• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAMPINGAN PEMBUATAN VIDEO PROFIL KOMUNITAS BAGI SISWA SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAMPINGAN PEMBUATAN VIDEO PROFIL KOMUNITAS BAGI SISWA SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

373

PENDAMPINGAN PEMBUATAN VIDEO PROFIL KOMUNITAS BAGI

SISWA SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

Jong Jek Siang1, Halim Budi Santoso2

1, 2. Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Duta Wacana

ABSTRAK

Komunitas di lingkungan sekolah merupakan salah satu wadah bagi siswa untuk menyalurkan bakat, kemampuan serta ekspresi diri siswa. Komunitas yang ada di lingkungan sekolah membutuhkan media sebagai alat publikasi kepada masyarakat. Salah satu media yang banyak disukai remaja adalah melalui video. Melalui video profil, masyarakat umum dapat mengenal komunitas dengan lebih dalam. Video profil dapat digunakan untuk menyampaikan kegiatan dan prestasi yang di miliki oleh komunitas siswa. Dalam pengabdian masyarakat ini, tim pengabdi bekerja sama dengan SMA Bopkri 1 Yogyakarta mengadakan pendampingan pembuatan video profil komunitas bagi siswa SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Kegiatan diikuti oleh 22 siswa SMA Bopkri 1 Yogyakarta kelas 10 dan 11, dan dilaksanakan di laboratorium komputer SMA Bopkri 1 Yogyakarta pada bulan November 2015 selama 6 kali pertemuan. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok. Ada 3 video profil yang diunggah ke halaman youtube. Kegiatan pengabdian ini memberikan efek yang positif bagi pihak sekolah dan bagi siswa yang mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini juga memberikan kemampuan tambahan bagi siswa di luar kegiatan akademis.

Kata kunci: Komunitas, Video Profil, Pendampingan, SMA Bopkri 1. ABSTRACT

Mentoring for Community Video Profile Production to Students of SMA Bopkri 1 Yogyakarta Communities in the school environment is a forum for students to conduct their talents, skills, and self-expression. Communities in school environments require the media as a means of publication to the public. One of the media that many teenagers are preferred is through video profile. Through a video profile, the public knows the community more closely. Video profiles can be used to promote the activities and achievements gained by the student community. In this community service, a team consist of 2 lectureres incorperate with SMA Bopkri 1 Yogyakarta conducted mentoring to produce community video profile. Mentoring was attended by 22 students classes 10 and 11, and held in the SMA Bopkri 1 computer lab in November 2015, and splitted of 6 meetings. Students were divided into 5 groups. There are three video profiles uploaded to youtube page. This service activities provide a positive effect for the school and for students who participate in the activities. These mentoring also provide additional capabilities for students.

Keywords: Community, Video Profile, Mentoring, SMA Bopkri 1

LATAR BELAKANG

Dunia remaja sering kali ditandai dengan aktifnya dunia mereka untuk mengikuti banyak kegiatan di lingkungan sekolah. Selain itu, para remaja juga memiliki keinginan untuk dapat dikenal oleh lingkungan sekitar. Hal ini dilakukan dengan mengikuti kegiatan komunitas ekstrakurikuler di lingkungan sekolah. Semakin seorang remaja dikenal oleh masyarakat, semakin banyak juga orang yang akan mengaguminya. Tak jarang, ketenaran akan menjadikan remaja itu menjadi lebih percaya diri. Hal inilah yang menjadikan komunitas di sekolah, terutama untuk kegiatan ekstrakurikuler menjadi diminati oleh siswa – siswa di lingkungan sekolah.

(2)

374

satu misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Visi dan misi dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015 – 2019 (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015) adalah kementerian memiliki peran untuk memberikan dan mewujudkan pembelajaran yang bermutu. Kegiatan ekstrakurikuler menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (1994) adalah kegiatan olahraga yang dilakukan di luar jam tatap muka, dilaksanakan untuk lebih memperluas wawasan atau kemampuan peningkatan dan penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan olahraga. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya kegiatan ekstrakurikuler, tidak hanya sebatas pada kegiatan ekstrakurikuler.

