HIPERPARATIRO
HIPERPARATIROIDISME
IDISME DAN
DAN HIPOPARATIROIDISM
HIPOPARATIROIDISME
E
BAB IBAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.
A. LALATATAR BR BELELAKAKANANGG Sel
Selama ama sekrsekresi esi horhormomone ne parparatiatiroiroid d (PT(PTH), H), kelkelenjenjar ar parparatiatiroiroidd bertanggung
bertanggung jawab jawab mempertahankan mempertahankan kadar kadar kalsium kalsium ekstraseluler.ekstraseluler. Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sek
sekresi resi horhormonmone e parparatiatiroiroid, d, horhormomon n asam asam amiamino no polpolipeipeptiptida. da. SekSekresiresi hor
hormomon n parparatiratiroid oid diadiatur tur secsecara ara lanlangsugsung ng oleoleh h konkonsensentrastrasi i caicairan ran ionion ka
kalsilsiumum. . EEek ek ututamama a dadari ri hohormrmon on paparatratiriroioid d adadalaalah h memeniningngkakatktkanan konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan osat dari
osat dari matrimatriks ks tulantulang, g, menimeningkatkngkatkan an penypenyerapan kalsium erapan kalsium oleh ginjal,oleh ginjal, dan meningkatkan produksi ginjal. Hormon paratiroid juga menyebabkan dan meningkatkan produksi ginjal. Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia,
phosphaturia, jika jika kekurangan kekurangan cairan cairan osat. osat. hiperparatiroidisme hiperparatiroidisme biasanyabiasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier. (
terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier. (!awrence "im, #$!awrence "im, #$,, %&&')%&&') Hip
Hipopaoparatiratiroiroid d adaadalah lah gabgabungungan an gejagejala la dardari i proprodukduksi si horhormomonn paratiroid
paratiroid yang yang tidak tidak adekuat. adekuat. "eadaan "eadaan ini ini jarang jarang sekali sekali ditemukan ditemukan dandan um
umumnumnya ya serisering ng serisering ng disdisebaebabkabkan n oleoleh h kerkerusakusakan an atau atau penpengangangkagkatantan kelen
kelenjar paratiroid pada saat jar paratiroid pada saat operaoperasi si paratiparatiroid atau roid atau tiroidtiroid, , dan yang lebihdan yang lebih jarang
jarang lagi lagi ialah ialah tidak tidak adanya adanya kelenjar kelenjar paratiroid paratiroid (secara (secara congenital).congenital). "adangkadang penyebab spesiik tidak dapat diketahui.
B
B.. TTUUJJUUAANN
1.Tujuan Umum 1.Tujuan Umum
#a
#ahahasissiswa wa dadapapat t mememamahamhami i asuasuhahan n kekepeperarawawatatan n papada da papasisienen gangguan kelenjar paratiroid
gangguan kelenjar paratiroid 2.Tujuan Khusus
2.Tujuan Khusus a.
a. #a#ahahasissiswa wa mamampmpu u mememamahahami mi pepengngertertiaian n hihipeperprpararatiatiroroid id dadann hipoparatiroid
hipoparatiroid b.
b. #ahasiswa #ahasiswa mampu mampu memahami memahami etiologi etiologi hiperparatiroid hiperparatiroid dandan hipoparatiroid
hipoparatiroid c.
c. #ah#ahasisasiswa wa mammampu pu memmemahamahami i patpatoioisiosiologlogi i hiphiperperparataratiroiroid id dandan hipoparatiroid
hipoparatiroid d.
d. #ahasi#ahasiswa swa mampmampu u memahmemahamimanamimaniestasi klinik iestasi klinik hiperphiperparatiroaratiroid id dandan hipoparatiroid
hipoparatiroid
e. #ahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnosk hiperparatiroid e. #ahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnosk hiperparatiroid
dan hipoparatiroid dan hipoparatiroid .
. #a#ahahasissiswa wa mamampmpu u mememamahahami mi kokompmplilikakasi si hihipeperprpararatiatiroroid id dadann hipoparatiroid
hipoparatiroid
g. #ahasiswa mampu memahami penatalaksanaan hiperparatiroid dan g. #ahasiswa mampu memahami penatalaksanaan hiperparatiroid dan
hipoparatiroid hipoparatiroid h.
h. #ah#ahasisasiswa wa mammampu pu memmemahamahami i konkonsep sep dasdasar ar asuasuhan han kepkeperawerawataatann hiperparatiroid dan hipoparatiroid
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR PARATIROID . *natomi
"elenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus ketiga dan keempat. "elenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial. "elenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub bawah tiroid. *kan tetapi, sering kali posisinya sangat ber+ariasi. "elenjar paratiroid bagian kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau didalam timus, bahkan berada dimediastinum. "elenjar paratiroid kadang kala dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid. (. Sjamsuhidajat, -im de ong, %&&/, 01')
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub ineriornya. 2amun, letak masingmasing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup ber+ariasi, jaringan paratiroid kadangkadang ditemukan di mediastinum.
Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kirakira 0 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. "elenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel utama (chie cell) yang mengandung apparatus 4olgi yang mencolok plus retikulum endoplasma dan granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (PTH). Sel oksiil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung granula oksiil dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya Pada manusia,
sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda, sel oksiil ini tidak ditemukan.5ungsi sel oksiil masih belum jelas, selsel ini mungkin merupakan modiikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.
2. Fisi!"i
"elenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone, PTH) yang bersamasama dengan 6it $3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi osat dan melepaskan kalsium dari tulang. adi PTH akan akti bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus. (. Sjamsuhidayat, -im de ong, %&&/, 01')
B. KONSEP DASAR . Hiperparatiroidisme
a. Pengertian
Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsiikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium. Hiperparatiroidisme dibagi menjadi %, yaitu hiperparatiroidisme primer dan sekunder. Hiperparatiroidisme primer terjadi dua atau tiga kali lebih sering pada wanita daripada lakilaki dan pada pasienpasien yang berusia 0&7& tahun. Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder disertai maniestasi yang sama dengan pasien gagal ginjal kronis. akitisi ginjal akibat retensi osor akan meningkatkan stimulasi pada
kelenjar paratiroid dan meningkatkan sekresi hormon paratiroid. (8runner 9 Suddath, %&&)
Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida. Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium. Eek utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan osat dari matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi ginjal. Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan osat. hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier. (!awrence "im, #$# %&&', section %).
Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid yang banyak walaupun kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat. (www.endocrine.com)
b. Etiologi
#enurut !awrence "im, #$. %&&',etiologi hiperparatiroid yaitu: . "irakira ;'< dari kasus hiperparatiroid primer disebabkan oleh
adenoma tunggal.
%. Sedangkan '< lainnya melibatkan berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma atau hyperplasia). 8iasanya herediter dan
3. Sedikit kasus hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh paratiroid karsinoma. Etiologi dari adenoma dan hyperplasia pada kebanyakan kasus tidak diketahui. "asus keluarga dapat terjadi baik sebagai bagian dari berbagai sindrom endrokin neoplasia, syndrome hiperparatiroid tumor atau hiperparatiroidisme turunan. 5amilial hypocalcuric dan hypercalcemia dan neonatal se+ere hyperparathyroidism juga termasuk kedalam kategori ini.
/. 8eberapa ahli bedah dan ahli patologis melaporkan bahwa pembesaran dari kelenjar yang multiple umumnya jenis adenoma yang ganda. Pada = ' < pasien semua kelenjar hiperungsi> chie cell parathyroid hyperplasia.
c. Patoisiologi
Hiperparatiroidisme dapat bersiat primer (yaitu yang disebabkan oleh hiperplasia atau neoplasma paratiroid) atau sekunder, dimana kasus biasanya berhubungan dengan gagal ginjal kronis.
Pada ;&< kasus, hiperparatiroidisme primer disebabkan oleh adenoma paratiroid jinak> ;< kasus diakibatkan oleh hiperplasia kelenjar paratiroid: dan %< kasus disebabkan oleh karsinoma paratiroid (damjano+,110). 2ormalnya terdapat empat kelenjar paratiroid. *denoma atau karsinoma paratiroid ditandai oleh pembesaran satu kelenjar, dengan kelenjar lainnya tetap normal. Pada hiperplasia paratiroid, keempat kelenja membesar. "arena diagnosa adenoma atau hiperplasia tidak dapat ditegakan preoperati, jadi penting bagi ahli bedah untuk meneliti keempat kelenjar tersebut. ika
teridentiikasi salah satu kelenjar tersebut mengalami pembesaran adenomatosa, biasanya kelenjar tersebut diangkat dan laninnya dibiarkan utuh. ika ternyata keempat kelenjar tersebut mengalami pembesaran ahli bedah akan mengangkat ketiga kelelanjar dan meninggalkan satu kelenjar saja yang seharusnya mencukupi untuk mempertahankan homeostasis kalsiumosat.
Hiperplasia paratiroid sekunder dapat dibedakan dengan hiperplasia primer, karena keempat kelenjar membesar secara simetris. Pembesaran kelanjar paratiroid dan hiperungsinya adalah mekanisme kompensasi yang dicetuskan oleh retensi ormat dan hiperkalsemia yang berkaitan dengan penyakit ginjal kronis. ?steomalasia yang disebabkan oleh hipo+itaminosis $, seperti pada riketsia, dapat mengakibatkan dampak yang sama.
