• Tidak ada hasil yang ditemukan

REFERAT PERDARAHAN MASIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REFERAT PERDARAHAN MASIF"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Perdarahan masif merupakan keadaan hilangnya volume darah total dalam periode 24 jam Perdarahan masif merupakan keadaan hilangnya volume darah total dalam periode 24 jam (Mollison

(Mollison et al et al , 1997), dimana volume darah orang deasa normal sekitar 7! dari "erat tu"uh ideal, 1997), dimana volume darah orang deasa normal sekitar 7! dari "erat tu"uh ideal dan #$9! pada anak%anak& 'efinisi alternatif yang dapat le"ih mem"antu dalam situasi akut adalah dan #$9! pada anak%anak& 'efinisi alternatif yang dapat le"ih mem"antu dalam situasi akut adalah hilangnya volume darah se"esar ! dalam aktu * jam atau rata%rata laju hilangnya darah se"esar hilangnya volume darah se"esar ! dalam aktu * jam atau rata%rata laju hilangnya darah se"esar le"ih atau sama dengan 1 ml+menit (akhry - .heldon, 1994)& /ehilangan darah adalah penye"a" le"ih atau sama dengan 1 ml+menit (akhry - .heldon, 1994)& /ehilangan darah adalah penye"a" utama terjadinya syok pada pasien trauma& .yok adalah keadaan "erkurangnya perfusi organ dan utama terjadinya syok pada pasien trauma& .yok adalah keadaan "erkurangnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan& Pada pasien syok penye"a" yang paling sering dise"a"kan oleh hipovolemia& oksigenasi jaringan& Pada pasien syok penye"a" yang paling sering dise"a"kan oleh hipovolemia& .yok hemoragik dise"a"kan oleh karena kehilangan akut dari darah atau 0airan tu"uh& /e"anyakan .yok hemoragik dise"a"kan oleh karena kehilangan akut dari darah atau 0airan tu"uh& /e"anyakan kasus perdarahan masif diaki"atkan oleh kasus%kasus trauma, diantaranya

kasus perdarahan masif diaki"atkan oleh kasus%kasus trauma, diantaranya trauma thoraks, a"domen,trauma thoraks, a"domen, dan pelvis serta aki"at proses di paru yang

dan pelvis serta aki"at proses di paru yang mengaki"atkan hemoptisis masif seperti  paru,mengaki"atkan hemoptisis masif seperti  paru,  "ronkiektasis, a"ses paru atau neoplasma yang se0ara kasar dapat diduga dari sifat perdarahan&  "ronkiektasis, a"ses paru atau neoplasma yang se0ara kasar dapat diduga dari sifat perdarahan& 3umlah darah yang hilang aki"at trauma sulit diukur dengan tepat "ahkan pada trauma 3umlah darah yang hilang aki"at trauma sulit diukur dengan tepat "ahkan pada trauma tumpul sering diperkirakan terlalu rendah& da hal yang perlu diperhatikan seperti5

tumpul sering diperkirakan terlalu rendah& da hal yang perlu diperhatikan seperti5 a&

a& eerdapatnya rdapatnya darah darah dalam dalam jumlah jumlah "esar "esar pada pada rongga rongga perut perut dan dan pleura&pleura&  "&

 "& Perdarahan pada tulang paha (Perdarahan pada tulang paha ( femur shaft  femur shaft ) dapat men0apai dua ) dapat men0apai dua liter&liter& 0&

0& Perdarahan Perdarahan patah patah tulang tulang panggul panggul (pelvis) (pelvis) dapat dapat mele"ihi mele"ihi 2 2 liter&liter&22

/ehilangan darah "iasanya sukar untuk ditentukan dan satu hal yang harus diperhatikan "aha kadar  /ehilangan darah "iasanya sukar untuk ditentukan dan satu hal yang harus diperhatikan "aha kadar  hemoglo"in dan hematokrit tidak turun dalam "e"erapa jam setelah perdarahan akut&

hemoglo"in dan hematokrit tidak turun dalam "e"erapa jam setelah perdarahan akut&11

ki"at dari perdarahan masif didapatkan status pasien den

ki"at dari perdarahan masif didapatkan status pasien den gan keadaan klinis syok sepertigan keadaan klinis syok seperti hipotensi, takikardi, takipneu, hipotermi, pu0at, ekstrimitas dingin, melam"atnya pengisian kap hipotensi, takikardi, takipneu, hipotermi, pu0at, ekstrimitas dingin, melam"atnya pengisian kap iler,iler, dan penurunan produksi urine&