Menurut Saputra (1998), beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler adalah : (1) Segala kegiatan sekolah harus diarahkan kepada pembentukan pribadi anak; (2) Kegiatan ekstrakurikuler harus ada kesesuaian antara program dengan kebutuhan masyarakat; (3) Kegiatan ekstrakurikuler harus sesuai dengan karakteristik anak; (4) Kegiatan ekstrakurikuler harus mengikuti arah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan pertimbangan di atas, kegiatan ekstrakurikuler harus dikembangkan berdasarkan 4 faktor. Kegiatan ekstrakurikuler harus dikembangkan untuk: (1) menyiapkan peserta didik menjadi orang yang bertanggung jawab; (2) menemukan dan mengembangkan minat dan bakat pribadinya; (3) menyiapkan dan mengarahkan pada suatu spesialisasi yang memiliki kemampuan di luar kegiatan akademik (Saputra, 1998).

Dalam perkembangannya, kegiatan ekstrakurikuler ini berubah menjadi komunitas sekolah dimana para siswa akan mengembangkan bakat dan kemampuannya, diluar kegiatan akademik. Oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian kegiatan di sekolah yang harus diikuti oleh peserta didik di luar jam tatap muka. Komunitas di sekolah merupakan salah satu kegiatan penyangga di luar kegiatan akademik untuk meningkatkan kapasitas siswa.

Untuk mempublikasikan kegiatan – kegiatan yang dimiliki oleh komunitas sekolah, para anggota dan pengurus komunitas tersebut harus aktif mempublikasikan kegiatannya dalam mendia sosial. Komunitas siswa tersebut menyadari pentingnya komunitas sebagai suatu identitas bagi komunitasnya dan berusaha untuk memperkenalkan identitas tersebut kepada orang lain. Salah satu cara untuk memperkenalkan identitas dan kegiatan komunitasnya pada orang lain adalah melalui pemanfaatan teknologi multimedia yang banyak digunakan di aplikasi berbasis web. Dengan menggunakan video, penyajian informasi menjadi lebih menarik dan interaktif.

Schade (2014) menyatakan bahwa tidak ada aturan yang standar bahwa semua pengguna aplikasi langsung menonton video yang ditampilkan pada sebuah halaman web, karena ada beberapa pengguna yang membaca teks yang ada di sekitar video terlebih dahulu dan ada yang tidak berminat untuk menonton video yang ditampilkan, sehingga tidak ada jaminan bahwa video yang ditampilkan akan ditonton oleh pengguna secara langsung. Dengan demikian maka pada aplikasi yang akan dibangun pengguna akan diarahkan untuk menonton video resep masakan pada halaman yang berbeda atau menekan tombol untuk menonton video yang ditampilkan. Hal tersebut dapat menghindari pengguna yang tidak ingin menonton video secara langsung. Berdasarkan hal tersebut, maka di butuhkan suatu video profil yang dapat membantu untuk menyajikan informasi yang interaktif dalam mempublikasikan komunitas yang ada di lingkungan sekolah.

MASALAH

Pembuatan profil komunitas yang bagus tidaklah mudah. Profil yang hanya dibuat dengan tidak serius, akan menjadi promosi negatif bagi komunitas tersebut. Siswa harus memiliki kemampuan yang bagus untuk mengabungkan konsep dan teknis editing gambar / video. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini akan memberikan kemampuan dasar bagi anggota komunitas dalam konsep dan teknis editing gambar / video. Kegiatan pengabdian ini memiliki tujuan untuk memberikan pelatihan bagi siswa SMA agar dapat membuat profil yang bagus bagi komunitasnya.

(3)

375

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian ini di lakukan di SMA Bopkri 1 Yogyakarta dengan menggunakan metode pelaksanaan sebagai berikut :

1. Koordinasi dengan pihak sekolah

Setelah diperoleh daftar peserta dan waktu pelatihan, pengabdi akan berkoordinasi dengan sekolah untuk mengkategorikan siswa berdasar kelas, aktivitas pilihan, dan kondisi siswa. Koordinasi ini diperlukan agar proses pembagian kelompok waktu pembuatan profil berjalan lancar. Sekolah juga mempersiapkan laboratorium. Selama pelaksanaan kegiatan pengabdian, sekolah menyediakan laboratorium. Akan tetapi, sistem operasi yang digunakan oleh pihak SMA Bopkri 1 Yogyakarta tidak mendukung penggunaan perangkat lunak yang digunakan. Oleh karena itu, siswa diminta membawa laptop sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih efisien.

