Penulis :
Rinson Sitanggang, S.T., M.T., 08123306589 email:
[email protected]
Penelaah :
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotifdan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
i
KATA SAMBUTAN
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajarsiswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogic dan profesional padaakhirtahun 2015. Hasil UKG menunjukkan petakekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompok kan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran
(blended) tatap muka dengan online.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik danTenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik danTenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit PelaksanaTeknis di lingkungan DirektoratJenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka dan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP in iuntuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumarna Surapranata, Ph.D NIP. 195908011985031002
ii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... xii
PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Tujuan ... 2
C.Peta Kompetensi ... 3
D.Ruang Lingkup ... 3
E.Saran Cara Penggunaan Modul ... 4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: IDENTIFIKASI KOMPONEN SISTEM KELISTRIKAN BODI STANDART DAN PENGAMAN ... 5
A.Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat : ... 5
B.Indikator pencapian kompetensi : ... 5
C.Uraian materi ... 5
D.Aktivitas belajar ... 14
E.Latihan/kasus/tugas ... 14
F. Rangkuman ... 14
G.Umpan balik dan tindak lanjut ... 15
H.Kunci jawaban ... 15
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM LAMPU TANDA BELOK, KLAKSON 17 A.Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ... 17
B.Indikator pencapian kompetensi : ... 17
C.Uraian materi ... 17
D.Aktivitas belajar ... 26
E.Latihan/kasus/tugas ... 27
F. Rangkuman ... 27
Lampu tanda belok berfungsi untuk : ... 27
G.Umpan balik dan tindak lanjut ... 27
H.Kunci jawaban ... 28
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: RELAY, LAMPU REM DAN LAMPU MUNDUR ... 29
A.Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ... 29
B.Indikator pencapian kompetensi : ... 29
C.Uraian materi ... 29
D.Aktivitas belajar ... 40
E.Latihan/kasus/tugas ... 40
F. Rangkuman ... 41
G.Umpan balik dan tindak lanjut ... 41
H.Kunci jawaban ... 41
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: PERLENGKAPAN PENGAMAN KELISTRIKAN BODI DAN JENIS-JENIS PENGAMAN KELISTRIKAN ... 43
A.Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ... 43
B.Indikator pencapian kompetensi : ... 43
C.Uraian materi ... 43
D.Aktivitas Pembelajaran ... 48
E.Latihan/kasus/tugas ... 49
F. Rangkuman ... 49
G.Umpan balik dan tindak lanjut ... 49
H.Kunci jawaban ... 50
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5: SISTEM PENGHAPUS KACA/ PEMBERSIH KACA ... 51
A.Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ... 51
B.Indikator pencapian kompetensi : ... 51
C.Uraian materi ... 51
D.Aktivitas Pembelajaran ... 56
E.Latihan/kasus/tugas ... 56
F. Rangkuman ... 58
G.Umpan balik dan tindak lanjut ... 58
H.Kunci jawaban ... 59
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6: MERANGKAI SISTEM KELISTRIKAN BODI STANDAR DAN WIRING KELISTRIKAN ... 61
A.Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ... 61
B.Indikator pencapian kompetensi : ... 61
C.Uraian materi: ... 61
iv
E.Latihan/kasus/tugas ... 82
F. Rangkuman ... 83
G.Umpan balik dan Tindak lanjut ... 83
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7: MERANGKAI SISTEM KELISTRIKAN BODI STANDAR ... 85
A.Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ... 85
B.Indikator pencapian kompetensi : ... 85
C.Uraian materi ... 86
D.Aktivitas Pembelajaran ... 97
E.Latihan/kasus/tugas ... 97
F. Rangkuman ... 97
G.Umpan balik dan tindak lanjut ... 98
H.Kunci jawaban ... 98
KEGIATAN PEMBELAJARAN 8: DIAGNOSIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENERANGAN, TANDA DAN PENGHAPUS KACA/ PEMBERSIH KACA ... 100
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ... 100
B. Indikator pencapian kompetensi : ... 100
C. Uraian materi ... 101
D.Aktivitas Pembelajaran ... 109
E.Latihan/kasus/tugas ... 109
F. Rangkuman ... 110
G.Umpan balik dan tindak lanjut ... 111
H.Kunci jawaban ... 112
KEGIATAN PEMBELAJARAN 9: PERBAIKAN RANGKAIAN SISTEM PENERANGAN, TANDA DAN PENGAMAN ... 114
A.Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat : ... 114
B.Indikator pencapian kompetensi : ... 114
C.Uraian materi ... 116
D.Aktivitas Pembelajaran ... 126
E.Latihan/kasus/tugas ... 127
F. Rangkuman ... 127
G.Umpan balik dan tindak lanjut ... 127
KEGIATAN PEMBELAJARAN 10: DIAGNOSIS DAN PERBAIKAN SISTEM
PENGHAPUS KACA/ PEMBERSIH KACA ... 130
A.Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat: ... 130
B.Indikator pencapian kompetensi : ... 130
C.Uraian materi ... 131
D.Aktivitas Pembelajaran ... 134
E.Latihan/Kasus/Tugas. ... 134
F. Rangkuman ... 135
G.Umpan balik dan tindak lanjut ... 135
H.Kunci jawaban. ... 135 PENUTUP ... 138 EVALUASI ... 138 PENUTUP ... 141 DAFTAR PUSTAKA ... 142 GLOSARIUM ... 143
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Lampu kepala 2 filamen ... 6
Gambar 1. 2 Konstruksi H4 ... 6
Gambar 1. 3 Lampu kepala dengan lampu pijar ... 8
Gambar 1.4 Titik api sejajar dengan sumbu utama reflektor untuk lampu jauh ... 9
Gambar 1.5 Filamen lampu terletak di depan titik api ... 9
Gambar 1.6 Kaca bias ... 10
Gambar 1.7 Macam-macam kaca bias ... 10
Gambar 1.8 Arah penyinaran yang salah ... 11
Gambar 1.9 Arah penyinaran yang betul ... 11
Gambar 1.10 Aturan sinar lampu kepala ... 12
Gambar 1.11 Proyeksi sinar pada papan penyetel ... 12
Gambar 1.12 Proyeksi sinar Lampu dekat simetris papan penyetel ... 12
Gambar 1.13 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Europa pada papan penyetel 13 Gambar 1.14 Konstruksi sendok (tundung) lampu pijar asimetris ... 13
Gambar 1.15 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Amerika pada papan penyetel13 Gambar 1.16 Proyeksi sinar lampu jauh asimetris Amerika pada papan penyetel .. 14
Gambar 2. 1 Rangkaian lampu tanda belok dengan pengedip bimetal ... 18
Gambar 2. 2 Pengedip model kawat panas mulai dengan lampu hidup... 19
Gambar 2. 3 Pengedip model kawatpanas mulai dengan lampu mati ... 20
Gambar 2. 4 Pengedip Koondensator ... 20
Gambar 2. 5 Simbol dari rangkaian transistor dengan komponen-komponen lain. . 21
Gambar 2. 6 Rangkaian pengedip sirkuit integritas ... 21
Gambar 2. 7 Klakson listrik dengan arus bolak-balik (AC) ... 22
Gambar 2. 8 Klakson model piringan ... 23
Gambar 2. 9 Klakson model siput (spiral) ... 23
Gambar 2. 10 Prinsip dasar klakson listrik DC (Palu Wagner) ... 23
Gambar 2. 11 Konstruksi klakson piringan ... 24
Gambar 2. 12 Konstruksi klakson model siput (spiral) ... 24
Gambar 2. 13 Klakson udara ... 25
Gambar 2. 14 Klakson udara dengan katup relai elektro pneumatis (kompresor rem angin) ... 26
Gambar 3. 1 Rangkaian tanpa relai ... 30
Gambar 3. 2 Rangkaian dengan relai ... 30
