PANDUAN
PRASARANA AIR BERSIH
BAB I. LATAR BELAKANGI.1. DEFINISI AIR BERSIH
Air yang memenuhi persayaratan kesehatan untuk kebutuhan minum, masak, mandi dan energi. Air sebagai salah satu faktor essensial bagi kehidupan sangat dibutuhkan dalam kriteria sebagai air bersih. Air dikatakan bersih bila memenuhi syarat sebagai berikut:
• Jernih/tidak berwarna. • Tidak berbau.
• Tidak berasa. I.2. KRITERIA AIR
• Air bersih adalah air yang memenuhi ketentuan baku mutu air besih yang berlaku
• Air baku adalah air yang yang memenuhi ketentuan baku mutu air baku yang dapat diolah menjadi air minum
• Air minum adalah Air yang memenuhi ketentuan baku mutu air minum yang berlaku
I.3. TUJUAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH
• Meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama untuk masyarakat miskin.
• Meningkatkan dan memberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan sarana air bersih dan kesehatan lingkungan.
• Meningkatkan efisiensi waktu dan effektifitas pemanfaatan air bersih BAB II. JENIS DAN CARA PENGOLAHAN AIR
II.1. BEBERAPA JENIS SUMBER AIR BERSIH YANG DAPAT DIMANFAATKAN
A. Air Permukaan
Adalah sumber air baku yang berasal dari : sungai, saluran irigasi, danau, dan waduk. Tiga sisitem pengolahan air permukaan :
a. Pengelolaan air permukaan gravitasi sederhana
b. Pengelolaan air permukaan gravitasi saringan pasir lambat (SPL) c. Pengelolaan air permukaan non gravitasi
Adalah sumber air yang berasal dari permunculan air ke permukaan tanah sebagai akibat dari
a. Adanya tekanan hidrolis disebut Aliran Artetis
b. Terhalangnya aliran air oleh lapisan tanah kedap air disebut Aliran Gravitasi Kontak
Ada (2) alternatif sistem pengolahan mata iar untuk air bersih, yaitu : a. Mata air gravitasi dan kran umum
b. Mata air non gravitasi dan hidran umum Tabel.1. EVALUASI KUALITAS AIR
PARAMETER MASALAH KUALITAS
PENGOLAHAN KESIMPULAN
Bau Bau Tanah
Bau Besi Bau sulfur Bau lain Kemungkinan dengan saringan karbon aktif Aerasi + saringan pasir lambat Kemungkinan aerasi Tergantung jenis bau Mungkin bisa dipakai namun perlu pengolahan percobaan dulu. Bisa dipakai dengan pengolahan Kalau bau sekali tidak bisa dipakai kalau bau sedikit bisa dipakai
dengan pengolahan Tidak bisa dipakai kecuali percobaan pengolahan berhasil Rasa Rasa asin /
payau Rasa Besi Rasa tanah tanpa kekeruhan Coklat bersama Rasa lain Tidak mungkin Aerasi + saringan pasir lambat Kemungkinan dengan saringan karbon aktif Sama dengan kekeruhan Tergantung jenis rasa Tergantung kadar CI dan pendapat masyarakat. Bisa dipakai dengan pengolahan Mungkin bisa dipakai perlu pengolahan percobaan dulu Sama dengan kekeruhan
Tidak bisa dipakai kecuali percobaan pengolahan berhasil
sedang Kekeruhan tinggi lambat Dengan pembubuhan dengan pengolahan Bisa dipakai dengan pengolahan Sambungan Tabel. 1. PARAMETER MASALAH KUALITAS PENGOLAHAN KESIMPULAN Kekeruhan Coklat dari
lumpur Putih Agak kuning sesudah air sebentar di ember Dengan pembubuhan PAC Dengan pembubuhan PAC Dengan pembubuhan PAC Aerasi + sistem saringan pasir Pengolahan agak mahal Bisa dipakai dengan pengolahan dulu Mungkin bisa dipakai perlu pengolahan pecobaan dulu
Warna Coklat tanpa kekeruhan Coklat bersama dengan kekeruhan Putih Lain Kemungkinan dengan saringan karbon aktif Sama dengan kekeruhan Mungkin dengan pembubuhan dengan PAC Tergantung jenis warna Mungkin dipakai perlu pengolahan pecobaan dulu Sama dengan kekeruhan
Tidak bisa dipakai kecuali percobaan pengolahan berhasil
Tidak bisa dipakai keculai percobaan pengolahan berhasil
Keterangan ; Aerasi = kenaikan kosentrasi gas yang terlarut dalam air Contoh aerasi : pemompaan air.
C. Air Tanah
Adalah sumber air dalam tanah yang tersimpan dalam lapisan aktifer yang dibedakan menjadi :
b. Air tanah dalam; kedalaman muka air tanah lebih besar dari 20 meter
Ada tiga sisitem pengolahan air tanah : a. Sumur Gali
b. Sumur Pompa Tangan Dangkal (SPT Dangkal) c. Sumur Pompa Tangan Dalam (SPT Dalam) D. Air Hujan
Adalah sumber air baku khususnya bagi daerah yang kesulitan mendapatkan sumber air :
Ada dua alternatif sisitem pengolahan air hujan :
a. Penampungan Air Hujan (PAH) Individu; volume sekitar 500 liter (0.5 m3) – 1000 liter (1 m3).
b. Penampungan Air Hujan (PAH) Komunal; volume sekitar 30 m3. Parameter Air yang dibutuhkan
Kebutuhan air standar untuk tiap jiwa membutuhkan 30 - 60 liter / hari atau tiap seribu orang / jiwa di desa membutuhkan debit air 0.35 s/d 1 liter / detik.