2. Pelatihan

Pelatihan dilakukan selama 6 kali pertemuan selama bulan November 2015. Materi pelatihan adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan 1 :

a) Siswa diberi penjelasan tentang profil dan bagaimana langkah-langkah pembuatannya. b) Siswa diminta membuat kelompok berdasarkan interest kegiatannya (3-4 siswa/kelompok).

Siswa diberi tugas untuk membuat skenario cerita yang akan disampaikan, kelebihan dan penekanan yang ingin ditampilkan, detil aktivitas yang akan ditampilkan.

2) Pertemuan 2 :

a) Hasil skenario cerita didiskusikan dan diberi pengarahan untuk memperbaiki yang masih kurang.

b) Siswa diajarkan tentang teknik perekaman video/gambar.

c) Siswa mempraktekkan perekaman video/gambar untuk keperluan pembuatan profil. d) Siswa diberi tugas untuk merekam aktivitas komunitas.

3) Pertemuan 3 dan 4 :

a) Siswa diajarkan dan diberi pendampingan tentang teknik mengedit video. Siswa mempraktekkannya dengan mengedit video yang telah dibuatnya.

b) Siswa diberi tugas untuk menyempurnakan video yang dibuat, serta menambahkan aktivitas yang kurang.

4) Pertemuan 5 dan 6 :

a) Tiap kelompok mempresentasikan video profil komunitas yang telah dibuat serta dilakukan diskusi. Hasil diskusi dipakai siswa untuk menyempurnakan profil yang dibuatnya

b) Siswa mengunggah hasil video profil ke youtube untuk dapat dipublikasikan ke masyarakat umum

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian pelatihan pembuatan video profil ini diikuti oleh 13 siswa yang terbagi dalam 3 kelompok. Ketiga kelompok tersebut adalah : (1) Animus; (2) XI MIPA 4; (3) XI MIPA 2 & 5. Semua peserta kegiatan pengabdian ini berasal dari jurusan IPA.

Berikut ini adalah dokumentasi kegiatan pengabdian pelatihan pembuatan video profil di SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

(4)

376

Gambar 1: Siswa Mengikuti Pelatihan Video Editing

Gambar 1 di atas, memperlihatkan suasana siswa yang sedang melakukan editing terhadap video dan gambar yang di dapatkan oleh mereka sebagai hasil dari pertemuan 1 dan 2. Di samping itu, terdapat interaksi dua arah antara peserta dan tim pengabdi.

Gambar 2: Interaksi antara Tim Pengabdi dan Siswa Peserta Pelatihan Pendampingan Pembuatan Video Profil Komunitas bagi Siswa SMA Bopkri 1

Pada Gambar 2 di atas, ketua tim pengabdi melakukan interaksi dengan siswa dan memberikan sejumlah masukan terhadap proses video editing yang dilakukan oleh siswa. Peserta juga melakukan diskusi dengan rekan mereka, baik dalam satu kelompok maupun berbeda kelompok (Gambar 3). Mereka melakukan diskusi untuk mematangkan konsep yang akan digunakan siswa dalam mendeskripsikan video profil yang akan di bentuk.

(5)

377

Gambar 4: Presentasi Hasil Video Editing

Pada gambar 3 diatas nampak suasana diskusi yang terjadi antarpeserta dalam kegiatan pengabdian ini. Para peserta mencoba untuk mematangkan konsep video profil yang akan dibuat oleh masing – masing kelompok. Selain itu, beberapa siswa mencoba untuk mengeksplorasi beberapa fitur dan fungsi yang terdapat dalam perangkat lunak yang digunakan, yaitu Sony Vegas Pro 11. Setelah menyelesaikan profil yang dibuat oleh peserta, masing – masing kelompok mempresentasikan hasil video profil seperti terlihat pada ganbar 4 diatas. Peserta mempresentasikan tentang konsep profil yang diusung dan memutar hasil profil yang dibuatnya. Setelah mempresentasikan profil yang dibuat, tim pengabdi memberikan masukan terhadap profil yang dihasilkan.

