• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPJMDes Desa Ngestiharjo BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RPJMDes Desa Ngestiharjo BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) adalah untuk menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap proses pembangunan di desa. Sehingga ketika partisipasi masyarakat itu muncul maka akan melahirkan perasaan “ikut merasa memiliki” terhadap pembangunan didesanya. Selanjutnya masyarakat akan “ikut bertanggungjawab” terhadap hasil-hasil pembangunan tersebut untuk selalu menjaga, merawat, memelihara dan melestarikannya.

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan negara. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 telah mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaan pembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten. lebih lanjut dijabarkan bahwa perencanaan pembangunan desa disusun secara partisipatif oleh pemerintahan desa sesuai dengan kewenanganannya.

Didalam sudut pandang politik, Pemilihan Kepala Desa merupakan proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program yang ditawarkan oleh masing-masing calon. Oleh karena itu, rencana pembangunan desa merupakan penjabaran lebih lanjut dari agenda-agenda yang ditawarkan oleh Kepala Desa pada saat berkampanye, menjadi rencana pembangunan jangka menengah desa. Berkaitan dengan pembangunan Desa maka ada beberapa masalah yang seringkali ditemui di berbagai Desa, perlu mendapat perhatian dan segera diantipasi, diantaranya terbatasnya ketersediaan sumberdaya manusia yang baik dan professional, terbatasnya ketersediaan sumber-sumber pembiayaan yang memadai, baik yang berasal dari kemampuan Desa itu sendiri (internal) maupun sumber dana dari luar (eksternal) belum tersusunnya kelembagaan sosial-ekonomi yang mampu berperan secara efektif, belum terbangunnya sistem dan

(2)

2 regulasi yang jelas dan tegas dan kurangnya kreativitas dan partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan rasional.

Berdasarkan ketentuan Pasal 79 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pemerintah Desa wajib menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten. Keberadaan RPJM Desa adalah penting bagi keberadaan dan arah pembangunan Desa 6 tahun kedepan. RPJM Desa memberikan gambaran yang konkrit tentang program-program pembangunan yang akan dilaksanakan selama 6 tahun. Dengan demikian konsep penganggaran secara partisipatif yang diwujudkan dalam bentuk partisipasi, dapat diartikan sebagai pembangunan demokrasi dengan mengacu pada prinsip Good Governance (GG) yang mendorong adanya transparansi, partisipasi dan tentu saja akuntabilitas.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut RPJM Desa ini memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, rencana pelaksanaan pembangunan, rencana pembinaan kemasyarakatan, dan rencana pemberdayaan masyarakat Desa yang didasarkan pada hasil Pengkajian Keadaan Desa (PKD) dan mengacu pada RPJM Desa Kabupaten Bantul. Proses penyusunan RPJM Desa ini dimulai dari tahap Pengkajian Keadaan Desa (PKD) yang melibatkan semua pihak/pemangku kepentingan secara aktif dalam proses pembahasan dan pengambilan keputusan. Selain itu, RPJM Desa ini disusun dengan tingkat partisipasi yang cukup tinggi, dimana proses penyusunannya dimulai dari musyawarah di tingkat dusun dan kelompok yang difasilitasi oleh Tim Penyusun RPJM Desa. Sehingga diharapkan RPJM Desa ini telah mencerminkan kondisi objektif Desa dan prioritas pembangunan Kabupaten Bantul.

Rancangan RPJM Desa disusun oleh Pemerintah Desa, dibahas dan disepakati oleh Pemerintah Desa, BPD dan masyarakat dalam Musrenbang Desa, dan selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Desa. Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa selanjutnya diundangkan dalam Lembaran Desa oleh Sekretaris Desa.

1.2. Dasar Hukum

Dasar hukum dalam proses penyusunan Rencana Pembangunan Menengah Desa adalah :

(3)

3 a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Darah Istimewa Jogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1950 Nomor 44);

b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170, Tambahkan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339);

d. Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); f. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 Tentang 32 Tahun

1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang 1950 Nomor 12,13,14 dan 15 (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1950);

g. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539); h. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558);

(4)

4 i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);

j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahum 2014 tentang Pedoman Pembanguna Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);

k. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indoneisa Tahun 2015 Nomor 158);

l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);

m.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);

n. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1448);

o. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 34 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Tanah Desa (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2017 Nomor 35);

p. Peraturan Bupati Bantul Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2016 Nomor 11); q. Peraturan Bupati Bantul Nomor 131 Tahun 2018 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2018 Nomor 131); dan

r. Peraturan Bupati Bantul Nomor 28 Tahun 2019 tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2019 Nomor 29);

1.3. Pengertian

1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat

(5)

5 hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.

3. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

5. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

6. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

7. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

(6)

6 8. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang

ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

9. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

10. Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.

11. Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa dan kawasan perdesaan yang dikoordinasikan oleh kepala Desa dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.

12. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

13. Pengkajian Keadaan Desa adalah proses penggalian dan pengumpulan data mengenai keadaan obyektif masyarakat, masalah, potensi, dan berbagai informasi terkait yang menggambarkan secara jelas dan lengkap kondisi serta dinamika masyarakat Desa.

14. Data Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber dana, kelembagaan, sarana prasarana fisik dan sosial, kearifan lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta permasalahan yang dihadapi desa.

(7)

7 15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya

disingkat RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.

16. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

17. Daftar Usulan RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadi bagian dari RKP Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akan diusulkan Pemerintah Desa kepada Pemerintah Daerah Kabupaten melalui mekanisme perencanaan pembangunan Daerah.

18. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

19. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang syah.

20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.

21. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

22. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

23. Lembaga Kemasyarakatan desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan

(8)

8 kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.

24. Lembaga adat Desa adalah merupakan lembaga yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desa yang tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa.

25. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

1.4. Maksud dan Tujuan 1.4.1.Maksud

a. Dokumen ini disusun dengan maksud untuk memberikan pegangan atau pedoman pada Pemerintah Desa tentang kegiatan-kegiatan pembangunan yang akan dan sedang dilaksanakan dalam jangka menengah, yakni selama 6 (enam) tahun. Dokumen ini juga dimaksudkan sebagai visi, misi dan program strategis yang akan dilaksanakan oleh Kepala Desa dalam menjalankan pemerintahan Desa selama masa jabatannya. b. RPJM Desa, Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten

Bantul 2018 – 2024 merupakan kelanjutan dan pembaharuan dari tahap pembangunan sebelumnya. RPJM Desa diarahkan untuk memberikan fokus yang semakin tajam dan tepat guna menyelesaikan permasalahan permasalahan pembangunan secara spesifik di Desa Ngestiharjo. Dengan adanya RPJM Desa, diharapkan akan terwujud koordinasi yang semakin baik, terciptanya Integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar pelaku pembangunan (stakeholders) antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan maupun dengan Kabupaten, Provinsi dan Pusat, diharapkan pula akan terbangun keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan

(9)

9 dan pengawasan. Pada sisi yang lain mampu mengoptimalkan partisipasi.

1.4.2.Tujuan

a. Menyediakan dokumen strategis Desa mulai dari perumusan visi, misi, program strategis, strategi dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan secara bersama-sama antara Pemerintah Desa, Organisasi Kemasyarakatan Desa, Masyarakat luas maupun berbagai pemeran pembangunan yang lain melalui kerjasama secara terpadu.

b. Memberikan pegangan dan indikator kinerja Pemerintah Desa Ngestiharjo dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagaimana tertuang dalam Peraturan Desa.

c. Memberikan gambaran prioritas permasalahan desa yang harus ditanggulangi dan potensi unggulan yang berpeluang untuk dikembangkan melalui serangkaian program.

d. Menyediakan dokumen usulan program strategis dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat dan diselaraskan dengan program prioritas pemerintah kabupaten.

e. Sebagai masukan bagi dinas instansi pemerintah dan berbagai pemeran pembangunan lain dalam rangka membangun kemitraan maupun investasi di Desa.

