• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Analisis Dan Pilihan Strategis (Fred R David)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Review Analisis Dan Pilihan Strategis (Fred R David)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

  [http://3.bp.blogspot.com/­pQ9Pq7aRxt8/T­ MTru9EzvI/AAAAAAAAACE/DXfN6gc1IJE/s1600/index.jpg]

# Hakikat Analisis dan Pilihan Strategi

Strategi  merupakan  tindakan  yang  bersifat    in­cremental  (senantiasa  meningkat)  dan  terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.

Analisis dan pilihan strategi berfokus pada usaha menciptakan dan mengevaluasi strategi­strategi alternatif,  selain  memilih  strategi  yang  hendak  dijalan­  kan.  Analisis  dan  pilihan  strategi  berusaha menentukan  tindakan  alternatif  yang  paling  baik  dalam  membantu  perusahaan  mencapai  misi  dan tujuannya. Strategi, tujuan dan misi perusahaan, ditambah dengan infor masi audit eksternal dan internal, memberikan landas an untuk menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif yang masuk akal.

# Proses Menciptakan dan Memilih Strategi

Para  penyusun  strategi  tidak  pernah  dapat  mempertimbangkan  seluruh  alternatif  yang  dapat

(2)

dan  internal.  Perwakilan  setiap  departemen  dan  divisi  dalam  perusahaan  harus  diikutsertakan  dalam proses ini, sebagaimana juga terjadi dalam aktivitas perumusan strategi yang dibahas sebelumnya.

Seluruh partisipan dalam analisis dan pemilihan strategi harus memiliki informasi audit eksternal dan  internal  di  hadapan  mereka.  Informasi  ini,  ditambah  dengan  pernyataan  misi  perusahaan,  akan membantu para partisipan mengkristalisasi dalam benak mereka sendiri berbagai strategi yang mereka yakini paling bermanfaat bagi perusahaan. Kreatifitas harusnya didorong dalam proses pemikiran ini.

Strategi­strategi  alternatif  yang  diajukan  oleh  para  partisipan  harus  dipertimbangkan  dan didiskusikan dalam satu atau serangkaian rapat. Berbagai strategi tersebut dapat disusun dalam bentuk tertulis.

Ketika semua strategi yang masuk akal yang diidentifikasi oleh partisipan telah disampaikan dan dimengerti,  strategi­strategi  tersebut  hendaknya  diperingkat  berdasarkan  daya  tarik  masing­masing menurut  partisipan  dengan  1=  jangan  diterapkan,  2=mungkin  diterapkan,  3=sebaiknya  diterapkan  dan 4=harus  diterapkan.Proses  ini  akan  menghasilkan  sebuah  daftar  prioritas  terbaik  yang  mencerminkan pemikiran seluruh anggota kelompok.

# Sebuah Kerangka Perumusan Strategi yang Komprehensif

Teknik­teknik  perumusan  strategi  yang  penting  dapat  diintegrasikan  ke  dalam  kerangka pengambilankeputusan tiga tahap seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:

Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri atas Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Faktor Evaluation­ EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Faktor Evaluation­ IFE) dan Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix).

Tahap  1,  tahap  input  (input  stage),  berisi  informasi  input  dasar  yang  dibutuhkan  untuk  merumuskan strategi. Tahap 2, tahap pencocokan (matching stage), berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal dengan memperhatikan faktor­faktor eksternal dan internal utama. Teknik­teknik tahap dua meliputi:  Matriks  Kekuatan­Kelemahan­Peluang­Ancaman  (Strength,Weaknesses,  Opportunities  and Treat­SWOT),  Matriks  Posisi  Strategi  dan  Evaluasi  Tindakan  (Strategic  Posisition  and  Action Evalualtion­SPACE),  Matriks  Boston  Consulting  Group  (BCG),  Matriks  Internal­Eksternal  (Internal­ Eksternal­IE) dan Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix).

Tahap  3,  tahap  keputusan  (decision  stage),  melibatkan  satu  teknik  saja,  Matriks  Perencanaan  Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix­ QSPM).

