• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: Science, Environment, Technology, and Society (SETS), pemahaman konsep, pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: Science, Environment, Technology, and Society (SETS), pemahaman konsep, pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

FISIK TERHADAP DARATAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

Fitrianita Utami1), Suharno2), Noer Hidayah3)

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jl. Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: fitrianita.utami@gmail.com

Abstract: The purpose of this research is to improve the concept understanding on the evolution effects of natural physic toward land through learning model of Science, Environment, Technology, and Society (SETS). The type of this research is classroom action research, it conducted in two cycles. The subject of this research are the homeroom teacher and the fourth grade students of SDN 01 Klodran, Colomadu, Karanganyar in the academic year 2013/2014 as many as 41 students. The data of this research were gathered pass through observation, interview, test, and documentation. The data were analyzed by using the interactive model (Miles & Huberman). The class average score prior to the treatment is 54,02; on the cycle I is rising to 71,16; on in the cycle II is rising again become 82,87. Based on the result of the research, it can be concluded that through Science, Environment, Technology, and Society (SETS) learning model can improve the concept understanding on the evolution effects of natural physic toward land on the fourth grade students of SDN 01 Klodran, Colomadu, Karanganyar in the academic year 2013/2014.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan melalui model pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society SETS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah guru kelas dan peserta didik kelas IV SDN 01 Klodran, Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 41 peserta didik. Teknik pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis datanya adalah model analisis interaktif (Miles & Huberman). Nilai rata-rata kelas sebelum tindakan sebesar 54,02; siklus I naik menjadi 71,16, dan pada siklus II naik menjadi 82,87. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dapat meningkatkan pemahaman konsep pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan pada peserta didik kelas IV SDN 01 Klodran.

Kata kunci: Science, Environment, Technology, and Society (SETS), pemahaman konsep, pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan suatu kum-pulan pengetahuan yang tersusun secara siste-matis tentang gejala alam (Sukardjo, dkk, 2005: 1). Oleh karena itu, pembelajaran IPA di seko-lah dasar melibatkan peserta didik untuk peduli terhadap alam sekitar dan memahami setiap ge-jala alam yang terjadi sehingga fakta dan gege-jala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA ti-dak hanya verbal melainkan faktual. Prinsip ke-terlibatan langsung peserta didik dikemukakan oleh Faculty Development and Instructional Design Center, Northern Illinois University (2012), bahwa dengan learning by doing atau experiential learning peserta didik dapat belajar dengan aktif, baik individual maupun kelom-pok, dengan cara memecahkan masalah (pro-blem solving). Guru bertindak sebagai pembim-bing dan fasilitator. Peserta didik dibimpembim-bing dan difasilitasi oleh guru untuk belajar melalui pengalaman atau keterlibatan langsung.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di SD N 01 Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupa-ten Karanganyar tahun ajaran 2013/2014

sela-ma menjalani Praktik Pengalasela-man Lapangan pada bulan September - November 2013 me-ngenai pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas ditemukan beberapa fakta. Fakta-fakta yang yang ditemukan antara lain: 1) penerapan model pembelajaran inovatif masih kurang; 2) guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, menca-tat, dan penugasan; 3) belum maksimalnya pe-nggunaan media pembelajaran; 4) masih mi-nimnya sumber belajar yang disediakan guru; 5) materi yang terlalu banyak; 6) alokasi waktu yang kurang, tidak sebanding dengan banyak-nya materi yang harus dikuasai peserta didik; dan 7) kurangnya minat peserta didik terhadap mata pelajaran IPA.

Hal tersebut didukung dengan data yang peneliti peroleh dari tes prasiklus pada tanggal 20 Desember 2013. Rata-rata nilai pemahaman konsep pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan termasuk dalam kategori ren-dah. Nilai dari 41 peserta didik kelas IV SDN 01 Klodran tahun ajaran 2013/2014, hanya 9 peserta didik (21,95%) yang nilainya mencapai KKM sebesar 70, sementara sisanya sebanyak

1) Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2) 3) Dosen PGSD FKIP UNS

(2)

32 peserta didik (78,05%) memperoleh nilai di bawah KKM. Dengan demikian, hampir empat perlima (4

5) dari kelas belum tuntas sehingga

dapat disimpulkan bahwa nilai pemahaman konsep pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan pada peserta didik kelas IV SD N 01 Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupa-ten Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 masih rendah.

Data yang diperoleh di atas dikuatkan ngan wawancara yang dilakukan peneliti de-ngan guru kelas dan peserta didik kelas IV SDN 01 Klodran tahun ajaran 2013/2014 pada 20 Desember 2013 mengenai pelaksanaan pembe-lajaran IPA di kelas. Faktor mendasar yang me-nyebabkan rendahnya pemahaman konsep pe-ngaruh perubahan lingkungan fisik terhadap da-ratan adalah peserta didik hanya menerima in-formasi dari guru dan kurang berperan aktif, de-ngan kata lain pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran konvensional tersebut kurang beerhasil sehingga peserta di-dik menjadi bosan dalam proses pembelajaran. Guru melaksanakan pembelajaran IPA hanya secara verbalistis, peserta didik tidak dilibatkan secara langsung untuk mengamati objek ten-tang fenomena-fenomena yang terjadi di ling-kungan sekitarnya.

Pembelajaran IPA seperti di atas tentu jauh dari hakikat IPA itu sendiri yaitu memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjela-jahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Selain itu, pembelajaran IPA dapat meningkat-kan rasa peduli terhadap alam sekitar secara il-miah dan memperoleh pemahaman untuk me-ngatasi masalah yang dihadapi dalam kehidup-an sehari-hari.

Oleh karena itu, untuk memahamkan kon-sep pengaruh perubahan lingkungan fisik terha-dap daratan, guru perlu menerapkan sebuah model pembelajaran yang menarik dan membu-at minmembu-at belajar peserta didik semakin mening-kat serta suasana belajar yang aktif sehingga terbentuklah masyarakat belajar dan pembela-jaran bermakna. Model pembelapembela-jaran yang di-maksud adalah model pembelajaran Science, Environment, and Society (SETS)

Melalui model pembelajaran SETS peserta didik dibimbing untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dan kepekaan terhadap

masalah-masalah lingkungan, perkembangan teknologi dan masyarakat, peserta didik berperan aktif untuk turut mencari pemecahan masalahnya (Sutarno, 2009: 9.1). Rusilowati, dkk (2012: 54) menyatakan dalam konteks pendidikan,

SETS membawa pesan bahwa untuk

meng-gunakan sains (S-yang pertama) ke bentuk tek-nologi (T) dalam memenuhi kebutuhan masya-rakat (S-yang kedua) diperlukan pemikiran ten-tang berbagai implikasinya pada lingkungan (E) secara fisik maupun mental. Sains, ling-kungan, teknologi, dan masyarakat satu sama lain saling berinteraksi.

Poedjiadi (2007: 126) menyusun tahapan pembelajaran dengan model pembelajaran SETS secara operasional sebagai berikut: 1. Tahap invitasi, undangan agar peserta didik

memusatkan perhatian pada pembelajaran. 2. Tahap pembentukan konsep, peserta didik

mengidentifikasi permasalahan dan mem-buat rumusan masalah.

3. Tahap aplikasi, peserta didik menerapkan konsep yang telah diperoleh pada permasa-lahan sehari-hari.

4. Tahap pemantapan konsep, guru meluruskan jika ada miskonsepsi.

5. Tahap evaluasi untuk mengukur kemampu-an pemahamkemampu-an konsep peserta didik. METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Klo-dran, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Ka-ranganyar. Subjek penelitian ini adalah guru ke-las dan peserta didik keke-las IV berjumlah 41 pe-serta didik yang terdiri dari 28 putra dan 13 putri. Waktu penelitian adalah selama lima bu-lan, pada semester II tahun ajaran 2013/2014.

Sumber data penelitian ini berasal dari guru kelas, peserta didik, dan dokumen. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu ob-servasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Va-liditas data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Sedangkan data dianalisis dengan model interaktif Miles dan Huberman (2007: 16), mencakup tiga kompon-en, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan pe-narikan kesimpulan.

Penelitian tindakan kelas ini mengguna-kan prosedur penelitian yang dilakumengguna-kan selama dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan selama empat tahapan tindakan, tahapan ini mencakup rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.

(3)

HASIL

Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan observasi dan menberikan tes pra-siklus. Hasil tes prasiklus menunjukkan seba-gian besar nilai rata-rata kelas masih rendah. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai pada Prasiklus

No. Interval Nilai

Tengah Frekuensi Persentase (%) 1 11 – 20 15,5 2 4,88 2 21 – 30 25,5 4 9,76 3 31 – 40 35,5 6 14,63 4 41 – 50 45,5 5 12,19 5 51 – 60 55,5 13 31,71 6 61 – 70 65,5 2 4,88 7 71 – 80 75,5 6 14,63 8 81 – 90 85,5 3 7,32 Jumlah 41 100,00 Rata-rata Kelas 54,02 Ketuntasan Klasikal = 9/41 x 100% = 21,95%

Berdasarkan data di atas, sebagian besar peserta didik belum mencapai KKM yang dite-tapkan yaitu 70. Dari 41 peserta didik, 32 diantaranya atau 78,05% peserta didik masih di bawah KKM dan hanya 9 peserta didik atau 21,95% peserta didik yang mencapai KKM. Adapun nilai terendah pada prasiklus adalah 15, nilai tertinggi 85, dan nilai rata-rata kelas sebe-sar 54,02.

Nilai pemahaman konsep pengaruh peru-bahan lingkungan fisik terhadap daratan pada peserta didik kelas IV SDN 01 Klodran setelah menggunakan model pembelajaran SETS pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai pada

Siklus I Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase (%) 51 – 60 55,5 7 17,07 61 – 70 65,5 15 36,58 71 – 80 75,5 13 31,71 81 – 90 85,5 4 9,76 91 – 100 95,5 2 4,88 Jumlah 41 100,00

Skor Rata-rata Kelas 71,16 Ketuntasan Klasikal = 23/41 x 100% = 56,10%

Pada siklus I ada 23 peserta didik atau 56,10% yang tuntas dan 18 peserta didik atau 43,90% memperoleh nilai di bawah KKM.

Nilai terendah 55, nilai tertinggi 95, dan nilai rata-rata kelas 71,16. Dengan demikian target pada indikator kinerja belum tercapai sehingga dilanjutkan siklus II.

Pada siklus II nilai pemahaman konsep pe-ngaruh perubahan lingkungan fisik terhadap da-ratan menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 seba-gai berikut:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai pada Siklus II Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase (%) 61 – 70 65,5 5 12,20 71 – 80 75,5 9 21,95 81 – 90 85,5 19 46,34 91 – 100 95,5 8 19,51 Jumlah 41 100,00

Skor Rata-rata Kelas 82,87 Ketuntasan Klasikal = 36/41 x 100% = 87,80%

Setelah dilaksanakan tindakan siklus II da-ta yang diperoleh menunjukkan bahwa ada 36 peserta didik atau 87,80% peserta didik yang tuntas, dan 5 peserta didik atau 12,20% peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai terendah 62,5, nilai tertinggi 100 dengan nilai rata-rata kelas 82,87. Hasil nilai pemaham-an konsep pengaruh perubahpemaham-an lingkungpemaham-an fisik terhadap daratan siklus II meningkat dan telah mencapai indikator kinerja yaitu 85,37% peser-ta didik yang mencapai bapeser-tas KKM, oleh karena itu peneliti mengakhiri tindakan dalam pembe-lajaran konsep pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan menggunakan model pembelajaran SETS.

PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari prasiklus, siklus I, dan siklus II dikaji dengan rumusan masalah selanjutnya dikaitkan dengan teori yang telah dikemukakan. Dengan melihat hasil penelitian yang ada, dapat diketahui bahwa model pembe-lajaran SETS dapat meningkatkan pemahaman konsep pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan pada pada peserta didik kelas IV SDN 01 Klodran tahun ajaran 2013/2014.

Peningkatan pemahaman konsep pada pe-nelitian ini terjadi secara bertahap pada setiap siklusnya dan terlihat dari ketuntasan klasikal. Perbandingan nilai rata-rata prasiklus, siklus I,

(4)

dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Perbandingan Nilai Evaluasi pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II Nilai Terendah 15 55 62,5 Nilai Tertinggi 85 95 100 Nilai Rata-rata 54,02 71,16 82,87 Jumlah Ketuntasan 9 23 36 Ketuntasan Klasikal 21,95% 56,10% 87,80%

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maya Wulandari (2013) bahwa penggunaan model pembelajaran SETS dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA materi sifat-sifat cahaya dengan persentase peningkat-an sebesar 53,89% pada akhir siklus II. Pada prasiklus hanya 35% peserta didik yang men-capai KKM dengan rata-rata klasikal 65. Sete-lah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran SETS pada siklus I siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 50% siswa dengan rata0rata klasikal 72,5. Sedangkan pada siklus II, peserta didik yang tuntas KKM me-ningkat lagi menjadi 88,89% dengan rata-rata klasikal 82,06. Selain itu peningkatan tersebut juga ditunjukkan pada aktivitas peserta didik (aspek afektif dan psikomotor) serta kinerja gu-ru dalam pembelajaran.

Untuk mengetahui apakah peserta didik te-lah memahami suatu konsep, paling tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya, yaitu: 1) menyebutkan nama contoh-contoh konsep bilai dia melihatnya; 2) menyatakan ciri-ciri konsep tersebut; 3) memilih dan membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan contoh; 4) mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut (Hamalik, 2010: 16). Dalam hubungannya dengan pemahaman kon-sep pengaruh perubahan lingkungan fisik terha-dap daratan, peserta didik yang telah mampu memahami konsep paling tidak peserta didik mampu menjelaskan pengertian fenomena alam (abrasi, erosi, longsor, dan banjir), mampu mendeskripsikan pengaruh fenomena alam (abrasi, erosi, longsor, dan banjir), serta meme-cahkan masalah (problem solving) tentang ke-rusakan lingkungan.

Hal ini didukung dengan pendapat yang di-sampaikan Poedjadi (2007: 13) bahwa model

pembelajaran SETS bertujuan untuk mem-bentuk individu yang memiliki kemampuan da-lam menyelesaikan masalah menggunakan konsep -konsep sains yang diperoleh dalam pendidikan. Dengan demikian pembelajaran menggunakan model pembelajaran SETS me-ngembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor secara utuh dibentuk dalam diri individu dengan harapan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menguatkan pen-dapat tersebut, Darwiyanto (2012) menyatakan bahwa model pembelajaran SETS merupakan suatu model pembelajaran yang terpadu antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat a-tau dalam bahasa Inggrisnya science, environ-ment, technology, and society (SETS).

Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara ni-lai rata-rata pemahaman konsep pengaruh peru-bahan lingkungan fisik terhadap daratan pada peserta didik kelas IV SDN 01 Klodran tahun a-jaran 2013/2014 sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran SETS. Adapun peningkat-an tersebut dapat dilihat dari meningkatnya ni-lai rata-rata klasikal pada setiap siklus. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pe-mahaman konsep pengaruh perubahan peruba-han lingkungan fisik terhadap daratan pada pe-serta didik kelas IV SDN 01 Klodran tahun ajar-an 2013/2014 meningkat melalui penggunaajar-an model pembelajaran SETS.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dalam pembelajaran konsep pengaruh perubah-an lingkungperubah-an fisik terhadap daratperubah-an pada pe-serta didik kelas IV SDN 01 Klodran tahun ajar-an 2013/2014 dapat disimpulkajar-an bahwa pene-rapan model pembelajaran SETS dapat mening-katkan pemahaman konsep pengaruh perubah-an lingkungperubah-an fisik terhadap daratperubah-an pada pe-serta didik kelas IV SDN 01 Klodran tahun ajar-an 2013/2014. Peningkatajar-an tersebut dapat dibu-ktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kla-sikal pada tiap siklus, yaitu pada prasiklus 54,0 dengan persentase ketuntasan sebesar 21,95%, pada siklus I nilai rata-rata klasikal 71,16 de-ngan persentase ketuntasan 56,10%, dan pada siklus II nilai rata-rata klasikal 82,87 dengan

(5)

persentase ketuntasan 87,80%. Maka keterca-paian pemahaman konsep materi pengaruh pe-rubahan lingkungan fisik terhadap daratan pada peserta didik kelas IV SDN 01 Klodran,

Keca-matan Colomadu, Kabupaten Karanganyar ta-hun ajaran 2013/2014 telah mencapai, bahkan melebihi indikator kinerja yang telah ditetap-kan, yaitu sebesar 85,37%.

DAFTAR PUSTAKA

Darwiyanto. (2012). Pembelajaran IPA Berwawasan Science Environment Technology And Society (SETS). Diperoleh 5 Januari 2014, dari http://bdksemarang.kemenag.go.id. Hamalik, O. (2010). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi

Aksara.

Miles, M.B. & Huberman, A.M. (2007). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Northern Illinois University, Faculty Development and Instructional Design Center. (2012). Experiential Learning. Diperoleh 27 Februari 2014, dari www.niu.edu/facdev.

Poedjiadi, Anna. (2007). Sains Teknologi Masyarakat Model pembelajaran Kontekstual

Bermuatan Nilai. Bandung: PT Remaja Rosdakarya dan Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusilowati, A., Supriyadi., Binadja, A., & Mulyani, S. (2012). Mitigasi Bencana Alam Berbasis Pembelajaran Bervisi Science Environment Technology And Society. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8 (2012), 51-60.

Sukardjo, JS., dkk. (2005). Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta: UPT. MKU UNS & UNS Press. Sutarno, N. (2009) Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wulandari, Maya. (2013). Peningkatan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Cahaya Melalui Model Pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS) pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri I Semagarduwur, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  Frekuensi  Nilai  pada   Prasiklus
Tabel  4.  Perbandingan  Nilai  Evaluasi  pada  Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Untuk nilai COP tertinggi pada heat pump tanpa mengunakan heat exchanger ini dikarenakan tekanan suction sebesar 35 Psi dan tekanan discharge sebesar 160 psi,

Tombol 3: tombol ini jika ditekan maka akan berfungsi untuk menjalankan motor 2, yaitu menggerakkan konveyor sehingga sampah yang sudah digaruk dari sungai dapat dimasukkan

$EVWUDN 3HQGLGLNDQ SDGD GDVDUQ\D DGDODK XSD\D PHQLQJNDWNDQ NHPDPSXDQ VXPEHU GD\D PDQXVLD VXSD\D GDSDW PHQMDGL PDQXVLD \DQJ PHPLOLNL NDUDNWHU GDQ GDSDW KLGXS PDQGLUL %HUGDVDUNDQ

(1-tailed) N Picture Completion Picture Arrangement Block Design Object Assembly Visual Spatial Picture Completion Picture. Arrangement

Proses konseling di lembaga kesejahteraan sosial (LKS) Pamardi Putra Yayasan Sinar Jati Lampung merupakan suatu layanan yang diberikan oleh konselor kepada residen

Di pojok timur Jaut Pulau Jawa, terdapat sebtiah pulau yq.ng dipisahkan oleh sebuah selat, ptilau tersebut bernama Pulau Madura. Pulau yang juga dikenal dengan nama

Melakukan wawancara orang-orang untuk memperoleh data yang pasti mengenai kondisi umbul sebagai dasar dalam perancangan city branding dan mengenai perkembangan pariwisata

Menurut O’Brien (2002, p.130), CRM menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan cross-functional enterprise system yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses