• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen pada Universitas Kristen Satya Wacana Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen pada Universitas Kristen Satya Wacana Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Evaluasi dan Analisis Penerimaan Sistem Evaluasi Dosen pada

Universitas Kristen Satya Wacana Menggunakan

Technology Acceptance Model (TAM)

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Hendri (682012017)

Andeka Rocky Tanaamah, SE., M. Cs.

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Desember 2017

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi membawa perkembangan pesat pada arus system informasi.Saat ini teknologi informasi sudah banyak digunakan sebagai pendukung proses bisnis di berbagai instansi.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa di berbagai instansi.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin peswat dewasa ini menuntup setiap guru dan dosen harus menguasai information,communition dan technology yang kelak tidak hanya bermanfaat bagi pendidik tetapi juga bagi peserta didik dalam meningkatkan produktivitas,efektivitas,efisiensi dan kesejahteraanya.(Munir,Universitas Bung Hatta,2008).Untuk setiap pemanfaatan system informasi perlu adanya proses evaluasi dalam untuk menilai system tersebut dan dibandingkan dengan tolak ukur dalam organisasi.Ada berbagai model evaluasi system informasi,salah satunya adalah Technology Acceptance Model(TAM).Technology Acceptance Model(TAM) merupakan suatu model yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna dalam penerimaan suatu teknologi baru.Tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan,sikap(personalisasi),dan tujuan penggunaan computer.Dalam adopsi sistem informasi,TAM memiliki dua keyakinan ,yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap kemudahan penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness diartikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya,dan perceived ease of use diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak diperlukan usaha apapun ( free of effort). Perceived ease of use juga berpengaruh pada perceive usefulness yang dapat diartikan bahwa jika seseorang merasa sistem tersebut mudah digunakan maka sistem tersebut berguna bagi mereka.

Uksw merupakan salah satu perguruan tinggi yang ada di salatiga,seiring berjalannya waktu,Uksw menerapkan berbagai TI dan Implementasi Sistem Informasi.Seperti halnya evaluasi dosen yang dahulu berbasis manual sekarang menggunakan online.Evaluasi dosen adalah sebuah sistem yang memberikan penilaian kinerja dosen dan mengharuskan seluruh mahasiswa untuk turutr serta memanfaatkan sistem tersebut agar mahasiswa dapat melihat hasil nilai yang diperoleh pada semester lalu.Pengguna sistem evaluasi dosen adalah seluruh mahasiswa,secara teknis sistem evaluasi dosen yang diterapkan oleh uksw masih belum

(7)

maksimal,seperti halnya nama dosen pengampu yang tidak sesuai dengan sistem,mengharuskan mahasiswa untuk turut serta agar dapat melihat nilai ini sama halnya dengan sebuah paksaan dan sebagainya.Karena alasan tersebut maka penelitian ini akan menganalisis dan evaluasi sejauh mana penerimaan penggunaan evaluasi dosen pada Universitas Kristen Satya Wacana dengan menggunakan Technology Acceptance Model(TAM).

2. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dwi Suhartini dan Wiwik Handayani(2009) berjudul “Model Penerimaan Teknologi informasi oleh Dosen Pada Perguruan Tinggi di Surabaya” menggunakan teori Technology Acceptance Model.Penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh kemudahan penggunaan terhadap penerimaan penggunaan teknologi informasi e-learning dan e-mail,pengaruh kemudahan penggunaan terhadap kemanfaatan penggunaan teknologi informasi e-learning dan e-mail ,pengaruh kemanfaatan penggunaan terhadap penerimaan penggunaan,dan pengaruh kemudahan penggunaan terhadap penerimaan penggunaan dengan dimediasi oleh kemanfaatan penggunaan.Hasil Analisis deskriptif tentang kemudahan penggunaan teknologi informasi learning dan mail menunjukkan bahwa pengguna mendapatkan kemudahan menggunakan e-learning dan e-mail, kemanfaatan penggunaan e-e-learning dan e-mail menunjukan bahwa pengguna mendapatkan manfaat dari e-learing dan e-mail,penerimaan penggunaan e-learning dan e-mail menunjukkan bahwa pengguna kurang menerima teknologi baru ini,Karena teknologi baru ini merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan para pengguna.

Penelitian terdahulu yang selanjutnya dilakukan oleh Ni Luh Nyoman Sherina Devi dan I Wayan Suartana berjudul “Analisis Technology Acceptance Model Terhadap Penggunaan Sistem informasi di Nusa Dua Beach Hotel dan SPA,penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap,kemampuan seseorang dalam menguasai computer, dan kepercayaan terhadap penggunaan sistem informasi dengan konsep Technology Acceptance Model,yaitu dengan melihat pengaruh ketiga variabel tersebut kepada dua factor kemanfaatan penggunaan dan penerimaan penggunaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan seseorang dalam menguasai computer dan kepercayaan berpengaruh positif dan signifika terhadap kemanfaatan

(8)

penggunaan dan penerimaan penggunaan ,sedangkan sikap tidak berpengaruh terhadap keduanya.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Shinta Eka Kartika(2009) berjudul “Analisis Proses Penerimaan Sistem Informasi iCons Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model Pada Karyawan PT.Bank Negara Indonesia(Persero)TBK Di Kota Semarang”.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penerimaan sistem informasi iCons pada karyawan PT.Bank Negara Indonesia (persero)Tbk,untuk membuktikan secara empiris perilaku/user atas perubahan sistem BOSS ke Sistem iCons di PT.Bank Negara Indonesia (persero) Tbk.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses transisi perubahan sistem BOSS ke sistem iCons tidak sepenuhnya dapat dijelaskan oleh Technology Acceptance Model dikarenakan dari total 16 hipotesis yang diajukan ,hanya 8 hipotesis saja yang diterima.

