• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU No 17/2014 tentang MD3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UU No 17/2014 tentang MD3"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Fungsi anggaran dilaksanakan untuk

membahas dan memberikan

persetujuan atau tidak memberikan

persetujuan terhadap RUU tentang

APBN yang diajukan oleh Presiden.

(3)

APBN sebagai wujud dari

pengelolaan keuangan negara

ditetapkan setiap tahun dengan

undang-undang dan dilaksanakan

secara terbuka dan

bertanggungjawab untuk

sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

RAPBN diajukan oleh Presiden

untuk dibahas bersama DPR-RI

dengan memperhatikan

pertimbangan DPD-RI

Apabila DPR tidak menyetujui

RAPBN yang diusulkan oleh

Presiden, Pemerintah

menjalankan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara

tahun yang lalu

(4)
(5)

19 MAR 2014 : SE Pagu Indikatif Menkeu , Bapenas 20 MEI-10 Jul 2014: PEMBICARAAN

PENDAHULUAN

10 Juli : Pagu Sementara K/L

15 Agustus : Pidato Presiden

15 Ags-29 Sept : PEMBAHASAN RUU APBN 29 September : Rapat Paripurna Pengesahan RUU

APBN

14 Oktober : Pengundangan RUU APBN- UU N0 27/2014

November : Perpres Rincian APBN Desember : Penyerahan DIPA

1 Januari-31 Desember : Pelaksanaan APBN JAN-FEB 2014 : Penyusunan Kapasitas Fiskal

Time Line

PEMBAHASAN APBN

2014 2015

2015

APBN PERUBAHAN 2015

15 Januari-13 Februari 2015

LAP SM I APBN 2015

Juli-September: PEMBAHASAN RUU PERTANGGUNGJAWABAN APBN 2014

5

20 Mei-7 Juli : PEMBICARAAN PENDAHULUAN RAPBN 2016

14 Agustus--Oktober : PEMBAHASAN RAPBN 2016

(6)

6

Tugas Komisi : Pasal 98 UU MD3 dan Pasal 58

ayat(2) TATIB

1. Mengadakan pembicaraan pendahuluan RAPBN

(RKP dan RKA-KL) dalam ruang lingkup tugas komisi

dan usulan Anggota mengenai program

pembangunan DAPIL bersama dengan pemerintah

2. Mengadakan pembahasan dan mengajukan usul

penyempurnaan RAPBN serta mengusulkan

perubahan RKA-KL dan usulan Anggota mengenai program pembangunan DAPIL bersama dengan pemerintah

3. Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk

fungsi dan program K/L mitra kerjanya

4. Menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan ke

Banggar untuk disinkronisasi

5. Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk

fungsi dan program K/L mitra kerjanya berdasarkan hasil sinkronisasi Banggar

6. Menyerahkan kembali (poin 5) kepada Banggar

untuk bahan akhir penetapan APBN

7. Membahas dan menetapkan alokasi anggaran per

program yang bersifat tahunan dan tahun jamak mitranya

Tugas Banggar:

Pasal 110 UU MD3 dan Pasal

70 TATIB

1. Membahas bersama pemerintah utk

menentukan pokok-pokok kebijakan fiskal dan prioritas anggaran sbgai acuan bagi K/L menyusun usulan anggaran

2. Menetapkan pendapatan negara bersama

pemerintah dengan mengacu pada usulan komisi yang berkaitan

3. Membahas RAPBN bersama pemerintah

menganai alokasi anggaran utk fungsi dan program Pemerintah dan dana alokasi transfer daerah dengan mengacu pada keputusan Raker Komisi dan Pemerintah

4. Melakukan sinkronisasi hasil pembahasan komisi

dan AKD DPR lainya mengenai RKAKL.

5. Melakukan sinkronisasi terhadap usulan program

pembangunan DAPIL yang diusulkan Komisi

6. Membahas laporan realisasi dan perkiraan

realisasi APBN

7. Membahas pokok pokok RUU

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN.

Badan Anggaran hanya membahas alokasi anggaran

yang sudah diputuskan oleh Komisi

Anggota Komisi dalam Banggar harus

mengupayakan alokasi anggaran yang diputuskan Komisi dan menyampaikan hasil pelaksanaan tugasnya kepada komisi melalui rapat komisi

Tugas Komisi

Tugas Banggar

(7)
(8)
(9)

Rapat Paripurna DPR RI

Pengumuman dalam Rapat Paripurna ttg RUU Perubahan APBN beserta Nota Perubahannya dan akan dibahas oleh Badan Anggaran dan komisi terkait.

Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia

1 Penyampaian Pokok-pokok RUU Perubahan APBN 2. Pembentukan:

a Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit dan Pembiayaan

b Panja Belanja Negara

c Tim Perumus Draft RUU Perubahan APBN

Raker Komisi VII & Komisi XI dg Mitra Kerjanya

Pembahasan asumsi dasar dalam RUU Perubahan APBN

Raker Komisi I – XI dg Mitra Kerjanya

Pembahasan Perubahan RKA K/L

Rapat Internal Badan Anggaran DPR RI

Penyampaian hasil

1 Pembahasan Panja Asumsi dasar, Pendapatan, defisit & Pembiayaan 2 Rapat Kerja Komisi dg Mitra

Kerjanya ttg Pembahasan Perubahan RKA K/L Perubahan

Rapat Panja

Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit &Pembiayaan dalam RUU Perubahan APBN

Rapat Internal Badan Anggaran DPR RI Penyampaian hasil rapat kerja Komisi dg Mitra Kerjanya ttg Pembahasan Perubahan RKA K/L Perubahan

Raker Komisi dg Mitra Kerjanya Penyempurnaan Perubahan RKA K/L sesuai hasil pembahasan di Badan Anggaran Penyampaian hasil penyempurnaan RKA K/L

oleh Komisi dg Mitra Kerjanya yang disetujui dan

ditandatangani oleh Pimpinan Komisi terkait kepada Badan Anggaran &

Menkeu untuk selanjutnya diproses menjadi DIPA K/L Rapat Kerja Badan Anggaran dengan

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia

1 Pengantar Ketua Badan Anggaran

2 Penyampaian laporan & pengesahan hasil Panja-Panja dan Tim Perumus Draft RUU Perubahan APBN

3 Pembacaan naskah RUU Perubahan APBN 4 Pendapat mini Fraksi sbg sikap akhir Fraksi 5 Pendapat Pemerintah

6 Penandatanganan naskah RUU Perubahan APBN 7 Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan ke Tk.II ttg RUU

Perubahan APBN

Rapat Paripurna

1 Penyampaian laporan berisi proses, sikap akhir fraksi, dan hasil Pembicaraan Tk.I di Banggar 2 Pernyataan persetujuan/penolakan

dari tiap-tiap Fraksi secara lisan yang diminta oleh Pimpinan Rapat Paripurna

3 Penyampaian pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh Menteri yang mewakilinya.

DPD menyampaikan pengawasan atas pelaksanaan APBN kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti

MEKANISME PEMBAHASAN

APBN PERUBAHAN

(10)

MEKANISME PEMBAHASAN

(11)
(12)

Mampu menyerap tenaga

kerja, mengurangi kemiskinan,

dan mengatasi ketimpangan

Bertumpu pada investasi yang

tinggi untuk peningkatan

bidang teknologi untuk

mendongkrak nilai tambah

Mendistribusikan

pembangunan dan melakukan

distribusi pendapatan secara

merata untuk rakyat

Kualitas pendidikan dan

jaminan kesehatan

masyarakat yang semakin baik

Pertumbuhan

Ekonomi yang

Berkualitas

(13)

Sektor yang

mengalami

percepatan:

Keuangan Real estate

Jasa Sektor yang

mengalami perlambatan:Pertanian Peternakan Kehutanan Perikanan Manufaktur Perdagangan Hotel Restoran

FA

ST

SL

O

W

5.67 5.52 6.27 6.07 4.58 6.20 6.56 6.26 5.78 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%)

Pertumbuhan Sektor Tradable Pertumbuhan Sektor Non - Tradable Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas :

dalam kurun waktu 2004-2012, ekonomi

Indonesia rata-rata mampu tumbuh 5,8 %, namun sektor-sektor yang memberikan

kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat

(sektor tradable) justru melambat.

(14)

2009 2010 2011 2012 2013 pekerja tidak penuh

(%) ,31.57 ,33.27 ,34.59 ,34.29 ,36.81 Pengangguran (Juta) ,8.96 ,8.32 ,7.70 ,7.24 ,7.39 ,5.00 ,10.00 ,15.00 ,20.00 ,25.00 ,30.00 ,35.00 ,40.00 ,45.00 ,50.00

Pengangguran dan Pekerja Tidak

Penuh

2009 2010 2011 2012 2013 Gini Ratio ,0.37 ,0.38 ,0.41 ,0.41 ,0.41 ,0.34 ,0.36 ,0.38 ,0.40 ,0.42

Gini Ratio

2009 2010 2011 2012 2013 Persentase Penduduk Miskin ,14.15 ,13.33 ,12.36 ,11.66 ,11.37 ,5.00 ,10.00 ,15.00