(10)

10 BAB II

PROFIL DESA

2.1. Kondisi Desa

Pentingnya memahami kondisi Desa untuk mengetahui kaitannya dengan perencanaan dan muatan pendukung dan permasalahan yang ada memberikan arti penting Keputusan Pembangunan sebagai langkah pendayagunaan serta penyelesaian masalah yang timbul di masyarakat. Desa Ngestiharjo salah satu desa dari 4 desa yang ada di Kecamatan Kasihan yang terletak kurang lebih 3 km ke arah utara dari Kecamatan Kasihan, Desa Ngestiharjo mempunyai wilayah seluas 510 ha dengan jumlah penduduk ± 29.898 dengan jumlah kepala keluarga ± 9.913 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Desa Trihanggo  Sebelah Timur : Kelurahan Tegalrejo,  Sebelah Selatan : Desa Tirtonirmolo  Sebelah Barat : Desa Banyuraden

Desa Ngestiharjo yang terletak di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, termasuk kawasan perkotaan dan permukiman, serta daerah urban. Secara umum arah pengembangan Desa Ngestiharjo meliputi :  Kawasan pemukiman

 Kawasan pengembangan industri kecil (home industri)  Kawasan pengembangan wisata

Arah pengembangan/strategi Kabupaten Bantul, khususnya kawasan utara menjadi kawasan terdepan Kabupaten Bantul. Sesuai dengan RDTL Kabupaten Bantul, kawasan wilayah Kecamatan Kasihan pada umumnya dan Desa Ngestiharjo pada khususnya merupakan daerah potensial untuk pertumbuhan perdagangan, jasa dan pendidikan serta dapat dikembangkan sebagai kawasan perkotaan terpadu dan strategis.

2.1.1 Sejarah Desa Ngestiharjo A. Sejarah Desa Ngestiharjo

Desa Ngestiharjo dibentuk sekitar Tahun 1946 pasca Kemerdekaan Republik Indonesia yang merupakan gabungan dari 4 (empat) kelurahan lama yaitu :

(11)

11 1. Kelurahan Kembang yang mempunyai 3 (tiga) wilayah setingkat

dusun pedukuhan yaitu Tambak, Sumberan dan Soragan.

2. Kelurahan Sutopadan yang mempunyai 3 (tiga) wilayah setingkat dusun pedukuhan yaitu Janten, Cungkuk, dan Kadipiro.

3. Kelurahan Nitipuran yang mempunyai 3 (tiga) wilayah setingkat dusun pedukuhan yaitu Sonosewu, Jomegatan dan Sonopakis Lor. 4. Kelurahan Onggobayan yang mempunyai 3 (tiga) wilayah setingkat dusun pedukuhan yaitu Onggobayan, Mbontitan sekarang Sidorejo dan Sonopakis Lor.

B. Arti Nama Desa

Dari penggabungan 4 (empat) kelurahan lama tersebut, jadilah 1 (satu) Kelurahan yang diberi nama Ngestiharjo yang bermakna : “Ngesti” adalah mencipta, “Harjo” adalah jaya, sehingga dengan nama “Ngestiharjo” diharapkan akan “Mencipta Kejayaan”.

Kelurahan Ngestiharjo di dalam menjalankan roda pemerintahan untuk pertama kalinya belum mempunyai balai desa menggunakan rumah bapak Soemardi (Lurah Kelurahan Ngestiharjo yang pertama) dan kemudian menggunakan bekas bangunan Loji milik Belanda di jaman penjajahan sampai saat ini terletak di Kadipiro No. 31 Jl Wates km.1.

Nama Lurah Desa semenjak berdirinya Desa Ngestiharjo adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Nama Lurah Desa Ngestiharjo berdasarkan periode

NO NAMA MASA JABATAN KETERANGAN

1. Sumardi Periode tahun 1948 s/d 1965 Lurah Pertama

2. Widodo Periode tahun 1965 s/d 1979 Lurah Kedua

3. Heru Triyanto Periode tahun 1979 s/d 1992 Lurah Ketiga

4. Fajar Pribadi Periode tahun 1996 s/d 1998 Lurah Keempat

5. Purwana Periode tahun 2002 s/d 2012 Lurah Kelima

6. Onioktavany Periode tahun 2012 s/d 2018 Lurah Keenam

(12)

12 2.1.2 Demografi

Desa Ngestiharjo secara administrasi merupakan salah satu dari 4 (empat) desa yang ada di wilayah Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, dengan batas wilayah sebagai berikut :

 Utara berbatasan dengan Desa Jambon Kecamatan Trihanggo Kabupaten Sleman.

 Timur berbatasan dengan Kelurahan Tegalrejo Kelurahan Wirobrajan Kota Yogyakarta

 Selatan berbatasan dengan Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan  Barat berbatasan dengan Desa Geplakan Kecamatan Banyuraden.

a. Letak Geografis Desa Ngestiharjo

Desa Ngestiharjo berada di sebelah utara wilayah Kabupaten Bantul jarak dengan pusat pemerintahan adalah :

o Jarak dari ibu kota kecamatan : 3,8 km yang dapat di tempuh dengan kendaraan bermotor dalam waktu ± 10 menit.

o Jarak dari ibu kota kabupaten : 11 km yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor ± 22 menit.

o Jarak dari ibu kota provinsi : 3,3 km yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar ± 10 menit.

b. Topografi

Desa Ngestiharjo berada pada ketinggian antara 92 – 126 mdpl sebagian besar wilayahnya adalah dataran dengan suhu 28ºC - 33ºC, dengan luas wilayah Desa Ngestiharjo adalah 510 ha/m2 terbagi atas :

o Tanah sawah : 60,50 ha/m2 o Tanah pekarangan : 31,15 ha/m2 o Tanah ladang/tegalan : 2,55 ha/m2 o Jalan dan kuburan : 19,67 ha/m2 o Tanah permukiman : 370,40 ha/m2 o Tanah industri : 10,65 ha/m2 o Tanah perdagangan/jasa : 15,08 ha/m2

2.1.3 Data Kependudukan

Dengan kondisi tanah yang datar, sebaran penduduk di Desa Ngestiharjo cukup padat dengan kondisi luas wilayah yang ada. Kondisi

(13)

13 lahan lebih banyak dipergunakan untuk pemukiman dibandingkan dengan lahan persawahan.

Dengan kondisi topografi wilayah Desa Ngestiharjo yang cenderung datar, sebaran penduduk di Desa Ngestiharjo cukup padat dengan kondisi luas wilayah yang ada.

a. Jumlah penduduk berdasarkan luas wilayah

Jumlah penduduk Desa Ngestiharjo seluruhnya 29.898 jiwa yang tersebar di 12 pedukuhan dengan jumlah KK 9.913 data lengkapnya seperti dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.2 jumlah penduduk berdasarkan wilayah

No Pedukuhan Luas wilayah Jumlah KK Jumlah Jiwa 1 Tambak 21,83 475 985 2 Sumberan 43,28 756 1.775 3 Soragan 23,00 572 1.695 4 Cungkuk 43,2 961 2.640 5 Kadipiro 36 928 2.650 6 Sonosewu 56,4 1.170 3.450 7 Jomegatan 62 1.046 3.375 8 Janten 61,44 802 3.250 9 Sonopakis Lor 37,8 1.070 3.212 10 Sonopakis Kidul 41,05 832 2.285 11 Onggobayan 67,73 579 2.081 12 Sidorejo 25,27 722 2.500 Jumlah 510 9.913 29.989

Sumber : Data Sekunder Desa Ngestiharjo, Tahun 2018

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari jumlah penduduk 29.898 jiwa terdiri dari 14.820 orang laki-laki dan 15.078 orang perempuan, oleh sebab itu pengaruh utama gender sangat ditekankan di Desa Ngestiharjo ini terbukti pada setiap kegiatan selalu ada unsur perempuan. Kelompok perempuan selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan ditingkat Desa.

(14)

14 Tabel 2.3 jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

No. Pedukuhan

Jenis kelamin (Jiwa)

Total jumlah Jumlah KK Laki-laki perempuan 1. Tambak 436 550 986 475 2. Sumberan 866 920 1.786 756 3. Soragan 836 865 1.701 572 4. Cungkuk 1.145 1.490 2.635 961 5. Kadipiro 1.213 1.445 2.658 928 6. Sonosewu 1.770 1.660 3.430 1.170 7. Jomegatan 1.954 1.450 3.404 1.046 8. Janten 1.540 1.685 3.225 802 9. Sonopakis Lor 1.768 1.453 3.221 1.070 10. Sonopakis Kidul 1.118 1.158 2.276 832 11. Onggobayan 1.020 1.057 2.077 579 12. Sidorejo 1.154 1.345 2.499 722 Jumlah 14.820 15.078 29.898 9.913

Sumber : Data sekunder Desa Ngestiharjo Tahun 2018

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

Ketersediaan tenaga kerja dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut klasifikasi umur. Usia angkatan kerja dapat di bagi menjadi dalam 3 kelompok yaitu :

1. Angkatan kerja muda, usia 15 – 24 tahun

2. Angkatan kerja sedang, usia 25 – 49 tahun, dan 3. Angkatan kerja tua, usia di atas 50 tahun.

Tabel 2.4 menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja desa Ngestiharjo dari jumlah penduduk untuk angkatan kerja muda mencapai 14,08%, angkatan kerja sedang sebesar 38,22%, sedangkan untuk angkatan kerja tua sebesar 18,28%.

(15)

15 Tabel 2.4 jumlah penduduk berdasarkan umur

No. Pedukuhan Usia Total

jumlah 0-14 15-24 25-49 >50 1 Tambak 296 300 194 196 986 2 Sumberan 365 373 740 308 1.786 3 Soragan 307 433 706 255 1.701 4 Cungkuk 585 502 1.030 518 2.635 5 Kadipiro 403 635 1.170 450 2.658 6 Sonosewu 1.020 490 1.260 660 3.430 7 Jomegatan 635 679 1.635 455 3.404 8 Janten 690 552 1.550 433 3.225 9 Sonopakis Lor 379 950 1.237 655 3.221 10 Sonopakis Kidul 585 583 679 429 2.276 11 Onggobayan 369 543 700 465 2.077 12 Sidorejo 536 654 1.040 269 2.499 Total jumlah 6.170 6.694 11.941 5.093 29.898

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Desa Ngestiharjo sebagian besar adalah wiraswasta sebesar 4.209 jiwa, buruh harian sebesar 2.756 jiwa dan pelajar sebanyak 6182 jiwa

Tabel 2.5 jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian

No Pedukuhan Petani Buruh Pedagang PNS Peg.

Swasta Lain-lain 1 Tambak 2 2 108 97 161 366 2 Sumberan 2 6 108 136 133 808 3 Soragan 5 101 134 140 174 652 4 Cungkuk 9 6 251 159 269 478 5 Kadipiro 2 3 33 116 191 886 6 Sonosewu 3 376 73 147 392 107 7 Jomegatan 57 20 101 189 1.416 108 8 Janten 13 9 141 100 170 386 9 Sonopakis Lor 23 301 168 168 108 225 10 Sonopakis Kidul 26 50 60 60 60 242 11 Onggobayan 27 48 70 71 157 197 12 Sidorejo 9 6 251 159 309 478 Jumlah 178 928 1.498 1.542 3.540 4.993 Persentase 1,41 7,35 11,87 12,22 28,05 39,09

(16)

16 e. Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Pendidikan

Berdasarkan data yang diperoleh berdasarkan data pendidikan yang di tamatkan di Desa Ngestiharjo yaitu penduduk yang tidak sekolah baik usia 0 – 5 tahun maupun usia di atas 50 tahun atau lansia sebesar 16,18 %, tamatan SD sebesar 14,93%, tamatan SMP sebesar 12,53%, tamatan SMA/SMK sebesar 32,98%, tamatan DI/DII sebesar 0,88%, tamatan DIII sebesar 3,10%, tamatan DIV/SI sebesar 10,635%, tamatan SII sebesar 1,15% dan tamatan SIII sebesar 0,08%. Berdasarkan data tersebut yang paling besar telah warga mengenyam pendidikan hingga SMA/SMK dengan persentase 32,98%.

Dari penduduk berdasarkan struktur pendidikan Desa Ngestiharjo secara lengkap seperti dalam tabel berikut :

Tabel 2.6 jumlah penduduk berdasarkan struktur pendidikan Pedukuhan Belum Sekolah Paud /TK Ijasah TK Lulus SD Lulus SMP Lulus SMA Akademi /PT Tidak Sekolah Jumlah Tambak 142 60 169 195 228 268 293 19 1.374 Sumberan 91 21 136 267 246 374 184 36 1.355 Soragan 9 92 249 188 329 175 243 1.285 Cungkuk 167 79 141 272 278 604 297 66 1.904 Kadipiro 50 106 11 467 368 647 242 94 1.985 Sonosewu 80 13 92 200 156 319 290 126 1.276 Jomegatan 186 47 27 704 419 726 291 2 2.402 Janten 83 56 385 189 354 242 81 56 1.446 Sonopakis Lor 16 9 12 87 78 216 191 17 626 Sonopakis Kidul 156 295 393 509 76 467 148 99 2.143 Onggobayan 147 98 201 223 68 213 103 103 1.156 Sidorejo 167 79 141 272 278 604 297 66 1.904 JUMLAH 1.294 955 1.708 3.634 2.737 5.009 2.592 927 18.856 Prosentase(%) 7 5 9 19 15 27 14 5

(17)

17 f. Kepadatan Penduduk

Dengan luas wilayah 510 ha, dan penduduk yang berjumlah 30.193 jiwa dan sebaran penduduk yang merata maka angka kepadatan penduduk Desa Ngestiharjo termasuk cukup padat yaitu dibawah 50-100 jiwa per km2. Kondisi lahan pemukiman lebih luas dibanding lahan persawahan dan penduduk yang cukup padat menyebabkan para penduduk mendirikan rumah di atas saluran air, karena lahan pemukiman sudah penuh dengan pendirian rumah warga setempat. Kondisi demikian ini kurang mendukung penataan pemukiman yang aman, nyaman, sehat dan indah.

2.1.4 Keadaan Sosial

Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Ngestiharo bergerak di bidang wiraswasta atau sektor perdagangan. Seiring dengan berkurangnya lahan pertanian di wilayah Ngestiharjo, menyebabkan pergeseran mata pencaharian penduduk di wilayah. Permasalahan yang sering muncul berkairan dengan mata pencaharian penduduk adalah tersedianya lapangan pekerjaan yang kurang memadai dengan perkembangan penduduk tertuang dalam perencanaan pembangunan daerah kabupaten Bantul. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembangunan desa adalah melakukan usaha perluasan kesempatan kerja dengan melakukan penguatan usaha kecil, pemberian pelatihan-pelatihan kerja untuk pengembangan usaha.

Tingkat angka kemiskinan Desa Ngestiharjo yang masih tinggi dengan jumlah 15,81% menjadikan Desa Ngestiharjo harus bisa mencari peluang lain yang bisa menunjang peningkatan taraf ekonomi bagi masyarakat. Banyaknya kegiatan Ormas di Desa Ngestiharjo seperti Karang Taruna, PKK, Posyandu, Kelompok Arisan, Kelompok Kesenian Bregada, Kelompok Tani merupakan aset desa yang bermanfaat untuk dijadikan media penyampaian informasi dalam setiap proses pembangunan desa pada masyarakat.

(18)

18 Tabel 2.7 Jumlah penduduk belum bekerja berdasarkan usia

No Uraian Keterangan

1. Jumlah penduduk usia 15 s/d 55 yang belum

bekerja 928 orang

2. Jumlah angkatan kerja usia 15 s/d 55 tahun 12.428 orang

Tabel 2.8 Jumlah fasilitas pendidikan dan kesehatan No. Jenis Fasilitas

Pendidikan Jumlah No.

