• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

SPPLH 2013

SURVEI

PERILAKU PEDULI

LINGKUNGAN HIDUP 2013

Buku II. Pedoman Pencacahan

(2)
(3)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 i

KATA PENGANTAR

Buku pedoman ini merupakan acuan bagi petugas lapangan dalam melaksanakan pengumpulan data Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup (SPPLH) 2013. Fokus utama buku ini adalah bagaimana menjaring informasi perilaku rumah tangga, baik yang ramah lingkungan maupun yang merusak lingkungan. Oleh karena itu, buku ini juga dilengkapi dengan konsep definisi yang digunakan serta tata cara pengisian kuesioner.

Kegiatan SPPLH 2013 dilaksanakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan perilaku peduli lingkungan hidup pada skala rumah tangga. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian BPS terhadap kondisi lingkungan hidup di Indonesia. Agar mendapatkan data yang berkualitas, para petugas lapangan diharapkan mempelajari secara seksama dan mengikuti petunjuk yang dijelaskan dalam buku Pedoman Pencacahan ini.

Selamat bertugas.

Jakarta, Mei 2013

Direktur Statistik Ketahanan Sosial

M. Sairi Hasbullah, M.A NIP. 19580523 198103 1 011

(4)
(5)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan ... 1

1.3.Landasan Hukum ... 2

1.4.Ruang Lingkup ... 2

1.5.Jenis Data yang Dikumpulkan ... 2

1.6.Instrumen yang Digunakan ... 3

1.7.Jadwal Kegiatan ... 4

II. URAIAN TUGAS PENCACAH DAN TATA CARA PENCACAHAN ... 5

2.1. Tugas dan Tanggung Jawab ... 5

2.1.1. Pencacah Lapangan (PCL) ... 5

2.1.2. Pengawas/Pemeriksa (PML) ... 5

2.2. Tata Cara Pencacahan ... 6

2.2.1. Persiapan Lapangan ... 6

2.2.2. Metode Pencacahan ... 7

III. PENGISIAN DAFTAR SPPLH.13 DSRT ... 8

3.1. Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.DSRT ... 8

3.1.1. Blok I. Keterangan Tempat ... 8

3.1.2. Blok II. Rekapitulasi Rumah Tangga ... 8

3.1.3. Blok III. Keterangan Petugas ... 8

3.1.4. Blok IV. Catatan ... 8

3.1.5. Blok V. Keterangan Rumah Tangga Terpilih ... 8

IV. PENGISIAN DAFTAR SPPLH13.RT ... 10

4.1 Tata Cara Pengisian Daftar SPPLH13.RT ... 10

4.2 Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.RT ... 12

4.2.1. Blok I. Keterangan Tempat ... 12

4.2.2. Blok II. Ringkasan ... 12

4.2.3. Blok III. Keterangan Petugas ... 13

4.2.4. Blok IV. Keterangan Anggota Rumah Tangga ... 13

4.2.5. Blok V. Perumahan ... 24

4.2.6. Blok VI. Pemanfaatan Energi ... 28

(6)

iv Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

4.2.8. Blok VIII. Pemanfaatan Air ... 37

4.2.9. Blok IX. Penggunaan Transportasi ... 41

4.2.10. Blok X. Peduli Lingkungan Sekitar ... 45

4.2.11. Blok XI. Pengetahuan Perilaku Peduli Lingkungan ... 46

4.2.12. Blok XII. Gambaran Kondisi Ekonomi ... 48

4.2.12. Blok XIII. Catatan ... 49

(7)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 1

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemanasan global dan perubahan iklim yang melanda dunia memberikan dampak serius pada kehidupan sosial, ekonomi, lingkungan serta budaya. Pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi tidak hanya ditimbulkan oleh rangkaian kejadian alam biasa, akan tetapi lebih diakibatkan oleh perilaku manusia. Hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2007 memastikan bahwa perubahan iklim global terjadi akibat atmosfer bumi dipenuhi oleh Gas Rumah Kaca (GRK), seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas karbon dioksida dihasilkan dari proses

pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan oleh kendaraan bermotor dan industri serta gas hasil kebakaran hutan, sementara gas metana dihasilkan dari aktivitas pembuangan sampah dan peternakan. Ditegaskannya perilaku manusia sebagai penyebab utama timbulnya pemanasan global dan perubahan iklim menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia, sebagai negara terpadat keempat di dunia, untuk menjadikan penduduknya lebih berperilaku peduli lingkungan.

Pada dasarnya kepedulian penduduk terhadap lingkungan tidak dapat tercipta dengan sendirinya. Diperlukan berbagai perangkat untuk mewujudkannya, seperti penegakan hukum, infrastruktur yang memadai, dan program-program edukasi. Perangkat tersebut akan lebih tepat guna baik pada saat perencanaan, monitoring maupun evaluasi, jika data terkait sejauh mana kepedulian penduduk terhadap lingkungannya diketahui.

Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan di berbagai bidang baik sektoral maupun lintas sektoral, Badan Pusat Statistik (BPS) berupaya menyediakan data mengenai perilaku penduduk yang merusak atau mencemari lingkungan hidup maupun perilaku penduduk yang ramah lingkungan. Untuk itu BPS melakukan Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup (SPPLH) 2013 dengan pendekatan rumah tangga.

SPPLH 2013 adalah survei terkait perilaku peduli lingkungan hidup yang pertama kali dilakukan oleh BPS. Oleh karena itu, buku pedoman ini disusun untuk memberikan panduan kerja bagi para petugas lapangan SPPLH2013. Dengan mempelajari secara seksama dan mengikuti petunjuk yang dijelaskan dalam buku Pedoman Pencacahan ini diharapkan para petugas dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan data yang berkualitas.

1.2. Tujuan

Tujuan pelaksanaan SPPLH 2013 adalah untuk mendapatkan data lingkungan hidup skala mikro yaitu pada level rumah tangga. Karakteristik data yang ingin diperoleh adalah data yang menggambarkan perilaku rumah tangga terhadap lingkungan hidup baik perilaku ramah ataupun yang sifatnya merusak lingkungan hidup, baik secara langsung atau tidak langsung berdampak pada lingkungan.

Data yang dihasilkan diharapkan dapat memberi masukan untuk perencanaan program-program kerja pemerintah di bidang lingkungan hidup dengan sasaran rumah tangga, sekaligus untuk memonitor

(8)

2 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

dan mengevaluasi program pembangunan di bidang lingkungan hidup.

1.3. Landasan Hukum

Pelaksanaan SPPLH 2013 didasarkan pada :

1. Undang Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik;

2. UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik;

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen;

5. Keputusan Kepala BPS Nomor 007 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPS;

1.4. Ruang Lingkup

SPPLH 2013 dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota dengan sampel sebanyak 75.000 rumah tangga.

1.5. Jenis Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam SPPLH 2013 mencakup:

1. Keterangan Anggota Rumah Tangga (ART), mencakup antara lain nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, ijazah tertinggi yang dimiliki, jenis penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan yang pernah diikuti, kegiatan utama, sarana angkutan yang biasa digunakan untuk menunjang kegiatan utama dan jenis bahan bakarnya, perilaku merokok, jenis dan jumlah rokok yang dikonsumsi, serta kebiasaan ART membuang sampah di rumah.

2. Perumahan, mencakup antara lain status pengguasaan bangunan tempat tinggal, luas tanah, luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan, ketersediaan fasilitas buang air besar, jenis kloset dan penggunaan flush, tempat pembuangan akhir tinja, pemanfaatan cahaya matahari, usaha menanam/memelihara tanaman di rumah, dan ketersediaan area resapan air.

3. Pemanfaatan Energi, mencakup antara lain sumber bahan bakar untuk memasak, kebiasaan menutup panci pada saat memasak, sumber penerangan utama, daya listrik terpasang, jumlah lampu yang terpasang di rumah, jumlah lampu yang dinyalakan pada siang hari, penggunaan lampu hemat energi, penguasaan/penggunaan alat elektronik dan kebiasaan mematikan alat elektronik yang tidak digunakan, frekuensi menyalakan AC di bawah 250C, dan usaha

mengurangi pemakaian listrik.

4. Pengelolaan Sampah, mencakup antara lain perlakuan terhadap sampah, frekuensi melakukan pemilahan sampah, perlakuan terhadap sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, serta perlakuan terhadap barang bekas layak pakai.

5. Pemanfaatan Air, mencakup antara lain sumber air utama yang digunakan untuk kegiatan rumah tangga, pemanfaatan air bekas mencuci/wudhu/dll, fasilitas mandi yang digunakan, penggunaan instalasi air, cara penggunaan air untuk mencuci alat makan/buah/sayuran, cara mencuci dan membilas pakaian, perilaku membiarkan air mengalir, dan usaha mengurangi pemakaian air.

