• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dalam proses belajar mengajar.5Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar.

pengelolaan Pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses panjang yang dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, waktu dan personel yang diperlukan. Sedang pengorganisasian merupakan pembagian tugas kepada personel yang terlibat dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran, pengkoordinasian, pengarahan dan pemantauan. Evaluasi sebagai proses dilaksanakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang telah dicanangkan, faktor pendukung dan penghambatnya.

Pengelolaan Kelas (classroom management) berdasarkan pendekatan menurut Weber diklasifikasikan keadaan dua pengertian, yaitu

5

Djamarah syaiful bahri dan zein aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka cipta,2010, h.173

(2)

10 berdasarkan pendekatan otoriter dan pendekatan permisif.Berikut dijelaskan pengertian dari masing-masing pendekatan tersebut. Pertama, Berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa,guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat. Kedua pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan untuk siswa melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan yang mereka inginkan.

B. Aktifitas Siswa

Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani . Sedangkan Rahmania menyebutkan bahwa aktivitas mengajar adalah segala tindakan yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran.6 Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan atau tingkah laku siswa yang terjadi selama proses belajar mengajar.

Menurut Chaplin aktivitas adalah segala kegiatan yang di laksanakan organisme secara mental ataupun fisik. Aktivitas siswa selama proses Belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Banyak jenis aktivitas yang bisa dilakukan siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti

6

(3)

11 lazim terdapat di sekolah sekolah yang menggunakan pendekatan konvensional (tradisional).

macam aktivitas siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Visual Activities, Seperti membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan demonstrasi Percobaan Pekerjaan Orang lain.

2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities, seperti mendengarkan: uraian, percakapan,diskusi, musik, pidato.

4. Writing Activities Seperti menulis: cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi model bermain, berkebun, berternak.

7. Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa merupakan

(4)

12 kumpulan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar.Kegiatan kegiatan yang di maksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, berpendapat, mengerjakan tugas-tugas yang relevan, menjawab pertanyaan guru/siswa dan bisa dengan bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang di berikan. Aktivitas yang ditimbulkan dari siswa tersebuat akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi atau hasil belajar.

C.

Belajar

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat.7 Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku.

Belajar menurut pendapat Gage adalah sebagai suatu proses dimana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.8 Henry E. Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu.9 Lester D. Crow mengemukan belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan,

7

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2003,h. 4

8

Ibid, h.3

9

(5)

13 pengetahuan dan sikap-sikap.10 Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya, maka belajar seperti ini disebut “rote learning”, kemudian jika yang telah dipelajari itu mampu disampaikan dan dieksperesikan dalam bahasa sendiri, maka disebut “overlearning”.11

Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.12 Belajar terjadi bila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi. Gagne berkeyakinan, belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor luar diri dimana keduanya saling berinteraksi. Belajar terdiri dari tiga komponen penting berdasarkan pendapat Gagne, yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi eksternal yang mengambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan motorik sikap, dan siasat kognitif. Kondisi internal belajar ini berinteraksi dengan kondisi eksternal belajar, dari interaksi tersebut tampaklah hasil belajar.13

10

Ibid, h.3 11

sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alpa Beta, 2003h. 13. 12

Ibid, h. 14

(6)

14

D. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.14 Dimyati dan Mudjiono mengatakan hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.15

Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.16 Hasil belajar seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Bloom menyatakan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotrik.17

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.18 Pemikiran Gagne mengenai hasil belajar yaitu sebagai berikut :

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

14

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2006, h.45.

15

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, h. 250-251. 16 Ibid, h.6 17 Ibid, h.6 18

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009, h. 5-6.

(7)

15 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.19

Pembelajaran dikatakan berhasil tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Proses dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pada bagan berikut : 20

Hasil belajar di Sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan terhadap mata pelajaran tersebut di Sekolah dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa.

19

Ibid, h,5-6

20 Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2002, h.

(8)

16

E. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektivitas yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik.21 Sedangkan Johnson mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.22

Pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur yaitu sebagai berikut :

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.

2. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.

4. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.

21

Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, h. 27

(9)

17 5. Para siswa diberikan satu evaluasi atau pengahargaan yang ikut

berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan belajar bersama selama proses belajar mengajar

7. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.23

Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi pelajaranya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah

3. Anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.24

Sintaks model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase sebagai berikut :

Tabel 2.1

Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase-2

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke

Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim

23

Ibid, h. 16-17.

