• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Kentang yang dikenal orang ternyata telah melampaui perjalanan sejarah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Kentang yang dikenal orang ternyata telah melampaui perjalanan sejarah"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

5 Kentang

Sejarah Kentang

Kentang yang dikenal orang ternyata telah melampaui perjalanan sejarah yang panjang. Kentang yang semula hanya tumbuh di sebagian kecil Amerika Selatan akhirnya menyebar kemana-mana. Daerah Amerika Selatan yang menjadi tempat asal mula kentang ini tepatnya di sekitar danau Tiiticaca, di daerah pegunungan Andes, dekat perbatasan Peru dan Bolivia. Dari sini, kentang menyebar ke Peru, Bolivia, Cili, Kolombia, dan Ekuador. Kemudian, kentang dibawa ke Spanyol pada abad XVI oleh para pedagang spanyol, baik lewat darat maupun lautan, kentang disebarkan ke seluruh benua salju Eropa (Setiadi dan Nurulhuda, 1993).

Seorang ahli botani Soviet, Nikolai Ivanivich Vavilov yang memimpin ekspedisi ke berbagai negara asal tanaman, memastikan sentrum asal tanaman kentang adalah Amerika Selatan, terutama Peru, Ekuador, Bolivia dan cile. Di Indonesia kentang pertama kali ditemukan pada tahun 1794 di daerah Cisarua, Cimahi (Bandung). Varietas kentang yang pertama kali didatangkan adalah Eigenheimer (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Kentang yang masuk ke Indonesia adalah kentang yang berasal dari Amerika (kemungkinan Amerika Utara). Kentang ini pada tahun 1794 ditemukan di sekitar Cimahi, Bandung. Kemudian, sekitar tahun 1811 disebarkan di daerah Karo, Sumatera Utara, Aceh, Padang, Bengkulu, Palembang, Minahasa, Bali,

(2)

Flores, Seram, dan Timor. Setelah lama berkembang, baru diketahui jenis kentang ini adalah kentang eigenheimer (Setiadi dan Nurulhuda, 1993).

Botani Tanaman Kentang

Kentang merupakan tanaman semusim yang sifatnya menyemak dan menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjangnya bisa mencapai 50 - 120 cm dan tidak berkayu, namun batang bawah yang tua bisa berkayu. Batang dan daun berwarna hijau kemerah-merahan atau keungu-unguan.

Berikut klasifikasi kentang :

Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Subkelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Solanum Seksi : Petota

Spesies : Solanum tuberosum L.

(Setiadi dan Nurulhuda, 1993).

Kentang merupakan terna tahunan yang pendek, berbatang lemah, tetapi bercabang banyak. Daunnya yang majemuk menyirip dengan anak daun yang tidak sama besarnya. Mahkota bunganya berbentuk terompet yang bagian atasnya berbentuk bintang. Warna bunga kentang bervariasi. Ada yang putih, merah muda, ungu atau biru (Hartus, 2001).

(3)

Varietas

Jenis kentang yang tumbuh di dunia pada dasarnya dikelompokkan dalam dua jenis yaitu kentang liar dan kentang budidaya. Plasma nutfah kentang liar penting artinya bagi pemuliaan tanaman karena memiliki sifat baik, antara lain tahan terhadap beberapa jenis penyakit. Jenis kentang budidaya (S. tuberosum Linn.) memiliki varietas amat banyak yang dihasilkan beberapa negara produsen di dunia (Sunaryono, 1990).

Menurut Samadi (2004), beberapa varietas kentang yang sempat diamati para peneliti, yaitu :

a. Granola

Umbi jenis ini berbentuk oval, kulit dan daging berwarna kuning. Umur panen normal 90 hari, meskipun umur 80 hari sudah bisa dipanen.

b. Cosima

Umbi kentang berbentuk bulat pipih, mata dangkal, permukaan rata, warna kulit kuning muda dan warna daging kuning tua.

c. Desiree

Termasuk kentang berumur sedang (100 hari) dengan umbi berbentuk bulat sampai oval memanjang, kulit merah, mata dangkal dan dagingnya kuning cenderung kemerah-merahan.

d. Alpha

Umbinya bulat sampai bulat telur, mempunyai keseragaman yang tinggi, bermata dangkal dan dagingnya berwarna kuning muda.