(9)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 3 6. Penggunaan Transportasi, mencakup antara lain jumlah kendaraan bermotor yang

dikuasai/digunakan, perilaku penggunaan kendaraan bermotor, jenis pemeliharaan/ perawatan kendaraan bermotor (perawatan mesin, dan pemeriksaan tekanan ban), serta usaha mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.

7. Peduli Lingkungan Sekitar, mencakup antara lain keikutsertaan ART pada kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah, keberadaan pencemaran dan jenisnya, dan upaya menanggulangi pencemaran.

8. Pengetahuan Perilaku Peduli Lingkungan, mencakup antara lain pengetahuan responden akan pencemaran udara, pemanasan suhu bumi, pemborosan air, penyediaan area resapan air, penghematan listrik dan bahan bakar, perlakuan terhadap sampah dan sampah yang mengandung bahan kimia, dan sumber informasi pengetahuan yang dimiliki responden.

1.6. Instrumen yang Digunakan

Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan lapangan SPPLH 2013 terdiri dari tiga jenis buku pedoman dan dua jenis kuesioner. Jenis dan kegunaan masing-masing instrumen dijelaskan dalam Tabel 1.1

Tabel 1.1 Jenis dan Kegunaan Instrumen SPPLH 2013

No Instrumen Kegunaan Digunakan Oleh

(1) (2) (3) (4) 1. Buku Pedoman Buku I. Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota

Merupakan acuan bagi Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota dalam melaksana-kan pendataan SPPLH 2013

Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/ Kota

2. Buku II. Pedoman Pencacahan

Merupakan acuan bagi pencacah dalam melaksanakan pendataan SPPLH 2013

Pencacah (PCL) dan Pengawas/Pemeriksa (PML)

3. Buku III. Pedoman Pengawasan

Merupakan acuan bagi pengawas/ pemeriksa dalam mengawasi/ memeriksa pendataan SPPLH di lapangan

PML

4.

Kuesioner

SPPLH13.DSRT Daftar Sampel Rumah Tangga Terpilih SPPLH 2013. Setiap daftar berisi sepuluh (10) rumah tangga sampel yang dipilih hasil updating listing Susenas Triwulan II 2013.

(10)

4 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

5. SPPLH13.RT Pencacahan Rumah Tangga PCL

1.7. Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan SPPLH 2013 terdiri dari beberapa tahap kegiatan yang dilaksanakan di BPS Pusat dan daerah. Berikut tabel kegiatan beserta jadwal SPPLH 2013 :

Kegiatan Jadwal

A. Persiapan

1. Penyempurnaan pedoman dan kuesioner

2. Pencetakan kuesioner dan buku pedoman SPPLH 3. Pengiriman kuesioner dan buku pedoman SPPLH ke

daerah 4. Workshop Intama 5. Pelatihan Innas 6. Pelatihan Petugas 7. Supervisi Pelatihan B. Pelaksanaan

8. Pencacahan rumah tangga sampel 9. Pengawasan/pemeriksaan

10. Penyerahan hasil pencacahan ke BPS Kab/Kota

C. Pengolahan

11. Receiving & Batching

12. Pengolahan data (editing, coding, entry, validasi) dan pengecekan kualitas data di BPS Kab/Kota

13. Pengiriman data ke BPS Provinsi

14. Pengecekan kualitas data dan kelengkapan data oleh BPS Provinsi

15. Pengiriman raw data ke Pusat 16. Kompilasi data di Pusat

D. Evaluasi Hasil dan Publikasi

17. Evaluasi dan pembahasan hasil 18. Publikasi 22 Mar - 26 Apr 2013 6 -12 Mei 2013 13 - 24 Mei 2013 3 - 4 Juni 2013 17 - 20 Juni 2013 24 - 30 Juni 2013 24 - 30 Juni 2013 1 - 15 Juli 2013 1 - 20 Juli 2013 15 - 25 Jui 2013 15 - 25 Juli 2013 20 Juli - 20 Agust 2013 21 - 23 Agust 2013 26 - 30 Agust 2013 2 - 6 Agust 2013 9 - 20 September 2013 Okt - Nov 2013 Desember 2013

(11)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 5

II

URAIAN TUGAS PENCACAH DAN TATA CARA PENCACAHAN

2.1 Tugas dan Tanggung Jawab 2.1.1 Pencacah Lapangan (PCL)

Secara umum tugas pencacah adalah sebagai berikut : 1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPPLH 2013;

2) Menerima identitas rumah tangga sampel terpilih yang disiapkan oleh Pengawas/Pemeriksa pada setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya;

3) Menelusuri rumah tangga sampel bersama Pengawas/Pemeriksa;

4) Melakukan wawancara terhadap responden pada rumah tangga sampel dengan Daftar SPPLH13.RT berdasarkan Daftar SPPLH13.DSRT;

5) Menjalin kerja sama dengan Pengawas/Pemeriksa dan semua responden; 6) Melakukan kunjungan ulang untuk wawancara yang belum selesai;

7) Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden telah dicatat dengan benar;

8) Mendiskusikan masalah yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan bersama Pengawas/Pemeriksa;

9) Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan kepada Pengawas/Pemeriksa secara bertahap, tanpa menunggu satu Blok Sensus selesai semuanya dan mematuhi jadwal yang telah ditentukan.

2.1.2 Pengawas/Pemeriksa (PML)

Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan lapangan serta mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi, maka harus dilaksanakan pengawasan lapangan. Tugas pokok dalam pengawasan lapangan ini meliputi pengawasan pelaksanaan pencacahan dan pemeriksaan hasil-hasilnya.

Secara umum rangkaian tugas pemeriksa adalah sebagai berikut : 1) Seorang PML akan membawahi sekitar 3 PCL.

2) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPPLH 2013.

3) Membuat jadwal pengawasan lapangan untuk setiap pencacah.

4) Mengkoordinir pelaksanaan pencacahan pada semua PCL yang menjadi tanggung jawabnya. 5) Mendampingi setiap PCL saat melakukan pencacahan. Pendampingan dimulai dari pencacah

yang dinilai paling lemah dan dilakukan sedini mungkin pada awal pencacahan, sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat dihindari.

6) Mengawasi pelaksanaan lapangan hingga periode pencacahan berakhir.

7) Jika terdapat rumah tangga nonrespon atau tidak ditemukan, maka PML wajib memverifikasi lapangan untuk benar-benar memastikan bahwa rumah tangga tersebut memang berstatus nonrespon.

(12)

6 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

8) Membantu memecahkan masalah yang ditemui PCL dalam pelaksanaan pencacahan. 9) Memeriksa hasil pencacahan yang dilakukan PCL.

10) Mengumpulkan dokumen hasil pencacahan (Daftar SPPLH13.RT dan SPPLH13.DSRT) dan diserahkan kepada BPS Kabupaten untuk dilakukan pengolahan.

11) Melaksanakan seluruh tugas sesuai jadwal yang telah ditentukan.

2.2 Tata Cara Pencacahan

Sebelum melakukan pencacahan para petugas harus menyiapkan perlengkapan, mencari informasi situasi dan kondisi wilayah tugas, menemukan rumah tangga sampel, dan menemui responden untuk dilakukan wawancara dengan metode pendataan yang telah ditentukan.

2.2.1 Persiapan Lapangan

Sebelum melakukan pencacahan petugas harus melakukan persiapan terkait dokumen perlengkapan, informasi situasi dan kondisi wilayah tugas, koordinasi, dan komunikasi dengan BPS kabupaten/kota dan pejabat wilayah tugas, serta mengetahui lokasi responden.

Dokumen dan Perlengkapan

Dokumen, bahan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan adalah: 1. Peta Blok Sensus terpilih

2. Daftar Updating Susenas Triwulan II 2013 (VSEN13.P) 3. Buku II Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

4. Daftar SPPLH13.DSRT 5. Daftar SPPLH13.RT

6. Pensil hitam, rautan, penghapus, dan lain-lain

7. Surat tugas atau surat pengantar (dengan cap/stempel dari aparat setempat).

8. Dokumen-dokumen, bahan, dan perlengkapan tersebut harus diyakinkan tidak ada yang kurang, baik dalam hal jumlah maupun kondisinya.

Informasi Situasi dan Kondisi Lapangan

Situasi dan kondisi lapangan adalah faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan lapangan. Oleh karena itu, para petugas sebaiknya segera mencari informasi yang diperlukan, seperti:

1) Letak geografis wilayah tugas.

2) Ketersediaan transportasi ke lokasi pencacahan. Untuk mengantisipasi apabila ada lokasi pencacahan yang membutuhkan biaya dan waktu khusus.