Jenis Fasilitas

Kesehatan Jumlah

1. Gedung TK 14 1. Polindes 2

2. Gedung SD 7 2. Posyandu Balita 20 3. Gedung SLTP 3 3. Posyandu Lansia 20 4. Gedung SLTA 5

5. Perguruan Tinggi

3

2.1.5 Keadaan Ekonomi

Pendapatan desa merupakan jumlah keseluruhan penerimaan desa yang dibukukan dalam APBDes setiap tahun anggaran. Menurut Peraturan Desa Nomor 05 Tahun 2018 bahwa Sumber Pendapatan Desa : 1. Sumber Pendapatan Desa

a. Pendapatan asli desa terdiri dari hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;

b. Bagi hasil pajak daerah kabupaten paling sedikit 10 % untuk desa dan dari retribusi kabupaten sebagian diperuntukkan bagi desa yang merupakan pembagian untuk setiap desa secara proporsional; c. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten untuk desa paling sedikit 10 % yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa;

d. Bantuan keuangan dari pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan urusan Pemerintah; e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

(19)

19 2. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d disalurkan melalui kas desa;

3. Sumber Pendapatan Desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh Desa tidak dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah.

Adapun Kekayaan desa terdiri dari : a. Tanah kas desa

b. Bangunan desa yang dikelola desa c. Lain-lain kekayaan milik desa

2.1.6 Keadaan Budaya

Kekayaan budaya di Desa Ngestiharjo cukup banyak, dapat dilihat dari komunitas seni dan sanggar di wilayah Desa Ngestiharjo seperti jathilan, ketoprak, wayang kulit, dan yang sedang tren seni keprajuritan keraton Yogyakarta yaitu seni Bregada Rakyat. Sedangkan dari warga masyarakat yang masih dilaksanakan seperti budaya kenduri, tahlil, nyadran, merti dusun dan wiwitan. Hal ini selaras dengan program Dana Istimewa DIY dalam bidang pengembangan budaya.

Selain itu kawasan situs cagar budaya di Rawa Kalibayem merupakan salah satu bukti bahwa Ngestiharjo pernah menjadi tempat penting kraton Yogyakarta pada masa HB I – HB II dengan menjadikan pesanggrahan Sonopakis dan pesanggrahan Ambarbinangun menjadi satu kesatuan. Salah fungsi Rawa Kalibayem adalah penopang sumber air dan wisata air pada masa itu.

2.1.7 Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembangunan wilayah guna peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

a. Kondisi fisik perumahan

Secara geografis Desa Ngestiharjo merupakan daerah dataran rendah dengan kisaran ketinggian 96 – 126 mdpl dengan sebaran pemukiman warga belum tertata rapi. Desa Ngestiharjo merupakan desa dengan jumlah penduduk yang besar dan kondisi pemukiman yang cukup padat di semua pedukuhan dengan jarak antar rumah yang saling berdekatan. Seluruh pedukuhan di Desa Ngestiharjo

(20)

20 terdapat perumahan baik perumahan skala besar maupun kecil, sehingga sebaran penduduk di Ngestiharjo cukup merata di 12 pedukuhan.

b. Kondisi jalan

Komposisi status jalan di Desa Ngestiharjo adalah jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan desa dan jalan lingkungan di pedukuhan.

c. Kondisi jaringan listrik

Jaringan listrik secara keseluruhan telah masuk sampai ke semua pedukuhan yang ada di Desa Ngestiharjo, namun demikian masih ada beberapa masyarakat yang tidak mampu menyambung listrik dengan meteran sendiri karena faktor ekonomi, mereka mengalirkan listrik dari tetangga atau saudaranya.

d. Kondisi jaringan irigasi

Lahan persawahan di Desa Ngestiharjo seluas 129,2 Ha yang membutuhkan saluran irigasi panjang baik untuk dapat mengaliri seluruh lahan pertanian. Ada beberapa titik lokasi di Desa Ngestiharjo perlu pembangunan irigasi teknis agar saluran air dapat lancar dan tidak banyak terbuang di jalan.

e. Kondisi jaringan drainase

Jaringan drainase di Desa Ngesstiharjo panjang seluruhnya 22.129 m, dengan rincian drainase teknis kondisi rusak sepanjang 13.277 m sedangkan 8.852 m dalam kondisi tanah terbuka.

f. Pelayanan sanitasi dan persampahan  Limbah rumah tangga

 Persawahan  MCK

g. Ruang terbuka hijau Lapangan Dasawarsa

(21)

21 h. Fasilitas pendidikan

 Taman Kanak – kanak / TK : 14 unit

 SD / MI : 7 unit  SLTP / MTs : 3 unit  SLTA / MA : 3 unit  TPA / TPQ : 36 unit i. Fasilitas peribadatan  Masjid : 36 unit  Musholla : 12 unit  Gereja : 6 unit  Pura : 1 unit j. Fasilitas kesehatan  Posyandu : 20 unit  Polindes : 2 unit

 Puskesmas Pembantu : 1 unit  Bidan Desa : 5 orang

k. Fasilitas perekonomian

 Pasar desa : 1 unit

 Kios desa : 7 unit

l. Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum  Gedung Kantor Desa Ngestiharjo : 1 unit  Gedung Karang Taruna : 1 unit  Gedung Balai Latihan Kerja : 1 unit

m.Fasilitas rekreasi dan olahraga  Lapangan Dasawarsa

(22)

22 2.2. Kondisi Pemerintahan Desa

2.2.1 Pembagian Wilayah Desa

Wilayah Desa Ngestiharjo dengan luas 510 Ha. Desa Ngestiharjo terdiri dari 12 Dusun yaitu Dusun Tambak, Dusun Sumberan, Dusun Soragan, Dusun Cungkuk, Dusun Kadipiro, Dusun Sonosewu, Dusun Jomegatan, Dusun Janten, Dusun Sonopakis Lor, Dusun Sonopakis Kidul, Dusun Onggobayan, dan Dusun Sidorejo. Perangkat Desa menurut jenis jabatannya di Desa Ngestiharjo terdiri dari 1 Lurah Desa, 1 Carik Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Perencanaan, Kepala Urusan Umum dan Tata Usaha, Kepala Seksi Pemerintahan, Kepala Seksi Pelayanan, Kepala Seksi Kesejahteraan, 12 Kepala Dusun / Dukuh dan 127 Ketua Rukun Tangga (RT)

2.2.2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Sebagaimana dipaparkan dalam UU No. 06 tahun 2014 bahwa di dalam Desa terdapat tiga kategori kelembagaan Desa yang memiliki peranan dalam tata kelola Desa, yaitu: Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan di tingkat Desa (Pemerintahan Desa) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Pemerintahan Desa ini dijalankan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala Desa dan perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk Desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara

(23)

23 musyawarah dan mufakat. BPD berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Bagan 2.1

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Ngestiharjo

Tabel 2.9 Nama Pejabat Pemerintah Desa Ngestiharjo

No Nama Jabatan

1 Fathoni Aribowo Lurah Desa

2 Dedy Ridwanmas Carik Desa

3 Purno Cahyono, S.T Kasi Pemerintahan

4 Farida Yuyun Indriyani Amd Kasi Kesejahteraan

5 Oktavianus Hermawan, S.H Kasi Pelayanan

6 Sri Sugiyanti Kaur Keuangan

7 Yuli Triwiasih, S.IP Kaur Perencanaan

8 J.F. Wahyu Setiawan Kaur Umum Dan TU

9 Purwoko Zulianto Dukuh I Tambak

10 Irianto Dukuh II Sumberan

11 Wahono Dukuh III Soragan

12 Kahono Dukuh IV Cungkuk

Lurah Desa Fathoni Aribowo Carik Desa Dedy Ridwanmas 3 Kepala Seksi (Kasie) 3 Kepala Urusan (Kaur) 12 Dukuh Ketua BPD Karip Setyaadi Anggota BPD

(24)

24 13 Ahmad Budi Kurniawan Dukuh V Kadipiro

14 Supriyanto Dukuh VI Sonosewu

15 Sumidah Dukuh VII Jomegatan

16 Jumawan Dukuh VIII Janten

17 Drs. Jamari Dukuh IX Sonopakis Lor

18 Rakhmat Sriyono, S.T Dukuh X Sonopakis Kidul

19 Wayan Sudaryanto Dukuh XI Onggobayan

20 Witantri Dukuh XII Sidorejo

21 Wakidi Staf Pamong

22 Yessi Dwi Resmita Staf Pamong

23 Windu Sarwiji Staf Honorer

24 Mustofa Arifin Staf Honorer

25 Zulistya Adi Saputro Staf Honorer

26 Heni Menamsari Staf Honorer

27 Lintang Noor Choliq A Staf Honorer

28 Dwi Okta Sari Staf Honorer

29 Irmanda Rifki N M Staf Honorer

30 Toto Amrih Susilo Staf Honorer

31 Darsono Staf Honorer

(25)

25 Tabel 2.10 Pengurus Badan Permusyawaratan Desa

No Nama Jabatan

1 Karip Setyaadi, S.Pd Ketua

2 Jumidah Wakil Ketua

3 Supriyadi Sekretaris

4 Sriyono Kabid Pemerintahan Desa dan Pembinaan Kemasyarakatan

5 Agus Eko Purnomo Kabid Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat

6 Sigit Parjunadi Anggota

7 Agus Abdullah Mot Anggota

8 Dalidi Daryadi Anggota

9 Diyono Anggota

2.3 Organisasi Lembaga Kemasyarakatan Desa

Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan mempunyai tugas membantu pemerintah Desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat Desa. Pembentukan lembaga kemasyarakatan ditetapkan dengan peraturan Desa. Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan dengan pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.

Tabel 2.11 Pengurus LPMD Desa Ngestiharjo

No Nama Jabatan

1 Murdiyanto Ketua I

2 Ismariyanto Ketua 2

3 Sigit Sujarwo Sekretaris 1

4 Puji Antoro Sekretaris 2

(26)

26

6 Deni Andika Bendahara 2

7 H. Rochmadi Anggota

8 Subandiyo Anggota

9 Sholahudin Hidayat, S.PD, M.M Anggota

10 Bambang Handoko Anggota

11 H. Taufiqurrahman, S.E Anggota

12 Krisdi Sujatwanto Anggota

13 Wardiyono Anggota

14 Supadi Anggota

15 Sulihno Anggota

16 H. Suyud Anggota

Tabel 2.12 Tim Penggerak PKK Desa Ngestiharjo N

o

Nama Jabatan

1 Witdiyanti Fathoni Ketua

2 Sri Lestari Wakil Ketua I

3 Veronique Sekretaris I

4 Innieke Kurniawati Sekretaris II

5 Dra. Sri Sulastri Bendahara I

6 Cahyaningtyas Bendahara II

7 Dwi Lestari Ketua Pokja I

8 Erni Jami’ah Wakil Ketua Pokja I

9 Partini Ketua Pokja II

10 Tuti Yuningsih Wakil Ketua Pokja II

11 Sumuwi Anggoro Ketua Pokja III

12 Luy Nur Fayati Ahmad Wakil Ketua Pokja III

13 Surtini Ketua Pokja IV

(27)

27 15 Dwi Kurniawati Anggota umum

16 Eni Purnamawati Anggota umum

17 Wantiyah Anggota umum

18 Yayuk Roesman Anggota umum

19 Menik C Suwarjilah Anggota umum

20 Yuniarti Anggota umum

21 Hj. Siti Subani Anggota umum

22 Badriyah Anggota umum

23 Karsemi Kadir Anggota umum

Reformasi dan otonomi daerah telah menjadi harapan baru bagi pemerintah dan masyarakat desa untuk membangun desanya sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Bagi sebagian besar aparat pemerintah desa, otonomi adalah satu peluang baru yang dapat membuka ruang kreativitas bagi aparatur desa dalam mengelola desa. Hal itu jelas membuat pemerintah desa menjadi semakin leluasa dalam menentukan program pembangunan yang akan dilaksanakan. Sayangnya kondisi ini ternyata belum berjalan cukup mulus. Sebagai contoh, aspirasi desa yang disampaikan dalam proses musrenbang senantiasa kalah dengan kepentingan pemerintah daerah (eksekutif dan legislatif) dengan alasan bukan prioritas, pemerataan dan keterbatasan anggaran.

Dari sisi masyarakat, poin penting yang dirasakan di dalam era otonomi adalah semakin transparannya pengelolaan pemerintahan desa dan semakin pendeknya rantai birokrasi yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh positif terhadap jalannya pembangunan desa. Dalam proses musrenbang, keberadaan delegasi masyarakat desa dalam kegiatan musrenbang di tingkat kabupaten/kota gagasannya adalah membuka kran partisipasi masyarakat desa untuk ikut menentukan dan mengawasi penentuan kebijakan pembangunan daerah. Namun demikian, lagi-lagi muncul persoalan bahwa keberadaan delegasi masyarakat ini hanya menjadi ‘kosmetik’ untuk sekedar memenuhi ‘qouta’ adanya partisipasi masyarakat dalam proses musrenbang sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang.

(28)

28 Merujuk pada kondisi di atas, tampaknya persoalan partisipasi masyarakat desa dalam proses pembangunan di pedesaan harus diwadahi dalam kelembagaan yang jelas serta memiliki legitimasi yang cukup kuat di mata masyarakat desa.

(29)

29 BAB III

POTENSI DAN MASALAH

3.1. Potensi

Desa Ngestiharjo memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun kelembagaan / organisasi. Sampai saat ini, potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal diberdayakan.

3.1.1. Sumber Daya Alam Desa : Ngestiharjo Kecamatan : Kasihan Kabupaten : Bantul Propinsi : DIY

Tabel 3.1 Sumber daya alam

No Uraian Sumber Daya Alam Volume Satuan

1 Lahan persawahan 240 Ha

2 Sumber air - -

3 Lahan Tegalan 120 Ha

4 Sungai - M

5 Tanah Pekarangan/Pemukiman 92,73 Ha

3.1.2. Sumber Daya Manusia Desa : Ngestiharjo Kecamatan : Kasihan Kabupaten : Bantul Propinsi : DIY

Tabel 3.2 Sumber daya alam

No Uraian Sumber Manusia (SDM) Volume Satuan

1. Penduduk dan keluarga

a. Jumlah penduduk laki-laki 15.127 Orang b. Jumlah penduduk perempuan 15141 Orang

c. Jumlah keluarga 10.030 KK

2 Mata Pencaharian utama penduduk

(30)

30

b. Buruh Tani 721 Orang

c. Industri pengolahan (pabrik, kerajinan,

dll) 129 Orang

d. Perdagangan besar/eceran dan rumah

makan 4.371 Orang

e. Angkutan, pergudangan, komunikasi 255 Orang

f. PNS 879 Orang

g. Lainnya (air, gas, listrik, konstruksi,

perbankan, dll) Orang

3 Tenaga kerja berdasarkan latar belakang pendidikan

a. Lulusan S-1 ke atas 163 Orang

b. Lulusan D1, D2, D3 - Orang

c. Lulusan SLTA 752 Orang

d. Lulusan SMP 929 Orang

e. Lulusan SD 2021 Orang

f. Tidak tamat SD/ tidak sekolah 504 Orang

3.1.3. Kelembagaan / Organisasi Desa : Ngestiharjo Kecamatan : Kasihan Kabupaten : Bantul Propinsi : DIY Tabel 3.3 Kelembagaan/Ogranisasi

No Uraian Sumber Daya

Kelembagaan/Organisasi Volume Satuan

1. BPD 1 Lembaga

2. LPMD 1 Lembaga

3. PKK 1 Lembaga

4. Karang Taruna 1 Lembaga

(31)

31 3.1.4. Potensi Prasarana dan Sarana

Desa : Ngestiharjo Kecamatan : Kasihan Kabupaten : Bantul Propinsi : DIY

Tabel 3.4 Potensi Prasarana dan Sarana

No Uraian Sumber Daya Pembangunan Volume Satuan

1. Aset prasarana umum

a. Jalan -- M

b. Jembatan 20 Unit

2 Aset Prasarana pendidikan

a. Gedung Paud 1 Unit

b. Gedung TK 14 Unit

c. Gedung SD 6 Unit

d. Taman Pendidikan Alqur'an 36 Unit

3 Aset prasarana kesehatan

a. Posyandu 20 Unit

b. Polindes 2 Unit

c. MCK Umum 1 Unit

d. Sarana Air Bersih 1 Unit

4 Aset prasarana ekonomi

a. Pasar desa 1 Unit

b. Tempat Pelelangan Ikan - Unit

5 Kelompok Usaha Ekonomi Produktif

a. Jumlah kelompok usaha -- Kel

b. Jumlah kelompok usaha yang sehat -- Kel

6 Aset berupa modal

a. Total aset produktif -- Ha

b. Total pinjaman di masyarakat -- /Tahun

(32)