Pengabdian ini menghasilkan 3 video profil dari 3 kelompok yang mengikuti pelatihan dan pendampingan ini. 3 video tersebut di unggah ke dalam website youtube dengan format judul SI@UKDW Goes to BOSA: <<NAMA KELOMPOK>>. Berikut ini adalah detail kelompok yang mengunggah video tersebut:

1. Kelompok ANIMUS

Kelompok ini beranggotakan 5 orang siswa, yaitu : a. Daniel Axcella Kurniawan, X MIPA 4 b. Aloysius Josua T., X MIPA 4

c. Demitries Baskara Rivaldo, X MIPA 4 d. Elbert Hendrata, X MIPA 4

e. Elgrit, X MIPA 1

Hasil dari video profil kelompok ANIMUS dapat di lihat di tautan web: https://www.youtube.com/watch?v=2u5ZN7G0jvM

2. Kelompok XI MIPA 4

Kelompok ini beranggotakan 3 orang siswa, yaitu : a. Nicholas, XI MIPA 4

b. Angga, XI MIPA 4 c. Rey, XI MIPA 4

Hasil dari video profil kelompok XI MIPA 4 dapat di lihat di tautan web: https://www.youtube.com/watch?v=nOLeqFp24bA

3. Kelompok XI MIPA 2 & 5

Kelompok ini beranggotakan 4 orang siswa, yaitu: a. Cycillia Ernita A (XI MIPA 2) b. Jessica Chandra S (XI MIPA 2) c. Jessiva Chandra S (XI MIPA 2) d. Yohanna Tania (XI MIPA 4)

Hasil dari video profil kelompok XI MIPA 2 & 5 dapat di lihat di tautan web: https://www.youtube.com/watch?v=NbvqiQUjY50

(6)

378

pada saat pengambilan gambar di sekolah. Bahkan guru Teknologi Informasi dan Komunikasi juga menyambut positif kegiatan ini. Siswa SMA Bopkri 1 menjadi memiliki kemampuan tambahan dalam melakukan editing video dan pembuatan video profile.

Secara keseluruhan, hasil video editing tersebut sudah cukup memuaskan, terutama untuk peserta level pemula. Pada hasil akhir video terdapat beberapa kekurangan yang sering di temui dalam proses pembuatan video profile, yaitu:

1. Teknik perekaman yang kurang sehingga muncul noise pada saat pengambilan gambar. 2. Siswa kurang mempertimbangkan alur cerita yang akan disajikan pada video profile tersebut. 3. Hasil perpindahan gambar yang masih kurang sempurna.

4. Pengaturan suara wawancara yang terlalu pelan di bandingkan dengan suara latar. Dalam masa pelatihan, terdapat beberapa kendala yang terjadi:

1. Fasilitas komputer di laboratorium di SMA Bopkri 1 tidak memadai. Sistem Operasi di SMA Bopkri 1 menggunakan Windows XP. Sedangkan kebutuhan sistem operasi untuk perangkat lunak Sony Vegas Pro menggunakan Windows 64 bit. Dengan demikian, tim tidak dapat menggunakan komputer yang di sediakan oleh pihak SMA Bopkri 1. Oleh karena itu, tim memutuskan untuk meminta peserta pelatihan membawra laptop pribadi dan di pasang Sony Vegas Pro.

2. Terdapat beberapa kelompok yang tidak kompak. Terdapat anggota kelompok yang tidak membawa hasil pengambilan gambar yang akan dijadikan sebagai materi dalam video editing. Hal ini mengakibatkan mundurnya jadwal presentasi akhir.

Secara umum pelatihan ini memberikan manfaat dalam hal peningkatan kemampuan dan ketrampilan siswa dalam hal video editing dan pembuatan video profil. Pada kegiatan pelatihan ini masih terdapat beberapa kendala, diantaranya terdapat beberapa kelompok yang tidak kompak. Ditemukan pula anggota kelompok yang tidak membawa hasil pengambilan gambar yang akan dijadikan sebagai materi dalam video editing. Hal ini mengakibatkan mundurnya jadwal presentasi akhir.

