DAGING
Souvia Rahimah
12.1.1 Pendahuluan
Daging
Umumnya sangat disukai
Konsumsi hasil ternak ~ kemakmuran masyarakat
Bahan nabati % konveksi<100% Bahan hewani
(pakan) (produk: daging, telur)
Jagung ayam 2/1 Kedelai babi 4/1 Gaplek sapi 8/1
Dapat menyuplai zat gizi untuk Dapat menyuplai gizi untuk lebih
lebih > orang <orang
Kualitas zat gizi lebih rendah Kualitas zat gizi lebih tinggi
Keuntungan Peternakan dan Hasil Ternak
1. Hasil ternak lebih bergizi
2. Mensuplai zat gizi untuk manusia
• Asam amino
• Vitamin
• Mineral
3. Ternak dapat mengubah limbah pertanian, pangan yang baik.
12.1.2 Daging atau Produk Daging
Sumber 1. Sapi : 1.112 juta 2. Biri-biri : 1.050 juta 3. Babi : 605 juta 4. Kambing : 380 juta 5. Kerbau : 124 juta 6. Unggas : 3.300 jutaDefinisi
Daging dan produk daging : jaringan yang
melekat pada rangka/skelet sapi, babi, biri-biri, dll, serta organ hewan seperti lidah, hati, jantung, ginjal, otak dll, yang berwarna merah.
Ikan dan Unggas
- daging yang melekat pada rangka ikan dan unggas beserta organ-organ seperti kepala, hati, ampela, jeroan, ceker, umumnya berwarna putih
- menurut kebiasaan dibedakan dari daging merah hewan berkaki empat.
12.1.3 Pengawasan oleh Pemerintah
1. Grading daging (kualitas daging)
Grading (Kualitas Daging)
Alasan perlu grading;
1. Sifat daging sangat heterogen
-karkas berbeda menurut: ukuran, jenis hewan, umur hewan danransum hewan.
- potongan daging/ meat cut berbeda, tergantung: hasil potongan, keempukan, cita rasa, kehilangan saat pemasakan dan kualitas pada umumnya.
Faktor-faktor grading
1. Umur hewan/ maturitas
2. Kontur daging
3. Jumlah lemak
4. Tk “marbling” lemak
5. Tekstur dan firmness
Grade kualitas daging
1. Prime ~ paling mahal
2. Choice untuk toko retil dan konsumsi RT
3. Select
4. Standard untuk pengolahan
5. Commercial komersial : Hamburger,
6. Utility sosis.
7. Cutter
Grading
Grade :
-Tidak ada hubungan dengan nilai gizi (kecuali lemak besar atau kecil)
- Terutama untuk perdagangan
Pelaksanaan grading:
-dilakukan di rumah potong
-sekarang dapat diperkirakan sebelum hewan dipotong dengan penyinaran energi ultra-sonik.
Penyembelihan/Pemotongan Hewan
Prosedur Rumah potong Modern:
Pembersihan hewan Pembiusan (Stunning)
-peluru tumpul -listrik
-lorong berisi CO2
Penggerekan hewan pada kaki belakang Penyembelihan dan pembuangan darah
Pembuangan kulit, kaki dan jeroan Pemotongan karkas
-setengah karkas
-seperempat karkas (penyimpanan dingin 20C
dalam 36 jam)
* Alasan : agar hewan tidak merasa sakit. Berpengaruh terhadap sifat daging, sifat kimia otot dan kadar hormon darah. * Boleh tidak untuk ritual agama (Halal)
Keadaan Hewan :
Pra pemotongan hewan tidak boleh stress (cukup
makan, minum dan istirahat)
Bila stress kadar glikogen otot rendah, kadar asam
laktat rendah.
1. Kerusakan daging oleh bakteri cepat. 2. Daging sapi : DFD= Dark, Firm, Dry
12.1.4 Struktur dan Komposisi daging
Struktur daging
Gambar 12.1 Struktur Otot Skelet Gambar 12.2 Diagram otot
-penampakan memanjang -penampakan melintang Jaringan penunjang
1. Kolagen +air gelatin
+panas
Keempukan daging
1. Marbling : lemak diantara kumpulan lemak otot,
didapatkan pada hewan yang cukup makan (Gambar 12.3).
2. Ukuran serat otot, makin kecil (hewan muda) makin empuk.
3. Pemasakan menaikkan keempukan -otot menciut ~ lebih keras
-lemak lebur
Komposisi daging
Komposisi rata-rata : - 60% air - 21 % lemak - 18 % protein - 1,0 % abu12.1.5 Ageing
Perubahan setelah Kematian/ Penyembelihan
Penyembelihan/ kematian
Rigor mortis
Pasca rigor dan Aging/ripening
: -otot lentur, lunak
-glikogen dan ATP cukup : -otot kontraksi, keras
-glikogen dan ATP menghilang : -otot mulai lentur, lunak karena
aktivitas enzim proteolitik daging yang menguraikan jaringan
penunjang dan serat otot.
