• Tidak ada hasil yang ditemukan

20. WPPE-HE-3-Transaksi Efek Dan Instrumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "20. WPPE-HE-3-Transaksi Efek Dan Instrumen"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN III | TRANSAKSI EFEK

0

\

HUKUM DAN ETIKA

TRANSAKSI EFEK DAN INSTRUMEN

Didukung

Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102, 8103, 8106

(2)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

Daftar Isi

REGULASI TRANSAKSI EFEK

A. Jenis Mekanisme Transaksi Efek ... 1

A.1 Transaksi Menurut Tempat Pelaksanaan ... 1

A.1.1 Transaksi Bursa ... 1

A.1.2 Transaksi Luar Bursa ... 1

A.2 Transaksi Menurut Pembiayaan ... 2

A.3 Transaksi Menurut Nasabah ... 2

B. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa ... 2

B.1 Definisi ... 2

B.2 Prosedur ... 3

C. Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi Short Selling Oleh Perusahaan Efek (Peraturan Bapepam Nomor V.D.6 ) ... 3

C.1 Definisi Istilah : ... 3

C.2 Persyaratan Perusahaan Efek Yang Dapat Memberikan Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek:... 4

C.3 Persyaratan Nasabah Yang Dapat Menerima Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Marjin atau Transaksi Short Selling hanya dapat diberikan oleh Perusahaan Efek apabila nasabah memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut: ... 4

C.4 Pokok-pokok Perjanjian Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah Perjanjian Pembiayaan Wajib Memuat Klausula Sebagai Berikut: ... 4

C.5 Persyaratan Efek yang Dapat Ditransaksikan Dalam Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah... 5

C.6 Mekanisme Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah ... 5

C.6.1 Ketentuan Umum ... 5

C.6.2 Transaksi Marjin... 6

C.6.3 Pembiayaan Transaksi Short Selling ... 6

C.6.4 Perjanjian Pinjam Meminjam Efek dalam rangka pembiayaan Transaksi Short Selling nasabah. ... 7

C.6.5 Ketentuan bagi Perusahaan Efek yang melakukan Transaksi Short Selling untuk kepentingan sendiri ... 7

D. Kontrak Berjangka Dan Opsi Atas Efek Atau Indeks Efek (KBIE) ... 8

D.1 Peraturan Bapepam III.E.1 ... 8

D.1.1 Definisi Istilah ... 8

D.1.2 Setiap Underlying yang dijadikan dasar transaksi Kontrak wajib: ... 9

D.1.3 Bursa Efek yang menyelenggarakan perdagangan Kontrak sekurang-kurangnya wajib mengatur hal-hal sebagai berikut : ... 9

D.1.4 Bursa Efek wajib menerbitkan informasi tertulis dan mengumumkan surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional 7 (tujuh) hari sebelum transaksi dimulai, memuat hal-hal sebagai berikut: ... 9

D.1.5 Dalam rangka pelaksanaan kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Kontrak, Lembaga Kliring dan Penjaminan sekurang-kurangnya wajib mengatur hal-hal sebagai berikut: ... 9

D.1.6 Perusahaan Efek yang memberikan layanan jasa perantara pedagang Kontrak, wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: ... 10

D.2 Peraturan BEI II-E tentang Perdagangan KBIE LQ-45 ...10

D.2.1 Definisi ... 10

D.2.2 Ketentuan Umum Perdagangan... 11

PERATURAN TERKAIT REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA A. Pengelolaan Investasi Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 (UUPM)... 1

A.1 Bentuk Hukum dan Perizinan (Pasal 18 UUPM) ... 1

A.2 Pemegang Saham Reksadana (Pasal 19 UUPM) ... 2

A.3 Unit Penyertaan Reksadana (Pasal 20) ... 2

A.4 Pengelolaan Reksa Dana ... 2

(3)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

B.1 Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 47/POJK.04/2015 tentang Pedoman Pengumuman

Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka: ... 3

B.2 Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 48/POJK.04/2015 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana Dengan Jaminan, dan Reksa Dana Indeks: ... 4

C. Reksa Dana Syariah ... 4

C.1 Pengertian Reksa Dana Syariah ... 4

C.2 Ciri Reksa Dana Syariah: ... 4

C.3 Bentuk Reksa dana Syariah (Pasal 3 POJK 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah) ... 5

C.4 Dewan Pengawas Syariah (Pasal 7 POJK 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah) ... 5

C.5 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Syari’ah: (pasal 2 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah) ... 5

C.6 Prinsip-prinsip Reksa Dana Syariah: ... 5

C.7 Hubungan dan Hak Pemodal (pasal 3 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah) ... 5

C.8 Instrumen investasi Reksa Dana syariah (pasal 7 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah) ... 6

C.9 Jenis usaha yang tidak sesuai dengan syariah (pasal 8 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah) ... 6

C.10 Jenis Transaksi yang Dilarang (pasal 9 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah) ... 6

C.11 Kondisi Emiten yang Tidak Layak, (pasal 10 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah) ... 6

C.12 Penentuan dan Pembagian Hasil Investasi (pasal 11 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah) ... 6

D. Exchange-Traded Fund (Peraturan OJK No. 49/POJK.04/2015) ... 7

D.1 Pengaturan Umum tentang ETF ... 7

D.1.1 Pedoman Kontrak ETF ... 7

D.1.2 Dealer Partisipan dan Sponsor ... 8

D.1.3 Rapat Umum Pemegang Unit Penyertaan (jika ada)... 8

D.1.4 Penawaran Umum ETF ... 9

D.1.5 Pencatatan Awal Unit Penyertaan ETF ... 9

D.2 Perbedaan ETF dengan Reksa Dana Terbuka Konvesional ... 9

D.3 ETF di Indonesia ... 9

E. Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) (Peraturan OJK No. 37/POJK.04/2015) ...10

E.1 Pengaturan Umum Tentang RDPT ...10

E.1.1 Ketentuan Umum ... 10

E.1.2 Pengelolaan RDPT ... 10

E.1.3 Kontrak RDPT ... 11

E.1.4 Investasi RDPT ... 11

E.1.5 Pencatatan RDPT ... 11

E.1.6 Nilai Pasar Wajar dari Efek dalam Portofolio RDPT ... 12

E.1.7 Rapat Umum Pemegang Unit Penyertaan RDPT ... 12

E.1.8 Laporan Keuangan RDPT ... 12

E.1.9 Pembubaran RDPT ... 12

E.1.10 Pelaporan RDPT ... 13

E.2 Perbedaan RDPT dengan RD Konvensional ...13

F. Efek Beragun Aset ...14

F.1 KIK Efek Beragun Aset (EBA) menurut Peraturan Bapepam No. XI.K.1 ...14

F.2 Mekanisme Penerbitan KIK-EBA ...16

F.3 Fungsi MI ...17

F.4 Fungsi Bank Kustodian ...17

F.5 Manfaat KIK-EBA ...18

F.6 Beberapa Sifat & Karakter KIK EBA ...18

G. Reksa Dana KIK Real Estate atau Dana Investasi Real Estate (DIRE) ...19

(4)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

TRANSAKSI EFEK

Tahapan transaksi dalam pasar modal terjadi melalui dua tahapan yaitu (1) pasar primer (primary market) dan (2) pasar sekunder (secondary market). Pasar primer merupakan pasar yang memperdagangkan obligasi dan saham yang baru diterbitkan pertama kali oleh emiten kepada underwriter. Kegiatan pada pasar primer tersebut dikenal dengan IPO (Initial Public Offering) atau penawaran umum pertama. IPO dilakukan berdasarkan waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder, umumnya IPO dilakukan pada jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga sekuritas di pasar primer ditentukan oleh penjamin emisi (underwriter) dan perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan, harga sekuritas yang ditentukan pada pasar perdana bernilai tetap.