Untuk bahan yang berbau, berasa, kekeruhan dan berwarna diperlukan pengolahan air. Pada umumnya air yang berasal dari air permukaan berwarna keruh, sehingga perlu diolah.
II.2. Pengolahan dan Penyaluran A. Cara pengolahan :
1. Saringan (saringan pasir lambat, saringan karbon aktif)
Pengolahan air jenis ini dapat dilakukan bila kualitas air mempunyai kondisi :
• Air yang kondisinya bermasalah dengan bau tanah dan bau besi. • Air dengan kondisi rasa tanah dan besi.
• Air dengan kondisi terlalu banyak kapur. 2. Bahan Kimia atau koagulasi
Pengolahan air dengan bahan kimia tergolong lebih sulit dan penentuan pengolahannya harus dilakukan percobaan dan menguji tingkat keasaman air terlebih dahulu untuk penentuan bahan koagulan yang harus digunakan.
Contoh pengolahan air dengan koagulan yaitu bila air mengandung mangaan atau ferrum (besi) yang biasanya ditandai dengan
• berwarna kuning setelah ditampung
• kotoran mengumpal dan tidak mudah larut dalam air B. Penyaluran air dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Secara Gravitasi
• Saluran Perpipaan
2. Secara mekanis • Dengan Pompa
- Tenaga mekanis (listrik atau diesel) - Hidram
C. Pohon Famili untuk Pengolahan Air Baku
BAB III. TAHAP PERENCANAAN
III.1. Data perencanaan air bersih berisi antara lain : 1. Data umum desa serta peta desa
2. Kondisi kualitas (Kuantitas, Kualitas, dan Kontinuitas) sarana air bersih yang ada dan dipergunakan saat ini.
3. Sumber dari air bersih yang ada dilengkapi dengan perkiraan debit, ukuran dan kondisi elevasi serta jarak ke desa.
4. Pemilihan penggunaan teknologi prasarana yang diinginkan berdasarkan kondisi teknik dan kemampuan masyarakat.
Air Baku Air Kotor Air Bersih Bangunan Perlindung Saringan Pasir Lambat Proses Netralisasi Instalasi air bersih Aerasi (Oksidasi) Koagulasi- flokulasi-sedimentasi
Test keasaman air/ph
Bangunan Penampung
Pengendapan & Pengurasan
5. Melihat alternatif penempatan bak pelepas tekan atau bak distribusi serta bentuk dan ukurannya.
6. Kesiapan masyarakat untuk menerima prasarana tersebut.
7. Gambar sketsa jarak, perkiraan ketinggian dan rencana lokasi prasarana dan daerah pelayanan.
III.2. Kriteria Perencanaan
1. Prasarana yang dibangun adalah sistem pembangunan yang sederhana
2. Memenuhi persyaratan dan perencanaan teknis yang ada.
3. Memanfaatkan bahan dan sarana setempat / yang tersedia di desa. BAB IV. BAGIAN – BAGIAN CONTOH SARANA AIR BERSIH
IV.1. BAK PENAMPUNG
1. Bak penampung berfungsi sebagai penampung / penyimpanan air untuk mengatasi problem naik turunnya kebutuhan air dan kecilnya sumber air, juga dapat memperbaiki mutu air melalui pengendapan, bak ini dapat pula berfungsi sebagai pelepas tekan.
2. Semua sudut dinding dibuat lengkung untuk memudahkan pembersihan.
3. Pipa keluaran (Outlet) ke pipa transmisi harus dipasang kira-kira 5 – 20 cm diatas lantai bak dan harus memakai saringan.
4. Pipa / lubang peluap harus dipasang sedikit lebih tinggi daripada pipa masukan. Pipa peluap sekaligus bisa berfungsi sebagai lubang hawa, dan harus berdiameter cukup besar untuk melayani aliran maksimum yang sudah diperhitungkan. (minimal 50 mm)
5. Atap / plafon bak harus mempunyai kemiringan yang cukup, sehingga air hujan tergenang diatasnya dan harus mempunyai lubang (Manhole) yang besarnya cukup untuk dimasuki orang ke dalam bak.
IV.2. BAK PENANGKAP AIR A. MATA AIR
• Bak penangkap air berfungsi sebagai perlindungan air
• Direncakan sederhana ekonomis dan bebas dari pencemaran.
• Disarankan menggunakan beton campuran 1pc : 2ps : 3 kr karena bersifat kedap air.
• Tinggi maksimal bangunan didasarkan pada tinggi muka air maksimum ditambah ruang / tinggi bebas minimal 50 cm.
• Bak penangkap air di lengkapi dengan pipa pengumpul air. B. AIR PERMUKAAN
• Bak penangkap air ditempatkan pada lokasi yang bebas dari penggerusan aliran air.
• Direncanakan sederhana, ekonomis dan bebas dari pencemaran • Disarankan menggunakan konstruksi beton campuran 1pc : 2ps : 3
kr karena bersifat kedap air.
• Tinggi maksimal bangunan didasarkan pada tinggi muka air maksimum ditambah ruang / tinggi bebas minimal 50 cm.