Persentase Penduduk Miskin

Gini Ratio yang semakin meningkat, menunjukkan kesenjangan pendapatan masyarakat yang semakin

melebar atau kue pembangunan selama ini lebih dinikmati masyarakat kalangan menengah ke atas

Jumlah penduduk miskin mengalami trend penurunan, akan tetapi pengurangan angka kemiskinan tiap tahun mengalami perlambatan

Tingkat pengangguran meskipun turun, namun mengalami perlambatan, akibat sumber pertumbuhan ekonomi bertumpu pada sektor non tradable yang kurang menyerap tenaga kerja

(15)

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kurs BI Rata-rata 8,534 10,26 9,261 8,571 8,985 9,751 9,141 9,164 9,757 10,35 9,078 8,773 9,419 10,56 11,68 Asumsi Kurs (UU APBN) 7,500 10,20 9,900 9,000 8,600 8,600 9,900 9,300 9,100 9,400 10,00 9,250 8,800 9,300 10,50

2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 R upi ah/US D ollar

Volatilitas adalah besarnya jarak antara fluktuasi/naik turunnya nilai tukar rupiah. Volatilitas nilai tukar rupiah yang tidak terkontrol akan berdampak negatif terhadap kinerja perekonomian yang pada akhirnya mempengaruhi penerimaan negara.

Bank Indonesia perlu menjaga volatilitas rupiah agar tak bergerak naik atau turun terlalu tajam/ekstrem.

(16)

• Deviasi target & realisasi asumsi Nilai Tukar akan berdampak pada postur APBN.

• Dampak ini dapat bersifat searah (+), artinya jika deviasinya positif maka beberapa elemen APBN

meningkat dan

demikian sebaliknya.

• Dampak

negatif/berlawanan (-)

artinya jika deviasinya positif maka nilai beberapa komponen APBN menurun dan demikian sebaliknya. Pendapatan • Penerimaan Pajak (+) • Peneriaan Negara Bukan Pajak (PNBP) (+) Belanja • Belanja Pemerintah Pusat (+) • Transfer ke Daerah (+) Surplus/ Defisit (+/-) 16

(17)

• Deviasi target & realisasi Lifting akan berdampak pada postur APBN.

• Dampak ini dapat bersifat searah (+), artinya jika deviasinya positif maka beberapa elemen APBN meningkat dan demikian sebaliknya.

• Dampak

negatif/berlawanan (-)

artinya jika deviasinya positif maka nilai beberapa komponen APBN menurun dan demikian sebaliknya. Pendapatan • Penerimaan Pajak (+),  PPh Migas • Peneriaan Negara Bukan Pajak (PNBP) (+) Belanja • Belanja Pemerintah Pusat (+) • Transfer ke Daerah (+),  DBH dan Dana Otsus Surplus/ Defisit (+/-) 17

(18)

Jenis Pajak 2008 2009 2010 2011 2012

1. Pajak Pusat 658,7 619,9 723,3 873,9 980,52

2. Pajak Daerah 36,93 125,8 152,7 193,5 205,8

3. Penerimaan SDA 224,5 45,1 47,7 63,6 81,6

4. PDB 4948,7 5613,4 6422,2 7427,1 8241,9

Tax Ratio Alternatif 1 13,3% 11,0% 11,3% 11,8% 11,9%

(Pajak Pusat saja) = 1:4

Tax Ratio Alternatif 2 14,1% 13,3% 13,6% 14,4% 14,4%

(P. Pusat + P. Daerah) = (1+2):4

Tax Ratio Alternatif 3 18,6% 14,1% 14,4% 15,2% 15,4%

(P. Pusat+P. Daerah+SDA)

Perhitungan Tax Ratio Indonesia

Penerimaan

Perpajakan

Belum

Optimal

Indonesia tertinggal dalam hal

pengumpulan pajak. Dengan

tax ratio

hanya 12 %,

kita

tercecer dg Philipina 14,4 %,

Vietnam dan India 15 %,

Malaysia 15,5 %, Tiongkok dan

Thailand 17 %. (A.Tony

Prasetiantono,

Kompas

7

Agustus 2014)

18

(19)

Alternatif Solusi :

Diperlukan sebuah kebijakan untuk menekan beban anggaran subsidi, seperti kenaikan

harga secara bertahap yang diikuti oleh kebijkan mitigasi lainnya.