Menurut Davis(1989) due keyakinan variabel perilaku utama dalam mengadopsi sitem informasi, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness (PU) diartikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya, dan perceived ease of use (PEOU) diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak diperlukan usaha apapun (free of effort).

Acceptance dalam TAM dikonsepkan sebagai kondisi psikologis seseorang menerima dan menerapkan teknologi informasi sebagai cara hidup untuk meningkatkan kinerja.Variabel ini diukur dengan mengembangkan instrument yang diperkenalkan oleh Davis(1989) dan dimodifikasi oleh Schillewaert et al(2000)

Evaluasi Sistem Informasi

Evaluasi adalah “mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu”. Evaluasi atau penilaian juga dapat di artikan sebagai suatu usaha untuk memberikan nilai terhadap hasil pengukuran untuk pencapaian tujuan dan merupakan sebuah proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang diharapkan.

(9)

Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan.

Kemudian sistem informasi adalah kombinasi teratur apa saja dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi sistem informasi adalah suatu kegiatan terencana yang bertujuan untuk memeriksa dan menilai sumber daya dalam organisasi untuk mendapatkan hasil yang dibandingkan dengan menggunakan tolak ukur tertentu untuk memperoleh hasil mengenai kinerja sumber daya organisasi tersebut.

Ada beberapa model evaluasi sistem informasi yang sering digunakan diantaranya : Technology Acceptance Model (TAM), Model ini telah banyak digunakan dalam penelitian sistem informasi untuk mengetahui reaksi pengguna terhadap sistem informasi.TAM memiliki elemen yang kuat tentang perilaku (behavioural), mengasumsikan bahwa ketika seseorang membentuk suatu bagian untuk bertindak, mereka akan bebas untuk bertindak tanpa batasan. Beberapa penelitian telah mereplikasi studi Davis untuk memberi bukti empiris terhadap hubungan yang ada antara usefulness, ease of use dan system use. End User Computing (EUC) Satisfaction, Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh. Evaluasi dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan (satisfaction) akhir pengguna terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan dari system; Task Technology Fit (TTF) Analysis, Inti dari Model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk formal yang dikenal sebagai Task-Technology Fit (TTF), yang merupakan kesesuaian dari kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan.. Disi lain, pandangan ini lebih menekankan pada dampak positif terhadap kinerja individu dan dalam penggunaan teknologi informasi untuk tugas-tugas yang harus dihasilkan oleh pengguna.; 4) Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model, Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology). dan kesesuaian hubungan di antaranya.[10]

(10)

2.3. Technology Acceptance Model (TAM)

Model Theory of Reasoned Action (TRA) dalam perkembangannya telah diadopsikan menjadi model Technology Acceptance Model (TAM). Technology Acceptance Model (TAM) dibuat khusus untuk pemodelan adopsi teknologi informasi. Pada tahun 1989, Davis memperkenalkan Technology Acceptance Model (TAM) untuk memprediksi adopsi teknologi informasi. Tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM menganggap bahwa dua keyakinan variabel perilaku utama dalam mengadopsi sitem informasi, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness (PU) diartikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya, dan perceived ease of use (PEOU) diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak diperlukan usaha apapun (free of effort). TAM dalam waktu ke waktu telah mengalami banyak perkembangan yang sesuai dengan tingkat permasalahan yang sedang berkembang. Dalam penelitiannya Davis menemukan persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) memiliki korelasi lebih besar dengan perilaku pengguna daripada persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use). Analisis regresi menunjukkan bahwa persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use) sebenarnya dapat mempengaruhi persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness), sebagai lawan paralel persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness), penentu langsung dari penggunaan sistem.

(11)

Dalam kerangka TAM terlihat bahwa persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan (perceived ease of use) secara langsung dapat mempengaruhi sikap terhadap penggunaan (attitude toward using). Attitude toward using dalam TAM didefinisikan sebagai suatu tingkat penilaian yang dirasakan (negatif atau positif) yang dialami sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya seperti terlihat pada gambar 1. Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components).Actual system use merupakan perilaku pemakaian nyata pertama kali dikonsepkan dalam bentuk pengukuran frekuensi dan durasi waktu terhadap penggunaan sebuah teknologi (Davis, 1989), dimana actual system use adalah indikator dalam mengukur penerimaan terhadap suatu teknologi informasi. Seorang pengguna akan merasa yakin jika sistem yang mereka gunakan itu mudah dan dapat meningkatkan kinerja mereka, yang akan terlihat dari kondisi nyata penggunaan. TAM juga merupakan salah satu Model yang paling sering digunakan untuk menjelaskan maksud pengguna untuk benar-benar menggunakan sistem informasi (Davis, 1989).

