• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN

JIGSAW

Erniwati Koto

SD Negeri 074045 Saewe, kota Gunungsitoli

Abstract: The subjects of this study were 30 students in grade 3 Semester II of Academic Year 2017/2018, consisting of 21 male students and 9 female students. The results of the learning evaluation from the pre cycle, cycle I and cycle II always increase and it can be seen from the percentage of students who complete in learning at the time of the pre cycle there is 30%, then the first cycle there is 60% and the second cycle there is 93.3%. From the results of the second cycle as a whole, it can be stated that classroom action research carried out in SD Negeri 074045 Saewe, Gunungsitoli South Gunungsitoli Subdistrict, academic year 2017/2018 has succeeded in achieving a predetermined success indicator of 85%.

Keywords: Learning Outcomes, Jigsaw Learning

Abstrak: Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 3 Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah sebanyak 30 anak, yang terdiri dari 21 siswa laki- laki dan 9 siswa perempuan. Hasil evaluasi pembelajaran dari pra siklus, siklus I dan siklus II selalu meningkat dan itu dapat dilihat dari prosentase siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran pada waktu pra siklus ada 30%, kemudian siklus I ada 60% dan siklus II ada 93,3%. Dari hasil pada siklus II secara keseluruhan maka dapat dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 074045 Saewe Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun Pelajaran 2017/2018 telah berhasil mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85%.

Kata kunci: Hasil Belajar, Jigsaw Learning

Penerapan metode yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar, akan tetapi harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Dalam pembelajaran IPS harus mengetahui metode atau teknik dalam menyajikan pelajaran kepada peserta didik, agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh siswa dengan baik. Dalam pemi-lihan metode harus disesuaikan

dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran dan bentuk pengajaran, karena pada dasarnya tidak ada satu metode pembelajaran yang baik, sebab setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, untuk itu dalam mengajar dapat digunakan berbagai metode pem-belajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan, karena pada hakekatnya metode adalah penerapan prinsip-prinsip

(2)

pendidikan bagi perkembangan peserta didik (Rasimin, 2012: 85).

Dewasa ini, kebanyakan pendidik hanya menerapkan metode ceramah pada mata pelajaran dan materi apapun, lazimnya guru harus bisa menyesuaikan antara materi dengan metode yang akan di terapkan karena dapat menentukan hasil pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, Rasimin (2012: 82) menyatakan sebagai berikut.

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan mengalami kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya, karena cukup banyak bahan atau materi pelajaran yang terbuang sia-sia, karena penggunaan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar-mengajar kurang tepat sasaran.

Implementasi metode pem-belajaran yang kurang sesuai dengan materi pembelajaran yang disampai-kan menjadi salah satu faktor ketidakberhasilan tujuan pembe-lajaran. Hal tersebut terjadi di berbagai Sekolah atau Madrasah termasuk di SD Negeri 074045 Saewe Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli dengan nilai rata-rata siswa di bawah standar minimal KKM yaitu di atas 85% sedangkan siswa hanya mencapai 30%. Hal tersebut mewajibkan seorang pendidik untuk menemukan dan mengimplementasi-kan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, dalam hal ini pada mata pelajaran IPS materi uang. Yaitu suatu metode yang memuat pengalaman belajar dan kektifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, dalam pelaksanaannya dapat menggunakan

pendekatan pembelajaran, di-antaranya; pembelajaran kontekstual, pembelajaran tematik (integratif), dan kooperatif. Salah satu metode yang dapat memuat keaktifan dan kerjasama adalah metode jigsaw learning.

Metode jigsaw learning adalah sebuah teknik pengajaran yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknis "pertu-karan dari kelompok ke kolompok lain." (group to group exchange)

dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu (Slavin, 2010: 245). Pada kagiatan pembelajarannya siswa dikelompokan untuk mendiskusikan suatu materi untuk kemudian didiskusikan dengan kelompok yang baru. Pembentukan kelompok tersebut bertujuan agar siswa dapat berkolaborasi dengan teman secara kooperatif, sehingga diharapkan siswa akan siap dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang siswa untuk belajar, baik belajar dari guru maupun dari teman lainnya.

METODE

Pada pelaksanaan penelitian ini peneliti melakukakan penelitian dengan melalui dua siklus, akan tetapi sebelum itu peneliti melaksanakan pra siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode jigsaw learning.

Deskripsi Pelaksanaan Siklus I a. Tahap Perencanan

1)Perencanaan dalam siklus kedua dimulai dengan refleksi awal, yaitu peneliti melakukan

(3)

perenungan berdasarkan evaluasi pra siklus terhadap pembelajaran materi yang telah dilakukan menunjukkan kelemahan dalam hal respon siswa yang disebabkan karena siswa masih belum terlibat aktif, waktu yang digunakan belum efektif, ketram-pilan guru masih kurang.