24

Muslim Ibrahim, Model Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Unesa-University Press, 2001, h.6

(10)

18 dalam tim-tim belajar belajar dan membantu setiap kelompok

agar melakukan transisi yang efisien. Fase-4

Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugasnya.

Fase-5 Mengevaluasi

Menguji pengetahuan siswa mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberi pengakuan atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok.25

F. Interactive Conceptual Instruction (ICI)

Pendekatan (approach) adalah suatu istilah yang memiliki kemiripan dengan strategi. Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.26

Konsep merupakan buah pikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam defenisi sehingga melahirkan produk pengetahuan berupa prinsip, hukum, dan teori.27 Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan sesuatu pengetahuan. Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secra langsung menyajikan konsep tanpa

25

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009, h. 65

26

http://wwwpojokfisikauniflor.blogspot.com/2011/08/pendekatan-konseptual.html

27

(11)

19 memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.28 Interaktive atau interaksi adalah hubungan yang saling melakukan aksi, hubungan yang saling mempengaruhi. Konseptual adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa yang konkret yang berkenaan dengan konsep, sesuai dengan konsep atau berdasarkan konsep.

Pendekatan Interactive Conceptual Instruction (ICI) dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep gaya, yang didasarkan pada anggapan bahwa perkembangan pemahaman konsep gaya memerlukan proses interaktif antara guru dan siswa dalam penyamaan ide melalui proses berpikir dan diskusi.29

Sintak dalam pembalajaran Interactive Conceptual Instruction

mempuinyai 3 fase yaitu sebagai berikut:

Fase pertama : Penyajian data dan indentifikasi konsep Prilaku guru dan siswa pada fase ini adalah sebagai berikut:

1. Guru menyajikan contoh-contoh konsep

2. Siswa membandingkan atribut-atribut positif dan negatif.

3. Siswa membuat defenisi tentang konsep menurut atribut-atribut esensial yang diketemukan.

Fase kedua: Menguji pencapaian konsep.

Perilaku guru dan siswa pada fase kedua ini adalah: 1. Siswa mengindentifikasi tambahan contoh konsep

28

Ibid, h,71 29

(12)

20 2. Guru menegaskan nama konsep, dan menyatakan kembali defenisi

konsep sesuai dengan atribut-atribut esensial 3. Siswa menemukan contoh-contoh konsep.

Fase ketiga : Menganalisis strategi berpikir.

Perilaku guru dan siswa pada fase ini adalah: 1. Siswa mengungkapkan apa yang dipikirkannya,

2. Guru membantu siswa mendiskusikan atribut-atribut konsep, 3. Siswa mendiskusikan definisi konsep beserta atribut-atribut konsep

konsep itu mempunyai lima elemen yaitu: 1) nama, 2) contoh-contoh (positif dan negatif), 3) atribut kritis (esensial) dan non kritis (non esensial), 4) nilai-nilai atribut, dan 5) aturan. Memahami konsep berarti mengetahui semua elemen dari konsep itu.

Pendekatan ICI ada 4 komponen yang saling berkaitan satu dengan lainnya, yaitu:30

1. Conceptual focus

Conceptual focus atau memusatkan perhatian pada pemahaman konsep, berprinsip pada concep first dimana ide-ide baru dikembangkan pada tingkat konseptual dengan sedikit atau tidak ada sama-sekali rumusan matematis. Pendekatan ICI pengajaran seringkali dimulai dengan demonstrasi/peragaan tentang suatu gejala yang merupakan titik pusat perhatian untuk pengamatan dan diskusi,

30

(13)

21 yang menuntun guru untuk mengenalkan konsep-konsep fisika yang berhubungan dengan demonstrasi tersebut.

2. Classroom interaction

Interaction classroom atau interaksi di dalam kelas didasarkan pada anggapan bahwa siswa memiliki keyakinan tentang konsep yang diperolehnya melalui diskusi dengan teman satu kelompok. Hal ini hampir serupa dengan pengajaran oleh tutor sebaya, dimana prestasi belajar yang dicapai siswa adalah yang terbaik. Penting untuk diperhatikan, bahwa setelah melalui diskusi kelompok, siswa harus membandingkan antara konsep yang diperolehnya dengan konsep yang dijelaskan oleh guru.

3. Research-based materials

Materi yang disampaikan berdasarkan hasil penelitian. Pemahaman yang dicapai siswa didasarkan atas latihan/tanya jawab dalam konsep tertentu. Latihan semacam ini berfungsi sebagai alat diagnosa untuk mengetahui tingkatan pemahaman yang telah dicapai siswa. Latihan semacam ini juga berfungsi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang mungkin masih dimiliki siswa dan untuk menginformasikan topik pengajaran lebih jelas.

4. Use of text.

Siswa tidak diperbolehkan membawa catatan yang memuat tentang definisi konsep secara langsung. Inti dari penggunaan textbook adalah bahwa pemahaman yang diperoleh siswa berasal dari

(14)

22 interaksinya dengan buku dan berasal dari pemahaman suatu text bukan berasal dari proses menyalin definisi dari suatu buku. Mahasiswa diharuskan untuk membuat/ menambahkan catatan pada suatu kalimat, menggaris bawahi kalimat-kalimat yang penting, kemudian membuat kesimpulan dari definisi suatu konsep yang mereka pelajari.

G. Materi gaya

a. Identifikasi Jenis-Jenis Gaya

1. Pengertian gaya

Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dilakukan pada suatu benda.31

2. Gaya sentuh

Gaya otot termasuk gaya sentuh karena titik kerja gaya otot langsung bersentuhan dengan benda.32 Jadi, gaya sentuh adalah gaya yang timbul karena persentuhan langsung secara fisik antara dua benda.

Gambar 2.1 Gaya bernilai positif

31

Marthen Kanginan,IPA Fisika untuk SMP kelas VIII,Jakarta:Erlangga.2002,h.1

32

(15)

23 3. Gaya Tak Sentuh

Gaya gravitasi, gaya listrik, dan gaya magnet timbul, walaupun kedua benda tidak bersentuhan secara langsung. Gaya-gaya seperti ini dinamakan Gaya-gaya tak sentuh. Jadi Gaya-gaya tak sentuh adalah gaya yang timbul walaupun dua benda tidak bersentuhan langsung secara fisik.33

Gambar 2.2 Gaya Magnet

a) Pengaruh gaya pada benda

Ada empat pengaruh gaya pada benda yang dikenai gaya, yaitu sebagai berikut:

(1)Benda diam menjadi bergerak, misalnya bola sepak yang diam ditanah menjadi bergerak setelah ditendang.

(2)Benda bergerak menjadi diam, misalnya bola basket yang dilempar menjadi berhenti setelah ditangkap.

(3)Bentuk dan ukuran benda berubah, misalnya karet gelang yang ditarik, bentuknya berubah dan ukuran panjangnya juga berubah.

33

(16)

24 (4)Arah gerak benda berubah, misalnya bola sepak yang

menuju kearahmu berubah arahnya setelah ditendang.34 b) Mengukur gaya

Gaya diukur dengan menggunakan neraca pegas atau dinamometer.35 Neraca pegas memiliki skala berupa angka yang tertera disamping. Posisi jarum menunjukan besar gaya. Jika jarum menunjukan angka 4 maka besar gaya sama dengan 4 newton. Satuan gaya dalam SI adalah newton (disingkat N).

Gambar 2.3 Neraca Pegas 4. Gaya Gesekan

a) Gaya gesekan udara

Gaya gesekan yang bekerja ketika benda bergerak di udara dipengaruhi oleh luas bentangan benda ( luas permukaan benda yang bersentuhan langsung dengan udara).36 Makin besar luas bentangan benda, makin besar gaya gesekan udara yang bekerja pada benda. 34 Ibid.h.3 35 Ibid.h.4 36 Ibid, h,5

(17)

25 Gambar 2.4 Gaya Gesekan Udara

b) Gaya gesekan pada permukaan air

Gaya gesekan udara atau gaya gesekan air membatasi kelajuan yang dapat dicapai oleh suatu benda yang bergerak melintasi udara atau air.37

c) Gaya gesek antar zat padat 1. Gaya gesek statis

Gaya gesekan yang dialami ketika benda masih diam disebut gaya gesek statis (diberi lambang fs). Gaya gesekan statis bervariasi mulai dari nol sampai nilai maksimum tertentu. Nilai maksimum ini disebut gaya gesekan statis maksimum (diberi lambang fsm)38

Gambar 2.5 Gaya Gesekan Statis 2. Gaya gesek kinetis

37Ibid.h,6

38

(18)

26 Gaya gesekan yang dialami benda ketika benda bergerak disebut gaya gesekan kinetis (diberi lambang fk). Gaya gesekan kinetis besarnya tetap, dan selalu lebih kecil dari pada gaya gesekan statis maksimum (fk< fsm)39

Gambar 2.6 Gaya Gesekan Kinetis d) Gaya gesekan yang merugikan dan menguntungkan

Beberapa gaya gesek yang merugikan ditunjukan berikut ini. 1. Gesekan antara bagian-bagian mesin dan kopling

secara langsung akan menimbulkan panas yang berlebihan. Ini menyebabkan mesin mobil dan kopling cepat rusak karena aus.

