropaopathy perthy perifer sifer simetimetris daris dapat jupat juga timga timbulbul Gejala dari neuropathy lepra biasanya termasuk berikut: Gejala dari neuropathy lepra biasanya termasuk berikut:
1.
1. anesthesanesthesia, tidak nyeriia, tidak nyeri, , patpatch kulit yang tidak gatach kulit yang tidak gatal,: pasiel,: pasien dengan lesi kulitn dengan lesi kulit ya
yang ng memenunututupi pi cacababang ng sasararaf f peperirifefer r memempmpununyayai i reresisiko ko titingnggi gi ununtutukk berkembangnya
berkembangnya kerusakan kerusakan motoris motoris dan dan sensoris.sensoris. 2.
2. defodeformitrmitas as yanyang disebg disebabkabkan kelean kelemahamahan dan menn dan mensia-sia-siaksiakan dari otan dari otot-oot-otot yatot yangng diin
diinervaervasi si oleh saraf oleh saraf perperifer yang ifer yang terpterpengengaruh (ct. aruh (ct. claw hand claw hand atau drop atau drop foofoott menyusul kelemahan otot)
menyusul kelemahan otot) 3.
3. gejala sensoris yang berkurang untuk melengkapi hilangnya sensasi, paresthesiagejala sensoris yang berkurang untuk melengkapi hilangnya sensasi, paresthesia da
dalam lam didistrstribibusi usi sasarafraf-sa-saraf raf yayang ng teterperpengngaruaruh, h, nynyereri i neneurauralgilgia a sasaat at sarsaraf af memendek atau diregangkan
memendek atau diregangkan 4.
4. lepulepuh yang timbul sponh yang timbul spontan dan ulcus troptan dan ulcus tropic sebagaic sebagai i konkonsekusekuensensi i dari hiladari hilangnyngnyaa sensoris
sensoris
Gejala yang terlihat pada suatu reaksi Gejala yang terlihat pada suatu reaksi
1.
1. rereakaksi si rereveversrsal al – – ononseset t yyanang g memendndadadak ak dadari ri kukulilit t yyanang g kekememerarahahan n dadann munculnya lesi-lesi kulit yang baru
munculnya lesi-lesi kulit yang baru 2.
2. reakreaksi ENL – nodusi ENL – nodul pada kulit yanl pada kulit yang multipg multiple, demle, demam, nyeri seam, nyeri sendi, nyerndi, nyeri otot, dani otot, dan mata merah
3.
3. nyeri neuritik yang hebat nyeri neuritik yang hebat dan perubahan ydan perubahan yang cepat dari ang cepat dari kerusakan saraf perifer kerusakan saraf perifer yang menghasilkan claw hand atau drop foot
yang menghasilkan claw hand atau drop foot77..
Kerusakan mata pada kusta dapat primer dan sekunder. Primer mengakibatkan Kerusakan mata pada kusta dapat primer dan sekunder. Primer mengakibatkan alopesia pada alis mata dan bulu mata, juga dapat mendesak jaringan mata lainnya. alopesia pada alis mata dan bulu mata, juga dapat mendesak jaringan mata lainnya. Se
Sekukundnder er didisesebababkbkan an ololeh eh rurusasaknknya ya N.N.fafasisialalis is yayang ng dadapapat t memembmbuauat t papararalilisisiss N.orbitkularis palpebrarum sebagian atau seluruhnya, mengakibatkan lagoftalmus yang N.orbitkularis palpebrarum sebagian atau seluruhnya, mengakibatkan lagoftalmus yang selanjutnya, menyebabkan kerusakan bagian – bagian mata lainnya. Secara sendirian selanjutnya, menyebabkan kerusakan bagian – bagian mata lainnya. Secara sendirian atau bersama – sama akan menyebabkan kebutaan
atau bersama – sama akan menyebabkan kebutaan88..
PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Laboratorium
1.
