• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB. 4 Identifikasi Kekumuhan dan Kebutuhan Penanganan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB. 4 Identifikasi Kekumuhan dan Kebutuhan Penanganan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

4.1

KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN PENENTUAN KLASIFIKASI SERTA SKALA

PRIORITAS PENANGANAN

Kriteria dan indikator yang akan digunakan dalam penentuan kawasan permukiman kumuh prioritas diantaranya adalah sebagai berikut :

1. ldentifikasi Satuan Perumahan dan Permukiman

ldentifikasi satuan perumahan dan permukiman merupakan tahap identifikasi untuk menentukan batasan atau lingkup entitas perumahan dan permukiman dari setiap lokasi dalam suatu wilayah kabupaten/kota. Penentuan satuan perumahan dan permukiman untuk perumahan dan permukiman dilakukan dengan pendekatan administratif.

2. ldentifikasi Kondisi Kekumuhan

ldentifikasi kondisi kekumuhan merupakan upaya untuk menentukan tingkat kekumuhan pada suatu perumahan dan permukiman dengan menemukenali permasalahan kondisi bangunan gedung beserta sarana dan prasarana pendukungnya.

Identifikasi kondisi kekumuhan dilakukan berdasarkan kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh.

3. ldentifikasi Legalitas Lahan

ldentifikasi legalitas lahan merupakan tahap identifikasi untuk menentukan status legalitas lahan pada setiap lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagai dasar yang menentukan bentuk penanganan.

ldentifikasi legalitas lahan meliputi aspek: a. Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Kejelasan status penguasaan lahan berupa :

 Kepemilikan sendiri, dengan bukti dokumen sertifikat hak atas tanah atau bentuk dokumen keterangan status tanah lainnya yang sah; atau

 Kepemilikan pihak lain (termasuk milik adat/ulayat), dengan bukti izin pemanfaatan tanah dari pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah dalam bentuk perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah dengan pengguna tanah.

b. Kesesuaian Dengan Rencana Tata Ruang

Kesesuaian dengan rencana tata ruang merupakan kesesuaian terhadap peruntukan lahan dalam rencana tata ruang, dengan bukti Surat Keterangan Rencana Kabupaten/Kota (SKRK).

4. ldentifikasi Pertimbangan Lain

ldentifikasi pertimbangan lain merupakan tahap identifikasi terhadap beberapa hal lain yang bersifat non fisik untuk menentukan skala prioritas penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh. ldentifikasi pertimbangan lain meliputi aspek :

a. Nilai Strategis Lokasi

Nilai strategis lokasi merupakan pertimbangan letak lokasi perumahan atau permukiman pada:

 Fungsi strategis kabupaten/kota; atau  Bukan fungsi strategis kabupaten/kota. b. Kependudukan

Kependudukan merupakan pertimbangan kepadatan penduduk pada lokasi perumahan dan permukiman dengan klasifikasi:

 Rendah yaitu kepadatan penduduk di bawah 150 jiwa/ha;  Sedang yaitu kepadatan penduduk antara 151-200 jiwa/ha;  Tinggi yaitu kepadatan penduduk antara 201-400 jiwa/ha;

BAB. 4

Identifikasi Kekumuhan dan

Kebutuhan Penanganan

(2)

 Sangat padat yaitu kepadatan penduduk di atas 400 jiwa/ha.

c. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya merupakan pertimbangan potensi yang dimiliki lokasi perumahan atau permukiman berupa:

 Potensi sosial yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pembangunan;

 Potensi ekonomi yaitu adanya kegiatan ekonomi tertentu yang bersifat strategis bagi masyarakat setempat;

 Potensi budaya yaitu adanya kegiatan atau warisan budaya tertentu yang dimiliki masyarakat setempat.

Penentuan kawasan permukiman kumuh prioritas Kabupaten Ogan Komering Ilir dilakukan berdasarkan aspek dan kriteria sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1.

(3)

Tabel 4. 1

Skoring Kawasan Permukiman Kumuh

Berdasarkan Kriteria, Indikator dan Parameter Kekumuhan

No

Aspek

Kriteria

Indikator dan Parameter

Nilai

Lokasi Permukiman Kumuh

Jej aw i Lem pui ng P am pa ng an ped am ar an S P P ad an g Tul ung S el ap an Ka yu Ag ung C eng al

A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan (Fisik)

1 Kondisi Bangunan Gedung

(a)

Ketidak-teraturan Bangunan

76% - 100% Bangunan Tidak Memiliki Keteraturan 5 5 5 5

51% - 75% Bangunan Tidak Memiliki Keteraturan 3 3 3 3

25% - 50% Bangunan Tidak Memiliki Keteraturan 1 1 1

(b) Tingkat Kepadatan Bangunan

76% - 100% Bangunan Memiliki Kepadatan Tidak Sesuai Ketentuan 5 5 5 5

51% - 75% Bangunan Memiliki Kepadatan Tidak Sesuai Ketentuan 3 3 3 3

25% - 50% Bangunan Memiliki Kepadatan Tidak Sesuai Ketentuan 1 1 1

(c) Ketidaksesuaian dengan Persyaratan Teknis Bangunan

76% - 100% Bangunan Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis 5 5

Bangunan Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis 3 3

25% - 50% Bangunan Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis 1 1 1 1 1 1 1

2 Kondisi Jalan Lingkungan (a) Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan

76%-100% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan 5

51%-75% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan 3 3 3 3

25%-50% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan 1 1 1 1 1 1

(b) Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

76% - 100% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk 5 5 5

51%-75% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk 3 3 3 3 3

25%-50% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk 1 1 1

3

Kondisi Penyediaan Air Minum

(a) Ketersediaan Akses aman air minum

76% - 100% populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman 5 5

51% - 75% populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman 3 3 3 3

25% - 50% populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman 1 1 1 1 1

(b)

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

76% - 100% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya 5 5

51% - 75% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya 3 3 3 3 3

25% - 50% populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya 1 1 1 1

4 Kondisi Drainase Lingkungan

(a)

Ketidakmampuan mengalirkan

76% - 100% area terjadi genangan>30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun 5 5 5

(4)

No

Aspek

Kriteria

Indikator dan Parameter

Nilai

Lokasi Permukiman Kumuh

Jej aw i Lem pui ng P am pa ng an ped am ar an S P P ad an g Tul ung S el ap an Ka yu Ag ung C eng al Limpasan Air

25% - 50% area terjadi genangan>30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun 1

1

(b)

Ketidaktersediaan Drainase

76% - 100% area tidak tersedia drainase lingkungan 5

51% - 75% area tidak tersedia drainase lingkungan 3 3 3 3 3 3

25% - 50% area tidak tersedia drainase lingkungan 1 1 1 1

(c)

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

76% - 100% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya 5 5

51% - 75% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya 3 3 3 3 3 3 3

25% - 50% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya 1 1

(d) Tidak Terpeliharanya Drainase

76% - 100% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau 5 5 5 5

51% - 75% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau 3 3 3 3

25% - 50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau 1 1 1

(e) Kualitas

Konstruksi Drainase

76% - 100% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk 5 5 5 5 5

51% - 75% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk 3 3 3 3

25% - 50% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk 1 1

5 Kondisi Pengelolaan Air Limbah (a) Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

76% - 100% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis 5 5 5 5 5 5

51% - 75% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis 3 3 3

25% - 50% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis 1 1

(b) Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

76% - 100% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis 5 5 5 5 5 5

51% - 75% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis 3 3 3

25% - 50% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis 1 1

6

Kondisi Pengelolaan Persampaha n

(a) Prasarana dan Sarana

Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

76% - 100% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak

memenuhi persyaratan teknis 5 5 5 5 5

51% - 75% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak

memenuhi persyaratan teknis 3 3

25% - 50% area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak

memenuhi persyaratan teknis 1 1 1 1

(5)

No

Aspek

Kriteria

Indikator dan Parameter

Nilai

Lokasi Permukiman Kumuh

Jej aw i Lem pui ng P am pa ng an ped am ar an S P P ad an g Tul ung S el ap an Ka yu Ag ung C eng al Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis

51% - 75% area memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar 3 3

25% - 50% area memiliki sistem persampahan tidak sesuai standar 1 1 1

(c) Tidak Terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

76% - 100% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara 5 5 5 5 5

51% - 75% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara 3

25% - 50% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara 1 1

1 1 1

7

Kondisi Proteksi Kebakaran

(a) Kondisi Proteksi Kebakaran

76% - 100% area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran 5 5 5 5 5 5

51% - 75% area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran 3 3 3 3

25% - 50% area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran 1

(b)

Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

76% - 100% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran 5 5 5 5 5 5

51% - 75% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran 3 3 3 3

25% - 50% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran 1

SUB TOTAL 73 69 43 69 69 69 43 43

B. Identifikasi Pertimbangan Lain

8 Pertimbanga n Lain

(a) Nilai Strategis Lokasi

Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota 5 5

5

Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota 1 1 1 1 1 1 1

(b) Kependudukan

Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar > 200 Jiwa/Ha 5 5 5 5 5 5 5 5

Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar 151 - 200 Jiwa/Ha 3

Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar < 150 Jiwa/Ha 1 1

(c) Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan

atau dipelihara 5 5 5 5

Lokasi tidak memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya

tinggi untuk dikembangkan atau dipelihara 1 1 1 1 1 1

SUB TOTAL 15 7 7 7 7 11 11 7

C. Identifikasi Legalitas Lahan

(6)

No

Aspek

Kriteria

Indikator dan Parameter

Nilai

Lokasi Permukiman Kumuh

Jej aw i Lem pui ng P am pa ng an ped am ar an S P P ad an g Tul ung S el ap an Ka yu Ag ung C eng al

Sebagian atau keseluruhan lokasi tidak memiliki kejelasan status

penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain (-) -1 -1 -1 -1 -1 -1

(b) Kesesuaian RTR

Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman

sesuai RTR (+) 1 1 1 1

Sebagian atau keseluruhan lokasiberada bukan pada zona peruntukan

perumahan/permukiman sesuai RTR (-) -1 -1 -1 -1

SUB TOTAL -2 2 0 -2 0 -2 2 -2

Sumber : Hasil Analisa 2016

Tabel 4. 2

Skala Prioritas Penanganan

No

Kawasan

Jumlah Nilai

Penilaian

Kriteria dan

Indikator

Kekumuhan

Tingkat Kekumuhan

Jumlah Nilai

Aspek

Pertimbangan

Lain

Pertimbangan Lain

Legalitas Lahan

Klasifikasi

Prioritas

Skala

K

um

uh

B

er

at

K

um

uh

S

eda

ng

K

um

uh

R

ing

an

Ti

ng

gi

S

eda

ng

R

en

da

h

Leg

al

Ti

da

k

Leg

al

(71-95)

(45-70)

(19-44)

(11-15)

(6-10)

(1-5)

Nilai (+)

Nilai (-)

1

Jejawi

73

X

15

X

X

A2

Prioritas 1

2

Lempuing

69

X

7

X

X

B3

Prioritas 5

3

Pampangan

43

X

7

X

X

C3

Prioritas 6

4

Pedamaran

69

X

7

X

X

B4

Prioritas 5

5

SP Padang

69

X

7

X

X

B3

Prioritas 5

6

Selapan

Tulung

69

X

11

X

X

B2

Prioritas 2

7

Kayu Agung

43

X

11

X

X

C1

Prioritas 3

8

Cengal

43

X

7

X

X

C4

Prioritas 6

(7)

Berdasarkan hasil skoring dan juga penentuan skala prioritas diatas, maka dapat ditentukan kawasan yang akan menjadi kawasan prioritas dalam kegiatan RP2KPKP Kabupaten Ogan Komering Ilir ini. Untuk lebih jelasnya mengenai kawasan prioritas tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.1, 4.2.

Tabel 4. 3

Kawasan Prioritas RP2KP-KP Kabupaten Ogan Komering Ilir

SKALA

PRIORITAS KAWASAN KECAMATAN KELURAHAN/DESA

LUAS (Ha)

1 Jejawi Jejawi Desa Jejawi 23

5 Lempuing Lempuing Desa Tugumulyo 7,72

6 Pampangan Pampangan Desa Pampangan 5,46

5 Pedamaran Pedamaran (1). Ds. Pedamaran 1; (2). Ds. Pedamaran 2; (3). Ds. Pedamaran 3; (4). Ds. Pedamaran 4; (5). Ds. Pedamaran 5; (6). Ds. Pedamaran 6; (7). Ds. Menang Raya (8). Ds. Lebuh Rarak 34,62 5 SP Padang SP Padang (1). Desa Terate (2). Ds. SP. Padang (3). Ds. Terusan Menang 14,08

2 Tulung Selapan Tulung Selapan (1). Ds. Tl. Selapan Ulu

(2). Kel. Tl. Selapan Ilir 29,37

3 Kayu Agung Kayu Agung (1). Cinta Raja

(2). Mangunjaya 9,23

6 Cengal Cengal Desa Cengal 20,35

Sumber : Hasil Analisa 2016

4.2

PERUMUSAN KEBUTUHAN PENANGANAN BERDASARKAN ISU DAN PERMASALAHAN

PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

Target pemerintah 0% permukiman kumuh di tahun 2019 merupakan hal besar yang harus dicapai. Dibutuhkan upaya yang sangat serius dalam penanganan secara inovatif dan dapat menggerakkan seluruh pihak untuk bersama-sama secara intensif dalam menangani permukiman kumuh, baik pemerintah pusat maupun daerah.

Berdasarkan berbagai diskusi dan kajian implementasi upaya kolaborasi antarsektor, baik pemerintah pusat, daerah, maupun dunia usaha bersama-sama menangani permukiman kumuh sangatlah diperlukan. Untuk itu, pemerintah secara resmi meluncurkan Program Nasional Penanganan Permukiman Kumuh tahun 2015-2019 untuk mengimplementasikan program kolaborasi sebagai platform dalam penanganan kumuh terjadi keterpaduan antarsektor pembangunan. Dalam program tersebut, sesuai dengan amanat UU No.1 Tahun 2011, Pemerintah Daerah (Pemda) akan jadi pelaku utama dalam penanganan, di mana seluruh pemetaan kebutuhan, rencana program, hingga rencana investasi akan disusun oleh Pemda. Program-program yang ada di pemerintah pusat kemudian hanya akan menjadi pendamping daerah dalam penyusunan rencana dan menjalankan program, dimana program yang ada di pusat pun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan daerah. Berikut ini adalah tabel kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman skala kota/perkotaan.

(8)
(9)
(10)

Tabel 4. 4

Tabel Kebutuhan Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Skala Kota/Perkotaan Kabupaten Ogan Komering Ilir

No

Kondisi Faktual dan Isu

Strategis Kota

Lokasi

Kebijakan Penanganan Permukiman

Kumuh Hasil Overview

Kebutuhan Penanganan

Konsep Penanganan

Pencegahan

Peningkatan

Pencegahan

Peningkatan

1

Timbulnya permukiman kumuh

perkotaan akibat pola

konsentrasi kegiatan terdapat

pada pusat kota

Kawasan Permukiman

kumuh di Kayu Agung,

Jejawi, Lempuing, Cengal

dan Tulung Selapan

Peningkatkan kualitas permukiman

dan menfasilitasi penyediaan

perumahan layak huni dan

berwawasan lingkungan di

perkotaan.

Peningkatkan

kualitas lingkungan

permukiman

perkotaan yang

sehat, aman, serasi,

produktif, dan

berkelanjutan.

Pemberdayaan

masyarakat

Peremajaan

2

Terjadinya ekspansi lahan

pertanian oleh kegiatan

permukiman sehingga

menyebabkan alih fungsi lahan

Kawasan Permukiman

kumuh di SP Padang,

Pampangan, dan Pedamaran

Mengendalikan pertumbuhan dan

pembangunan permukiman melalui

mekanisme perijinan yang sesuai

dengan tata ruang

Sosialisasi tentang

peraturan teknis

pembangunan dan

pemanfaatan ruang

Penyusunan

kebijakan yang

mengatur mengenai

penataan ruang

secara rinci/detail

Pengawasan dan

Pengendalian

Peremajaan

3

Berkembangnya permukiman

yang tidak sesuai

peruntukannya akibat semakin

meningkatnya kebutuhan

rumah dan tempat tinggal

sejalan dengan peningkatan

jumlah penduduk perkotaan

Seluruh kawasan

permukiman kumuh

Pengendalian perijinan permukiman

sesuai dengan fungsi peruntukan

kawasan

Penegakan kebijakan

pengendalian

pemanfaatan ruang

Pelaksanaan

peraturan insentif

dan disinsentif

Pengawasan dan

Pengendalian

Permukiman

kembali

4

Permukiman cenderung

berkembang mengikuti

jaringan jalan primer sehingga

belum terbentuk kawasan

permukiman yang kompak

Seluruh kawasan

permukiman kumuh

Mewujudkan pola tata ruang kota

dan pola penyebaran penduduk

sesuai dengan sistem pusat

perkotaan.

Pengembangan

struktur ruang kota

Pengembangan dan

peningkatan sistem

jaringan perkotaan

Pengawasan dan

Pengendalian

Pemugaran

(11)

4.3

POLA KONTRIBUSI PROGRAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN SESUAI

CAKUPAN SKALA KAWASAN DAN SKALA LINGKUNGAN

Kawasan permukiman kumuh merupakan lingkungan permukiman yang telah mengalami penurunan kualitas secara fisik, ekonomi, dan budaya, dan lokasinya sesuai dengan rencana tata ruang wilayah Kota/Kabupaten.Kawasan Squatter, merupakan permukiman liar yang tidak sesuai Dengan rencana tata ruang wilayah Kota/Kabupaten, dan menghuni suatu lahan yang bukan miliknya/haknya atau tanpa izin dari pemiliknya.

Berikut ini beberapa ciri permukiman kumuh : Kepadatan penduduk 250 -400 jiwa/ha. Jalan-jalan sempit tidak dapat dilalui kendaraan roda empat, cenderung berupa Jalan-jalan tanah, belum berupa perkerasan. Fasilitas drainase sangat tidak memadai sehingga ketika hujan sangat mudah tergenang air. Fasilitas pembuangan air kotor/tinja sangat minim. Fasilitas penyediaan air bersih sangat minim, memanfaatkan sumur dangkal, air hujan atau membeli secara kalengan. Tata bangunan sangat tidak teratur, bangunan umumnya tidak permanen. Rawan terhadap penularan penyakit akibat kepadatan yang tinggi. Pemilikan hak terhadap lahan sering tidak legal. Berikut ini adalah tabel kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kawasan.

(12)

Tabel 4. 5

Kebutuhan Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala Kawasan Kawasan

Kumuh Aspek Permasalahan

Konsep Penanganan

Pencegahan Peningkatan

Jejawi

Bangunan Gedung

509 unit (60 %) bangunan permukiman tidak teratur, struktur permukiman tidak

jelas. Pemberdayaan masyarakat Peremajaan

159 bangunan yang berada di atas sempadan sungai Pengawasan dan Pengendalian Permukiman kembali

110 bangunan yang berada di atas Rawa Pemberdayaan masyarakat Pemugaran

Jalan

Lingkungan 95,12 Meter Jaringan jalan yang mengalami kerusakan pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Air Minum 30% Rumah tangga tidak terlayani air baku terlindung dengan kualitas baik pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Drainase

Lingkungan 641,07 Meter Saluran drainase tidak terpelihara pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Air Limbah 609 unit rumah tangga tidak memiliki sarana dan prasarana air limbah pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Persampahan 50% area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara Sistem pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Sistem

Prioteksi Kebakaran

51% Kawasan tidak terjangkau mobil damkar pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Lempuing

Bangunan

Gedung 54 unit (23 %) permukiman tidak teratur, struktur permukiman tidak jelas. Pemberdayaan masyarakat Peremajaan

Jalan Lingkungan

Dari total panjang Jalan yg mencapai 2356,8 m, sekitar 180,86 m mengalami

kerusakan pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Air Minum 75 % rumah tangga belum terlayani air baku dengan kualitas baik pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Drainase

Lingkungan 975,14 Meter Saluran drainase tidak terpelihara pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Air Limbah 25 % rumah tangga telah memanfaatkan kloset yang terhubung septic tank pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Persampahan sampah domestic sudah terangkut dua kali seminggu ke TPS/TPA pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Sistem

Prioteksi Kebakaran

75% kawasan bisa terjangkau mobil Damkar pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Pampangan

Bangunan Gedung

83 unit (37 %) permukiman tidak teratur, struktur permukiman tidak jelas. Pemberdayaan masyarakat Peremajaan

103 bangunan yang berada di atas sempadan sungai Pengawasan dan Pengendalian Permukiman kembali

464 bangunan yang berada di atas Rawa Pemberdayaan masyarakat Pemugaran

Jalan Lingkungan

Dari total panjang Jalan yg mencapai 1.539,38 m, sekitar 130,86 m mengalami

kerusakan pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Air Minum 60% rumah tangga belum terlayani air baku dengan kualitas baik pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Drainase

Lingkungan 384,14 Meter Saluran drainase tidak terpelihara pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Air Limbah 70% rumah tangga belum memeiliki prasarana air limbah pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Persampahan Pengelolaan sampah pengelolaan sampah dengan cara konvensional dengan cara

dibakar Sistem pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

(13)

Kawasan

Kumuh Aspek Permasalahan

Konsep Penanganan Pencegahan Peningkatan Prioteksi Kebakaran Padamaran Bangunan Gedung

585 unit (48%) bangunan permukiman tidak teratur, struktur permukiman tidak

jelas. Pemberdayaan masyarakat Peremajaan

60 bangunan yang berada di atas sempadan sungai Pengawasan dan Pengendalian Permukiman kembali

46 bangunan yang berada di atas Rawa Pemberdayaan masyarakat Pemugaran

Jalan Lingkungan

Dari total panjang Jalan yg mencapai 6872,95 m, , sekitar 164,6 m mengalami

kerusakan pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Air Minum 70% rumah tangga belum terlayani air baku dengan kualitas baik pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Drainase

Lingkungan 372,04 Meter Saluran drainase tidak terpelihara pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Air Limbah 25% rumah tangga belum memeiliki prasarana air limbah pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Persampahan Pengelolaan sampah pengelolaan sampah dengan cara konvensional dengan cara

dibakar Sistem pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Sistem Prioteksi Kebakaran

50% kawasan bisa terjangkau mobil Damkar pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

SP. Padang

Bangunan Gedung

220 unit (43%) bangunan permukiman tidak teratur, struktur permukiman tidak

jelas. Pemberdayaan masyarakat Peremajaan

314 bangunan yang berada di atas sempadan sungai Pengawasan dan Pengendalian Permukiman kembali

55 bangunan yang berada di atas Rawa Pemberdayaan masyarakat Pemugaran

Jalan

Lingkungan Dari total panjang Jalan yg mencapai sekitar 70,37 m mengalami kerusakan pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Air Minum 25% rumah tangga belum terlayani air baku dengan kualitas baik pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Drainase

Lingkungan 199,63 Meter Saluran drainase tidak terpelihara pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Air Limbah 35% rumah tangga belum memeiliki prasarana air limbah pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Persampahan Pengelolaan sampah pengelolaan sampah dengan cara konvensional dengan cara

dibakar Sistem pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Sistem Prioteksi Kebakaran

35% kawasan bisa terjangkau mobil Damkar pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Tulung Selapan

Bangunan Gedung

284 unit (36%) bangunan permukiman tidak teratur, struktur permukiman tidak

jelas. Pemberdayaan masyarakat Peremajaan

98 bangunan yang berada di atas sempadan sungai Pengawasan dan Pengendalian Permukiman kembali

315 bangunan yang berada di atas Rawa Pemberdayaan masyarakat Pemugaran

Jalan

Lingkungan Dari total panjang Jalan yg mencapai sekitar 164,97m mengalami kerusakan pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Air Minum 50% rumah tangga belum terlayani air baku dengan kualitas baik pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

(14)

Kawasan

Kumuh Aspek Permasalahan

Konsep Penanganan

Pencegahan Peningkatan

Drainase

Lingkungan 164,97 Meter Saluran drainase tidak terpelihara pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Air Limbah 25% rumah tangga belum memeiliki prasarana air limbah pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Persampahan Pengelolaan sampah pengelolaan sampah dengan cara konvensional dengan cara

dibakar dan sebagian diangkut Sistem pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Sistem Prioteksi Kebakaran

51% kawasan bisa terjangkau mobil Damkar pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Kayu Agung

Bangunan Gedung

105 unit (38%) bangunan permukiman tidak teratur, struktur permukiman tidak

jelas. Pemberdayaan masyarakat Peremajaan

34 bangunan yang berada di atas sempadan sungai Pengawasan dan Pengendalian Permukiman kembali

18 bangunan yang berada di atas Rawa Pemberdayaan masyarakat Pemugaran

Jalan

Lingkungan Dari total panjang Jalan yg mencapai sekitar 692,34 m mengalami kerusakan pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Air Minum 25% rumah tangga belum terlayani air baku dengan kualitas baik pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Drainase

Lingkungan 391,43 Meter Saluran drainase tidak terpelihara pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Air Limbah 25% rumah tangga belum memeiliki prasarana air limbah pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Persampahan Pengelolaan sampah pengelolaan sampah dengan cara konvensional dengan cara

dibakar dan sebagian diangkut 2 kali 1 minggu Sistem pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Sistem

Prioteksi Kebakaran

kawasan bisa terjangkau mobil Damkar pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Cengal