• Dilengkapi dengan saringan kasar dan halus. IV.3. BAK PELEPAS TEKAN
Adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menurunkan tekanan hidrostatis didalam pipa menjadi nol dan ditempatkan bilamana selisih tinggi (∆H) sebagai berikut.
- 80 meter untuk jenis pipa besi (galvanis iron)
- 65 meter untuk jenis pipa PVC (Poly Vinyl Carbonat)
Berikut merupakan contoh bak pelepas tekan pada sarana dan prasarana perdesaan.
IV.4. BAK PEMBAGI
Suatu bangunan yang berfungsi juga sebagai bak pelepas tekan dan ditempatkan lebih tinggi dari hidran umum yang disuplaynya untuk memudahkan pelayanan jaringan, kontrol, perbaikan dan pemeliharaan.
Gambar. 3. Contoh Bak Pembagi IV.5. PIPA TRANSMISI
Suatu jaringan yang berfungsi membawa air baku dari sumber ke lokasi pengolahan dan atau dari bangunan pengumpul ke titik awal jaringan distribusi.
Gambar. 4. Pipa Transmisi IV.6. PIPA DISTRIBUSI
Suatu jaringan perpipaan yang berfungsi mengalirkan air bersih dari titik akhir pipa transmisi menuju daerah pelayanan.
Gambar. 5. Pipa Distribusi yang salah pemasangan (tidak ditanam) IV.7. JEMBATAN PIPA
Konstruksi jembatan pipa yang biasa digunakan untuk air bersih dapat memberikan beda ketinggian yang kecil, yang dapat mengurangi tekanan yang terjadi didalam pipa. Hal ini diharapkan umur konstruksi jaringan pipa akan semakin tinggi. Dari rumus hazzen – william bila I besar maka debit air yang tersupply akan semakin besar.
Jenis konstruksi untuk jembatan pipa : 1. Tiang rangka beton pasangan batu kali 2. Tiang beton cover pasangan bata 3. Konstruksi tiang beton
4. Konstruksi tiang kayu
Berikut salah satu contoh konstruksi jembatan pipa.
Gambar. 6. Konstruksi Jembatan Pipa
IV.8. BANGUNAN PELENGKAP UNTUK BEBERAPA JENIS AIR BERSIH 1. Pada Air Permukaan.
- Bangunan Penangkap Air Permukaan
- Pengolahan air dengan Instalasi Pengolahan Air Sederhana - Saringan Pasir Lambat (SPL) dan Bahan Kimia
- Perpipaan
- Penyaluran air secara gravitasi - Pompa air
- Bak penampung air 2. Pada Mata Air
- Bangunan Perlindungan mata air - Bangunan Penangkap mata air - Perpipaan
- Penyaluran air secara gravitasi - Pompa air
- Bak penampung air 3. Air Tanah
- Sumur Gali
- Sumur pompa tangan - Pompa air
- Perpipaan
- Bak penampung air 4. Air Hujan
- Bangunan Penampungan Air Hujan (PAH) - Pompa air
- Perpipaan
- Bak penampung air
IV.9. ALTERNATIF SARANA AIR BERSIH Tabel. 2. ALTERNATIF SARANA AIR
SUMBER AIR KONDISI ALTERNATIF SARANA
Air Tanah
Air Tanah Dangkal Sumur Gali (SGL)
Sumur Pompa tangan (SPT) Air Tanah Dalam Sumur Gali (SGL)
Sumur Pompa tangan (SPT) Air Tanah Bebas Sumur Gali (SGL)
Sumur Pompa tangan Air Tanah
Aquifer Sumur Pompa tangan (SPT) Aquifer Tertekan Sumur Pompa tangan (SPT)
Air Permukaan
Penangkap Air Permukaan (PAP)
Instalasi Pengelolaan Air Sederhana (IPAS)
Saringan Kasar Naik Turun – saringan pasir lambat (SKNT-SPL)
Perpipaan
Mata Air
Aliran Artetis Tersebar (PMA)
• Bangunan Penangkap Mata Air (Broncaptering) • Perpipaan
Aliran Air Vertikal Aliran Air Kontak
Air Hujan • Penampungan Air Hujan
BAB V. TAHAP PELAKSANAAN
Pelaksanaan pembangunan Sarana Air Bersih sebagai berikut : 1. Pembarsihan lokal dan pengukuran.
2. Persipan material
3. Pekerjaan konstruksi instalasi 4. Pembersihan dan pemulihan lokasi BAB VI. TAHAP OPERASI DAN PEMELIHARAAN
VI.1. Operasi dan Pemeliharaan
Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan harus dilaksanakan, • Dengan melibatkan partisipasi seluruh masyarakat • Dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan VI.2. Pelatihan dan Penyuluhan
Dalam tahap ini perlu pelatihan dan penyuluhan yang bertujuan : • Menjaga kelangsungan dari prasarana yang dibangun (kontinuitas) • Agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan
dan pemeliharaan prasarana yang telah dibangun,
• Dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan masyarakat tentang prasarana yang dibangun.