1. HiHituntung seg sel dal darah rah lenlengkgkapap 2.
2. Glukosa darah, BUN, creatinine, liver function testsGlukosa darah, BUN, creatinine, liver function tests 3.
3. HIV status, terutama nonresponder HIV status, terutama nonresponder 4.
4. Kerokan kulit dan atau mukosa hidung untuk AFBKerokan kulit dan atau mukosa hidung untuk AFB 5.
5. KeluargKeluarga dan a dan atau satau screening creening kontak kontak untuk untuk bukti terbukti terjangkitjangkit Pemerik
Pemeriksaaan bakterioskopsaaan bakterioskopik, ik, sediaan dari sediaan dari kerokan jaringan kulit kerokan jaringan kulit atau usapan atau usapan mukosamukosa hidung yang diwarnai dengan
hidung yang diwarnai dengan pewarnaan BTpewarnaan BTA A ZIEHL NEEZIEHL NEELSON.LSON. Imaging Studies
Imaging Studies
•
• Foto thorakFoto thorak
•
• Foto rontgen untuk mendeteksi keterlibatan tulangFoto rontgen untuk mendeteksi keterlibatan tulang •
• MRI atau CT dari sendi neurophatik saat diperlukanMRI atau CT dari sendi neurophatik saat diperlukan •
• Magnetic resonance (MR) neurography pada kondisi khususMagnetic resonance (MR) neurography pada kondisi khusus •
• Ultrasonography dan Doppler ultrasonographyUltrasonography dan Doppler ultrasonography
Tes Yang Lain Tes Yang Lain
a. Tes Imunologi a. Tes Imunologi
•
• Lepromin testLepromin test
•
• ReRespspon on imimun un seselululeler r memelalawawan n M M leleprprae ae jujuga ga dadapapat t didipepelalajajari ri dedengnganan
lymphocyte transformation test dan lymphocyte migration inhibition test (LMIT). lymphocyte transformation test dan lymphocyte migration inhibition test (LMIT). Tes berdasar pada deteksi antibody M lepra atau antigen.
Tes berdasar pada deteksi antibody M lepra atau antigen.
•
•
• Estimasi dari komponen spesifik M leprae pada jaringanEstimasi dari komponen spesifik M leprae pada jaringan
b. DNA Recombinant dan polymerase chain reaction (PCR) b. DNA Recombinant dan polymerase chain reaction (PCR)
c. Penyelidikan tentang abnormalitas konduksi saraf termasuk sebagai berikut: c. Penyelidikan tentang abnormalitas konduksi saraf termasuk sebagai berikut:
•
• konkonduksduksi i yanyang g melamelambambat t secasecara segmera segmental ntal terlterlihat pada tempihat pada tempat-tat-tempempatat
terperangkap (ct segmen siku dari saraf ulnaris), latensi distal memanjang, terperangkap (ct segmen siku dari saraf ulnaris), latensi distal memanjang, berkurangnya (sensorik atau motorik) velositas konduksi saraf
berkurangnya (sensorik atau motorik) velositas konduksi saraf
•
• berkurangnya amplitude dari evoked motor responses (ct, compound muscleberkurangnya amplitude dari evoked motor responses (ct, compound muscle
acti
action on potepotentiantials ls [CMA[CMAPs]Ps]) ) ataatau u hilahilangnya ngnya ampamplitolitodo do rendrendah ah dardari i potpotensiensialal sensoris.
sensoris.
•
• SarSarafaf-sa-saraf raf yayang ng papalinling g seserinring g terterliblibat at diddidalaalamnymnya a adadalaalah h sasaraf raf ulnulnariaris,s,
peroneal, median, dan saraf-saraf tibial peroneal, median, dan saraf-saraf tibial99..
