• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN ASET INFRASTRUKTUR IRIGASI, PLTA, PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI. Ir. Mujiadi, M.Sc Direktur Jenderal Sumber Daya Air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN ASET INFRASTRUKTUR IRIGASI, PLTA, PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI. Ir. Mujiadi, M.Sc Direktur Jenderal Sumber Daya Air"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN ASET INFRASTRUKTUR

IRIGASI, PLTA, PENYEDIAAN AIR MINUM

(2)

2

(3)

3

POTRET KINERJA

15 M m3 203 buah 6,5 M m3. 190 buah NASIONAL KINERJA TAMPUNGAN AIR DI INDONESIA

63,5

Dari total potensi 3,9 triliun m3 air di Indonesia, baru ±

15 milyar m3 atau 63,5 m3 per kapita yg dpt dikelola

melalui reservoir. Angka ini jauh lebih rendah dari Thailand (1.277 m3 / kapita) dan satu tingkat di atas Ethiopia(38 m3/kapita)

JUMLAH VOL TAMPUNGAN JUMLAH VOL TAMPUNGAN JUMLAH VOL TAMPUNGAN (BUAH) (JUTA M3) (BUAH) (JUTA M3) (BUAH) (JUTA M3)

1 SUMATERA 19 5.388,47 1 167,22 40 2122,36

EKSISTING ON GOING POTENSI

(4)

4

Ketahanan Air

 Kapasitas tampung

15,8 milyar m3

 Kapasitas per kapita =

64,87 m3/kapita

 Irigasi waduk 960 ribu hektar K I N E R J A 2 0 1 0 - 2 0 1 4

EVALUASI

Pembangunan 50 wadukPembangunan 2.500 buah embung

Pengerukan danau dan

waduk kritis  Revitalisasi situ Konservasi dan pengendalian sedimen

RANCANGAN RENSTRA

(2015-2019)

Kapasitas tampung masih rawan untuk antisipasi

kekritisan air dan ketahanan pangan ke depan

Pembangunan waduk minimal 10 buah/tahun dan embung 500 buah/tahun

KINERJA PRASARANA TAMPUNGAN (2014)

Indeks Pemakaian Air

Kebutuhan air / Ketersediaan air besar dari 40% (19) 20% - 40% (12) 10% - 20% (17) kecil dari 40% (83)

Indeks Pemakaian Air

Kebutuhan air / Ketersediaan air besar dari 40% (19) 20% - 40% (12) 10% - 20% (17) kecil dari 40% (83)

(5)

Ketahanan Pangan

K I N E R J A 2 0 1 0 - 2 0 1 4

EVALUASI

 Pembangunan irigasi baru

1.000.000 hektar

 Rehabilitasi irigasi seluas 3,0 juta hektar

Peningkatan IP eksisting irigasi, melalui:

 Peningkatan irigasi waduk dari 960.000

Ha menjadi 1.100.000 Ha

 Peningkatan efisiensi melalui modernisasi

irigasi

Pengelolaan rawa dan JIAT

difokuskan pada upaya

peningkatan yang ada

Pengembangan tambak sesuai

program peningkatan perikanan

RANCANGAN RENSTRA

(2015-2019)

(6)

6

Ketahanan Energi

Latar Belakang:

1. Kebutuhan Energi terus meningkat

(ekonomi meningkat, penduduk

bertambah, kebutuhan bertambah)

2. Cadangan Energi fosil (BBM, Gas, Batu Bara) terus berkurang

3. Daya dukung lingkungan semakin

menurun (Energi Fosil menghasilkan Emisi yang merusak Lingkungan)