VI.3. PEMELIHARAAN
Agar Prasarana Air Bersih dapat berfungsi dengan baik, maka pelengkap Prasarana air bersih harus dipelihara. Contoh-contoh cara pemeliharaan yang dilakukan antara lain :
• Pembersihan sumber air dari kotoran yang masuk dari luar • Pemeriksaan jaringan pipa air bersih dari kebocoran
• Pembersihan bak penampung, bak penangkap air, bak pelepas tekan dan bak pembagi dari lumut atau kotoran-kotoran air lainnya. • Perbaikan kran-kran yang bocor
• Pemeliharaan alat bantu penyaluran air (pompa)
A. Perhitungan Hidrostatis berdasarkan rumus HAZEN - WILLIAM V = 0,354 × C × D0,63 × I0.54
Dengan Q = V × A atau V = A Q Keterangan : Q = Debit (m3 / detik)
V = Kecepatan aliran (m / detik), Berkisar 0,3 ~ 1,0 m /detik A = Luas penampang pipa (m2)
C = Koefisien Hazen William,
NILAI C JENIS PIPA 140 130 120 110 100 95 60 - 80
Pipa sangat halus
Pipa halus, semen dan baja tuang baru Pipa baja di las baru
Pipa baja di kelilingi baru Pipa besi tua Pipa Baja di kelilingi tua
pipa tua D = Diameter Pipa (m)
I = Kemiringan garis tenaga (m/m)
Kemiringan garis tenaga dapat dihitung dengan Rumus Darcy – Weisbach
I = L f h = f gD V 2 2 Dimana : L = Panjang pipa (m) V = kecepatan aliran (m/dt) g = gravitasi bumi (9,81 m/dt2) f = koefisien gesekan pipa
koefisien gesekan pipa tersebut bila dijelaskan secara empiris akan didapat suatu konstanta yang dapat dihubungkan dengan koefisien dari Hazen – William (C)
B. Kehilangan Energi (tekanan) akibat gesekan sepanjang pipa berdasarkan :
Penelitian Hazen William dan Chezy Hf1 =
85
.
1
666 . 10 C ×87
.
4
D L × Q1.85 Keterangan :V1 ? V2 A1 A2 ? V1 V2 A1 A2
Hfl = Kehilangan tinggi tenaga (m) L = Panjang Pipa (m)
C = Koefisien kekasaran Pipa dari Hazen dan William D = Diameter pipa (m)
Q = Debit air (m3 / detik)
Hfl dapat juga didekati dengan rumus : Hf1 = 0,0826 × C ×
5
D L
× Q2
C. Kehilangan tinggi tenaga (energi) akibat sambungan-sambungan pipa dan belokan pipa berdasarkan :
Rumus Darcy – Weisbach. Hf2 = k ×
g
V
2
2
atau Hf2 = k × 0,051 × V2 Keterangan :Hfl2 = Kehilangan tinggi tenaga (m) V = Kecepatan aliran (m/detik) g = Gravitasi 9,81 m / detik2
k = Koefisien yang besarnya ditentukan oleh tipe sambungan dan atau sudut belokan pipa
Gambar. 7.
Perbesaran Pipa Secara Berangsur
Gambar. 8.
D
R
Tabel. 4. Nilai k untuk Perbesaran Pipa sebagai fungsi ά
ά
10°
20°
30°
40°
500°
60°
75°
k 0.078 0.31 0.49 0.60 0.67 0.72 0.72
Gambar. 9. Grafik Koefisien k untuk Pengecilan Pipa sebagai fungsi ά
Bila sudut belokan 90° dan berbelok secara halus maka kehilangan tenaga tergantung pada perbandingan antara jari-jari (R) belokan dan diameter pipa (D) atau fungsi
D
R
Nilai k yang merupakan fungsi dari R/D dapat dilihat pada tbael berikut: Tabel. 5. Nilai k untuk Belokan Pipa sebagai fungsi R/D
R/D
1 2 4 6 10 16 20k 0.35 0.19 0.17 0.22 0.32 0.38 0.42 Gambar. 11. Belokan Pipa 90º tanpa (Knee)
Tabel. 6. Nilai k untuk Belokan Pipa Mendadak sebagai fungsi sudut ά
ά
20º 40º 60º 80º 90ºk 0.05 0.14 0.36 0.74 0.98 C. Pengaruh Pertambahan Umur Pipa
Penelitian Colebrook dan White menjelaskan bahwa kekasaran pipa bertambah secara linier dengan umurnya yang berakibat berbanding lurus dengan kehilangan tenaga.
Rumus Colebrook dan White kt = k0 + ά × t
Keterangan :
kt = kekasaran pipa setelah t tahun k0 =kekasaran pipa baru
ά = pertambahan kekasaran tiap tahun t = jumlah tahun
Nilai ά didapat dari grafik Moody untuk nilai Re, f, dan kekentalan relatif (
D
k
) (lihat Gambar. X. Grafik Moody)
D. Anggapan Bernoulli untuk zat cair riil
Menurut bernoulli kehilangan tenaga dapat terjadi karena andanya gesekan antara zat cair dan dinding batas (hf) atau karena adanya perubahan tampang lintang aliran (he). Kehilangan tenaga
dikelompokkan menjadi :
1. Kehilangan tenaga primer yang disebabkan oleh gesekan
2. Kehilangan tenaga sekunder yang disebabkan akibat perubahan tampang aliran saluran/pipa
Untuk pipa yang sangat panjang kehilangan tenaga primer jauh lebih besar dari kehilangan tenaga sekunder akibat perubahan tampang aliran dan biasanya sangat kecil sehingga kehilangan tenaga sekunder diabaikan.