DIAGNOSIS-KRITERIA DIAGNOSIS-KRITERIA
Di
Diagagnonosa sa dadari ri leleprpra a papada da umumumumnynya a beberdrdasasararkakan n papada da gegejajala la klklininis is dadann sym
symptoptom. m. LeLesi si kulkulit it dadapapat t bebersirsifafat t tutunggnggal al atatau au mumultiltiple ple yayang ng bibiasaasanynya a dedengangann pigm
pigmentaentasi si lebilebih h sedsedikit ikit dibadibandinndingkan gkan kulkulit it normnormal al yanyang g menmengeligelilinglingi. i. KadKadang ang lesilesi tampak kemerahan atau berwarna tembaga. Beberapa variasi lesi kulit mungkin terlihat, tampak kemerahan atau berwarna tembaga. Beberapa variasi lesi kulit mungkin terlihat, tapi
tapi umuumumnymnya a berberupa upa makmakula ula (da(datar)tar), , pappapula ula (me(menonnonjol)jol), , ataatau u nodnodul. ul. KehKehilanilangangan sensasi merupakan tipikal dari lepra. Lesi pada kulit mungkin menunjukkan kehilangan sensasi merupakan tipikal dari lepra. Lesi pada kulit mungkin menunjukkan kehilangan sensasi pada pinprick atau sentuhan halus. Saraf yang menebal, terutama cabang saraf sensasi pada pinprick atau sentuhan halus. Saraf yang menebal, terutama cabang saraf perifer merupakan ciri-ciri lepra. Saraf yang menebal biasanya disertai oleh tanda-tanda perifer merupakan ciri-ciri lepra. Saraf yang menebal biasanya disertai oleh tanda-tanda lain sebagai hasil
lain sebagai hasil dari kerusakan saraf. Ini dari kerusakan saraf. Ini dapat mengakibadapat mengakibatkan berkurangnya sensasitkan berkurangnya sensasi pada kulit dan kelemahan otot-otot yang dipersarafi oleh saraf yang terserang. Pada pada kulit dan kelemahan otot-otot yang dipersarafi oleh saraf yang terserang. Pada ketidakhadiran tanda-tanda tadi, hanya penebalan saraf, tanpa berkurangnya sensori ketidakhadiran tanda-tanda tadi, hanya penebalan saraf, tanpa berkurangnya sensori dan atau kelemahan otot menjadi tanda yang kurang reliable bagi lepra. Smear pada dan atau kelemahan otot menjadi tanda yang kurang reliable bagi lepra. Smear pada kulit dengan hasil positif: pada proporsi kecil dari kasus-kasus, bentuk batang, basil kulit dengan hasil positif: pada proporsi kecil dari kasus-kasus, bentuk batang, basil lepra tercat merah, dimana merupakan diagnostic dari penyakit, dapat terlihat pada lepra tercat merah, dimana merupakan diagnostic dari penyakit, dapat terlihat pada se
sediadiaan an yayang ng diadiambmbil il dardari i kukulit lit yayang ng terterinfinfekseksi i sasaat at didipeperikriksa sa didibawbawah ah mimikrkrososkopkop sesudah mengalami pengecatan yang tepat.
sesudah mengalami pengecatan yang tepat. Se
Seseoseorarang ng yayang ng memenununjunjukkkkan an kekelalainainan n kulkulit it atatau au dedengangan n sysympmptom tom yayangng me
mengngararah ah kekepapada da kekerurusasakakan n sasararaf, f, didimamana na papada da didiririnynya a tatandnda a kakardrdininal al titidadakk dida
tersebut sebaiknya diberitahu tentang fakta-fakta dasar dari lepra dan disarankan untuk tersebut sebaiknya diberitahu tentang fakta-fakta dasar dari lepra dan disarankan untuk kembali ke pusat kesehatan jika gejala tetap ada selama lebih dari enam bulan atau jika kembali ke pusat kesehatan jika gejala tetap ada selama lebih dari enam bulan atau jika dite
ditemukmukan an gejagejala la makmakin in memmemburuburuk. k. SusSuspek pek kaskasus us dapdapat at dikdikirim irim ke ke klinklinik ik rujurujukankan dengan fasilitas yang lebih baik untuk diagnose
dengan fasilitas yang lebih baik untuk diagnose1010..
Ad
Ada a 3 3 tatandnda a kakardrdininalal, , yayang ng kakalalau u sasalalah h sasatutunynya a adada a susudadah h cucukukup p ununtutukk menetapkan diagnosis dari penyakit kusta yakni
menetapkan diagnosis dari penyakit kusta yakni55::
1. Lesi kulit yang anestesi, 1. Lesi kulit yang anestesi, 2. Penebalan saraf perifer, dan 2. Penebalan saraf perifer, dan
3. Ditemukannya M. leprae sebagai bakteriologis positif. 3. Ditemukannya M. leprae sebagai bakteriologis positif. Klas
Klasifikasifikasi i berdaberdasarksarkan an padpada a systsystem em klinklinis is yang bertujuan pada yang bertujuan pada penpengobatgobatanan terdi
terdiri dari ri dari penpenggunaggunaan jumlaan jumlah dari lesi pada kulit dan saraf yang terlh dari lesi pada kulit dan saraf yang terlibat sebagibat sebagaiai das
dasar ar untuntuk uk memengkngkeloelompmpokkokkan an paspasien ien leplepra ra kekedaldalam am mumultiltibasbasileiler r leplepra(ra(MB) MB) dadann pausibasiler lepra(PB)
pausibasiler lepra(PB)1111..
Adapun klasifikasi yang banyak dipakai pada bidang penelitian adalah klasifikasi Adapun klasifikasi yang banyak dipakai pada bidang penelitian adalah klasifikasi menurut Ridley dan Jopling yang mengelompokkan penyakit kusta menjadi 5 tipe yaitu menurut Ridley dan Jopling yang mengelompokkan penyakit kusta menjadi 5 tipe yaitu Tipe tuberculoid- tuberculoid (TT), Tipe borderline tuberculoid (BT), Tipe Tipe tuberculoid- tuberculoid (TT), Tipe borderline tuberculoid (BT), Tipe borderline-borderline (BB), Tipe borderline-borderline lepromatous (BL) dan Tipe lepromatous- lepromatous borderline (BB), Tipe borderline lepromatous (BL) dan Tipe lepromatous- lepromatous (LL
(LL) ) berberdasdasarkarkan an gagambmbaraaran n kliklinisnis, , bakbakterterioliologogis,his,hististopaopatoltologiogis, s, dan dan imimunounologlogisis1212..
Sekarang klasifikasi ini juga secara luas dipakai di klinik dan untuk pemberantasan Sekarang klasifikasi ini juga secara luas dipakai di klinik dan untuk pemberantasan 1313..
Untuk program pengobatan, WHO membaginya atas kelompok Pausibasiler (PB) dan Untuk program pengobatan, WHO membaginya atas kelompok Pausibasiler (PB) dan kelompok multibasiler (MB)
kelompok multibasiler (MB)1414..
P
Paadda a tutubbeerkrkuuloloiid d lleeprproosysy, , ttiipe pe lleessininyya a adadaalalah h aaddaanynya a mmaakukulla a yyanangg hipopigmentasi, anestesi, dengan pinggir yang agak tinggi dan bervariasi ukurannya hipopigmentasi, anestesi, dengan pinggir yang agak tinggi dan bervariasi ukurannya dari mm sampai lesi besar yang menutupi seluruh tubuh. Warna lesinya adalah eritema dari mm sampai lesi besar yang menutupi seluruh tubuh. Warna lesinya adalah eritema atau ungu pada pinggirnya dan hipopigmentasi di tengah. Distribusi lesinya adalah atau ungu pada pinggirnya dan hipopigmentasi di tengah. Distribusi lesinya adalah dimana saja termasuk wajah. Keterlibatan saraf yaitu dapat terjadinya penebalan saraf dimana saja termasuk wajah. Keterlibatan saraf yaitu dapat terjadinya penebalan saraf pada pinggir lesi dan sering terjadi pembesaran saraf perifer pada nervus Ulnaris.
pada pinggir lesi dan sering terjadi pembesaran saraf perifer pada nervus Ulnaris.
Pada lepromatous Leprosy, tipe lesinya adalah makula kecil yang eritematous Pada lepromatous Leprosy, tipe lesinya adalah makula kecil yang eritematous atau hipopigmentasi yang akan menjadi papul, plak, nodul, dan penebalan kulit yang atau hipopigmentasi yang akan menjadi papul, plak, nodul, dan penebalan kulit yang difus. Sela
difus. Selain itu, kita juga bisin itu, kita juga bisa a menjummenjumpai hilangnypai hilangnya rambut pada ala rambut pada alis dan bulu matais dan bulu mata (ma
me
mengngububah ah wawajah jah yayang ng nonormarmal. l. WWararna na lelesinsinya ya adaadalah lah wawarnrna a kukulitlit, , ereriteitemama, , dandan hipopigm
hipopigmentasi. Distribusinya adalah bilateral simetris entasi. Distribusinya adalah bilateral simetris termasutermasuk k cuping telinga, wajah cuping telinga, wajah ,, lengan, dan pantat atau nyang paling jarang di badan dan ekstremitas bawah. Pada lengan, dan pantat atau nyang paling jarang di badan dan ekstremitas bawah. Pada membran mukosa tepatnya di lidah dijumpai plak, nodul, atau fisura.
membran mukosa tepatnya di lidah dijumpai plak, nodul, atau fisura.