Tujuan TAM adalah yaitu menyediakan model yang dikonsep dengan landasan teori dan kesederhanaan untuk penerimaan teknologi informasi dalam rangka menjelaskan atau memprediksi adopsi serbaguna itu. Davis (1989) mengemukakan bahwa dalam TAM terdapat empat konstruksi termasuk dua faktor yang menentukan untuk menerimateknologi informasi, yaitu Perceived Kegunaan (PU) dan Persepsi Kemudahan Penggunaan (PEOU), Sikap terhadap menggunakan (ATT) dan niat Perilaku untuk menggunakan (BIN). Dalam beberapa penelitian sebelumnya, TAM telah diterapkan sebagai tolak ukur untuk memprediksi dan menjelaskan varietas teknologi informasi dan hubungan hipotetis yang telah banyak didukung.

Perkembangan Technology Acceptance Model (TAM)

Pada tahun 1989, Davis melakukan penelitian bersama Bagozzi dan Warshaw. Didalam penelitiannya, Davis dkk. menggunakan TAM untuk membahas kemampuan memprediksi adopsi teknologi informasi masyarakat dari ukuran niat mereka, dan kemampuan untuk menjelaskan niat mereka dalam hal sikap, norma subyektif (subjective norm), persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness), persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam

(12)

penggunaan (perceived ease of use), dan variabel terkait. Temuan yang diperoleh Davis dkk. setelah melakukan penelitian adalah perceived usefulness sangat mempengaruhi niat masyarakat. Pada tahun 1996, Davis dan Venkatesh melakukan penelitian yang membahas potensi bias pada pengukuran Technology Acceptance Model (TAM). Didalam penelitiannya, Davis dan Venkatesh mencoba untuk membuat suatu perbandingan antara teknik pengelompokan item dengan teknik pencampuran item. Temuan menunjukkan bahwa dalam menggunakan TAM sebagai model adopsi teknologi informasi sebaiknya mengikuti langkah-langkah maupun format asli (pengelompokan item) untuk memperoleh prediksi terbaik.

Pada tahun 2000, Venkatesh & Davis melakukan pengembangan dan pengujian teoritis terhadap Technology Acceptance Model (TAM) menjadi Technology Acceptance Model 2 (TAM2). Sama halnya TAM, TAM2 memiliki dua variabel perilaku utama, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use). Pada TAM2, perceived usefulness memiliki beberapa faktor penentu, yaitu subjective norm (SN), image (IMG), job relevance (REL), output quality (OUT), result demonstrability (RES) dan perceived ease of use (PEOU). Subjective norm (SN) diartikan sebagai persepsi seseorang bahwa orang yang menurutnya penting berpikir agar dia harus atau tidak harus menggunakan sistem, image (IMG) diartikan sebagai persepsi seseorang bahwa penggunaan inovasi akan meningkatkan status sosialnya, job relevance (REL) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa penggunaan sistem sesuai untuk pekerjaannya, output quality (OUT) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa sistem melakukan pekerjaannya dengan baik, result demonstrability (RES) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa hasil menggunakan sistem nyata, dapat diamati, dan disebarkan, sedangkan perceived ease of use (PEOU) sebelumnya telah terdapat pada TAM. Tidak hanya faktor-faktor penentu perceived usefulness (PU) yang dikembangkan. Pada TAM2, experience (EXP) dan voluntariness (VOL) bertindak sebagai moderator yang cukup memberikan pengaruh terhadap pengguna. Gambar 2.2 menunjukkan relasi pada Technology Acceptance Model 2 (TAM2).

(13)

Gambar 2. Technology Acceptance Model 2 (TAM2) (Venkatesh & Davis, 2000)

Pada tahun 2000 Venkatesh melakukan penelitian guna memahami faktor-faktor penentu perceived ease of use. Menurut Venkatesh faktor-faktor penentu perceived ease of use (PEOU) adalah computer self-efficacy (CSE), perceptions of external control (PEC), computer anxiety (CANX), computer playfulness (CPLAY), perceived enjoyment (ENJ) dan objective usability (OU). Computer self-efficacy (CSE) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa ia memiliki kemampuan untuk melakukan tugas / pekerjaan tertentu menggunakan computer, perceptions of external control (PEC) diartikan sebagai sejauh mana seorang individu percaya bahwa sumber daya organisasi dan teknis ada mendukung untuk penggunaan sistem, computer anxiety (CANX) diartikan sebagai tingkat ketakutan individu, atau bahkan takut, ketika dia dihadapkan dengan kemungkinan menggunakan komputer, computer playfulness (CPLAY) diartikan sebagai tingkat spontanitas kognitif pada interaksi individu dengan sistem, perceived enjoyment (ENJ) diartikan sebagai sejauh mana aktivitas menggunakan sistem dianggap menyenangkan dalam dirinya sendiri, selain dari konsekuensi kerja yang dihasilkan dari penggunaan sistem sedangkan objective usability (OU) diartikan sebagai sebuah perbandingan sistem berbasis pada tingkat yang sebenarnya (bukan persepsi) dari usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Model penentu perceived ease of use dapat dilihat pada Gambar 3.

(14)

Pada tahun 2006, Venkatesh, Maruping dan Brown melakukan penelitian yang membahas tiga manifestasi waktu tertentu yaitu antisipasi (proksimal vs distal), pengalaman sebelumnya dengan perilaku, dan frekuensi (episodik vs repeat) sebagai faktor kunci yang mempengaruhi validitas niat perilaku, persepsi pengendalian perilaku, dan harapan perilaku dalam memprediksi perilaku.Dalam studi 1, Venkatesh dkk. menemukan bahwa peningkatan antisipasi (distal) melemahkan hubungan antara niat dan perilaku serta memperkuat hubungan antara harapan dan perilaku. Sebaliknya, meningkatkan pengalaman akan memperkuat hubungan antara niat dan perilaku dan melemahkan hubungan antara harapan dan perilaku. Dalam studi 2, hubungan antara niat dan perilaku kuat ketika antisipasi rendah (proksimal) dan pengalaman yang tinggi serta hubungan antara harapan perilaku dan perilaku kuat ketika antisipasi tinggi (distal) dan pengalaman rendah.