2) Membuat RPP dengan menerapkan metode jigsaw learning.

3) Mempersiapkan instrumen peni-laian dan lember observasi.

4) Menyiapkan alat peraga berupa uang.

5) Menyiapkan secarik kartu yang berisi materi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Guru melaksanakan pem-belajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. Adapun langkah-langkah pembelajaran macam- macam uang dengan menerapkan metode jigsaw learning pada siklus II ini secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Guru mengucapkan salam dilanjutkan melakukan presensi kehadiran siswa.

2) Melaksanakan pre test secara lisan tentang pengertian uang. Adapun tes lisan dilaksanakan secara individual.

3) Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok. Jumlah kelompok menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya.

4) Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang berbeda. 5) Setiap kelompok mengirimkan

anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya.

6) Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok. 7) Guru memberi pertanyaan

kepada siswa untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari. 8) Guru melakukan kesimpulan,

klarifikasi, dan tindak lanjut. 9) Guru melaksanakan post test

untuk mengetahui penguasaan materi pada siswa.

c. Observasi

Peneliti dan mitra melakukan pengamatan terhadap proses pem-belajaran dan nilai siswa setelah akhir kegiatan pembelajaran dari hasil evaluasi yang kemudian dikelola sehingga menjadi acuan nilai siswa yang secara langsung merupakan tugas utama bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar memperoleh hasil yang maksimal, dengan begitu guru tau kemampuan dari masing-masing siswa itu sendiri.

Pada siklus yang pertama siswa terlihat mulai aktif dan memperhatikan materi pelajaran denga baik, akan tetapi masih belum maksimal karena masih ada siswa yang masih malu untuk mengungkapkan pendapatnya.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsung pembelajaran terhadap situasi kelas dan prestasi siswa pelaksanaan kegiatan pembe-lajaran pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, peneliti dapat mene-mukan kelemahan pembelajaran

(4)

sebagai berikut :

1) Siswa yang berkemampuan rendah masih kurang aktif dalam memahami materi pelajaran dan dalam kelompok terlihat banyak diam selama kegiatan berlangsung.

2) Ada kelompok yang tidak berani menjelaskan ke kelom-pok lain karena malu.

3) Masih belum bisa berkelompok dengan teman yang belum biasa, karena dari sejumlah anak masih terdapat kelompok-kelompok yang tidak mau berganti-ganti pasangan dan hanya mau satu kelompok dengan teman bermainnya saja sehingga mempersulit guru dalam mengkondisikan pembe-lajaran.

4) Siswa yang aktif mencatat dan memahami pembelajaran pun belum maksimal dan masih banyak yang belum bisa terfokus pada materi pembelajaran.

5) Siswa belum sepenuhnya antu-sias dalam mengikuti pembela-jaran dan masih banyak yang rebut sendiri sehingga materi yang dia dapatkan tidak sepenuhnya dapat dipahami. 6) Siswa masih belum bisa

menger-jakan tugas sesuai dengan perintah yang disampaikan, karena kurang memperhatikan.

Dari hasil refleksi yang dilakukan tentunya masih banyak kekurangan yang terjadi dan masih banyak yang harus diperbaiki, dengan begitu maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus II. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan

1) Penyusunan Rencana Program

Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode jigsaw learning dengan Kompetensi Dasar (KD) mengenal sejarah uang. 2) Menyusun alat tes.

3) Menyusun Lembar Pengamatan 4) Penyiapan buku paket

sebagai sumber pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

5) Menyiapkan alat peraga berupa uang dan cek atau rekening.

6) Manyiapkan secarik kertas berupa materi. b. Pelaksanaan 1) Kegiatan Awal 2) Kegiatan Inti 3) Penutup c. Observasi

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tentang uang, maka penelitian difokuskan pada upaya peningkatan hasil belajar. Seperti pada siklus sebelumnya untuk melakukan pengamatan terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran, peneliti mengamati selama pembe-lajaran berlangsung. Proses berjalan-nya pembelajaran pada siklus yang ke II ini siswa merasa sangat senang dengan menggunakan metode jigsaw karena mereka terlihat menikmati pembelajaran tersebut dengan aktif dalam pembelajaran dan mereka juga memperoleh nilai yang maksimal. d. Refleksi

Berdasarkan hasil penga-matan, selama berlangsung pem-belajaran terhadap situasi kelas dan hasil belajar siswa pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II, peneliti menemukan perbedaan dari mulai pra siklus sampai dengan siklus yang ke II ini, adapun berbagai keunggulan dengan menerapkan

(5)

metode jigsaw learning antara lain: 1) Siswa semakin aktif dalam

pembelajaran.