E. Waktu Pengosongan Tangki
Secara teoritis proses perhitungan untuk pengosongan tangki dapat dilakukan dengan cara :
• Misal suatu tangki dengan tampang lintang seperti pada Gambar. XI dengan tinggi muka air h1 dari lubang penguras maka pengosongan
tangki sampai habis tinggi muka air = 0 = (h2)
• Rumus yang digunakan yang merupakan turunan dari interval waktu volume zat cair yang keluar dari tangki adalah:
t = g a d C H A 2 2 / 1 1 2 × × × × Keterangan :
T = waktu yang dibutuhkan untuk mengosongakn tangki (detik) A = Luas tampang melintang tangki air (m2)
H1 = Tinggi air mula-mula
Cd = koefisien debit air = 0,62 a = Luas lubang penguras g = gravitasi bumi (9,81 m2/dt)
H1
H2
a
A
H
Bak
Penangkap
/Perlindungan
Bak
Distribusi
H1 H2 D2 Hf total L 12 120 12 12 150 12VI.5. Dasar – dasar Perencanaan Air Bersih Perpipaan
A. Sistem gravitasi dan Kehilangan Tinggi Tenaga
Gambar. 14. Prinsip dan Sketsa Bak Penangkap Desain Sarana Air Bersih Sistem Gravitasi dan Kehilangan
Tenaga
A
A
Penjelasan :
H = Perbedaan tinggi muka air antara bak penampung A dengan bak penampung B dengan pengaliran
gravitasi,
Hf = Kehilangan tenaga akibat gesekan antara aliran air dengan dinding pipa meliputi :
a. Gesekan akibat aliran air yang mengalir dengan dinding pipa pada bagian lurus.
b. Gesekan aliran air dengan pipa pada bagian tikungan atau pada sambungan pipa
c. Kehilangan tenaga akibat perubahan gesekan pada bagian yang mengalami perubahan diameter
pipa/perubahan bentuk pipa.
d. Kehilangan tenaga akibat bertambahnya umur pipa
Kehilangan tenaga dapat didekati dengan rumus :
Hft = f
×
g
V
D
L
2
2
×
+
g
V
V
2
)
(
2
1
2
−
+ fk
Dimana :
f
= koefisien gesekan yang dipengaruhi oleh jenis bahan pada bagian
pipa lurus
V
2= Kecepatan aliran air pada bagian pipa hilir (m/dt)
V
1=
Kecepatan aliran air pada bagian pipa hulu (m/dt)
fk = Koefisien
kehilangan
tenaga akibat aliran air dengan pipa pada
bagian tikungan (knee) Æ lihat tabel I.5. atau I.6.
Hft = Kehilangan tenaga total (total head lost) antara Bak A sampai
dengan Bak B.
B. Tabel. 7. Perkiraan Besarnya Diameter Pipa
Jumlah Pemakai
(Orang)
Kebutuhan Debit Air
(Liter/dt)
Ø Pipa PVC
(inch)
100 (0
–
0,10)
¾ ”
125 (0,10
–
0,30) 1”
250 0,26 1”
375
0,30 – 1,00
1,5”
500 0,53 1,5”
750 0,80 1,5”
1000
1,00 – 1,50
2”
1500
1,50 – 3,00
3”
2000 2,11 3”
3000
3,00 – 8,00
4”
C. Tabel. 8. Contoh Ukuran dan Spesifikasi Pipa Standar SNI
Diameter
Luar
(mm)
Ukuran Ketebalan Dinding Pipa (mm)
S -10
S – 12,5
Kuat Tekan
T = 10 kg/cm
2T = 12,5 kg/cm
2T = 10 kg/cm
232 1,6 -
-
40 1,9 -
-
50 2,4 -
-
63 - 3,0 2,4
75 - 3,6 2,9
90 - 4,3 3,5
110 - 5,3 4,2
D. Perhitungan Contoh Desain Pengadaan Air Bersih Dengan Sisitem
Gravitasi
1. Menghitung Debit Sumber Air
a. Sumber air dibendung sementara, lalu buat pancuran air.
b. Letakkan ember kosong dibawah pancuran, catat waktu muali air
masuk sampai ember penuh
c. Misalkan isi ember 20 liter penuh dalam waktu 5 detik, maka debit
sumber air = (Q)
Q
SUMBER=
5 20d. Ulangi pengukuran tersebut sebanyak minimal 3 kali, lalu buat
rata-ratanya.
2. Menghitung Kebutuhan Air
Kebutuhan air per jiwa diperdesaan (Ds PELITA III) adalah 60 liter/
orang/hari. Dengan memperhitungkan kenaikan penduduk 2,5% per
tahun dalam waktu 15 tahun
P
15= 60 (1 +
100 5 , 2
)
15= 86,89 liter / orang / hari
Kebutuhan untuk 1000 orang = 86,89 × 1000 = 86.890 liter / hari.
Debit air yang dibutuhkan untuk 1000 orang =
24
60
60
890
.
86
×
×
= 1,00 lt/dt
Bila jumlah penduduk
= C + E + G + H = 1300 + 600 + 1400 + 400
= 3600 jiwa
Debit yang dibutuhkan
= 3,6 liter/dt < 4,0 liter/dt (Debit sumber
cukup!)
