• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Trans Jogja adalah salah satu pelaksanaan transportasi umum berbasis BRT (Bus Rapid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Trans Jogja adalah salah satu pelaksanaan transportasi umum berbasis BRT (Bus Rapid"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trans Jogja adalah salah satu pelaksanaan transportasi umum berbasis BRT (Bus Rapid

Transit) yang mulai dioperasikan pada Maret 2008 dengan lebih dari 7.823.842 pengguna di

tahun 2010 (UPDT Trans Jogja DISHUBKOMINFO, 2010). Trans Jogja adalah masa depan transportasi cerdas di Kawasan Aglomerasi Yogyakarta yang efisien sehingga dapat dipandang sebagai prospek yang perlu ditelaah. Menurut Tribun Jogja (2013), pengoperasian Trans Jogja pada tahun 2015 akan berjalan sepenuhnya dengan penggantian angkutan umum kota biasa dengan armada Trans Jogja sehingga seluruh rute yang ada akan dilayani Trans Jogja. Transportasi turut memiliki peran agar mencapai kota yang efisien. Menurut Munawar ( 2012), melakukan perbaikan angkutan umum dan peningkatan sistem transportasi cerdas perlu dilakukan untuk mengatasi kemacetan di Yogyakarta. Masa depan tersebut tentunya perlu ditunjang dengan sistem informasi cerdas yang mampu memberikan informasi posisi armada dan tracking armada kepada pengguna secara real time. Kondisi real time yang memungkinkan pengguna Trans Jogja cepat merencanakan perjalanan dan memutuskan tindakan saat pergerakan terjadi akan berkontribusi terhadap efisiensi waktu pengguna. Yogyakarta dihadapkan pada kondisi netizen yang tinggi dan didominasi oleh Generasi Y atau generasi yang muncul bersamaan dengan era teknologi komputer. Trans Jogja yang memiliki rute yang rumit dapat diminimalisir dengan semakin banyak Generasi Y yang teredukasi menggunakan aplikasi perjalanan yang mendukung pergerakan mereka menggunakan Trans Jogja.

Pengembangan angkutan umum di Yogyakarta juga harus bersaing dengan pesatnya pertumbuhan penggunaan kendaraan pribadi. Lemahnya pengembangan angkutan umum

(2)

berpengaruh kepada lemahnya teknis, operasional, dan pelayanan (Kresnanto, 2013: 1).Pada November 2013, Sultan memberikan informasi kepada publik bahwa masih terdapat banyak keluhan terhadap Trans Jogja (Harian Jogja, 2014) salah satunya berkenaan dengan pelayanan. Pengembangan sistem informasi cerdas yang real time diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi agar pilihan warga terutama warga muda ke depan pada Trans Jogja meningkat. Dalam konteks penataan ruang, dukungan pengembangan transportasi berbasis BRT tersebut dapat menjadi masukan yang baik bagi perencanaan ruang berbasis transportasi umum karena kota yang cerdas adalah kota yang efisien. Semakin banyak kesadaran berkendaraan umum dapat ditunjang salah satunya dengan edukasi sistem cerdas yang dapat digunakan untuk mempermudah berkegiatan.

Menurut UN HABITAT (2009), perencana kota akan menghadapi hal-hal yang sulit dibayangkan pada masa kini. Keterbatasan riset dan informasi menjadi kendala terbesar dalam pelaksanaan perencanaan kota tersebut. Informasi yang dibutuhkan ke depan dalam konteks perencanaan kota adalah informasi mengenai karakteristik spasial kota. Riset mengenai pemanfaatan teknologi informasi spasial dalam mengurus masalah kota antara lain masalah jaringan (network) dan infrastruktur (termasuk transportasi). Hal tersebut mendorong pertumbuhan Kota Cerdas sebagai bagian adaptasi kota terhadap kemajuan teknologi informasi yang berkembangtermasuk yang terjadi di Yogyakarta.Kota Yogyakarta pernah mendapatkan Juara 1 dalam kategori aktifitas internet tertinggi di Indonesia pada penghargaan Smart City Award 2011 (Pratama, 2014). Penghargaan lain yang diperoleh Pemerintah Kota Yogyakarta adalah E-Government Award 2011karena penerapan teknologi informasi dalam sistem pemerintahan (Tribunnews, Februari 2012). Kemudian pada tahun 2010 dikembangkan mTransport DIYuntuk mendukung sistem informasi cerdas khusus transportasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Aplikasi mTransport DIY merupakan aplikasi resmi pertama yang dihasilkan pemerintah daerah dengan swasta di Daerah Istimewa

(3)

Yogyakarta yang fokus pada penyediaan informasi terkini mengenai rute jalur angkutan umum, CCTV kondisi lalu lintas, serta informasi umum lain terkait transportasi publik (Gamatechno, 2013). Hingga tahun 2013 belum terdapat informasi mengenai tracking khusus bus Trans Jogja serta informasi yang khusus mendeteksi posisi armada tersebut secara real

time sehingga topik tersebut mendorong penelitian ini dilakukan. Selain itu, penelitian

mengenai aplikasi untuk transportasi umum dalam konteks perencanaan wilayah dan kota masih belum banyak didalami. Aplikasi yang dipakai dalam kaitannya dengan aktifitas publik di Ohio (USA) misalnya, menunjukkan bahwa pertumbuhan aplikasi yang diciptakan untuk mengetahui kondisi lalu lintas dan kota perlu didalami. Pengaruh ruang virtual terhadap ruang fisik melalui aplikasi yang mendukung perencanaan transportasi akan sangat tampak (Evans-Cowley, 2012:25).

Menurut Coates et al (1996) dalam Aristiarini (2007), terdapat empat kunci pendorong perubahan hingga tahun 2025 yaitu teknologi informasi (1); material (2); genetika (3); dan energi (4). Penggunaan sistem informasi cerdas merupakan salah satu bagian penggunaan teknologi informasi dalam transportasi yang memungkinkan orang melakukan perencanaan dan melihat situasi ketika bepergian. Penelitian ini tidak ditujukan untuk mendukung kegiatan penggunaan ponsel saat berkendaraan sehingga membahayakan, tetapi lebih kepada kesiapan individu (self-preparedness) dalam mengetahui informasi perjalanan menggunakan kendaraan umum.

Trans Jogja merupakan salah satu jenis angkutan umum yang telah beroperasi sejak tahun 2008 dengan lebih dari 7.823.842 pengguna di tahun 2010 (UPDT Trans Jogja DISHUBKOMINFO, 2010). Dampak pengurangan emisi karbon yang ditimbulkan dari tahun 2010 hingga 2014 sebesar 65.538 ton menjadi 77. 769 ton. Potensi pengurangan karbon akan terus bertambah jika dihitung dari tahun 2010- 2024 mengurangi emisi karbon sebesar 1.313.016 ton (UNU-IAS, 2014: 19). Trans Jogja telah menggantikan 108 bus lama dengan

(4)

armadanya sejumlah 54 unit. Pelayanan informasi lokasi dan waktu kedatangan akan menjadi faktor penarik lebih banyak orang untuk beralih menggunakan Trans Jogja. Dukungan terhadap kemudahan akses informasi Trans Jogja akan menjadi bagian dari peningkatan kepercayaan publik terhadap armada tersebut.

1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Trans Jogja sebagai transportasi umum yang direncanakan terus menjadi bagian dari implementasi transportasi cerdas idealnya dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang menunjang. Sebagai contoh sistem informasi titik Shelter sudah terpasang di setiap armada, namun belum terdapat sistem informasi lain yang menginformasikan penumpang mengenai waktu dan posisi armada yang akan digunakan. Adanya mTransport DIY sebagai satu-satunya aplikasi resmi yang disediakan untuk menjawab tantangan real time sudah dipublikasikan sejak 2011 tetapi belum diketahui bagaimana respon publik dan apakah perlu menerapkan sistem informasi cerdas lain yang dapat dikembangkan, pertumbuhan jumlah penduduk, serta bagaimana institusi terkait menghadapi perkembangan Trans Jogja menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan. Berdasarkan hal tersebut, maka secara umum penelitian ini ingin menjawab pertanyaan penelitian yaitu seperti apakah prospek Trans Jogja sebagai wujud transportasi cerdas di Kawasan Aglomerasi Yogyakarta pada masa depan?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan Kota Cerdas di Daerah Istimewa Yogyakarta di bidang transportasi publik. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apakah prospek Trans Jogja sebagai wujud transportasi cerdas di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta di masa depan sehingga seluruh pihak yang terkait dapat mempersiapkan bagaimana pengembangan yang diperlukan bagi Trans Jogja di masa depan.