2) Siswa semakin aktif mencatat materi yang diajarkan

3) Siswa betambah antusias dalam mengikuti pembelajaran.

4) Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain.

5) Siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

6) Melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggungjawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman sekelasnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil tes awal didapat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi uang masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh hanya 5.96 dengan persentase sebesar 30% yang belum tuntas belajarnya. Faktor dari guru berupa terlalu monotonnya pemakaian metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan tidak aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajarnya masih kurang memuaskan.

Dari pelaksanaan siklus I, persentase siswa mencapai milai sesuai dengan indikator keberhasilan

yang diharapkan yaitu ≥ 70 dari kriteria ketuntasan minimal atau nilai di atas 70 adalah 60%. Dari 30 siswa, baru ada 7 anak yang masuk pada kategori baik sekali atau sebesar 27%, dan sudah terdapat 11 anak masuk pada kategori baik atau sebesar 37%, sedangkan siswa yang masuk pada kategori cukup baik ada 9 anak atau sebesar 30%, dan hanya tertinggal 3 anak yang masih berada pada kategori kurang baik atau sebesar 10% dari berbagai siklus belum dinyatakan berhasil apabila belum mencapai ketuntasan minimal 85% dan siklus harus dilanjutkan.

Setelah melakukan siklus II, persentasi siswa yang mencapai nilai sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu ≥ 70 dari KKM atau nilai di atas 70% adalah 93%. Dari 30 siswa, terdapat 19 siswa yang masuk pada kategori baik sekali atau sebesar 63%, dan siswa yang mendapat nilai kategori baik terdapat 9 anak atau sebesar 30%, sedangkan siswa yang masuk pada kategori cukup baik tinggal 2 anak atau sebesar 7%, dan anak yang pada kategori kurang baik sudah tidak ada lagi sebagaimana pada siklus I.

Melihat hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa menunjukkan hasil rata-rata 82 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 93%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai rata-rata 70 dan ketuntasan 80% sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus II.

(6)

SIMPULAN

Dari uraian sebanyak II siklus, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penerapan Metode Jigsaw Learning dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan materi uang siswa Kelas 3-A SD Negeri 074045 Saewe Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal ini

dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar mulai dari siklus I dengan nilai rata -rata 70 dengan presentase 60%, siklus II meningkat menjadi 82 dengan presentase 93%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai rata-rata 70 dan ketuntasan KKM kelas minimal 85% yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan.

DAFTAR PUSTKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Linda, Dedi. (2003). Dasar-Dasar Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Dendy, Sugono. (1994). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas RI Djamarah,Bahri Syaiful.,

Zein.,Aswan. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: rineka Cipta.

Gagne

R.M.,Bringgs,L.J.,wager,W.W . (1992). Principles Of Instructional design. Orlando: Holt, Rinehard, and Wiston. Hilgard R. Ernest. (1948). Theories

Of Learning

Poerwanto. (1992). Psikologi Pendidikan. Bandung: Roda Karya.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. (2008). Metode Statistik. Bandung: Rineka Cipta

UU RI Nomor 20 tahun2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas RI

Waluyo. (1987). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

wasty Soemanto. (1983).

PSIKOLOGI Pendidikan.

Malang: Rineka Cipta

Wina Sanjaya. (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana .

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara Mendalam ( depth Interview ) biasanya dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara ( interview guide ) sebagai panduan yaitu, berisi seperangkat pertanyaan terbuka

Hubungan termodinamika dengan pemanasan global adalah bahwa telah diterangkan diatas efek rumah kaca disebabkan oleh aktvitas manusia seperti dari gas buangan

Berdasarkan latar belakang diatas maka telah dilakukan suatu penelitian terhadap dosis dan aplikasi glifosat dan paraquat pada tanpa olah tanah dan bagaimana

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apakah prospek Trans Jogja sebagai wujud transportasi cerdas di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta

Kekerasan Dalam Rumah Tangga. 5) SK Menkes RI Nomor 135 Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa.. 7) Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan tersebut dinamakan Civant (mungkin seperti Shirathal Mustaqim dalam kepercayaan agama Islam). Pada saat itu semua roh jahat dibinasakan oleh Ahura Mazda

Lembar Tugas Siswa (LTS) berisikan indikator dan kegiatan yang berisikan langkah-langkah kegiatan atau petunjuk tugas siswa yang harus dikerjakan oleh masing-masing