3. Perencanaan Jaringan Sistem Gravitasi
a. Beda tinggi A – B = 525 – 425 = 100 m (perlu 1 BPT)
B – C = 425 – 400 = 25 m (tidakperlu BPT)
B – D = 425 – 375 = 50 m (tidak perlu BPT)
D – E = 375 – 360 = 15 m (tidak perlu BPT)
D – F = 375 – 350 = 25 m (tidak perlu BPT)
F – G = 350 – 320 = 30 m (tidak perlu BPT)
F – H = 350 – 340 = 10 m (tidak perlu BPT)
Kesimpulan pada sket contoh perlu 1 buah BPT diantara titik A – B
b. BPT dipasang pada ketinggian 425 +
2 100
= +475 m dengan jarak
1850 m dari titik A
c. Ukuran BPT minimal 3 m
3dengan ukuran 1-) 1,5 × 1,5 × 1,5 (m)
atau standar untuk BPT 2-)
Panjang bersih (P
b) = 1,60 meter
Lebar Bersih (L
b) = 1,00 meter
Kedalaman air bersih (d
b)
= 1,00 meter
Tinggi ruang bebas = 0,50 meter
d. Bagian atas BPT harus ditutup.
Dipilih ukuran 1-)
Gambar. 17. Contoh Sketsa Sarana dan Prasarana Sistem Gravitasi
4. Bak Pembagi
a. Bak pembagi diletakkan pada titik B, D, dan F dengan alasan:
B lebih tinggi dari C dan D
D lebih tinggi dari E dan F
F lebih tinggi dari G dan H
b. Bak Pembagi juga diletakkan pada titik C, E, G, dan H berfungsi
untuk membagikan ke hidran umum disekitar lokasi C, E, G, dan H.
c. Dimensi Bak pembagi minimal 3 m
3atau dengan ukuran 1,5 × 1,5 ×
1,5 (m)
d. Bagian atas bak pembagi harus ditutup
e. Jumlah bak pembagi pada contoh diperlukan 7 buah
5. Hidran Umum
a. Satu hidran umum maksimum mampu melayani 400 orang
b. Dari hasil survey direncanakan penempatan hidran umum dengan
kelompok pemakaiannya didapat sebagai berikut
Daerah C
Daerah E
Daerah G
Daerah H
1. 400 orang
2. 300 orang
3. 250 orang
4. 250 orang
1. 375 orang
2. 225 orang
3. 345 orang
4. 175 orang
5. 290 orang
1. 310
orang
2. 280
orang
1. 160 orang
2. 240 orang
c. Dari rencana diatas terdapat 13 hidran umum yang harus dibangun.
d. Satu hidran umum harus mampu menampung kebutuhan air yang
f. Debit untuk 300 orang :
Bila kebutuhan 1 orang /liter/hari = 30- 60 lt/hari
Diambil 60 liter/orang/hari
Æ debit yang dibutuhkan tiap 1 orang =
24 60 60 60 × ×
(liter/detik)
Q
1= 6,944 × 10
-4liter/dt,
Q
300= 300 × 6,944 × 10
-4=
0,21 liter/dt
Volume hidran umum untuk menampung air selama ± 10 jam
= 0,21 × 60 × 60 × 10 = 7,560 liter m
3Dibuat ukuran 2 × 2,5 × 2 = 10 m
3> 7,56 m
3(cukup)
Gambar. 18. Contoh Sketsa Hidran Umum
6. Pipa
a. Jika tidak sangat terpaksa, pada pipa utama jangan dibuat berbelok
tajam (90º), karena hal ini akan menambah head lost (tinggi hilang)
b. Tinggi hilang akibat lubang inlet dan outlet serta sambungan pipa
dari rumus kehilangan tenaga diatas didapat 2 m
c. Perhitungan dimensi pipa dengan asumsi pipa dianggap lurus:
1) Pipa A sampai BPT
Debit untuk = (1200 + 600 + 1400 + 400) orang = 3600 orang
Q
3600=
3,6 lt/dt atau 0.0036 m
3/dt
(∆H) = 525 – 475 ; tinggi hilang = 2 m ; H = 50 – 2 = 48 m
L = 1850 m Æ
L H=
1850 48= 0,0259
Dari tabel Q
= 3,6 liter/dt Æ 4 liter/dt
L H
=
0,0259
Æ 0,0256 didapat D = 2,62 inch
dipakai pipa diameter D = 2
4 3
atau 3,00 inch
2) Pipa BPT sampai titik B
Q
3600=
3,6 lt/dt atau 0.0036 m
3/dt
(∆H) = 475 – 425 = 50 m ; tinggi hilang = 2 m ; H = 50 – 2 = 48 m
L = 1650 m Æ
L H=
1650 48= 0,029
Dari Box note diatas didapat D = 2,304 inch
Dipakai pipa diameter D = 2
4 3
inch atau 3,00 inch
3) Pipa B ke C
Q
1200=
1,2 liter / dt
(∆H) = 425 – 400 = 25 m ; tinggi hilang = 2 m ; H = 25 – 2 = 23 m
L = 1250 m Æ
L H=
1650 23= 0,0184
Dari tabeldiatas didapat D = 1,93 inch
Dipakai pipa dimeter D = 2 inch
4) Pipa C – Hidran C
2Q
300=
0,3 liter / dt
(∆H) = H
c– C
2–
L H
= 400 – 395 – 2 = 3 m dengan nilai 2 adalah
tinggi hilang
L = 300 m Æ
L H=
300 3= 0,01
Dari tabel diatas didapat D = 1,19 inch dipakai 1 ¼ inch
Dipakai pipa dimeter D = 1
4 1
inch
5) Untuk Latihan coba hitung diameter pipa yang lain !!!!!!!