Hiperparatiroidisme ditandai oleh kelebihan PTH dalam sirkulasi. PTH terutama bekerja pada tulang dan ginjal. $alam tulang, PTH meningkatkan resorpsi kalsium dari limen tubulus ginjal. $engan demikian mengurangi eksresi kalsium dalam urine. PTH juga meningkatkan bentuk +itamin $3 akti dalam ginjal, yang selanjutnya memudahkan ambilan kalsium dari makanan dalam usus. Sehingga hiperkalsemia dan hipoosatmia kompensatori adalah abnormlitas biokimia yang dideteksi melalui analisis darah. "onsentrasi PTH
serum juga meningkat. ( umahorbor, Hotma,111)
Produksi hormon paratiroid yang berlebih disertai dengan gagal ginjal dapat menyebabkan berbagai macam penyakit tulang, penyakit tulng yang sering terjadi adalah osteitis ibrosa cystica, suatu penyakit meningkatnya resorpsi tulang karena peningkatan kadar hormon paratiroid. Penyakit tulang lainnya juga sering terjadi pada pasien, tapi
tidak muncul secara langsung. (!awrence "im, #$# %&&', section ') "elebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang langsung bisa menimbulkan eek pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan ginjal. Secara isiologis sekresi PTH dihambat dengan tingginya ion kalsium serum. #ekanisme ini tidak akti pada keadaan adenoma, atau hiperplasia kelenjar, dimana hipersekresi PTH berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia. eabsorpsi kalsium dari tulang dan peningkatan absorpsi dari usus merupakan eek langsung dari peningkatan PTH.
Pada saat kadar kalsium serum mendekati % mg@d!, tubular ginjal mereabsorpsi kalsium secara berlebihan sehingga terjadi keadaan hiperkalsiuria. Hal ini dapat meningkatkan insidens nerolithiasis, yang mana dapt menimbulkan penurunan kreanini klearens dan gagal ginjal. Peningkatan kadar kalsium ekstraselular dapat mengendap pada jaringan halus. asa sakit timbul akibat kalsiikasi berbentuk nodul pada kulit, jaringan subkutis, tendon (kalsiikasi tendonitis), dan kartilago (khondrokalsinosis). 6itamin $ memainkan peranan penting dalam metabolisme kalsium sebab dibutuhkan oleh PTH untuk bekerja di target organ.
d. #aniestasi "linik
Pasien mungkin tidak atau mengalami tandatanda dan gejala akibat terganggunya beberapa sistem organ. 4ejala apatis, keluhan mudah lelah, kelemahan otot, mual, muntah, konstipasi, hipertensi dan aritmia jantung dapat terjadi> semua ini berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah. #aniestasi psikologis dapat ber+ariasi mulai dari emosi yang mudah tersinggung dan neurosis hingga keadaan psikosis yang disebabkan oleh eek langsung kalsium pada otak serta sistem sara. Peningkatan kadar kalsium akan menurunkan potensial eksitasi jaringan sara dan otot.
Pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal yang berkaitan dengan peningkatan ekskresi kalsium dan osor merupakan
salah satu komplikasi hiperparatiroidisme primer. "erusakan ginjal terjadi akibat presipitasi kalsium osat dalam pel+is da ginjal parenkim yang mengakibatkan batu ginjal (rena calculi), obstruksi, pieloneritis serta gagal ginjal.
4ejala muskuloskeletal yang menyertai hiperparatiroidisme dapat terjadi akibat demineralisasi tulang atau tumor tulang, yang muncul berupa selsel raksasa benigna akibat pertumbuhan osteoklast yang berlebihan. Pasien dapat mengalami nyeri skeletal dan nyeri tekan, khususnya di daerah punggung dan persendian> nyeri ketika menyangga tubuh> raktur patologik> deormitas> dan pemendekkan badan. "ehilangan tulang yang berkaitan dengan hiperparatiroidisme
merupakan aktor risiko terjadinya raktur.
Ansidens ulkus peptikum dan prankreatis meningkat pada hiperparatiroidisme dan dapat menyebabkan terjadinya gejala gastroitestinal. (8runner 9 Suddath, %&&)
e. Pemeriksaan $iagnostik
Hiperparatiroidisme didiagnosis ketika tes menunjukkan tingginya le+el kalsium dalam darah disebabkan tingginya kadar hormone paratiroid. Penyakit lain dapat menyebabkan tingginya kadar kalsium dalam darah, tapi hanya hiperparatiroidisme yang menaikkan kadar kalsium karena terlalu banyak hormon paratiroid. Pemeriksaan radioimmunoassay untuk parathormon sangat sensiti dan dapat membedakan hiperparatiroidisme primer dengan penyebab hiperkalasemia lainnya pada lebih dari 1& < pasien yang mengalami kenaikan kadar kalsium serum.