3) Profil masyarakat pada wilayah yang akan dituju untuk menerapkan teknik wawancara yang tepat digunakan.

Koordinasi dan Komunikasi dengan BPS Kabupaten/Kota dan Pejabat Wilayah Tugas

Sebelum mulai bertugas, koordinasi dan komunikasi antara pencacah dengan pengawas/pemeriksa dan BPS Kabupaten/Kota harus tetap dilakukan baik dari ketersediaan dokumen, permasalahan lapangan, dan kelengkapan surat tugas.

(13)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 7 Sebelum mengunjungi rumah tangga sampel, petugas harus melakukan koordinasi dengan pejabat di wilayah tugas (termasuk Ketua RT/RW atau Lurah/Kepala Desa/Kepala Dusun). Kepada pejabat di wilayah tugas, petugas harus memperkenalkan diri dengan menunjukkan surat tugas, memberikan penjelasan pelaksanaan SPPLH 2013 baik terkait tujuan, hal-hal yang akan dilakukan pada saat survei, dan rumah tangga yang menjadi sampel, serta meminta ijin untuk melaksanakan kegiatan SPPLH 2013 pada jadwal yang telah ditentukan.

Menemukan Lokasi Rumah Tangga Terpilih

Pelaksanaan pencacahan rumah tangga dilakukan oleh Pencacah berdasarkan identitas rumah tangga sampel pada SPPLH13.DSRT, VSEN13.P, dan sketsa peta blok sensus, dengan cara :

1) Mengidentifikasi alamat atau satuan lingkungan setempat seperti RT, RW, Dusun, Nama Jalan atau Gang sesuai isian pada Blok V Kolom (7) Daftar SPPLH13.DSRT.

2) Mengidentifikasi letak nomor bangunan fisik rumah tangga sampel (Blok V kolom (3) SPPLH13.DSRT) pada Blok V Kolom (2) Daftar VSEN13.P

3) Mengidentifikasi nama kepala rumah tangga tetangganya, yaitu nama kepala rumah tangga pada Blok V Kolom (5) Daftar VSEN13.P yang berada di atas dan di bawah nama kepala rumah tangga sampel (meyakinkan posisi rumah tangga). Mengidentifikasi letak nomor bangunan fisik rumah tangga sampel pada sketsa peta blok sensus.

2.2.2 Metode Pencacahan

Pencacahan di setiap rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara langsung antara pencacah lapangan (PCL) dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah anggota rumah tangga yang bertanggung jawab/pengambil keputusan atas pengeluaran rumah tangga (baik pengeluaran makanan maupun non makanan). Dalam hal ini diutamakan kepala rumah tangga, pasangannya atau ART dewasa (15 tahun keatas) dan tidak diperkenankan mewawancarai tetangga dari rumah tangga responden. Gunakan kecakapan, kesabaran, dan keramahan selama berwawancara.

(14)

8 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

III

PENGISIAN DAFTAR SPPLH13.DSRT

3.1 Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.DSRT

Daftar SPPLH13.DSRT merupakan daftar yang berisi sampel rumah tangga terpilih kegiatan SPPLH 2013 dalam satu blok sensus. Daftar SPPLH13.DSRT terdiri dari 5 blok, yaitu: Blok I adalah Pengenalan Tempat, Blok II adalah Rekapitulasi Rumah Tangga, Blok III adalah Keterangan Petugas, Blok IV adalah Catatan, dan Blok V adalah Keterangan Rumah Tangga Terpilih. Isian untuk Blok I, Blok II dan Blok V dalam daftar SPPLH13.DSRT telah tercetak dengan nama serta alamat rumah tangga terpilih.

3.1.1 Blok I. Keterangan Tempat

Mencakup nama Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, dan Nomor Kode Sampel (NKS). Isian dalam blok ini telah tercetak dalam DSRT, namun apabila terdapat kesalahan maka lakukan perbaikan dengan mencoret dan isikan identitas yang benar.

3.1.2 Blok II. Rekapitulasi Rumah Tangga

Memuat banyaknya rumah tangga eligible hasil pemutakhiran Susenas Triwulan II-2013. Isian dalam blok ini sudah tercetak dalam DSRT.

3.1.3 Blok III. Keterangan Petugas

Memuat nama lengkap, tanggal, dan tanda tangan PCL dan Pengawas. Tulis nama, tanggal dan bubuhkan tanda tangan setelah memastikan bahwa semua nama kepala rumah tangga (KRT) yang berada di Blok V sudah dicacah dan status pencacahannya sudah terisi sesuai dengan dokumen SPPLH13.RT.

3.1.4. Blok IV. Catatan

Blok Catatan disediakan jika pencacah menemukan hal-hal penting yang perlu dicatat. Misalnya menuliskan alasan rumahtangga yang nonrespon, alasan pencoretan nama dan atau alamat, serta temuan lapangan lainnya.

3.1.5. Blok V. Keterangan Rumah Tangga Terpilih

Keterangan rumah tangga terpilih sampel SPPLH telah tercetak pada kolom (1) – (8) berdasarkan hasil updating Susenas Triwulan II tahun 2013. Khusus untuk kolom (9) isikan status hasil pencacahan dengan kode 1 “berhasil” jika berhasil dicacah, kode 2 “tidak ditemukan” jika rumah tangga tidak ditemukan di wilayah pencacahan dan kode 3 “menolak” jika responden tidak bersedia untuk dicacah. Jika kolom (9) berkode 2 dan 3 tuliskan alasan rumah tangga tersebut tidak dapat dicacah di Blok IV.Catatan dan segera laporkan kepada PML.

Terdapat kemungkinan nama KRT yang tercetak di kolom (6) berbeda dengan kondisi di lapangan. Perbedaan ini dapat disebabkan beberapa kondisi sebagai berikut:

(15)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 9 1. Perbedaan nama, seperti nama yang tercatat adalah nama panggilan, kesalahan penulisan

nama atau hal-hal lain yang dapat diterima secara logis bahwa rumah tangga yang dikunjungi adalah rumah tangga sampel, maka perbaiki nama KRT pada kolom (6) dengan nama sesuai identitas dan lakukan proses pencacahan.

2. Ganti Kepala Rumah Tangga (KRT), kondisi dimana alamat saat pencacahan SPPLH 2013 sama dengan alamat rumah tangga yang ditemui tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga oleh anggota rumah tangga lainnya yang diakibatkan oleh KRT meninggal atau pindah. Maka, coret nama KRT pada kolom (6) dan ganti dengan nama KRT baru dan tuliskan alasan pencoretan nama KRT di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan.

Contoh :

a. Nama yang tertera pada SPPLH13.DSRT adalah Arya namun saat petugas SPPLH 2013 mendatangi rumah Arya ternyata KRTnya adalah Bambang. Bambang adalah anak Arya yang tinggal bersama Arya namun sebulan yang lalu Arya telah meninggal. Coret nama Arya gantikan dengan Bambang dan tuliskan alasan pencoretan nama KRT di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan.

b. Nama yang tertera pada SPPLH13.DSRT adalah Tommi namun saat petugas SPPLH 2013 mendatangi rumah Tommi ternyata KRT-nya adalah Yoyok. Istri Yoyok menjelaskan Tommi kakak iparnya pada bulan Mei sudah pindah menempati rumah barunya dan dulu Yoyok tinggal dalam satu rumah dan makan bersama dengan keluarga Tommi. Coret nama Tommi lalu gantikan dengan Yoyok dan tuliskan alasan pencoretan nama KRT di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan.

3. Pindah dalam blok sensus adalah kondisi dimana KRT yang dimaksud dalam Daftar SPPLH13.DSRT ternyata sudah pindah rumah namun masih dalam wilayah pencacahan. Coret alamat pada kolom (7) dan ganti dengan alamat baru lalu tuliskan alasan pencoretan alamat di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan.

Dalam pelaksanaan SPPLH 2013 juga dimungkinkan adanya nonrespon. Hal ini dapat terjadi jika: 1. Rumah tangga yang ditemui berbeda dengan rumah tangga yang tercetak di SPPLH13.DSRT; 2. Rumah tangga menolak untuk diwawancarai;

3. Rumah tangga pindah di luar blok sensus;

4. Setelah dilakukan kunjungan ulang rumah tangga hingga pada batas waktu pencacahan rumah tangga tersebut tidak dapat ditemui.