7. Penyetelan
a. Buka penuh seluruh kran kecuali outlet hidran umum dan outlet
bak penangkap air.
b. Tutup katup penguras air dan katup angin.
c. Buka penuh outlet bak penangkap air.
d. Buka katup pembuangan angin sampai anginnya habis dan yang
keluar air lalu tutup kembali.
e. Stel hidran umum sesuai kebutuhan dengan cara mengecilkan kran
inlet hidran umum
Caranya :
• Misal
hidran
umum
direncanakan melayani 300 orang Q (Debit)
untuk 300 orang =
1000
300
× 1 = 0,3 liter/dt
• Tutup semua kran dan orang yang mengukur masuk kedalam
bak
• Ukur naiknya air dalam waktu 5 menit
• Ukur luas dasar bak, misalnya 2 × 3 m
• Dari
pengukuran
didapat air naik 2 cm dalam waktu 5 menit
Debit = 2 × 3 × 0,02
= 0,12 m
3= 120 liter/5 menit
=
5
60
600
×
= 0,4 liter/dt > 0,3 liter/detik
Kran dikecilkan lagi sedikit, lalu ulangi pengukuran
• Dari pengukuran didapat naik air naik 1,6 cm dalam waktu 5
menit
Debit = 2 × 3 × 0,06
= 0,96 m
3= 96 liter/5 detik
=
5
60
96
×
= 0,32 liter/dt ≈ 0,3 liter/detik
• Setelah kran distel, pintu kran inlet ditutup dan digembok
• Stel debit seluruh hidran umum dengan cara yang sama
f. Stel bak pembagi
Prinsip jumlah air yang masuk dan keluar bak pembagi harus sama
Cara menyetel : kecilkan kran inlet hingga permukaan air pada
bak pembagi tetap (tidak naik atau turun)
g. Stel bak pelepas tekan
Cara menyetel BPT persis sama dengan penyetelan bak pembagi
8. Bagaimana jika debit mata air tidak cukup?
Misal debit yang dibutuhkan untuk 3600 orang = 3,6 liter/dt, tapi debit
yang tersedia hanya 2 liter/dt?
Desain dapat diubah dengan kebutuhan air minimal diperdesaan yaitu
30 liter/orang/hari.
P
15= 30 × (1 +
100 5 , 2
)
15= 43,45 liter / orang / hari
Debit yang dibutuhkan untuk 100 orang =
24 60 60 1000 45 , 43 × × ×
= 0,502 liter/dt ≈
0,5 liter/dt
Jadi untuk 3600 orang dibutuhkan
1000 3600× 0,5 = 1,8 liter/dt (Debit
cukup!)
Hitungan selanjutnya dapat dicoba sendiri!!!
BAB VII. POMPA UNTUK AIR BERSIH
VII.1. Jenis Pompa Pada Air Bersih
Pompa pada dasarnya dapat dibagi menurut kedalaman air dan kualitas
air :
A. KEDALAM AIR YANG DIAMBIL
a. Pompa sumur dangkal
b. Pompa sumur dalam
B. MENURUT JENIS/KUALITAS AIR YANG DIAMBIL
a. Pompa air bersih
b. Pompa air kotor
VII.2. Kriteria Dasar Jenis Pompa
Dua kriteria diatas mendasari jenis pompa yang akan digunakan. Sebelum
menentukan pompa yang akan digunakan perlu diadakan survey dan
desain sebagai berikut :
A. SURVEY
Untuk pengadaan air bersih data yang diperlukan :
a. Jumlah penduduk yang dilayanai, karena akan digunakan untuk
menghitung debit yang dibutuhkan.
b. Beda tinggi (∆H) antara permukaan air yang diambil dengan tinggi
permukaan air yang akan dipompa, misal (∆H) bak pembagi
dengan (∆H) hidran umum lebih tinggi hidran umum maka
digunakan pompa untuk mensuplay hidran umum.
c. Mengukur panjang pipa yang digunakan
d. Menghitung jumlah belokan dan perubahan penampang
e. Melihat jenis air yang akan dipompa, apakah air bersih atau air
kotor?
f. Melihat tata letak dari kondisi :
• Pengambilan air
• Penempatan pompa
• Penampungan air
B. DESAIN
Dalam proses pembuatan desain sarana dan prasarana air besih,
hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Mengitung debit air yang dibutuhkan
Kebutuhan air bersih untuk perdesaan 30 – 0 liter / orang / hari
Kebutuhan ini harus diperkirakan dengan kenaikan jumlah
penduduk dengan rumus :
K
n= K
n
⎟
⎠
⎞
⎜
⎝
⎛
Χ
+
100
1
Keterangan :
K = kebutuhan debit saat ini
X = kenaikan jumlah penduduk
n = tahun operasi = diambil 10 – 15 tahun
K
n= kebutuhan debit tahun ke - n
b. Pengukuran beda tinggi
Dihitung antara permukaan air yang dipompa dan permukaan air
yang telah dipompa harus dilakukan dengan cukup teliti, minimal
menggunakan slang ukur Beda tinggi (∆H) merupakan parameter
utama yang menentukan parameter utama untuk menentukan
kapasitas pompa yang akan digunakan.
