• Tidak ada hasil yang ditemukan

17. Prinsip Pemeriksaan Imunologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "17. Prinsip Pemeriksaan Imunologi"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Pr

Pr

in

in

s

s

ip

ip

im

im

un

un

ol

ol

og

og

i

i

pa

pa

d

d

a

a

pe

pe

m

m

er

er

ik

ik

s

s

aa

aa

n

n

lab

lab

ora

ora

tor

tor

ium

ium

kli

kli

nik

nik

Dewi K Paramita

Dewi K Paramita

Deparment of Histology and Cell Biology

Deparment of Histology and Cell Biology

Faculty of Medicine UGM

Faculty of Medicine UGM

(2)

Pr

Pr

in

in

si

si

p

p

im

im

un

un

ol

ol

og

og

i

i

pa

pa

da

da

pe

pe

me

me

ri

ri

ks

ks

aa

aa

n

n

la

la

bo

bo

ra

ra

to

to

ri

ri

um

um

kl

kl

in

in

ik

ik

1. Prinsip pengenalan antigen oleh antibodi pada

1. Prinsip pengenalan antigen oleh antibodi pada

bebera

bebera

pa teknik

pa teknik

pemeriksaan imunologi

pemeriksaan imunologi

2.Berbagai macam labeling dan

2.Berbagai macam labeling dan

dete

dete

ksi pada

ksi pada

pemeriksaan dengan teknik imunologi

pemeriksaan dengan teknik imunologi

3. Contoh deteksi dengan imunohistokimia dan

3. Contoh deteksi dengan imunohistokimia dan

immunofluorescence assay

(3)

Pr

Pr

in

in

si

si

p

p

im

im

un

un

ol

ol

og

og

i

i

pa

pa

da

da

pe

pe

me

me

ri

ri

ks

ks

aa

aa

n

n

la

la

bo

bo

ra

ra

to

to

ri

ri

um

um

kl

kl

in

in

ik

ik

1. Prinsip pengenalan antigen oleh antibodi pada

1. Prinsip pengenalan antigen oleh antibodi pada

bebera

bebera

pa teknik

pa teknik

pemeriksaan imunologi

pemeriksaan imunologi

2.Berbagai macam labeling dan

2.Berbagai macam labeling dan

dete

dete

ksi pada

ksi pada

pemeriksaan dengan teknik imunologi

pemeriksaan dengan teknik imunologi

3. Contoh deteksi dengan imunohistokimia dan

3. Contoh deteksi dengan imunohistokimia dan

immunofluorescence assay

(4)

T

T

ekn

ekn

ik

ik

Im

Im

uno

uno

log

log

i

i

(immunoassay)

(immunoassay)

  Metode

  Metode

 deteksi antigen / protein

 deteksi antigen / protein

 dalam sel, jaringan atau

 dalam sel, jaringan atau

pr

pr

ot

ot

ei

ei

n

n

t

t

er

er

la

la

ru

ru

t

t

ol

ol

eh

eh

  antibodi

  antibodi

  se

  se

ba

ba

g

g

ai

ai

re

re

ag

ag

en

en

sp

sp

es

es

if

if

ik

ik

(i

(i

nt

nt

er

er

ak

ak

si

si

an

an

ti

ti

ge

ge

n-

n-

an

an

ti

ti

bo

bo

di

di

)

)

ya

ya

ng

ng

  div

  div

is

is

ua

ua

li

li

sa

sa

si

si

de

de

ng

ng

an

an

ma

ma

rk

rk

er

er

y

y

an

an

g

g

di

di

la

la

be

be

l

l

pa

pa

da

da

an

an

ti

ti

bo

bo

di

di

,

,

mi

mi

sa

sa

ln

ln

y

y

a

a

pe

pe

w

w

ar

ar

na

na

fluorescent, enzim atau partikel emas, dll.

(5)

Prinsip teknik imunologi

Deteksi

antigen/protein

:

antigen

dikenali

oleh

antibodi

(Ab)

spesifik

sebagai probe

  Molekul antibodi

  tidak

nampak

  divisualisasi

dengan label

(6)

Antibodi

Daerah pengenalan spesifik

terhadap antigen

(7)

Sumber antigen/protein yang akan dideteksi

Sel

  Jaringan

Protein terlarut (dalam darah blood, serum, cairan

(8)

Macam teknik pemeriksaan imunologi &

sumber antigen

Sumber antigen

Teknik imunodeteksi

Jaringan

Imunohistochemistry

(IHC)

Protein terlarut

ELISA

Immunoblotting

immunoprecipitation

Sel

FACS

(9)

Komponen penting pada teknik

imunologi

  antigen

Antibodi primer

Antibodi sekunder (jika perlu)

Label : Enzim,

 fluorescence

, dll

(10)

Metode dasar pada teknik imunologi

  Direct 

  Indirect 

  Sandwich

(11)

Direct method

(metode langsung)

Label pada antibodi

primer

  Keuntungan:

  Cepat

  Spesifik

  Kerugian:

Perlu antobodi primer

(12)

Indirect method

(metode tidak langsung)

Label pada antibodi sekunder

  Keuntungan

Lebih sensitif 

Antibodi sekunder

dapat

digunakan untuk

bermacam-macam

 immunoassay 

 (jika

antibodi primer dari spesies

yang sama)

  Kerugian:

Reaksi silang antibodi sekunder

dengan Ig

 endogenous

 pada

spesimen

(13)

Capture

 atau

 Sandwich

 (ELISA)

Untuk mendeteksi substansi

yang jumlahnya sangat kecil,

contoh: sitokin

Antibodi primer spesifik yang

mengenali antigen dilekatkan

pada plate

(14)

Faktor penting pada teknik imunologi

Pengenceran antibodi (konsentrasi antibodi)

Inkubasi antibodi

  Waktu

  Suhu

Enzim & substrat, fluorochrom & filter

Kontrol positif 

(15)

Label pada immunoassay

Label

Radioaktif 

Coloidal gold

Virus particle

Ferritin

Fluorescent

Enzyme

(16)

Label pada immunoassay

Immunoassay Label

Westernblotting Enzim (HRP atau alkaline phosphatase)

ELISA Enzim, biotin/streptavidine Immunofluorescence Fluorescence dyes

Immunohistochemistry Enzim, biotin/streptavidine

(17)

Pemilihan deteksi antibodi:

(18)

Pemilihan deteksi antibodi:

direct

atau

indirect 

Direct:

label pada antibodi primer

Aplikasi : flow cytometri

  Keuntungan:

Lebih spesifik

background staining lebih

sedikit

Indirect 

:

Label pada antibodi sekunder

Aplikasi : imunostaining

  Keuntungan:

 Lebih sensitif  amplifikasi sinyal signifikan

 Aplikasi lebih felksibel label dapat bermacam-macam

 Label dapat berupa fluorescence, biotin, atau enzim yang

dikonjugasi pada antibodi sekunder.

  Kerugian:

   Background  lebih tinggi

nonspecific binding dari antibodi primer dan sekunder

(19)

Keuntungan & kerugian

(20)

Bagian dari antibodi yang di label

Gugus amin primer (-NH2)  pada residu lisin di daerah N terminus.

Gugus sulfuhydril (-SH)  pada residu sistein  terbentuk secara selektif pada ikatan bisulfid di daerah hinge region

Residu karbohidrat yang mengandung cis-diol dapat dioksidasi (-CHO)

menjadialdehid aktif  terlokalisasi pada daerah Fc  banyak ditemukan pada antibodi poliklonal

(21)

Pemilihan tipe sinyal untuk deteksi:

substrat kolorimetrik atau fluorescence

(22)

Labeling dengan enzim

 Keuntungan :

 shelf life yang panjang  Sensitivitas tinggi

 Visualisasi langsung  tidak membutuhkan alat yang canggih (contoh alat: spektrofotometer)

 Dibanding label radioaktif  tidak berbahaya

 Label enzim yang kecil dapat melewati membran  memungkinkan untuk deteksi intraseluler

 Visualisasi enzim dengan substrat dapat bertahan lama  hingga bertahun-tahun

 Kerugian :

   Melibatkan multiple assay steps

 Kadang menggunakan sustrat yang berbahaya

 Memungkinakan adanya gangguan dari enzim endogenus  Enzim memberikan resolusi yang buruk pada

(23)
(24)

Labeling dengan enzim:

HRP v.s AP

HRP AP

Ukuran 40 kDa 140 kDa

Harga Relatif murah Relatif mahal Stabilitas

(penyimpanan)

Stabil pada suhu < 0°C

Tidak stabil pada suhu < 0°C

Macam substrat Banyak Sedikit/terbatas Kinetika Cepat lambat

pH 5-7 8-10

(25)

Labeling dengan biotin

Biotin adalah vitamin dengan berat 244 dalton

Banyak ditemukan di jaringan dan darah

Mempunyai afinitas yang besar dengan protein

avidin, streptavidin

ikatan terjadi cepat dan tidak

terganggu dengan perubahan pH extrem, pelarut

organik dan agen denaturasi lain.

Molekul kecil

dapat dikonjugasi dengan banyak

protein tanpa mengganggu aktivitas protein

(26)

Labeling dengan biotin:

IHC Avidin-biotin method

(27)

Labeling

dengan fluorescent

Molekul antibodi dapat

dilabel dengan berbagai

macam probe flourecent

Setiap probe fluorescent

mempunyai spektrum

sinyal eksitasi dan emisi

Contoh labeling dengan fluorescein

isothiocyanate (FITC)

(28)

Fluorescenct probes

The maximum excitation and

emission wavelength of

commonly used fluorescent

(29)

Contoh metode imunohistokimia dan

immunofluorescence assay

EBNA1-IHC (OT1x Mab)

LMP1-IHC (OT21C Mab)

(30)

Contoh Prosedur imunohistokimia

LABELED STREPTAVIDIN-BIOTIN Method

I. Deparafinisation

Xylene (2 x 10 mins)

Ethanol absolute (2 x 5 mins) 95% ethanol (2 x 5 mins)

II. H2O2/ methanol (15 mins) RINSE with DISTILLED WATER Tris buffer wash (2 x 10 mins) III. Antigen Retrieval

Tris buffer wash (2 x 10 mins) IV. Blocking solution (10 min)

(Normal non-immune serum) Tris buffer wash (2 x 10 mins)

V. IHC staining proper

Primary Antibody (variable) Tris buffer wash (2 x 10 mins)

Biotinylated Link Antibody (30 mins) Tris buffer wash (2 x 10 mins)

Streptavidine-Peroxidase (30 mins) Tris buffer wash (2 x 10 mins)

DAB/AEC - Chromogens (5-10 mins) Rinse with water

Hematoxyline

Rinse with water (dan/ atau dehidrasi) Mounting

(31)

Meminimalisir

background staining

 Bloking aktivitas

 endogenous peroxidase

peroxidase dan pseudo-peroxidase pada jaringan normal

(32)

Contoh Prosedur imunohistokimia

LABELED STREPTAVIDIN-BIOTIN Method

I. Deparafinisation

Xylene (2 x 10 mins)

Ethanol absolute (2 x 5 mins) 95% ethanol (2 x 5 mins)

II. H2O2/ methanol (15 mins) RINSE with DISTILLED WATER Tris buffer wash (2 x 10 mins) III. Antigen Retrieval

Tris buffer wash (2 x 10 mins) IV. Blocking solution (10 min)

(Normal non-immune serum) Tris buffer wash (2 x 10 mins)

V. IHC staining proper

Primary Antibody (variable) Tris buffer wash (2 x 10 mins)

Biotinylated Link Antibody (30 mins) Tris buffer wash (2 x 10 mins)

Streptavidine-Peroxidase (30 mins) Tris buffer wash (2 x 10 mins)

DAB/AEC - Chromogens (5-10 mins) Rinse with water

Hematoxyline

Rinse with water (dan/ atau dehidrasi) Mounting

(33)

Meminimalisir

background staining

  Bloking

 non-specific background staining

Paling sering terjadi: Protein melekat pada kolagen &

 jaringan ikat

diatasi denga pemberian

 non-immune

serum

Sebab lain : pengenceran antibodi yang tidak tepat

(terlalu pekat), langkah pencucian yang tidak tepat,

langkah deparafinisasi yang tidak tepat.

(34)

Immunoassay with fluorescence labeled

Immunofluorescence assay (IFA): teknik imunostaining

dengan label fluorescence

pengamatan dengan

mikroskop fluorescence

(35)

Immunofluorescence Assay

Labeled antibody with a

fluorescence visible marker:

i.e. Fluorescein isothianate

(FITC)

  Disadvantage:

Limited to frozen sections

Requires special microscopy

Poor morphologic resolution

Fluorescence is ephemeral,

Referensi

Dokumen terkait

minimum 300 Ma, sedangkan RS Kusta Kediri hanya memiliki alat Mobile Unit dengan kapasitas 150 Ma, maka dari itu pemeriksaan di unit radiologi RS Kusta Kediri terbatas

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul ” Studi

%ada stadium hipermatur ter&#34;adi proses degenerasi lan&#34;ut yang dapat men&#34;adi keras atau lembek dan men-air. assa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul

Adapun metode yang digunakan oleh Bank Syariah dalam penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah telah sesuai dengan apa yang diatur dalam Fatwa Dewan

Ketua Rayon 13, Ketua

Setiawati, Arini dan Nafrialdi, 2009, Obat Gagal Jantung, In: Gunawan, Sulistia, G., Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Jakarta : Departemen Farmakologi dan

Jika ada lipstick merek lain yang harganya lebih murah dari Wardah kosmetik, ada kemungkinan untuk mencoba beralih, namun dilihat dulu apakah. warnanya sesuai

Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.. Radhakrishnan, Sarvepalli dan