"enaikkan kadar kalsium serum saja merupakan gambaran yang nonspesiik karena kadar dalam serum ini dapat berubah akibat diet, obatobatan dan perubahan pada ginjal serta tulang. Perubahan tulang dapat dideteksi dengan pemeriksaan sinarB atau pemindai tulang pada kasuskasus penyakit yang sudah lanjut. Penggambaran dengan sinar C pada abdomen bisa mengungkapkan adanya batu ginjal dan jumlah urin selama %/ jam dapat menyediakan inormasi kerusakan ginjal dan resiko batu ginjal. Pemeriksaan antibodi ganda hormon paratiroid digunakan untuk membedakan hiperparatiroidisme primer dengan keganasan, yang dapat menyebabkan hiperkalsemia. Pemeriksaan DS4, #A, Pemindai thallium serta biopsi jarum halus telah digunakan untuk menge+aluasi ungsi paratiroid dan untuk menentukan lokasi kista, adenoma serta hiperplasia pada kelenjar paratiroid.
Tes darah mempermudah diagnosis hiperparatiroidisme karena menunjukkan penilaian yang akurat berapa jumlah hormon paratiroid. Sekali diagnosis didirikan, tes yang lain sebaiknya dilakukan untuk melihat adanya komplikasi. "arena tingginya kadar hormon paratiroid dapat menyebabkan kerapuhan tulang karena kekurangan kalsium, dan pengukuran kepadatan tulang sebaiknya dilakukan untuk memastikan
keadaan tulang dan resiko raktura.
Salah satu kelemahan diagnostik adalah terjadinya penurunan bersihan ragmen akhir karboksil PTH pada pasien gagal ginjal, menyebabkan peningkatan palsu kadar PTH serum total. Penetuan PTH amino akhir atau PTH utuh direkomendasikan untuk menilai ungsi paratiroid pasien gagal ginjal. (li+ge . Taylor, %&&', 7;3)
!aboratorium:
) "alsium serum meninggi %) 5osat serum rendah 3) 5osatase alkali meninggi
/) "alsium dan osat dalam urin bertambah ') 5oto ontgen:
o Tulang menjadi tipis, ada dekalsiikasi o ysticcystic dalam tulang
o Trabeculae di tulang
P*: osteoklas, osteoblast, dan jaringan ibreus bertambah . "omplikasi
) peningkatan ekskresi kalsium dan osor %) $ehidrasi
3) batu ginjal /) hiperkalsemia ') ?steoklastik
0) osteitis ibrosa cystica g. Penatalaksanaan
Terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroidisme primer adalah tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiriod yang abnormal. 2amun demikian, pada sebagian pasien yang asimtomatik disertai kenaikaan kadar kalsium serum ringan dan ungsi ginjal yang normal, pembedahan dapat ditunda dan keadaan pasien
dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan bertambah parahnya hiperkalsemia, kemunduran kondisi tulang, gangguan ginjal
atau pembentukan batu ginjal (renal calculi).
$ehidrasi karena gangguan pada ginjal mungkin terjadi, maka penderita hiperparatiroidisme primer dapat menderita penyakit batu ginjal. "arena itu, pasien dianjurkan untuk minum sebanyak %&&&
ml cairan atau lebih untuk mencegah terbentuknya batu ginjal. us buah yang asam dapat dianjurkan karena terdapat bukti bahwa minuman ini dapt menurunkan pH urin. "epada pasien diuminta untuk melaporkan maniestasi batu ginjal yang lain seperti nyeri abdomen dan hemapturia. Pemberian preparat diuretik thiaFida harus dihindari oleh pasien hiperparatiroidisme primer karena obat ini akan menurunkan eksresi kalsium lewat ginjal dan menyebabkan kenaikan kadar kalsium serum. $isamping itu, pasien harus mengambil tindakan untuk menghindari dehidrasi. "arena adanya resiko krisis hiperkalsemia, kepada pasien harus diberitahukan untuk segera mencari bantuan medis jika terjadi kondisi yang menimbulkan dehidrasi (muntah, diare).
#obilitas pasien dengan banyak berjalan atau penggunaan kursi goyang harus diupayakan sebanyak mungkin karena tulang yang mengalami stress normal akan melepaskan kalsium merupakan predisposisi terbentuknya batu ginjal.
Pemberian osat per oral menurunkan kadar kalsium serum pada sebagian pasien. Penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan pengendapan ektopik kalsium osat dalam jaringan lunak.
$iet dan obatobatan. "ebutuhan nutrisi harus dipenuhi meskipun pasien dianjurkan untuk menghindari diet kalsium terbatas atau kalsium berlebih. ika pasien juga menderita ulkus peptikum, ia memerlukan preparat antasid dan diet protein yang khusus. "arena
anoreksia umum terjadi, peningkatan selera makan pasien harus diupayakan. us buah, preparat pelunak eses dan akti+itas isik disertai dengan peningkatan asupan cairan akan membantu mengurangi gejal konstipasi yang merupakan masalah pascaoperati yang sering dijumpai pada pasienpasien ini.
%. Hipoparatiroidisme a. Pengertian
Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat. "eadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital). "adangkadang penyebab spesiik tidak dapat diketahui. (www.endocrine.com)
b. Etiologi
arang sekali terjadi hipoparatiroidisme primer, dan jika ada biasanya terdapat pada anakanak dibawah umur 0 tahun. *da tiga kategori dari hipoparatiroidisme:
) $eisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:
a) Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total tiroidektomi.
b) Adiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau didapat (acGuired).
%) Hipomagnesemia.
/) esistensi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidisme) c. Patoisiologi
Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan osat, yakni kalsium serum menurun (bisa sampai ' mgr <) dan osat serum meninggi (bisa sampai 1,'%,' mgr<).
Pada yang post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. ?perasi yang pertama adalah untuk mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid. Tujuannya adalah untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang berlebihan, tetapi biasanya terlalu banyak jaringan yang diangkat. ?perasi kedua berhubungan dengan operasi total tiroidektomi. Hal ini disebabkan karena letak anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid yang dekat (diperdarahi oleh pembuluh darah yang sama) sehingga kelenjar paratiroid dapat terkena sayatan atau terangkat. Hal ini sangat jarang dan biasanya kurang dari < pada operasi tiroid. Pada banyak pasien tidak adekuatnya produksi sekresi hormon paratiroid bersiat sementara sesudah operasi kelenjar tiroid atau kelenjar paratiroid, jadi diagnosis tidak dapat dibuat segera sesudah operasi.
Pada pseudohipoparatiroidisme timbul gejala dan tanda hipoparatiroidisme tetapi kadar PTH dalam darah normal atau meningkat. "arena jaringan tidak berespons terhadap hormon, maka penyakit ini adalah penyakit reseptor. Terdapat dua bentuk: () pada bentuk yang lebih sering, terjadi pengurangan congenital akti+itas 4s sebesar '& <, dan PTH tidak dapat meningkatkan secara normal konsentrasi *#P siklik, (%) pada bentuk yang lebih jarang, respons *#P siklik normal tetapi eek osaturik hormon terganggu.
d. #aniestasi "linik
Hipokalsemia menyebabkan iritablitas sistem neuromuskeler dan turut menimbulkan gejala utama hipoparatiroidisme yang berupa tetanus.
Tetanus merupakan hipertonia otot yang menyeluruh disertai tremor dan kontraksi spasmodik atau tak terkoordinasi yang terjadi dengan atau tanpa upaya untuk melakukan gerakan +olunter. Pada keadaan tetanus laten terdapat gejala patirasa, kesemutan dan kram pada ekstremitas dengan keluhan perasaan kaku pada kedua belah tangan serta kaki. Pada keadaan tetanus yang nyata, tandatanda mencakup bronkospasme, spasme laring, spasme karpopedal (leksi sendi siku serta pergelangan tangan dan ekstensi sensi karpoalangeal), disagia, otopobia, aritmia jantung serta kejang. 4ejala lainnya mencakup ansietas, iritabilitas, depresi dan bahkan delirium. Perubahan pada E"4 dan hipotensi dapat terjadi. (8runner 9 Suddath, %&&)
e. Pemeriksaan $iagnostik
Tetanus laten ditunjukan oleh tanda trousseau atau tanda h+ostek yang positi. Tanda trousseau dianggap positi apabila terjadi spasme karpopedal yang ditimbulkan akibat penyumabtan aliran darah ke lengan selama 3 menit dengan manset tensimeter. Tanda h+ostek menujukkan hasil positi apabila pengetukan yang dilakukan secara tibatiba didaerah ner+ous asialis tepat di kelenjar parotis dan disebelah anterior telinga menyebabkan spasme atau gerakan kedutan pada mulut, hidung dan mata.
$iagnosa sering sulit ditegakkan karena gejala yang tidak jelas seperti rasa nyeri dan pegalpegal, oleh sebab itu pemeriksaan laboratorium akan membantu. 8iasanya hasil laboratorium yang ditunjukkan, yaitu:
. "alsium serum rendah. Tetanus terjadi pada kadar kalsium serum yang berkisar dari '0 mg@dl (,% ,'mmol@!) atau lebih rendah lagi.