Gambar 3. 3 Konstruksi dasar relai ... 30
Gambar 3. 4 Relai menutup ... 31
Gambar 3. 5 Rangkaian klakson dengan relai menutup ... 31
Gambar 3. 6 Rangkaian lampu kabut dengan relai menutup ... 31
Gambar 3. 7 Contoh pemakaian relai menutup ... 32
Gambar 3. 8 Relai kombinasi ... 32
Gambar 3. 9 Relai 2 langkah ... 33
Gambar 3. 10 Rangkaian lampu kepala dengan relai 2 langkah ... 33
Gambar 3. 11 Relai memakai tahanan ... 34
Gambar 3. 12 Relai memakai diode ... 34
Gambar 3. 13 Posisi lampu rem ... 34
Gambar 3. 14 Rangkaian lampu rem ... 35
Gambar 3. 15 Sakelar lampu rem ada 2 macam Sakelar hidrolis ... 35
Gambar 3. 15 Sakelar hidrolis ... 35
Gambar 3. 17 sakelar rem mekanis ... 36
Gambar 3. 16 Lampu kontrol rem mekanis ... 36
Gambar 3. 18 Lampu kontrol permukaan minyak rem ... 36
Gambar 3. 18 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar mekanis ... 37
Gambar 3. 19 Lampu kontrol menyala jika tekanan kurang ... 37
Gambar 3. 20 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar hidraulis ... 37
Gambar 3. 21 Rangkaian posisi diam ... 38
Gambar 3. 22 Salah satu sistem rem rusak ... 38
Gambar 3. 23 Lampu kontrol keausan sepatu rem ... 38
Gambar 3. 24 Kontrol ketebalan kanvas rem ... 39
Gambar 3. 25 Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem ... 39
Gambar 3. 26 Rangkaian lampu mundur ... 39
Gambar 3. 27 Sakelar lampu mundurterpasang pada rumah roda gigi transmisi. ... 40
Gambar 4. 1 Fuse/Sekring tipe blade dan tipe cartridge ... 44
Gambar 4. 2 Sekring tipe blade Maxi, Standart dan Mini dan tipe cartridge ... 45
Gambar 4. 3 Fusiblelink tipe cartridge dan tipe links ... 46
Gambar 4. 4 Fusible link dengan berbagai kode warna ... 46
viii
Gambar 4. 6 Konstruksi Circuit breaker Manual reset type Mechanical dan
Automatic resetting type Mechanical ... 47
Gambar 4. 7 Sistem bimetal pada circuit breaker ... 48
Gambar 4. 8 Circuit breaker penyetelan biasa (manually-reset type mechanical) ... 48
Gambar 5. 1 Konstruksi umum penghapus kaca ... 51
Gambar 5. 2 Posisi pemasangan penghapus kaca... 52
Gambar 5. 3 Macam-macam gerakan lengan penghapus kaca depan ... 52
Gambar 5. 4 Penghapus kaca satu kecepatan dan sakelar pemberhentian terakhir ... 53
Gambar 5. 5 Penghapus kaca dengan magnet listrik ... 53
Gambar 5.6 Penghapus kaca dengan dua kecepatan ... 54
Gambar 5. 7 Kecepatan 1 dan 2 sama seperti rangkaian sebelumnya ... 54
Gambar 5. 8 Penghapus kaca dengan pengatur waktu (interval) ... 55
Gambar 5. 9 Bagian pembersih kaca ... 55
Gambar 5. 10 Sistem air pembersih kaca ... 56
Gambar 6. 1 Rangkaian listrik secara sederhana ... 63
Gambar 6. 2 Rangkaian listrik secara sederhana menggunakan sekering ... 63
Gambar 6. 4 lampu rem dan lampu mundur arus yang mengalir harus melalui kunci kontak ... 67
Gambar 6. 5 Lampu kota hanya menggunakan 2 sekering dan lampu nomer ikut lampu kota sebelah kanan ... 68
Gambar 6. 6 lampu rem dan lampu mundur melalui kunci kontak Lampu kota menggunakan 2 sekering dan lampu nomer ikut lampu kota sebelah kanan... 68
Gambar 6. 7 Rangkaian lampu kepala dengan Relai sebagai kontrol lampu blit ... 70
Gambar 6. 8 Rangkaian lampu kepala dengan Relai sebagai Sakelar dim ... 70
Gambar 6. 9 Rangkaian lampu kepala menggunakan relai pemindah 2 langkah .... 71
Gambar 6. 10 Rangkaian lampu kepala dengan relai sebagai kontrol lampu kepala/kota ... 71
Gambar 6. 11 Rangkaian lampu jauh tambahan ... 73
Gambar 6. 12 Rangkaian 4 lampu kepala sealed beam ... 73
Gambar 6. 13 Rangkaian 4 lampu kepala halogen ... 74
Gambar 6. 14 Rangkaian lampu kabut tambahan ... 75
Gambar 6. 15 Rangkaian 1 klakson ... 76
Gambar 6. 17 Rangkaian 2 (dua) klakson melalui kunci kontak ... 77
Gambar 6.18 Simbol-simbol pengedip (flasher) ... 78
Gambar 6. 19 Rangkaian lampu tanda belok dengan flasher bimetal ... 80
Lampu tanda belok dan hazard menggunakan diode ... 80
Gambar 6. 20 Rangkaian Lampu tanda belok dan hazard menggunakan diode ... 80
Gambar 6. 21 Rangkaian Lampu tanda belok dan hazard menggunakan saklar hazard ... 81
Gambar 6. 22 Rangkaian Lampu tanda belok dan hazard menggunakan saklar hazard dilengkapi dengan lampu kontrol hazard ... 82
Gambar 7. 1 Pengabelan sederhana ... 87
Gambar 7. 2 letak komponen di rak rangkaian ... 87
Gambar 7. 3 Rangkaian lampu kota ... 88
Gambar 7. 4 letak komponen lampu kota di rak rangkaian ... 88
Gambar 7. 5 Rangkaian lampu kepala ... 88
Gambar 7. 6 letak komponen lampu kepala di rak rangkaian ... 89
Gambar 7. 7 Rangkaian lampu rem ... 89
Gambar 7. 8 Rangkaian lampu kota dan lampu kepala ... 90
Gambar 7. 9 Rangkaian lampu kota dan lampu kepala dengan lampu blitz ... 90
Gambar 7. 10 Rangkaian lampu kota dan lampu kepala,lampu blitz dengan relai .. 91
Gambar 7. 11 Rangkaian lampu kepala menggunakan relai pemindah 2 langkah .. 91
Gambar 7. 12 Lampu tanda belok dengan lampu kontrol 1 biji ... 92
Gambar 7. 13 Lampu tanda belok dengan lampu kontrol 2 biji ... 93
Gambar 7. 14 Rangkaian hazard dan lampu tanda belok menggunakan dioda ... 93
Gambar 7. 15 Rangkaian hazard dan lampu tanda belok ... 94
Gambar 7. 16 Rangkaian hazard dan lampu tanda belok menggunakan flasher elektronik ... 94
Gambar 7. 17 Rangkaian klakson sederhana ... 95
Gambar 7. 18 Rangkaian 2 klakson... 95
Gambar 7. 19 Rangkaian 2 klakson dengan relai ... 95
Gambar 7. 20 Rangkaian 3 klakson dengan relai ... 96
Gambar 7. 21 Rangkaian lampu rem dan lampu kontrol rem tangan ... 96
Gambar 7. 22 Rangkaian lampu rem dan lampu kontrol rem tangan ... 96
Gambar 7. 23 Rangkaian lampu mundur ... 96
x
Gambar 8. 3 posisi nok lampu ... 103
Gambar 8. 4 Cara melepas lampu tusuk dorong ke dalam/tarik keluar dengan lurus ... 104
Gambar 8. 5 Cara melepas lampu sofite tempelkan salah satu ujung Kemudian dorong atau tarik ... 104
Gambar 8. 6 Cara memegang lampu halogen ... 104
Gambar 8. 7 Kondisi karet dan kelonggaran pada engsel dan bantalan lengan penghapus ... 104
Gambar 8. 8 Kontrol / stel arah semprotan nosel pembasuh ... 105
Gambar 8. 9 Saklar kombinasi ... 105
Gambar 8. 10 Lampu mundur,lampu ruangan penumpang ... 106
Gambar 8. 14 Posisi penyetelan lampu kepala antara lampu kepala dan papan penyetel. ... 106
Gambar 8. 15 Penempatan tali vertikal pada papan penyetel ... 107
Gambar 8. 16 Penempatan tali horizontal pada papan penyetel... 107
Gambar 8. 17 Hasil proyeksi lampu Europa pada papan penyetel ... 107
Gambar 8. 18 Hasil proyeksi lampu Amerika “Sealed beam”pada papan penyetel ... 108
Gambar 8. 19 Penyetelan posisi lampu atas-bawah dan kiri-kanan ... 109
Gambar 9. 1 Jenis sekering ... 116
Gambar 9. 2 langkah-langkah mengganti Sekering ... 117
Gambar 9. 3 Bola lampu kepala Halogen H4... 118
Gambar 9. 4 langkah-langkah mengganti bola lampu kepala ... 119
Gambar 9. 5 lampu mundur ... 120
Gambar 9. 6 Macam kabel ... 121
Gambar 9. 8 Salah satu bentuk konektor (soket) kabel ... 123
Gambar 9. 9 Bentuk dan Teknik Penguncian Pada Konektor Kabel ... 123
Gambar 9. 10 Macam Bentuk Konektor dan Jumlah Terminalnya ... 123
Gambar 9. 11 Langkah melepas konektor kabel ... 124
Gambar 9. 12 Melepas terminal konektor ... 124
Gambar 9. 13 Macam – macam bentuk terminal konektor kabel (soket) dan Tang terminal konektor Kabel ... 125
Gambar 9. 14 Menyambung kabel yang putus ... 125
Gambar 10. 1 Rangkaian penghapus kaca dengan satu kecepatan dan posisi mati automatis ... 131 Gambar 10. 2 .Rangkaian penghapus kaca dengan dua kecepatan dan posisi mati
otomatis. ... 132 Gambar 10. 3 Rangkaian penghapus kaca dua kecepatan yang dilengkapi dengan
interval tetap ... 132 Gambar 10. 4 Rangkaian penghapus kaca dengan interval yang diregulasi ... 133 Gambar 10. 5 Rangkaian penghapus kaca dengan interval yang diregulasi pada
motor ... 133 Gambar 10. 6 Rangkaian penghapus kaca yang dilengkapi dengan penyemprot air ... 134
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nama,tegangan dan daya lampun dan daya lampu ... 7
Tabel 6. 1 Penghantar listrik ... 61
Tabel 6. 2 Penghantar listrik ... 62
Tebal 6.3 garis gambar sangat tergantung pada besar arus dan lokasi (kegunaan)62 Tabel 6.4 Sistem penerangan sederhana ... 65
Tabel 6.5 Komponen-komponen ... 65
Tabel 6.6 Rangkaian lampu kota denga relay ... 69
Tabel 6. 7 Nama Simbol ... 74
Tabel 6. 8 Nomor Kode Terminal ... 75
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul Diklat PKB Guru Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Grade 5 ini
berisikan materi tentang perbaikan sistem penerangan, tanda, pengaman, penghapus/pembersih Kaca. Materi yang ada dirangcang untuk dapat memenuhi tuntutan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Standar Kompetensi Guru Profesional (SKG) bagi guru paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan.
Penjelasan materi dalam modul ini dilengkapi dengan gambar-gambar teknik kendaraan ringan sehingga guru pembelajar akan mudah untuk memahami informasi yang tersaji dalam modul.
Dalam mempelajari materi “Pengetahuan”, pembelajar diharapkan membaca uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas, mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya.
Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan, misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja, melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan siap untuk
membuat power point sendiri untuk siap diajarkan.
Aktifitas pembelajaran “keterampilan” terkait dengan materi kendaraan ringan, khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan
yang digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar
mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran “Keterampilan” dengan baik
dan aman. Ketuntasan pembelajaran “Keterampilan” adalah jika pembelajar dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut.
B. Tujuan
Melalui proses pembelajaran mandiri dengan sumber belajar utama modul ini, diharapkan guru pembelajar memiliki kompetensi, dengan indikator sebagai berikut:
1. Menelaah sistem penerangan,tanda,pengaman
2. Mendiagnosis kerusakan sistem penerangan,tanda,pengaman 3. Memperbaiki sistem penerangan,tanda,pengaman
4. Menelaah sistem penghapus/pembersih kaca
5. Mendiagnosis kerusakan pada sistem penghapus/pembersih kaca 6. Memperbaiki sistem penghapus/pembersih kaca
3
C. Peta Kompetensi
Bidang Keahlian
: Teknologi dan Rekayasa
Jenjang
: Guru SMK
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Paket Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
GRAD
E
3
P
e
rba
ik
a
n Me
s
in Ke
n
da
ra
a
n Ringa
n
GRAD
E
4
P
e
rba
ik
a
n S
is
tem
R
e
m
GRAD
E
5
P
e
rba
ik
a
n S
is
tem
P
e
ne
ra
ng
an
,
T
a
nda,
P
e
ngama
n d
a
n P
e
nghapus
Ka
c
a
GRAD
E
6
P
e
rba
ik
a
n S
is
tem
P
e
ngapi
a
n, S
is
tem
S
tarte
r da
n
P
e
ngis
ia
n
GRAD
E
7
P
e
rba
ik
a
n S
is
tem
Ko
pling,
Tra
ns
m
is
i
d
a
n
Ga
rda
n
GRAD
E
8
P
e
rba
ik
a
n S
is
tem
B
a
ha
n Bak
a
r Be
ns
in
da
n Die
s
e
l
GRAD
E
9
P
e
rba
ik
a
n S
is
tem
K
e
mudi,
S
us
pe
n
s
i
da
n
W
he
e
l
Aligme
nt
GRAD
E
1
0
P
e
rba
ik
a
n S
is
tem
Air
Cond
itioning (A
c
)
da
n Ass
e
s
oris
GRADE 1
Perawatan Berkala Mesin Kendaraan
Ringan
GRADE 2
Perawatan Berkala Casis, Pemindah
Tenaga dan Listrik Kendaraan Ringan
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini adalah: 1. Sistem penerangan,tanda,pengaman
2. Diagnosis kerusakan sistem penerangan,tanda,pengaman 3. Perbaikan sistem penerangan,tanda,pengaman
4. Sistem penghapus/pembersih kaca
5. Diagnosis kerusakan pada sistem penghapus/pembersih kaca
E. Saran Cara Penggunaan Modul
Guru pembelajar diharapkan memiliki sikap mandiri dalam belajar, dapat berperan aktif dan berinteraksi secara optimal dengan sumber belajar. Oleh karena itu langkah kerja berikut perlu diperhatikan secara baik :
1. Bacalah modul ini secara berurutan dari halaman paling depan sampai halaman paling belakang. Pahami dengan benar isi dari setiap kegiatan belajar yang ada.
2. Untuk memudahkan anda dalam mempelajari modul ini, maka pelajari terlebih dahulu Tujuan Akhir Pembelajaran dan Ruang Lingkup yang akan dicapai dalam modul ini.
3. Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini agar kompetensi anda berkembang sesuai standar.
4. Lakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi sesuai rencana yang telah anda susun.
5. Sebelum anda dapat menjawab dengan baik latihan dan tugas atau tes yang ada pada setiap akhir materi, berarti anda belum memperoleh ketuntasan dalam belajar. Ulangi lagi pembelajarannya sampai tuntas, setelah itu diperbolehkan untuk mempelajari materi berikutnya.
5
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: IDENTIFIKASI
KOMPONEN SISTEM KELISTRIKAN BODI
STANDART DAN PENGAMAN
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat :
1. Menjelaskan kegunaan sistem penerangan2. Menjelaskan macam-macam lampu pijar 3. Menjelaskan reflektor,kaca bias
4. Menjelaskan aturan sinar lampu kepala,proyeksi sinar pada jalan raya dan papan penyetel lampu kabut
B. Indikator pencapian kompetensi :
1. Penjelasan kegunaan sistem penerangan 2. Penjelasan macam-macam lampu pijar 3. Penjelasan reflektor,kaca bias4. Penjelasan aturan sinar lampu kepala,aturan papan penyetel lampu kabut
C. Uraian materi
1. Pendahuluan
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan lalu lintas No. 22 tahun 2009 bahwa perlengkapan kelistrikan bodi standar yang harus dipenuhi dalam kendaraan bermotor baik kendaraan ringan maupun kendaraan berat adalah : 1) Perlengkapan kelistrikan bodi sistem penerangan
2) Perlengkapan kelistrikan bodi sistem tanda
3) Perlengkapan kelistrikan bodi sistem penghapus kaca 4) Perlengkapan pengaman kelistrikan bodi
Menurut fungsi sistem penerangan dapat dibagi menjadi dua kegunaan utama yaitu:
1) Untuk melihat (pengemudi) 2) Yang terlihat orang lain 3) Yang terlihat pada siang hari 4) Yang terlihat pada malam hari
1.1 Macam-macam lampu pijar
Terdiri dari :
1) Lampu pijar biasa 2) Lampu pijar halogen
1.1.1 Lampu biasa
Fungsi: Apabila filamen menjadi panas walfram akan memijar dan mengeluarkan
cahaya sekitar 10 – 18 lumen/watt. Supaya filamen tidak terbakar udara harus
dikosongkan. Filamen disini tidak boleh terlalu panas karena walfram akan menguap dan menghitamkan gelas.
Konstruksi lampu kepala
Gambar 1. 1 Lampu kepala 2 filamen
Nok supaya bola lampu dapat duduk dengan posisi yang betul
1.1.2 Lampu halogen
Konstruksi lampu H4
Gambar 1. 2 Konstruksi H4
Fungsi :
Lampu halogen menyala lebih terang dari pada lampu pijar
biasa karena filamen lebih
panas.
Akibat filamen yang lebih panas
walfram akan menguap lebih
cepat. Supaya uap walfram tidak berkondensasi di atas gelas, maka lampu harus diisi
7
Gas halogen akan membantu supaya walfram bisa kembali sendiri ke filamen.
Spesifikasi :
a) Tekan gas :1) 10 bar
2) Ruang didalam lampu harus kecil 3) Ruangan yang kecil tutup gelas menjadi
lebih dekat dengan filamen, akibatnya gelas juga lebih panas
b) Tutup gelas lampu :Karena gelas juga akan menjadi lebih panas
maka gelas dibuat dari pasir kuarsa yang tahan terhadap temperature tinggi
c) Gas halogen : Terbuat dari Natrium Bromida
1.1.3 Lampu kepala
Fungsi : lampu kepala untuk membungkus berkas cahaya untuk memberikan kuat penerangan kuat penerangan yang cukup pada arah yang kita inginkan. Lampu kepala pada dasarnya bisa dibagi menjadi 2 :
1) Lampu kepala pijar
2) Lampu kepala dengan sealed beam
1.1.4 Lampu kepala dengan lampu pijar
Konstruksi
Gambar 1. 3 Lampu kepala dengan lampu pijar
1.1.5 Reflektor :
Reflektor merupakan cermin cekung yang berbentuk parabola fungsinya untuk memantulkan sinar lampu pijar, supaya sifat refleksi cukup baik maka permukaan reflektor dilapisi dengan alumunium. hal ini dilakukan dengan menguapkan pada bidang parabola.
1.1.6 Titik api :
Apabila sinar datang dari titik api maka sinar akan dipantulkan sejajar sumbu utama reflektor Keterangan 1 = Lampu pijar 2 = Reflektor 3 = Kaca bias 4 = Pemegang lampu kepala 5 = Tutup lampu pijar
9
1.1.6 Lampu jauh :
Dengan berpedoman pada sifat reflektor maka filamen lampu jauh diletakkan pada titik api supaya cahaya yang dipantulkan dapat dipantulkan sejajar
1.1.7 Lampu dekat :
Gambar 1.5 Filamen lampu terletak di depan titik api
1.1.8 Sealed beam :
Suatu lampu kepala yang menggunakan filamen reflektor dan kaca bias dirakit menjadi satu tidak bisa dibuka-buka. Kalau satu filamen rusak semua unit perlu diganti. Kaca bias di sini berfungsi untuk melindungi filamen dan penyebar cahaya
1.1.9 Kaca bias
Pada kenyataannya reflektor parabola itu ditengah-tengah memberikan penyinaran yang terkuat, sehingga akan terjadi suatu bercak cahaya diatas jalan. Untuk menghindari itu dipasang kaca bias
Gambar 1.4 Titik api sejajar dengan sumbu utama reflektor untuk lampu jauh
Filamen lampu dekat terletak di depan titik api, supaya hasil pantulan bisa sempurna ke bawah, maka bagian bawah dan depan
Sinar dari reflektor
Gambar 1.3 Kaca bias
Kaca pembias cahaya ini memungkinkan secara langsung penerangan yang
lebih baik di depan kendaraan dan pinggir jalan, kaca ini juga membantu
pengaturan cahaya lampu dekat dan jauh.
1.1.10 Macam-macam kaca bias
L. Simetris Asimetris Eropa
( jalan kanan )
Asimetris Eropa Simetris ( Amerika )
( jalan kanan dan kiri ) ( Sealed beam )
Gambar 1.7 Macam-macam kaca bias Fungsi :
Dengan adanya kaca bias, maka cahaya yang datang
akan dibagi-bagi menjadi
beberapa fokus baru, yang
menyebarkan sinar supaya penerangan di atas jalan lebih sempurna.
11
1.2 Aturan sinar lampu kepala
Lampu kepala perlu distel supaya sinar lampu kepala tidak mengganggu pengemudi lawan arah
Gambar 1.9 Arah penyinaran yang betul Gambar 1.8 Arah penyinaran yang salah
Gambar 1.10 Aturan sinar lampu kepala
1.2.1 Proyeksi sinar pada jalan raya dan papan penyetel lampu kabut
Gambar 1.11 Proyeksi sinar pada papan penyetel
1.2.2 Lampu dekat simetris
Gambar 1.12 Proyeksi sinar Lampu dekat simetris papan penyetel
Supaya sistem ini berfungsi
dengan baik, lampu harus
dipasang serendah mungkin.
Proyeksi sinar lampu pada papan
penyetel berbentuk empat persegi
panjang
Kelemahan:
1) Pengemudi (sopir) melihat
terlambat orang-orang atau
sepeda yang berjalan di
sebelah kiri.
2) Sistem ini hanya ada pada mobil tua atau sepeda motor.
3) Penyetelan kiri / kanan
dilaksanakan dengan lampu jauh
13
1.2.3 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Europa
1.2.4 Konstruksi sendok (tundung) lampu pijar asimetris
Untuk membentuk proyeksi sinar tersebut dibuat konstruksi sendok khusus
Gambar 1.14 Konstruksi sendok (tundung) lampu pijar asimetris
1.2.5 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Amerika
Gambar 1.15 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Amerika pada papan penyetel
Gambar 1.13 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Europa pada papan penyetel
Keuntungan :
Sopir (pengemudi) akan melihat orang-orang atau sepeda yang jalan di sebelah kiri lebih awal tanpa mengganggu mobil yang bersimpangan
Dengan membentuk sudut
150pada sendok maka akan
dicapai suatu penerangan yang lebih jauh dibagian tepi jalur jalan bagian kiri
1.2.6 Proyeksi sinar lampu dekat asimetris Amerika
Gambar 1.16 Proyeksi sinar lampu jauh asimetris Amerika pada papan penyetel
D. Aktivitas belajar
Setelah selesai pembelajaran,
1) Hendaknya mengidentifikasi macam-macam lampu pijar, jenis lampu, tegangan lampu, daya lampu dan penggunaannya, penggunaan papan penyetelan, persyaratan pentelan lampu kepala serta penyetelan lampu kepala dan proyeksi lampu kepala.
2) Model, contoh lampu,papan penyetel lampu kepala seyogyanya selalu siapkan dalam pembelajaran. Selain itu Anda perlu sekali mengidentifikasi macam-macam proyeksi penyinaran lampu kepala.
E. Latihan/kasus/tugas
1. Menurut fungsi sistem penerangan dapat dibagi menjadi dua kegunaan utama ,Sebutkan!
2. Lampu pijar ada dua macam sebutkan ! 3. Sebutkan dua macam lampu kepala! 4. Sebutkan fungsi reflektor dan kaca bias ! 5. Jelaskan kegunaan penyetalan lampu kepala!
F. Rangkuman
Menurut fungsi sistem penerangan dapat dibagi menjadi dua kegunaan utama yaitu:
1. Untuk melihat (pengemudi) 2. Yang terlihat orang lain 3. Macam-macam Lampu Pijar 4. Lampu Kepala
Sistem ini digunakan pada mobil Amerika dan Jepang Lampu kanan perlu distel sedikit lebih ke kiri dari pada tali vertikal kanan
Sekarang sistem ini sudah jarang digunakan lagi
15 1) Lampu kepala pijar
2) Lampu kepala dengan sealed beam
Reflektor : reflektor merupakan cermin cekung yang berbentuk parabola
fungsinya untuk memantulkan sinar lampu pijar 5. Kaca bias :
6. Aturan Sinar Lampu Kepala perlu distel
7. Proyeksi sinar pada jalan raya dan papan penyetel
G. Umpan balik dan tindak lanjut
Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan:
1 Mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini
untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.