4. Energi Fosil tidak lagi diandalkan sebagai

sumber energi dalam mendorong

Pertumbuhan Ekonomi dimasa depan

Sumber: RUPTL PLN 2012-2021 2012 (200 TWh) 2021 (± 411 TWh) BBM 1% - 4TWh Batubara 63% - 259 TWh Gas 19% - 78 TWh Panas Bumi 11% - 45 TWh Air 6% - 24.6TWh Lain-Lain 0.1% - 0.4 TWh BBM 15% - 30 TWh Batubara 51% - 102 TWh Gas 23% - 46 TWh Panas Bumi 5% - 10 TWh Air 6% - 12 TWh Lain-Lain 0.1% - 0.2 TWh

KAPASITAS PLTA DALAM BAURAN ENERGI RENDAH

- 5,2 % (3,94 MW) Potensi PLTA yg baru termanfaatkan dari Total Potensi 75.000 MW

(7)
(8)

Target pemenuhan air bersih 100 % pada tahun 2019

Peningkatan penyediaan air baku dari 56 m3/detik

menjadi 161,07 m3/detik (penambahan debit 105,07

m3/detik)

 Optimalisasi pemanfaatan “idle capacity”

 Penyediaan Air Baku untuk Pulau Terluar

RANCANGAN RENSTRA (2015-2019)

Kebutuhan Anggaran Pembangunan Air Baku TA 2015 – 2019 Sebesar ± Rp 27,6 Triliun PROPORSI RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES

TERHADAP AIR MINUM (PERKOTAAN DAN PERDESAAN)

48,80 47,60 47,80 48,30 46,50 47,70 50.13 53.57 59,00 62.65 66.98 100 100 100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2019 2020 2025 B PS, Su sen as 1993 - 2009 B PS, Su sen as 1993 - 2009 B PS, Su sen as 1993 - 2009 BPS , Sus ena s 19 93 2009 B PS, Su sen as 1993 - 2009 B PS, Su sen as 1993 - 2009 REA LI S A SI 2010 REA LI S A SI 2011 REA LI S A SI 2012 REA LI S A SI 2013 TA RGET 2014 TA RGET 2019 B PS, Su sen as 1993 - 2009 B PS, Su sen as 1993 - 2009 BPS, Suse nas 1993 - 2009 REA LI S A SI 2012 TA RGET 2014 TA RGET 2019 TA RGET 2020 TA RGET 202 5 BPS, Suse nas 1993 - 2009 BPS, Suse nas 1993 - 2009 BPS, Suse nas 1993 - 2009 BPS, Suse nas 1993 - 2009 BPS, Suse nas 1993 - 2009

LAYANAN AIR BAKU

(9)

9

KINERJA AIR BAKU

STATUS AKHIR DESEMBER 2013:

 TERBANGUN =43,24 m3/detik

 KAPASITAS IPA PDAM = 36,83 m3/detik

‘IDLE’ CAPACITY = 6,41 m3/detik

(10)

DUKUNGAN PENYEDIAAN AIR BAKU TERHADAP PROGRAM MP3EI DAN RPI2JM

MP3EI

Pembangunan Water Conveyance Karian Dam Q = 9,500 lt/dt (Rencana)

MP3EI

Pembangunan Intake dan Jar Pipa Transmisi Air Baku Lamongan

Q = 200 lt/dt (Finish 2012) MP3EI

Pembangunan Intake dan Jar Pipa Transmisi Air Baku Mojokerto

Q = 100 lt/dt (Finish 2012)

MP3EI

Pembangunan Prasarana Air Baku P.Ambon, P.Lease dan Pulau-pulau Selatan Ambon

Q = 40 lt/dt (Finish 2011) MP3EI

Pembangunan Intake dan Jar Pipa Transmisi Air Baku Palingkau Q = 220 lt/dt (Finish 2012) RPI2JM Kawasan MEBIDANGRO, Perpres No. 62/2011 Deli Serdang = 60 lt/dt (Finish 2012) Medan = 180 lt/dt (Rencana) RPI2JM Kawasan JABODETABEKPUNJUR, Perpres No. 54/2008