KESIMPULAN

Kegiatan pengabdian yang dilakukan di SMA Bopkri 1, Yogyakarta dapat disimpulkan beberapa hal: 1. Kegiatan pengabdian ini sangat disambut positif baik oleh pihak sekolah maupun pihak siswa

SMA Bopkri 1 sebagai peserta. Kegiatan ini dapat memberikan kemampuan tambahan bagi siswa SMA Bopkri 1, terutama dalam hal pembuatan video profil dan video editing.

2. Kegiatan pengabdian ini juga dapat meningkatkan kerjasama yang telah terjalin selama ini antara pihak Fakultas Teknologi Informasi dengan pihak SMA Bopkri 1, Yogyakarta.

Untuk pelaksanaan pengabdian selanjutnya, penulis menyarankan beberapa hal: 1. Kegiatan pengabdian ini dapat ditingkatkan untuk SMA lain di Yogyakarta.

2. Kegiatan pengabdian ini dapat di lakukan pada tahun depan dengan topik yang berbeda, seperti

web design, pembuatan mading online, dan pemrograman dasar bagi anak SMA.

3. Kegiatan pengabdian dapat juga dilakukan di laboratorium yang dimiliki oleh Fakultas Teknologi Informasi.

(7)

379

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler . Jakarta: Kementriaan Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Visi Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2015 - 2019: http://www.kemdikbud.go.id/main/tentang-kemdikbud/visi-dan-misi

Saputra, Y. M. (1998). Pengembangan Kegiatan KoEkstrakurikuler. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Schade, A. (2014, November 16). Video Usability. Retrieved from Nielsen Norman Group: https://www.nngroup.com/articles/video-usability/. Data diakses pada 28 September 2016

SESI TANYA JAWAB

Nama Pemakalah

Nama Penanya

Asal

Institusi Isi Pertanyaan Jawaban

J.J.Siang Dhanang. P Universitas Kristen Satya Wacana Apakah sudah diarahkan pada industri kreatif dan pengurusan HAKI?

Masih jauh, tujuan awal siswa bisa buat video Igu. Supriah Sudrajat Universitas Sarjanawiy ata Tamansisw a Apakah dampaknya untuk siswa?

Faktualnya punya ketrampilan tambahan.pengalaman praktis. Siswa respon terhadap kegiatan tersebut F Budi Setiawan Universitas Katolik Soegijapra nata Apakah ada

prosedur baku yang disusun untuk dapat memperoleh hasil yang baik?

Tidak ada prosedur yang baku. Karena membuat video ini seni. Prosedur baku tidak ada. Sudah diajarkan bagaimana membuat skenario video.

Gambar

Gambar 2: Interaksi antara Tim Pengabdi dan Siswa Peserta Pelatihan Pendampingan Pembuatan Video  Profil Komunitas bagi Siswa SMA Bopkri 1
Gambar 4: Presentasi Hasil Video Editing

Referensi

Dokumen terkait

Dengan 25 tahun pengamatan pada DAS Rokan, prosentase kejadian kekeringan menggunakan metode Desil pada periode defisit 1 bulanan dengan keadaan curah hujan dibawah

Pada tahap desain sistem ini akan dilakukan beberapa desain, seperti basisdata menggunakan Entity Relationship Diagram, kemudian untuk melakukan desain proses kerja akan

Aktivitas penjual di rumah dan di lapak jagung merupakan salah satu rutinitas yang dijalankan para penjual, kemudian alasan berdasarkan dalam hal ini bahan baku

Pihak peursahaan seharusnya dapat terus memelihara dan meningkatkan komitmen organisasi yang dimiliki karyawan dengan memberikan penghargaan/reward kepada karyawan atas

Penelitian mengenai desain sumur resapan dilakukan di wilayah ini, mengingat bahwa perubahan penggunaan lahan di daerah Babarsari terjadi secara cepat dari fungsi

Karasteristik anak usia sekolah yang mengalami perawatan rata-rata berusia 7-8 tahun, jenis kelamin laki laki lebih besar dibandingkan perempua lebih besar

Makalah yang dikirimkan harus sesuai dengan salah satu dari 7 tema bidang unggulan tersebut, makalah sudah kami terima paling lambat hari Jumat 20 Oktober 2017 jam 15.00

 persyaratan administratif administratif maka maka BBIA BBIA ditetapkan ditetapkan sebagai sebagai Instansi Instansi Pemerintah Pemerintah yang yang menerapkan Pola