(2)

menghentikan pendarahan dan mengganti kehilangan volume& ujuan akhir dalam penatalaksanaan  perdarahan masif adalah menormalkan kem"ali oksigenasi jaringan dengan 5

1& Menjamin airay yang paten dengan se0ukupnya pertukaran ventilasi dan oksigenasi& 2& Menghentikan sum"er perdarahan dengan tourniket "alut tekan atau penjahitan

*& Meletakkan penderita dalam posisi syok5

 kepala setinggi atau sedikit le"ih tinggi dari pada dada

 tu"uh horisontal atau dada sedikit le"ih rendah

 kedua tungkai lurus, diangkat 2 derajat

4& Memperhatikan keadaan umum dan tanda%tanda vital6 aasi jalan napas& ila perlu lakukan resusitasi

& Pem"erian 0airan5

 0airan di"erikan se"anyak mungkin dalam aktu singkat

 se"elum darah tersedia dapat di"erikan 0airan5

1& plasma 5 plasmanate

2& plasma ekspander5 plasmafusin (maksimal 2ml+kg""), 'etran 7 (maksimum1ml+kg"")

0airan lain5 8inger laktat, a:l ,9!, harus diko m"inasi dengan 0airan lain karena 0epat keluar ke ruang ekstravaskuler 

;& ranfusi darah

<ntuk mengatasi masalah perdarahan masif, maka diperlukan kerjasama dari "er"agai pihak dan ketepatan dalam "ertindak sehingga pasien dapat ditangani dengan "aik& =leh karena itu, dalam

(3)

referat ini akan di"ahas tentang kriteria perdarahan masif dan gejala%gejala klinisnya serta pedoman tata laksana yang dapat diaplikasikan se0ara praktis untuk mengatasi pasien dengan perdarahan masif&

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Perdarahan masif merupakan keadaan hilangnya volume darah total dalam periode 24  jam (Mollison et al , 1997), dimana volume darah orang deasa normal sekitar 7! dari "erat

tu"uh ideal dan #$9! pada anak%anak& 'efinisi alternatif yang dapat le"ih mem"antu dalam situasi akut adalah hilangnya volume darah se"esar ! dalam aktu * jam atau rata%rata laju hilangnya darah se"esar le"ih atau sama dengan 1 ml+menit (akhry - .heldon, 1994)& /eadaan perdarahan masif akan menye"a"kan terjadinya syok hemoragik yang dapat mengan0am kehidupan& Pengenalan aal terhadap tanda%tanda syok dan intervensi terhadap hal ini sangat penting untuk pasien& Prioritas utama yang harus segera dilakukan adalah mengontrol perdarahan (dengan tindakan "edah maupun intervensi radiologi) dan menjaga  perfusi organ vital dengan 0airan resusitasi dan transfusi darah melalui kateter intravena

dengan lu"ang "esar&

(4)

/ehilangan darah adalah penye"a" utama terjadinya syok pada pasien trauma& .yok adalah keadaan "erkurangnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan& Pada pasien syok

 penye"a" yang paling sering dise"a"kan oleh hipovolemia& .yok hemoragik dise"a"kan oleh karena kehilangan akut dari darah atau 0airan tu"uh& /e"anyakan kasus perdarahan masif diaki"atkan oleh kasus%kasus trauma, diantaranya trauma thoraks, a"d omen, dan pelvis serta aki"at proses di paru yang mengaki"atkan hemoptisis masif seperti  paru, "ronkiektasis, a"ses paru atau neoplasma yang se0ara kasar dapat diduga dari sifat perdarahan&

>dentifikasi aal pasien dengan perdarahan merupakan hal yang sangat penting dan diagnosis harus segera ditegakkan& ?ipovolemia oeh karena perdarahan "erkaitan dengan  "eragam gam"aran klinis& Persatuan hli edah merika melalui protokol @. se0ara

tradisional mem"agi klasifikasi syok hemoragik "erdasarkan jumlah darah yang hilang