2 Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban
mengikuti kegiatan pembelajaran ke-2 mengenai sistem lampu tanda belok,klakson
H. Kunci jawaban
1. Menurut fungsi sistem penerangan dapat dibagi menjadi dua kegunaan utama ,Sebutkan!
a. Untuk melihat (pengemudi) b. Yang terlihat orang lain
1) Yang terlihat pada siang hari 2) Yang terlihat pada malam hari 2. Lampu pijar ada dua macam sebutkan !
1) Lampu pijar biasa 2) Lampu pijar halogen
3. Sebutkan dua macam lampu kepala! 1) Lampu kepala pijar
4. Sebutkan fungsi reflektor dan kaca bias ! fungsinya untuk memantulkan sinar lampu pijar 5. Jelaskan kegunaan penyetalan lampu kepala!
Aturan Sinar Lampu Kepala perlu distel supaya sinar lampu kepala tidak mengganggu pengemudi lawan arah
17
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM LAMPU
TANDA BELOK, KLAKSON
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat:
1. Menjelaskan kegunaan sistem lampu tanda belok 2. Menjelaskan maca-macam pengedip dan cara kerjanya3. Menggambarkan berbagai macam rangkaian lampu tanda belok
4. Menjelaskan kegunaan klakson
5. Menjelaskan maca-macam klakson dan cara kerjanya
6. Menggambarkan berbagai macam rangkaian klakson
B. Indikator pencapian kompetensi :
1. Penjelasan kegunaan sistem lampu tanda belok
2. Penjelasan macam-macam pengedip dan cara kerjanya 3. Gambarkan berbagai macam rangkaian lampu tanda belok 4. Penjelasan kegunaan klakson
5. Penjelasan macam-macam klakson dan cara kerjanya 6. Gambarkan berbagai macam rangkaian klakson
C. Uraian materi
2. Sistem lampu tanda belok
Lampu tanda belok berfungsi untuk :
1) Memberi tanda pada orang/pengendara lain, bahwa kendaraan kita akan membelok
2) Memberi tanda pada pengendara lain, bahwa kita akan merobah posisi pada jalur yang berbeda
3) Memberi tanda berhenti sementara pada salah satu sisi jalan
Lampu tanda belok harus berkedip, lamanya kedipan lampu ini adalah 60-90 kedipan permenit, sedangkan lamanya lampu menyala dan mati adalah kira-kira sama,agar lampu dapat mengedip seperti ketentuan diatas, maka pada sistem lampu tanda belok diperlukan suatu alat yang dinamakan
Macam-macam pengedip 1) Model bimetal
2) Model kawat panas 3) Kondensator 4) Transistor 5) Sirkuit integritas
Setiap pengedip mempunyai 2 atau 3 terminal penghubung kabel-kabel rangkaian, dengan kode-kode seperti dibawah ini:
1) Terminal 49 A; L =
2) Terminal 49; B; X =
3) Terminal 31 =
4) Terminal C =
Ke saklar lampu tanda belok Ke kunci kontak (terminal 15) Ke massa
Ke lampu kontrol
Terminal 31 dan C adakalanya tidak terdapat pada pengedip, karena terminal 31 langsung berhubungan dengan badan / bodi pengedip, dan terminal C diambil langsung secara paralel dengan lampu-lampu tanda belok.
19
2.1 Pengedip Model Bimental
Konstruksi pengedip ini adalah yang paling sederhana, terdiri atas 2 batang logam dengan muai panjang yang berbeda.
Pada mulanya titik kontak dalam keadaan menutup, bila sakelar lampu tanda belok dihubungkan, maka arus dari Baterai, melalui bimental terus ke lampu tanda belok ke massa akibatnya lampu tanda belok menyala.
Sebagian arus ke gulungan bimetal, akibatnya bimetal panas Bimetal yang panas akan melengkung, dan memutuskan arus baterai melalui titik kontak, lampu tanda belok akan mati.
Bila bimetal dingin kontak akan berhubungan kembali, demikian seterusnya. 1) Keuntungan :
2) Kelemahan:
1) Bentuk lebih sederhana 2) harga lebih murah
1) Sangat berpengaruh terhadap perubahan arus dan tegangan
2) Kelebihan beban akan mempercepat kedipan lampu
2.2 Pengedip model kawat panas mulai dengan lampu hidup
Gambar 2. 2 Pengedip model kawat panas mulai dengan lampu hidup
Waktu sakelar lampu tanda belok dihubungkan arus mengalir melewati K1 (kontak 1), KP (Kawat Panas), R dan Relai, mengakibatkan : kawat panas memuai, Relai jadi magnet. K1 (kontak 1) ditarik oleh relai, saat ini akan mengalir langsung ke lampu tanda belok, akibatnya lampu tanda belok menyala, kemagnetan relai bertambah, sehingga menarik kontak 2 (K2) sampai berhubungan --- lampu kontrol nyala.
Bila kawat panas menjadi dingain, akan menarik K1 sampai lepas, hingga kemagnetan relai berkurang, K2 juga lepas saat ini lampu-lampu akan mati. Demikian seterusnya,
Pengedipan model kawat panas ini ada bentuk lain seperti rangkaian di bawah ini.
Gambar 2. 3 Pengedip model kawatpanas mulai dengan lampu mati
Gambar 2. 4 Pengedip Koondensator
Perbedaan kedua jenis ini adalah :
Jenis Pengedip model kawat
panas ini, mulai dengan lampu mati, sedangkan model ini mulai dengan lampu menyala.
Kerugian : Gulungan relai cepat terbakar, bila kawat panas tidak berfungsi dengan baik perubahan
beban akan mempengaruhi
kedipan lampu, pengedip cepat
panas.
Cara kerja :
Membuka dan menutup kontak adalah pada saat kondensator mengisi dan mengosongkan.
21 Gambar 2. 5 Simbol dari rangkaian transistor dengan komponen-komponen lain.
Gambar 2. 6 Rangkaian pengedip sirkuit integritas Pengedip Transistor
Rangkaian transistor berfungsi untuk memutus dan menghubungkan kontak, sehingga lampu dapat berkedip.
Pengedip Sirkuit Integritas
Bekerjanya pengedip ini sama seperti
pengedip transistor, menghubung dan
memutuskan kontak dengan impuls yang diberikan oleh komponen-komponen lain bersama IC.
Keuntungan pengedip elektronika :
1) Tidak terpengaruh oleh kenaikan dan penurunan tegangan
2) Cepat memberi informasi pada pengemudi bila salah satu lampu tanda belok mati Kelemahan :
1) Bisa rusak bila ada tegangan/ jarum induksi.
2.3 Klakson
Klakson berfungsi untuk : memberi tanda/isyarat dengan bunyi. Sedangkan bunyi itu timbul karena adanya getaran.
Agar klakson dapat didengar dengan baik dan sesuai dengan peraturan, maka klakson harus mempunyai frekuensi getaran antara 1800 – 3550 Hz. Pada umumnya klakson dapat dibagi dalam beberapa macam antara lain : 1) Klakson listrik :
a. Arus bolak-balik (AC)
b. Arus searah (DC)
1) Klakson udara
a. Dengan kompresor listrik
b. Memakai katup elektro pneumatis (dengan kompresor rem angin)
2.3.1 Klakson listrik dengan arus bolak-balik (AC)
Gambar 2. 7 Klakson listrik dengan arus bolak-balik (AC)
Pada magnet listrik akan terjadi
pergantian kutub-kutub utara dan selatan sesuai dengan frekuensi listrik, akibatnya membran bergetar.
Klakson ini dipakai pada kendaraan-kendaraan jenis kecil dengan pembangkit listrik memakai dinamo AC, tanpa.
Kerugian klakson ini frekuensi klakson turun bila putaran motor turun, karena frekuensi listrik tergantung dari putaran motor.
23
2.3.2 Klakson listrik arus searah (DC)
Klakson ini ada dua macam : a. Model piringan
Klakson piringan tidak memakai
corong resionansi. Tapi
menggunakan plat resonansi agar suara lebih harmonis
Jenis klakson ini merupakan
perlengkapan standar pada setiap kendaraan baru
b. Model siput (spiral)
Memakai corong resonansi agar suara lebih harmonis
2.3.4 Prinsip dasar klakson listrik DC (Palu Wagner)
Dalam klakson listrik DC, kita perlukan kotak pemutus dan pegas plat agar membran dapat bergetar
Bila kontak (3) tertutup arus mengalir ke magnet listrik(1), membran akan tertarik ke arah magnet listrik
Jangkar akan membuka kontak pemutus
Gambar 2. 8 Klakson model piringan
Gambar 2. 9 Klakson model siput (spiral)
Gambar 2. 10 Prinsip dasar klakson listrik DC (Palu Wagner)
2.3.5 Klakson listrik piringan
Gambar 2. 11 Konstruksi klakson piringan
Cara kerja
Bila kontak pemutus menutup, magnet listrik menarik jangkar dan membran, gerakan jangkar akan membuka kembali kontak-kontak pemutus, kemagnetan hilang, jangkar kembali pada posisi semula akibat dorongan pegas plat.
Kondensator gunanya menghilangkan percikan api pada kontak pemutus. Baut penyetel berfungsi untuk menyetel kerenggangan kontak pemutus dengan jangkar.
2.3.6 Klakson listrik model siput (spiral)
Gambar 2. 12 Konstruksi klakson model siput (spiral)
1. Plat dudukan magnet listrik 2. Membran 3. Magnet listrik 4. Jangkar 5. Mur pengikat 6. Kontak pemutus 7. Kondensator
8. Batu penyetel kontak 9. Corong resonansi 1. Plat Resonansi 2. Membran 3. Jangkar 4. Magnet listrik 5. Pegas 6. Baut oengikat 7. Kontak pemutus 8. Kondensator
9. Mur penyetel kontak 10. Baut penyetel kontak
25 Perbedaan dengan model piringan hanya corong resonansi dan suara yang dihasilkan.
1) Pada model piringan suara yang terdengar akan lebih jauh dan lurus ke depan
2) Pada model siput suara akan terdengar lebih menyebar
3) Panjang corong resonansi pada model siput harus disesuaikan dengan frekuensi yang biasanya lebih rendah dari model piringan
2.3.7 Klakson udara
Untuk menimbulkan suara pada klakson udara kita perlukan sistem udara tekan, yang diperoleh dari kompresor listrik atau katup elektro pneumatis (kompresor rem angin)
a. Dengan kompresor listrik
Gambar 2. 13 Klakson udara
Motor listrik D akan menggerakkan kompresor E dan menghasilkan udara tekan. Relai B akan memberikan arus listrik pada motor listrik bila sakelar klakson C digunakan.
Agar klakson dapat bekerja lebih cepat, maka penempatan motor listrik harus lebih dekat dengan klakson.
Apa sebabnya ?
Dengan selang/pipa yang lebih panjang, maka udara akan lebih lama sampai ke klakson, dibandingkan dengan selang/pipa yang pendek
b. Dengan katup relai elektro pneumatis (kompresor rem angin)
Gambar 2. 14 Klakson udara dengan katup relai elektro pneumatis (kompresor rem angin)
Klakson udara dengan sistem ini banyak dipakai pada kendaraan besar yang memakai sistem rem angin
1) Kompresor (F) yang digerakkan oleh tenaga motor kendaraan itu sendiri mengisi tangki udara tekan(E).
2) Bila sakelar klakson (C) dihubungkan, maka katup relai elektro pneumatis (B) akan membuka saluran udara ke klakson.
Udara tekan akan menggerakkan plat getar hingga klakson berbunyi.
D. Aktivitas belajar
Setelah selesai pembelajaran,
1) Hendaknya mengidentifikasi macam-macam Pengedip
(flasher),rangkaian dan cara kerjanya,jenis-jenis klakson rangkaian dan cara kerjanya.
2) Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu
siapkan dalam dalam pembelajaran. Selain itu Anda perlu sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian lampu tanda belok, klakson
A = Klakson
B = Katub relai elektro pneumatis
C = Sakelar klakson D = Baterai
E = Tangki udara tekan F = Kompresor
27
E. Latihan/kasus/tugas
1. Jelaskan fungsi lampu tanda belok!
2. Lampu tanda belok harus berkedip,lamanya kedipan antara hidup-dan mati sebesar?
3. Sebutkan alat yang digunakan untuk lampu tanda belok supaya dapat berkedip!
4. Sebutkan macam-macam pengedip (Flasher)!
F.
Rangkuman
Lampu tanda belok berfungsi untuk : Macam-macam pengedip
1) Model bimetal
Setiap pengedip mempunyai 2 atau 3 terminal penghubung kabel-kabel rangkaian
Keuntungan dan kerugian flasher bimetal Keuntungan pengedip elektronika : 1) Klakson listrik :
2) Klakson udara
3) Klakson listrik arus searah (DC) ada dua macam :
Perbedaan dengan model piringan dengan model siput hanya corong resonansi dan suara yang dihasilkan.
Klakson udara
Untuk menimbulkan suara pada klakson udara kita perlukan sistem udara tekan, yang diperoleh dari kompresor listrik atau katup elektro pneumatis (kompresor rem angin)
G. Umpan balik dan tindak lanjut
Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.
Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti kegiatan pembelajaran ke-3 mengenai sistem lampu rangkian lampu rem dan lampu mundur
H. Kunci jawaban
1. Fungsi lampu tanda belok adalah:
1) Memberi tanda pada orang/pengendara lain, bahwa kendaraan kita akan membelok
2) Memberi tanda pada pengendara lain, bahwa kita akan merobah posisi pada jalur yang berbeda
3) Memberi tanda berhenti sementara pada salah satu sisi jalan
2. Lampu tanda belok harus berkedip,lamanya kedipan antara hidup-dan mati sebesar?
60-90 kedipan permenit
3. Alat yang digunakan untuk lampu tanda belok supaya dapat berkedip adalah:
Pengedip (flasher)
4. Macam-macam pengedip (Flasher) adalah: 1) Model bimetal
2) Model kawat panas 3) Kondensator 4) Transistor 5) Sirkuit integritas
29
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: RELAY, LAMPU
REM DAN LAMPU MUNDUR
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat:
1. Menjelaskan konstruksi dan cara kerja relay 2. Menjelaskan macam-macam relay3. Menjelaskan contoh penggunaan relay pada rangkaian kelistrikan otomotif 4. Menjelaskan kegunaan lampu rem dan lampu mundur
5. Menjelaskan konstruksi dan cara kerja saklar rem dan saklar mundur 6. Menjelaskan kontrol permukaan minyak rem dan tekanan minyak rem 7. Menjelaskan Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem serta
lampu mundur
B. Indikator pencapian kompetensi :
1. Penjelasan konstruksi dan cara kerja relay 2. Penjelasan macam-macam relay3. Penjelasan contoh penggunaan relay pada rangkaian kelistrikan otomotif 4. Penjelasan kegunaan lampu rem dan lampu mundur
5. Penjelasan konstruksi dan cara kerja saklar rem dan saklar mundur 6. Penjelasan kontrol permukaan minyak rem dan tekanan minyak rem 7. Penjelasan Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem serta
lampu mundur
C. Uraian materi
3. Relai
Fungsi relai memperkecil rugi (kehilangan) tegangan pada rangkaian listrik sehingga komponen kelistrikan dapat bekerja dengan optimal
Gambar 3. 1 Rangkaian tanpa relai
Rangkaian II (dengan relai)
Gambar 3. 2 Rangkaian dengan relai
3.1 Konstruksi dasar
Terdiri dari sebuah magnet listrik dan kontak pemutus.
Kontak pemutus dibuka dan ditutup oleh magnet listrik dan pegas. A = Kontak relai B = Kumparan relai C = Pegas kontak 30 = Arus utama baterai 87 = Arus utama beban 86 =Aru pengendali dari 30/15 85 =Arus pengendali ke saklar beban
Gambar 3. 3 Konstruksi dasar relai
Hitung kehilangan
daya pada rangkaian di atas !
Hitung pula kehilangan daya : bila memakai relai
Kehilangan daya pada
rangkaian I sama dengan
lampu 55 watt yang selalu
31 Bila arus listrik mengalir ke terminal 86, magnet listrik dan massa, maka magnet listrik menarik kontak.
Rugi tegangan dapat diperkecil, karena arus utama dapat dihubungkan langsung dari baterai ke pemakai, tanpa melewati sakelar-sakelar, steker terminal dan kabel yang panjang.
3.2 Macam-macam relai 3.2.1 Relai menutup
Relai ini sama seperti contoh konstruksi dasar, kontak pemutus dalam posisi menutup bila relai bekerja
Penggunaan relai ini antara lain pada rangkaian sistem penerangan
Gambar 3. 5 Rangkaian klakson dengan relai menutup
Rangkaian lampu kabut dengan relai menutup
Gambar 3. 6 Rangkaian lampu kabut dengan relai menutup Gambar 3. 4 Relai menutup
Rangkaian klakson dengan relai menutup 1. Klakson 2. Relai menutup 3. Sakelar klakson 1. Lampu kabur 2. Relai Lampu 3. Saklar lampu kabut
3.2.2 Relai membuka
Relai ini kebalikan dari relai menutup, magnet listrik berfungsi memutuskan hubungan arus utama ke pemakai
Dipakai pada rangkaian-rangkaian pengaman seperti pada kipas pendingin dengan listrik atau pada sistem AC.
Contoh pemakaian relai menutup pada rangkaian kipas pendingin mesin dengan motor listrik
1. Motor listrik
2. Sakelar temperatur
Gambar 3. 7 Contoh pemakaian relai menutup
Bila mesin dingin sakelar temperatur menutup motor listrik kipas mati
Air pendingin panas, sakelar temperatur membuka, motor listrik kipas hidup, sampai sakelar temperatur menutup lagi.
Jika sakelar temperatur, terminal-terminal rusak, kabel-kabel pengendali relai putus, maka motor listrik kipas tetap hidup.
3.2.3 Relai kombinasi
Gambar 3. 8 Relai kombinasi
Pada relai ini terdapat terminal arus utama untuk dihubungkan ke pemakai (terminal 87 & 87a) dengan dua terminal ini relai dapat dijadikan relai membuka atau relai menutup serta kombinasi keduanya Pada relai ini terdapat terminal arus utama untuk dihubungkan ke pemakai (terminal 87 & 87a) dengan dua terminal ini relai dapat dijadikan relai membuka atau relai menutup serta kombinasi keduanya
33
3.2.4 Relai 2 langkah
Gambar 3. 9 Relai 2 langkah
Pada relai 2 langkah mempunyai kontak pemutus dan 2 terminal arus utama ke pemakai (56a, 56b), arus utama 30 juga dijadikan arus pengendali. Relai ini dipakai untuk lampu kepala dengan lampu blit (dim)
Gambar 3. 10 Rangkaian lampu kepala dengan relai 2 langkah
Bila sakelar lampu kepala mati dan sakelar lampu blit kita pakai, maka lampu blit saja yang menyala
3.2.5 Mengurangi Induksi diri pada relai
Induksi diri pada relai akan terjadi bila aliran arus pada gulungan magnet listrik dihentikan/terputus
Induksi ini akan sangat mengganggu/ merusak peralatan elektronika yang ada pada kendaraan, seperti unit kontrol atau peralatan elektronika lainnya. Guna mengurangi induksi diri, pada relai dipasang tahanan atau dioda
1. Tombol
2. Relai dua langkah
Bila saklar lampu kepala
digunakan, arus dari terminal 56....lampu dekat / jauh.
Pada saat menggunakan saklar blit, relai akan menggganti posisi dekat.Selama pergantian posisi itu lampu jauh tetap menyala
P a d a s a a t m e n g g u n a k a
a. Memakai tahanan
Dengan memakai tahanan maka induksi diri pada gulungan magnet akan lebih cepat berkurang
Gambar 3. 11 Relai memakai tahanan
b. Memakai diode
Memakai diode juga berarti mengamankan
komponen-komponen elektronika, bila terminal relai dipasang terbalik (salah pasang)
Disamping itu diode juga berfungsi mengurangi induksi diri pada gulungan magnet listrik.
Gambar 3. 12 Relai memakai diode
3.3.Lampu rem dan lampu mundur 3.3 1 Lampu rem
Lampu rem berfungsi untuk memberi tanda pada pengendara lain, bahwa kendaraan kita sedang melakukan pengereman.
Lampu rem di atas dapat dilihat dari jauh, meskipun masih ada mobil-mobil diantaranya
Pengemudi pada kendaraan III masih dapat melihat lampu rem di atas yang menyala pada kendaraan I
35 Rangkaian :
1. Sakelar lampu rem 2. Lampu rem
Gambar 3. 14 Rangkaian lampu rem Sakelar lampu rem ada 2 macam
1) Sakelar mekanis :
2) Sakelar hidraulis :
dipasang pada pedal rem, sakelar menghubung bila pedal rem ditekan
dipasang pada silinder utama, sakelar menghubung pada saat tekanan minyak rem sudah mencapai 0,5 – 1,5 bar
Gambar 3. 15 Sakelar lampu rem ada 2 macam Sakelar hidrolis
1. Saluran minyak rem 2. Membran
3. Plat kontak 4. Terminal-terminal
Bila tekanan minyak rem sudah mencapai 0,5 – 1,5 bar membran (2) akan
tertekan, membran juga akan menekan kontak sampai berhubungan sehingga lampu rem menyala
Gambar 3. 10 Sakelar hidrolis
3.3.2 Lampu kontrol rem
Terletak pada ruang panel berfungsi untuk memberi tanda pada pengemudi, bahwa ada masalah pada rem hidraulis atau rem mekanis (rem parkir) masih bekerja.Biasanya satu lampu yang menyala dengan warna merah dihubungkan dengan sakelar-sakelar pengontrol rem mekanis, pengontrol permukaan dan tekanan minyak rem.
3.3.3 Lampu kontrol rem mekanis (rem parkir)
3.3.4 Lampu kontrol permukaan minyak rem
1. Baterai
2. Sakelar pengontrol 3. Pelampung
4. Tangkai minyak rem 5. Minyak rem
Bila ada kebocoran pada sistem rem, permukaan minyak rem akan turun sehingga sakelar menghubung lampu kontrol menyala.
1. Lampu kontrol 2. Sakelar rem mekanis
Gambar 3. 16 Lampu kontrol rem mekanis Gambar 3. 17 sakelar rem mekanis
Gambar 3. 11 Lampu kontrol permukaan minyak rem
37
3.3.5 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar mekanis
1. Tangki minyak rem 2. Torak silinder utama 3. Torak pengontrol tekanan 4. Saklar kontrol
5. Lampu kontrol
Kebocoran pada sistem pengereman I Lampu kontrol menyala
Kebocoran pada sistem pengereman II
3.3.6 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar hidraulis
Sistem pengereman I dan II masing-masing dilengkapi dengan satu sakelar, yang mempunyai tiga terminal. Dengan tiga terminal ini berarti sakelar juga dipakai untuk lampu rem.
1. Membran 2. Penekan 3. Kontak 1 4. Kontak 2 Gambar 3. 19 Lampu kontrol menyala jika tekanan kurang
Gambar 3. 18 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar mekanis
Gambar 3. 12 Lampu kontrol tekanan minyak rem dengan sakelar hidraulis
Rangkaian posisi diam
A. Sakelar sistem rem 1 B. Sakelar sistem rem 2 C. Lampu kontrol rem D. Lampu rem
E. Sakelar di kontrol oleh tekanan
1) Pada posisi diam (pedal rem tidak ditekan) kontak 87a tidak berhubungan 2) Dengan terminal 82a lampu kontrol dan lampu rem tidak menyala.
3) Bila tidak terjadi kerusakan pada sistem rem, pada saat pedal rem ditekan lampu rem akan menyala, karena terminal 81 berhubungan dengan 82a. 4) Salah satu sistem rem rusak (tekanan minyak rem tidak mencapai 0,5
bar) lampu kontrol menyala.
3.3.7 Lampu kontrol keausan sepatu rem
Sakelar pengontrol dipasang pada sepatu rem piringan bila sepatu rem sudah mencapai ketipisan tertentu lampu kontrol akan menyala.
Rangkaian
A. Lampu kontrol B. Relai membuka C. Saklar kontrol Gambar 3. 13 Rangkaian posisi diam
Gambar 3. 14 Salah satu sistem rem rusak
39 Gambar 3. 24 Kontrol ketebalan kanvas rem
3.3.8 Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu kontrol rem
Saklar pedal rem
a. Lampu rem b. Lampu rem c. Lampu kontrol rem d. Saklar kontrol permukaan minyak rem e. Saklar rem parkir
Rangkaian Lampu Mundur
a. Saklar lampu
mundur
b. Lampu mundur c. Pengedip d. .Klakson Gambar 3. 25 Rangkaian lengkap lampu rem dan lampu
kontrol rem
Gambar 3. 15 Rangkaian lampu mundur
Hubungan ke massa relai membuka akan putus bila sepatu rem sudah tipis (kabel di dalam sepatu rem putus karena gesekan akibatnya lampu kontrol menyala.