32 3.1.5. Potensi Sumber Daya Sosial Budaya

Desa : Ngestiharjo Kecamatan : Kasihan Kabupaten : Bantul Propinsi : DIY

Tabel 3.5 Sumber Data Sosial Budaya

No Uraian Sumber Daya Sosial Budaya Volume Satuan

1. Gotong royong 425 Orang

2. Adat istiadat -- Orang

3. Kelompok Usaha Ekonomi Produktif -- Orang

4. Kesenian Kuda Lumping 3 Kel

5. Kelompok Jami'yah Desa 600 Orang

6. Peringatan Hari Besar Nasional 1 Keg

7. Peringatan hari Besar Agama 5 Keg

8. Gabungan Kelompok Tani Desa 4 Kel

3.2. Masalah

Daftar peta permasalahan ini didapat dari hasil musrenbangdes penyusunan RPJM Desa Ngestiharjo yang menghadirkan masing-masing perwakilan dusun yang berkompeten dan mewakili unsur-unsur yang ada di dalamnya dengan menggunakan alat kaji Potret Desa, Diagram Venn Hubungan Kelembagaan serta Kalender Musim. Sebagai data tambahan, upaya observasi dan wawancara dengan para pihak terkait juga dilakukan, sehingga dimungkinkan tidak ada masalah, potensi dan usulan perencanaan pembangunan desa yang terlewatkan/tidak terakomodasi.

Semua pandangan yang muncul di inventarisir, di coding, dan diskoring, untuk kemudian diurutkan berdasarkan nilai permasalahan yang mendapat skoring terbanyak di masing-masing bidang. Karena begitu banyaknya masalah yang masuk maka diupayakan reduksi data, sehingga masalah di sini benar-benar masalah pokok dan penting.

Di bawah ini adalah daftar masalah yang secara kualitatif dirasakan oleh masyarakat yang bersumber dari potret desa, kalender musim dan bagan kelembagaan yang dikelompokkan menurut bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa.

(33)

33 Tabel 3.6 Bidang dan Permasalahan

No Bidang Masalah

1

Bidang Penyelenggaraan

Pemerintahan

1. Penetapan dan penegasan batas Desa; yaitu : patok batas desa dan updating peta batas desa. 2. Pendataan Desa; yaitu : profil desa, data warga

desa secara online.

3. Penyusunan tata ruang Desa; yaitu : pembangunan ruang hijau desa,

4. Penyelenggaraan musyawarah Desa; yaitu : Musrenbangdes

5. Pengelolaan informasi Desa; yaitu : peta desa, web desa, database penduduk desa.

6. Penyelenggaraan perencanaan Desa; yaitu : RPJMDes & RKPDes

7. Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa; yaitu : LPPD, APBDes & LRA 8. Penyelenggaraan kerjasama antar Desa; yaitu : Sarpras DAN SPP PNPM-MPd, BKAD, MAD, BUMDes antar Desa

9. Pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa; yaitu : Rehap dan Pembangunan Kantor Desa,

2

Bidang Pelaksanaan Pembangunan

1. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan Desa, yaitu : pembangunan jalan, drainase, Saluran Irigasi dan TPT

2. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan, yaitu : Polindes, Posyandu, PIKR, Kampung KB.

3. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan, yaitu : TK, PAUD, TPA

(34)

34

4. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi, yaitu : BUMDes, irigasi, UMKM, Pasar Desa.

5. Pelestarian lingkungan hidup, yaitu : penghijauan, program kali bersih,

3

Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

1. Pembinaan lembaga kemasyarakatan; yaitu : RT, LPMD, PKK, karang taruna, kelompok seni

2. Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban; yaitu : siskamling

3. Pembinaan kerukunan umat beragama; yaitu : FKUB

4. Pengadaan sarana dan prasarana olah raga; yaitu : lapangan olahraga

5. Pembinaan lembaga adat; yaitu : bersih desa/merti dusun, merti desa

6. Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat; yaitu : Muslimat, Bregada,

4

Bidang Pemberdayaan

Masyarakat

1. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan; yaitu : Gapoktan, Kelompok Wanita Tani (KWT), UMKM, Pelatihan penggunaan dan pemanfaatan Bahan bekas, Kopwan, Puap, koperasi simpan pinjam.

2. Pelatihan teknologi tepat guna; yaitu : biogas, pengelolaan sampah.

3. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa, dan Badan Permusyawaratan Desa; yaitu : Bimtek, Sosialisasi penyelenggaraan Pemerintah Desa, 4. Peningkatan kapasitas masyarakat; yaitu :

(35)

35 3.2.1 Isu/ masalah Utama

Berdasarkan hasil pengkajian potensi dan masalah maupun penggalian informasi dan aspirasi dari berbagai pihak, maka dapat dijelaskan gambaran permasalahan kunci yang dihadapi berikut prioritas penanggulangan masalah serta gambaran potensi unggulan beserta prioritas rencana pengembangannya. Untuk mengetahui secara detail mengenai potensi dan masalah yang ada di masing-masing dusun / Lingkungan dapat dilihat dalam lampiran.

Demikian potensi dan masalah yang berhasil dihimpun dalam tahap pengkajian keadaan desa. masalah dan potensi ini kemudian akan menjadi dasar dalam merumuskan visi, misi dan kebijakan pembangunan di Desa Ngestiharjo selama 6 tahun kedepan.

(36)

36 BAB IV

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

Dari sejarah perkembangan Desa Ngestiharjo serta kondisi masyarakat yang ada sekarang ini dengan didukung potensi dan masalah yang ada di Desa Ngestiharjo maka harapan dan pengembangan desa kedepan perlu adanya visi dan misi untuk mengatasi masalah dan mengelola potensi yang ada dalam menuju kesejahteraan masyarakat.

4.1 Visi dan Misi 4.1.1 Visi

Terwujudnya Pemerintahan Desa Yang Bertanggung Jawab, Peduli, Dan Professional Untuk Mencapai Masyarakat Desa Ngestiharjo Yang Mandiri, Sejahtera, Bermartabat, Berbasis Kearifan Lokal

4.1.2 Misi

1. Menyelenggarakan Tata Kelola Pemerintahan Desa Yang Bersih, Partisipatif, Tranparan Dan Akuntabel;

2. Memfasilitasi Pengembangan Kapasitas Sosial, Ekonomi, Budaya Warga Desa Ngestiharjo Agar Berdaya, Tangguh Dan Bermartabat;

3. Menghadirkan Pelayanan Kebutuhan Dasar Bagi Warga Desa Ngestiharjo Tanpa Diskriminasi;

4. Melestarikan Tradisi Masyarakat Desa Ngestiharjo Yang Toleran, Terbuka Pada Perubahan, Saling Percaya, Dan Gotong-Royong; 5. Menjalin Kerjasama Dengan Pelaku Usaha, Lembaga Pendidikan,

Komunitas Kreatif Dalam Mengembangkan Budaya Inovasi Untuk Percepatan Perubahan Desa Ngestiharjo;

Untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut, maka diperlukan arah kebijakan bagi pemerintah desa berupa tahapan-tahapan arah kebijakan sebagai berikut :

4.2 Kebijakan Pembangunan

Adanya sinergitas antara desa, kabupaten, provinsi dan Negara haruslah dimulai sejak sekarang ini agar kegiatan pembangunan tidak

(37)

37 saling tumpang tindih dan terencana dengan baik. Kebijakan pembangunan desa tidak lepas dari kebijakan pembanguna nasional yaitu pembangunan yang berkelanjutan merupakan proses pembangunan yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan keberlanjutan yang menyeluruh di segala bidang.

Untuk pencapian ini, diperlukan keterpaduan antara tiga pilar pembangunan yaitu kesinambungan dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Tiga pilar utama tersebut yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan harus saling bersinergi dan berintegrasi dalam perencanaan pembangunan.