Pasar sekunder merupakan pasar yang memperdagangkan saham dan obligasi antar investor setelah melewati masa penawaran di pasar primer. Setelah saham dan obligasi dibeli investor dari emiten melalui underwriter, investor menjual kembali saham dan obligasi kepada investor lainnya, baik dengan tujuan mengambil untung dari kenaikan harga (capital gain) maupun menghindari kerugian (capital loss). Harga sekuritas pada pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspektasi pasar. Pada pasar sekunder investor dapat membeli dan menjual sekuritas setiap saat, dengan demikian pula pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun dana investor baik perseorangan maupun lembaga

Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara mengisi dokumen-dokumenyang diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek biasanya mewajibkan investor untuk menyetorkan sejumlah dana tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian transaksi. Transaksi diawali dengan memberikan perintah jual dan/atau perintah beli ke Perusahaan Efek. Perintah tersebut dapat diberikan lewat telepon atau perintah secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama saham, jumlah yang akan dijual dan/atau dibeli, serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang diinginkan. Perintah tersebut selanjutnya akan diverifikasi oleh Perusahaan Efek bersangkutan. Selanjutnya, perintah tersebut dimasukkan ke dalam sistem perdagangan di Bursa Efek. Semua perintah jual dan/atau perintah beli dari seluruh Perusahaan Efek akan dikumpulkan di Bursa Efek dalam sistem yang disebut JATS (Jakarta Automatic Trading System).

Ketentuan mengenai Transaksi Efek secara umum diatur didalam Peraturan No. III.A.10 tentang Transaksi Efek.

A. Jenis Mekanisme Transaksi Efek

A.1 Transaksi Menurut Tempat Pelaksanaan

A.1.1 Transaksi Bursa

Definisi: Kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam-meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek.

Manfaat:

a. Penempatan order yang fair (Price priority dan time priority) b.Jaminan penyelesaian transaksi

c. Patokan harga yang wajar d.Pasar yang likuid

e. Informasi yang transparan f. Biaya transaksi yang ekonomis g.Keamanan bertransaksi

A.1.2 Transaksi Luar Bursa

Definisi: Transaksi antar Perusahaan Efek atau antara Perusahaan Efek dengan Pihak lain yang tidak diatur oleh Bursa Efek, dan transaksi antar Pihak yang bukan Perusahaan Efek. Karakteristik:

a. Tidak diatur oleh Bursa Efek

b.Dilakukan oleh Perusahaan Efek dengan Pihak c. Dilakukan oleh Pihak dengan Pihak

d.Untuk menampung transaksi atas Efek tidak tercatat dan Efek atas unjuk e. Untuk menampung kebutuhan spesifik dari bermacam ragam investor Kelemahan:

a. Kurang transparan dan tidak likuid b.tidak mendapatkan harga terbaik c. Penyelesaian transaksi tidak dijamin d.Keamanan transaksi tidak dijamin

(5)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

f. Biaya transaksi & penyelesaiannya tidak standar & tidak ekonomis

A.2 Transaksi Menurut Pembiayaan

1. Transaksi Regular

Definisi: Transaksi efek yang dilakukan nasabah di pasar sekunder tanpa pembiayaan dari perusahaan efek.

Persyaratan:

a. Telah membuka rekening efek (bagi nasabah retil) atau memiliki perjanjian tertulis (bagi nasabah Kelembagaan) di Perusahaan Efek

b. Memiliki kecukupan dan ketersediaan dana dan efek.

2. Transaksi Margin

Jenis transaksi lain-lain a. Pinjam-meminjam efek b. Transaksi repo/reverserepo

A.3 Transaksi Menurut Nasabah

1

.

Transaksi Nasabah Pemilik Rekening

Definisi: Transaksi Efek yang dilaksanakan oleh Perusahaan Efek untuk kepentingan rekening nasabahnya sesuai dengan kontrak antara Perusahaan Efek dengan nasabah tersebut.

2. Transaksi Nasabah Umum

Definisi: Transaksi melalui pemesanan Efek dalam Penawaran Umum oleh pemodal yang tidak mempunyai rekening Efek pada Perusahaan Efek.

Ketentuan:

1). Wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam Prospektus

2). Jika dalam Penawaran Umum terjadi kelebihan permintaan Efek, Perusahaan Efek harus memprioritaskan pesanan melalui rekening Efek, kecuali dalam hal rekening Efek dimiliki oleh Pihak terafiliasi

3. Transaksi Nasabah Kelembagaan

Definisi:

T

ransaksi Efek antara Perusahaan Efek dengan nasabah kelembagaan tertentu yang didasarkan pada perjanjian antara Perusahaan Efek dengan nasabah kelembagaan tersebut seperti perusahaan asuransi, Reksa Dana, bank atau lembaga keuangan lainnya yang tidak mempunyai rekening Efek pada Perusahaan Efek tersebut

Ketentuan:

1. Dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam perjanjian antara Perusahaan Efek dan nasabah kelembagaan.

2. Penyelesaian Transaksi Nasabah Kelembagaan dapat dilakukan dengan cara penyerahan uang dan Efek pada saat yang bersamaan, atau dengan cara lain, sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh para Pihak.

3. Perusahaan Efek wajib mencatat setiap Transaksi Nasabah Kelembagaan pada tanggal transaksi tersebut mulai mengikat.

4. Perusahaan Efek wajib mencatat dalam rekening Gagal Terima atau Gagal Serah atas Efek untuk setiap keterlambatan penyelesaian Transaksi Nasabah Kelembagaan pada tanggal yang ditentukan untuk penyelesaian transaksi tersebut.

5. Perusahaan Efek wajib mengirim konfirmasi kepada nasabah kelembagaan yang menjadi Pihak dalam Transaksi Nasabah Kelembagaan dengan memuat hal-hal sebagaimana dimaksud dalam angka 3 huruf p peraturan in

B. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa

Peraturan mengenai Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa saat ini diatur dalam POJK No. 26/POJK.04/2014 menggantikan Peraturan III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan III.B.7 tentang Dana Jaminan.

B.1 Definisi

1) Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa adalah kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab Anggota Kliring yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada waktu dan cara yang sama sebagaimana diwajibkan kepada Anggota Kliring yang bersangkutan.

2) Dana Jaminan adalah kumpulan dana dan/atau Efek yang diadministrasikan dan dikelola oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan yang digunakan untuk melakukan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan

3) Cadangan Jaminan adalah akumulasi dana yang berasal dari penyisihan laba bersih Lembaga Kliring dan Penjaminan dalam bentuk kas atau setara kas yang digunakan untuk melakukan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan.

(6)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

4) Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari Transaksi Bursa. Asda 5) Netting adalah kegiatan Kliring yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi setiap Anggota

Kliring untuk menyerahkan atau menerima sejumlah saldo Efek tertentu untuk setiap jenis Efek yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah saldo dana untuk seluruh atau setiap jenis Efek yang ditransaksikan.

6) Anggota Kliring adalah Anggota Bursa Efek atau pihak lain, yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan layanan jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan.

7) Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek.

B.2 Prosedur

 Apabila Anggota Kliring tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh kewajibannya untuk menyelesaikan Transaksi Bursa sesuai dengan waktu dan cara yang telah diatur dalam peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan maka Anggota Kliring dinyatakan gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa. Kemudian Anggota Kliring tersebut wajib melaksanakan Fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa

 Fungsi Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, dilaksanakan dengan sumber keuangan dan urutan sebagai berikut:

a. Cadangan Jaminan;

b. Kredit bank, jika sudah ada kontrak antara Lembaga Kliring dan Penjaminan dengan bank;

c. Dana Jaminan;

d. Sumber keuangan dari anggota Jaringan Kredit yang lain, apabila seluruh sumber keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c telah digunakan tetapi tidak mencukupi, dengan pembagian sebagai berikut:

1) 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan dibagi sama rata di antara anggota Jaringan Kredit yang tersisa;

2) 80% (delapan puluh per seratus) dari jumlah yang dibutuhkan untuk membayar kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan dibagi di antara anggota Jaringan Kredit yang tersisa secara proporsional berdasarkan nilai Kliring masing-masing anggota Jaringan Kredit dimaksud selama 6 (enam) bulan terakhir

3) jumlah yang tidak dibayar dalam 30 (tiga puluh) hari oleh anggota Jaringan Kredit tertentu, dibagi kembali di antara anggota Jaringan Kredit yang tersisa sesuai ketentuan nomor 1) dan 2) diatas

 Penggunaan sumber keuangan yaitu Dana Jaminan wajib dibayar kembali dari sumber keuangan Anggota Kliring yang gagal menyelesaikan Transaksi Bursa.

C. Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah Dan Transaksi

Short Selling Oleh Perusahaan Efek (Peraturan Bapepam Nomor V.D.6)

C.1 Definisi Istilah :

1). Jaminan Awal adalah sejumlah dana dan atau Efek yang wajib disetor nasabah kepada Perusahaan Efek sebagai Jaminan Pembiayaan pada saat pembukaan Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling. 2). Jaminan Pembiayaan adalah sejumlah dana dan atau Efek milik nasabah yang ditahan

oleh Perusahaan Efek sebagai jaminan untuk penyelesaian Transaksi Marjin atau Transaksi Short Selling.

3). Permintaan Pemenuhan Jaminan adalah permintaan Perusahaan Efek kepada nasabah untuk menyerahkan dana dan atau Efek dalam rangka memenuhi batas maksimal nilai pembiayaan yang diberikan oleh Perusahaan Efek kepada nasabah atau batas minimal nilai Jaminan Pembiayaan yang wajib dipenuhi oleh nasabah.

4). Perjanjian Pembiayaan adalah perjanjian antara Perusahaan Efek dengan nasabah yang memuat hak dan kewajiban terkait dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek nasabah oleh Perusahaan Efek yang dapat berupa pembiayaan dana dan atau pembiayaan Efek.

5). Posisi Long adalah saldo Efek dalam akun tertentu di buku pembantu Efek yang menunjukkan sejumlah Efek yang dimiliki oleh Perusahaan Efek atau sejumlah Efek yang wajib diserahkan oleh Perusahaan Efek kepada nasabah.

6). Posisi Short adalah saldo Efek dalam akun tertentu di buku pembantu Efek yang menunjukkan sejumlah Efek yang dijual oleh Perusahaan Efek untuk kepentingannya sendiri

(7)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

dan atau kepentingan nasabah, tetapi pada saat dijual Efek dimaksud belum dimiliki oleh Perusahaan Efek dan atau belum diserahkan oleh nasabah kepada Perusahaan Efek

7). Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin adalah rekening Efek nasabah yang khusus dipergunakan untuk aktivitas Transaksi Marjin.

8). Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling adalah rekening Efek nasabah yang khusus dipergunakan untuk aktivitas Transaksi Short Selling.

9). Saldo Debit adalah saldo dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling yang menunjukkan jumlah uang yang wajib dibayar oleh nasabah kepadaPerusahaan Efek.

10). Saldo Kredit adalah saldo dana dalam rekening Efek nasabah yang menunjukkan kewajiban Perusahaan Efek kepada nasabah dan atau yang menunjukkan jaminan termasuk Jaminan Pembiayaan dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling.

11). Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh Perusahaan Efek.

12). Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.

C.2 Persyaratan Perusahaan Efek Yang Dapat Memberikan Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek:

1. Pembiayaan penyelesaian Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling, hanya dapat dilakukan apabila Perusahaan Efek telah memenuhi seluruh ketentuan sebagai berikut: a) Memiliki izin usaha dari Bapepam dan LK untuk melakukan kegiatan sebagai Perantara

Pedagang Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah;

b) Memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan sesuai dengan yang dipersyaratkan ;

c) Memperoleh persetujuan dari Bursa Efek untuk melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling;

d) Dalam hal Perusahaan Efek memberikan pembiayaan dana melaluiTransaksi Marjin, Perusahaan Efek wajib mempunyai cukup sumber pembiayaan untuk membiayai penyelesaian transaksi pembelianEfek; dan

e) Dalam hal Perusahaan Efek memberikan pembiayaan Efek melaluiTransaksi Short Selling, Perusahaan Efek wajib memiliki perikatan dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan, Perusahaan Efek lain,Bank Kustodian, dan atau Pihak lain yang disetujui Bapepam dan LKuntuk meminjam Efek yang diperlukan bagi penyelesaian transaksi penjualan Efek. 2. Sebelum memberikan persetujuan, Bursa Efek wajib memeriksa sistem operasional

Perusahaan Efek terutama yang terkait dengan sistem manajemen risikoatas pembiayaan penyelesaian transaksi Efek bagi nasabah.

3. Bursa Efek yang telah memberikan persetujuan tersebut wajib melakukan pemeriksaan atas sistem operasional secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

C.3 Persyaratan Nasabah Yang Dapat Menerima Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Marjin atau Transaksi Short Selling hanya dapat diberikan oleh Perusahaan Efek apabila nasabah memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:

1. Telah memiliki rekening Efek reguler, untuk mengetahui riwayat transaksi nasabah;

2. Telah membuka Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin untuk nasabah yang akan melakukan Transaksi Marjin atau Rekening EfekPembiayaan Transaksi Short Selling untuk nasabah yang akan melakukan Transaksi Short Selling pada Perusahaan Efek berdasarkan Perjanjian Pembiayaan dan masih memiliki rekening Efek reguler sebagaimana dimaksud dalam huruf a untuk menampung transaksi Efek yang tidak dibiayai oleh Perusahaan Efek; dan

3. Telah menyetorkan Jaminan Awal dengan nilai paling kurang sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) untuk masing-masing Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin dan Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling.

C.4 Pokok-pokok Perjanjian Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah Perjanjian Pembiayaan Wajib Memuat Klausula Sebagai Berikut:

1. Tingginya tingkat risiko investasi nasabah karena perubahan harga Efek yang dapat mengakibatkan antara lain Jaminan Pembiayaan nasabah berkurang, habis, atau minus; 2. Kebijakan penilaian Jaminan Pembiayaan berupa Efek, antara lain meliputi jenis Efek yang

dapat diterima sebagai Jaminan Pembiayaan, penetapan nilai pasar wajarnya, dan penetapan haircut (jika ada);

(8)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

3. Kewajiban nasabah untuk setiap saat memenuhi permintaan Perusahaan Efek sehubungan antara lain Permintaan Pemenuhan Jaminan atas Transaksi Marjin, dan atau Transaksi Short Selling;

4. Kewajiban Perusahaan Efek untuk melakukan pemberitahuan Permintaan Pemenuhan Jaminan kepada nasabah;

5. Hak Perusahaan Efek, dalam hal nasabah tidak memenuhi Permintaan Pemenuhan Jaminan, untuk setiap saat tanpa memberikan alasan atau pemberitahuan atau memperoleh persetujuan terlebih dahulu untuk menjual atau membeli Efek atau tindakan lain yang disepakati dengan nasabah guna memenuhi:

6. Persyaratan nilai Jaminan Pembiayaan yang ditentukan dalam Perjanjian Pembiayaan; dan 7. Kewajiban nasabah dalam penyelesaian transaksi Efek.

8. Nasabah Perusahaan Efek tidak dapat memilih Efek yang akan dilikuidasi atau dijual untuk memenuhi kewajibannya;

9. Batasan maksimal Efek nasabah yang menjadi Jaminan Pembiayaan yangdapat dijual atau dibeli oleh Perusahaan Efek dalam rangka Permintaan Pemenuhan Jaminan, penyelesaian Transaksi Marjin, dan atau Transaksi Short Selling;

10. Hal-hal yang menyebabkan Perusahaan Efek dapat setiap saat menutup Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling; 11. Ketentuan pembiayaan yang antara lain meliputi jangka waktu pembiayaan, perhitungan

tingkat bunga pembiayaan, dan metode perhitungan bunga pembiayaan; dan

12. Ketentuan mengenai perjanjian pinjam meminjam Efek antara nasabah dengan Perusahaan Efek dalam rangka Transaksi Short Selling nasabah.