Bangunan Gedung

327 unit (38%) bangunan permukiman tidak teratur, struktur permukiman tidak

jelas. Pemberdayaan masyarakat Peremajaan

22 bangunan yang berada di atas sempadan sungai Pengawasan dan Pengendalian Permukiman kembali

91 bangunan yang berada di atas Rawa Pemberdayaan masyarakat Pemugaran

Jalan

Lingkungan Dari total panjang Jalan yg mencapai sekitar 543,22 m mengalami kerusakan pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Air Minum 56% rumah tangga belum terlayani air baku dengan kualitas baik pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Drainase

Lingkungan 211,21 Meter Saluran drainase tidak terpelihara pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

Air Limbah 40% rumah tangga belum memeiliki prasarana air limbah pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Persampahan Pengelolaan sampah pengelolaan sampah dengan cara konvensional dengan cara

dibakar dan sebagian diangkut 2 kali 1 minggu Sistem pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan Sistem

Prioteksi Kebakaran

kawasan bisa terjangkau mobil Damkar pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat Pengembangan dan perbaikan

(15)

Tabel 4. 6

Program Penanganan Kebutuhan Skala Lingkungan

No Kawasan Kumuh Kondisi Kekumuhan Pola Penanganan Kawasan Kontribusi Program

Skala Kota Skala Kawasan Skala Lingkungan

1 Jejawi Berat Tidak Legal Berat Legal Sedang Legal

Permukiman Kembali Peremajaan

Peremajaan

 Pembangunan dan pengembangan permukiman dan perumahan termasuk kasiba dab lisiba

 Penyusunan Masterplan Sistem Air Limbah  Penyusunan Outline Plan Sistem Air Limbah

 Peningkatan kapasitas penyediaan air minum (PDAM)  Peningkatan kapasitas listrik PLN.

 Peningkatan pengelolaan sampah dan penyediaan TPA yang ramah lingkungan

 Pembangunan kolam retensi sebagai daerah resapan air.

 Pembangunan fasilitas pendukung kota layak anak.  Penataan lingkungan permukiman

 Pembangunan kembali bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas infrasrtuktur permukiman

 Penyediaan proteksi kebakaran

 Penyiapan Lahan

 Penataan dan peningkatan kualitas rumah MBR

 Penataan dan peningkatan kawasan permukiman tidak layak huni

 Pembangunan PSD RTH

 Penyediaan sarana fisik untuk mendukung PHBS

 Pembangunan MCK Umum

 Pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan

2 Tulung Selapan Berat Tidak Legal Berat Legal Sedang Legal Ringan Legal Permukiman Kembali Peremajaan Pemugaran

 Pembangunan kembali bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas infrasrtuktur permukiman

 Rehabilitasi bangunan hunian

 Rehabilitasi infrastruktur permukiman  Penyediaan proteksi kebakaran

 Penyiapan Lahan

 Penataan dan peningkatan kualitas rumah MBR

 Penataan dan peningkatan kawasan permukiman tidak layak huni

 Pembangunan PSD RTH

 Penyediaan sarana fisik untuk mendukung PHBS

 Pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan

 Sosialisasi Rencana Pembangunan MCK Umum

 Pembangunan MCK Umum  Pembebasan Lahan TPST UDPK

 Penyusunan DED TPST Daur Ulang dan Pembuatan Kompos (UDPK)

 Operasi dan Pemeliharaan TPST UDPK  Pekerjaan pembangunan saluran dan

gorong-gorong drainase primer

 Pekerjaan pembangunan saluran dan gorong-gorong drainase lingkungan 3 SP. Padang Berat Tidak Legal

Berat Legal Sedang Legal

Permukiman Kembali

Peremajaan 

Pembangunan kembali bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas infrasrtuktur permukiman

 Penyediaan proteksi kebakaran

 Penyiapan Lahan

 Penataan dan peningkatan kualitas rumah MBR

 Penataan dan peningkatan kawasan permukiman tidak layak huni

 Pembangunan PSD RTH

 Penyediaan sarana fisik untuk mendukung PHBS

 Pembangunan MCK Umum

 Pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan

4 Lempuing Sedang Legal Peremajaan  Peningkatan kapasitas bangunan

(16)

No Kawasan Kumuh Kondisi Kekumuhan Pola Penanganan Kawasan Kontribusi Program

Skala Kota Skala Kawasan Skala Lingkungan

 Peningkatan kapasitas infrasytuktur permukiman

 Penyediaan proteksi kebakaran  Penyediaan RTH

 Penataan dan peningkatan kawasan permukiman tidak layak huni

 Pembangunan PSD RTH

 Penyediaan sarana fisik untuk mendukung PHBS

 Pembangunan MCK Umum

 Pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan

 Pengadaan Dumptruck  Pengadaan Amroll Truck

 Pekerjaan pembangunan saluran dan gorong-gorong drainase lingkungan 5 Padamaran Berat Tidak Legal

Sedang Legal

Permukiman Kembali Peremajaan

 Pembangunan kembali bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas infrasrtuktur permukiman

 Penyediaan proteksi kebakaran

 Penyiapan Lahan

 Penataan dan peningkatan kualitas rumah MBR

 Penataan dan peningkatan kawasan permukiman tidak layak huni

 Pembangunan PSD RTH

 Penyediaan sarana fisik untuk mendukung PHBS

 Pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan

 Operasi dan Pemeliharaan TPST UDPK  Pekerjaan pembangunan saluran dan

gorong-gorong drainase primer

 Pekerjaan pembangunan saluran dan gorong-gorong drainase lingkungan 6 Pampangan Berat Tidak Legal

Berat Legal Sedang Legal

Permukiman Kembali Peremajaan

 Pembangunan kembali bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas infrasrtuktur permukiman

 Penyediaan proteksi kebakaran

 Penyiapan Lahan

 Penataan dan peningkatan kualitas rumah MBR

 Penataan dan peningkatan kawasan permukiman tidak layak huni

 fisik untuk mendukung PHBS

 Pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan

7 Kayuagung Berat Tidak Legal Berat Legal Sedang Legal

Permukiman Kembali Peremajaan

 Pembangunan kembali bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas bangunan hunian

 Peningkatan kapasitas infrasrtuktur permukiman

 Penyediaan proteksi kebakaran

 Penyiapan Lahan

 Penataan dan peningkatan kualitas rumah MBR

 Penataan dan peningkatan kawasan permukiman tidak layak huni

 Pembangunan PSD RTH

 Penyediaan sarana fisik untuk mendukung PHBS

 Pembangunan MCK Umum

 Pembangunan dan peningkatan jalan lingkungan

(17)

No Kawasan Kumuh Kondisi Kekumuhan Pola Penanganan Kawasan Kontribusi Program

Skala Kota Skala Kawasan Skala Lingkungan

 Pengadaan Dumptruck  Pengadaan Amroll Truck

 Pemeliharaan saluran ke sungai pengurangan (lanjutan)

 Pemeliharaan saluran ke sungai bengkula  Pemeliharaan saluran sungai paku  Studi Kelayakan dan DED Pembangunan

Kolam Retensi

 Pembangunan Kolam Retensi 8 Cengal

Gambar

Gambar 4.1 Peta Klasifikasi Tingkat Kekumuhan
Gambar 4.2 Peta Sebaran Dan Urutan Permukiman Kumuh Prioritas Berdasarkan Hasil Penilaian Terhadap Kompleksitas Permasalahan

Referensi

Dokumen terkait

Iklim organisasi pada suatu perusahaan dapat diketahui dari mereka yang bekerja sama dengan organisasi dan anggotanya secara tetap serta mengetahui apa lingkungan

Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah untuk membuat aplikasi helpdesk berbasis web pada PDAM Tirta Musi Palembang yang meliputi proses pelaporan kerusakan alat-alat

Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian proses implementasi tarif progresif terhadap retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum di Kota Surakarta

Dalam strategi pengajaran dan pembelajaran seni bahasa guru harus menetapkan objektif yang perlu dicapai oleh murid dengan merujuk Standard Kandungan dan

Menurut Halwani (2005),ekspor adalah pengiriman komoditi ke luar wilayah Indonesia dari peredaran.Berdasarkan ketentuan tersebut maka berarti baha ekspor dilakukan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Morfologi Organ Reproduksi Musang Luak Jantan (Paradoxurus hermaphroditus) adalah karya saya dengan arahan dari dosen

Protokol Jaringan Sistem Multimedia Protokol Jaringan Sistem Multimedia Protokol Jaringan Sistem Multimedia Protokol Jaringan Sistem Multimedia.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui konsistensi pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio , loan to deposit ratio , return