• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN PENDAHULUAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 Beach Mall di Gianyar

1.

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas gambaran umum keseluruhan isi laporan berupa alasan pemilihan judul dalam latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan, serta metode yang digunakan dalam penyusunan laporan.

1.1 Latar Belakang

Mall, bila diterjemahkan dari Beddington (1982:xiii) sejatinya merupakan suatu jalur pedestrian bebas kendaraan yang ditata/diposisikan sedemikian rupa untuk menghubungkan dua generator atau lebih dan menunjang retail-retail yang mengapitnya. Perkembangan selanjutnya dari mall mengarah pada fasilitas komersial sebagai salah satu jenis pusat perbelanjaan yang lebih kompleks dengan banyak retail dan tambahan fasilitas penunjang seperti bioskop, gamezone, spa, kafe dan restoran serta fasilitas-fasilitas baru yang diintegrasikan dengan mall seiring perkembangan zaman.

Berhubungan dengan penjelasan di atas, Herabadi, et al dalam Nurlalia (2013) menyebutkan bahwa berbelanja tidak hanya untuk mendapatkan keperluan akan barang-barang atau memenuhi kebutuhan, tetapi menjadi bagian dari gaya hidup atau lifestyle dan mungkin untuk memenuhi kebutuhan psikologi. Saat ini pusat perbelanjaan modern seperti

mall mulai mengalami pergeseran fungsi. Pada mulanya masyarakat datang ke mall khusus untuk berbelanja keperluan, namun saat ini mall tidak sekedar tempat berbelanja barang yang

(2)

2 Beach Mall di Gianyar

dibutuhkan, tetapi juga sebagai tempat hiburan yang memberikan suatu sarana rekreatif. Selain itu sering juga ditemui aktivitas window shopping yaitu aktivitas rekreasi dengan berkunjung ke pusat perbelanjaan untuk sekedar melihat-lihat dan membandingkan harga barang walaupun pada akhirnya tidak membeli.

Saat ini perkembangan mall tidak hanya terjadi di pusat kota di Bali, pantai sebagai objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan juga menjadi potensial untuk pembangunan mall. Sebagai buktinya adalah Lippo Mall dan Beachwalk di Kuta (Observasi Oktober 2015) yang sukses membangun mall di tepi pantai dan dikunjungi ratusan hingga ribuan pengunjung per harinya. Namun hasil observasi ini juga menunjukkan bahwa perkembangan mall di Bali lebih signifikan di Kota Denpasar dan Badung saja sementara di kabupaten lain masih cukup minim dikarenakan berbagai faktor.

Adapun Kabupaten lain yang bisa dipertimbangkan adalah Kabupaten Gianyar. Hidayanti (2015) mengungkapkan bahwa Kabupaten Gianyar yang terkenal dengan hasil karya seninya, juga memiliki tempat wisata pantai yang sudah terkenal sampai ke mancanegara, seperti Pantai Lebih, Pantai Keramas dan Pantai Ketewel. Walaupun tidak berpasir putih tetapi memiliki pasir hitam yang cukup eksotis. Pantai-pantai yang ada di Kabupaten Gianyar cukup terkenal karena memiliki ombak yang cukup bagus, sehingga menjadi surga bagi wisatawan yang memiliki hobi sebagai peselancar.

Di Kawasan Wisata Pantai di Gianyar belum ada mall yang memadai untuk menunjang wisata (Observasi Oktober 2015). Saat ini di Gianyar, pusat perbelanjaan lebih berorientasi ke pusat kota. Contohnya adalah Hardy’s Gianyar, Clandy’s Mall dan Harum Fajar (Observasi Januari 2016). Untuk kebutuhan wisata pantai masih mengandalkan minimarket dan pedagang eceran yang hanya melayani kebutuhan primer. Apabila dilihat dari segi bisnis dan investasi, pengadaaan mall di Pantai di Gianyar dapat menjadi suatu peluang yang menguntungkan sekaligus penunjang potensi wisata pantai di Gianyar dalam hal kebutuhan perbelanjaan dan rekreasi. Terlebih lagi, pantai di Gianyar memiliki lokasi yang berdekatan dengan Jalan By Pass Ida Bagus Mantra yang mudah diakses.

Selain itu, berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ada beberapa tempat di Gianyar yang memiliki potensi wisata pantai diantaranya adalah Pantai Lebih, Pantai Saba, Pantai Masceti, Pantai Cucukan, Pantai Siyut, Pantai Slukat, Pantai Air Jeruk (BKPM, 2015). Objek wisata pantai ini juga telah didukung dengan hadirnya Taman Safari & Marine Park, Komune Hotel, Umah Luwih Hotel dan Keramas Park serta Taman Nusa. Dengan hadirnya fasilitas tersebut semakin meramaikan pariwisata di Pantai Gianyar.