C.5 Persyaratan Efek yang Dapat Ditransaksikan Dalam Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah

1. Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling hanya dapat dilaksanakan apabila Efek tersebut tercatat di Bursa Efek kecuali ditentukan lain oleh Bapepam dan LK.

2. Persyaratan Efek yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek dan yang dapat digunakan sebagai Jaminan Pembiayaan ditetapkan oleh Bursa Efek dalam peraturan Bursa Efek.

3. Dalam menetapkan persyaratan Efek, Bursa Efek wajib mempertimbangkan sekurang-kurangnya hal-halsebagai berikut:

a) Nilai minimal rata-rata transaksi harian dalam periode tertentu; b) Jumlah minimal Pihak yang memiliki Efek dalam periode tertentu; c) Faktor fundamental Efek; dan

d) Kriteria khusus untuk Efek yang dapat dilakukan Transaksi Short Selling, termasuk batasan persentase jumlah maksimal Efek dari totalEfek yang beredar yang dapat ditransaksikan. 4. Efek yang memenuhi syarat wajib:

a) Diumumkan kepada publik dan dilaporkan kepada Bapepam dan LK oleh Bursa Efek pada hari kerja terakhir setiap bulan;

b) Direview pemenuhan persyaratannya apabila ada informasi material, dan hasil review dimaksud diumumkan kepada publik dan dilaporkan kepada Bapepam dan LK oleh Bursa Efek pada hari yang sama.

5. Dalam hal Efek tidak lagi memenuhi syarat yang ditetapkan Bursa Efeksebagai Efek yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan penyelesaian transaksi Efek dan yang dapat digunakan sebagai Jaminan Pembiayaan, maka pembiayaan atas transaksi Efek Nasabah yang sudah berjalan wajib diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari bursa sejak Efek tidak lagi memenuhi syarat yang ditetapkan Bursa Efek.

C.6 Mekanisme Pembiayaan Transaksi Efek Nasabah C.6.1 Ketentuan Umum

1. Sebelum membiayai penyelesaian Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling, Perusahaan Efek wajib meneliti hal-hal sebagai berikut:

a) Nasabah telah memenuhi persyaratan; dan b) Perusahaan Efek telah memenuhi persyaratan.

2. Nilai Jaminan Pembiayaan atas kewajiban nasabah dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling adalah:

a) Jumlah uang yang tercatat pada Saldo Kredit sebagai jaminan dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling; dan

b) Nilai pasar wajar Efek pada Posisi Long sebagai jaminan dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin atau Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling pada buku pembantu Efek setelah memperhitungkan haircut.

3. Perusahaan Efek wajib melakukan pencatatan Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling sesuai dengan ketentuan akuntansi Perusahaan Efek yang berlaku.

(9)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

C.6.2 Transaksi Marjin

1. Sebelum menyetujui untuk membiayai penyelesaian Transaksi Marjin, petugas kredit di bagian pesanan dan perdagangan Perusahaan Efek harus memastikan telah tersedia sejumlah dana danatau Efek di Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin sebagai Jaminan Awal.

2. Nilai pembiayaan dana atas Transaksi Marjin adalah sebesar jumlah piutang atas Transaksi Marjin yang diberikan Perusahaan Efek kepada nasabahnya dan dicatat sebagai Saldo Debit dalam Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Marjin.

3. Nilai Jaminan Awal paling kurang 50% (lima puluh perseratus) dari nilai pembelian Efek pada saat transaksi atau Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) mana yang lebih tinggi.

4. Nilai pembiayaan dana atas Transaksi Marjin yang dapat diberikan oleh Perusahaan Efek kepada nasabah paling banyak 65% (enam puluh lima perseratus) dari nilai Jaminan Pembiayaan.

5. Jika nilai Jaminan Pembiayaan mengalami penurunan sehingga nilai pembiayaan melebihi 65% (enam puluh lima perseratus) dari nilai Jaminan Pembiayaan, maka Perusahaan Efek wajib melakukan Permintaan Pemenuhan Jaminan kepada nasabahnya dan nasabah wajib memenuhi Permintaan Pemenuhan Jaminan, sehingga nilai pembiayaan tidak melebihi 65% (enam puluh lima perseratus) dari nilai Jaminan Pembiayaan.

6. Jika nasabah tidak memenuhi Permintaan Pemenuhan paling lambat 3 (tiga) hari bursa, maka Perusahaan Efek pada hari bursa ke-4 (keempat) wajib segera menjual Efek dalam Jaminan Pembiayaan yang dibuktikan dengan melakukan penawaran jual sehingga nilai pembiayaan tidak melebihi 65% (enam puluh lima perseratus) dari nilai Jaminan Pembiayaan.

7. Jika nilai pembiayaan telah mencapai 80% (delapan puluh perseratus) dari nilai Jaminan Pembiayaan, maka Perusahaan Efek baik dengan ataupun tanpa pemberitahuan kepada nasabahnya, wajib segera menjual Efek dalam Jaminan Pembiayaan yang dibuktikan dengan melakukan penawaran jual sehingga nilai pembiayaan tidak melebihi 65% (enam puluh lima perseratus) dari nilai Jaminan Pembiayaan.

8. Perusahaan Efek wajib menyampaikan konfirmasi secara tertulis kepada nasabahnya atas transaksi penjualan, yang dibedakan dengan konfirmasi tertulis atas transaksi berdasarkan pesanan nasabah pada hari yang sama dengan penjualan Efek nasabah oleh Perusahaan Efek.

C.6.3 Pembiayaan Transaksi Short Selling

1. Sebelum menyetujui untuk membiayai penyelesaian Transaksi Short Selling, petugas kredit di bagian pesanan dan perdagangan Perusahaan Efek wajib:

a) Memastikan telah tersedia sejumlah dana dan atau Efek di Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling sebagai Jaminan Awal;

b) Mempertimbangkan ketersediaan Efek pada saat penyelesaian Transaksi Short Selling antara lain:

(1). Memiliki Efek lain yang dapat dikonversi atau ditukar menjadi Efek yang digunakan untuk penyelesaian Transaksi Short Selling; atau

(2). Telah melaksanakan hak atas opsi atau waran untuk memperoleh Efek yang digunakan untuk penyelesaian Transaksi Short Selling.

(3). Memastikan bahwa nasabah telah menandatangani perjanjian pinjam meminjam Efek dengan Perusahaan Efek; dan

(4). Memastikan bahwa nasabah telah memahami hak dan kewajiban berkenaan dengan Transaksi Short Selling tersebut.

2. Nilai pembiayaan Efek atas Transaksi Short Selling adalah sebesar nilai pasar wajar Efek yang ditransaksikan secara short selling oleh nasabah yang dibiayai oleh Perusahaan Efek dan dicatat pada saldo Posisi Short Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Short Selling di buku pembantu Efek.

3. Nilai Jaminan Awal paling kurang 50% (lima puluh perseratus) dari nilai Transaksi Short Selling atau Rp 200.000.000,00 (dua ratus jutarupiah) mana yang lebih tinggi. 4. Nilai Jaminan Pembiayaan paling kurang 150% (seratus lima puluh perseratus) dari

nilai Transaksi Short Selling pada saat Transaksi Short Selling pertama terjadi, dimana Jaminan Pembiayaan dimaksud paling kurang terdiri dari Jaminan Awal dan dana yang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling dimaksud. 5. Nilai Jaminan Pembiayaan atas Transaksi Short Selling yang wajib dipelihara nasabah

paling kurang 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short.

(10)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

6. Jika nilai Jaminan Pembiayaan mengalami penurunan dan atau nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short mengalami kenaikan sehingga nilai Jaminan Pembiayaan kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short, maka Perusahaan Efek wajib melakukan Permintaan Pemenuhan Jaminan kepada nasabahnya dan nasabah wajib memenuhi Permintaan Pemenuhan Jaminan, sehingga nilai Jaminan Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short.

7. Jika nasabah tidak memenuhi Permintaan Pemenuhan paling lambat 3 (tiga) hari bursa, maka Perusahaan Efek pada hari bursa ke-4 (keempat) wajib segera membeli Efek yang dijual melalui Transaksi Short Selling yang dibuktikan dengan melakukan penawaran beli sehingga nilai Jaminan Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short.

8. Jika nilai Jaminan Pembiayaan kurang dari 120% (seratus dua puluh perseratus) dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short, maka Perusahaan Efek wajib segera membeli Efek pada Posisi Short yang dibuktikan dengan melakukan penawaran beli sehingga nilai Jaminan Pembiayaan tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short.

9. Perusahaan Efek wajib menyampaikan konfirmasi secara tertulis kepada nasabahnya atas transaksi pembelian, yang dibedakan dengan konfirmasi tertulis atas transaksi berdasarkan pesanan nasabah pada hari yang sama dengan pembelian Efek nasabah oleh Perusahaan Efek.

10. Transaksi Short Selling dibatasi dengan ketentuan:

a) Harga penawaran jual yang dimasukkan dalam sistem perdagangan Bursa Efek harus di atas harga yang terjadi terakhir di Bursa Efek; dan

b) Perusahaan Efek wajib memberi tanda “short” pada saat pelaksanaan order jual pada sistem perdagangan Bursa Efek.

C.6.4 Perjanjian Pinjam Meminjam Efek dalam rangka pembiayaan Transaksi Short Selling nasabah.

1. Perusahaan Efek hanya dapat melakukan pembiayaan Transaksi Short Selling nasabah apabila Efek yang digunakan oleh Perusahaan Efek untuk penyelesaian transaksi Efek tersebut akan diperolehdengan cara Perusahaan Efek meminjam Efek dari dan atau melalui:

a) Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP); b) Perusahaaan Efek lain;

c) Bank Kustodian; dan atau d) Pihak lain.

2. Kontrak standar pinjam meminjam Efek wajib memuat rincian antara lain mengenai: a) Jumlah dan jenis Efek;

b) Waktu berlakunya pinjam meminjam; c) Jaminan;

d) Hak-hak sehubungan dengan pemilikan Efek termasuk hak suara, hak memesan Efek terlebih dahulu, bonus, dividen, danbunga;

e) Kewajiban perpajakan;

f) Biaya-biaya dalam rangka pinjam meminjam; g) Wanprestasi;

h) Metode penilaian Efek yang dipinjamkan dan jaminan;dan i) Mekanisme penyelesaian perselisihan.

3. Dalam rangka menjalankan fungsinya, Lembaga Kliring dan Penjaminan wajib membuat kontrak standar pinjam meminjam Efek yang isinya sesuai dan telah disetujui oleh Bapepam dan LK untuk dapat dipergunakan oleh semua Pihak.

4. Setiap Pihak yang tidak menggunakan kontrak standar pinjam meminjam Efek, dapat membuat kontrak pinjam meminjam Efek yang isinya sesuai dengan peraturan ini sepanjang disertai pendapat hukum dari 2 (dua) konsultan hukum yang terdaftar di Bapepam dan LK dan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK untuk mendapat persetujuan sebelum berlaku.

5. Perusahaan Efek dilarang memberikan pembiayaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling kepada nasabahnya yang merupakan komisaris, direktur, atau pegawai Perusahaan Efek dimaksud.

C.6.5 Ketentuan bagi Perusahaan Efek yang melakukan Transaksi Short Selling untuk kepentingan sendiri

1. Sebelum melakukan Transaksi Short Selling, Perusahaan Efek wajib: a) Telah membuka rekening terpisah untuk Transaksi Short Selling;

(11)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

b) Telah menyisihkan dana dan atau Efek dalam rekeningpaling kurang 50% (limapuluh per seratus) dari nilai Transaksi Short Selling sebagai aset yang disisihkan Perusahaan Efek untuk menutup risiko Transaksi Short Selling; dan

c) Memastikan telah tersedia Efek pada saat penyelesaian Transaksi Short Selling antara lain:

i. Memiliki Efek lain yang dapat dikonversi atau ditukar menjadi Efek yang digunakan untuk penyelesaian Transaksi Short Selling;

ii. Telah melaksanakan hak atas opsi atau waran untuk memperoleh Efek yang digunakan untuk penyelesaian Transaksi Short Selling; dan atau

iii. Telah melakukan perjanjian pinjam meminjam Efek dalamrangka Transaksi Short Selling dari dan atau melalui pihak-pihak. Perjanjian pinjam meminjam Efek dibuat dengan menggunakan kontrak .

2. Pada saat Transaksi Short Selling pertama terjadi, nilai aset yang disisihkan ditambah dana yang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling paling kurang 150% (seratus lima puluh perseratus) dari nilai Transaksi Short Selling.

3. Nilai aset yang disisihkan ditambah dana yang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling wajib dipelihara Perusahaan Efek paling kurang 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek pada Posisi Short.

4. Jika nilai aset yang disisihkan ditambah dana yang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling mengalami penurunan dan atau nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short mengalami kenaikan sehingga nilai aset yang disisihkan ditambah dana yang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling kurang dari:

a) 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efekdalam Posisi Short, maka Perusahaan Efek wajib menambah aset yang disisihkan dan atau membeli Efek yang ditransaksikan secara short selling paling lambat 3 (tiga) hari bursa, sehingga nilai aset yangdisisihkan ditambah dana yang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short.

b) 120% (seratus dua puluh perseratus) dari nilai pasar wajar Efekdalam Posisi Short, maka Perusahaan Efek wajib segera menambah aset yang disisihkan dan atau membeli Efek yang ditransaksikansecara short selling, sehingga nilai aset yang disisihkan ditambah danayang diterima dari penjualan Efek melalui Transaksi Short Selling tidak kurang dari 135% (seratus tiga puluh lima perseratus) dari nilai pasar wajar Efek dalam Posisi Short.

5. Transaksi Short Selling Perusahaan Efek dibatasi dengan ketentuan:

a) Harga penawaran jual yang dimasukkan dalam sistem perdagangan Bursa Efek harus di atas harga yang terjadi terakhir di Bursa Efek; dan

b) Perusahaan Efek wajib memberi tanda “short” pada saat pelaksanaan order jual pada sistem perdagangan Bursa Efek.

6. Perusahaan Efek hanya dapat melakukan Transaksi Short Selling atas Efek yang ditetapkan Bursa Efek sebagai Efek yang dapat ditransaksikan secara short selling. 7. Dalam hal Efek tidak lagi memenuhi syarat yang ditetapkan Bursa Efek sebagai Efek

yang dapat ditransaksikan secara short selling, maka Transaksi Short Selling Perusahaan Efek yang sudah berjalan wajib diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari bursa sejak Efek tidak lagimemenuhi syarat yang ditetapkan Bursa Efek.

8. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam dan LK dapat mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk Pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.

D. Kontrak Berjangka Dan Opsi Atas Efek Atau Indeks Efek (KBIE)

KBIE selain diatur didalam Peraturan III.E.1 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek Atau Indeks Efek juga diatur dalam Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor II.E tentang Perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45

D.1 Peraturan Bapepam III.E.1 D.1.1 Definisi Istilah

1. Jaminan adalah dana dan atau Efek yang dapat digunakan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk menyelesaikan Transaksi Bursa atas Kontrak atau untuk menyelesaikan kewajiban anggota kliring kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan. 2. Kontrak Berjangka adalah suatu perjanjian yang mewajibkan para Pihak untuk

membeli atau menjual sejumlah Underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang.

(12)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

3. Kontrak adalah Kontrak Berjangka atau Opsi.

4. Likuidasi Kontrak adalah penutupan Posisi Terbuka anggota kliring oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan.

5. Opsi adalah hak yang dimiliki oleh Pihak untuk membeli atau menjual kepada Pihak lain atas sejumlah Efek pada harga dan dalam waktu tertentu.

6. Posisi Terbuka adalah posisi Kontrak baik jual maupun beli yang belum diselesaikan. 7. Transaksi Saling Hapus adalah transaksi yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek

untukmenyelesaikan Kontrak dengan posisi berlawanan, baik itu jual maupun beli atas Kontrak

8. yang sama.