c. Mengukur panjang pipa
Dimaksudkan unutk menghitung besarnya head loss akibat
gesekan pipa. Untuk memudahkan perhitungan digunakan table
perhitungan kebutuhan pipa untuk perencanaan air bersih system
gravitasi dan dihitung berdasarkan rumus Hazzen – William dengan
anggapan C = 130
d. Menghitung jumlah belokan dan perubahan penampang pipa
untuk mengetahui besarnya head loos akibat tikungan dan
perubahan penampang pipa. Untuk memudahkan perhitungan
dapat dilihat pada table terlampir
e. Pemilihan jenis pompa
Pemilihan jenis pompa didasarkan atas :
1. Debit yang diinginkan
2. Total head
3. Jenis air yang dipompa
f. Pengambilan
air
1. Untuk air dalam tanah
a) Sumur dalam untuk air bersih
Titik letak pengambilan air pada sumur dalam sebaiknya
diserahkan pada ahli pengeboran. Sebelum dibor biasanya
dilakukan analisa geoelektrikal untuk mengetahui
keberadaan air sumber air. Debit sumur harus lebih tinggi
dibanding kapasitas pompa.
b) Sumur dangkal (untuk air bersih dan irigasi)
c) Titik letak pengambilan air pada sumur dangkal dapat
ditentukan dengan melihat kondisi sekitarnya.
Pengeborannya dapat dilakukan oleh masyarakat atau ahli
local. Sumur dangkal dapat berupa sumur gali atau sumur
bor dengan peralatan manual.
2. Untuk air ditempat terbuka
a) Mata air (air bersih)
Pada mata air harus dibuat perlindungan mata air dan bak
pengumpul yang dapat menampung debit yang dibutuhkan
selama 16 jam. Hal ini karena pompa hanya bekerja selama
8 jam sehari.
b) Sungai (unutk irigas)
Tempat pengambilan air harus terlindung sehingga pipa isap
aman terhadap sampah besar yang ikut terbawa air pada
saat banjir. Tempat pengambilan haus diberi saringan agar
kotoran tidak ikut terhisap yang daapt menyebabkan
kerusakan pompa.
g. Penempatan pompa
Tata letak pompa harus memperhatikan hal seperti :
1. Pompa harus ditempatkan pada tempat yang stabil dan datar
2. Pompa tidak dibenarkan menerima berat beban perpipaan,
karena jika pompa terbebani pipa, maka pompa dapat melenting
dan mengganggu putaran as.
3. Ketinggian pompa dari permukaan air pengambilan.
a) Untuk pompa submersible harus terendam.
b) Untuk pompa sentrifugal harus jangan melebihi daya hisap.
Bila melebihi daya hisap maka effisiensi pompa akan
menurun atau pompa tidak dapat bekerja.
4. Pompa harus ditempatkan ditempat pada rumah pompa yang
dapat dikunci sehingga aman dari pencuri.
h. Penampungan air untuk air bersih
1. Bak penampung juga harus berfungsi sebagai bak pembagi
yang melayani hidran umum atau bak pembagi lainya
2. Bak penampung harus lebih tinggi dari hidran umum dan bak
pembagi lain yang dilayani
3. Volume bak penampung minimal 3 m
3dari bak penampung air
dialirkan ke hidran umum.
4. Hidran umum harus mampu menampung kebutuhan air untuk
16 jam ( karena pompa hanya bekerja 8 jam per hari)
i. Penggerak
pompa
Pompa air digerakkan oleh motor listrik atau mesin disel.
Penggerak pompa ada yang langsung menyatu dengan pompanya
tetapi ada juga yag terpisah. Unutk penggerak yang tidak menyatu
dengan pompanya kekuatan penggerak pasti sudah disesuaikan
dengan pompanya oleh pabrik. Namun untuk pompa yang terpisah,
maka dalam memilih penggerak harus didasarkan pada tenaga
yang dibutuhkan pompa. Besarnya tenaga penggerak yang
dibutuhkan pompa dapat dihitung dengan rumus :
Daya =
1
,
76
H
Q
×
γ
×
Dimana :
Daya
= HP (Horse Power)
Q
= Liter / detik
γ
= BJ air = 1
H
= meter
C. Contoh Perhitungan Pompa Untuk Pengadaan Air Bersih
1. Jumlah penduduk yang membutuhkan air bersih 4000 orang
Kebutuhan air per orang diambil 45 liter/orang/hari (antara 30 –
60 liter/dt)
Kenaikan
jumlah
penduduk = 2,5% / tahun
Kebutuhan pada tahun ke-15 = 45(1+
100 5 , 2
)
15= 65,77
liter/orang/hari ≈ 65 liter/orang/hari
Q
=
60 60 24 65 4000 × × ×= 3,0009 liter/dt ≈ 3 litert/dt
Rumah Pompa
Hidran Umum
2. Dari hasil survey geoelektrik air dapat diambil pada kedalaman
70 m air tersebut dipompa ke menara air dengan ketinggian 35
m dari bibir sumur, sehingga didapat
∆H = 70 + 35 = 105 m
3. Dari hasil survey pengukuran panjang pipa, dari ujung pipa
hisap hingga permukaan air penampungan dibuthkan pipa
sepanjang 175 m dengan diameter 3 inch.
4. Berikut adalah contoh sketsa Air Bersih Sistem Pompa
Gambar. 19. Sketsa Air Bersih Sistem Pompa dan Perpiapaan
5. Head Loos (tinggi hilang )
a. Akibat gesekan dengan pipa
Q Pompa
=
×8 24
3
liter/dt
= 9 liter/dt (pompa
bekerja selama 8 jam per hari)
Diameter pipa (D) = 3 inch
Dari perhitungan rumus D = 3 inch dan Q = 9 liter/dt didapat
tinggi hilang per metr = 0,0599 m
Untuk pipa panjang 175 m didapat I atau (
L h