• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Efektivitas Pembelajaran - ESTININGSIH BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Efektivitas Pembelajaran - ESTININGSIH BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Efektivitas Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:284) efektivitas berasal dari kata dasar efektif yang artinya dapat membawa hasil atau berhasil guna. Mulyasa (2010: 173) menyatakan bahwa efektivitas adalah kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju dan bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional. Efektivitas berkaitan dengan terlaksananya tugas pokok, tercapainya tujuan, terbentuknya kompetensi, ketepatan waktu, dan adanya pertisipasi aktif dari anggota. Masalah yang berkaitan dengan efektivitas biasanya berkaitan dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan. Dari pengertian – pengertian efektivitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keberhasilan terhadap usaha atau tindakan dalam mencapai tujuan operasional yang sudah di tetapkan.

(2)

mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Hamzah (2010) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokusnya siswa (student centered) melalui penggunaan prosedur yang tepat. Definisi ini mengandung arti bahwa pembelajaran yang efektif terdapat dua hal yang penting yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswanya. Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil baik, jika kegiatan belajar-mengajar tersebut dapat membangkitkan proses belajar. Penentuan atas ukuran dari pembelajaran yang efektif terletak pada hasilnya.

(3)

Soemosasmito (dalam Trianto,2010:20) menyatakan bahwa suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran yaitu :

1) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi tercurahkan terhadap KBM.

2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa 3) Ketepatan antara kandungan materi ajar dengan kemampuan siswa

diutamakan

4) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (2) dengan tanpa mengabaikan butir (4)

Sedangkan menurut Slavin (2009:52-56) pengajaran yang efektif harus memenuhi :

1. Mutu pengajaran, mutu pengajaran merupakan sejauh mana penyajian informasi atau kemampuan membantu siswa dengan mudah mempelajari bahan.

2. Tingkat pengajaran yang tepat, sejauh mana guru memastikan bahwa sudah siap mempelajari suatu pelajaran baru

3. Intensif, sejauh mana guru memastikan bahwa siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas pengajaran dan untuk mempelajari bahan yang sedang diajarkan.

(4)

Menurut Wotruba dan Wright (dalam Hamzah, 2010:174 ) 7 indikator yang dapat menunjukan pembelajaran yang efektif yaitu :

1. Pengorganisasian materi yang baik. 2. Komunikasi yang efektif.

3. Penguasaan dan antusiasme terhadap materi pembelajaran 4. Sikap positif terhadap siswa

5. Pemberian nilai yang adil

6. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran 7. Hasil belajar siswa yang baik.

Mulyasa ( 2010:174–175) menyatakan bahwa indikator efektivitas yaitu :

1. Indikator input, indikator input ini meliputi karakteristik guru, fasilitas dan perlengkapan untuk mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar.

2. Indikator process, indikator process meliputi perilaku administratif, alokasi waktu guru, dan alokasi waktu peserta didik. Dalam indikator process ini meliputi kegiatan yang dilakukan oleh guru, peserta didik,

dan alokasi waktu selama proses pembalajaran. Kegiatan yang dilakukan oleh guru, peserta didik, dan waktu disesuaikan dengan langkah – langkah model pembelajaran yang digunakan dan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru.

(5)

perubahan sikap, serta hasil yang berhubungan dengan keadilan dan kesamaan.

4. Indikator outcome, indikator ini meliputi jumlah lulusan ke tingkat pendidikan berikutnya, prestasi belajar di sekolah yang lebih tinggi, pekerjaan serta pendapatan.

Dalam penelitian Usman tentang keefektifan pembelajaran berdasarkan masalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa memecahkan masalah differensial fungsi menyatakan bahwa keefektifan pembelajaran yaitu (1) kemampuan mahasiswa memecahkan masalah termasuk dalam kategori efektif (2) aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran termasuk kategori efektif (3) kemampuan dosen mengelola pembelajaran termasuk kategori baik, (4) respon mahasiswa terhadap pembelajaran termasuk kategori efektif. Implementasi model pembelajaran berdasarkan masalah dikatakan efektif jika 3 kriteria dari 4 kriteria terpenuhi dengan syarat kriteria pertama harus terpenuhi. Setiap indikator dapat dikatakan efektif apabila rata-rata dari semua aspek dari setiap indikator berada pada kategori minimal baik.

Berdasarkan pemaparan di atas, indikator efektivitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Indikator input

Input dalam penelitian ini meliputi fasilitas pembelajaran dan

(6)

1) Ruang kelas dalam keadaaan bersih

Penataan lingkungan fisik yang efektif sangat mempengaruhi basis belajar siswa, dan pencapaian tujuan pembelajaran keefektifan lingkungan kelas dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas minimal dalam pengelolaan kelas seperti jumlah siswa dan besarnya ruang kelas. Selain ruang kelas dan jumlah siswa, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain ruang kelas yaitu lampu, jendela, dan ventilasi agar pencahayaan dan udara yang masuk ke ruang kelas cukup. Berdasarkan peraturan pendidikan nasional nomor 24 tahun 2007 menyatakan bahwa fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan. Ruang kelas harus memilki kapasitas yang memungkinkan pencahayan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan.

2) Posisi tempat duduk siswa

(7)

menentukan posisi tempat duduk siswa harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Untuk metode diskusi biasanya menggunakan posisi setengah lingkaran atau berhadapan.

3) Posisi papan tulis

Dalam mengatur posisi papan tulis harus harus memperhatikan ruangan dan jarak dengan siswa serta kemudahan siswa dalam melihat ke papan tulis.

Selain fasilitas pembelajaran, dalam indikator input megamati perlengkapan pembelajaran. Perlengkapan pembelajaran meliputi :

a) Silabus

Silabus harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013.

b) RPP

Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. rencana pelaksanaan pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. RPP disusun berdsarkan silabus yang telah ditentukan sesuai dengan kurikulum 2013.

c) Buku ajar siswa

(8)

d) LKS

LKS yang dibuat disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan cara pengerjaan LKS disesuaikan dengan pembelajaran yang digunakan.

2. Indikator process

Process yang diamati dalam penelitian ini yaitu aktivitas siswa dan

aktivitas guru dalam pembelajaran discovery. Aktivitas siswa dan aktivitas guru disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran discovery yaitu stimulation, problem statement, data collection, data processing, verification dan generalization.

3. Indikator output

Output yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Tes kemampuan pemahaman konsep matematis disesuaikan dengan indikator kemampuan pemahaman konsep matematis.

Berdasarkan pemaparan di atas, keefektivitasan pembelajaran dapat tercapai apabila indikator input dan process berada pada kriteria minimal baik. Sedangkan untuk indikator output dapat dikatakan efektif apabila ketuntasan nilai tes secara klasikal berdasarkan KKM sebesar 75%. Dengan KKM yang ditentukan yaitu lebih dari sama dengan 66,67.

2) Pembelajaran Discovery

(9)

sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Kemudian Suryosubroto (2009), Discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud proses mental yaitu mengamati, menggolong–golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Jadi, pembelajaran Discovery merupakan suatu pembelajaran yang menuntut peran aktif siswa dalam pembelajaran sehingga siswa belajar secara mendiri dalam menemukan konsep konsep permasalahan yang dihadapi. Situasi pembelajaran berpindah dari situasi pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Prinsip belajar pada pembelajaran Discovery adalah materi atau bahan pelajaran tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam bentuk suatu bentuk akhir.

Langkah-langkah operasional pembelajaran Discovery dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan

a) Menentukan tujuan pembelajaran.

b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya)

(10)

d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif ( dari contoh-contoh generalisasi)

e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.

f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik, sampai ke simbolik.

g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. 2) Pelaksanaan

a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang membingungkan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembankan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

b) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)

(11)

bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

c) Data collection (pengumpulan data)

Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

d) Data processing ( pengolahan data)

Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang befungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

e) Verification (pembuktian)

(12)

kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman.

Dalam pembelajaran Discovery, penilaian dapat dilakukan dengan tes maupun non tes. Sedangkan penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, maka dapat menggunakan tes tertulis. Bentuk penilaiannya dapat pula menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja.

Beberapa keunggulan pembelajaran Discovery yaitu :

a. Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.

b. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.

c. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk

belajar lebih giat lagi.

(13)

e. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran terpusat pada siswa dengan peran guru yang sangat terbatas.

Beberapa kelemahan pembelajaran Discovery yaitu :

a) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

b) Proses dalam pembelajaran Discovery terlalu mementingkan proses

pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.

c) Relatif memakan waktu yang banyak dan sering memerlukan waktu lebih dari satu sesi (pertemuan/jam pelajaran).

d) Membuat bahan pelajaran menjadi kabur dan kacau, terutama kalau

KBM kurang terpimpin.

(Hanafiah dan Suhana:2012)

3) Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

(14)

pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya atau kelas sebelumnya.

Menurut Wardhani (2006:4) bahwa pada “Kurikulum 2004”

Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMP / MTs (2004:12) dinyatakan bahwa kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian pembelajaran matematika antara lain adalah prosedur (algoritma). Lebih jauh dinyatakan bahwa siswa dikatakan memahami konsep bila siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari suatu konsep.

Menurut Wardhani (2006:4-5) indikator-indikator pemahaman konsep pada petunjuk teknis pelaksanaan peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No.506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004, yaitu:

1. Kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep

2. Kemampuan mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya.

3. Kemampuan memberi contoh dan bukan contoh dari konsep.

4. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

5. Kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.

6. Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu.

7. Kemampuan mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan

(15)

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika memuat tujuh indikator yaitu kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep, kemampuan mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, kemampuan memberi contoh dan bukan contoh dari konsep, kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu, kemampuan mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah. Sehingga, tujuh indikator tersebut dijadikan acuan dalam menilai pemahaman konsep matematika siswa.

A. Materi Pembelajaran Matematika Sistem Persamaan Liniear Dua

Variabel

Kompetensi Inti

Kompetensi Inti 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

Kompetensi Inti 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

(16)

Kompetensi Inti 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar :

3.2. Menentukan nilai variabel persamaan linear dua variabel dalam konteks nyata.

4.1 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel

Indikator :

3.2.1 Menentukan selesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode grafik dan substitusi

3.2.2 Menentukan selesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi dan metode gabungan.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah metode deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaaan atau fenomena – fenomena apa adanya (Sukmadinata, 2011 :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya: (1) biaya, penerimaan, pendapatan usaha agroindustri keripik pisang yang diusahakan perusahaan Sari Rasa di Desa

Since intensive farming can potentially impact soil and water quality, parallel increases in new practices and technology contributing to improved soil and water

Since the thesis is trying to identify the inaccuracy in translating English singular and plural forms, to find the effects of the inaccuracy toward its original story, and to

Permasalahan yang diakibatkan oleh gaya hidup biasanya mengalami perkembangan yang cepat seiring dengan perkembangan dari gaya hidup tersebut, begitu juga

Amati dan peragakan aktivitas latihan kekuatan otot perut untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini. 1) Berdiri menghadap ke arah bangku yang akan digunakan

Maka Pemohon sangat mengharapkan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi sebagai benteng terakhir serta sebagai penjaga konstitusi di Republik Indonesia untuk melindungi hak

11 Dalam penelitian ini pelaksanaan yang dimaksud dan ingin diteliti adalah pelaksanaan atau usaha dari pihak hakim atau mediator di Pengadilan Agama Kota