(a"el 1)&; erdasarkan klasifikasi terse"ut dapat diketahui gejala%gejala klinis pasien dengan syok hemoragik dan pada perdarahan masif dengan hilangnya volume darah A ! dalam aktu * jam dapat disimpulkan "aha klasifikasi perdarahan adalah derajat 4&

III. Taalaksana Per!ara"an #asif 

<ntuk men0apai resusitasi yang tepat, alangkah penting untuk mengetahui tahapan keka0auan patofisiologis dari pasien dengan perdarahan masif "erupa hipotermia,

koagulopati, dan asidosis yang dise"ut juga trias letal& Pasien perdarahan yang mengalami trias ini "erada pada tingkat mortalitas 9! dan mem"utuhkan transfusi masif&7 rias letal

adalah se"agai "erikut5 a. Hi$oermia

(5)

?ipotermia sekunder yang dise"a"kan oleh trauma merupakan keadaan yang sering terjadi& ?al ini dise"a"kan karena ketidakmampuan tu"uh untuk

menjaga panas oleh karena gangguan termoregulasi sentral, "lok respon

menggigil dan menurunnya aktivitas meta"oli0 pada tingkat seluler& 8esusitasi  juga merupakan alasan terjadinya hipotermia& Pem"erian 0airan intravena

dingin dan terpaparnya pasien selama evaluasi aal "erkontri"usi "esar

menye"a"kan hipotermia& ?ipotermia signifikan se0ara klinis saat suhu tu"uh B *;C: dan "erlangsung selama 4 jam& ?ipotermia memi0u koagulopati

dengan memengaruhi fungsi platelet6 ketidakseim"angan trom"oksan dan  prostasiklin mengurangi respon aktivasi platelet& ?ipotermia juga mengurangi

aktivasi enDim pada kaskade koagulasi& Pada suhu *C:, faktor pem"ekuan 11 dan 12 hanya "erfungsi ;! dari normal&; /or"an trauma dengan suhu tu"uh

B *C: memiliki prognosis yang "uruk, dan kor"an dengan suhu tu"uh *2C: memiliki tingkat mortalitas 1!&; 'ata ter"aru dari *1 st Combat Support

 Hospital  di >rak menunjukkan "aha 1#! dari 2#4# pasien trauma

mengalami hipotermia dan hipotermia terse"ut se0ara signifikan "erhu"ungan dengan keadaan E:., takikardia, hipotensi, hematokrit rendah, dan asidosis yang menye"a"kannya se"agai kontri"utor independen terhadap mortalitas se0ara keseluruhan&; erapi untuk pasien hipotermi dapat dilakukan se0ara

 pasif maupun aktif& Penghangatan se0ara pasif men0egah kehilangan panas le"ih lanjut dengan 0ara menyelimuti pasien dan menghangatkan ruang

operasi atau ruang resusitasi& Penghangatan se0ara aktif dengan 0ara menutupi kor"an trauma dengan selimut penghangat listrik dan mem"erikan darah atau 0airan intravena yang sudah dihangatkan dan menghangatkan "agian kavitas tu"uh, "ertujuan untuk menjaga temperature tu"uh *;C:&

%. Asi!osis

sidosis meta"olik terjadi oleh karena perfusi jaringan yang tidak adekua t dalam aktu lama& ?al ini menye"a"kan meta"olisme selular "eru"ah dari aero"ik menjadi anaero"ik dan meningkatkan produksi laktat yang

menye"a"kan penurunan p?& Penurunan p? ini memiliki efek negatif terhadap kontraktilitas jantung& Ffek asidosis pada kaskade koag ulasi ditunjukkan oleh Meng et al & Mereka mengukur aktivitas dari faktor

(6)

rekom"inan G>>a terhadap fosfolipid dan platelet, dan hasilnya menunjukkan  "aha terjadi penurunan se"esar 9! saat p? menurun dari 7&4 menjadi 7&;