%. 5osat anorganik dalam serum tinggi 3. 5osatase alkali normal atau rendah /. 5oto ontgen:
a) Sering terdapat kalsiikasi yang bilateral pada ganglion basalis di tengkorak
b) "adangkadang terdapat pula kalsiikasi di serebellum dan pleksus koroid
'. $ensity dari tulang bisa bertambah
. "omplikasi
) "alsium serum menurun %) 5osat serum meninggi g. Penatalaksanaan
Tujuan adalah untuk menaikkan kadar kalsium serum sampai 1& mg@dl (%,%%,' mmol@!) dan menghilangkan gejala hipoparatiroidisme serta hipokalsemia. *pabila terjadi hipokalsemia dan tetanus pascatiroidektomi, terapi yang harus segera dilakukan adalah pemberian kalsium glukonas intra+ena. ika terapi ini tidak segera menurunkan iritabilitas neuromuskular dan serangan kejang, preparat sedati seperti pentobarbital dapat dapat diberikan.
Pemberian peparat parathormon parenteral dapat dilakukan untuk mengatasi hipoparatiroidisme akut disertai tetanus. 2amun demikian, akibat tingginya insidens reaksi alergi pada penyuntikan parathormon, maka penggunaan preparat ini dibatasi hanya pada hipokalsemia akut. Pasien yang mendapatkan parathormon memerlukan pemantauan akan adanya perubahan kadar kalsium serum dan reaksi alergi.
*kibat adanya iritabilitas neuromuskuler, penderita hipokalsemia dan tetanus memerlukan lingkungan yang bebas dari suara bising, hembusan angin yang tibatiba, cahaya yang terang atau gerakan yang mendadak. Trakeostomi atau +entilasi mekanis mungkin dibutuhkan bersama dengan obatobat bronkodilator jika pasien mengalami gangguan pernaasan.
Terapi bagi penderita hipoparatiroidisme kronis ditentukan sesudah kadar kalsium serum diketahui. $iet tinggi kalsium rendah osor diresepkan. #eskipun susu, produk susu dan kuning telur merupakan makanan tinggi kalsium, jenis makanan ini harus dibatasi karena kandungan osor yang tinggi. 8ayam juga perlu dihindari karena mengandung oksalat yang akan membentuk garam kalsium yang tidak laut. Tablet oral garam kalsium seperti kalsium glukonat, dapat diberikan sebagai suplemen dalam diet. 4el alumunium karbonat (4elusil, *mphojel) diberikan sesudah makan untuk mengikat osat dan meningkatkan eksresinya lewat traktus gastrointestinal.
Preparat +itamin $ dengan dosis yang ber+ariasi dihidrotakisterol (*T & atau Hytakerol), atau ergokalsierol (+itamin $%) atau koolekalsierpol (+itamin $3) biasanya diperlukan dan akan meningkatkan absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinal.
$. ASUHAN KEPERA%ATAN . Hiperparatiroidisme
a. Pengkajian
Tidak terdapat maniestasi yang jelas tentang hiperparatiroidisme dan hiperkalsemia resultan. Pengkajian keperawatan yang rinci mencakup :
) iwayat kesehatan klien.
%) iwayat penyakit dalam keluarga. 3) "eluhan utama, antara lain :
a) Sakit kepala, kelemahan, lethargi dan kelelahan otot
b) 4angguan pencernaan seperti mual, muntah, anoreBia, obstipasi, dan nyeri lambung yang akan disertai penurunan berat badan c) $epresi
d) 2yeri tulang dan sendi. /) iwayat trauma@raktur tulang.
') iwayat radiasi daerah leher dan kepala. 0) Pemeriksaan isik yang mencakup :
a) ?bser+asi dan palpasi adanya deormitas tulang. b) *mati warna kulit, apakah tampak pucat.
c) Perubahan tingkat kesadaran.
7) 8ila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan tampak tanda psikosis organik seperti bingung bahkan koma dan bila tidak ditangani kematian akan mengancam.
;) Pemeriksaan diagnostik, termasuk :
a) Pemeriksaan laboratorium : dilakukan untuk menentukan kadar kalsium dalam plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam menegakkan kondisi hiperparatiroidisme. Hasil pemeriksaan laboratorium pada hiperparatiroidisme primer akan ditemukan peningkatan kadar kalsium serum> kadar serum posat anorganik menurun sementara kadar kalsium dan posat
urine meningkat.
b) Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan tulang dan terbentuk kista dan trabekula pada tulang.
b. $iagnosa "eperawatan
$iagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan hiperparatiroidisme antara lain :
) isiko terhadap cidera yang berhubungan dengan demineralisasi tulang yang mengakibatkan raktur patologi.
%) Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterlibatan ginjal sekunder terhadap hiperkalsemia dan hiperosatemia.
3) Perubahan nutrisi yang berubahan dengan anoreBia dan mual.
/) "onstipasi yang berhubungan dengan eek merugikan dari hiperparatiroidisme pada saluran gastrointestinal.
c. encana Tindakan "eperawatan
) Diagnosa Keperawatan : isiko terhadap cidera yang berhubungan dengan demineralisasi tulang yang mengakibatkan raktur patologi. Tujuan : "lien tidak akan menderita cidera, seperti yang ditunjukkan oleh tidak terdapatnya raktur patologi.
Intervensi Keperawatan :
. !indungi klien dari kecelakaan jatuh, karena klien rentan untuk mengalami raktur patologis bahkan oleh benturan ringan sekalipun. 8ila klien mengalami penurunan kesadaran pasanglah tirali tempat tidurnya.
%. Hindarkan klien dari satu posisi yang menetap, ubah posisi klien dengan hatihati.
3. 8antu klien memenuhi kebutuhan seharihari selama terjadi kelemahan isik.
/. *tur akti+itas yang tidak melelahkan klien.
'. *jarkan cara melindungi diri dari trauma isik seperti cara mengubah posisi tubuh, dan cara berjalan serta menghindari perubahan posisi yang tibatiba.
0. *jarkan klien cara menggunakan alat bantu berjalan bila dibutuhkan. *njurkan klien agar berjalan secara perlahan lahan.
%) Diagnosa Keperawatan : Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterlibatan ginjal sekunder terhadap
hiperkalsemia dan hiperosatemia.
Tujuan : "lien akan kembali pada haluaran urine normal, seperti yang ditunjukkan oleh tidak terbentuknya batu dan haluaran urine 3& sampai 0& ml@jam.
Intervensi Keperawatan :
. Perbanyak asupan klien sampai %'&& ml cairan per hari. $ehidrasi merupakan hal yang berbahaya bagi klien dengan hiperparatiroidisme karena akan meningkatkan kadar kalisum serum dan memudahkan terbentuknya batu ginjal.
%. 8erikan sari buahn canbery atau prune untuk membantu agar urine lebih bersiat asam. "easaman urine yang tinggi membantu mencegah pembentukkan batu ginjal, karena kalsium lebih mudah larut dalam urine yang asam ketimbang urine yang basa.
3) Diagnosa Keperawatan : Perubahan nutrisi yang berubahan dengan anoreBia dan mual.
Tujuan : "lien akan mendapat masukan makanan yang mencukupi, seperti yang dibuktikan oleh tidak adanya mual dan kembali pada atau dapat mempertahankan berat badan ideal.
Intervensi Keperawatan :
. 8erikan dorongan pada klien untuk mengkonsumsi diet rendah kalsium untuk memperbaiki hiperkalsemia.
%. elaskan pada klien bahwa tidak mengkonsumsi susu dan produk susu dapat menghilangkan sebagian maniestasi
gastrointestinal yang tidak menyenangkan.
3. 8antu klien untuk mengembangkan diet yang mencakup tinggi kalori tanpa produk yang mengandung susu.
/. ujuk klien ke ahli giFi untuk membantu perencanaan diet klien.
/) Diagnosa Keperawatan : "onstipasi yang berhubungan dengan eek merugikan dari hiperparatiroidisme pada saluran gastrointestinal. Tujuan : "lien akan mempertahankan 8*8 normal, seperti pada yang dibuktikan oleh 8*8 setiap hari (sesuai dengan kebiasaan klien).
. Dpayakan tindakan yang dapat mencegah konstipasi dan pengerasan ekal yang diakibatkan oleh hiperkalsemia. %. 8antu klien untuk tetap dapat akti sesuai dengan kondisi
yang memungkinkan.
3. Tingkatkan asupan cairan dan serat dalam diet. "lien harus minum sedikitnya enam sampai delapan gelas per hari kecuali bila ada kontra indikasi.
/. ika konstipasi menetak meski sudah dilakukan tindakan, mintakan pada dokter pelunak eses atau laksati.
%. Hipoparatiroidisme a. Pengkajian
$alam pengkajian klien dengan hipoparatiroidisme yang penting adalah mengkaji maniestasi distres pernapasan sekunder terhadap laringospasme. Pada klien dengan hipoparatiroidisme akut, perlu dikaji terhadap adanya tanda perubahan isik nyata seperti kulit dan rambut kering. "aji juga terhadap sindrom seperti Parkinson atau adanya katarak. Pengkajian keperawatan lainnya mencakup :
) iwayat kesehatan klien.
. Sejak kapan klien menderita penyakit.