Pada borderline, lesinya terdapat diantara tuberkuloid dan lepromatous dengan Pada borderline, lesinya terdapat diantara tuberkuloid dan lepromatous dengan makula, papul, dan plak. Ditemukan adanya anestesi dan penurunan keringat pada lesi. makula, papul, dan plak. Ditemukan adanya anestesi dan penurunan keringat pada lesi. PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN11
Tu
Tujuan juan utamutama a yaityaitu u memmemutusutuskan kan matmata a rantrantai ai penupenularalaran n untuuntuk k menmenurunurunkankan insi
insiden den penypenyakitakit, , menmengobgobati ati dan dan menymenyembembuhkauhkan n penpenderiderita, ta, menmencegcegah ah timbtimbulnyaulnya penyakit, untuk mencapai tujuan tersebut, srategi pokok yg dilakukan didasarkan atas penyakit, untuk mencapai tujuan tersebut, srategi pokok yg dilakukan didasarkan atas de
detekteksi si didini ni dadan n pepengngobaobatan tan pependnderierita. ta. DaDapspsonon, , diadiamimino no didifefenil nil susulfolfon n berbersifsifatat bakterio
bakteriostatik yaitu statik yaitu menghamenghalangi atau langi atau menghamenghambat pertumbuhan bakteri. mbat pertumbuhan bakteri. LampreneLamprene atau
atau Clofazimin, merupakan Clofazimin, merupakan bakteriostatik dan bakteriostatik dan dapat dapat menekan menekan reaksi reaksi kusta.kusta.
Rifampicin, bakteriosid yaitu membunuh kuman. Rifampicin bekerja dengan cara Rifampicin, bakteriosid yaitu membunuh kuman. Rifampicin bekerja dengan cara men
menghaghambat mbat DNADNA- - depdependendent ent RNA polymRNA polymeraserase e padpada a sel sel bakbakteri teri dengdengan an berberikatikatanan pada subunit beta. Prednison, untuk penanganan dan pengobatan reaksi kusta. Sulfas pada subunit beta. Prednison, untuk penanganan dan pengobatan reaksi kusta. Sulfas Ferrosus untuk penderita kusta dgn anemia berat. V
Ferrosus untuk penderita kusta dgn anemia berat. Vitamin itamin A, untuk penderita kusta dgnA, untuk penderita kusta dgn kekering
kekeringan kulit an kulit dan bersisik (ichtyosis). Ofloxacin dan Minosiklin untuk penderita kustadan bersisik (ichtyosis). Ofloxacin dan Minosiklin untuk penderita kusta tipe PB I.
tipe PB I.
Regimen pengobatan kusta disesuaikan dengan yang direkomendasikan oleh Regimen pengobatan kusta disesuaikan dengan yang direkomendasikan oleh WHO
WHO/DE/DEPKEPKES S RI RI (198(1981) 1) dendengan gan memmemakai akai regiregimen men penpengobagobatan tan MDT/MDT/= = multmulti i drugdrug tr
treaeatmtmenent. t. KeKegugunanaan an MDMDT T ununtutuk k memengngatatasasi i reresisiststenensi si DaDapspson on yayang ng sesemamakikinn meningkat, mengatasi ketidakteraturan penderita dalam berobat, menurunkan angka meningkat, mengatasi ketidakteraturan penderita dalam berobat, menurunkan angka putus obat pada pemakaian monoterapi Dapson, dan dapat mengeliminasi persistensi putus obat pada pemakaian monoterapi Dapson, dan dapat mengeliminasi persistensi kuman kusta dalam jaringan.
kuman kusta dalam jaringan.