Peningkatan Kapasitas WTC dari 21,000 lt/dt menjadi 31,000 lt/dt (On Going, Finish 2016)

Katulampa Kota Bogor = 600 lt/dt (On Going, Finish 2014)

Parungpanjang Kab.Bogor = 200 lt/dt (On Going, Finish 2014)

RPI2JM Kawasan SARBAGITA, Perpres No. 45/2011 MA Metaum Tabanan = 250 lt/dt (Rencana) RPI2JM Kawasan MAMMINASATA, Perpres No. 55/2011 Penambahan kapasitas 1.100 lt/dt dari Waduk Bili-Bili (Rencana) MP3EI

Pembangunan SPAM Regional Banjarbakula

Q = 1500 lt/dt

(On Going, Finish 2016) MP3EI

Pembagunan SPAM Regional Greater Pontianak

Q = 850 lt/dt

(On Going, Finish 2014) MP3EI

Pembagunan Intake dan Jar Pipa Transmisi Air Baku Singkawang

Q = 300 lt/dt

(On Going, Finish 2014)

MP3EI

Pembangunan Intake dan Jar Pipa Transmisi Air Baku Teluk Bintuni

Q = 100 lt/dt

(On Going, Finish 2014) MP3EI

Pembangunan Intake dan Jar Pipa Transmisi Air Baku Distrik Teluk Umar NABIRE

Q = 105 lt/dt (Finish 2011 & 2012)

MP3EI

Pembangunan Intake dan Jar Pipa Transmisi Air Baku Distrik Kemtuk JAYAPURA

Q = 45 t/dt (Finish 2011)

KETERANGAN :

MP3EI : Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia RPI2JM : Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

MP3EI

Pembangunan Intake dan Jar Pipa Transmisi Air Baku Sungai Maro Kota Merauke

Q = 400 lt/dt (On Going, Finish 2017)

(11)
(12)

12

POTRET KINERJA

“ KONDISI IRIGASI PROPINSI / KABUPATEN BANYAK YANG RUSAK “

Sumber : Diolah dari hasil Audit Teknis SDA 2010 dan alokasi DAK 2010 - 2013 Kab/Kota Luas : 3.491.961 Ha (48%) Baik 63% Rusak 37% Prov Luas : 1.423.222 Ha (20%) Baik 55% Rusak 45% Pusat Luas : 2.315.000 Ha (32%) Baik 84% Rusak 16%

Kew. Kab/Kota TURUN HANYA 15%

Kew. Prov. TURUN HANYA 16%

AWAL 2014 Kab/Kota Luas : 3.491.961 Ha (48%) Baik 48% Rusak 52% Prov Luas : 1.423.222 Ha (20%) Baik 39% Rusak 61% 290 M 393 M 404 M 432 M 2010 2011 2012 2013 Program 2010 - 2013 AWAL 2010 Pusat Luas : 2.315.000 Ha (32%) Baik 54% Rusak 46% Kew. Pusat TURUN 30% 12

(13)

13

POTRET KINERJA

POHON JIAT POHON RAWA

(14)

14

PROGRAM TEROBOSAN

P4 – ISDA – IK : PROGRAM PERBAIKAN JARINGAN IRIGASI BERBASIS PERAN SERTA MASYARAKAT PETANI

14 KETERPADUAN PERENCANAAN ANTARA POLA, RTRW, DAN RP2I DALAM RANGKAANTISIPASI ALIH FUNGSI LAHAN BERIRIGASI POLA

PSDA RTRW

RP2I

Kerangka dasar dalam pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai dgn prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah serta keseimbangan antara upaya konservasi SDA dan pendayagunaan SDA

Sumber:

PP 42-2008 PSDA

Permen PU 22-2009 Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan Pola PSDA

Hasil perencanaan tata ruang wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yg batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif

Sumber:

Permen PU 16-2009

Instrumen perencanaan yg diperlukan oleh Kabupaten untuk melaksanakan kebijakan dan strategi pembangunan daerah di bidang pertanian,

serta pengelolaan irigasi secara partisipatif Sumber:

(15)

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN, PENINGKATAN

DAN REHABILITASI IRIGASI TA 2015

TA 2019

PROGRAM PEMBANGUNAN IRIGASI 1 JUTA HA DAN REHABILITASI 3 JUTA HA

No. Kegiatan Jumlah 2015 2016 2017 2018 2019

1 Pembangunan Irigasi (Primer + Sekunder)

per Tahun (Ha) 1 jt Ha 185.450 200.000 200.000 200.000 214.550 2 Pembangunan Irigasi (Primer + Sekunder)

per Kumulatif (Ha) 1 jt Ha 185.450 385.450 585.450 785.450 1.000.000 3 Rehabilitasi Irigasi per Tahun (Ha) 3 jt Ha 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 4 Rehabilitasi Irigasi per Kumulatif (Ha) 3 jt Ha 600.000 1.200.000 1.800.000 2.400.000 3.000.000 5 Pembiayaan (dalam Triliyun Rupiah)

a. Pembangunan/Rounding Up 9,273 11,000 12,100 13,300 15,730 b. Rehabilitasi 6,000 6,600 7,261 7,990 8,790 * Irigasi Permukaan, Rawa, Tambak, Pompa dan Air Tanah

585,450 785,450 1,000,000 600,000 800,000 1,000,000 (Ha )

PROGRAM PEMBANGUNAN IRIGASI 1 JUTA HA TA 2015 - TA 2019 Pembangunan Irigasi* (Primer + Sekunder) per Tahun (Ha) 1,800,000 2,400,000 3,000,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 (Ha )

PROGRAM REHABILITASI IRIGASI 3 JUTA HA TA 2015 - TA 2019

Rehabilitasi Irigasi* per Tahun (Ha)

KETERANGAN:

•Sesuai dengan PP Nomor 20 Tahun 2006, Irigasi yang dimaksud adalah Irigasi Permukaan, Rawa, Tambak, Pompa, dan Air Tanah.

•Nilai outcome 1 juta Ha

Pembangunan Irigasi dan 3 juta Ha Rehabilitasi mencakup kewenangan Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

(16)

16

DUKUNGAN

TERHADAP

ENERGI

(17)

PETA SEBARAN POTENSI PLTA (75.000 MW)

ACEH 5.062 MW

SUMATERA UTARA 3.808 MW

SUMATERA BARAT DAN RIAU 3.607 MW

SUMATARA SELATAN, JAMBI, BENGKULU, LAMPUNG

3.102 MW

JAWA TENGAH 813 MW

BALI & NUSA TENGGARA

SULAWESI SELATAN DAN TENGGARA 6.340 MW

KALIMANTAN BARAT 4.737 MW

KALIMANTAN TIMUR, SELATAN & TENGAH 16.844 MW

SULAWESI UTARA DAN TENGAH 3.967 MW

MALUKU 430 MW

PAPUA 22.371 MW

(18)

1. Terobosan percepatan pembangunan PLTA Karangkates IV&V , Kesamben dan Lodoyo 2. Pengembalian kapasitas mampu PLTA yang mengalami derating ke kapasitas terpasang melalui pengerukan (dredging) dan/atau refurbishment komponen PLTA 3. Rapid assessment potensi kapasitas PLTA dari 239 waduk milik Kementerian PU 4. Membantu percepatan perizinan pembangunan waduk-waduk dan PLTA yang sedang

berjalan

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN PLTA UNTUK PENINGKATAN

KETAHANAN ENERGI (DIREKTIF WAKIL PRESIDEN)

Ground Breaking : • PLTA Karangkates IV&V (2x50 MW) dan Kesamben (37 MW): Pertengahan Nov 2014 • PLTM Lodoyo-2 (9,5 MW): Awal Nov2014

• Studi Pilot Project dredging

oleh PU dan WIKA di Waduk Wonogiri

• Studi refurbishment oleh PLN telah dilaksanakan dan perlu review ulang • Kemen PU telah melaksanakan Rapid Assessment pada bendungan milik Kementerian PU IFC menawarkan kerjasama (Grant&Success fee) • Upper Cisokan (4x260 MW)-PLN telah mengeluarkan dokumen lelang; • Asahan III (2x87 MW) -menunggu SK Kemenhut pengganti SK No. 44; • Jatigede (110 MW)– Minggu ke II September 2014, PLN akan mengumumkan pemenang; • Rajamandala (47 MW) -GB Sep 2014; • Lodagung (1,3 MW)- GB Sep 2014, proses penetapan pengelola tenaga air ke Ditjen EBTKE;

• Jatibarang (1,5 MW) – GB Okt 2014 setelah selesai izin prinsip& pengurusan PPA; • Pandan Duri (3 MW): GB Okt

2014

(19)

Sinkronisasi dan Percepatan Pembangunan Waduk sebagai

Backbone Water-Food-Energy Nexus

Aceh, Aceh Utara

KEUREUTO

Sumatera Utara, Deli Serdang

LAUSIMEME

Kalimantan Timur, Balikpapan

T E R I T I P Banten, Serang SINDANG HEULA Jabar, Kuningan KUNINGAN Jateng : Kudus LOGUNG Jateng : Karanganyar GONDANG Jatim, Sampang NIPAH Jatim : Pacitan TUKUL Jatim : Ponorogo

BENDO Jatim : Trenggalek TUGU Jatim, Bojonegoro

GONGSENG Bali, Tabanan LAMBUK

Sulsel, Makassar

NIPA - NIPA

Sulsel, Gowa

KARALLOE

Sulut, Bolaang Mongondow

L O L A K NTB, Dompu T A N J U NTB, Dompu M I L A NTT, Kupang RAKNAMO NTT, Kupang KOLHUA Akar/Highlight Permasalahan:

Volume tampungan air

(20)

20

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

INFRASTRUKTUR SDA

(21)

100 80 PEMBANGUNAN BARU P. KHUSUS/ PERBAIKAN/ PENGGANTIAN (PARSIAL) REHABILITASI BAIK RUSAK BERAT O&P BAIK Ki ner ja S istem iri gasi (% ) Kondisi Prasa ran a ( % ) SANGAT BAIK BAIK KURANG 90 RUSAK RINGAN RUSAK SEDANG 70 55 O&P KURANG 0 10 40 20 Ting ka t Ke rusakan ( % ) P. BERKALA P. RUTIN

(22)

KONSEP KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS OP SDA

Menjaga kondisi dan fungsi sarana dan prasarana SDA sesuai umur layanan

1. Semua Aset

SDA harus

di-OP

- Kondisi Baik/Rusak ringan/Rusak Sedang - Selesai dibangun / direhab

2. Seluruh

regulasi yang

mendasari

pelaksanaan

legal OP

diselesaikan

3. Pemenuhan

dan

peningkatan

kapasitas SDM

pelaksana OP

SDA

4. Pemenuhan AKNOP seluruh sarana dan prasarana OP SDA

Peningkatan peran kelembagaan dengan dukungan sistem

informasi

(23)

KERANGKA STRATEGIS PELAKSANAAN OP SDA 2010 - 2025

2020 2025 2015 2019 2010 2014 OP BANGKIT OP PRIMA OP IDEAL PERHATIAN TERHADAP OP MENINGKAT KEBUTUHAN TERHADAP PELAKSANAAN PEMENUHAN OP KEBERLANGSUNGAN INFRASTRUKTUR SDA PILAR UTAMA

A

S

E

T

R E G U L A S

S

D

M

P E N D A N A A WADUK/EMBUNG/ SITU IRIGASI-RAWA-AIR BAKU-AIR TANAH LAHAR SEDIMEN-PENGENDALI BANJIR-PENGAMAN PANTAI OP DAN PENANGGULANGAN BENCANA

PENGELOLAAN SDA YG BERKELANJUTAN

TERLAKSANANYA OP SDA DAN

(24)

KERJASAMA PEMANFAATAN

BMN

Pendayagunaan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan Penerimaan Negara dan sumber pembiayaan lainnya.

 KSP tidak mengubah status BMN.

 Tanah, gedung, bangunan, sarana dan fasilitas yang dibangun oleh Mitra KSP menjadi BMN sejak diserahkan kepada Pemerintah sesuai perjanjian atau pada saat berakhirnya perjanjian

 Biaya persiapan KSP yang dikeluarkan oleh Pengelola Barang atau Pengguna Barang s.d. Penunjukan Mitra KSP dibebankan pada APBN  Biaya persiapan KSP yang terjadi setelah

ditetapkannya Mitra KSP dibebankan pada Mitra KSP

 Cicilan pokok dan biaya yang timbul atas pinjaman Mitra KSP, dibebankan pada Mitra

KSP dan tidak diperhitungkan dalam

pembagian keuntungan

 Mitra KSP ditentukan melalui tender, kecuali BMN yang bersifat khusus.

Mengoptimalkan daya guna dan hasil guna BMN

Meningkatkan penerimaan negara

Tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dlm APBN utk memenuhi biaya terkait BMN

Optimalisasi

PNBP

Pemeliharaan

 Kontribusi tetap.

 Pembagian keuntungan hasil pendapatan KSP.

(25)

KERJA SAMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

Kerja sama antara pemerintah dan badan usaha untuk kegiatan penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

 Mitra KSPI yang telah ditetapkan, selama jangka waktu KSPI:

a. dilarang menjaminkan, menggadaikan, atau memindahtangankan BMN yang menjadi objek KSPI;

b. wajib memelihara objek KSPI dan barang hasil KSPI; dan

c. dapat dibebankan pembagian kelebihan keuntungan sepanjang terdapat kelebihan keuntungan yang diperoleh dari yang ditentukan pada saat perjanjian dimulai (clawback).

 Mitra KSPI harus menyerahkan objek KSPI dan Mendukung tugas dan fungsi

pemerintahan

Tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dlm APBN utk penyediaan infrastruktur

Termasuk dalam daftar prioritas proyek program penyediaan infrastruktur yg telah ditetapkan

Pendukung

Penyediaan

(26)

27

Referensi

Dokumen terkait

Penyandang cacat (Disabilitas) adalah setiap orang yang mempunyai.. kelainan fisik yang merupakan rintangan dan hambatan baginya

18 Hospitalitas Pentakostal, melalui pembacaan reflektif Kisah Para Rasul 2:44-47, tidak sekadar menampilkan perilaku sosial atau diakonia, melainkan juga sebuah

Tinjauan Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Wonosobo Berdasarkan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009

Kenaikan harga barang kebutuhan pokok juga semakin mempersulit kehidupan tukang becak yang pendapatan semakin berkurang dari hari kehari.Tukang becak sebagai salah

Teknik pengambilan sampel menggunakan salah satu metode Non Probabilty Sampling yaitu Purposive Sampling di mana anggota populasi dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan

Sistem yang direalisasikan pada penelitian ini terdiri dari 4 buah sensor node yang berfungsi untuk merekam sinyal EKG dan satu buah kordinator sebagai pusat

Hal inilah yang menjadi acuan penelitian dilakukan untuk mendapatkan telur asin dari telur itik segar berdasarkan lama penyimpanan telur setelah diinjeksi,

Hasil yang didapat dari uji coba melalui kuisioner adalah aplikasi berguna bagi user untuk menentukan pilihan tempat makan, kualitas informasi yang diberikan