%. *pakah ada anggota keluarga yang berpenyakit sama.
3. *pakah klien pernah mengalami tindakan operasi khususnya pengangkatan kelenjar paratiroid atau tiroid.
/. *pakah ada riwayat penyinaran daerah leher. %) "eluhan utama, antara lain :
%. Perdarahan sulit berhenti.
3. "ejangkejang, kesemutan dan lemah. 3) Pemeriksaan isik yang mencakup :
. "elainan bentuk tulang. %. Tetani.
3. Tanda Trosseaus dan ho+steks. /. Pernapasan bunyi (stridor).
'. ambut jarang dan tipis> pertumbuhan kuku buruk, deormitas dan mudah patah> kulit kering dan kasar.
/) Pemeriksaan diagnostik, termasuk :
. Pemeriksaan kadar kalsium serum. %. Pemeriksaan radiologi.
b. $iagnosa "eperawatan
) #asalah kolaborati : tetani otot yang berhubungan dengan penurunan kadar kalsium serum.
%) isiko terhadap inekti penatalaksanaan regimen terapeutik (indi+idual) yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang regimen diet dan medikasi.
c. encana Tindakan "eperawatan
) Masalah Kolaboratif : Tetani otot yang berhubungan dengan penurunan kadar kalsium serum.
Tujuan : "lien tidak akan menderita cidera, seperti yang dibuktikan oleh kadar kalsium kembali ke batas normal, rekuensi pernapasan normal, dan gasgas darah dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan :
. Saat merawat klien dengan hipoparatiroidisme hebat, selalu waspadalah terhadap spasme laring dan obstruksi pernapasan. Siapkan selalu set selang endotrakeal, laringoskop, dan trakeostomi saat merawat klien dengan tetani akut.
%. ika klien berisiko terhadap hipokalsemia mendadak, seperti setelah tiroidektomi, selalu disiapkan cairan inus kalsium karbonat di dekat tempat tidur klien untuk segera digunakan jika diperlukan.
3. ika selang inus harus dilepas, biasanya hanya diklem dulu untuk beberapa waktu sehingga selalu tersedia akses +ena yang cepat.
/. ika tersedia biasanya klien diberikan sumber siap pakai kalsium karbonat seperti Tums.
%) Diagnosa Keperawatan : isiko terhadap inekti penatalaksanaan regimen terapeutik (indi+idual) yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang regimen diet dan medikasi.
Tujuan : "lien akan mengerti tentang diet dan medikasinya, seperti yang dibuktikan oleh pernyataan klien dan kemampuan klien untuk mengikuti regimen diet dan terapi.
Intervensi Keperawatan :
. Penyuluhan kesehatan untuk klien dengan hipoparatiroidisme kronis sangat penting karena klien akan membutuhkan medikasi dan modiikasi diet sepanjang hidupnya.
%. Saat memberikan penyuluhan kesehatan tentang semua obat obat yang harus digunakan di rumah, pastikan klien mengetahui bahwa semua bentuk +itamin $, kecuali dehidroksikolelalsierol, diasimilasi dengan lambat dalam tubuh. ?leh karenanya akan membutuhkan waktu satu minggu atau lebih untuk melihat hasilnya.
3. *jarkan klien tentang diet tinggi kalsium namun rendah osor. Angatkan klien untuk menyingkirkan keju dan produk susu dari dietnya, karena makanan ini mengandung
osor.
/. Tekankan pentingnya perawatan medis sepanjang hidup bagi klien hopiparatiroidisme kronis. Anstruksikan klien untuk memeriksakan kadar kalsium serum sedikitnya tiga kali setahun. "adar kalsium serum harus dipertahankan normal untuk mencegah komplikasi. ika terjadi hiperkalsemia atau hipokalsemia, dokter harus menyesuaikan regimen terapeutik untuk memperbaiki ketidakseimbangan.
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida. Salah satu penanganan pada penderita hiperparatiroidisme yaitu dengan cara pengangkatan jaringan paratiroid, namun terkadang jaringan yang diangkat terlalu banyak sehingga menyebabkan hipoparatiroid. Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat. "eadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital). "adang kadang penyebab spesiik tidak dapat diketahui. adi kedua penyakit diatas memiliki keterkaitan yang dapat saling mempengaruhi.
B. SARAN
$alam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna. ?leh karena itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
4anong.11;.8uku *jar 5isiologi "edokteran. akarta: E4
umahorbor, Hotma.111. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem ndo!rin"akarta:E4.
SmeltFer, SuFFanne .%&&.8uku *jar "eperawatan #edikal 8edah 8runner 9 Suddarth Ed.;.akarta: E4.
"oFier, et al.113. #undamental of nursing . aliornia: *ddison-esley Publishing ompany.