-daging memperoleh flavor dan tekstur yang diinginkan.
Beberapa jam
Ageing : penyimpanan karkas (dalam kondisi dan waktu
tertentu) agar daging memperoleh karakteristik
organoleptikyang diinginkan(warna, keempukan dan cita rasa)
Kondisi ageing
- umum : 20C, 1-4 minggu, flavor terbaik setelah 2-4
minggu.
karkas dibungkus untuk mencegah dehidrasi dan susut dan RH ruangan diatur.
- cepat : 200C, 48 jam
masalah : karkas ditumbuhi bakteri berlendir. Dapat diatasi dengan lampu UV.
Aging
Ageing tidak selalu dilakukan karena :
a. Pertimbangan biaya
b. Ingin Water Holding Capacity tinggi untuk
pembuatan sosis, pembuatan baso.
Pada pembekuan “hot beef”(pembekuan sebelum lepas rigor), WHC tetap tinggi.
12.1.6 Pengempukan Daging
Metode pengempukan daging:
1. Ageing/penyimpanan dingin
2. Perlakuan-perlakuan khusus
- menggantung karkas selama aging agar otot
memanjang, serat otot lebih tipis sehingga daging lebih lunak.
- pemukulan dan pemotongan daging
- vibrasi ultrasonik pada potongan-potongan daging/meat cut.
3. Penambahan NaCl dan garam fosfat.
- garam bersifat higroskopis, sehingga daging lebih berair
- garam fosfat lebih efektif daripada NaCl
- garam dapur dan garam fosfat sering dipakai pada daging cincang atau ikan untuk
mengurangi drip dan pendarahan.
4. Penambahan enzim-enzim pengempuk antara lain:
- bromelin (nenas) - ficin (buah ara) - tripsin (pakreas) - papain (pepaya)
cara: a. Taburkan pada permukaan daging, penetrasi lambat.
b. Suntikkan ke pembuluh darah, ageing dapat lebih singkat.
Enzim pengempuk bekerja sebelum pemasakan dan saat pemasakan sampai 820C tercapai.
5. Stimulasi elektrik : 100-600 V, selama 1-2 menit, kira-kira 45 menit setelah penyembelihan.
- menyebabkan kontraksi otot secara cepat. - efek : a. keempukan naik
b. warna, tekstur dan cita rasa daging lebih baik.
12.1.7 Curing Daging
Curing daging : proses pengolahan untuk
mengubah daging sehingga memiliki daya tahan simpan, cita rasa, keempukan dan warna yang berbeda dari daging segar dengan pertolongan bahan curing.
Diperoleh produk curing sangat berbeda dari
daging segar.
Contoh : sosis, corned beef, bacon, smoked beef,
Tujuan curing daging:
1. Pengawetan daging (sudah dikenal 1500 SM).
2. Memproduksi produk-produk daging dengan citarasa khas.
Bahan curing
1. NaCl = garam : - pengawet
- pemberi citarasa 2. NaNO3 dan NaNO2 : - pengawet
- aktivitas antibotulinum - fiksasi pigmen merah 3. Gula : - membantu menstabilkan warna
- pemberi citarasa
4. Rempah-rempah : pemberi citarasa.
NaNO3 sekarang tidak boleh dipakai karena tidak berpengaruh terhadap warna produk daging dan saat curingdiubah dulu oleh aktivitas bakteri menjadi nitrit.
Cara-cara curing :
1. Dry cure :bahan-bahan curing (kering) ditaburkan
pada permukaan daging lalu digosok/diremas.
2. Wet cure : perendaman daging pada larutan
curing.
3. Larutan curing diinjeksi ke dalam daging.
4. Larutan curing dipompa ke dalam daging melalui
12.1.8 Pigmen Daging dan Perubahan-Perubahan Warna Daging.
Reaksi perubahan-perubahan warna daging kompleks.
Perubahan warna daging segar (Gambar 12.4) pigmen daging : - mioglobin suatu protein
- merah hati
- pada pemasakan menjadi coklat
Perubahan warna pada produk curing daging (Gambar 12.5)
- pigmen daging setelah curing = pemasakan tetap pink atau merah.
-pigmen daging setelah curing : nitrosohemochrome ~ pink pada sosis
~ merah pada ham, bacon, smoked beef.
Warna merah cerah daging bukan indikasi lebih bergizi dan
Pengendalian dengan kemasan plastik:
a. daging segar : plastik tembus O2 agar mioglobin
menjadi oksimioglobin.
b. daging curing : plastik tidak tembus O2 dan vakum untuk mencegah Nitric-Oxide Myoglobin (pink cerah) menjadi Nitric-Oxide Myoglobin (coklat)
Daging segar dan curing akibat aktivitas
mikroorganisme dapat mengalami diskolorasi : coklat, kuning, hijau.
12.1.9 Pengasapan Daging
Tujuan : pengawetan ringan sekaligus untuk citarasanya. Cara-cara pengasapan :
1. Pengasapan dalam rumah/ruang asap : daging digantung diatas kayu/serpihan kayu yang dibakar, pada suhu 570C
selama 18-24 jam. Dengan cara ini suhu dalam daging mencapai 520C. Bila daging tidak dimasak lagi sebelum
dikonsumsi, suhu daging (babi) harus mencapai 580C untuk
mencegah trichinosis.
2. Asap diproduksi terpisah, lalu dialirkan ke ruang asam. Asap dapat diberi muatan dan diendapkan secara
Sumber asap
Produksi asap dapat dengan :
1. Pembakaran
2. Friksi/gesekan sangat cepat pada kayu.
3. Larutan asap sintetis, tetapi aplikasi terbatas
12.1.10 Sosis dan Jenis-jenis Sosis
Bahan baku : daging segar, daging curing.
Jenis-jenis sosis : kira-kira ada 200 jenis, paling
terkenal frankfurter.
Klasifikasi sosis : rumit
prinsip klasifikasi didasarkan pada daging segar atau daging curing, penggilingan daging kasar atau daging halus, sosis dimasak/tidak, diasap/ tidak, dikeringkan/tidak.
Selongsong atau casing sosis:
1. Usus hewan : mahal, ukuran tidak seragam.
2. Selongsong buatan dari kolagen, selulosa, plastik. Fungsi casing : mewadahi emulsi daging, mencegah
kehilangan air dari lemak saat pemasakan atau pengasapan.
Sosis ukuran besar antara lain bologna, dikeluarkan
dari casing setelah pemasakan atau pengasapan, lalu diiris dan dikemas dan dikenal sebagai “table-ready meats”
12.1.11 Pembuatan Sosis Frankfurter
Proses :
1. Penggilingan, untuk memperkecil ukuran daging dan lemak. 2. Mixing, untuk memperoleh adonan homogen dari lemak dan
daging pada sosis gilingan kasar.
3. Chopping, untuk memperoleh adonan homogen pada sosis
gilingan halus.
4. Emulsifying, untuk memperoleh adonan berupa emulsi. 5. Pengisisan selongsong
7. Pengasapan dan pemasakan 8. Pendinginan
9. Pengupasan selongsong dan pengepakan untuk sosis tanpa casing.
Mesin-mesin banyak ragamnya antara lain:
a. Mesin Tenderfrank Process dari Surft, Co.
12.1.12 Pembekuan Daging
• Daging beku :
Sapi tahan beberapa tahun
Babi dan daging berlemak hanya beberapa bulan,
rusak karena oksidasi lemak/tengik
Daging olahan (sosis dan daging curing) tak dibekukan,
cepat tengik karena kandungan garam
• Cara pembekuan baik
Laju pembekuan tinggi
Tak boleh ada freezing-thawing berulang-ulang supaya
drip dan pendarahan minimal
Pengepakan harus baik : plastik bening, shrinkwrap,
12.1.13 Penyimpanan Dingin Daging
Segar
• Lebih populer karena
Memungkinkan pemotongan daging tersentralisasi
efisiensi tenaga kerja, mesin, transportasi dan energi
Masalah : permukaan meat cut cepat rusak oleh
Mikroorganisme
Enzim
Oksidasi
• Daya tahan simpan :
a) Pengepakan vakum (oxygen-impermeable film), 00C
(tidak beku) ; 3 minggu
12.1.14 Pemasakan Daging
• Pemasakan menjadikan daging empuk karena : Lemak lebur
Jaringan kolagen larut dalam air panas gelatin Serat-serat otot menjadi renggang
• Setelah pemasakan, daging menjadi keras :
Overheating serat otot konstraksi menciut keras Air menguap kering keras
• Cara memasak dipengaruhi bagian potongan daging/meat cut • Setelah pemasakan daging
Nilai gizi tetap tinggi Protein tahan panas
Kehilangan Ca karena larut Kehilangan vitamin B 10-30%
12.13 Penghematan Pemakaian
Daging
• Alasan : daging mahal
• Cara :
a) Dicampur dengan : TVP(Texturized Vegetable
Protein), Soluble Soy Protein, Daging Ayam, Ikan dan Protein Khamir
b) Restrukturisasi daging tetelan steak