Aspek-aspek tersebut harus diintegrasikan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan agar tercapai pembangunan berkelanjutan yang selain dapat menjaga lingkungan hidup (ekologi) dari kerusakan atau penurunan kualitas serta dapat menjaga keadilan sosial dan tidak mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi. Prediksi perekonomian pada tahun-tahun mendatang diharapkan akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, dimana rencana program-program diarahkan pada kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat yang bersifat produktif dan merupakan upaya konkrit dalam mendorong perkembangan sektor ekonomi dan keuangan masyarakat Desa Ngestiharjo.

Selain itu faktor-faktor internal yang masih ditemui dan perlu diantisipasi, antara lain semakin terbatasnya sumber-sumber pendapatan desa karena banyaknya regulasi yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang ada. Seperti penggunaan ADD yang masih lebih banyak dipergunakan untuk pembangunan fisik dan terbatasnya untuk kegiatan pengembangan sektor ekonomi masyarakat desa. Di sisi lain program penanggulangan bencana dan penanggulangan berbagai penyakit, masih sangat sedikit, kemudian adanya tuntutan terkait honor atau insentif bagi para lembaga masyarakat seperti pengurus BPD, LKD/LKMD, RT, Linmas, PAUD, dan TK sehingga memberikan beban biaya APBDesa yang cukup berat.

Tantangan kedepan dalam pembangunan desa memang tak lepas dari faktor internal dan eksternal. Pada kenyatannya desa belum menjadi daya tarik bagi penduduk, kemudian tingginya urbanisasi karena minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan di desa dan masih

(38)

38 tingginya jumlah keluarga petani miskin di desa merupakan tantangan yang perlu dihadapi dan diseleseaikan. Untuk itu pemerintah desa diharapkan mampu mengatasi masalah yang ada dan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki. Selanjutnya dalam penyusunan kebijakan juga perlu memperhatikan aspek-aspek yang dapat menunjang percepatan pembangunan desa dan sesuai dengan kebutuhan desa serta tepat sasaran, untuk itu secara umum kebijakan pembangunan Desa Ngestiharjo adalah sebagai berikut:

4.2.1 Pembangunan Fisik dan Infrastruktur

a. Mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan yang benar-benar kemanfaatannya dapat untuk mendukung kelancaran dan kenyamanan masyarakat dalam melaksanakan aktifitasnya

b. Pembangunan yang dilaksanakan mampu untuk peningkatan kapasitas, ketrampilan dan daya inovatif masyarakat, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan

c. Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Desa Ngestiharjo sehingga kemanfaatannya bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat

d. Menentukan skala prioritas pembangunan dalam penentuan anggaran setiap tahunnya sehingga tercapai tujuan yang tepat sasaran dan tidak salah target

e. Mengoptimalkan pembangunan fasilitas-fasilitas umum untuk dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi semua elemen masyarakat

f. Membuka link dan jalur sumber dana lain untuk membantu pencapaian di bidang pembangunan fisik dan infrastruktur

4.2.2 Pembangunan Sumber Daya Manusia

a. Mengadakan pelatihan-pelatihan dan bimbingan tekhnis untuk pengembangan kualitas SDM sehingga mampu untuk mandiri, berdaya dan tangguh dalam menghadapi persaingan

b. Meningkatkan kualitas SDM melalui kegiatan-kegiatan rutin keaagamaan, sosial dan budaya untuk menumbuhkan iman dan takwa yang kuat, rasa persaudaraan dan silaturahmi

(39)

39 antar warga yang kuat serta inovasi masyarakat untuk pengembangan diri dan kelompok/komunitas

c. Memfasilitasi masyarakat untuk pengembangan diri dan kelompok untuk kemajuan bersama bidang seni, budaya, sosial, olah raga, agama dan sebagainya.

d. Membuka link dan jalur sumber dana lain untuk membantu pencapaian di bidang pembangunan Sumber Daya Manusia

4.3 Kebijakan Ekonomi

Bidang ekonomi merupakan salah satu pilar utama yang harus diberdayakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga bidang ini termasuk salah satu prioritas pemerintah desa untuk dapat ditetapkan program-program kerja setiap tahunnya.

Rendahnya angka pendapatan masyarakat di Desa Ngestiharjo, banyaknya keluarga miskin yang ada dan tingkat pengangguran yang cukup tinggi menjadi permasalahan di pemerintah desa yang harus intens untuk dicarikan pemecahan.

Diperlukan strategi yang strategis untuk dapat mempercepat peningkatan ekonomi masyarakat melalui pembentukan lembaga ekonomi desa seperti BUMDes, UMKM, pelatihan–pelatihan bidang ekonomi kepada masyarakat agar bisa mendongkrak perekonomian.

Adapun penjabaran program ini meliputi :

4.3.1. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan bagi masyarakat maupun kelompok-kelompok masyarakat melalui berbagai macam usaha.

4.3.2. Pembentukan lembaga-lembaga ekonomi melalui wadah masyarakat yang terkoordinir pemerintah desa sehingga memudahkan dalam control dan pengawasan

4.3.3. Mengoptimalkan pengembangan BUMDes untuk peningkatan ekonomi masyarakat dengan mengelola sumber daya alam dan menggunakan kearifan lokal yang ada.

4.3.4. Membantu masyarakat untuk mendapatkan permodalan melalui unit-unit atau badan-badan usaha yang ada sehingga memepermudah untuk pengembangan perekonomian masyarakat

(40)

40 4.3.5. Menghidupkan asset desa yang belum optimal seperti Pasar Desa,

Potensi Wisata Rawa Kalibayem, kelompok usaha bersama beberapa kelompok dan lain-lain.

4.3.6. Berkembangnya potensi local bidang pertanian, hortikultura, industry dan pariwisata.

4.3.7. Meningkatnya ketahanan pangan melalui system kewaspadaan pangan dan gizi, lumbung pangan dan desa mandiri pangan. 4.3.8. Meningkatnya produktivitas pertanian melalui inovasi dan

penerapan teknologi tepat guna

4.3.9. Mengembangkan kawaasn usaha ekonomi mandiri berbasis ketrampilan masyarakat dan keluarga, guna mendukung pembangunan ekonomi desa.

4.4. Kebijakan Administrasi Desa

Penataan administrasi desa yang tersistem dan akuntabel merupakan strategy yang harus diterapkan untuk mewujudkan tertib administrasi yang bersih dan transparan kepada masyarakat, sehingga memudahkan dalam menetukan kebijakan berikutnya yang kontinyu dan jelas arah sasarannya.

Kemampuan pamong dan staf desa yang meliputi kemampuan personal, kompetensi dan profesionalisme sangat diharapkan untuk mewujudkan terciptanya administrasi yang tertib untuk memperlancar pelayanan kepoada masyarakat. Dengan kemampuan yang dipunyai ini, dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa sehingga peran aktif masyarakat untuk ikut membangun dan mandiri dalam membangun desa.

Adapun untuk pencapaian kebijakan administrasi desa ini dapat dijabarkan melalui program sebagai berikut :

4.4.1. Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan personal setiap pamong dan staf desa di bidang skill computer, public relationship dan komunikasi Bahasa Jawa

4.4.2. Penataan kembali system administrasi desa untuk mempermudah pelayanan, kerapian dan tertib administrasi serta perngarsipan data yang terintegrasi antara beberapa komponen

(41)

41 4.4.3. Penyusunan produk-produk hukum untuk menjaga tertib

administrasi yang harus ditegakkan secara konsekuen

4.4.4. Terciptanya transparansi data kepada masyarakat untuk kontrol dan tercapainya tujuan tepat sasaran.

4.4.5. Memanfaatkan technologi yang berkembang dalam penggarapan administrasi desa, sehingga memudahkan akses masyarakat dan kecepatan pelayanan.

4.4.6. Mengoptimalkan pelaksanaan Sistem Informasi Desa untuk memudahkan akses masyarakat terhadap seluruh kegiatan yang dilaksanakan pemerintah desa.