(3)

3 Beach Mall di Gianyar

Hal ini juga diperkuat dari segi perizinan dengan diubahnya peraturan tentang ruang terbuka hijau (RTH) di Kawasan Pesisir Pantai di Gianyar. Berdasarkan Bali Post (2010) hal tersebut dituangkan dalam keputusan DPRD Gianyar nomor 12 tahun 2010. Isinya, bahwa di sebelah Selatan jalan dengan kedalaman 200 meter tidak lagi ditetapkan sebagai RTH (ruang terbuka hijau) dengan KDB (koefisien dasar bangunan) 0 persen, tetapi cukup mempertimbangkan sepadan jalan sesuai aturan yang berlaku. Pada sebelah selatan jalan arteri Tohpati Kusamba, ruang antara RTH 0 persen (kedalaman 200 meter) dengan sepadan pantai 100 meter dari titik pasang dapat dibangun tanpa memperhatikan produktivitas tanah dengan KDB 40 persen. Hingga saat ini masih berlaku dan belum ada perubahan. Dengan direvisinya peraturan di atas maka investor akan semakin mudah menanamkan modal dan mendirikan fasilitas penunjang wisata pantai di Gianyar.

Dengan laju pertumbuhan penduduk pertengahan tahun sebesar 1,45 % dimana tahun 2009 menunjukkan jumlah penduduk 441.611 jiwa (BPS Kab Gianyar, 2014). Banyaknya hotel dan villa yang mulai berkembang ke kawasan pantai (observasi Oktober 2015) menandakan adanya perkembangan jumlah wisatawan yang berada di sekitar pantai di Gianyar. Ditambah lagi lokasi pantai di Gianyar terletak di depan Jalan By Pass Ida Bagus Mantra sehingga memiliki potensi kunjungan dari daerah Klungkung dan Karangasem serta Denpasar yang melewati kawasan ini.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merupakan suatu kelayakan untuk membangunan mall di kawasan wisata pantai di Gianyar sebagai salah satu fasilitas penunjang wisata dan melayani kebutuhan masyarakat. Mall dapat berintegrasi dengan fasilitas rekreasi pantai, villa dan hotel yang ada di kawasan pantai di Gianyar. Karena mall

yang dibangun memiliki korelasi terhadap pantai serta untuk menguatkan unsur lokasinya maka dipilih judul “Beach Mall di Gianyar” yang mengandung makna sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di dekat pantai dan memiliki korelasi dengan pantai tersebut.

Spesifikasi mall ini menggunakan sistem satu pengelola utama dengan multi penjual dari pihak ke-3 yang bisa menyewa retail untuk menjual berbagai jenis barang. Dengan sistem ini diharapkan juga dapat membuka peluang investasi bagi brand lokal untuk berpartisipasi. Barang utama yang mendominasi adalah pakaian (terutama pakaian ke pantai), alat olahraga pantai (khususnya surfing), gadget dan elektronik serta sebagaian kecil barang-barang kerajian dan kesenian maupun kebutuhan rumah tangga. Selain itu juga akan ditunjang oleh

foodcourt yang menjual makanan dan minuman.

Fasilitas lain yang diintergrasikan dalam mall ini yaitu bioskop, panggung pertunjukan dan gamezone. Fasilitas tersebut dipilih karena integrasinya yang menunjang daya tarik mall

(4)

4 Beach Mall di Gianyar

dan tidak mengubah nuansa mall sebagai sebuah pusat perbelanjaan. Bioskop merupakan fasilitas untuk menonton film layar lebar dengan keuntungan yang didapat dari penjualan tiket kursi penonton. Hingga saat penyusunan laporan ini di Gianyar juga belum ada bioskop sehingga integrasinya dalam proyek ini merupakan suatu peluang tambahan. Panggung pertunjukan yang diintegrasikan dalam mall ini dapat difungsikan untuk pertunjukan maupun pameran barang-barang yang dijual di mall. Sementara gamezone merupakan fasilitas rekreatif yang ditujukan untuk anak dan remaja. Kedatangan anak-anak dan remaja ke mall

seringkali tidak memiliki tujuan belanja sehingga bisa disiasati dengan menyediakan fasilitas hiburan bagi mereka.