(16)

10 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

IV

PENGISIAN DAFTAR SPPLH13.RT

4.1 Tata Cara PenulisanDaftar SPPLH13.RT

Dalam kuesioner SPPLH13.RT penyajian pertanyaan dan jawaban memiliki jenis aturan pengisian yang masing-masing berlaku untuk rincian atau pertanyaan tertentu. Pada dasarnya, cara pengisian rincian atau pertanyaan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Untuk rincian yang disediakan nama/keterangan dan kotak jawaban di sampingnya maka tuliskan nama/keterangan di tempat yang tersedia kemudian menuliskan kode nama/keterangan yang dimaksud pada kotak yang tersedia;

Contoh: Pada Rincian 1 dan 2, Blok I. KETERANGAN TEMPAT

2. Untuk rincian yang tersedia kode jawabannya, sesuaikan jawaban responden dengan pilihan jawaban dan lingkari kode jawaban, kemudian menuliskan ke kotak yang tersedia;

Contoh: Pada Rincian 6, Blok V. PERUMAHAN

6. Apakah terdapat sumur resapan, lubang resapan biopori, dan taman/tanah berumput di lingkungan rumah?

a. Sumur resapan 1. Ya 2. Tidak b. Lubang resapan biopori 1. Ya 2. Tidak c. Taman/tanah berumput 1. Ya 2. Tidak

2 2 1

3. Mengisikan jawaban responden pada kotak yang tersedia

Contoh: Pada Rincian 10, Blok VI.PEMANFAATAN ENERGI

10.a. Jumlah lampu yang terpasang dirumah : buah b. Jumlah lampu hemat energi yang terpasang di rumah

c. Jumlah lampu yang menyala pada siang hari

d. Jumlah lampu yang tetap menyala pada malam hari ketika tidur

1 2 1 2 0 1 buah buah 0 2 buah : : :

(17)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 11 4. Untuk rincian yang berbentuk tabel, pilihan jawaban bisa berada dalam baris atau kolom tabel.

Sesuaikan jawaban responden dengan pilihan jawaban lalu tuliskan pada kotak yang tersedia atau lingkari kode jawaban

Contoh :

- Pada Rincian 12, Blok VI. PEMANFAATAN ENERGI

11. Berapa jumlah alat elektronik yang dikuasai/digunakan rumah tangga dan bagaimana kebiasaan rumah tangga dalam penggunaannya?

Alat elektronik yang

digunakan Jumlah

Jika kol (2) ≠ 0, bagaimana kebiasaan rumah tangga dalam

penggunaannya? Apakah sering, kadang-kadang,

atau tidak pernah membiarkan menyala meski tidak digunakan? 1. Sering 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah (1) (2) (3) 3 a. Televisi 2 e. Radio/tape/DVD 1 i. Dispenser 1

k. Mesin cuci satu tabung 0

f. Pompa air 1

j. Magic com/Rice cooker 1

h. Lemari es 2

g. Setrika 1

d. Komputer/Laptop 2

c. Kipas angin/Exhaust fan

b. AC 0

1 2 3

l. Mesin cuci dua tabung 1

1 2 3

1 2 3

1 2 3

1 2 3

1 2 3

5. Membiarkan kotak tidak terisi apabila suatu rincian atau pertanyaan tidak perlu diisi karena aturan, misalnya harus dilewati.

Contoh: Pada Rincian 7 sampai dengan 9, Blok VI.PEMANFAATAN ENERGI

9. a. Sumber penerangan utama : 1. Listrik PLN

2. Listrik non PLN bersumber energi alternatif

3. Listrik non PLN bukan bersumber energi alternatif 4. Petromak/pelita/sentir/obor

5. Lainnya [R14.a]

7. Bahan bakar memasak yang digunakan :

1. Listrik 6. Arang

2. Gas Kota/Elpiji 7. Kayu bakar

3. Biogas 8. Lainnya

4. Minyak tanah 9. Tidak memasak

5. Briket

a.

b.

Utama

[R9]

8. Pada saat memasak, seberapa sering menutup panci?

1. Tidak pernah 3. Sering

2. Kadang-kadang

9 9

(18)

12 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 4.2 Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.RT

Kuesioner SPPLH13.RT terdiri dari tiga belas blok. Blok I untuk mencatat lokasi rumah tangga. Blok II untuk mencatat ringkasan jumlah ART. Blok III untuk mencatat keterangan petugas. Blok IV mencatat keterangan pokok anggota rumah tangga (ART) yang mencakup keterangan demografi ART, keikutsertaaan dalam penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup, penggunaan transportasi, perilaku merokok, dan perilaku membuang sampah. Blok V sampai Blok X mencatat keterangan perumahan dan perilaku peduli lingkungan hidup rumah tangga. Blok XI untuk mencatat pengetahuan perilaku peduli lingkungan. Blok XII untuk mengetahui pendapatan rumah tangga. Blok XIII untuk catatan.

4.2.1 Blok I. Keterangan Tempat

Blok ini berisi keterangan tempat mengenai Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, Nomor Kode Sampel, Nomor urut sampel rumah tangga, nama KRT, alamat, status pencacahan, nama pemberi informasi beserta nomor urut ARTnya.

Rincian 1 sampai dengan 10: Identitas tempat

Tuliskan nama dan kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, Nomer Kode Sampel, Nomor urut sampel rumah tangga, nama KRT, dan alamat tempat tinggal responden. Isian rincian 1 s.d. 10 berasal dari Blok I dan Blok V Daftar SPPLH13.DSRT. Apabila ditemukan perbedaan nama KRT atau alamat rumah tangga, maka lakukan perbaikan sesuai kondisi lapangan.

Rincian 11: Status Pencacahan

Rincian ini digunakan untuk mengetahui hasil kunjungan yang dilakukan petugas pencacah. Isikan kode 1 jika ”Berhasil dicacah”, kode 2 jika ”Tidak ditemukan”, dan kode 3 jika ”Menolak” pada kotak yang tersedia. Segera laporkan ke PML untuk rumah tangga yang tidak ditemukan dan menolak. Berdasarkan laporan PCL, PML wajib melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan kebenaran laporan.

Rincian 12: Pemberi informasi

Rincian ini digunakan untuk mencatat keterangan pemberi informasi. Rincian ini diisi pada akhir pencacahan. Pemberi informasi adalah anggota rumah tangga yang menjadi narasumber utama dalam pengisian kuesioner SPPLH13.RT. Pemberi informasi diutamakan KRT atau pasangannya (Istri/Suami) atau ART dewasa (15 tahun keatas). Tuliskan nama dan salin nomor urut ART pemberi informasi dari Blok IV kol.1.

4.2.2 Blok II. Ringkasan

Rincian 1: Banyaknya Anggota Rumah Tangga

Isikan jumlah ART dari rumah tangga sampel sesuai banyaknya baris dari Kolom (2) Blok IV yang terisi.

Rincian 2: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Umur 10 Tahun Ke Atas

Isikan jumlah ART yang berumur 10 tahun ke atas, sesuai banyaknya baris dari Kolom (5) Blok IV yang berisi angka 10 dan di atasnya.

(19)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 13

4.2.3 Blok III. Keterangan Petugas

Blok ini mencatat keterangan petugas yang bertanggung jawab melakukan pencacahan dan pemeriksaan Daftar SPPLH13.RT serta informasi tanggal pencacahan dan pemeriksaan.

Rincian 1-2 : Nama, dan Jabatan

Isikan Nama. Lingkari salah satu kode jabatan sesuai jabatan PCL/PML dan pindahkan ke dalam kotak yang disediakan.

Rincian 3: Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan

Tuliskan tanggal dan bulan pencacahan/pemeriksaan.

Rincian 4: Tanda Tangan

Sebelum membubuhkan tanda tangan, pencacah dan pengawas/pemeriksa diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SPPLH13.RT.

4.2.4 Blok IV. Keterangan Anggota Rumah Tangga

Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pokok ART. Keterangan yang dicatat meliputi nama, hubungan dengan KRT, jenis kelamin, umur, status perkawinan, Ijazah/STTB tertinggi, penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup, kegiatan utama, sarana angkutan yang digunakan, perilaku merokok, dan kebiasaan membuang sampah.

Kolom (1) : Nomor Urut

Nomor urut sudah tertulis dari nomor 1 sampai dengan 10. Jika banyaknya ART lebih dari 10 orang, gunakan lembar atau kuesioner tambahan dengan memberikan keterangan “bersambung” di sudut kanan atas pada kuesioner pertama dan keterangan “sambungan” pada sudut kanan atas kuesioner tambahan. Salin keterangan pengenalan tempat pada Daftar SPPLH13.RT tambahan dan ganti nomor urut pada kolom (1) Blok IV menjadi 11, 12, dan seterusnya.

Rumah Tangga (Ruta) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Rumah tangga umumnya terdiri dari ibu, bapak, anak, orang tua/mertua, famili, pembantu dan lainnya.

Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (KRT, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga atau ART lainnya).

Termasuk ART:

a. Bayi yang baru lahir.

b. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih.

c. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang).

d. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah majikan.

(20)

14 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

f. KRT yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja tambang.