Pada tahun 2008, Brown dan kawan-kawan melakukan penelitian yang membahas tiga model teoritis penelitian di bidang perilaku organisasi dan psikologi konsumen. Brown menguji model dalam konteks implementasi sistem informasi baru dalam sebuah organisasi, dengan harapan, pengalaman, dan kepuasan sistem yang diukur untuk perceived usefulness dan perceived ease of use, konstruks dari Technology Acceptance Model (TAM). Temuan yang didapat adalah pengalaman hanya modal dimana harapan memiliki efek yang dapat diukur untuk menjelaskan data terbaik dari perceived ease of use. Perceived usefulness menunjukkan versi modifikasi dari pengalaman, di mana efek positif dari pengalaman menjadi sedikit lebih kuat dengan meningkatnya ekspektasi.

Pada tahun 2008, Venkatesh & Bala melakukan pengembangan dan pengujian teoritis terhadap Technology Acceptance Model 2 (TAM2) dengan identifikasi faktor-faktor penentu perceived ease of use (PEOU) yang dikembangkan oleh Venkatesh pada tahun 2000 menjadi Technology Acceptance Model 3 (TAM3). Sama halnya TAM dan TAM2, TAM3 memiliki dua variable perilaku utama, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use). TAM3 juga memiliki experience dan voluntariness sebagai moderator.(Seperti ditunjukkan Gambar 4).

(15)

Gambar 4. Technology Acceptance Model 3 (TAM3) (Venkatesh & Bala, 2008)

3.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama pengambilan data.Sumber data penelitian merupakan sumber data primer,berupa jawaban responden terhadap pernyataan dalam kuesioner.

3.1 Wilayah dan Populasi Penelitian

Wilayah dan populasi penelitian adalah pada dosen Universitas Kristen Satya Wacana. Adapun alasan pemilihan dosen, disebabkan karena mereka merupakan penerima hasil Sistem Evaluasi Dosen. Adapun alasan pemilihan populasi ini disebabkan karena unsur keterjangkauan lokasi penelitian, baik dilihat dari segi tenaga, dana maupun dari segi efisiensi waktu.

3.2 Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner yang pertanyaannya mencakup seluruh variable penelitian dalam Technology acceptance model yang diukur menggunakan skala likert dengan 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (5), Setuju (4), Ragu-ragu (3), Tidak setuju (2), dan Sangat tidak setuju (1).

Teknik pengambilan sample pada penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling. Hal ini dikarenakan Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu atau juga bisa berarti sampling yang menentukan target kelompok tertentu. Pada penelitian ini sample yang dipilih adalah dosen UKSW yang telah menerima hasil dari Sistem Evaluasi Dosen

Pengolahan Data dilakukan dengan menggunakan PLS(Partial Least Square). PLS merupakan teknik analisis multivariat yang digunakan untuk memproyeksikan hubungan linear

(16)

antar variabel-variabel pengamatan. Tujuan PLS adalah menguji teori yang lemah dan data yang lemah, seperti jumlah sampel yang kecil atau terdapat masalah normalitas data, memprediksikan pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen, dan menjelaskan hubungan teoritikal di antara kedua variabel tersebut.Adapun langkah-langkah yang dilakukan diantaranya : 1) Perancangan model struktural (inner model) menjelaskan hubungan antara variabel laten yang satu dengan variabel laten lainnya; Model persamaannya 𝜂=𝛽0+𝛽𝜂+Γ𝜉 . PLS didesain untuk model recursive, maka hubungan antar variabel laten sering disebut casual chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut 𝜂𝑗= 𝛽𝑗𝑖𝜂𝑖𝑖+ γjbiξb+𝜁; 2) Perancangan model pengukuran (outer model) yang menjelaskan hubungan antara variabel laten dengan variabel indikatornya yang bersifat reflektif dalam penelitian ini. Metode yang digunakan untuk mengevaluasi outer model dengan indikator refleksif yaitu convergent validity dari indikatornya dan composite reliability untuk blok indikator. Blok dengan indikator refleksif dapat dit ulis persamaan 𝑥=Λ𝑥𝜉+𝜀𝑥 dan 𝑦=Λ𝑦𝜂+𝜀𝑦. Sedangkan Blok dengan indikator formatif dapat ditulis persamaan 𝜉= Πξx+δξ dan 𝜂=Πηy+δη.

3.3 Model Penelitian

Dalam penelitian ini,konstruk dari Technology acceptance model(TAM) akan menjadi dasar teori yang mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna dalam pemanfaatan sistem evaluasi dosen Universitas Kristen Satya Wacana.Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 :Pengaruh computer self efficacy pada perceived usefulness H2 :Pengaruh computer self efficacy pada perceived ease of use H3 :Pengaruh trust pada perceived ease of use

H4 :Pengaruh trust pada perceived usefulness H5 :Pengaruh attitude pada perceived ease of use H6 :Pengaruh attitude pada perceived usefulness

(17)

Gambar 1.Model Penelitian

Gambar 1. Menunjukkan model penelitian yang digambar dalam aplikasi SmartPLS sesuai dengan model asli Technology Acceptance Model(TAM)

4.Penelitian

4.1 Deskriptif Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner sebagai alat pengumpulan data.Kuesioner tersebut terdiri dari 5 variabel,untuk variable pertama persepsi kemudahan penggunaan memiliki 6 pernyataan.Variabel kedua persepsi kegunaan memiliki enam pernyataan.Variabel ketiga Kemampuan seseorang dalam menguasai computer memiliki 4 pernyataan.Variabel keempat sikap pengguna memiliki 7 pernyataan.Dan untuk variabel kelima kepercayaan memiliki 5 pernyataan.

Kuesioner telah disebarkan sebanyak 60 kuesioner kepada Dosen Fakultas Teknologi Informasi.Karena kuesioner yang dikembalikan adalah sebanyak 30 kuesioner ,maka tingkat

(18)

respon penelitian ini adalah sebesar 80%.Dengan demikian ,ada sebanyak 30 kuesioner yang dapat digunakan sebagai data penelitian.

4.2 Pengujian Data dan Model Penelitian

Data yang telah di rinci kemudian diolah dengan menggunakan software SmartPLS,model dieksekusi dengan menggunakan PLS Algorithm dan Boostrapping (Model Struktural).Berikut tampilan PLS Algorithm dan Boosttrapping:

Gambar 4.1 Hasil Model Pengukuran

(19)

Gambar 4.2 Hasil Model Struktural

4.3.1 Pengujian Model Pengukuran(Outer Model)

Menurut (Jogiyanto,2009) sebelum melakukan pengujian hipotesis untuk memprediksi hubungan relasional dalam model structural,pengujian model pengukuran harus dilakukan terlabih dahulu untuk verifikasi indicator dan variabel laten yang dapat diuji selanjutnya.Pengujian tersebut meliputi pengujian validitas konstruk(konvergen dan diskriminan) dan pengujian konsistensi internal (reliabitas)konstruk.Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrument penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur.Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawan item pertanyaan dalam kuesioner atau instrument penelitian.

(20)

1.Pengujian Validitas Konstruk a. Uji Validitas Konvergen

Uji validitas konvergen dilihat dari model pengukuran dengan menggunakan indicator reflektif dinilai berdasarkan loading factor,(Average Variance Extracted)AVE dan Communality.Nilai(Average Variance Extracted)AVE dan Communality,direkomendasikan nilai masing-masing harus diatas 0,50.Artinya probabilitas indicator di suatu konstruk masuk ke variabel lain lebih rendah(kurang 0,5) sehingga probabilitas indicator tersebut konvergen dan masuk di konstruk yang dimaksud lebih besar,yaitu diatas 50 persen.Dalam penelitian ini terdapat 5 konstruk dengan jumlah indicator 4 sampai dengan 7 indikator dengan menggunakan skala 1 sampai 5.Berdasarkan hasil pengujian model pengukuran yang terlihat pada gambar diatas,dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 4.2

Uji Validitas Konvergen

Communality

Berdasarkan hasil yang terlihat pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil pengujian AVE dan communality untuk konstruk kemudahan penggunaan,persepsi kegunaan,kemampuan menguasai

(21)

computer,kepercayaan dan sikap untuk menggunakan system evaluasi dosen masing-masing adalah 0.682,0.555,0.532,0.302,0.369.tidak ada indicator yang memiliki factor loading diatas 0,70 dan hanya ada 3 indikator yang memiliki nilai communality diatas 0.50.Dengan demikian ,dapat disimpulkan bahwa indicator-indikator tersebut kurang valid dalam melakukan pengukuran variabel laten penelitian.

b. Uji Validitas Diskriman

Pengukuran validitas diskriman dari model pengukuran dinilai berdasarkan dengan membandingkan akar dari AVE suatu konstruk harus lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi antar variabel laten tersebut atau dengan melihat cross loading pengukuran dengan konstruknya.Pada tabel cross loading terlihat bahwa masing-masing indicator disuatu konstruk akan berbeda dengan indikator di konstruk lain dan mengumpul pada konstruk yang dimaksud

Tabel 4.3 Cross Loading

(22)

Nilai cross loading pada tabel 4.3 menunjukkan adanya validitas diskriman yang baik karena nilai korelasi indikator terhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi indikator terhadap konstruk lainya.Sebagai contoh loading factor q12 dengan Q1(perceived ease of use) sebesar 0.771.Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan loading factor q12 dengan konstruk lain,yaitu q4 sebesar 0.146;q3 sebesar -0.214;q2 sebesar 0.297; dan q5 sebesar 0.460.Begitu juga yang terjadi pada konstruk q4,q3,q2,dan q5.Korelasi indikatornya lebih tinggi ke konstruknya sendiri dibandingkan korelasi indikatornya terhadap konstruk lain.Maka dapat disimpulkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok lain.

2.Uji Reabilitas

Uji kekonsistenan indikator-indikator dalam suatu variabel laten dilakukan dengan uji realibilitas.Uji realibilitas dapat diukur dari nilai cronbach’s alpha dan nilai composite reliability.Untuk dapat dikatakan suatu konstruk reliable,maka nilai cronbach’s alpha harus lebih dari 0.70 dan nilai composite reliability harus lebih dari 0.70.Meskipun nilai 0.60 masih dapat diterima

(23)

Tabel 4.4 Uji Realibilitas Cronbachs Alpha

Composite realibility

Dari Output SmartPLS di atas,menunjukkan bahwa konstruk kemudahan penggunaan,persepsi kegunaan,kemampuan dalam menguasai computer,sikap,dan kepercayaan untuk menggunakan system evaluasi dosen memiliki nilai alpha dan composite realibility diatas 0.70 ,kecuali pada indikator trust yang tidak memenuhi nilai.sehingga dapat dinyatakan bahwa pengukur yang dipakai dalam penelitian ini memiliki realibilitas yang cukup baik.