Pada jenis rangkaian lain ada satu kabel di dalam sepatu rem. Bila keausan sepatu rem kabel itu langsung berhubung dengan piring rem (massa).
Pada kendaraan-kendaraan besar (truk) lampu mundur dilengkapi dengan sistem suara.
Gambar 3. 16 Sakelar lampu mundurterpasang pada rumah roda gigi transmisi.
D. Aktivitas belajar
Setelah selesai pembelajaran,
1) Hendaknya mengidentifikasi macam-macam relay,konstruksi, cara
kerjanya, aplikasinya pada rangkaian dan menidentifikasi
fungsi,konstruksi dan cara kerja lampu rem dan lampu mundur.
2) Rangkaian dan cara kerjanya,jenis-jenis klakson rangkaian dan cara kerjanya.
3) Model,alat bantu mengajar atau Teaching Aids seyogyanya selalu siapkan dalam pembelajaran. Selain itu Anda perlu sekali mengidentifikasi macam-macam gangguan pada rangkian relay dan rangkaian lampu rem,lampu mundur
E. Latihan/kasus/tugas
1. Jelaskan fungsi relai!2. Sebutkan konstruksi dasar sebuah relai! 3. Apa pengaruh induksi diri pada relai!
4. Sebutkan bagaimana mengurangi induksi diri pada relai! 5. Sebutkan fungsi lampu rem!
6. Saklar lampu rem ada dua macam sebutkan!
7. Berapa tekanan minyak rem supaya saklar rem hidrolis bekerja? 8. Jelaskan fungsi lampu kontrol rem yang ada pada penel kemudi!
41
F. Rangkuman
1) Relai
2) Konstruksi dasar terdiri dari sebuah magnet listrik dan kontak pemutus. 3) Kontak pemutus dibuka dan ditutup oleh magnet listrik dan pegas. 4) Konstruksi dasar relai
5) Macam-macam relai :
Mengurangi Induksi diri pada relai Induksi diri pada relai akan terjadi bila aliran arus pada gulungan magnet listrik dihentikan/terputus
Lampu rem
G. Umpan balik dan tindak lanjut
Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan minimal materi 80%.
Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti kegiatan pembelajaran ke-4 mengenai perlengkapan pengaman kelistrikan bodi dan jenis-jenis pengaman kelistrikan
H. Kunci jawaban
1. Jelaskan fungsi relai!Untuk memperkecil rugi (kehilangan) tegangan pada rangkaian listrik 2. Sebutkan konstruksi dasar sebuah relai
Konstruksi dasar terdiri dari sebuah magnet listrik dan kontak pemutus 3. Apa pengaruh induksi diri pada relai!
Induksi ini akan sangat mengganggu/ merusak peralatan elektronika yang ada pada kendaraan
4. Sebutkan bagaimana mengurangi induksi diri pada relai!
5. Sebutkan fungsi lampu rem!
Lampu rem berfungsi untuk memberi tanda pada pengendara lain, bahwa kendaraan kita sedang melakukan pengereman.
6. Saklar lampu rem ada dua macam sebutkan! 1) Saklar Mekanis
2) Saklar Hidrolis
7. Berapa tekanan miyak rem supaya saklar rem hidrolis bekerja? Tekanan minyak rem sebesar 0,5 – 1,5 bar
8. Jelaskan fungsi lampu kontrol rem yang ada pada penel kemudi!
Lampu kontrol remberfungsi untuk memberi tanda pada pengemudi, bahwa ada masalah pada rem hidraulis atau rem mekanis (rem parkir) masih bekerja.
43
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: PERLENGKAPAN
PENGAMAN KELISTRIKAN BODI DAN JENIS-JENIS
PENGAMAN KELISTRIKAN
A. Tujuan pembelajaran peserta diklat dapat:
1. Menjelaskan kegunaan Perlengkapan Pengaman Kelistrikan Bodi Jenis – Jenis Pengaman Kelistrikan
2. Menjelaskan fungsi dan tipe fusible link
3. Menjelaskan fungs,tipe dan konstruksi Circuit breaker
B. Indikator pencapian kompetensi :
1. Penjelasan kegunaan perlengkapan pengaman kelistrikan bodi jenis – jenis pengaman kelistrikan
2. Penjelasan fungsi, tipe fusible link
3. Penjelasan fungsi, tipe, konstruksi Circuit breaker
C. Uraian materi
4._Perlengkapan pengaman kelistrikan bodi jenis – jenis pengaman kelistrikan
Sirkuit kelistrikan kendaraan terdiri atas bebarapa sistem. Karena beberapa factor sering terjadi kerusakan pada sirkuit kelistrikan,misal: hubungan singkat yang dapat menyebabkab kerusakan pada komponen sistem kelistrikan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu komponen yang dapat melindungi (pengaman) sirkuit kelistrikan pada kendaraan.
Sekring/fuse, fusible link dan circuit breaker , insulating kabel, clam kabel, dan
4.1 Sekring ( fuse )
Sekring (fuse) ditempatkan pada bagian tengah sirkuit kelistrikan. Bila arus yang berlebihan melalui sirkuit,maka sekring akan berasap atau terbakar yang menandakan elemen dalam sekring mencair sehingga sistem sirkuit terbuka dan mencegah komponen komponen lain dari kerusakan yang disebabkab oleh arus yang berlebihan.
a) Tipe Sekring
Tipe sekring dikelompokan kedalam tipe sekring blade dan tipe sekring cartridge.
Gambar 4. 1 Fuse/Sekring tipe blade dan tipe cartridge
Tipe sekring blade paling banyak digunakan pada saat ini, tipe ini dirancang lebih kompak dengan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang yang diberi kode warna untuk masing masing tingkatan arus. Tipe sekring cartridge terdiri atas rumah pelindung kaca tembus pandang, terminal dan elemen penghubung arus, elemen penghubung arus ini akan mencair (terbakar) jika arus yang melewatinya melebihi kapasitas elemen
45
b) Identifikasi Sekring
Gambar 4. 2 Sekring tipe blade Maxi, Standart dan Mini dan tipe cartridge
Sekering diidentifikasikan berdasarkan kapasitas masing – masing jenis, untuk
tipe cartridge dapat dilihat pada ujung logam penutup tabung kaca yang tertera angka penunjuk kapasitas sekering. Sedangkan untuk sekering tipe blade dapat dilihat berdasarkan warna rumah (housing), pengkodean warna tersebut dapat dilihat dibawah ini:
4.2 Fusible link
Secara umum fungsi dan konstruksi fusible link sama dengan sekring. Perbedaan utamanya adalah fusible link dapat digunakan untuk arus yang lebih besar karena ukurannya lebih besar dan mempunyai elemen yang lebih tebal. Seperti sekring fusible link dapat terbakar atau putus jika arusnya melebihi kapasitasnya dan harus diganti dengan yang baru
4.2.1 Tipe Fusible link
Menurut tipenya fusible link dapat diklasifikasikan kedalam dua tipe,yaitu: tipe cartridge dan tipe link. Fusible link tipe cartridge dilengkapi dengan terminal dan bagian sekring dalam satu unit. Rumahnya diberi kode warna untuk masing-masing tingkatan arus
Gambar 4. 3 Fusiblelink tipe cartridge dan tipe links
4.2.2 Idenstifikasi Fusible link
Fusible link dapat diidentifikasikan berdasarkan kapasitasnya yang ditunjukan dengan kode warna untuk masing – masing kapasitas. Dibawah ini dicontohkan
dari masing – masing kode warna fusible link:
Gambar 4. 4 Fusible link dengan berbagai kode warna
4.2.3 Circuit breaker
Circuit breaker digunakan sebagai pengganti sekring untuk melindungi dari
kesulitan pengiriman tenaga dalam sirkuit, seperti power windows dan sirkuit
pemanas (heater)
a) Tipe circuit breaker
Circuit breaker menurut tipenya dapat digolongkan dalam 3 (tiga) tipe,yaitu:
Manual reset type Mechanical, Automatic resetting type Mechanical dan Automatically reset solid state type.