Tidak termasuk ART :

a. Anak yang tinggal di tempat lain (luar BS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk rumah tangga sendiri atau bergabung dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya sehari-hari.

b. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah. c. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah.

d. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan. e. Orang yang mondok tidak dengan makan.

Catatan:

1. Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu rumah tangga istri yang lebih lama ditinggali. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi.

2. Rumah tangga yang memiliki 2 rumah dalam satu BS, dimana salah satu rumah ditempati anak-anaknya tetapi pengurusan makan dan kebutuhan sehari-hari menjadi satu tetap dikategorikan 1 rumah tangga.

Tuliskan nama semua ART yang tinggal dan diurutkan mengikuti aturan baku SP2010 sebagai berikut : 1. Nomor urut pertama adalah nama KRT dan diikuti oleh nama istri/suami (pasangannya).

Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga atau orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. 2. Nomor urut berikutnya adalah nama anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak

yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua.

3. Nomor urut berikutnya adalah nama anak yang telah menikah yang diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak dari pasangan ini yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. Demikian seterusnya, untuk para anak dari KRT yang telah menikah disusun berurutan dengan pasangannya dan anak-anaknya.

4. Nomor urut berikutnya adalah ART selain anak, yang sudah menikah diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah.

5. Nomor urut berikutnya adalah ART lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa anak mulai dari orang tua/mertua, famili lain, pembantu/sopir/tukang kebun, dan lainnya.

Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih,

maka orang tersebut dicatat dimana dia tinggal pada saat pencacahan. Ia tidak dicatat lagi di rumah asalnya

(21)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 15 Nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain. Setelah semua selesai dicatat, bacakan kembali nama-nama tersebut kemudian ajukan lagi pertanyaan untuk memastikan adanya:

a. Orang yang namanya belum tercatat karena lupa atau dianggap bukan ART seperti bayi atau anak kecil, pembantu, teman/tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, keponakan, anak indekos dan sebagainya yang biasa tinggal di rumah tangga tersebut; orang yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi biasanya tinggal di rumah tangga tersebut, dan tamu yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi telah meninggalkan rumahnya lebih dari 6 bulan. Tambahkan nama-nama yang tertinggal tersebut pada baris-baris sesuai dengan urutan seperti dijelaskan di atas.

b. Orang yang dianggap ART karena biasanya tinggal di rumah tangga tersebut tetapi sedang bepergian selama 6 bulan atau lebih. Hapus nama dari daftar bila sudah terlanjur ditulis pada Blok IV ini. Urutkan kembali nama-nama ART sesuai dengan urutan seperti dijelaskan di atas.

Kolom (3): Hubungan dengan KRT

Tanyakan hubungan setiap ART dengan KRT dan isikan kode yang sesuai pada kotak yang tersedia. ART pertama harus KRT, sehingga kode di Kolom (3) sudah tertulis berkode 1. Hubungan dengan KRT adalah:

Istri/suami adalah istri/suami dari KRT;

Anak, mencakup anak kandung, anak tiri, dan anak angkat KRT;

Menantu, yaitu suami/istri dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat;

Cucu, yaitu anak dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat;

Orang tua/mertua, yaitu bapak/ibu dari KRT atau bapak/ibu dari istri/suami KRT;

Famili lain, yaitu mereka yang ada hubungan famili dengan KRT atau dengan istri/suami KRT, misalnya adik, kakak, bibi, paman, kakek, atau nenek;

Pembantu rumah tangga, yaitu orang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di rumah tangga tersebut dengan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang;

Lainnya, yaitu orang yang tidak ada hubungan famili dengan KRT atau istri/suami KRT yang berada di rumah tangga tersebut lebih dari 6 bulan, seperti tamu, teman dan orang yang mondok dengan makan (indekos), termasuk anak pembantu yang juga tinggal dan makan di rumah tangga majikannya.

Urutan bertanya:

a. Tanyakan dan tuliskan nama kepala rumah tangga.

b. Isikan Kolom (2) dan (3) secara berturut-turut dengan menanyakan dan menulis nama anggota rumah tangga sesuai dengan aturan baku SP2010.

c. Kemudian tanyakan satu-persatu keterangan yang dibutuhkan mulai Kolom (4) sampai dengan Kolom (16) untuk setiap anggota rumah tangga.

(22)

16 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 Penjelasan :

1. Mantan menantu yang tidak ada hubungan famili dengan KRT dicatat sebagai lainnya (kode 9); yang ada hubungan famili dicatat sebagaimana status hubungan dengan KRT sebelum menikah. 2. Famili yang dipekerjakan sebagai pembantu (diberi upah/gaji) dianggap sebagai pembantu rumah

tangga.

3. Anak pembantu rumah tangga yang ikut tinggal dalam rumah tangga, apabila diperlakukan sebagai pembantu rumah tangga, status hubungan dengan KRT dicatat sebagai pembantu rumah tangga. Apabila anak tersebut tidak diperlakukan sebagai pembantu rumah tangga, maka dicatat sebagai lainnya.

Kolom (4) : Jenis Kelamin

Isikan kode jenis kelamin untuk masing-masing ART pada kotak yang tersedia, kode 1 untuk “Laki-laki” dan kode 2 untuk ”Perempuan”. Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya. Untuk meyakinkannya, tanyakan apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan.

Kolom (5) : Umur

Tanyakan umur responden dan isikan jawabannya pada kotak yang tersedia. Umur dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender Masehi.

Penjelasan:

1. Jika umur responden 27 tahun 9 bulan, dicatat 27 tahun. 2. Jika umurnya kurang dari 1 tahun, dicatat 00 tahun.

Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakan untuk memperoleh keterangan mengenai umurnya dengan cara sebagai berikut :

1. Melalui akte kelahiran, surat kenal lahir, kartu dokter, kartu imunisasi, dan Kartu Menuju Sehat (KMS) atau catatan lain yang dibuat oleh orang tuanya. Perhatikan tanggal dikeluarkannya surat-surat tersebut (misalnya KTP atau kartu keluarga) bila yang tercatat di sana adalah umur (bukan tanggal lahir).

2. Menghubungkan waktu kelahiran responden dengan tanggal, bulan, dan tahun kejadian atau peristiwa penting yang terjadi di Indonesia atau di daerah yang dikenal secara nasional maupun regional.

Contoh :

Pemilu, gunung meletus, banjir, kebakaran, pemilihan kepala desa/lurah, dan sebagainya. Beberapa peristiwa penting yang dapat digunakan dalam memperkirakan umur antara lain:

a. Pendaratan Jepang di Indonesia (1942).

Pada umumnya apabila ditanyakan mengenai umur, ada kecenderungan responden memberikan jawaban umur yang berakhiran 5 atau 0. Sehingga apabila pencacah menemukan hal tersebut, maka pencacah

(23)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 17 b. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (1945).

c. Pemilu I (1955).

d. Pemberontakan G30S/PKI (1965).

3. Membandingkan umur ART dengan saudara-saudara kandungnya. Mulailah dengan memperkirakan umur anak yang terkecil, kemudian bandingkan dengan anak kedua terkecil dengan menanyakan kira-kira berapa umur atau sudah bisa berbuat apa saja {duduk (6 bulan), merangkak (8 bulan), berdiri (9 bulan), berjalan (12 bulan)} si kakak waktu adiknya lahir atau mulai ada dalam kandungan. Lakukan cara-cara di atas ini untuk mencari keterangan mengenai anak-anak yang lebih besar. 4. Membandingkan dengan anak tetangga/saudara yang diketahui umurnya dengan pasti. Perkirakan

berapa bulan anak yang bersangkutan lebih tua atau lebih muda dari anak-anak tersebut.

Tidak jarang responden mengatakan tidak mengetahui sama sekali umurnya, ketika ditanya terus dijawab "terserah bapak/ibu sajalah". Dalam kasus seperti ini pencacah diminta menanyakan kembali dengan lebih sabar, mengulangi kembali cara-cara yang dianjurkan.

Karena untuk umur disediakan dua kotak, bagi yang umurnya kurang dari 10 tahun agar ditambahkan 0 di kotak pertama dan bagi yang umurnya 98 tahun atau lebih diisikan 98.

Contoh: 110 tahun 9 8

9 tahun 9 bulan 0 9

11 bulan, 20 hari 0 0

Kolom (6): Status Perkawinan

Tanyakan status perkawinan responden dan isikan kodenya pada kotak yang tersedia. Pilihan jawaban untuk pertanyaan ini, kode 1: belum kawin, kode 2: kawin, kode 3: cerai hidup, kode 4: cerai mati.

Kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri.

Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.

Cerai mati adalah seseorang yang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi.

Kolom (7) - (16) hanya ditanyakan untuk ART berumur 10 tahun ke atas (kol(5) ≥ 10) Kolom (7) : Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

(24)

18 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 Kode Kolom (7) : Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki:

0. Tidak punya Ijazah SD 1. SD/Sederajat 2. SMP/Sederajat 3. SMA/Sederajat 4. D1/D2/D3 5. D4/S1 6. S2/S3

Tidak Punya Ijazah SD adalah KRT/ART yang tidak memiliki ijazah suatu jenjang pendidikan atau pernah bersekolah di Sekolah Dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat (antara lain Sekolah Luar Biasa tingkat dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong, Sekolah Dasar Kecil, paket A1-A100, Paket A Setara) tetapi tidak/belum tamat. Termasuk juga KRT/ART yang tamat sekolah dasar 3 tahun atau yang sederajat.

Paket A/B/C merupakan pendidikan kesetaraan dengan tujuan memperluas akses pendidikan dasar sembilan tahun melalui program Paket A dan Paket B serta pendidikan menengah melalui program Paket C.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 3, pendidikan kesetaraan adalah pendidikan non formal yang mencakup program Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA.

Kasus:

1. KRT/ART yang duduk di kelas 5 SD, atau kelas 2 SMP (kelas VIII), atau kelas 2 SMA (kelas XI) tetapi telah mengikuti ujian SD, atau SMP, atau SMA dan lulus, maka pendidikan yang ditamatkan adalah SD atau SMP atau SMA, sesuai dengan jenjang yang dinyatakan lulus ujiannya.

2. Jika ijazah yang dimiliki hilang/terbakar dianggap punya.

3. Jika seseorang pernah/sedang bersekolah di jenjang formal, karena gagal UAN kemudian ikut ujian paket dan lulus maka ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki adalah ijazah setingkat paket yang dinyatakan lulus..

Kolom (8) : Dalam 3 tahun terakhir apakah (NAMA) pernah/sedang mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup?

Penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup adalah proses informal yang bertujuan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran dalam usaha meningkatkan kepedulian seseorang atau kelompok terhadap lingkungan hidup. Jadi dalam hal ini harus ada fokus terhadap tema yang sedang diajarkan, pengajar yang telah memahami betul tema yang diajarkan.

Contoh:

1. Penyuluhan pembuatan kompos dalam pertemuan PKK. 2. Penyuluhan pembuatan biopori di kantor kelurahan.

Penyuluhan/pelatihan disini tidak termasuk pendidikan yang diperoleh di sekolah (misal pendidikan tentang pengelolaan sampah dalam pelajaran IPA untuk SD).

(25)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 19 Tanyakan apakah dalam 3 tahun terakhir ART pernah/sedang mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup. Isikan salah satu kode 1 “pernah/sedang”, 2 ”tidak pernah” atau 9 “tidak tahu” untuk tiap ART ke dalam kotak yang disediakan.

Jawaban tidak tahu diperuntukkan untuk ART yang pada waktu pencacahan sedang tidak berada di rumah dan narasumber tidak mengetahui apakah ART tersebut pernah atau tidak pernah mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup selama 3 tahun terakhir.

Kolom (9) : Jika kolom (8) = 1, Jenis penyuluhan/pelatihan terakhir yang pernah diikuti:

Kolom ini diisi jika dalam 3 tahun terakhir ART pernah/sedang mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup (kolom (8) = 1). Setiap ART mungkin pernah mengikuti lebih dari satu penyuluhan/pelatihan, isikan kode jenis penyuluhan/pelatihan terakhir yang diikuti dan pindahkan ke kotak yang telah disediakan. Jenis penyuluhan/ pelatihan meliputi:

Pengelolaan sampah adalah penyuluhan/pelatihan terkait pengenalan jenis sampah, cara pemilahan sampah, cara pembuangan sampah yang benar menurut jenis sampah, daur ulang sampah, pembuatan kompos, perlakuan terhadap sampah yang mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), dll.

Penghematan/konservasi air adalah penyuluhan/pelatihan terkait penghematan air dan konservasi air, seperti penjelasan cara-cara penghematan air, pemanfaatan air bekas, pembuatan area resapan air (biopori, sumur resapan, dll).

Penghematan listrik/penggunaan energi listrik alternatif adalah penyuluhan/pelatihan terkait penghematan listrik, seperti penjelasan cara-cara menghemat listrik, alat-alat yang dapat menghemat listrik, perakitan alat yang menghemat listrik serta penggunaan energi listrik alternatif seperti energi listrik dari pengolahan kotoran ternak, kincir angin, tenaga surya, dll.

Penghijauan adalah penyuluhan/pelatihan terkait proses penghijauan, seperti menjelaskan pentingnya keberadaan tanaman, mengenalkan jenis tanaman yang mesti dilindungi, mengajarkan budidaya tanaman, termasuk juga penggunaan pupuk organik, hidroponik, penyilangan tanaman untuk mendapat jenis bibit baru, dll.

Konservasi satwa adalah penyuluhan/pelatihan terkait perlindungan dan pelestarian satwa yang dilindungi, seperti penangkaran penyu hijau, penangkaran burung jalak bali, dll.

Tidak tahu, jawaban ini hanya diperuntukkan untuk ART lain yang pada waktu wawancara sedang tidak berada di rumah tetapi narasumber mengetahui bahwa ART lain tersebut pernah mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan, namun tidak mengetahui jenisnya.

Kolom (10) : Kegiatan utama selama seminggu yang lalu

Tanyakan kegiatan utama masing-masing ART. Isikan salah satu kode 0 sampai dengan kode 4 ke kotak yang bersesuaian. Isikan kode 0 jika ART tidak melakukan kegiatan. Jika ART melakukan kegiatan, isikan salah satu kode 1 sampai dengan kode 4 sesuai kegiatan utama yang dilakukan oleh ART selama seminggu yang lalu.

Seminggu yang lalu adalah jangka waktu 7 hari berturut-turut yang berakhir sehari sebelum tanggal pencacahan.

Contoh: Pencacahan dilakukan tanggal 8 Juli 2013, maka yang dimaksud seminggu yang lalu adalah dari tanggal 1 Juli sampai dengan 7 Juli 2013.

(26)

20 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 Kegiatan di sini mencakup kegiatan bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya (kursus, olahraga, rekreasi, dll). Termasuk tidak ada kegiatan adalah apabila ART tidak mampu melakukan kegiatan karena cacat atau jompo atau hanya melakukan aktivitas keseharian saja (mandi, makan, tidur, bermain, dll).

Dalam seminggu yang lalu ART dapat melakukan lebih dari satu kegiatan sehingga harus ditanyakan kegiatan utamanya. Kegiatan utama adalah kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Waktu terbanyak diperhitungkan dengan membandingkan waktu yang digunakan untuk bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya (olah raga, kursus, rekreasi, dan kegiatan sosial). Waktu luang yang digunakan untuk arisan keluarga, mengunjungi famili, santai, tidur, dan bermain tidak dihitung sebagai bahan pembanding. Apabila waktu yang digunakan sama maka jawaban diserahkan kepada responden.

Catatan:

Apabila ART selama seminggu yang lalu sementara sedang tidak bekerja atau sementara tidak sekolah, maka kegiatan utamanya tetap merujuk pada kegiatan utama yang biasa dilakukan oleh ART tersebut.

Bekerja/membantu mencari penghasilan adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam selama seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa atau keuntungan, baik berupa uang atau barang termasuk bagi pengusaha. Termasuk dalam kategori ini adalah ART yang merupakan pekerja tetap atau profesional tetapi sementara tidak bekerja dikarenakan sakit, cuti, menunggu panen, atau mogok kerja.

Penjelasan:

a. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa.

b. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung, sagu, atau palawija (ubi kayu, ubi jalar, kentang).

c. ART yang membantu melaksanakan pekerjaan KRT atau ART yang lain, misal di sawah, ladang, warung/toko dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tak dibayar).

d. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan rumah tangga sendiri dianggap bekerja.

Contoh:

i. Dokter yang mengobati ART sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki rumah sendiri, dan tukang jahit yang menjahit pakaian sendiri.

ii. Seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin industri, peralatan pesta, alat pengangkutan dan sebagainya dikategorikan bekerja.

iii. Pembantu rumah tangga termasuk kategori bekerja, baik sebagai ART majikannya maupun bukan ART majikannya.

(27)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 21 iv. Seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil, dikategorikan bekerja

bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya produksi) atau turut mengelola atas usaha pertanian itu.

v. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun non pertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja.

vi. Seorang petinju atau penyanyi profesional yang sedang latihan dalam rangka profesinya, dianggap sebagai bekerja.