2. Gaya gesekan antar ban mobil dengan permukaan jalan menyebabkan ban mobil cepat aus dan tipis.

3. Gaya gesekan udara pada mobil menyebabkan mobil tidak dapat bergerak dengan kelajuan tinggi.

4. Gesekan air laut pada kapal sangat menghambat gerak kapal.40

39 Tim Abdi Guru,IPA Fisika untuk kelas VIII,Jakarta:Erlangga.2008,h.9 40

(19)

27 Beberapa gaya gesekan yang menguntungkan baik dalam keseharian maupun teknologi, ditunjukan berikut ini.

1. Gesekan menyebabkan kamu dapat berjalan diatas tanah, ketika telapak kakimu mendorong tanah kebelakang, gesekan yang dikerjakan tanah pada telapak kakimu mendorong kamu kedepan.

2. Ban mobil dibuat bergerigi agar gaya gesekan permukaan jalan pada ban cukup besar agar tidak tergelincir ketika melalui jalan yang licin.

3. Gesekan pada piringan rem sepeda motor digunakan untuk memperlambat kelajuan sepeda motor.

4. Gesekan udara memperlambat kelajuan jatuh penerjun, ini membuat penerjun dapat mendarat ditanah dengan selamat.41

5. Gaya Berat

Berat (simbol w dari kata weight) adalah gaya gravitasi yang bekerja pada benda. Berat benda dibumi adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda.42 Jelas bahwa berat dipengaruhi oleh lokasi dimana benda berada.

41

Ibid.h.95

42

(20)

28 Gambar 2.7 Gaya Berat

b. Penjumlahan Gaya

1 Menggambar sebuah gaya

Gaya adalah suatu besaran yang selain memiliki besar, juga memiliki arah. Dalam fisika, besaran yang memiliki besar dan arah disebut besaran vektor. Karena gaya termasuk besaran vektor, gaya dapat dilukiskan dengan diagram vektor, yang berupa sebuah anak panah. Misalkan sebuah gaya F kita lukiskan dengan anak panah OA seperti pada gambar, anak panah memiliki titik tangkap O, ujung A, panjang OA, dan arah dari O ke A. Titik tangkap anak panah menyatakan titik dimana gaya F bekerja. Panjang anak panah menyatakan nilai atau besar gaya, dan arah anak panah menyatakan arah gaya.43

F

O A Gambar 2.8a Diagram vector 2 Melukis penjumlahan dan selisih gaya

Jika ada dua gaya F1 dan F2 seperti pada gambar dibawah ini:

43

(21)

29 F2

F1

Maka penjumlahan gaya R = F1 + F2 dilukis dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1

Lukis salah satu gaya (misal F) F1

Gambar 2.8b Diagram vektor Langkah 2

Lukis gaya kedua (yaitu F2) dengan titik tangkapnya berimpit dengan ujung vektor pertama.

F1 F2 Gambar 2.8c Diagram Vektor Langkah 3

Jumlah kedua gaya (F1 + F2) adalah anak panah yang menghubungkan titik tangkap gaya pertama keujung gaya kedua.

R = F1 + F2 F2 F1

(22)

30 Cara melukis penjumlahan gaya dengan langkah-langkah seperti ini disebut metode poligon.44

3 Resultan gaya

Gaya yang bekerja dua atau lebih pada suatu benda dapat diganti oleh sebuah gaya. Gaya pengganti ini disebut resultan gaya (diberi lambang R).