Dari segi arsitektural, Beach Mall di Gianyar memiliki konsep terintegrasi dengan ruang terbuka yang menghadap ke pantai. Mall ini mewujudkan suasana ruang yang rekreatif, dinamis dan mengalir untuk meniadakan kesan jenuh bagi pengunjung. Disisi lain mall ini mencoba mengurangi dampak negatif bangunan terhadap lingkungan dengan memperhatikan kriteria arsitektur hijau (green architecture) dan mendukung upaya pemerintah dalam trend go-green. Selain itu, dari segi tampilan tetap akan mempertahankan konteks arsitektur lokal (ATB) yang dipadukan dalam bangunan yang modern.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pernyataan singkat suatu masalah yang akan diteliti (Sangadji dan Sopiah, 2010:73). Sesuai dengan latar belakang pemilihan judul “Beach Mall di Gianyar” yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan yang menjadi pusat perhatian dari pembahasan seminar tugas akhir ini antara lain:

a. Bagaimana spesifikasi BeachMall di Gianyar ?

b. Bagaimana strategi menyikapi kelebihan dan kekurangan dari faktor internal maupun eksternal proyek BeachMall di Gianyar ?

c. Apa tema rancangan yang dapat mewakili karakter mall dengan segala konteksnya untuk Proyek BeachMall di Gianyar ?

d. Dimana Lokasi tapak yang tepat untuk perencanaan dan perancangan Beach Mall di Gianyar dan seperti apa karakteristiknya ?

e. Bagaimana mengintegrasikan program ruang pada program tapak dalam menjawab masalah perancangan Beach Mall di Gianyar ?

(5)

5 Beach Mall di Gianyar

1.3 Tujuan

Tujuan merupakan pendekatan menuju orientasi yang dapat berupa desain (visual ruang) ataupun secara sosial (pengguna dan lingkungan). Tujuan dari seminar tugas akhir berjudul

Beach Mall di Gianyar antara lain:

a. Menyusun Landasan Konseptual Perancangan Beach Mall di Gianyar yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk merancang meliputi rincian spesifikasi, tema, pemrograman dan konsep-konsep perancangan.

b. Merancang mall yang menarik dan memiliki integrasi dengan Pantai di Gianyar pada lokasi yang strategis dan mudah diakses.

c. Mewujudkan mall sebagai suatu sarana rekreasi dan pusat perbelanjaan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat Gianyar dan wisatawan pantai di Gianyar serta para pengguna Jalan ByPass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall.

1.4 Metode Perancangan

Untuk metode perancangan penulis menggunakan metode 5 (lima) langkah dari J Christopher Jones dalam Snyder dan Catanese (1991). Berdasarkan sumber ini, maka metode perancangan lima langkah meliputi :

1) Gagasan

Gagasan merupakan proses permulaan yang memiliki beberapa tahap yaitu pengenalan dan pembatasan masalah yang dilakukan dengan interview atau wawancara. Dalam proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan.

Pada penyusunan laporan ini, gagasan yang diajukan berasal dari pengetahuan penulis, isu-isu dan wacana yang beredar baik dari media cetak dan elektronik yang selanjutnya digunakan menjadi latar belakang untuk menentukan judul, membatasi lingkup rancangan melalui rumusan masalah dan tujuan.

2) Informasi dan Analisis

Langkah kedua meliputi persiapan untuk pengumpulan data dan analisis informasi mengenai masalah yang akan dipecahkan. Pada tahap ini dilakukan penyelidikan dan abstraksi program perancangan.

Dalam penyusunan laporan ini, informasi dikumpulkan dari literatur khusus mengenai

mall, studi objek sejenis dan studi terhadap lokus perancangan yaitu Gianyar. Hasil dari proses ini kemudian menjadi spesifikasi umum dan kesimpulan analisis SWOT.

(6)

6 Beach Mall di Gianyar

3) Sintesis

Merupakan langkah untuk mengajukan usulan dalam proses perancangan. Usulan rancangan harus menghimpun berbagai pertimbangan dari konteks sosial, ekonomi, fisik, estetika dan nilai-nilai perancangan. Dalam tahap ini juga diajukan usulan desain volumerik.

Sebelum proses sintetis dalam laporan ini, diawali dengan mengubah bahasa spesifikasi yang berupa deskripsi menjadi bahasa program yang lebih jelas dan terukur sehingga dari program ini dapat ditentukan civitas/pengguna mall, kapasitas, ruang-ruang, performansi serta besarannya. Tahap sintetis selanjutnya adalah menerjemahkan bahasa program ke dalam konsep rancangan (tapak, bangunan dan utilitas) yang lebih jelas perwujudannya dan lebih dekat ke arah desain.