Sekolah adalah kegiatan bersekolah baik mengikuti pendidikan prasekolah (PAUD/TK/ kelompok bermain/dll) maupun mengikuti pendidikan di sekolah formal maupun sekolah non formal (Paket A/B/C).

Termasuk yang sedang libur tetapi masih terdaftar di suatu sekolah atau berencana melanjutkan sekolah terkecuali untuk anak yang memang sebelumnya tidak pernah sekolah.

Mengurus rumah tangga adalah kegiatan mengurus rumah tangga/membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji.

Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan, seperti memasak, mencuci dan sebagainya digolongkan sebagai mengurus rumah tangga. Bagi pembantu rumah tangga yang mengerjakan hal yang sama tetapi mendapat upah/gaji, tidak digolongkan sebagai mengurus rumah tangga, melainkan digolongkan sebagai bekerja.

Lainnya adalah kegiatan selain bekerja, sekolah, dan mengurus rumah tangga, seperti olahraga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial (berorganisasi, kerja bakti).

Kolom (11): Sarana angkutan yang paling sering digunakan untuk menunjang kegiatan utama

Kolom ini hanya diisi apabila kolom (10) tidak berkode 0 atau ART memiliki kegiatan. Kode jenis sarana angkutan yang digunakan dibedakan atas:

0. Tanpa kendaraan 1. Sepeda

2. Becak/dokar

3. Sepeda motor pribadi/dinas 4. Mobil pribadi/dinas

5. Kendaraan umum bermotor dengan rute tertentu (contoh: Angkot, Angdes, Busway, Metromini, termasuk juga angkutan di beberapa wilayah yang belum memiliki rute tetap).

6. Kendaraan umum bermotor tanpa rute tertentu, contohnya mobil jemputan sekolah/kantor, ojek, taksi, bajaj, perahu bermotor, dll

7. Kereta api

8. Lainnya, contoh: perahu/sampan tidak bermotor, bonceng sepeda motor/mobil teman, dll

Penjelasan:

1. Jika biasanya menggunakan lebih dari satu jenis sarana angkutan, maka yang dimaksud adalah penggunaan jenis sarana angkutan dengan jarak tempuh terpanjang.

2. Khusus untuk ART yang memiliki kegiatan utama bekerja, namun seminggu yang lalu sementara tidak bekerja dikarenakan sakit, cuti, menunggu panen, atau alasan lainnya maka isian untuk kolom (11) adalah sarana angkutan yang biasanya digunakan saat bekerja.

(28)

22 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

3. Khusus untuk ART yang memiliki kegiatan utama sekolah, namun seminggu yang lalu sedang libur/berencana melanjutkan sekolah, maka isian untuk kolom (11) adalah sarana angkutan yang biasanya digunakan saat bersekolah.

Contoh:

1. Najwa (10 tahun) Sekolah di SDN 1 Bekasi. Setiap hari Najwa diantar jemput Ibunya menggunakan sepeda motor berbahan bakar bensin premium. Maka pengisian untuk Najwa pada Blok IV Kolom (10) = 2, Kolom (11) = 3 dan kolom (12) =2.

2. Pak Zul adalah pegawai di BPS pusat, namun seminggu terakhir beliau cuti. Biasanya Pak Zul berangkat ke kantor dari rumah menggunakan sepeda motor pribadi, lalu disambung dengan kereta, dan terakhir bajaj. Dari ketiga alat transportasi tersebut, kereta menempuh jarak terpanjang. Maka pengisian untuk Pak Zul pada Blok IV kolom (10) = 1, Kolom (11) =7 dan langsung ke kolom (13) atau isian kolom (12) dibiarkan kosong.

Kolom (12) : Jenisbahan bakar yang digunakan

Kolom ini diisi apabila jenis kendaraan yang digunakan adalah sepeda motor atau mobil pribadi/dinas (kolom (11) berkode 3 atau 4). Isikan sesuai jenis bahan bakar yang digunakan, yaitu kode 1 sampai dengan kode 6.

Solar, biasa digunakan untuk kendaraan motor bermesin diesel.

Premium, merupakan bahan bakar dari pengolahan minyak bumi yang memiliki kadar oktan sebesar 88.

Pertamax, termasuk dalam kategori ini adalah pertamax plus. Pertamax/pertamax plus merupakan bahan bakar dari pengolahan minyak bumi yang telah ditambahkan zat adiktif dan memiliki kadar oktan lebih tinggi daripada premium. Nama lain untuk pertamax adalah bensin oktan 92, Super (produksi Shell), dan Primax (produksi Petronas), sedangkan nama lain untuk pertamax plus adalah bensin oktan 95, super extra (produksi Shell), dan Primax95 (produksi Petronas).

Bahan bakar nabati (biofuel), bahan bakar yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang juga disebut Non-Fossil Energy, contohnya adalah Bioetanol..

Bahan bakar gas (BBG) adalah jenis bahan bakar dari gas.

Lainnya adalah bahan bakar selain yang disebutkan di atas, seperti bersumber dari tenaga listrik dan tenaga surya.

Kolom (13) - kolom (15) bertujuan untuk menggali perilaku merokok ART Kolom (13) Apakah [NAMA] merokok selama seminggu yang lalu?

ART disebut merokok apabila ART tersebut pernah menghisap rokok sekurang-kurangnya 1 (satu) batang selama seminggu yang lalu. Tanyakan perilaku merokok untuk setiap ART yang berusia 10 tahun ke atas. Jika ART merokok isikan kode 1 pada baris yang bersesuaian dan lanjutkan pertanyaan ke kolom (14) dan kolom (15). Jika ART yang bersangkutan tidak merokok isikan kode 2 pada baris yang bersesuaian dan lanjutkan pertanyaan ke kolom (16).

Catatan:

1. Apabila seseorang perokok rutin karena sakit sehingga pada saat pencacahan dia tidak merokok, tetapi ketika sembuh tetap akan merokok maka tetap dianggap merokok (Blok IV kolom (13) = 1).

(29)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 23 2. ART yang mengkonsumsi rokok elektrik tidak dikategorikan merokok.

Kolom (14) : Jenis rokok yang dikonsumsi selama seminggu yang lalu

Pertanyaan ini hanya ditanyakan jika kolom (13) berkode 1 “Ya”. Maksud dari pertanyaan ini adalah ingin melihat jenis rokok yang dikonsumsi oleh ART selama seminggu yang lalu. Isikan salah satu kode sesuai jawaban responden, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.

Rokok filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus/filter. Filter ini biasanya terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin. Contoh rokok filter: Marlboro, LA lights, Djarum Super, Gudang Garam filter, Dji Sam Soe filter, dsb.

Rokok non filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus/filter. Contoh rokok non filter: Djarum 76, Dji Sam Soe, Gudang Garam Merah, dsb.

Rokok Filter Rokok Non Filter

Gambar 3.1. Rokok filter dan non filter

Rokok filter lebih tidak ramah lingkungan dibandingkan rokok non filter. Hal ini karena filter rokok membutuhkan waktu sekitar lebih dari 5 tahun untuk terurai.

Kolom (15) : Jumlah rokok yang dikonsumsi seminggu yang lalu

Pertanyaan ini hanya ditanyakan jika kolom (13) berkode 1 “Ya”. Maksud dari pertanyaan ini adalah ingin mengetahui jumlah rokok dalam satuan batang yang dikonsumsi oleh ART seminggu yang lalu. Isikan berapa batang rokok yang dikonsumsi ART ke dalam kotak yang tersedia sesuai jawaban responden. Untuk perokok rutin, dapat dilakukan probing dengan menanyakan konsumsi rokok per hari selanjutnya dikalikan 7 (tujuh).

Yang dimaksud 1 batang rokok tidak melihat besar kecilnya lintingan rokok, seperti 1 batang cerutu tetap dihitung 1 batang, termasuk juga rokok yang dilinting sendiri. Untuk perokok yang menggunakan pipa rokok/tembakau dihitung 1 batang ketika perokok memasukkan campuran tembakau dan cengkeh ke dalam pipa walaupun tidak dihabiskan dalam sekali merokok.

Catatan:

Untuk ART yang sementara tidak merokok selama seminggu yang lalu (karena alasan sakit) maka isian kolom (15) = 0.

Kolom (16) : Ketika di lingkungan rumah, bagaimana kebiasaan [NAMA] dalam membuang sampah?

Tujuan pertanyaan ini adalah mencari informasi kebiasaan perilaku membuang sampah di lingkungan rumah. Tanyakan kepada responden masing-masing perilaku membuang sampah ART sehari-hari.

(30)

24 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

Isikan salah satu kode 1 atau 2 pada kotak yang telah disediakan. Yang dimaksud sampah disini adalah sampah yang dihasilkan oleh ART seperti sampah bungkus makanan atau minuman, tissue bekas, kertas bekas, dll.