Kebijakan kenaikan harga harus diikuti dengan kebijakan percepatan pengembangan dan

penggunaan energi alternatif dan infrastruktur pendukungnya

Pilihan kebijakan tersebut, juga HARUS disosialisasikan dan diedukasikan kepada

masyarakat secara jelas, terukur dan efektif

Perbandingan Konsumsi Bensin Pada 3 Kelompok Rumah Tangga (60% RT di Indonesia yang merupakan pengguna premium)

30% Terbawah 40% medium 30% teratas

6,5% 30,9% 62,6%

Sumber : Uka Wikarya, Peneliti LPEM FEUI,2012

Dari total subsidi yang disalurkan untuk transportasi darat, sekitar 53 persen dinikmati oleh pengguna kendaraan pribadi. Itu berarti lebih dari

Rp 100 triliun subsidi BBM dinikmati oleh orang kalangan menengah ke atas. Sedangkan, sekitar 40 persen dikonsumsi oleh sepeda motor. Angkutan umum yang digunakan oleh sebagian besar rakyat menengah ke

bawah hanya menikmati 3 persen subsidi BBM. (BPH Migas, 2013)

SUBSIDI TIDAK TEPAT SASARAN, TIDAK ADIL ATAU TIDAK BERPIHAK PADA GOLONGAN EKONOMI LEMAH 19

(20)

Perkembangan Komposisi Belanja Negara Mengikat dan Tidak Mengikat, Tahun 2008-2013 (%)

Mandatory Spending

pengeluaran

yang sifatnya wajib karena perintah

Undang-undang, berdampak pada

ruang fiskal (

fiscal space

) makin

terbatas, khususnya untuk alokasi

anggaran ke jenis belanja yang

dapat lebih produktif.

Keterbatasan

fiscal space

berisiko

membuat

APBN

tidak

dapat

berfungsi secara optimal.

Kecenderungan

dalam

setiap

pembahasan

RUU

yang

mengamanatkan

pembentukan

lembaga

baru

(badan/lembaga/komisi/dewan)

berimplikasi pada penambahan

alokasi anggaran yang sifatnya

mengikat.

20 Anggaran Pendidikan sebesar 20% dari APBN/APBD DAU min 26% dari penerimaan dalam negeri netto DBH sesuai UU No. 33 Tahun 2004 Anggaran Kesehatan sebesar 5% dari

APBN Dana Otsus 2%

dari DAU Nasional Dana Keistimewaan DIY Dana Desa 10% dari Dana Transfer Daerah

APBN

(21)

Khusus untuk kebijakan dana desa, ditetapkan

alokasinya melalui

realokasi belanja pusat yang

berbasis desa

.

Alokasi dana desa kepada kabupaten/kota

berdasarkan jumlah desa dengan memperhatikan

jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas

wilayah, dan tingkat kesulitan geografis

.

Ketentuan UU 6 th 2014 10 % dari dan diluar dana

transfer --- 2015 9,1 t, APBN-P 2015 20,7 t (4%)

dan 2016 direncanakan 6 %

Hingga Juni 2015 telah tersalurkan 7,3 t di 385

kab/kota dari 20,7 ke 434 kab/kota

Kajian KPK: terdapat 14 potensi permasalahan

yang ditemukan dalam pengelolaan dana desa,

meliputi empat aspek, yaitu aspek regulasi dan

kelembagaan,

aspek

tata

laksana,

aspek

pengawasan dan aspek sumber daya manusia

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan koefisien jalur atau pengaruh langsung, variabel perilaku merokok berpengaruh terhadap tingkat insomnia dengan nilai koefisien sebesar 0.425 artinya

Pengambilan data yang telah dilaksanakan berupa sekumpulan data waktu kegagalan (TTF atau time to failure) dan waktu reparasi (TTR atau time to repair) dari

g. Jumlah Anggota Komisi VIII DPR RI dalam pembahasan RUU tentang Penyandang Disabilitas sesuai keputusan Rapat Konsultasi pengganti Rapat Badan Musyawarah DPR RI antara Pimpinan DPR

Berdasarkan Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 17 Januari 2006 dan Keputusan rapat Badan Musyawarah DPR RI tanggal 19 Januari 2006 yang menugaskan Komisi I DPR

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melalui alat kelengkapan yakni Komisi III DPR RI dalam melakukan serangkaian uji kepatutan dan kelayakan fit and proper

14.00-Selesai Komisi L Rapat Panja Komisi VIII DPR RI mengenai RUU tentang Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Panja Pemerintah Acara : Membahas DIM RUU..

- Membahas alokasi anggaran menurut fungsi dan program masing-masing unit Eselon I K/L Mitra Kerja Komisi V DPR RI dalam RAPBN TA.. Dirjen Perhubungan Darat (menghadirkan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada aplikasi game Zombie Attack ini dengan menggunakan teknik black box yaitu pengujian menu utama, menu option, Pengujian