4.3.2 Pengujian Model structural(Inner Model)

Inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada teori substantif.Model structural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen.Hasil R-square yang dijelaskan pada variabel dependen sebaiknya diatas 0.10 sehingga dapat dinyatakan bahwa konstruk dependenya baik.

(24)

Tabel 4.5 R Square

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R-square konstruk persepsi kegunaan(q2) adalah sebesar 0.481 Hal ini berarti bahwa persepsi kemudahan penggunan mampu menjelaskan konstruk persepsi kegunaan penggunaan sebesar 48% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain.Sedangkan konstruk kemudahan penggunaaan mampu dijelaskan oleh kepercayaan ,kemampuan dalam menguasai computer dan sikap sebesar 35% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain.

4.4 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis ,nilai t-statistic yang dihasilkan dari output PLS dibandingan dengan nilai t-tabel,output PLS merupakan estimasi variabel laten yang merupakan linier agrerat dari indikator.Hipotesi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (α) 5% ditentukan sebagai berikut: • Apabila t hitung > t tabel,yaitu lebih dari 1,96 maka Hipotesis diterima. • Apabila t hitung < t tabel,yaitu kurang dari 1,96 maka Hipotesis di tolak

(25)

1. Pengujian H1

(Pengaruh computer self efficacy sistem evaluasi terhadap perceived usefulness) Tabel 4.6 Inner Model T-Statistic H1

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standart Deviation (STDEV) T Statistics ( O/STDEV) Computer self efficacy ->Perceived Usefulness -0.358 -0.258 0.294 1.218

Persepsi kemudahan penggunaan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan dengan nilai original sample sebesar -0.358.Hipotesis (H1) mempunyai nilai T-statistic sebesar 1.218 lebih kecil dari nilai t tabel,sehingga menunjukkan bahwa persepsi computer self efficacy terhadap kegunaan penggunaan system evaluasi mempunyai pengaruh yang tidak signifikan

2.Pengujian H2

(pengaruh Computer self efficacy system evaluasi terhadap perceived ease of use) Tabel 4.7 Inner Model T_statistic H2

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standart Deviation T Statistics ( O/STDEV)

(26)

(STDEV) Computer self efficacy ->Perceived Ease of use -0.166 -0.160 0.176 0.945

Hubungan antara Computer self efficacy terhadap perceived ease of use mempunyai pengaruh yang tidak signifikan dikarenakan memiliki nilai original sample sebesar -0.166 dan nilai T statistic sebesar 0.945 yang berarti lebih kecil dari nilai t-table.

3.Pengujian H3

(pengaruh trust system evaluasi terhadap Perceived ease of use) Tabel 4.8 Inner Model T Statistic H3

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standart Deviation (STDEV) T Statistics ( O/STDEV) Trust ->Perceived Ease of use 0.517 0.517 0.193 2.679

Hipotesis ke 3 yang menguji hubungan antara trust dan perceived ease of use,menunjukkan nilai original sample sebesar 0.517 dan nilai T-statistic sebesar 2.679.Karena nilai T_statistic tersebut lebih besar dari T-table(tingkat signifikansi 5%=1.96) maka Hipotesis ketiga dalam penelitian ini

(27)

diterima.Dengan kata lain hubungan antara trust terhadap perceived ease of use memiliki hubungan yang signifikan

4.Pengujian H4

(pengaruh trust system evaluasi terhadap perceived usefulness) Tabel 4.9 Inner Model T-Statistic H4

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standart Deviation (STDEV) T Statistics ( O/STDEV) Trust ->Perceived Usefulness -0.144 -0.060 0.267 0.540

Hipotesis ke 4 yang menguji hubungan antara trust dan perceived usefulness ,menunjukkan nilai original sample -0.144 dan nilai T-statistic sebesar 0.540.Karena nilai T-Statistic tersebut lebih kecil dari T-table(tingkat signifikansi 5%=1.96) maka hipotesis ditolak dan dianggap tidak memiliki pengaruh yang signifikan

(28)

5.Pengujian H5

(pengaruh attitude system evaluasi terhadap perceived ease of use) Tabel 4.10 Inner Model T-Statistic H5

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standart Deviation (STDEV) T Statistics ( O/STDEV) Attitude ->Perceived ease of use 0.086 0.050 0.340 0.253

Hipotesis ke 5 yang menguji hubungan antara attitude dan perceived ease of use ,menunjukkan nilai original sample 0.086 dan nilai T-statistic sebesar 0.253.Karena nilai T-Statistic tersebut lebih kecil dari T-table(tingkat signifikansi 5%=1.96) maka hipotesis ditolak dan dianggap tidak memiliki pengaruh yang signifikan

(29)

6.Pengujian H6

(pengaruh attitude system evaluasi terhadap perceived usefulness) Tabel 4.11 Inner Model T-Statistic H6

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standart Deviation (STDEV) T Statistics ( O/STDEV) Attitude ->Perceived Usefulness 0.189 0.129 0.293 0.647

Hipotesis ke 6 yang menguji hubungan antara attitude dan perceived usefulness ,menunjukkan nilai original sample 0.189 dan nilai T-statistic sebesar 0.647.Karena nilai T-Statistic tersebut lebih kecil dari T-table(tingkat signifikansi 5%=1.96) maka hipotesis ditolak dan dianggap tidak memiliki pengaruh yang signifikan

(30)

7.Pengujian H7

(pengaruh perceived ease of use system evaluasi terhadap perceived usefulness) Tabel 4.12 Inner Model T-Statistic H7

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standart Deviation (STDEV) T Statistics ( O/STDEV) Perceived ease of use ->Perceived Usefulness 0.549 0.520 0.232 2.365

Hipotesis ke 7 yang menguji hubungan antara trust dan perceived ease of use,menunjukkan nilai original sample sebesar 0.549 dan nilai T-statistic sebesar 2.365.Karena nilai T_statistic tersebut lebih besar dari T-table(tingkat signifikansi 5%=1.96) maka Hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.Dengan kata lain hubungan antara trust terhadap perceived ease of use memiliki hubungan yang signifikan.

4.5 Pembahasan 1. Pengujian H1

(Pengaruh computer self efficacy dalam system evaluasi dosen terhadap perceived usefulness)

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy berpengaruh negatif signifikan terhadap persepsi kegunaan.Dapat dilihat dari nilai T-Statistic 1.218 lebih kecil dari nilai T-table 1.96.Dengan demikian hipotesis H1 dalam penelitian ini di tolak.

Tetapi hasil H1 yang didapatkan ini bertentangan dengan peneliti terdahulu (Bandura (1982), Lewis et al.(2003), Lee, Tae dan Chung, (2003) dan Kulviwat, et al,. (2005) )yang menemukan

(31)

adanya hubungan yang positif antara self efficacy terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use.Maka dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy mempengaruhi perceived usefulness karena banyaknya penelitian terdahulu yang menemukan adanya hubungan positif antara computer self efficacy dengan perceived usefulness

2. Pengujian H2

(Pengaruh computer self efficacy dalam system evaluasi dosen terhadap perceived usefulness)

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy berpengaruh negatif signifikan terhadap persepsi kegunaan.Dapat dilihat dari nilai T-Statistic 0.945 lebih kecil dari nilai T-table 1.96.Dengan demikian hipotesis H2 dalam penelitian ini di tolak.

Tetapi hasil H2 yang didapatkan ini bertentangan dengan peneliti terdahulu (Bandura (1982), Lewis et al.(2003), Lee, Tae dan Chung, (2003) dan Kulviwat, et al,. (2005) )yang menemukan adanya hubungan yang positif antara self efficacy terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use.Maka dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy mempengaruhi perceived usefulness karena banyaknya penelitian terdahulu yang menemukan adanya hubungan positif antara computer self efficacy dengan perceived ease of use

3.Pengujian H3

(pengaruh Trust system evaluasi dosen terhadap perceived ease of use)

Berdasarkan hasil perhitungan statiskin,disimpulkan bahwa Trust system evaluasi berpengaru positif signifikan terhadap perceived ease of use.Dapat dilihat dari nilai T-statistic sebesar 2.679 lebih besar dari nilai T-table 1,96 sehingga hipotesis H3 dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan seseorang kepada sistem informasi maka semakin tinggi tingkat kemanfaatan yang dirasakan orang tersebut ketika menggunakan sistem informasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh McCloskey (2006) dan Reid dan Levy (2008).

(32)

4.Pengujian H4

(pengaruh Trust system evaluasi dosen terhadap perceived usefulness)

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,dapat disimpulkan bahwa trust berpengaruh negatif signifikan terhadap persepsi kegunaan.Dapat dilihat dari nilai T-Statistic 0.540 lebih kecil dari nilai T-table 1.96.Dengan demikian hipotesis H4 dalam penelitian ini di tolak.

Hasil ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang diperoleh Chang Boon Patrick Lee dan Gouhua Wan (2010), McCloskey (2006), serta Reid dan Levy (2008), di mana variabel trust memiliki dampak positif terhadap perceived usefulness yang dirasakan oleh pengguna sistem informasi.

5. Pengujian H5

(pengaruh attitude system evaluasi dosen terhadap perceived ease of use)

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy berpengaruh negatif signifikan terhadap persepsi kegunaan.Dapat dilihat dari nilai T-Statistic 0.253 lebih kecil dari nilai T-table 1.96.Dengan demikian hipotesis H5 dalam penelitian ini di tolak.

Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian Davis (1989) yang menyatakan bahwa

perceived ease of use mempengaruhi perceived usefullness dan attitude.Hasil ini menunjukkan bahwa Persepsi yang seragam mengenai variabel perceived ease of use dan attitude berdampak pada inkonsistensi pengaruh persepsi manfaat terhadap sikap dosen atas sistem evaluasi dosen. Secara empiris penolakan hipotesis ini mengindikasikan bahwa perasaan dosen untuk suka dan tidak suka terhadap sistem baru tidak dapat dijelaskan oleh persepsi mengenai kemudahan sistem untuk dioperasikan.