4) Evaluasi

Evaluasi dalam perancangan arsitektur terjadi pada beberapa skala dan meliputi bermacam-macam peserta yang meliputi usulan alternatif yang diajukan perancang.

Dalam penyusunan laporan ini, proses evaluasi dilakukan saat penyusunan konsep rancangan. Dalam hal ini, penulis mengevaluasi alternatif perancangan untuk menentukan keputusan konsep yang paling optimal. Proses evaluasi dalam penyusunan laporan ini juga dilakukan saat bimbingan dengan dosen pembimbing dan pada saat revisi.

5) Optimisasi

Merupakan langkah untuk mulai mengaplikasikan hasil rancangan atau proses ini juga bisa disebut proses produksi. Proses optimisasi dilakukan setelah melakukan evaluasi dan telah dianggap cukup layak untuk dilanjutkan.

Adapun penyusunan laporan ini hanya sampai pada tahap evaluasi saja, sementara tahap optimisasi/produksi dilakukan dalam Studio Tugas Akhir.

1.4.1 Alur Perancangan

Adapun desain konseptual perancangan ini berupa alur pemikiran yang digunakan dalam menyusun laporan ini dapat dilihat pada bagan berikut (lihat Gambar 1.1) :

(7)

7 Beach Mall di Gianyar

Berdasarkan keterangan di atas, proses ini secara singkat dimulai dengan pengetahuan umum penulis dengan dibantu adanya isu dan berita yang menjadi latar belakang pemilihan judul dan ide membuat Beach Mall di Gianyar. ide tersebut berkembang menjadi rumusan masalah dan memiliki tujuan.

Dari rumusan masalah ini kemudian penulis melakukan studi pustaka awal untuk mendapatkan data-data umum mengenai perancangan mall dan kriteria perancangannya. Penulis juga mencari bangunan sejenis seperti Beachwalk dan Mall Bali Galeria untuk dijadikan referensi. Dari informasi ini kemudian disusun suatu spesifikasi umum.

Setelah spesifikasi umum, kemudian topik pembahasan mulai mengkhusus ke analisa lokus proyek, yaitu Kabupaten Gianyar. Dari bagian ini kemudian penulis melakukan observasi yang lebih detail terhadap lokasi dengan metode SWOT dan juga studi literatur

- Pengetahuan Penulis - Isu, Wacana - Pengetahuan Lapangan Ide Pemilihan Judul Studi Literatur (pendekatan korelasi) Studi Lapangan (case studies) Studi Kecocokan Data-data Umum

Isi Filosofi Wadah

Pemrograman (Fungsional, Arsitektural, Performansi) Tema (Langgam, Konsep dasar, kaidah-kaidah) Tapak (Pemilihan Tapak, Analisa Tapak) Konsep Perancangan (tapak, bangunan, utilitas)

Lokus Perancangan Latar Belakang Spesifikasi Umum Spesifikasi Khusus Tema dan Program Konsep G aga san A nali si s dan In for m as i Sint et is E val uas i

(8)

8 Beach Mall di Gianyar

yang lebih rinci mengenai mall. Kemudian dengan informasi yang lebih rinci terutama yang khusus kepada lokus perancangan disusun suatu spesifikasi khusus.

Dari spesifikasi khusus kemudian penulis dapat menetukan tema yang mencakup lebih rinci mengenai filosofi, wujud dan gaya rancangan. Kemudian juga disusun program ruang dan program tapak. Untuk menyusun program ruang diperlukan studi ruang dan standar performansi ruang dari buku standar maupun dari hasil observasi objek sejenis. Sementara untuk program tapak penulis perlu melakukan pemilihan tapak di Lokus Kabupaten Gianyar serta observasi dan analisa tapak untuk memahami karakter tapak.

Dengan adanya tema dan program maka dapat disusun konsep perancangan yang mampu menyelesaikan permasalahan desain serta menjadi landasan konseptual dalam perancangan

Beach Mall di Gianyar. Dalam konsep perancangan terdapat konsep perancangan tapak, bangunan dan utilitas.

1.4.2 Pendekatan Perancangan

Sesuai dengan metode ini, pendekatan yang paling tepat digunakan dalam proses ini ini adalah pendekatan korelasi dan pendekatan kasus (case studies), sebagai berikut :

a. Pendekatan korelasi

Merupakan pendekatan yang mencari hal-hal yang berhubungan, penulis mencari data-data literatur yang berhubungan dengan mall, baik dari segi teknis desain maupun non teknis.

b. Pendekatan Kasus

Dalam pendekatan kasus, penulis mencari beberapa objek studi sejenis untuk dibandingkan dan mendapatkan kesimpulan kriteria perancangan.