Jika gaya F1 dan F2 bekerja pada suatu benda maka resultan gaya R dituliskan sebagai R = F1 + F2. Tampak bahwa resultan gaya adalah nama lain dari jumlah gaya45

c. Hukum Newton

1) Hukum I Newton

Hukum I Newton berbunyi: Tiap benda terus dalam keadaan diamnya atau terus dalam keadaan gerak teraturnya dengan kelajuan tetap pada garis lurus, kecuali jika benda itu dipaksa untuk mengubah keadaannya(dim atau bergerak) oleh gaya-gaya yang dikerjakan padanya.46

5N 5N Gambar 2.9 Gaya bernilai nol

Benda diam sama artinya dengan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol. Gaya sama dengan nol dapat dihasilkan oleh dua gaya atau lebih yang bekerja pada suatu benda, asalkan

44

Marthen Kanginan,IPA Fisika untuk SMP kelas VIII,Jakarta:Erlangga.2002,h.16

45 Abdul Khalim,dkk,Sains Fisika,Jakarta,Bumi Aksara:2003,h.121 46

(23)

31 gaya-gaya itu seimbang, dinyatakan oleh resultan gaya sama dengan nol(ditulis ∑F = 0).

Hukum I Newton dapat juga dinyatakan sebagai berikut:

Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol maka benda yang mula-mula diam(mempertahankan keadaan diam), sedangkan jika benda mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap(mempertahankan keadaan bergeraknya).47

Secara matematis Hukum I Newton dinyatakan sebagai: ∑F = 0

untuk benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan tetap.

Gaya- Gaya pada suatu benda seimbang jika resultan gaya sama dengan nol. Gaya-gaya seimbang tidak menyebabkan perubahan pada gerak benda. Jika benda mula-mula diam dan bekerja gaya-gaya seimbang (∑F = 0),benda akan terus diam. Ini adalah jenis keseimbangan statis.

Benda yang mula-mula telah bergerak dan bekerja gaya-gaya seimbang (∑F = 0),benda akan terus bergerak lurus dengan kelajuan tetap(tergolong gerak lurus beraturan), ini adalah jenis

keseimbangan dinamis.48

Hukum I Newton juga menyatakan suatu benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya. Benda yang mula-mula diam akan mempertahankan keadaan diamnya(malas bergerak). Benda

47 Ibid.h.21 48

(24)

32 yang mula-mula bergerak akan mempertahankan keadaan geraknya (malas berhenti). Sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaan geraknya(diam atau bergerak) disebut inersia atau

kelembaman(kemalasan.Oleh karena itu, hukum I Newton juga dikenal dengan sebutan hukum kelembaman. Adapun ukuran kuantitas inersia yang dikandung oleh benda adalah massa.49

2) Hukum II Newton

Hukum II Newton berbunyi: percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbnding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.50

Secara matematis Hukum II Newton dinyatakan sebagai: a = ∑ atau ∑F = m a

Gambar 2.10 Gaya bernilai positif 3) Hukum III Newton

49Ibid.h.23

50

(25)

33 Hukum III Newton berbunyi: Jika A mengerjakan gaya pada B, B akan mengerjakan gaya pada A, yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.51

Hukum III newton juga dinyatakan sebagai berikut:

Untuk setiap aksi,ada reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah. Secara matematis Hukum III Newton dinyatakan sebagai:

Aksi = - reaksi

Gambar 2.11 Gaya bernilai konstan

51

Gambar

Gambar 2.2 Gaya Magnet
Gambar 2.3 Neraca Pegas  4.  Gaya Gesekan
Gambar 2.5 Gaya Gesekan Statis  2.  Gaya gesek kinetis
Gambar 2.6 Gaya Gesekan Kinetis  d)  Gaya gesekan yang merugikan dan menguntungkan

Referensi

Dokumen terkait

 Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan.  Siswa diminta memberikan kesimpulan singkat dari

 Guru mengadakan Tanya Jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan..  Guru membacakan kesimpulan ringkas dari materi

 Guru mengadakan Tanya Jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan2.  Guru membacakan kesimpulan ringkas dari materi

Output yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Tes kemampuan pemahaman konsep matematis disesuaikan dengan

Pemahaman merupakan terjemahan dari understanding, mengangung arti sebagai penyerapan makna dari materi yang pernah diperoleh. Pemahaman dibagi atas tiga macam yaitu

merupakan suatu hasil dari kegiatan belajar yang dapat diukur dengan aspek pengetahuan, pemahaman, atau aplikasi suatu konsep yang telah dicapai oleh seseorang, dalam penelitian

1) Guru dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa, sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. 2)

a) meningkatkan Pemahaman dan hasil belajar Matematika siswa kelas V Karang Semanding 02 Balung melalui metode latihan. Dengan latar belakang masalah yakni siswa masih