Martini et al. menunjukkan efek asidosis terhadap koagulasi dengan menginfus 12 "a"i dengan asam hidroklorida &2 mol+@ hingga p? "a"i terse"ut 7&1& 8inger laktat di"erikan se0ara kontinyu untuk menjaga p? terse"ut& .ampel darah diam"il saat se"elum infus dan 1 menit setelah

induksi asidosis& ungsi koagulasi dinilai dengan mengukur aktu protrom"in (P), aktu trom"oplastin parsial (P), dan trom"in& /esimpulan dari

 penelitian terse"ut adalah asidosis menurunkan konsentrasi fi"rinogen hingga ;;! H 2!, menurunkan hitung platelet 49! H 4!, dan menurunkan throm"in menjadi ;! H 4!& sidosis juga memperpanjang P dan P hingga 2! I14J& Pengukuran yang sensitif adalah menilai oksigenasi jaringan dengan mengukur defisit "asa, yang merupakan pengukuran jumlah milimol "asa yang diperlukan untuk memper"aiki p? satu liter darah 7&4 dan nilai

normalnya adalah K* hingga L*& 'avis et al. mendemonstrasikan pengukuran defisit "asa terse"ut le"ih akurat dalam menentukan klirens asidosis setelah syok trauma daripada pengukuran p?& Mereka melakukan analisis retrospektif  terhadap ;74 kor"an trauma yang telah diukur ph dan defisit "asanya selama  peraatan di 8.& 'efisit "asa "er"eda se0ara signifikan antara pasien yang

selamat dan tidak pada seluruh interval aktu pengukuran& amun, per"edaan yang sama tidak tampak saat p? dinilai mem"uat hal ini sulit diandalkanI1J& erapi asidosis pada dasarnya merupakan per"aikan sirkulasi untuk menjaga  perfusi jaringan& @ier et al & menyediakan kajian yang komprehensif dari efek

asidosis dan merekomendasikan netralisasi asidosis untuk memper"aiki koagulopati terutama saat kor"an trauma menerima transfusi masif&

8ekomendasi terhadap "uffer terse"ut dapat di0apai dengan menggunakan natrium "ikar"onat atau trishidroksimetilaminometan (?M), yang

 "elakangan ini mem"erikan hasil yang sangat "aik& ?al ini dise"a"kan karena efeknya terhadap koagulasi yang tidak mengham"at pem"entukan trom"in  "ila di"andingkan dengan natrium "ikar"onat, namun keduanya memiliki efek 

(7)

&. Koag'lo$ai

?ess et al & mengkaji penye"a" koagulopati akut pada trauma& eridentifikasi ;  penye"a"5 (1) kerusakan jaringan yang menye"a"kan tereksposnya jaringan

endotel dan memi0u kaskade koagulasi dan fi"rinolisis6 (2) syok, yang  "ergantung pada derajat koagulopati6 namun mekanisme ini masih "elum

dipahami dnegan jelas6 (*) hemodilusi dari pergeseran 0airan selular dan

interstisial yang menye"a"kan "erkurangnya faktor pem"ekuan dalam plasma dan pem"erian 0airan intravena yang juga menghalangi pem"entukan "ekuan darah dan transfusi sel darah merah6 (4) inflamasi yang mengganggu

koagulasi yaitu men0egah monosit "erikatan dengan platelet, aktivasi jalur trom"omodulin%protein : dan "erikatannya :4" terhadap protein . I17J, dan dua penye"a" yang terakhir adalah () hipotermia dan (;) asidosis yang telah di"ahas se"elumnya& /oagulopati akut ditemukan pada satu dari empat pasien trauma seperti yang ditunjukkan oleh rohi et al. Mereka melakukan

 penelitian retrospektif terhadap 1## pasien yang masuk ke pusat trauma

antara tahun 199* dan 199#& erhadap pasien%pasien ini dilakukan pengukuran  profil koagulasi selama peraatan, termasuk pemeriksaan P, P, dan

aktu throm"in& ?asilnya menunjukkan "aha 24&4! pasien mengalami koagulopati dan pasien%pasien ini memiliki tingkat mortalitas 4;!& ?al ini  jauh "er"eda dengan tingkat mortalitas 1&9! pada keadaan pem"ekuan darah

yang normal I1#J& ?ingga kini "elum ada metode yang akurat untuk menilai koagulopati akut karena trauma& Pemeriksaan konvensional adalah dengan memeriksa P, P, fi"rinogen, dan hitung platelet, namun oleh karena ter"atasnya jumlah darah yang diperoleh pada perdarahan masif maka seringkali pemeriksaan ini tidak mem"erikan informasi yang 0ukup tentang  pem"ekuan darah& .elain itu, hitung platelet "iasanya normal pada fase aal  perdarahan& erapi yang ter"aru untuk mengatasi koagulopati adalah

melakukan transfusi empiris aal darah dan faktor%faktor pem"ekuan I19J& .etelah mengetahui "ahaya keadaan yang memi0u trias letal terse"ut, maka perlu untuk dilakukan penatalaksanaan yang segera "agi pasien dengan perdarahan masif& Manajemen  perdarahan massif se0ara komprehensif, meliputi ('iagram 1)5

(8)

a& Melakukan intervensi sesuai dengan protokol yang diren0anakan

@angkah%langkah spesifik yang dijelaskan di "aah harus dilakukan se0epat mungkin& ?al ini memerlukan koordinasi dan komunikasi yang "aik antara departemen yang  "er"eda, ruang operasi dan la"oratorium dan spesialisasi yang "er"eda dari operasi,

anestesi dan hematologi& 'okter yang "ertanggung jaa" atas pasien pada saat itu harus  "ertanggung jaa" untuk merin0i tugas%tugas penting "agi pasien terse"ut, seperti

 pemesanan darah dan "erkomunikasi dengan la"oratorium&  "& Menghu"ungi dokter senior yang kompeten

.ituasi klinis yang memiliki potensi untuk terjadinya perdarahan masif harus dapat diketahui sedini mungkin dan dokter paling senior yang tersedia dengan pengalaman dalam keadaan darurat terse"ut harus diinformasikan tanpa penundaan&

0& Pastikan "aha la"oratorium yang relevan menyadari "aha perdarahan masif sedang  "erlangsung&

@a"oratorium harus se0ara khusus di"eritahu& ?al ini memungkinkan staf untuk  pertim"angan prioritas mereka, untuk menilai persediaan la"oratorium terhadap

kemungkinan permintaan, untuk mempersiapkan permintaan dalam jumlah yang "esar,  "erulang dan mendesak untuk darah dan komponen, dan untuk memanggilback-up  "antuan aal jika diperlukan& /ontak langsung ataupun laporan singkat sangat penting5

menulis 0atatan seperti .P+:>= pada formulir pesanan darah juga "erguna untuk memper0epat proses pengiriman&

2& .pesifik 

a& Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat& Mempertahankan jalan napas dan mem"erikan 1! oksigen&  "& /ontrol sum"er perdarahan dan mengatur akses intravena&

/ontrol perdarahan yang jelas dan pemasangan akses intravena yang memadai adalah hal yang penting&

Mengidentifikasi dan mengendalikan sum"er perdarahan, tindakan pem"edahan atau radiologis, harus dilaksanakan segera& Pasien harus dipindahkan dengan 0epat ke daerah di mana intervensi definitif untuk diagnosis dan pengo"atan dapat dilakukan& 3ika

fasilitas untuk manajemen spesifik tidak tersedia, daerah perdarahan harus ditangani dahulu jika mungkin, untuk mengontrol perdarahan selagi pasien dipindahkan ke pusat rujukan yang terdekat&

(9)

kses vena tidak "oleh dimulai dalam tu"uh yang terluka& 3ika sum"er perdarahan di  "aah diafragma, setidaknya satu jalur intravena harus pada ekstremitas atas& .edangkan  pasien dengan 0edera pada dada dan leher harus memiliki akses jarum lu"ang "esar di

ekstremitas "aah& Pada pasien dengan "e"erapa luka%luka parah, di antaranya suspek trauma torakoa"dominal, salah satu situs akses harus di atas diafragma dan satu di "aah diafragma&

Diagram ). Pe!oman $enaalaksanaan $er!ara"an masif 'n'k !e*asa

(10)
(11)

.ampel darah harus diperoleh ketika memasang akses vena& ujuannya adalah untuk  pemeriksaan darah, skrining anti"odi dan pen0o0okan silang dari enam (;) unit sel darah

merah dan tes la"oratorium aal5  hitung darah lengkap,

 aktu protrom"in (P),

 aktu aktivasi trom"oplastin parsial (P),  fi"rinogen,

 urea dan elektrolit

es la"oratorium harus diulang setidaknya empat jam atau setelah penggantian sepertiga dari volume darah, untuk menilai efektivitas pengo"atan&