Bila reaksi tidak ditangani dengan cepat
Bila reaksi tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka dapat dan tepat maka dapat timbul kecacatatimbul kecacatann beru
berupa kelumpa kelumpuhapuhan yang perman yang permanen sepenen seperti rti claw hanclaw hand , d , drop foodrop foot ,t , claw toesclaw toes , dan, dan kontrakt
kontrakturur. . Untuk mengatasi hal-hal Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas dilakukan tersebut diatas dilakukan pengobapengobatantan .. “Prinsip“Prinsip pen
pengobagobatan reakstan reaksi i KustKusta a yaityaitu u immimmobilobilisasisasi i / / istiistiraharahat, pembert, pemberian analgian analgesik danesik dan sed
sedatifatif, , pempemberiberian an obaobat-obt-obat at antanti i reakreaksi, si, MDT MDT ditediteruskruskan an dendengan gan dosdosis is yanyang g tidatidakk diubah.
obat-obat penenang bila perlu, dapat diberikan Chloroquine 150 mg 3x1 selama 3-5 obat-obat penenang bila perlu, dapat diberikan Chloroquine 150 mg 3x1 selama 3-5 hari, dan MDT (obat kusta) diteruskan dengan dosis yang tidak diubah. Reaksi berat, hari, dan MDT (obat kusta) diteruskan dengan dosis yang tidak diubah. Reaksi berat, immobilisasi, rawat inap di rumah sakit, pemberian analgesik dan sedative, MDT (obat immobilisasi, rawat inap di rumah sakit, pemberian analgesik dan sedative, MDT (obat kus
kusta) ta) ditediteruskruskan an dendengan gan dosdosis is tidatidak k diubdiubah, ah, pempemberberian ian obaobat-obt-obat at anti anti reareaksi ksi dandan pemberian obat-obat kortikosteroid misalnya prednison.
pemberian obat-obat kortikosteroid misalnya prednison. 1515
KOMPLIKASI KOMPLIKASI
Di dunia
Di dunia, , leprlepra a munmungkin penygkin penyebaebab b tersterserinering g kerkerusakusakan pada organ an pada organ tantangangan.. Tra
Trauma dan infeksi kronik sekunder uma dan infeksi kronik sekunder dapat menyebadapat menyebabkan hilangnybkan hilangnya jari jemari ataupuna jari jemari ataupun ekstremitas bagian distal. Juga sering terjadi kebutaan. Hilangnya hidung dapat terjadi ekstremitas bagian distal. Juga sering terjadi kebutaan. Hilangnya hidung dapat terjadi pada kasus LL.
pada kasus LL.1616
PROGNOSIS PROGNOSIS
Dengan adanya obat-obat kombinasi, pengobatan mejadi lebih sederhana dan Dengan adanya obat-obat kombinasi, pengobatan mejadi lebih sederhana dan lebih singkat, serta prognosis menjadi lebih baik. Jika sudah ada kontraktur dan ulkus lebih singkat, serta prognosis menjadi lebih baik. Jika sudah ada kontraktur dan ulkus kronik, prognosis menjadi kurang baik.
kronik, prognosis menjadi kurang baik. 1717
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
1.
1. Djuanda, Adhi dkk. Kusta. Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, dan Siti AisahDjuanda, Adhi dkk. Kusta. Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, dan Siti Aisah . Ilmu . Ilmu Pe
Penynyakakit it KuKulilit t dadan n KeKelalamimin n ededisisi i kekelilimama. . JaJakakartrta a : : FaFakukultltas as KeKedodoktktereranan Universitas Indonesia. 2007 ;73- 88.
Universitas Indonesia. 2007 ;73- 88. 2.
2. AmiAmiruddruddin, in, M M DalDali. i. MarwMarwali ali HarHarahaahap.p. Ilmu Penyakit Ilmu Penyakit KuliKulit t . . JaJakakarta rta : : PePenenerbirbitt Hipokrates. 2000 ; 260-271
Hipokrates. 2000 ; 260-271 3.
3. Dorland, W.A.Newman.Dorland, W.A.Newman. Kamus Kedokteran Dorland edisi kedua puluh sembilan.Kamus Kedokteran Dorland edisi kedua puluh sembilan. Jakarta: EGC. 2002 ; 1195
Jakarta: EGC. 2002 ; 1195 4.
4. Murray, Rose Ann dkk.Murray, Rose Ann dkk. Mycobacterium leprae inhibits Denditric Cell ActivationMycobacterium leprae inhibits Denditric Cell Activation and Maturation.
and Maturation. Available at :Available at : www.jimmunol.orgwww.jimmunol.org
5.