(3)

Berikut ini adalah dijelaskan masing­masing tahap di atas secara sistematis :

Tahap Input

Informasi yang diperoleh dari analisis kondisi internal, eksternal dan profil kompetitif menjadi informasi dasar untuk tahap pencocokan dan tahap keputusan. Alat­alat input mendorong para penyusun strategi untuk  mengukur  subjektifitas  selama  tahap  awal  proses  perumusan  strategi.  Membuat  berbagai keputusan­keputusan kecil dalam matriks  input menyangkut signifikansi relatif faktor­faktor eksternal dan  internal  memungkinkan  para  penyusun  strategi  untuk  secara  lebih  efektif  menciptakan  serta mengevaluasi strategi alternatif. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan dalam menentukan bobot dan peringkat yang tepat.

Tahap Pencocokan

Strategi seringkali didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat suatu organisasi antara sumber

daya  dan  keterampilan  internalnya  serta  peluang  dan  resiko  yang  diciptakan  oleh  faktor­faktor eksternal.Tahap  pencocokan  dari  kerangka  perumusan  strategi  terdiri  atas  lima  teknik  yang  dapat digunakan  dengan  urutan  manapun:  Matriks  SWOT,  Matriks  SPACE,  Matriks  BCG,  Matriks  IE  dan Matriks Strategi Besar.

Alat­alat  ini  bergantung  pada  informasi  yang  diperoleh  dari  tahap  input  untuk  memadukan peluang  dan  ancaman  eksternal  dengan  kekuatan  dan  kelemahan  internal.  Mencocokkan  (matching) faktor­faktor  keberhasilan  penting  eksternal  dan  internal  merupakan  kunci  untuk  menciptakan  strategi alternatif yang masuk akal.

Setiap  organisasi,  apakah  militer,  berorientasi  produk,  berorientasi  jasa,  pemerintahan,  atau  bahkan olah  raga,  harus  mengembangkan  dan  menjalankan  strategi  yang  tepat  agar  berhasil.  Serangan  yang bagus  tanpa  pertahanan  yang  baik,  atau  sebaliknya,  biasanya  mengakibatkan  kekalahan. Mengembangkan  gagasan  yang  memanfaatkan  kekuatan  untuk  menangkap  peluang  dapat  dianggap sebuah serangan, sementara strategi yang dirancang untuk memperbaiki kelemahan sembari menghindar dari  ancaman  bisa  diistilahkan  sebagai  pertahanan.  Setiap  organisasi  memiliki  peluang  dan  ancaman ekternal  serta  kekuatan  dan  kelemahan  internal  yang  dapat  dipelajari  untuk  merumuskan  strategi alternatif yang masuk akal.

     Matriks Kekuatan­Kelemahan­Peluang­Ancaman (SWOT)

Matriks  Kekuatan­Kelemahan­Peluang­Ancaman  adalah  sebuah  alat  pencocokan  yang  penting  yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi.

(4)

 

­       Strategi SO (kekuatan­peluang) memanfaatkan kekuatan internal untuk menarik keuntungan dari

peluang eksternal.

­       Strategi  WO  (kelemahan­peluang)  bertujuan  untuk  memperbaiki  kelemahan  internal  dengan

mengambil keuntungan dari peluang eksternal. ­      Strategi ST (kekuatan­ancaman) menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. ­       Strategi WT (kelemahan­ancaman) merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.      Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi (SPACE) Tindakan (Strategic Posistion and Action Evaluation­SPACE) merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukkan  apakah  strategi  agresif,  konservatif,  defensif  atau  kompetitif  yang  paling  cocok  untuk organisasi  tertentu.  Sumbu­sumbu  Matriks  SPACE  menunjukkan  dua  dimensi  internal  (kekuatan finansial/financial  strength  –  FS)  dan  keunggulan  kompetitif  (competitive  advantage  –  CA)  dan  dua dimensi eksternal yaitu stabilitas lingkungan  (environment stability­ES) dan kekuatan industri (industry strength­ IS). Keempat faktor ini kiranya merupakanpenentu terpenting dari strategi keseluruhan suatu organsisasi.

(5)

 

     Matriks Boston Consulting Group (BCG)

Matriks BCG secara grafis menggambarkan perbedaan antara divisi dalam hal posisi pangsa pasar relatif dan  tingkat  pertumbuhan  industri.  Matriks  BCG  memungkinkan  sebuah  organisasi  multidivisional mengelola  portofolio  bisnisnya  dengan  cara  mengamati  posisi  pangsa  pasar  relatif  dan  tingkat pertumbuhan industri tiap divisi relatif terhadap semua divisi lain dalam organisasi.   Divisi yang berada di Kuadran I memiliki posisi pangsa pasar yang relatif rendah, namun mereka bersaing di industri dengan tingkat pertumbuhan tinggi. Pada umumnya, kebutuhan kas perusahaan ini tinggi sementara pendapatan kas mereka rendah. Bisnis ini dinamakan Tanda Tanya karena organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat bisnis dengan strategi yang intensif atau menjualnya.

(6)

ini menghasilkan kas melebihi kebutuhannya dan sering ”diperah”. Pengembangan produk / diversifikasi bisa menjadi strategi yang menarik bagi Sapi Perah Kas.   [http://3.bp.blogspot.com/­pQ9Pq7aRxt8/T­MTru9EzvI/AAAAAAAAACE/DXfN6gc1IJE/s1600/index.jpg] Sementara divisi­divisi pada kuadran IV dinamakan Anjing karena memiliki posisi pangsa pasar relative yang rendah dan bersaing dalam industri yang tumbuh lambat atau sama sekali tidak tumbuh. Oleh  karena  posisi  internal  dan  eksternal  mereka  yang  lemah,  bisnis  ini  seringkali  di  likuidasi, didivestasi, atau dipangkas melalui penciutan.

     Matriks Internal­Ekternal  (IE Matrix)

Matriks Internal­Ekternal  (IE Matrix) memosisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan  sel.  Matriks  IE  serupa  dengan  matriks  BCG  dalam  pengertian  bahwa  kedua  alat  tersebut menempatkan divisi­divisi organisasi dalam sebuah diagram sistematis. Akan tetapi terdapat perbedaan penting  antara  matriks  BCG  dan  Matriks  IE.  Pertama,  sumbunya  tidak  sama.  Juga,  matriks  IE membutuhkan lebih banyak informasi dari pada matriks BCG. Selain itu, implikasi strategis dari setiap matriks berbeda. Oleh karena alasan ini, para penyusun strategi di berbagai perusahaan multidivisional seringkali  mengembangkan  baik  Matriks  BCG  maupun  Matriks  IE  dalam  merumuskan  strategi alternatif.

Matriks  IE  didasarkan  pada  dua  dimensi  kunci:  skor  bobot  IFE  total  pada  sumbu  x  dan  skor  bobot EFE  total  pada  sumbu  y.  Skor  bobot  total  yang  diperoleh  dari  divisi­divisi  tersebut  memungkinkan susunan Matriks IE di tingkat perusahaan. Pada sumbu x dari Matriks IE, skor bobot IFE total 1,0–1,99 menunjukkan  posisi  internal  yang  lemah,  skor  2,0–  2,99  dianggap  sedang,  dan  skor  3,0  sampai  4,0 adalah kuat. Serupa dengannya, pada sumbu y, skor bobot EFE total 1,0–1,99 dipandang rendah, skor 2,0–2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0–4,0 adalah tinggi.

Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi strategis yang berbeda­ beda.  Pertama,    ketentuan  untuk  divisi­divisi  yang  masuk  dalam  sel  I,  II,  atau  IV  dapat  digambarkan sebagai  tumbuh  dan  membangun.  Strategi  yang  intensif  (penetrasi  pasar,  pengembangan  pasar,  dan pengembangan  produk)  atau  integratif  (integrasi  ke  belakang,  integrasi  ke  depan  dan  integrasi horizontal) bisa menjadi pilihan yang paling tepat bagi divisi­divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan; penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi ini.  Ketiga,ketentuan  umum  untuk  divisi  yang  masuk  dalam  sel  VI,  VIII,  dan  IX  adalah  panen  atau

(7)

Matriks  Strategi  Besar  (Grand  Strategy  Matrix)  telah  menjadi  alat  yang  populer  untuk merumuskan  strategi  alternatif.  Semua  organisasi  dapat  diposisikan  di  salah  satu  dari  empat  kuadran strategis.  Untuk  divisi­divisi  suatu  perusahaan  dapat  dilakukan  yang  serupa.  Hal  ini  terlihat  pada Gambar  5.  Matriks  Strategi  Besar  didasarkan  pada  dua  dimensi  evaluative,  posisi  kompetitif  dan pertumbuhan pasar (industri).

Setiap industri yang pertumbuhan penjualan tahunannya melebihi 5% dapat dianggap memiliki pertumbuhan  yang  cepat.  Strategi  yang  tepat  untuk  dipertimbangkan  organisasi  ditampilkan  dalam urutan daya tarik di setiap kuadran matrik tersebut.

Perusahaan­perusahaan  yang  berada  dalam  kuadran  I  Matriks  Strategi  Besar  memiliki  posisi strategis yang sempurna. Untuk perusahaan­perusahaan tersebut, konsentrasi pada pasar (penetrasi pasar dan  pengembangan  pasar)  dan  produk  (pengembangan  produk)  yang  ada  saat  ini  merupakan  strategi yang sesuai.

Perusahaan­perusahaan yang berada di Kuadran II perlu secara serius mengevaluasi pendekatan mereka terhadap pasar. Walaupun industry mereka tengah tumbuh, mereka tidak mampu bersaing secara efektif,  dan  mereka  perlu  mencari  tahu  mengapa  pendekatan  perusahaan  saat  ini  tidak  efektif  dan bagaimana  perusahaan  mencari  tahu  mengapa  pendekatan  perusahaan  saat  ini  tidak  efektif  serta bagaimana perusahaan memperbaiki daya saingnya. Untuk ini dapat digunakan strategi intensif (sebagai kebalikan  strategi  integratif  atau  diversifikasi)  sebagai  pilihan  utama  untuk  dipertimbangkan.  Namun jika perusahaan kurang memiliki keunggulan kompetitif, integrasi horizontal menjadi alternatif lain yang bagus. Sebaga pilihan terakhir, divestasi atau likuidasi dapat dipertimbangkan.

Organisasi­organisasi  kuadran  III  bersaing  di  industri  yang  pertumbuhannya  lambat  serta memiliki  posisi  kompetitif  lemah.  Berbagai  perusahaan  ini  harus  segera  membuat  perubahan  drastis untuk menghindari penurunan yang lebih jauh atau kemungkinan likuidasi. Pengurangan biaya dan aset yang  ekstensif  harus  dilakukan  pertama  kali.  Strategi  alternatif  lainnya  adalah  dengan  mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang lain (diversifikasi).

Terakhir,  bisnis­bisnis  kuadran  IV  memiliki  posisi  kompetitif  yang  kuat  namun  berada  dalam industry  yang  pertumbuhannya  lambat.  Perusahaan­perusahaan  ini  mempunyai  kekuatan  untuk mengadakan  program  diversifikasi  ke  bidang­bidang  pertumbuhan  baru  yang  lebih  menjanjikan: karakteristik  perusahaan­perusahaan  kuadran  IV  adalah  memiliki  tingkat  arus  kas  yang  tinggi  serta kebutuhan  pertumbuhan  internal  yang  terbatas  dan  seringkali  dapat  menjalankan  strategi  diversifikasi terkait atau tak terkait dengan berhasil.

(8)

Tahap keputusan menggunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM).

Teknik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan analisis dari input di Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk secara objektif menentukan strategi yang hendak dijalankan di antara strategi­strategi alternatif.

Secara  konseptual  QSPM  menentukan  daya  tarik  dari  berbagai  strategi  yang  dibangun  berdasarkan faktor­faktor  keberhasilan  penting  internal  dan  eksternal.  Daya  tarik  relatif  dari  tiap  strategi  di  dalam serangkaian  alternatif  dihitung  dengan  menentukan  dampak  kumulatif  dari  setiap  faktor  keberhasilan penting internal dan eksternal. Berapapun rangkaian strategi alternatif dapat dimasukkan dalam QSPM, dan  berapapun  strategi  dapat  dimasukkan  dalam  setiap  rangkaian  tersebut,  tapi  hanya  strategi­strategi didalam rangkaian tertentu yang dievaluasi relatif satu terhadap yang lain.

Langkah­langkah pelaksanaan QSPM meliputi:

1) Buatlah daftar berbagai peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM,

2) Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut,

3)  cermatilah  matriks­matirks  Tahap  2  (pencocokan),  dan  mengidentifikasi  berbagai  strategi  alternatif yang harus dipertimbangkan diterapkan oleh organisasi, 4) tentukanlah skor daya tarik (AS) didefinisikan sebagai nilai numeric yang mengindikasikan daya tarik berbagai strategi alternatif dari setiap strategi di rangkaian alternative tertentu, 5) hitunglah skor daya tarik total, dan 6) hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total. Keistimewaan dan keterbatasan QSPM

Salah  satu  keistimewaan  dari  QSPM  adalah  bahwa  rangkaian­rangkaian  strateginya  dapat diamati  secara  berurutan  atau  bersamaan.  Keistimewaan  lain  dari  QSPM  adalah  mendorong  para penyusun strategi untuk memasukkan faktor­faktor eksternal dan internal yang relevan ke dalam proses keputusan.  Mengembangkan  QSPM  memperkecil  kemungkinan  bahwa  faktor­faktor  utama  akan terlewat atau diberi bobot secara berlebihan. QSPM menggarisbawahi berbagai hubungan penting yang mempengaruhi  keputusan  strategi.  Walaupun  dalam  mengembangkan  QSPM  dibutuhkan  sejumlah keputusan subjektif,membuat keputusan­keputusan kecil disepanjang proses meningkatkan probabilitas bahwa keputusan strategi akhir yang dicapai adalah yang terbaik bagi organisasi. QSPM dapat diadaptasi untuk  digunakan  oleh  organisasi  berorientasi  laba  dan  nirlaba  yang  besar  maupun  kecil  sehingga  bisa

(9)

seringkali  bergantung  pada  seberapa  besar  dukungan  yang  diperoleh  strategi  itu  dari  budaya  sebuah perusahaan.  Budaya  perusahaan  juga  bisa  menjadi  antagonistic  terhadap  strategi  baru  yang  akan mengakibatkan kekacauan dan kebingungan.

Politik Pemilihan Strategi

Semua  organisasi  itu  politis.  Kecuali  dikelola,  maneuver  politik  menghabiskan  banyak  waktu, menyubversikan  tujuan  organisasional,  mengalihkan  energy  manusia,  dan  mengakibatkan  hilangnya beberapa karyawan yang berharga.Kadang, bias politis dan preferensi personal melekat pada keputusan pemilihan strategi.

Tanggung jawab utama penyusun strategi adalah memandu pengembangan koalisi, memelihara konsep tim yang menyeluruh, dan memenangkan dukungan dari banyak individu dan kelompok individu yang penting.  Dengan  tiadanya  analisis  yang  obyektif,  keputusan  strategi  dapat  didasarkan  pada  keadaan politik  saat  itu.  Dan  itu  semua  sekarang  sudah  dapat  diminimalisir  dengan  berkembangnya  alat­alat perumusan strategi.

Oleh  karena  para  penyusun  strategis  harus  efektif  di  pasar  dan  sanggup  memenangkan  komitmen internal,  taktik  berikut  yang  sudah  digunakan  oleh  politikus  selama  berabad­abad  dapat  membantu mereka : ­      Ekuifinalitas (lebih mementingkan hasil akhir yang lebih baik daripada memaksakan metode tertentu untuk meraih keberhasilan) ­      Memuaskan (Mencapai hasil yang memuaskan dengan strategi yang bisa diterima lebih baik daripada gagal mencapai hasil yang optimal dengan strategi yang tidak bisa diterima) ­      Generalisasi (Mengubah focus dari isu­isu spesifik ke yang lebih umum) ­      Fokus pada Isu­Isu yang lebih tinggi (lebih focus pada kepentingan jangka panjang) ­      Menyediakan akses politis pada Isu­isu yang penting

Diposkan 21st June 2012 oleh Azzahra  

Keluar Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai:  Maslan Left (Google)

Referensi

Dokumen terkait

PLN (Persero) Rayon Kediri Kota serta untuk mengetahui efektifitas sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas dalam upaya mendukung pengendalian intern pada PT.. PLN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum di Kota Surakarta dari tahun 2009 – 2015, kontribusi

ini masuk dalam kategori “rendah”, namun yang perlu menjadi perhatian adalah akumulasi “dampak rendah” tersebut dalam periode waktu revolusi satelit yang

Keunggulan kualitas jasa atau lebih mengarah kepada pelayanan prima menurut Barata (2003) didalam mendukung kepuasan pelanggan dapat ditentukan oleh aspek kemampuan,

Untuk menjawab persoalan itu, Marion akan memperlihatkan bahwa fenomenologi dapat membuka kemungkinan-kemungkinan yang melampaui metafisika melalui keterberian ( donation )

Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Dr.R.Ismoyo sebelum dilakukan pengecekkan terhadap kelayakan berkas persyaratan oleh petugas verifikator BPJS.

Dari analisis data kuesioner dapat diperoleh kesimpulan bahwa 1) kursus-kursus bahasa Inggris untuk anak usia sekolah dasar di Kabupaten Bangkalan pada umumnya

Nilai histogram merupakan tahap awal untuk menentukan nilai threshold, hal pertama yang dilakukan mencari nilai histogram dari frame dan kendaraan sehingga dari