(5)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Kontribusi teoritis kajian Kota Cerdas pada ilmu perencanaan wilayah dan kota terutama hubungan antara ruang virtual dengan ruang fisik

2. Dukungan terhadap pengembangan transportasi cerdas di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta

3. Memberikan gambaran prospek Trans Jogja dan usulan pengembangannya yang relevan dengan perkembangan zaman terutama menghadapi Generasi Y dan Z di Kawasan Aglomerasi Yogyakarta

1.5 Batasan Penelitian

Batasan penelitian adalah dari segi fokus dan lokus. Fokus penelitian adalah prospek Trans Jogja dalam menerapkan transportasi cerdas di era kota cerdas dari segi kebutuhan

(demand) terhadap Generasi Y dan Z, institusi, teknologi, dan sarana prasarana. Penelitian juga mengambil sampel penerapan transportasi cerdas tersebut salah satunya informasi cerdas mTransport DIY. Lokus penelitian yang diambil adalah rute Trans Jogja meliputi Jalur 1A, 1B, 2A, 2B, 3A, 3B, 4A, dan 4B di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) dengan pengujian di Jalur 2A, 2B, 3A, dan 3B saja karena jalur yang paling ramai dan melewati pusat- pusat strategis pendidikan, sosial, ekonomi, dan kesehatan. Jalur 4A dan 4B sempat vakum beroperasi, namun pada 21 April 2014 telah kembali beroperasi.

Fokus penelitian dipilih karena perkembangan transportasi cerdas yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan Kawasan APY sebagai kota pelajar dengan populasi anak muda yang semakin meningkat, institusi pemerintahan yang mengemban tugas penyediaan transportasi publik, teknologi, serta infrastrukturnya. Adapun mTransport DIY adalah salah aplikasi resmi yang diluncurkan oleh pemerintah daerah selaku

(6)

penyedia layanan serta ditujukan untuk mengembangkan sistem informasi yang real time demi mendukung pergerakan manusia dan barang. Hal tersebut memiliki relevansi dengan kajian tata ruang.Aplikasi tersebut merupakan sarana yang menjembatani pergerakan ruang virtual sehingga mempengaruhi pergerakan di ruang fisik.Lokus penelitian dipilih karena Kawasan APY merupakan kawasan operasional Trans Jogja dan memiliki riwayat pengembangan Kota Cerdas yang relevan dengan kajian model sistem informasi cerdas. Fokus objek ujicoba juga memiliki batasan pada generasi yang berusia 20 tahun ke atas ataupun 20 tahun ke bawah yang masih masuk dalam rentang Generasi Y dan Z, terutama yang familiar dengan teknologi digital.

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian tesis perlu meninjau beberapa penelitian terkait sehingga dapat dipastikan bukan hasil plagiarisme dan diketahui adanya perkembangan kajian yang memengaruhi penelitian. Penelitian- penelitian sebelumnya memodelkan bagian transportasi dengan latar belakang teknis yang kuat dengan penggunaan bantuan perangkat lunak tertentu untuk melihat pola. Pendekatan keruangan yang dilakukan belum memiliki proporsi dominan karena perbedaan latar belakang studi dan konsentrasi. Berikut merupakan beberapa penelitian yang berkaitan dengan tesis ini antara lain:

Tabel 1.1 Penelitian Terkait Dalam Penyusunan Tesis

No. Nama Peneliti Judul Lokasi Jenis,

Tahun Tujuan Metode Hasil

1. Synthia Angelia (Fast Track 01 MSTT, UGM) “Penggunaan Software EMME/3 untuk Pengembanga n Trayek Angkutan Umum Bus Trans Jogja” Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta 2013 Pemodelan trayek Bus Trans Jogja Pemodelan (simulasi software) 1. Pemodelan dengan Model 1 pada kondisi eksisting Bus Trans Jogja menunjukkan angka validasi yang cukup baik pada uji Regresi Linear yaitu penumpang/ rit= 0,71, load factor= 0,688, waktu tempuh= 0,691, jumlah armada = 0,926. Sementara hasil load factor dari trayek 1A=49%, IB= 31%,

(7)

2A=41%, 2B=21%, 3A=31%, dan 3B=30%. 2. Adanya usulan penambahan trayek baru pada Bus Trans Jogja yaitu trayek 4A, 4B, 5,6,7 karena pada pemodelan dengan EMME/3 menunjukkan hasil yang yang lebih baik dari kondisi eksisting.

3. Pemodelan tersebut dapat memperkirakan hitungan total penumpang naik-turun dan lokasi transfer dari Bus Trans Jogja. Perlu adanya penambahan halte pada Jalan Kaliurang, Jalan Ring Road Utara, Jalan Magelang, dan Bundaran UGM. Serta perlunya perbesaran kapasitas halte di halte Stadion Kridosono, Taman Parkir Ngabean, dan Taman Pintar. 2. Anugrah Ilahi (MSTT, UGM) “Mikrosimula si Penerapan Trans Jogja Busway dan Trans Jogja Area Traffic Control System (ATCS)” Yogyakarta 2013 Mengetahui mikrosimulasi Trans Jogja berdasarkan sistem ATCS Pemodelan dengan simulasi program AIMSUN 6.1 dan ArcGIS

Visual dan matriks variasi model Trans Jogja di masa depan. Terdapat potongan jalan yang menjadi simpang- simpang utama lokus penelitian.

3. Aris Priyantoro (S2 Ilmu Komputer, UGM) “Pengembang an Aplikasi Layanan Informasi Rute Optimal Berbasis Google Map Paa Perangkat Bergerak Dengan Sistem Operasi Android (Studi Kasus Rute Trans Jogja)” Yogyakarta 2012 Membuat aplikasi yang akurat untuk rute Trans Jogja

Studi Kasus Menghasilkan sebuah aplikasi Android yang dapat mengetahui pencarian rute tercepat berdasarkan jadwal keberangkatan, rute berdasarkan jarak, dan lima rute terbaik pada jalur Trans Jogja

4. Syaiful Muazir& Horng-Chang Hsieh (Jurusan Arsitektur, National Cheng KungUniversity, Designing for SmartTravelle rs in Ubiquitous Era:Concepts, Scenarios and Experiences Global 2012 Mengetahui pola, tren, dan dampak penggunaan ICT untuk penjelajah (traveller) Penelitian eksploratif

1. AmI atau Ambient Intelligence (kondisi dimana manusia beraktifitas dengan dukungan computer dan jaringan di sekelilingnya) telah mempengaruhi interaksi manusia dalam lanjutan... lanjutan...

(8)

Taiwan) bepergian khususnya keperluan pariwisata. 2. Bahwa adanya hubungan

semakin erta antara manusia dengan computer yang bertransformasi menjadi perangkat- perangkat mobile. Mobile berkembang sebagai istilah untuk menggambarkan kondisi

“handled” atau “dalam genggaman” manusia.