0& Mengem"alikan volume sirkulasi

.ejalan dengan intervensi untuk mengendalikan sum"er perdarahan, volume

intravaskular harus dikem"alikan untuk mempertahankan tekanan perfusi& ?ipoperfusi yang  "erkepanjangan dapat menye"a"kan asidosis, peningkatan permea"ilitas kapiler, konsumsi

faktor pem"ekuan dan pelepasan mediator inflamasi& Peru"ahan ini "erkontri"usi pada  pengem"angan koagulopati dan 0edera akhir%organ sekunder&

Pedoman umum untuk resusitasi 0airan dalam tahap aal ialah merekomendasikan "olus 0airan aal satu sampai dua liter pada orang deasa& >ntervensi le"ih lanjut ditentukan oleh respon pasien&

/egagalan untuk merespon resusitasi 0airan terse"ut memerlukan intervensi "edah segera untuk mengontrol perdarahan&

gar kontrol perdarahan menjadi le"ih "aik, klinis gol dalam resusitasi 0airan adalah "ukti dari aliran darah ke organ dan perfusi jaringan mem"aik& rekuensi denyut jantung, tekanan darah, tekanan vena sentral (:GP) dan urin output  (A * ml + jam atau &ml + kg + hr) yang digunakan pada aalnya&

Peningkatan tekanan darah, terutama jika di0apai dengan penggunaan inotropik, tidak selalu sama dengan peningkatan perfusi&

(12)

Penggunaan al"umin, dan koloid lainnya di"andingkan kristaloid untuk penggantian volume terus menjadi su"yek perde"atan setelah dua dekade terakhir ini dalam penelitian meta% analisis&

 Kristaloid  yang murah, mudah didapatkan, efek samping yang minimal dan, dalam volume  "esar, tidak mempengaruhi koagulasi&

 Koloid (nonal"umin) menghasilkan ekspansi yang le"ih efisien dalam menge m"alikan

volume intravaskular, memiliki aktu yang le"ih lama dalam intravaskuler, mempertahankan tekanan onkotik le"ih "aik dan meningkatkan aliran darah mikrovaskuler& /elemahan dari koloid meliputi risiko reaksi anafilaksis + alergi, efek samping pada koagulasi le"ih tinggi dan  pada fungsi ginjal& /ejadian efek samping "ervariasi antara "er"agai jenis koloid yang

tersedia&

 Hidroksietil  (?F.) menye"a"kan reaksi yang kurang diinginkan di"andingkan gelatin terkait dengan gangguan yang le"ih "esar dalam koagulasi darah& da kekhaatiran tentang

 penggunaan dosis yang mele"ihi yang direkomendasikan oleh produsen& 'ata pa"rikan merekomendasikan "aha volume di"erikan harus di"atasi 1, liter per 24 jam pada orang deasa& Penggunaan jangka pendek dari dosis maksimal ?F. pada perdarahan masif, tampaknya memiliki efek yang dapat menurunkan efek merugikan seperti koagulasi&

'alam praktek sehari%sehari untuk resusitasi sering dikom"inasikan antara kristaloid hangat dan koloid atas dasar "aha kristaloid mem"angun kem"ali homeostasis 0airan dan koloid menyediakan ekspansi plasma dan peningkatan perfusi mikrovaskuler&

d& ntifi"rinolitik 

'apat dipertim"angkan pem"erian asam traneksamat& /euntungan yang "esar dapat

diperoleh jika pem"erian selama satu jam setelah 0edera (1g asam traneksamat iv selama 1 menit dilanjutkan dengan 1g asam traneksamat iv le"ih dari # jam)& .elain itu asam

traneksamat dapat menjadi pilihan pada pasien yang "ermasalah dengan transfusi darah, misalnya dengan gangguan anti"odi atau pandangan agama tertentu& sam traneksamat tidak  "oleh di"erikan le"ih dari * jam setelah 0edera&

e& Mulai erapi /omponen 'arah

ransfusi darah dengan sel darah merah dan komponen darah lainnya akan selalu diperlukan  pada pasien dengan perdarahan yang mengan0am jia dan pendarahan yang "erlangsung

terus%menerus& .etiap pasien harus dinilai se0ara individual sehu"ungan dengan persyaratan khusus untuk transfusi darah dan komponen darah& Pada transfusi masif, persyaratan untuk komponen darah harus diantisipasi dengan menilai klinis situasi& Naktu pengiriman, ukuran

(13)

 persediaan lokal dan jarak ke "ank darah terdekat adalah semua faktor yang harus

dipertim"angkan& 'alam situasi darurat, protokol untuk memeriksa darah dan administrasi harus ditaati, karena ke"anyakan transfusi mor"iditas terkait adalah karena darah yang salah ditransfusikan& .etelah pem"erian resusitasi 0airan, "erikan 4 unit darah melalui penghangat 0airan5

• erikan golongan darah = jika di"utuhkan segera dan + atau golongan darah pasien

tidak diketahui

• Pihak la" dan "ank darah harus segera di follow-up untuk mengetahui golongan darah

yang spesifik dan dilakukan uji silang sel darah merah

 Fresh Frozen Plasma (P)

erdasarkan rekomendasi ?.,# P harus digunakan aal pada transfusi darah masif& ?al

ini "erdasarkan "e"erapa penelitian retrospektif "esar terhadap arga sipil dan militer yang menunjukkan per"aikan kelangsungan hidup saat rasio penggunaan P le"ih dari 152

(P5P8:s)& 'osis minimal adalah 12%1 m@+kg (* pak darah untuk deasa)& P tidak  memerlukan pen0o0okan rhesus dan tidak "erisiko terhadap keke"alan anti '& Perlu diingat  "aha P untuk golongan darah = hanya ter"atas untuk pasien golongan darah = saja

karena dapat menye"a"kan hemolisis pada pasien dengan golongan darah selain =& Pada  pasien lain, akan menerima darah dari "ank darah P yang 0o0ok namun tidak "enar%"enar

identik dengan golongan darah pasien&

DA+TA, PUSTAKA

1& .tans"y ', Ma0lennan, ?amilton, Manegement of massive "lood loss5 a template guideline& vaila"le at &ritish3ournalofnaesthesia&0om 2

(14)

*& Mansiper , .uprohaita, Nardhani >N, .etioulan N, /apita .elekta /edokteran Fd&>>> /<> Media us0ulapius jakarta 2&

4& Puradianto, gus dan .ampurna udi& /edaruratan Medik& 2& 3akarta& inarupa ksara&

& M0.ain F, Paturas 3@, NertD F& dvan0e rauma @ife .upport& .t @ouis& Mos"y& 1997& ;& he meri0an :ollege of .urgeons, O.ho0k, in dvanced !rauma "ife Support , he

meri0an :ollege of .urgeons, Fd&, pp& 9$7*, 199&

7& Mohamed F., ?ussein & #ecent dvances of Hemorrha$e %ana$ement in Severe !rauma& Fmergen0y Medi0ine >nternational Gol& 214, rti0le >' ;*#9;, page 2%*

#& Nilkinson /, =Q?are '& Euideline for the Management of5 Massive lood @oss in dults (M@)& ?. oundation rust, 21&

9& PRr >3, 3ako" ., .isse 8=& :urrent management of massive hemorrhage in trauma&

3ohansson et al& .0andinavian 3ournal of rauma, 8esus0itation and Fmergen0y Medi0ine, 212&

1& 3eannie @:, .andro 8& ssessment and management of massive "leeding5 0oagulation assessment, pharma0ologi0 strategies, and transfusion manag ement& meri0an .o0iety of ?ematology, 212&

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

Di dalam Solid Toolbar terdapat perintah standar solid yang merupakan objek gambar secara umum, objek ini terdiri dari balok, silinder,. kerucut, bola,

Dalam hal ini perannya akan dibutuhkan, meskipun yang kita lihat sarana prasarana dan juga bahan ajar yang tersedia di dunia maya (internet) sangat banyak tak

Untuk mendapatkan bentuk tepi bunga (pola bunga) thresholding dan Robert) yang akan menghasilkan nilai tepi bunga untuk dilakukan proses pencarian.

Muharebeden beş gün sonra Kolordu Karargâhına gelen ve Halil Bey'in eliyle omuzuna albaylık yıldızı konan otuz beş yaşındaki genç kumandan Bekir Sami,

Destilat dititrasi dengan larutan baku H2SO4 0,05 N, hingga titik akhir (warna larutan berubah dari hijau menjadi merah jambu muda) = B ml, blanko = B1 ml. Penetapan N-

Saya telah berusaha untuk itu, akan tetapi saya tidak

Maka ikan, rebon, rajungan merupakan sumber protein, lemak, kalsium hewani yang sangat potensial, sebaiknya dapat diupayakan dengan membuat berbagai jenis tepung