Tempat Sampah adalah tempat untuk menampung sampah secara sementara yang berada di lingkungan rumah. Tempat sampah tidak hanya tempat yang dirancang khusus untuk tempat sampah yang biasanya terbuat dari plastik maupun logam, tetapi dapat berupa tong, ember maupun kantong plastik/kantong kresek.

4.2.5 Blok V. Perumahan

Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi perumahan yang berkaitan dengan lingkungan.

Rincian 1: Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati

Lingkari salah satu kode 1 atau 2 sesuai dengan jawaban responden, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Status penguasaan bangunan rumah yang ditempati ini harus dilihat dari sisi ART yang mendiaminya.

Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik KRT atau salah seorang ART. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri;

Bukan milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan bukan milik KRT atau salah seorang ART. Misalnya status penguasaan bangunan tempat tinggal secara: kontrak, sewa, bebas sewa, dinas, milik orang tua/anak/saudara, atau lainnya.

Rincian 2.a: Luas tanah tempat tinggal

Luas tanah adalah luas keseluruhan dari area tanah dimana bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga berada. Luas tanah yang dimaksud adalah luas tanah yang digunakan untuk bangunan ditambah dengan luas pekarangan. Pekarangan adalah halaman sekitar rumah yang biasanya dibersihkan setiap hari dan dibatasi pagar.

Luas tanah maksimal adalah 998 m2. Jika luas tanah melebihi 998 m2, maka isikan luas tanahnya = 998

m2.

Catatan : Untuk rumah yang dibangun di atas sungai, danau, laut, rumah apung, dll, maka isian luas tanah sama dengan luas lantai dasar.

Rincian 2.b : Luas lantai dasar

Luas lantai dasar adalah luas lantai bagian bawah (sebatas atap) baik digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun bukan untuk keperluan sehari-hari seperti lumbung padi, kandang ternak, dan ruangan khusus untuk usaha (misal warung).

Penjelasan :

1. Taman yang diberi atap baik di dalam maupun diluar rumah tetap dihitung luas lantainya. 2. Jika rumah tangga menempati bangunan bertingkat maka luas lantai atas tidak dihitung.

(31)

Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 25 Hitung luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan dan isikan dalam kotak yang tersedia. Penghitungan luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan dapat dilakukan dengan cara mengurangi luas tanah tempat tinggal dengan luas tanah yang tertutup bangunan, semen, dan conblock.

Catatan : Untuk rumah yang dibangun di atas sungai, danau, laut, rumah apung, dll, maka isian luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan bisa sama dengan 0.

Pastikan bahwa penjumlahan R2.b + R2.c ≤ R2.a. Rincian 3.a: Tempat Pembuangan Akhir Tinja:

Lingkari salah satu kode yang sesuai mengenai tempat pembuangan akhir tinja, lalu pindahkan ke dalam kotak yang tersedia.

Tangki/SPAL adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton baik mempunyai bak resapan maupun tidak, termasuk disini daerah permukiman yang mempunyai Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota. Dalam sistem pembuangan limbah cair seperti ini, air limbah rumah tangga tidak ditampung di dalam tangki atau wadah semacamnya, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair. Di tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu) sehingga terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah atau badan air (sungai, danau, laut).

Pada beberapa jenis jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian, seperti di taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat dari logam atau kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal demikian tempat pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki;

Kolam/sawah, bila limbahnya dibuang ke kolam/sawah;

Sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke sungai/danau/laut;

Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi pembatas/tembok (tidak kedap air);

Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun;

Tidak tahu, bila responden tidak mengetahui tempat pembuangan akhir tinja (misal rumah tangga yang status bangunan tempat tinggalnya kontrak/sewa).

Rincian 3.b: Jika R3.a=1 (Tangki/SPAL), apakah kloset menggunakan sistem penyiraman “flush”?

Rincian 3.b di tanyakan jika rincian 3.a=1 (tempat pembuangan akhir tinja adalah Tangki/SPAL). Lingkari salah satu kode yang sesuai, lalu isikan ke dalam kotak yang tersedia.

Flush adalah sistem penyiraman (pembilasan) air pada kloset yang dioperasikan dengan gagang/handle

atau tombol. Ada dua sistem pembilasan yang umum digunakan, yaitu washdown dan siphonic. Cara kerja pada sistem washdown, air yang digelontorkan langsung tersedot ke bawah sesaat setelah tombol flushing ditekan. Biasanya diikuti suara yang sedikit berisik saat air tersedot ke bawah. Sedangkan pada sistem siphonic air terlebih dahulu berputar pada bowl kloset membentuk spiral, sebelum akhirnya masuk ke dalam saluran pembuangan dan nyaris tanpa suara. Pada umumnya, sistem washdown

(32)

26 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

digunakan pada kloset irit air model dual flush, sedangkan sistem siphonic banyak dijumpai pada kloset mewah model one piece dengan single flush.

Gambar 3.2. Toilet yang menggunakan flush

Catatan : Jika dalam rumah tangga tersebut terdapat dua atau lebih kloset dan salah satunya menggunakan flush maka dianggap menggunakan flush.

Rincian 4 : Di saat siang hari yang cerah, apakah rumah ini memanfaatkan pencahayaan dari sinar matahari untuk penerangan ruangan?

Rumah tangga dikatakan memanfaatkan pencahayaan sinar matahari untuk penerangan ruangan apabila pada siang hari ada ruangan yang cukup mendapat pencahayaan matahari sehingga seseorang dapat membaca walaupun tanpa menggunakan lampu.

Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 3, apakah rumah tangga responden memanfaatkan cahaya sinar matahari untuk penerangan ruangan pada siang hari di rumah, lalu isikan ke dalam kotak yang tersedia.

Ya, sebagian besar ruangan, jika separuh atau lebih jumlah ruangan memanfaatkan pencahayaan matahari;

Ya, sebagian kecil ruangan, jika satu ruangan hingga kurang dari separuh jumlah ruangan memanfaatkan pencahayaan matahari;

Tidak, jika tidak ada ruangan yang memanfaatkan pencahayaan sinar matahari.

Rincian 5 : Apakah rumah tangga menanam/memelihara tanaman keras/tahunan di rumah (seperti :pohon mangga, pohon jambu, ketapang, cemara dll) ?

Maksud dari pertanyaan ini untuk mengetahui adanya tanaman keras/tahunan yang ditanam/dipelihara rumah tangga. Pencacah sebaiknya melakukan pengamatan langsung selain menanyakan kepada responden. Lingkari kode 1 jika “ya” dan kode 2 jika “tidak”, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Tanaman tahunan adalah tanaman yang pada umumnya berumur lebih dari satu tahun dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali dan tidak dibongkar sekali panen. Dari beberapa jenis tanaman tahunan ada beberapa jenis tanaman yang tidak secara langsung berproduksi. Contoh tanaman tahunan : mangga, belimbing, kelapa, coklat, duren, karet, kelapa sawit, kopi, teh, lada, kenanga, pinang, aren, dll.

Gambar

Tabel 1.1 Jenis dan Kegunaan Instrumen SPPLH 2013
Gambar 3.2. Toilet yang menggunakan flush
Gambar 3.4. Lubang Resapan Biopori
Gambar 3.5 Grass block  Catatan:
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bagi anda yang sering mengalami gangguan akses anda dapat mengunakan *cara mempercepat koneksi Internet

2.2.2 Dan ada perbedaan hasil latihan servis di mana salah satu latihan lebih baik, yaitu antara latihan servis atas tpospin secara bertahap dan secara langsung

Dari diagram pareto di atas dapat dilihat cacat dengan persentase terbesar adalah jenis Cacat Kotor dapat Dibersihkan (Kd) tingkat kecacatan yang paling besar merupakan

Sehingga dapat dikatakan bahwa alih kode dapat didefinisikan sebagai penggunaan lebih dari satu bahasa, variasi, atau gaya oleh pembicara dalam suatu ucapan atau

Rapat ini dalam rangka untuk membahas tusi (tugas fungsi) Bagian ASDA yang tidak hanya pada fungsi administrasi dan fungsi manajemen saja tetapi lebih inti

Dapat disimpulkan bahwa apabila suatu benda sedikit diganggu dari keadaan awalnya yang setimbang, benda dikatakan setimbang stabil jika benda akan kembali pada

<ahan baku yang digunakan pada penge+oran , Putra Sulung Makmur terdiri dari logam aluminium dan kayu. Pola aluminium digunakan untuk men+etak benda +or dengan

Sedangkan penelitian di China melakukan kemoterapi neo ajuvan pada 24 pasien kanker penis dengan metastasis ke kelenjar getah bening terfiksir, dengan hanya 15 pasien yang