(4)

e. French fries

Umbi jenis ini ada yang memanjang dan menbulat. Umbi yang memanjang lebih cocok untuk pelengkap masakan ayam goreng (fast food), sedangkan yang membulat sangat tepat untuk keripik.

f. Atlantic

Umbi berbentuk bulat seperti bola tenis, kulit kuning, mata tunas sedikit dan daging umbi putih.

G. Diamant

Kentang jenis ini memiliki produktivitas atau potensi yang tinggi, umbinya berbentuk oval hingga oval memanjang, kulit umbi berwarna putih dan licin, daging umbi berwarna putih kekuning-kuningan, tahan terhadap penyakit busuk daun dan serangan hama nematoda.

Spesies Solanum tuberosum mempunyai banyak varietas. Umur tanaman kentang bervariasi menurut varietasnya. Kentang varietas genjah berumur 90 - 120 hari, varietas medium berumur 120 - 150 hari dan varietas dalam berumur 150 - 180 hari. Tanaman kentang dapat dipanen setelah berumur antara 3 - 4 bulan, tergantung varietasnya. Umbi kentang termasuk produk yang sukar rusak untuk diolah karena memiliki tekstur yang lunak dibandingkan dengan singkong dan ubi jalar yang disebabkan oleh berbagai faktor yakni cara budi daya, iklim, hama, penyakit, umur panen dan selama panen dan pascapanen.

Tanaman kentang dapat tumbuh tegak mencapai ketinggian 0,5 - 1,2 m, tergantung varietasnya. Misalnya, varietas Cipanas mampu tumbuh hingga 56 cm, sementara varietas Cosima bisa mencapai 75 cm (Samadi, 2004).

(5)

Kandungan Giji dan manfaat

Selain sebagai makanan pokok di beberapa negara dunia, kentang juga dikonsumsi sebagai sayuran, dibuat makanan kecil (snack) dan diolah menjadi berbagai produk industri makanan. Produk olahan kentang (processed potatoes) yang umum diperdagangkan antara lain adalah pati (strach), kentang kering (dehydrated), tepung (flour), kentang dalam kaleng (canned potatoes) dan keripik kentang berupa chip atau stick (Rukmana, 1997).

Komposisi umbi kentang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain varietas, keadaan tanah yang ditanami, pupuk yang digunakan, umur umbi ketika panen, waktu dan suhu penyimpanan. Perubahan komposisi umbi selama pertumbuhan meliputi naiknya kadar pati dan sukrosa serta turunnya kadar air dan gula pereduksi.

Susunan kimia umbi kentang mentah adalah sebagai berikut :

Air : 72,1 % - 80%

Bahan padat kering : 23,00%

Protein : 2,00% Lemak : 0,056% - 0,11% Karbohidrat : 12,4% - 17,80% Gula : 0,20% - 6,80% Abu : 0,96% Serat kasar : 0,4% - 1,00%

Dan adapun kandungan gizi dari tiap 100 gram kentang bersih yang dapat dimakan adalah sebagai berikut :

(6)

Lemak : 0,1 gr

Karbohidrat : 19,1 gr

Vitamin A : sedikit sekali/ diabaikan

Vitamin B1 : 85,0 U (=0,085 mg) Vitamin B2 : 40,0 U (=0,040 mg) Vitamin C : 17,0 - 25,0 mg Fosfor : 60,0 mg Besi : 0,8 mg Kalsium : 10,0 mg Air : 77,8 gr Kalori : 83,0 - 85,0 kal

Bagian dapat dimakan : 85,0%

(Hartus, 2001).

Panen dan Pasca Panen Panen

Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila batang tanaman telah agak menguning atau mengering, daun berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit. Kentang yang cukup umur apabila dipanen kulit umbinya tampak lekat sekali dengan daging umbi dan bila ditekan dengan ibu jari tangan, kulitnya tidak akan mengelupas. Umbi yang demikian sudah cukup tua atau masa petik optimal sehingga dapat tahan lama dipenyimpanan (Soewito, 1991).

(7)

Untuk mencegah kerusakan mekanis saat dipanen, hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pembongkaran umbi dari dalam tanah. Lakukanlah pembongkaran umbi dengan garpu tanah atau cangkul dengan cara mencangkul tanah disekitar umbi, lalu mengangkatnya sehingga semua umbi keluar dari dalam tanah. Selain itu, umbi yang telah dibongkar dikumpulkan ditempat teduh (Samadi, 2004).

Pascapanen

Kegiatan pascapanen pada dasarnya adalah kegiatan untuk mencegah kerusakan hasil akibat serangan hama dan penyakit, ganguan fisiologis, dan gangguan non parasiter atau lingkungan yang kurang menguntungkan, dengan tujuan untuk mempertahankan mutu hasil panen sehingga tetap baik sampai ke konsumen (sunaryono, 1990).

Pengirisan dan Pemotongan

Memotong adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mengecilkan ukuran suatu bahan baik dengan pisau atau alat pemotong lainnya pada arah melintang panjang bahan melintang serat bahan. Ukuran dari bahan yang terbentuk relatif panjang atau tebal. Mengiris adalah mengecilkan ukuran suatu bahan dengan menggunakan pisau untuk mendapatkan ukuran panjang yang lebih kecil dan tipis. Adapun mekanisme memotong dan megiris adalah sebagai berikut :

1. Memotong

Tujuan pemotongan ini semata-mata sengaja untuk mengecilkan atau memperpendek bahan. Bentuk dan ukurannya kadang-kadang tidak diperhatikan, tetapi dapat pula disesuaikan dengan keperluan. Untuk mencegah kerusakan struktur bahan yang akan dipotong misalnya menjadi memar, baik pada

(8)

pemotongan menggunakan mesin maupun secara manual, arah gerakan pisau biasanya membentuk sudut dengan arah poros bahan yang dipotong terutama pada pemotongan bahan-bahan yang lunak atau mudah memar.

2. Mengiris

Walaupun pada dasarnya memotong dan mengiris adalah sama, tetapi pengirisan yang dilakukan baik diatas landasan ataupun tidak, biasanya menggunakan pisau atau alat lain sesuai dengan keperluan. Pengirisan dilakukan untuk mendapatkan produk yang tipis dan seragam. Arah pengirisan dapat dilakukan ke segala arah. Ukuran lebar pengirisan relatif lebih besar bila dibandingkan dengan tebalnya. Pada pengirisan produk yang diperoleh

diharapkan mempunyai bentuk dan struktur yang baik dan seragam

(Supriadi, 2001).

Kapasitas pengirisan adalah kemampuan suatu alat pengiris di dalam mengiris suatu bahan dengan proses yang lebih singkat. Adapun cara untuk memperbesar atau memperkecil kapasitas pengirisan yaitu dengan mengubah jumlah mata pisau, rpm alat pengiris atau merubah tebal irisannya. Perubahan paling mudah dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil kapasitas tanpa merubah tebal irisan adalah dengan merubah rpm yakni dengan menambahkan transimisi, baik dengan pulley, sproket dan rantai (Wiraatmadja, 1995).

Pengolahan Makanan

Dalam proses pengolahan hasil pertanian atau perkebunan menjadi produk olahan bahan jadi dan bahan setengah jadi untuk bahan industri pangan dan non pangan secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

(9)

Gambar 2. Proses pengolahan bahan mentah menjadi produk olahan (Setyohadi, 2006).

Tujuan Penggunaan Alat Mesin Pertanian dengan Sumber Tenaga Mekanis (Mekanisasi Pertanian)

Mekanisasi pertanian adalah bagian penting dari industri pertanian saat ini. Menurut Shin and Curtis (1978), hal ini disebabkan karena nilai efisiensi produksi dan kualitas proses pengolahan bergantung pada mekanisasi. Teknologi dari yang sederhana sampai canggih mempunyai peranan sangat penting dalam transformasi suatu bahan mentah atau baku menjadi suatu produk dengan nilai tambah lebih tinggi.

Yang dimaksud dengan sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan mesin pertanian yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat. Oleh karena itu, ditinjau dari segi tingkat teknologinya, mekanisasi pertanian dibedakan atas: mekanisasi pertanian sederhana, mekanisasi pertanian madya, dan mekanisasi pertanian mutakhir (Hardjosentono, dkk., 1996).

Peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah:

1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia 2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani Bahan mentah

Alat peralatan dan mesin-mesin. Pengolahan secara Fisik,

(10)

3. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas serta kapasitas produksi pertanian

4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan keluarga (subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming)

5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari bersifat agraris menjadi bersifat industri

(Hardjosentono, dkk, 1996).

Prinsip Kerja Alat Pengiris kentang Spiral

Alat pengiris kentang spiral ini bekerja dengan prinsip mengiris kentang yang diputar dengan tuas pemutar. Setelah alat dipastikan dalam keadaan siap pakai, bahan baku berupa kentang yang sudah dikupas kulitnya dimasukkan ke dalam alat pengiris yang telah diberi alat penyangga pada bagian tengah kentang terlebih dahulu kemudian diputar tuas pemutar. Kentang yang diputar akan teriris berbentuk spiral oleh mata pisau pengiris.

Komponen Alat Pengiris Kentang Spiral Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menjadi poros transmisi, spindel, gandar, poros (shaft) dan poros luwes (Achmad, 2006).

Menurut Sularso dan Suga (2004), hal-hal yang perlu diperhatikan didalam merencanakan sebuah poros adalah :

(11)

1. Kekuatan Poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya.

2. Kekakuan Poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.

3. Putaran Kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis.

4. Korosi

Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang berhenti lama, dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.

5. Bahan Poros

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis.

(12)

Bantalan

Bantalan berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros dapat berputar dengan leluasa (dengan gesekan yang sekecil mungkin). Berbagai macam bantalan dapat digolongkan menjadi bantalan luncur, bantalan gelinding (bantalan peluru dan bantalan rol), bantalan dengan beban radial, bantalan dengan beban aksial, bantalan dengan beban campuran (aksial - radial) (Daryanto, 2007). Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian

Menurut Daywin, dkk., 2008, kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh : ha, kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dokonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: ha.jam/kW, kg.jam/kW, lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut:

Kapasitas Alat = Produk yang diolah (kg)

Waktu (jam ) ... (1)

Analisis Ekonomi

Menurut Soeharno (2007), analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.

Untuk menilai kelayakan finansial diperlukan semua data yang menyangkut aspek biaya dan penerimaan usaha tani. Data yang diperlukan untuk

(13)

pengukuran kelayakan tersebut meliputi data tenaga kerja, sarana produksi, hasil produksi, harga, upah, dan suku bunga (Nastiti, dkk, 2008).

Biaya pemakaian alat

Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).

Biaya pokok = [BT

x + BTT]C ... (2)

dimana :

BT = total biaya tetap (Rp/tahun)

BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam)

x = total jam kerja pertahun (jam/tahun)

C = Kapasitas alat (jam/satuan produksi)

Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh aktivitas perusahaan. Biaya ini secara total tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi. Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan aktivitas perusahaan. Biaya ini secara total akan berubah sesuai dengan volume produksi (Halim, 2009).

Menurut (Daywin, dkk, 2008) biaya tetap terdiri dari:

(14)

Metode ini memungkinkan untuk memperkirakan biaya penyusutan yang lebih mendekati dengan penyusutan yang aktual terjadi bagi mesin/alat pada tiap tahun umurnya.

Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, t-1) ... (3)

dimana:

Dt = biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp)

S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)

n = umur ekonomi (tahun)

i = tingkat bunga modal (%)

t = umur pemakaian alat pada permulaan tahun berikutnya

2. Biaya bunga modal dan asuransi

Biaya ini diperhitungkan untuk mengembalikan nilai modal yang ditanam sehingga pada akhir umur peralatan diperoleh suatu nilai uang yang present

valuenya sama dengan nilai modal yang ditanam. Perhitungan biayanya:

I = i(P)(n+1)

2n ... (4)

dimana:

I = total bunga modal dan asuransi (Rp/tahun)

(15)

P = harga awal alat (Rp)

n = umur ekonomis (tahun)

3. Biaya pajak

Beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alat dan mesin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya. Namun di Indonesia belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian sehingga tidak digunakan dalam perhitungan.

4. Biaya gudang atau gedung

Diperkirakan berkisar antara 0,5-1 % dari harga awal per tahun di Amerika. Umumnya rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) per tahun. Namun beban ini tergantung pada kondisi lokal sehingga biaya ini tidak dipergunakan pada penelitian ini.

Biaya tidak tetap

Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan dan biaya yang digunakan akan semakin besar juga (Soeharno, 2007).

Break even point

Break even point (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan

tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing). Dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.

(16)

BEP juga digunakan untuk:

1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha 2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi

untuk peralatan produksi

3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi

(Waldyono, 2008).

Manfaat perhitungan BEP adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa ada keuntungan.

Untuk mengetahui BEP maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:

N = F

(R−V) ... (5)

dimana:

N = jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg)

F = biaya tetap pertahun (rupiah)

R = penerimaan dari tiap kg produksi (Rupiah)

V = biaya tidak tetap per unit produksi

(17)

Net present value

Net present value (NPV) dapat diartikan bahwa seluruh angka net cash flow yang digandakan dengan discount factor pada tahun dan tingkat bunga yang

telah ditentukan dan merupakan selisih antara present value dari benefit dan

present value dari biaya. Jika NPV bernilai positif maka investment feasible, bila

NPV bernilai 0 berarti investment dapat mengembalikan sebesar cost of capital (discount rate) dan bila NPV bernilai negatif maka investment ditolak (Prawirokusumo, 1990).

Menurut Purba (1997), Net present value (NPV) merupakan selisih antara benefit dengan cost + investment yang dihitung sebagai berikut :

NPV = B – (C = I/n) ...(6)

n = umur teknis ekonomi proyek

jika ditinjau dari segi present value of benefit, maka :

NPV = Total B – (Total C + I)

- Jika NPV lebih besar dari 0 (NPV positif), hal ini berarti bahwa : total B lebih besar dari total C + I, berarti benefit lebih besar dari cost +

investment, sehingga pembangunan (rehabilitasi, perluasan) proyek

tersebut favourable.

- Jika NPV sama dengan 0 (NPV netral), berarti : total B + total C + I, berarti bahwa benefit hanya cukup untuk menutupi cost + investment selama umur teknis – ekonomis proyek yang bersangkutan.

(18)

Jika NPV lebih kecil dari 0 (negatif), berarti : total B lebih kecil dari total C + I, berarti pula bahwa benefit tidak cukup untuk menutupi cost + investment selama umur teknis – ekonomis proyek yang bersangkutan unvourable.

Internal Rate of Return (IRR)

Dengan menggunakan metode IRR akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk % perode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006).

Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada

discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

IRR = i1 – (i1 – i2) ... (7) Dimana :

i1 = suku bunga bank paling atraktif i2 = suku bunga coba-coba

NPV1 = NPV awal pada i1 NPV2 = NPV pada i2 (Kastaman, 2006)

Gambar

Gambar 2. Proses pengolahan bahan mentah menjadi produk olahan  (Setyohadi, 2006).

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran berlangsung di dalam kelas, maka siswa perlu dirangsang agar tumbuh motivasi dalam dirinya sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien. Strategi ini

Dengan lebih banyaknya waktu yang dihabiskan di luar untuk bekerja, maka hal ini pun konsisten dengan hasil penelitian, yaitu jika suami memiliki tugas rumah yang

Permohonan kredit yang seharusnya seorang analis kredit sangat mengerti bahwa seharusnya ia tidak meloloskan permohonan kredit itu karena tidak dipenuhinya suatu

P roses produksi teh hitam di P TP N IX (P ersero) Kebun Jolotigo adalah sebagai berikut yaitu penerimaan pucuk, pelayuan, penggilingan & sortasi basah, fermentasi,

Sebanyak 6 spesies dari 7 spesies anggrek yang dimanfaatkan sebagai obat dalam penelitian ini (kecuali Dendrobium salaccense) merupakan laporan pemanfaatan baru sebagai