9. Underlying adalah Efek, indeks Efek, sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek yangmenjadi dasar transaksi Kontrak

D.1.2 Setiap Underlying yang dijadikan dasar transaksi Kontrak wajib:

1. Memperoleh persetujuan tertulis dari Bapepam;

2. Pemilihan Underlying didasarkan riset Bursa Efek bersama dengan LKP; 3. Mendapat dukungan tertulis sekurangnya 10 Anggota Bursa Efek;

4. Dalam 1 tahun terakhir, memiliki rata-rata volatilitas harga harian tertentu, dan untuk Underlying sekumpulan Efek atau indeks Efek:

a. Sekurang-kurangnya terdiri dari gabungan 10 Efek;

b. Dalam 3 bulan terakhir, rata-rata kontribusi nilai harian masing-masing Efek tidak lebih dari 30% dari total nilai atau harga sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek yang bersangkutan; dan

c. Untuk sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek luar negeri, telah diperdagangkan di negara lain.

5. Bursa Efek dan LKP wajib menetapkan parameter tertentu dan mengkaji kelayakan kembali setiap Underlying sekurangnya sekali dalam 6 bulan.

D.1.3 Bursa Efek yang menyelenggarakan perdagangan Kontrak sekurang-kurangnya wajib mengatur hal-hal sebagai berikut :

1. Spesifikasi Kontrak yang diperdagangkan, antara lain : a) Jenis dan periode Kontrak;

b) Jaminan yang dibutuhkan;

c) Penentuan penghitungan nilai Kontrak dan angka pengganda (multiplier); dan d) Penentuan penghitungan harga penyelesaian.

2. Kualifikasi Underlying Efek

3. Persyaratan Anggota Bursa Efek yang dapat melakukan transaksi Kontrak mekanisme transaksi

4. Ketentuan umum kliring dan penyelesaian Kontrak

5. Pengawasan atas perdagangan Kontrak wajib mengikuti informasi mengenai Underlying

6. Tindakan yang diambil atas perdagangan Kontrak apabila perdagangan Underlying dihentikan;

7. Tindakan yang diambil terhadap Posisi Terbuka bila terjadi hal yang mengakibatkan Bursa Efekdan Lembaga Kliring dan Penjaminan tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik

8. Kewajiban Anggota Bursa Efek melakukan Transaksi Saling Hapus atau mengalihkan semua Posisi Terbuka kepada Anggota Bursa Efek lain pada hari bursa yang sama, apabila Anggota Bursa Efek dimaksud tidak mampu atau dianggap tidak mampu melaksanakan fungsinya dalamjangka waktu tertentu; dansanksi yang dikenakan terhadap Anggota Bursa Efek atas pelanggaran peraturan.

D.1.4 Bursa Efek wajib menerbitkan informasi tertulis dan mengumumkan surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional 7 (tujuh) hari sebelum transaksi dimulai, memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Spesifikasi Kontrak yang akan diperdagangkan; 2. Risiko-risiko yang dihadapi;

3. Gambaran umum Underlying, termasuk harga Underlying; dan 4. Dasar penentuan pemilihan Underlying

D.1.5 Dalam rangka pelaksanaan kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Kontrak, Lembaga Kliring dan Penjaminan sekurang-kurangnya wajib mengatur hal-hal sebagai berikut:

1. Mekanisme kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Kontrak; 2. Jaminan dan Dana Jaminan yang diperlukan;

(13)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

3. Setiap Jaminan yang diserahkan oleh Anggota Bursa Efek wajib dikuasai oleh Lembaga Kliringdan Penjaminan;

4. Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan menyampaikan pemberitahuan kepada anggota kliring dan Bursa Efek apabila terdapat Kontrak pada anggota kliring yang kerugiannya telahMencapai 50% (lima puluh perseratus) dari total jumlah Jaminan anggota kliring yang dikuasai

5. Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu berdasarkan analisarisiko penjaminan; dan

6. Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan melakukan Likuidasi Kontrak anggota kliring

7. Apabila anggota kliring mengalami kerugian yang telah mencapai 75% (tujuh puluh lima

perseratus) atau lebih dari jumlah Jaminan yang dikuasai Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu berdasarkan analisa risiko penjaminan

D.1.6 Perusahaan Efek yang memberikan layanan jasa perantara pedagang Kontrak, wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Dilarang memberikan pembiayaan penyelesaian transaksi bagi nasabah;

2. Menyampaikan pemberitahuan kepada nasabahnya apabila terdapat Kontrak nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek telah merugi sehingga nilai kerugian tersebut telah mencapai 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah kekayaan nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek;

3. Memiliki wewenang untuk melakukan Transaksi Saling Hapus apabila Kontrak nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek telah merugi sehingga nilai kerugian tersebut telah mencapai 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah kekayaan nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek;

4. Wajib menyampaikan setiap pesanan nasabah melalui sistem perdagangan yang disediakan oleh Bursa Efek;

5. Menyediakan rekening khusus untuk perdagangan Kontrak; dan

6. Memperoleh pernyataan tertulis dari investor bahwa investor telah memahami setiap risiko yang akan diperolehnya.

D.2 Peraturan BEI II-E tentang Perdagangan KBIE LQ-45 D.2.1 Definisi

1) Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE) LQ-45 adalah janji untuk menjual atau membeli kontrak Indeks Efek LQ-45 dengan penyelesaian di waktu yang akan datang, yang mewajibkan setiap Pihak untuk memenuhi perjanjian tersebut pada saat jatuh tempo.

2) Indeks Efek adalah indeks dari Efek atau sekumpulan Efek, baik yang berasal dari Efek yang tercatat di Bursa Efek lokal maupun Bursa Efek negara lain.

3) Nilai Indeks Efek adalah angka dari Indeks LQ-45.

4) Harga KBIE LQ-45 adalah angka yang terbentuk berdasarkan perjumpaan penawaran jual dan permintaan beli KBIE LQ-45 yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek di Bursa. 5) Fraksi Harga KBIE LQ-45 adalah satuan perubahan Harga KBIE LQ-45 yang

digunakan dalam melakukan penawaran jual dan/atau permintaan beli KBIE LQ-45. 6) Angka Pengganda (Multiplier) KBIE LQ-45 adalah nilai Rupiah yang mewakili satu

Harga KBIE LQ-45.

7) Pasar KBIE LQ-45 adalah pasar dimana perdagangan KBIE LQ-45 di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek.

8) Harga Penyelesaian Final (HPF) adalah harga yang digunakan untuk penentuan hak dan kewajiban Anggota Bursa Efek pada hari jatuh tempo.

9) Harga Penyelesaian Harian (HPH) adalah harga yang digunakan untuk penentuan hak dan kewajiban harian Anggota Bursa Efek.

10) Daftar Hasil Kliring Kontrak Berjangka dan Opsi (DHK-Kontrak Berjangka dan

Opsi) adalah dokumen elektronik yang memuat perincian hak dan kewajiban

masing-masing Anggota Bursa Efek yang timbul dari Transaksi Bursa Kontrak Berjangka dan/atau Opsi.

11) Laporan Penyelesaian Kewajiban Kontrak Berjangka dan Opsi (LPK Kontrak

Berjangka dan Opsi ) adalah dokumen yang memuat status pemenuhan hak atau

kewajiban uang dari masing-masing Anggota Bursa Efek terkait Transaksi Kontrak Berjangka dan/atau Opsi.

(14)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

12) Anggota Bursa Efek (AB) adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai Perantara Pedagang Efek atau Penjamin Emisi Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah memperoleh Persetujuan Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan/atau sarana Bursa dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan Bursa.

13) Liquidity Provider Kontrak Berjangka adalah Anggota Bursa Efek yang telah mendapat persetujuan dari Bursa untuk dapat memperdagangkan Kontrak Berjangka dan Opsi, dan mempunyai kewajiban untuk melakukan penawaran jual dan permintaan beli Kontrak Berjangka setiap Hari Bursa guna mendukung terciptanya likuiditas perdagangan Kontrak Berjangka tersebut.