3. Perlunya menyediakan infrastruktur, perangkat, layanan, dan desain yang kreatif sehingga memicu pengalaman yang baik bagi penjelajah dalam menggunakan telepon genggamnya. 5. Prof. Jennifer S. Evans-Cowley (Dosen PWK, Ohio State University, USA) There’s an App for that: Mobile Applications for Urban Planning Delaware (Ohio), New York, Global 2011 Menganalisis dan dukungan memanfaatkan perkembangan teknologi aplikasi untuk perencana kota Studi kasus eksploratif

1. Belum ada aplikasi yang mampu menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan dalam keseharian, namun antar aplikasi dapat saling bermanfaat

2. Informasi berbasis lokasi yang ada pada system mobile menjadi daya tarik berbagai ilmu termasuk PWK. Tantangan penggunaan GPS dalam sistem menjadi semakin besar. 3. Perlunya berbagai

eksperimen dan teknik baru mengetahui dinamika sosial seiring perkembangan teknologi 6. Danang Eko Nugroho (Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, UGM) “Implementas i Layanan Location Based Service di PT Excelcomindo Pratama” - 2003 Mengetahui implementasi layanan Location Based Service Studi literatur dan observasi data teknis kinerja sistem LBS di Excelcomin do Terdapat 3 layanan informasi berdasarkan LBS PT Excelcom yaitu Where R U?, Safe Trip, dan I Near U 7. M. Syuria (Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, UGM) “Komunikasi Data pada Jaringan GSM” - 2001 Mengetahui cara kerja komunikasi data pada jaringan GSM Studi literatur dan simulasi program komputer dengan program Visual Basics 1. Bahwa GPRS adalah layanan baru pada GSM dan memberi kemudahan dalam bentuk data paket (Paket Data Network) 2. Bahwa GPRS dapat

mengirimkan data pengguna ke jaringan yang berbasis IP (internet protocol) atau jaringan berbasis X.25 bersambung...

lanjutan...

(9)

1.7 Sistematika Penulisan

Tesis yang berjudul “Prospek Transportasi Cerdas di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta : Studi Kasus Trans Jogja” ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini disampaikan latar belakang penelitian, mengapa penelitian dilakukan, apa saja komponen yang akan diteliti, dan apa saja tujuan penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang teori- teori yang dipakai oleh peneliti dalam melakukan penelitian, termasuk dasar- dasar konsep Kota Cerdas, Intelligent Transportation System (ITS), hubungan perencanaan kota dan daerah terhadap sistem cerdas, siapa pengguna sistem cerdas secara umum, Generasi Y dan Z, serta contoh sistem yang berjalan dan berkembang.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini merupakan bagian yang menjelaskan bagaimana data penelitian diperoleh, bagaimana peneliti mengolahnya, dan rancangan hasil yang ingin dicapai dalam penelitian.

BAB IV Deskripsi Kondisi Eksisting

Bab ini menjelaskan fokus penelitian, lokasi penelitian, gambaran kondisi kawasan amatan, elemen transportasi cerdas yang ada pada Trans Jogja, kondisi KAWASAN APY, kesiapan institusi menerapkan transportasi cerdas, serta infrastruktur yang sudah ada.

BAB V Hasil dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan hasil peneliti dalam menggali informasi institusi terkait penerapan transportasi cerdas di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (APY), perkembangan populasi yang akan menjadi target penerapan transportasi cerdas terutama Generasi Y dan Z, serta temuan lainnya yang dihasilkan selama penelitian.

BAB VI Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab ini berisi kesimpulan penelitian dan rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti pasca penelitian bagi para pembaca, peneliti lain, dan pemangku kebijakan.

Gambar

Tabel 1.1 Penelitian Terkait Dalam Penyusunan Tesis

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) Persepsi Harga terhadap kepuasan pelanggan pada pengguna bus trans jogja di yogyakarta, (2) Kualitas Layanan

Karakteristik khusus pengguna Trans Musi Kota Palembang terdiri atas, intensitas dalam menggunakan Trans Musi yang didominasi oleh pengguna dengan jawaban hanya untuk transportasi

Berdasarkan analisis latar belakang tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PERMINTAAN JASA TRANSPORTASI UMUM DI KOTA SEMARANG (Bus Rapid

yang saat ini dapat dikeluarkan tidak sebanding dengan animo pengguna BRT Trans Semarang yang pesat merupakan sebuah hambatan bagi peran BLU UPTD Terminal

Berdasarkan hasil dari wawancara penulis dengan staff UPTD Pengelolaan Angkutan Perkotaan Trans Metro Pekanbaru mengenai indikator Aksesibilitas dijelaskan bahwa