• Tidak ada hasil yang ditemukan

POKOK-POKOK NOTA KEUANGAN DAN RAPBN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POKOK-POKOK NOTA KEUANGAN DAN RAPBN 2011"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

POKOK-POKOK NOTA

KEUANGAN DAN RAPBN 2011

Paparan Menteri Keuangan

Jakarta, 16 Agustus 2010

(2)

POKOK BAHASAN

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO, 2010 - 2011

POSTUR APBN-P 2010 DAN RAPBN 2011

2

3

6

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENDAPATAN

NEGARA, RAPBN 2011

POKOK-POKOK KEBIJAKAN BELANJA

NEGARA, RAPBN 2011

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBIAYAAN

ANGGARAN, RAPBN 2011

(3)

DASAR HUKUM PENYUSUNAN RAPBN 2011

2

3

6

Penyusunan RAPBN Tahun 2011 didasarkan pada beberapa

ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

 Pasal 23 UUD 1945 Amandemen Keempat.

 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, yang mengamatkan:

RAPBN 2011 disusun dengan berpedoman kepada:

 Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011;

 Kerangka Ekonomi Makro Tahun 2011;

 Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2011

 Undang-Undang No 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR,

DPRD dan DPD.

(4)

4

2011

Pertumbuhan ekonomi (%)

5,8

5,9

6,1

6,0

2)

6,3

Inflasi y.o.y (%)

5,3

5,05

5,3

5+1

5,3

Suku Bunga SBI 3 Bulan (%)

6,5

6,6

6,4

6,5

6,5

Nilai tukar (Rp/US$1) - Rata-rata

9.200

9.193

9.207

9.200

9.300

Harga Minyak/ICP (US$/Barel) - Rata-rata

80,0

78,0

1)

82,0

80,0

80,0

Lifting Minyak (MBCD) - Rata-rata

0,965

0,959

1)

0,972

0,965

0,970

.

.

lifting minyak = 0,959 MBCD dan ICP = US$78,0/barel.

2) Pertumbuhan ekonomi dalam NK & RAPBN 2011 diperkirakan sebesar 5,9% menuju 6,0%.

2010

Prognosis Sem II RAPBN

INDIKATOR

1) Untuk penghitungan penerimaan negara Semester I-2010 menggunakan angka pada periode Desember 2009 - Mei 2010 dengan realisasi

Perk Real. APBN-P Real. Sem I

(5)

2010

A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 992,4 1.086,4 94,0 9,5

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 990,5 1.082,6 92,1 9,3

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 743,3 839,5 96,2 12,9

Tax Ratio (% thd PDB) 11,9 12,0 0,1 0,8

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 247,2 243,1 (4,1) (1,7)

II. HIBAH 1,9 3,7 1,8 97,2

B. BELANJA NEGARA 1.126,1 1.202,0 75,9 6,7

I BELANJA PEMERINTAH PUSAT (K/L & Non K/L) 781,5 823,6 42,1 5,4

A. Belanja K/L 366,1 410,4 44,3 12,1

B. Belanja Non K/L 415,4 413,2 (2,2) (0,5)

II. TRANSFER KE DAERAH 344,6 378,4 33,8 9,8

1. Dana Perimbangan 314,4 329,1 14,7 4,7

a. Dana Bagi Hasil 89,6 82,0 (7,6) (8,5)

b. Dana Alokasi Umum 203,6 221,9 18,3 9,0

c. Dana Alokasi Khusus 21,1 25,2 4,1 19,4

2. Dana Otonomi Khusus dan Peny. 30,2 49,3 19,1 63,0

C. KESEIMBANGAN PRIMER (28,1) 0,7 28,8 (102,6)

D. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A - B) (133,7) (115,7) 18,1 (13,5)

% defisit thd PDB (2,1) (1,7) 0,5 (22,8)

E. PEMBIAYAAN (I + II) 133,7 115,7 (18,1) (13,5)

I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 133,9 118,7 (15,2) (11,4)

II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (0,2) (3,0) (2,8) 1.826,1

(dalam triliun rupiah)

URAIAN

APBN-P

APBN-P 2010 & RAPBN 2011

RAPBN ∆ thd APBN-P 2010 % ∆ thd APBN-P 2010 2011

(6)

 Pokok-Pokok Kebijakan Penerimaan Perpajakan 2011:

Penggalian potensi melalui ekstensifikasi dan intensifikasi

Peningkatan kualitas pemeriksaan dan penyidikan, serta penyempurnaan mekanisme

keberatan dan banding

Ekstenfikasi barang kena cukai

Penyesuaian tarif cukai sejalan dengan road map cukai hasil tembakau

Peningkatan pengawasan dibidang kepabeanan dan cukai

Pemberian insentif fiskal (DTP)

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENERIMAAN PERPAJAKAN

10,0 10,5 11,0 11,5 12,0 12,5 13,0 13,5 0 100 200 300 400 500 600 700 800 2005 2006 2007 2008 2009 2010 APBN-P Persen Triliun Rp PERKEMBANGAN PENERIMAAN PERPAJAKAN

TAHUN 2005 - 2010

PPh (LHS) PPN (LHS) Cukai (LHS) Lainnya (LHS) Tax Ratio (RHS)

2010 APBN-P RAPBN D thd APBN-P 2010 % D thd APBN-P 2010

Penerim aan Perpajakan 743,3 839,5 96,2 12,9

a. Pajak dalam negeri 720,8 816,4 95,7 13,3

i. Pajak Penghasilan 362,2 414,5 52,3 14,4

- PPh Migas 55,4 54,2 (1,2) (2,2)

- PPh Non-Migas 306,8 360,3 53,5 17,4 ii. Pajak pertambahan nilai 263,0 309,3 46,4 17,6 iii. Pajak bumi dan bangunan 25,3 27,7 2,4 9,3 iv. BPHTB 7,2 - (7,2) (100,0)

v. Cukai 59,3 60,7 1,4 2,4

vi. Pajak lainnya 3,8 4,2 0,4 9,4

b. Pajak Perdagangan Internasional 22,6 23,1 0,6 2,5

i Bea masuk 17,1 18,0 0,9 5,2

ii. Bea Keluar 5,5 5,1 (0,3) (5,9)

PENERIMAAN PERPAJAKAN 2010 - 2011

Jenis Penerim aan Perpajakan

2011 (Triliun Rupiah)

(7)

Pokok-Pokok Kebijakan PNBP tahun 2011:  Migas:

 Peningkatan produksi/lifting migas dengan didukung insentif fiskal.

 Efisiensi cost recovery dengan berpedoman pada peraturan pemerintah yang ada.  Perbaikan infrastruktur migas.

 SDA Non-Migas dan PNBP lainnya:

 Optimalisasi penerimaan SDA pertambangan umum, kehutanan, perikanan, dan panas bumi  Peningkatan pelayanan dan perbaikan administrasi PNBP K/l.

 Laba BUMN:

 Peningkatan kinerja BUMN

 Penerapan payout ratio yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing BUMN.

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PNBP

0 50 100 150 200 250 300 350 2005 2006 2007 2008 2009 2010 APBN-P Triliun Rp

PERKEMBANGAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK TAHUN 2005 - 2010

Pend. BLU (LHS) Pen. SDA Nonmigas (LHS) PNBP Lainnya (LHS) Laba BUMN (LHS) Pen. SDA Migas (LHS)

2010 APBN-P RAPBN D thd APBN-P 2010 % D thd APBN-P 2010

Penerim aan Negara Bukan Pajak 247,2 243,1 (4,1) (1,7)

a. Penerim aan SDA 164,7 158,2 (6,6) (4,0)

i. Migas 151,7 145,3 (6,5) (4,3)

- Minyak bumi 112,5 104,7 (7,8) (6,9)

- Gas alam 39,2 40,5 1,3 3,3

ii. Non Migas 13,0 12,9 (0,1) (0,7)

- Pertambangan umum 9,7 9,9 0,2 1,8

- Kehutanan 2,9 2,5 (0,3) (11,4)

- Perikanan 0,2 0,1 (0,0) (33,3)

- Panas Bumi 0,2 0,4 0,1 45,7

b. Bagian Pem . atas Laba BUMN 29,5 26,6 (2,9) (9,9)

c. PNBP Lainnya 43,5 43,4 (0,0) (0,1)

- al : Pendapatan DMO 7,9 10,5 2,6 32,2

d. Penerim aan BLU 9,5 14,9 5,4 57,0

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 2010 - 2011 (Triliun rupiah)

Jenis Pendapatan

(8)