14) Jakarta Automated Trading System (JATS) adalah sistem perdagangan Efek yang berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomasi dengan menggunakan sarana komputer.

15) Auto Rejection KBIE LQ-45 adalah penolakan secara otomatis oleh JATS terhadap penawaran jual dan/atau permintaan beli KBIE LQ-45 yang dimasukkan ke JATS akibat dilampauinya batasan harga yang ditetapkan oleh Bursa.

D.2.2 Ketentuan Umum Perdagangan

1) AB yang melakukan transaksi KBIE LQ-45 wajib melaksanakan transaksi tersebut di Bursa melalui JATS.

2) AB bertanggung jawab atas seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.

3) AB dilarang melaksanakan transaksi di luar Bursa atau memberikan fasilitas transaksi jual dan/atau beli di luar Bursa atas KBIE LQ-45.

4) Dalam hal AB memasukkan penawaran jual dan/atau permintaan beli KBIE LQ-45 ke JATS, dan penawaran jual dan/atau permintaan beli KBIE LQ-45 tersebut terjadi (match), maka transaksi dimaksud adalah sah sebagai Transaksi Bursa.

5) Perdagangan KBIE LQ-45 diselenggarakan melalui JATS berdasarkan proses tawar menawar secara lelang berkesinambungan.

6) Setiap AB yang melakukan perdagangan KBIE LQ-45 wajib terlebih dahulu menyetor agunan sebagaimana diatur dalam Peraturan KPEI.

7) AB dilarang untuk melakukan koreksi Trading-ID.

8) Dalam hal KPEI melakukan koreksi Trading-ID atas Posisi Terbuka dengan melakukan Transaksi Saling Hapus maka KPEI akan melaporkan koreksi tersebut ke Bursa di Hari Bursa yang sama (T+0) dengan dilakukannya koreksi Trading-ID tersebut

(15)

Modul Hukum & Etika |

Regulasi Terkait Transaksi Efek

DAFTAR PERATURAN

NO. KETERANGAN

III.A.10 Transaksi Efek

POJK 26/POJK.04/2014 Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa

V.D.6 Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek

III.E.1 Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek

Peraturan BEI

(16)

Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA

PERATURAN TERKAIT REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA

A. Pengelolaan Investasi Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 (UUPM)

A.1 Bentuk Hukum dan Perizinan (Pasal 18 UUPM)

(1) Reksa Dana dapat berbentuk Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif (KIK) (2) Reksa Dana berbentuk Peseroan dapat bersifat terbuka atau tertutup

(3) Yang dapat menjalankan usaha Reksa Dana berbentuk Perseroan adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepem

(4) Reksa Dana berbentuk KIK hanya dapat dikelola oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak.

(5) Persyaratan dan tata cara perizinan Reksa Dana berbentuk Perseroan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

 Reksa Dana berbentuk Perseroan:

Emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar Uang.

 Reksa Dana berbentuk KIK:

a. Reksa Dana berbentuk KIK menghimpun dana dengan menerbitkan Unit Penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar Uang

b. Kontrak antara MI dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan dimana MI diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif

 Reksa Dana berbentuk perseroan dapat bersifat terbuka maupun tertutup sedangkan Reksa Dana berbentuk KIK hanya bersifat terbuka.

 Reksa Dana Terbuka adalah Reksa Dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya/unit penyertaannya dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan.

 Reksa Dana Tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat membeli kembali saham-sahamnya yang telah dijual kepada pemodal.

Perbedaan antara Reksa Dana Tertutup dengan Reksa Dana Terbuka: Reksa Dana Tertutup Reksa Dana Terbuka

Menjual sahamnya pada penawaran umum

perdana sampai batas modal dasarnya. Menjual saham/unit penyertaannya secara terus menerus sepanjang ada pemodal yang berminat membeli.

Pemodal tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya, tetapi menjual kepada pemodal lain di bursa

Pemodal dapat menjual kembali saham/unit penyertaannya kepada Reksa Dana.

Dicatatkan di Bursa Efek Tidak dicatatkan di Bursa Efek Harga tergantung permintaan dan penawaran

yang ada di Bursa Efek. Harga jual kembali berdasarkan harga / nilai aktiva bersih yang dikeluarkan oleh Bank Kustodian.

Wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih

(17)

Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA

A.2 Pemegang Saham Reksadana (Pasal 19 UUPM)

(1) Pemegang saham Reksa Dana terbuka dapat menjual kembali sahamnya kepada Reksa Dana.

(2) Dalam hal pemegang saham melakukan penjualan kembali Reksa Dana terbuka wajib membeli saham-saham tersebut, kecuali bila:

a. Bursa Efek dimana sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana diperdagangkan ditutup; b. Perdagangan Efek atas sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana di Bursa Efek

dihentikan;

c. Keadaan darurat; atau

d. Terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan Bapepam.

A.3 Unit Penyertaan Reksadana (Pasal 20)

(1) MI sebagai pengelola Reksa Dana Terbuka berbentuk KIK dapat menjual dan membeli kembali Unit Penyertaan secara terus menerus sampai dengan jumlah Unit Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak

(2) Dalam hal pemegang Unit Penyertaan melakukan penjualan kembal, MI wajib membeli kembali Unit Penyertaan tersebut, kecuali bila:

a. Bursa Efek di mana sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana diperdagangkan ditutup; b. Perdagangan Efek atas sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana di Bursa Efek

dihentikan;

c. Keadaan darurat; atau

d. Terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan Bapepam.

A.4 Pengelolaan Reksa Dana Pasal 21

(1) Pengelolaan Reksa Dana, baik Perseroan maupun KIK dilakukan oleh MI berdasarkan kontrak (2) Kontrak pengelolaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dibuat oleh direksi dengan MI

(3) Kontrak pengelolaan Reksa Dana Terbuka berbentuk KIK dibuat antara MI dan Bank Kustodian.

Pasal 22

MI Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dan KIK wajib menghitung nilai pasar wajar dari Efek dalam portofolio setiap hari bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam

Pasal 23

Nilai saham Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dan nilai Unit Penyertaan KIK ditentukan berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Pasal 24

(1) Reksa Dana dilarang menerima dan atau memberikan pinjaman secara langsung (2) Reksa Dana dilarang membeli saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana lainnya

Pasal 25

(1) Semua kekayaan Reksa Dana wajib disimpan pada Bank Kustodian

(2) Bank Kustodian yang menyimpan kekayaan Reksa Dana dilarang terafiliasi dengan MI yang mengelola Reksa Dana

(3) Reksa Dana wajib menghitung NAB dan mengumumkannya

Pasal 26

(1) Kontrak penyimpanan kekayaaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dibuat oleh direksi Reksa Dana dengan Bank Kustodian

(2) Kontrak penyimpanan kekayaan Reksa Dana KIK dibuat antara MI dan Bank Kustodian

Pasal 27

(1) MI wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan Reksa Dana

(2) MI wajib bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya

Pasal 28

(18)

Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA

B.1.5 Pada saat pendirian Reksa Dana berbentuk Perseroan, paling sedikit 1 % (satu perseratus) dari modal dasar Reksa Dana telah ditempatkan dan disetor

C.1.5 Pelaksanaan pembelian kembali saham Reksa Dana berbentuk Perseroan dan pengalihan lebih lanjut saham tersebut dapat dilakukan tanpa mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham

D.1.5 Dana yang digunakan untuk membeli kembali saham Reksa Dana berbentuk Perseroan berasal dari kekayaan Reksa Dana

Pasal 29

(1) Reksa Dana yang berbentuk Perseroan tidak diwajibkan untuk membentuk dana cadangan (2) Dalam hal Reksa Dana membentuk dana cadangan, besarnya dana cadangan sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam

B. Gambaran Reksa Dana Secara Umum

B.1 Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 47/POJK.04/2015 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka:

a. Reksa Dana Pasar Uang adalah Reksa Dana yang hanya melakukan investasi pada: 1) Instrument pasar uang dalam negeri; dan/atau

2) Efek bersifat utang yang:

i. Diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun; dan/atau ii. Sisa jatuh temponya tidak lebih dari dari 1 (satu) tahun.

b. Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah Reksa Dana yang melakukan investasi paling sedikit 80% (delapan puluh persen) dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk Efek bersifat utang c. Reksa Dana Saham adalah Reksa Dana yang melakukan investasi paling sedikit 80%

(delapan puluh persen) dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk Efek bersifat ekuitas

d. Reksa Dana Campuran adalah Reksa Dana yang melakukan investasi pada Efek bersifat ekuitas, Efek bersifat utang, dan/atau instrumen pasar uang dalam negeri yang masing-masing paling banyak 79% (tujuh puluh sembilan persen) dari Nilai Aktiva Bersih, dimana dalam portofolio Reksa Dana tersebut wajib terdapat Efek bersifat ekuitas dan Efek bersifat utang.