5. World Health OrganizWorld Health Organization.ation. WHO WHO ExpExpert ert ComCommitmittee tee on on LepLeprosy Six rosy Six RepReport ort .. World Health Organization, Geneva. 1988
World Health Organization, Geneva. 1988 6.
6. Naafs B, Silva E, Vilani-Moreno F, Marcos E, Nogueira M, Opromolla D.Naafs B, Silva E, Vilani-Moreno F, Marcos E, Nogueira M, Opromolla D. "Factors"Factors influencing the development of leprosy: an overview"
influencing the development of leprosy: an overview" . Int J Lepr Other Mycobact. Int J Lepr Other Mycobact Dis. 2001; 69 (1): 26-33
7.
7. SrSrididhahararan n R, R, LoLorerenznzo o NZNZ.. NeNeururopaopaththy y of of leleprprosy osy . . 2200007. 7. AAvavaiilalabble le aat t :: http://emedicine.medscape.com/article/1171421-overview
http://emedicine.medscape.com/article/1171421-overview
8.
8. Lewis Felisa S, Conologue T, Harrop E.Lewis Felisa S, Conologue T, Harrop E. Leprosy: mycobacterial infectionLeprosy: mycobacterial infection. 2008.. 2008. Available at :
Available at : http://emedicine.medscape.com/article/1104977-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1104977-overview
9.
9. Sridharan R, Lorenzo NZ.Sridharan R, Lorenzo NZ. LeprosyLeprosy: : NeurolNeurological ogical infectinfectionion. 2007. Available at :. 2007. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/1165419-overview
http://emedicine.medscape.com/article/1165419-overview
10.
10. WorWorld ld HeaHealth lth OrgaOrganiznizatioation.n. Leprosy Leprosy elimieliminationnation. . WorWorld ld HeaHealth lth OrgaOrganizanizationtion,, 2009. Available at :
2009. Available at : http://www.who.int/lep/diagnosis/en/index.htmlhttp://www.who.int/lep/diagnosis/en/index.html
11.
11. WorWorld ld HeaHealth lth OrgaOrganiznizatioation.n. Leprosy Leprosy elimieliminationnation. . WorWorld ld HeaHealth lth OrgaOrganizanizationtion,, 2009. Available at :
2009. Available at : http://www.who.int/lep/classification/en/index.htmlhttp://www.who.int/lep/classification/en/index.html
12.
12. McDoMcDougaugall ll AC.AC. LepLeprosy rosy : : CliClinicnical al AspeAspectscts. . DaDalalam m : : HaHararahahap p M. M. (e(ed)d),, New New Cl
Clininicical al ApApplplicicatatioions ns DeDermrmatatolologyogy, , MyMycobcobacacteteririal al SkSkin in DiDiseaseasesess. . KKluluwweer r academic Publisher, Dordrecht. 1989 : 119-136
academic Publisher, Dordrecht. 1989 : 119-136 13.
13. Faber, Faber, WR.WR. ImmunImmunology of ology of Leprosy Leprosy . . KumKumpulapulan n makmakalah ilmiah alah ilmiah KONKONAS AS VIIVII PERDOSKI, Suplemen, Bukittinggi, 1992
PERDOSKI, Suplemen, Bukittinggi, 1992 14.
14. Pfaltzgraff RE, Ramu G.Pfaltzgraff RE, Ramu G. Clinical Leprosy Clinical Leprosy . In : Hastings RC. (ed), Leprosy.2end. In : Hastings RC. (ed), Leprosy.2end ed. Churchill livingstone , Edinburgh. 1994 : 237-287
ed. Churchill livingstone , Edinburgh. 1994 : 237-287 15.
15. Mansjoer, Arif dkk. KapitMansjoer, Arif dkk. Kapita a SelekSelekta ta KedoktKedokteran.eran. Jakarta : Media AeusculapiusJakarta : Media Aeusculapius FKUI. 2000; 74-75
FKUI. 2000; 74-75 16.
16. FitzFitzpatrpatrick, ick, ThoThomas mas B B dkk.dkk. Leprosy Leprosy inin ColColor or AtlAtlas as and and SynSynopsyopsys s of of CliClinicnical al Dermatology.
Dermatology. Singapore: McGraw Hill. 2008 ; 1794Singapore: McGraw Hill. 2008 ; 1794 17.