 Pencapaian pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas:

 Pembangunan

infrastruktur, a.l:

 domestic connectivity

 pengembangan

Kawasan ekonomi

khusus

 Menjamin kelancaran

distribusi barang, jasa,

dan informasi untuk

meningkatkan daya saing

produk nasional

 Perlindungan Sosial a.l.

melalui :

Pendidikan (BOS,

Beasiswa

siswa/mahasiswa miskin)

Kesehatan (Jamkesmas)

POKOK-POKOK KEBIJAKAN BELANJA

PEMERINTAH PUSAT

A. Belanja K/L 366.1 410.4 44.3 12.1 B. Belanja Non K/L 415.4 413.2 (2.2) (0.5) 1. Belanja Pegawai 162.7 180.6 18.0 11.0 2. Belanja Barang 112.6 131.5 18.9 16.8 3. Belanja Modal 95.0 121.7 26.6 28.0 4. Pembayaran Bunga Utang 105.7 116.4 10.8 10.2

i. Utang Dalam Negeri 71.9 80.4 8.5 11.9

ii. Utang Luar Negeri 33.8 36.0 2.2 6.6

5. Subsidi 201.3 184.8 (16.4) (8.2) a Subsidi Energi 144.0 133.8 (10.2) (7.1) b Subsidi Non Energi 57.3 51.0 (6.3) (10.9) 6. Belanja Hibah 0.2 0.8 0.5 217.1

7. Bantuan Sosial 71.2 61.5 (9.6) (13.6) 8. Belanja Lain-Lain 32.9 26.3 (6.6) (20.1) 781.5 823.6 42.1 5.4

RAPBN

(dalam triliun rupiah)

JUMLAH 2011 ∆ thd APBN-P 2010

URAIAN

% ∆ thd APBN-P 2010 APBN-P 2010

(9)

Belanja Pegawai;

21,9%

Belanja Barang;

16,0%

Belanja modal;

14,8%

Pemb. Bunga

Utang; 14,1%

Subsidi; 22,4%

Belanja Hibah;

0,1%

Bantuan Sosial;

7,5%

Belanja Lain-lain;

3,2%

 Pemberdayaan Masyarakat a.l.

melalui PNPM Mandiri

 Pemantapan pelaksanaan

reformasi birokrasi

 Perbaikan kesejahteraan aparatur

negara dan pensiunan :

 Kenaikan gaji dan pensiun pokok

10 %

 Pemberian gaji dan pensiun bulan

ke-13

 Pengalokasian anggaran subsidi

untuk menjaga stabilitas harga dan

perlindungan kesejahteraan

masyarakat;

 Pembayaran kewajiban bunga

utang yang jatuh tempo tepat waktu

dan jumlah

POKOK-POKOK KEBIJAKAN BELANJA

PEMERINTAH PUSAT (2)

(10)

Kebijakan Belanja K/L 2011 a.l. :

 Reformasi birokrasi dan tata kelola untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik;

 Mendukung pembangunan infrastruktur yang memiliki daya dukung dan daya dorong

terhadap pertumbuhan ekonomi;

 Penanggulangan kemiskinan melalui perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat

dan pemberdayaan usaha mikro dan kecil;

Pagu Sementara RAPBN

2005 2006 2007 2008 2009 Pagu Riil 312 334 APBN-P 158.0 214.4 244.6 290.0 314.7 LKPP 120.8 189.4 225.0 259.7 307.0 % thd APBN-P 76.5 88.3 92.0 89.5 97.5 % thd Pagu Riil 76.5 88.3 92.0 83.2 91.9 76.5 88.3 92.0 89.5 97.5 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 PNBP/BLU = Rp23,8 T PHLN = Rp28,7 T PDN = Rp1,0 T RM = Rp368,1 T Pagu Sementara = Rp421,6 T PNBP/BLU = Rp27,4 T Rp28,7 T PHLN = PDN = Rp1,0 T RM = Rp353,3 T RAPBN = Rp410,4 T

(11)

11 K/L Pagu> 10 T

26 K/L Pagu > 1 T , dan < 10 T

40 K/L : Pagu < 1 T

PROFIL RENCANA ALOKASI BELANJA K/L 2011

77 K/L

 Pagu > Rp10 T: 11 K/L 

Kemendiknas, KemenPU,

Kemenhan, Kemenag, Polri,

Kemenkes, Kemenhub,

Kementan, Kemenkeu, K.ESDM,

Kemendagri.

 Pagu di atas Rp1,0 T tetapi di

bawah Rp10 T: 26 K/L  a.l. MA,

Kemenhut, Kemenlu, Kemenkum

dan HAM, Kemensos, Setneg,

BMKG, BPLS

 Pagu < Rp1,0 T: 40 K/L  KPU,

KLH, B.POM, BPKP, KPK, Batan,

Bakorsurtanal, BKN, BKPM,

(12)

ANGGARAN BELANJA K/L (di atas Rp1 Triliun)

1,0 1,2 1,2 1,2 1,3 1,3 1,6 2,1 2,1 2,2 2,2 2,2 2,4 2,6 2,8 2,8 2,8 3,3 3,4 3,4 4,0 4,8 4,9 5,6 5,9 6,1 13,3 15,1 16,5 16,8 21,4 26,2 28,3 31,0 45,2 50,3 56,5 - 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 BIN DPD Basarnas Kemen PDT BPLS BMKG Kemendag Kemenbudpar Kemenpora Sekneg Kemenprind BPS BKKBN Kejagung BPK Kemenpera DPR Kemenkominfo Kemenakertrans BPN Kemensos Kemen KP Kemenkum HAM Kemenlu Kemenhut MA Kemendagri Kemen ESDM Kemenkeu Kementan Kemenhub Kemenkes POLRI Kemenag Kemenhan Kemendiknas Kemen PU Rp Triliun

(13)

ANGGARAN BELANJA K/L (di bawah Rp1 Triliun)

37,3 57,2 76,8 79,7 82,6 97,9 129,1 132,3 140,8 140,9 153,9 160,1 181,3 208,6 220,4 244,1 264,0 287,7 292,5 332,5 340,8 365,5 435,8 436,2 440,7 448,5 455,2 500,0 575,7 599,0 601,6 663,2 693,3 699,4 714,0 723,6 778,8 828,7 854,3 980,9 - 200,0 400,0 600,0 800,0 1.000,0 1.200,0 Wanhannas Komnas HAM Bapeten KY BSN PPATK Arsip Nasri Kemenko Kesra Kemen BUMN Lemhanas Kemen PAN dan RB Kemen PP dan PA KPPU LKPP Kemenko Perekon LAN BNPP TKI MK BPWS Perpusnas MPR Lapan BKPM Kemenko Polhukam Kemenristek BKN Bakosurtanal LSN KPK LIPI Batan BNPB BPPT Bappenas BPKP BNN BPOM Kemenkop UKM KLH KPU Rp Miliar

(14)

Tahun 2005 – 2010 : Subsidi naik dari Rp120,8 T  Rp201,3 T (APBN-P 2010), Tahun 2011 :

o Subsidi BBM: Volume konsumsi BBM Bersubsidi 36,8 juta KL; Subsidi LPG Tabung 3 Kg;

o Subsidi Pangan: Kuantum 15 Kg/RTS/bln; Durasi penyaluran 12 bln; HPB naik dari

Rp6.285/kg  Rp6.450/kg; Harga Raskin tetap (Rp1.600/kg).

o Subsidi Pupuk : Volume naik dari 9,3 juta ton  11,3 juta ton.

-50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 2005 2006 2007 2008 2009 APBN 2010 APBN-P 2010 120,8 107,4 150,2 277,4 138,1 157,8 201,3 t r il iu n r u p ia h

Perkembangan Subsidi, 2005 - 2010

Perkembangan Subsidi

2010 a Subsidi Energi 144.0 133.8 (10.2) (7.1) 1) BBM, LPG & BBN 88.9 92.8 3.9 4.4 2) Listrik 55.1 41.0 (14.1) (25.6)

b Subsidi Non Energi 57.3 51.0 (6.3) (10.9)

1) Pangan 13.9 15.3 1.3 9.6

2) Pupuk 18.4 16.4 (2.0) (11.1)

3) Benih 2.3 0.1 (2.1) (94.7)

4) PSO 1.4 1.9 0.5 36.5

5) Kredit Program 2.9 2.6 (0.2) (8.3)

6) Subsidi Pajak / Pajak DTP 18.4 14.8 (3.7) (20.0)

JUMLAH 201.3 184.8 (16.4) (8.2) RAPBN

SUBSIDI, 2010 - 2011

2011 ∆ thd APBN-P 2010

(dalam triliun rupiah)

URAIAN % ∆ thd

APBN-P 2010 APBN-P

(15)

Sasaran Pembangunan Infrastruktur, RAPBN 2011

Pembangunan Jaringan Rel Kereta Api 85,06 Km Jalur Ganda, dan Peningkatan Kondisi Jalur Kereta Api sepanjang 126,12 Km

Pengembangan dan Rehabilitasi 118 Bandara, dan Pembangunan 14 Bandar Udara Baru

Peningkatan hunian yg layak di 1.500 desa

Pembangunan Fly Over dan Underpass sepanjang 4.551 M

Melanjutkan pembangunan 8

waduk; Menyelesaikan 34

Embung/Situ, rehabilitasi 2

Terbangunnya Tranmisi

sepanjang 1.558 km, dan Gardu Induk sebesar 1.280 MVA

(16)

Program Bantuan dan Perlindungan Sosial, 2011

BOS: Meringankan beban masyarakat atas biaya pendidikan agar

semua siswa memperoleh layanan pendidikan dasar yang bermutu sampai tamat.

Sasaran: Siswa SD/SMP penerima BOS = 37,5 juta siswa;

Siswa MI/MTs penerima BOS = 6,3 juta siswa

Jamkesmas: Meningkatkan akses

dan mutu layanan kesehatan seluruh penduduk miskin dan hampir miskin.

Sasaran 76,4 juta jiwa

PNPM :

Tujuan: Meningkatkan kesejahteraan

dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.

Sasaran:

PNPM perdesaan: 5.005 kec; PNPM Perkotaan 1.153 kec.

(17)

Pokok-Pokok Kebijakan DBH

• Meningkatkan akurasi data melalui koordinasi dengan institusi pengelola Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP).

• Menyempurnakan proses penghitungan dan penetapan alokasi DBH agar lebih transparan dan akuntabel.

• Menyempurnakan sistem penyaluran DBH lebih tepat waktu dan tepat jumlah.

• Penyelesaian Kurang Bayar DBH SDA dan DBH Pajak.

Pokok-Pokok Kebijakan DAU

• 26 persen dari PDN Neto

• Meningkatkan akurasi dasar perhitungan DAU dari lembaga/instansi yang berwenang. • DAU untuk daerah pemekaran baru dihitung

proporsional dengan daerah induknya, dengan menggunakan data luas wilayah, jumlah penduduk dan jumlah PNSD. • DAU untuk 14 daerah pemekaran baru

beserta induknya dihitung secara mandiri

POKOK-POKOK KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH

2010

1. Dana Perimbangan

314.4

329.1

14.7

4.7

a. Dana Bagi Hasil

89.6

82.0

(7.6)

(8.5)

b. Dana Alokasi Umum

203.6

221.9

18.3

9.0

c. Dana Alokasi Khusus

21.1

25.2

4.1

19.4

2. Dana Otonomi Khusus dan Peny.

30.2

49.3

19.1

63.0

a. Dana Otonomi Khusus

9.1

10.3

1.2

12.9

b. Dana Penyesuaian

21.2

39.0

17.9

84.6

344.6

378.4

33.8

9.8

TRANSFER KE DAERAH, 2010-2011

(dalam triliun rupiah)

APBN-P

RAPBN

JUMLAH

% ∆ thd

APBN-P

2010

URAIAN

∆ thd

APBN-P

2010

2011

(18)

Pokok-Pokok Kebijakan DAK

• Mendukung program prioritas nasional RKP 2011 sesuai kerangka pengeluaran jangka

menengah dan penganggaran berbasis kinerja;

• Membantu daerah-daerah yang memiliki kemampuan keuangan relatif rendah dalam

membiayai pelayanan publik sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam rangka

pemerataan pelayanan dasar publik; dan

• Bidang DAK: tambahan 5 bidang baru:

Listrik Pedesaan, Perumahan dan Permukiman, Keselamatan Transportasi Darat,

Transportasi Perdesaan, Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan

Dana Otonomi Khusus:

o

Prov. NAD dan wilayah Papua (meliputi Prov. Papua dan Papua Barat), masing-masing

setara 2% DAU Nasional.

o

Dana tambahan infrastruktur dalam rangka pelaksanaan Otonomi Khusus bagi Prov.

Papua dan Prov Papua Barat.

Dana Penyesuaian:

o Dana tambahan penghasilan guru PNSD

o Dana Tunjangan Profesi Guru

o Dana Insentif Daerah

o Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

(19)

Pembiayaan Melalui Utang 2011:

1. Mengutamakan penerbitan SBN (SUN dan Sukuk) rupiah di pasar domestik.

2. Pinjaman Luar Negeri/PLN diprioritaskan dari sumber yang efisien dan risiko rendah

dan tanpa agenda politik

3. Rasio utang terhadap PDB menurun, walaupun secara nominal jumlah utang

meningkat.

77% 67% 61% 57% 47% 39% 35% 33% 28,3% 27,8%26,0% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 [ % ] [ triliun Rupiah]

Outstanding Utang PDB Rasio Utang thd PDB (RHS)

Debt to GDP Ratio 2001-2011

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBIAYAAN ANGGARAN

2010 2010

D. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A - B) (133,7) (133,7) (115,7) 18,1 (13,5)

% Defisit Terhadap PDB (2,1) (2,1) (1,7) 0,5 (22,8)

E. PEMBIAYAAN (I + II) 133,7 133,7 115,7 (18,1) (13,5) I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 133,9 133,9 118,7 (15,2) (11,4) 1. Perbankan dalam negeri 45,5 45,5 7,7 (37,8) (83,2) 2. Non-perbankan dalam negeri 88,4 88,4 111,0 22,6 25,5 a.l a. Penerimaan Privatisasi 1,2 1,2 0,3 (0,9) (71,7)

b. Hasil Pengelolaan Aset 1,2 1,2 0,5 (0,7) (56,1) c. Surat Berharga Negara (neto) 107,5 107,5 125,5 18,0 16,7 d. Pinjaman Dalam Negeri 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 e. Dana Investasi Pemerintah dan PMN (12,9) (12,9) (12,8) 0,1 (1,0)

II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (0,2) (0,2) (3,0) (2,8) 1.826,1 1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 70,8 70,8 57,1 (13,7) (19,4)

a. Pinjaman Program 29,4 29,4 17,7 (11,7) (39,9) b. Pinjaman Proyek Bruto 41,4 41,4 39,4 (2,0) (4,8)

2. Penerusan Pinjaman (SLA) (16,8) (16,8) (12,0) 4,8 (28,6) 3. Pembyr. Cicilan Pokok Utang LN (54,1) (54,1) (48,1) 6,1 (11,2)

RAPBN ∆ thd APBN-P 2010 2011 % ∆ thd APBN-P 2010 DEFISIT DAN PEMBIAYAAN ANGGARAN, 2010-2011

(dalam triliun rupiah)

APBN-P (Lapsem)

URAIAN

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Bagi anda yang merasa sedikit repot dengan webmail dari hosting yang harus menambahkan /webmail atau :2095 dibelakang nama domain anda untuk dapat login ke webmail lalu

Volatilitas nilai tukar rupiah dan melemahnya perekonomian dunia yang dipicu oleh lesunya kinerja ekonomi Amerika tentunya juga akan berpengaruh pada kinerja ekspor

PROPOSAL YANG LOLOS SELEKSI HIBAH RISET DITJEN DIKTI. HB Tim Pascasarjana HB Bersaing Lanjutan.. Pusat) SP4 42 Pengembangan PCPT,

REPRESENTASI KERETA REL LISTRIK DALAM KARYA FOTO “REL WAKTU”(Analisis Semiotika Pada Foto Essai Karya Edy Purnomo) Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Tingginya rendemen ekstrak nonpolar andaliman menunjukkan bahwa komponen yang dapat larut dalam heksana lebih banyak dibandingkan komponen semipolar (etilasetat) maupun

Tampilan slide submenu KATALIS Berisi icon menu : menuju menu utama Tombol NEXT : menuju ke slide selanjutnya Tombol BACK : menuju ke slide sebelumnya Berisi gambar grafik

Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu peneliti di dalam proses penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Konseling Karir

Relevansi dari surah Luqman ayat 12-19 dengan Dasadarma Pramuka adalah keduanya mengandung nilai pendidikan karakter, sikap hormat (sopan) yang dilandasi sifat bijak