Tujuan dan Risiko Reksa Dana

(19)

Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA

B.2 Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 48/POJK.04/2015 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana Dengan Jaminan, dan Reksa Dana Indeks:

a. Reksa Dana Terproteksi (Capital Protected Fund): Reksa Dana yang memberikan proteksi atas investasi awal melalui mekanisme pengelolaan portofolio pada efek bersifat utang yang masuk dalam kategori layak investasi (investment grade)

b. Reksa Dana Penjaminan (Guaranted Fund): Reksa Dana yang melakukan investasi pada efek bersifat utang yang masuk dalam kategori layak investasi (investment grade) minimum 80% dari total NAB

c. Reksa Dana Indeks (Index Fund):

i. Reksa Dana yang portofolio Efeknya terdiri atas Efek yang terdapat pada suatu indeks yang menjadi acuannya

ii. Reksa Dana yang sekurang-kurangnya 80% dari NAB Reksa Dana tersebut wajib diinvestasikan pada efek yang merupakan bagian dari kumpulan Efek yang ada dalam indeks tersebut

iii. Pembobotan masing-masing efek antara 80% - 120%

Perbedaan RD Berdasarkan

47/POJK.04/2015

dan RD berdasarkan

48/POJK.04/2015

Reksa Dana

47/POJK.04/2015

Reksa Dana

48/POJK.04/2015

Investasi Luar Negeri< 15 % NAB Khusus untuk RD Terproteksi s/d 30 % Investasi efek ekuitas < 5 % modal disetor

perusahaan Tidak berlaku

Investasi pada suatu perusahaan < 10% NAB,

kecuali SBI dan Obligasi Negara Tidak berlaku Dijual secara terus menerus sesuai KIK dan

prospectus Dijual hanya pada masa penawaran umum, kecuali RD Indeks

Statistik Reksa Dana

C. Reksa Dana Syariah

C.1 Pengertian Reksa Dana Syariah

 Reksa Dana Syari'ah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Syari'ah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib al-mal / Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi. (Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah).  Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal. (Pasal 1 angka 1 POJK 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah)

C.2 Ciri Reksa Dana Syariah

a. Reksa dana syariah hanya boleh berinvestasi di Daftar Efek Syariah, Daftar Efek Syariah ini dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan, yang isinya menyatakan saham-saham perusahaan yang bisnisnya berjalan sesuai syariah.

b. Adanya Mekanisme Pembersihan yaitu, Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non halal

(20)

Modul Hukum & Etika | REKSADANA DAN PRODUK INVESTASI LAINNYA

c. Adanya dewan pengawas syariah yang berfungsi sebagai pengawas. Tugasnya untuk memastikan manajer investasi menempatkan dana investor sesuai dengan Daftar Efek Syariah, melakukan proses cleansing dan menyetujui pelaksanaan investasi di perusahaan manajemen aset jika sudah berjalan sesuai syariah

C.3 Bentuk Reksa dana Syariah (Pasal 3 POJK 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah)

a. Reksa Dana Syariah Pasar Uang; b. Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap; c. Reksa Dana Syariah Saham;

d. Reksa Dana Syariah Campuran; e. Reksa Dana Syariah Terproteksi; f. Reksa Dana Syariah Indeks;

g. Reksa Dana Syariah Berbasis Efek Syariah Luar Negeri; h. Reksa Dana Syariah Berbasis Sukuk;

i. Reksa Dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa; dan

j. Reksa Dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas.

C.4 Dewan Pengawas Syariah (Pasal 7 POJK 19/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah)

a. Manajer Investasi yang mengelola Reksa Dana Syariah wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah yang ditunjuk oleh Direksi.

b. Penerbitan Reksa Dana Syariah wajib mendapatkan pernyataan kesesuaian syariah yang diterbitkan oleh Dewan Pengawas Syariah dari Manajer Investasi atau Tim Ahli Syariah. c. Anggota Dewan Pengawas Syariah dan Tim Ahli Syariah, wajib memiliki izin ASPM dari

Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Ahli Syariah Pasar Modal.

d. Dewan Pengawas Syariah bertanggung jawab terhadap pengawasan Reksa Dana Syariah dalam rangka pemenuhan Prinsip Syariah di Pasar Modal secara berkelanjutan.

C.5 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Syari’ah: (pasal 2 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah)

a. Mekanisme operasional dalam Reksa Dana Syari'ah terdiri atas: i. antara pemodal dengan MI dilakukan dengan sistem wakalah, dan ii. antara MI dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah. b. Karakteristik sistem mudarabah adalah:

i. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh MI dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui MI sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal.

ii. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan.

iii. MI sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith).

C.6 Prinsip-prinsip Reksa Dana Syariah:

a.

Transaksi investasi harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian

b.

Tidak boleh melakukan spekulasi / mengandung unsur ketidakpastian

c.

Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non halal (Mekanisme Pembersihan/ Cleansing)

d.

Tidak melakukan tindakan penawaran palsu

e.

Tidak melakukan penjualan barang yang belum dimiliki (short selling)

f.

Tidak memakai informasi orang dalam untuk mengambil keuntungan dari transaksi (insider trading)

g.

Tidak melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat nisbah hutangnya lebih banyak dari modalnya (nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82%)

C.7 Hubungan dan Hak Pemodal (pasal 3 Fatwa DSN No.20/DSN-MUI/IV/2001 tentang pedoman investasi Reksa Dana Syariah)

a.

akad antara Pemodal dengan MI dilakukan secara wakalah.

b.

dengan akad wakalah, pemodal memberikan mandat kepada MI untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 5.7 A dan B, menunjukkan ikatan kovalen dari senyawa H2, dan adanya gaya tarik kovalen dari setiap inti atom H terhadap pasangan elektron, dan dapat ditarik kesimpulan

'eskipun transportasi intermoda telah berkembang dengan pesat di negara maju, namun dari aspek pengaturan legalitas sesungguhnya negara-negara tersebut belum memberlakukan

Dengan demikian yang dimaksud dengan kemandirian belajar ini adalah perilaku siswa dalam mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada

Judul : Rancang Bangun Konverter Kalender Hijriah ke Kalender Masehi untuk Memperkirakan Hari Besar Umat Islam Menggunakan Matlab Nama : Uzlifa Khanifatul Muttaqi.. NIM

Masalah Nilai Batas Persamaan diferensial dengan syarat tambahan pada fungsi yang tidak diketahui dan derivatif- derivatifnya diberikan pada lebih dari satu nilai

RPJMD Kabupaten Sanggau Tahun 2014-2019 memuat informasi tentang sumber daya yang diperlukan, keluaran serta dampak dari perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun yang

kelompok atas menjawab salah,tetapi semua kelompok bawah menjawab betul,maka nilai D-1,00. tetapi jika siswa kelompok atas dan siswa kelompok.. bawah sama-sama menjawab salah,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh e-WOM Source, Retailer Source, Usefulness, Ease of Use terhadap Purchase Intention melalui Attitude pada konsumen Lazada