1.4.3 Sumber Data

Sangadji dan Sopiah (2010:170) menyatakan ada sua jenis sumber data dalam hal ini yaitu data primer dan sekunder. Dalam perancangan ini sumber data diperoleh dengan cara sebagai berikut :

a. Sumber data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari sumber asalnya. Data primer ini diperoleh melalui :

1) Wawancara atau tanya jawab dilakukan dengan pihak-pihak yang paham terhadap permasalahan yang terkait, yakni pengelola mall dan pengunjung pada tempat dilakukan studi banding. Data tentang narasumber yang terkait dalam penyusunan laporan ini akan ditampilkan dalam daftar narasumber di bagian belakang laporan.

(9)

9 Beach Mall di Gianyar

2) Observasi langsung, yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung pada obejek sejenis (mall) di lokasi berbeda, mencari data seperti seperti desain arsitektural, pengamatan layout (denah dan pola massa), sirkulasi dan manajemen dalam mall. Hasil observasi ke lapangan disajikan dalam bentuk gambar (sketsa, foto) dan tabel.

b. Sumber Data Sekunder

Merupakan data yang dikumpulkan oleh pihak lain, kemudian digunakan sebagai acuan pendukung dalam membuat laporan seminar tugas akhir ini. Data tersebut diperoleh dari literatur berupa buku cetak, buku elektronik (ebook), jurnal dan dibantu dengan sumber internet yang berkaitan dengan mall. Acuan dalam literatur tersebut diangkat sebagai bahan pelengkap informasi serta dapat dijadikan perbandingan pada landasan perancangan.

1.4.4 Jenis Data

Sangadji dan Sopiah (2010:175) menyatakan jenis data yang dikumpulkan, menurut sifatnya ada 3, yaitu data subyek, data fisik dan data dokumenter. Dalam perancangan ini data tersebut diantaranya :

a. Data subyek, yaitu data yang berupa opini, sikap, pengalaman dan karakteristik subjektif dan kualitatif. Data ini didapatkan melalui wawancara.

b. Data fisik, merupakan data dengan wujud benda nyata, dalam hal ini berupa data bangunan dan ruangan, furniture dan barang-barang yang ada didalamnya yang kuantitatif dan terukur. Data ini didapatkan melalui observasi langsung.

c. Data dokumenter, merupakan data berupa literatur seperti buku, jurnal, koran majalah,

ebook, dan sumber web.

1.4.5 Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam metode perancangan ini yaitu analisis komparasional, yaitu membandingkan perbedaan variabel data-data yang telah dikumpulkan (Sangadji dan Sopiah, 2010:210). Dalam hal ini penulis membandingkan beberapa hasil objek studi fasilitas sejenis dari segi teknis dan non teknis untuk mendapatkan kriteria perancangan yang tepat. 1.4.6 Penarikan Kesimpulan

Data yang telah dikumpulkan kemudian digunakan untuk dapat memperkuat pilihan atau verifikasi, seperti ditolak atau diterima (Sangadji dan Sopiah, 2010:210). Teknik yang dipakai adalah dengan penarikan kesimpulan deduktif, yakni dengan melihat masalah dari makro ke mikro (dari yang bersifat umum ke khusus). Penarikan kesimpulan dilakukan bersamaan dengan proses sintetis.

Gambar

Gambar 1.1 Peta Konsep metode Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan yang terjadi setelah dilakukan integrasi metode klasifikasi dan clustering untuk data numerik dengan menggunakan algoritme C4.5 dan naive bayes untuk

Pada penelitian selanjutnya kami akan menghitung kecepatan yang tersedia dari data sumur dan data seismik untuk menghasilkan peta struktur kedalaman yang mampu

Meskipun beberapa peneliti telah menyatakan bahwa menyikat dengan pasta gigi dapat menyebabkan kerusakan pada akrilik, metode ini telah digunakan oleh seluruh subjek

Temuan berpengaruh negatif antara pembiayaan bank syariah terhadap pertumbuhan ekonomi terjadi karena pada lag 5 market share perbankan syariah juga memiliki koefisien

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Gaya kepemimpinan disini merupakan suatu kegiatan dimana seorang pemimpin memberikan pengaruh kepada orang lain untuk bekerja sama secara sukarela tentang tugas-tugas

Dan menurut hasil penelitian (Setiono, 2010 ) diperoleh dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dapat meningkatkan aktivitas siswa,hasil belajar siswa

Hasan Sadikin Bandung untuk Semester 1 TA 2016 dengan cara itemized secara elektronik melalui web site LPSE Kemenkes dengan alamat situs internet :