6. Pengujian H6

(pengaruh attitude system evaluasi dosen terhadap perceived usefulness)

Berdasarkan hasil perhitungan statistic,dapat disimpulkan bahwa computer self efficacy berpengaruh negatif signifikan terhadap persepsi kegunaan.Dapat dilihat dari nilai T-Statistic 0.647 lebih kecil dari nilai T-table 1.96.Dengan demikian hipotesis H5 dalam penelitian ini di tolak.

(33)

Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian Davis (1989) yang menyatakan bahwa adanya hubungan perceived usefullness dengan attitude.Hasil ini menunjukkan bahwa Persepsi yang seragam mengenai variabel perceived usefulness dan attitude berdampak pada inkonsistensi pengaruh persepsi manfaat terhadap sikap dosen atas sistem evaluasi dosen. Secara empiris penolakan hipotesis ini mengindikasikan bahwa perasaan dosen untuk suka dan tidak suka terhadap sistem baru tidak dapat dijelaskan oleh persepsi mengenai kemudahan sistem untuk dioperasikan.

7.Pengujian H7

(pengaruh perceived ease of use system evaluasi dosen terhadap perceived usefulness)

Berdasarkan hasil perhitungan statiskin,disimpulkan bahwa Trust system evaluasi berpengaru positif signifikan terhadap perceived ease of use.Dapat dilihat dari nilai T-statistic sebesar 2.365 lebih besar dari nilai T-table 1,96 sehingga hipotesis H3 dalam penelitian ini diterima.Hal ini menunjukkan kemudahan penggunaan akan mempengaruhi kegunaan dari system tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Pedersen (2003) dan pernyataan Sun dan Zhang (2006) yang menyatakan bahwa perceived usefullness secara signifikan dipengaruhi oleh perceived ease of use.

5.Kesimpulan

Dari hasil analisis yang mengkaitkan hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 7 dapat disimpulkan bahwa dari ke lima variabel yaitu computer self efficacy,trus,attitude,perceived ease of use dan perceived usefulness.Hanya ada dua hipotesis yang diterima karena perhitungan nilai T-statistic yang lebih besar dari T-table,yaitu hipotesis 3 pengaruh trust terhadap sistem evaluasi dosen pada perceived ease of use,yang berarti kepercayaan seseorang terhadap sistem akan membuat seseorang mendapatkan kemudahan dalam penggunaan sistem tersebut.Dan yang ke dua adalah hipotesis 7 yang mempunyai nilai T-statistic lebih besar dari T-table,pengaruh antara perceived ease of use terhadap perceived usefulness terhadap sistem evaluasi dosen.Hal ini membuktikan bahwa kemudahan penggunaan sistem tersebut akan mempengaruhi seberapa besar kemanfaatan sistem itu,semakin mudah maka akan semakin bermanfaat.,Dikarenakan dari

(34)

hipotesis sampai dengan hipotesis 7 hanya ada 2 hipotesis yang berpengaruh baik satu sama lain,dari hal itu dapat disimpulkan bahwa sistem evaluasi dosen dapat diterima dan tanpa adanya paksaan jika pengguna mempercayai bahwa system yang digunakan (system evaluasi dosen) benar-benar bermanfaat dan berguna,atau juga jika system evaluasi dosen mudah dalam penggunaanya.

Daftar Pustaka

Chau, P.Y.K. 1996. An Empirical; Assessment of a Modified Technology Acceptance Model. Journal of Management Information System, 13 (2); 185-204.

Compeau, DR., & Higgins, C. A., Huff, S. 1995. Social Cognitif Theory and Individual Reaction to Computing Technology: A Longtudinal Study.

MIS Quarterly, 23 (2) 145-158.

Davis, F.D. 1986. A technology acceptance model for empirically testing new end user information systems: theory and results," Doctoral dissertation,

Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology.

Davis, F.D, Bagozzi. R.P. & Warshaw. P.R. 1989. User acceptance of computer technology: a comparison of two theoretical models, Management

Science, 35, 982-1003.

Davis, F.D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and User Acceptance of Information Technology, MIS Quarterly.

Gambar

Gambar 2. Technology Acceptance Model 2 (TAM2) (Venkatesh &amp; Davis, 2000)
Gambar 4. Technology Acceptance Model 3 (TAM3) (Venkatesh &amp; Bala, 2008)
Gambar 1.Model Penelitian
Gambar 4.1  Hasil Model Pengukuran
+5

Referensi

Dokumen terkait

sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi dengan judul “ Identifikasi Jumlah Koloni Bakteri dan Jenis Bakteri Pada Jajanan Sempol yang Dijajakan Para Pedagang

IDENTIFIKASI BAKTERI PENGOKSIDASI BESI DAN SULFUR BERDASARKAN GEN 16S rRNA DARI LAHAN TAMBANG TIMAH DI

Maka Pejabat Pengadaan Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2017 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas

Nasional Pendidikan, pasal 38, pendidik (guru) adalah agen pembelajaran yang.. harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik,

Kinerja kader dapat dilihat dari strata Posyandu yang telah dicapai, untuk meningkatkan kinerja kader maka kemampuan kader harus terus dikembangkan..Tujuan penelitian

peranan bimbingan orang tua dalam memotivasi belajar siswa. Peneliian dilakukan di SMP Islam Parung Bogor, bimbingan yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya

(2) Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS untuk Sekolah Indonesia di Luar Negeri Tahun Anggaran 2013 sebagaimana tercantum dalam

Secara khusus dalam penanganan perkara tindak pidana perdagangan orang, Jaksa melaksanakan peran yang diatur dalam Pasal 1 ayat 6a Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004