4.4.7. Dengan keterbukaan data dan kegiatan desa, diharapkan menciptakan peran partisipatif masyarakat

4.5. Kebijakan Sumber Daya Manusia

Peningkatan kualitas manusianya sebagai penggerak utama seluruh kegiatan termasuk juga dalam salah satu pilar untuk menopang jalannya pemerintah desa. Kapasitas skill dan kemampuan kinerja sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapat dalam pelayanan kepada masyarakat.

4.5.1. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di segala bidang dengan didasakan pada Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, dengan melaksanakan beberapa program sebagai berikut :

a. Peningkatan keimanan dan ketakwaan sejak usia dini melalui TPA / TPQ di masjid/musholla, gereja dan tempat ibadah agama lain untuk terbentuknya kesadaran beribadah sejak dini.

b. Peningkatan kajian rutin keagamaan di masyarakat yang diimbangi dengan fasilitasi pemerintah desa untuk mendukung kegiatan-kegiatan hari besar agama dan peningkatan fasilitas untuk memperlancar kegiatan keagamaan.

c. Peningkatan keimanan dan ketakwaan personal melalui pererat hubungan di dalam keluarga, antar warga dan seluruh masyarakat di Ngestiharjo

4.5.2. Terwujudnya masyarakat yang mempunyai potensi, kemampuan dan ketrampilan di segala bidang yang mampu

(42)

42 untuk mandiri serta meningkatkan kesejahteraan. Penjabaran kebijakan ini dapat dilihat sebagai berikut :

a. Peningkatan pelatihan-pelatihan ketrampilan untuk masyarakat di segala bidang

b. Fasilitasi dan pendampingan kepada masyarakat yang telah menerima pelatihan sebagai tindak lanjut hasil pelatihan c. Membantu akses permodalan dengan menjalin kerjasama

dengan lembaga-lembaga keuangan untuk membantu permodalan

d. Penguatan lembaga-lembaga yang memperkuat ekonomi masyarakat

e. Fasilitasi seni, budaya, olahraga untuk pencapaian pengembangan dan prestasi bagi masyarakat.

4.6. Kebijakan Keuangan Desa 4.6.1 Kebijakan Pendapatan Desa

Penentuan arah kebijakan keuangan ini didasarkan pada Peraturan Bupati Nomor 131 tahun 2018 tentang pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Desa. Dalam peraturan ini jenis-jenis pendapatan desa ini telah dirinci menurut pendapatan desa selanjutnya untuk jenis pungutan desa telah diatur dalam peraturan ini.

Sumber-sumber keuangan desa ini bersumber pada Dana Desa melalui APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten, Pendapatan Asli Desa dan sumber bantuan lain seperti Bagi Hasil Pajak, pungutan tanah kas desa diharapkan dapat meningkat sehingga mampu memenuhi rencana pembangunan di Desa Ngestiharjo.

Adapun sumber keuangan desa sebagai berikut : a. Dana Desa dari pusat

b. Alokasi Dana Desa

c. Pendapatan Asli Daerah dari Tanah Kas Desa, Aset Desa, Swadaya d. Dana Keistimewaan Jogja

e. Dana Bantuan sumber lain seperti program dinas, lintas sektoral, donatur

4.6.2 Kebijakan Belanja Desa

Arah kebijakan belanja desa difokuskan untuk peningkatan pemberdayaan masyarakat selain untuk pembangunan fisik

(43)

43 infrastruktur bagi masyarakat. Adapun bidang yang masuk dalam arah kebijakan ini adalah :

a. Bidang Pemerintahan b. Bidang Kesejahteraan c. Bidang Pelayanan d. Bidang Umum

e. Bidang Perencanaan pembangunan desa.

4.7 Kebijakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan masyarakat yang berbanding lurus dengan peningkatan pembangunan fisik dan infrastruktur, akan berpengaruh pada sumber daya alam dan kawasan lingkungan hidup sekitar.

Diperlukan suatu strategy dan arah kebijakan yang dapat menjaga dan membangun lingkungan yang tetap memelihara ekosistem yang ada pada lingkungan.

Adapun program ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

4.7.1. Penataan tata ruang lingkungan dengan melihat keseimbangan antara kawasan pemukiman dan kawasan hijau sebagai serapan air tanah

4.7.2. Meningkatakan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan menjaga kondisi lingkungan di sekitar masyarakat sendiri

4.7.3. Fasilitasi dan pelatihan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat 4.7.4. Menciptakan kawasan ramah lingkungan dan ramah anak untuk

menjaga kawasan yang aman dan nyaman bagi masyarakat sendiri 4.7.5. Pemanfaatan potensi sumber daya alam secara bijaksana melalui

pendampingan, pengelolaan dan penerapan teknologi tepat guna 4.7.6. Menjalin kerjasama dengan instansi, lembaga dan akademisi yang

dapat membantu pengawasan sumber daya alam dan lingkungan melalui kajian, terapan, sosialisasi dan perbaikan kepada masyarakat, sehingga dapat terjaga dengan baik.

4.7.8. Terbentuknya ruang Terbuka Hijau di setiap pedukuhan yang dipergunakan sebagai sarana kegiatan dan komunikasi antar warga

(44)

44 Dengan banyakanya karakter keragaman sosial budaya masyarakat di wilayah Desa Ngestiharjo, maka perlu dilakukan akomodasi untuk menampung semua aspirasi masyarakat yang ada. Adapun program yang mengakomodir kebiijakan di bidang sosial budaya ini meliputi :

4.8.1. Mengadakan pertemuan rutin bagi warga masyarakat baik di tingkat RT sampai Pemerintah Desa sebagai ujud untuk menjalin silaturahmi dan persaudaraan di wilayah Desa Ngestiharjo

4.8.2. Mengadakan sarasehan social dan budaya di masyarakat, sebagai wujud untuk nguri-uri kabudayan setempat yang ada

4.8.3. Mengadakan event-event rutin yang melibatkan semua komponen masyarakat sehingga terjalin jiwa sosial dan persatuan antar warga

4.8.4. Study banding, sarasehan dan pelatihan-pelatihan yang rutin diadakan untuk meng-up grade kapasitas diri agar tidak tertinggal dengan daerah lain

4.8.5. Memfasilitasi dan mengakomodir seni dan budaya dari masyarakat sebagai ujud persatuan bersama di tiap-tiap pedukuhan.

4.8.6. Sosialisasi tentang berbagai macam program saling berbagi, saling mengerti dan saling menghargai Antara warga satu dengan yang lainnya

4.8.7. Membentuk wadah-wadah komunitas sosial budaya untuk mempermudah komunikasi antar warga dan menjalin persaudaraan seluruh Desa Ngestiharjo

4.8.8. Mengagendakan kegiatan rutin sosial dan budaya yang melibatkan banyak komunitas untuk menjaga keeratan persaudaraan dan rasa keluarga besar satu Ngestiharjo

4.9. Kebijakan Kesehatan

Kesadaran masyarakat terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang masih rendah dengan diikuti pemahaman perilaku hidup sehat yang masih kurang, menjadikan suatu pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, karena hampr menyeluruh terjadi di semua wilayah Desa Ngestiharjo.

Permasalahan sampah, pembuangan limbah domestic maupun peternakan, hygiene dan sanitasi lingkungan serta perilaku buruk kesehatan adalah prioritas yang harus diselesaikan, karena akumulasi

Gambar

Tabel 2.1 Nama Lurah Desa Ngestiharjo berdasarkan periode
Tabel 2.2 jumlah penduduk berdasarkan wilayah
Tabel  2.4  menunjukkan  bahwa  ketersediaan  tenaga  kerja  desa  Ngestiharjo  dari  jumlah  penduduk  untuk  angkatan  kerja  muda  mencapai  14,08%,  angkatan  kerja  sedang  sebesar  38,22%,  sedangkan untuk angkatan kerja tua sebesar 18,28%
Tabel 2.5 jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian   No  Pedukuhan  Petani  Buruh  Pedagang  PNS  Peg
+7

Referensi

Dokumen terkait

Musyawarah Desa atau yang disebut nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh

Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah forum musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengan MPPD adalah musyawarah antara Badan Permu syawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh

Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah

Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh

Musyawarah Perencanaan Pembangunan adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah