• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kak Peng. Ternak Sapi 147 Ekor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kak Peng. Ternak Sapi 147 Ekor"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

KERANGKA ACUAN KERJA

( KAK )

PENGGUNA ANGGARAN :

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

SATKER/SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

NAMA PPK : Ir. MAULIATE SIAHAAN, MP

NAMA PEKERJAAN : PENGADAAN TERNAK SAPI SEBANYAK 147 EKOR

(2)

2

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK)

PEKERJAAN :

Pengadaan Ternak Sapi sebanyak 147 Ekor

1. LATAR BELAKANG : Besarnya kemauan masyarakat petani di Kabupaten Kutai Kartanegara dalam beternak sapi potong yang terlihat dari banyaknya usulan permohonan bantuan ternak perlu di tindak lanjuti. Kemauan masyarakat ini juga merupakan dasar bagi pengembangan ternak sapi di kabupaten Kutai Kartanegara. Berdasarkan latar belakang ini maka Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kutai Kartanegara dengan segala kelebihan sumber dayanya ingin mengembangkan usaha peternakan ( rakyat ) dalam rangka meningkatkan populasi ternak sapi dan sebagai salah satu penghasil daging. Pengembangan ternak ruminansia besar dipandang sebagai satu hal yang sangat logis mengingat ketersediaan lahan sebagai sumber daya utama pengembangan ternak ruminansia. Dalam rangka meningkat populasi ternak sapi sekaligus perbaikan mutu ternak, maka sumber ternak harus berasal dari Kalimantan Timur. Mengingat belum adanya pembibitan khusus untuk ternak sapi potong lokal di Indonesia dan peruntukan ternak sapi kepada masyarakat petani, maka bantuan ternak sapi sebagai bibit diharapkan berasal dari peternakan rakyat pula, agar ternak yang didatangkan tersebut dapat mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

1) Maksud : Maksud dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan ketersediaan / populasi ternak potong baik sapi maupun kerbau di Kabupaten Kutai Kartanegara yang saat ini masih berkisar 23.000 ekor untuk sapi

2) Tujuan : Tujuan dari kegiatan ini adalah mengadakan ternak sebagai usaha untuk meningkatkan populasi ternak potong secara bertahap sampai mencapai angka populasi dasar yang direncanakan (sekitar 72.000 ekor) guna meningkatkan ketersediaan daging. Disamping tujuan tersebut, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani peternak di Kabupaten Kutai Kartanegara.

(3)

3

SASARAN Sapi sebanyak 147 (seratus empat puluh tujuh) ekor;

2.Sasaran dari kegiatan ini adalah Kelompok Tani Ternak yang tersebar di 4 (empat) Kecamatan, 6 (enam) Desa, 6 (enam) kelompok untuk ternak Sapi sebagai penerima hibah yang ditetapkan oleh Bupati Kutai Kartanegara.

4. NAMA ORGANISASI

: Organisasi yang menyelenggarakan / melaksanakan pengadaan barang adalah UNIT LAYANAN PENGADAAN Kabupaten Kutai Kartanegara

1) SKPD : Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kutai Kartanegara

2) PPK : Ir. Mauliate Siahaan, MP 5. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA

1) Sumber Dana : APBN Kementerian Pertanian TA. 2015

2) Perkiraan Biaya : 1. Kegiatan Pemamfaatan Lahan Ex. Tambang Untuk Pengembangan HPT Kab. Kutai Kartanegara dengan

Pagu Anggaran sebesar Rp. 285.000.000,00 (Dua Ratus Delapan Puluh Lima Juta Rupiah)

2. Kegiatan Pengembangan Integrasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan Pagu Anggaran sebesar Rp. 441.000.000,00 (Empat Ratus Empat Puluh Satu Juta Rupiah)

3. Kegiatan Pengembangan Integrasi Tanaman Ruminansia dengan Pagu Anggaran sebesar Rp. 600.000.000,00 (Enam Ratus Juta Rupiah)

6. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

: 1. Jangka waktu pelaksanaan pengadaan ternak sapi ini diperkirakan selama 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender;

2. Jangka waktu pemeliharaan dan tanggungan oleh Penyedia Barang selama 7 (tujuh) hari kalender sejak bibit ternak diserah terima pertama oleh penyedia kepada petani peternak di lokasi penyebaran yang telah ditentukan (paddock kelompok tani),

3. Bilamana dalam waktu pemeliharaan dan tanggungan terjadi kematian atau kondisi bibit ternak tidak baik / dalam keadaan sakit maka rekanan wajib segera menggantinya dengan spesifikasi dan jumlah yang sama;

4. Selama waktu tanggungan penanganan perawatan kesehatan bibit ternak dilakukan oleh tenaga ahli/dokter hewan atau petugas paramedis dari Pihak Penyedia;

(4)

4

dan tanggungan, petani penerima bantuan terlibat secara aktip dalam perawatan ternak dengan biaya pakan dan obat-obatan masih merupakan tanggung jawab penyedia;

6. Serah terima hasil pekerjaan dari Penyedia Barang / jasa dilakukan setelah habis waktu perawatan dan tanggungan terhitung sejak bibit ternak diserah terimakan pertama oleh penyedia kepada petani peternak di lokasi penyebaran (paddock kelompok tani) dengan kondisi bibit ternak cukup jumlah, baik dan sehat.

7. JENIS KONTRAK : 1. Jenis kontrak yang digunakan adalah Kontrak Lumpsum;

2. Untuk lebih menilai kemampuan peserta pelelangan dalam memahami pekerjaan ini Bill of Quantity dilengkapi dengan analisis harga satuan. 8. TENAGA AHLI/TERAMPIL : Tenaga ahli dan tenaga terampil yang diperlukan

dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan bibit ternak ini adalah :

1. Tenaga Ahli yaitu: Dokter hewan dan atau Sarjana Peternakan :

- Tenaga Ahli dipersyaratkan dalam pemilihan ternak sebelum diseleksi di oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang dibantu oleh tim selector dan dalam waktu pemeliharaan dan tanggungan oleh Penyedia Barang selama 7 (tujuh) hari kalender di lokasi tujuan akhir;

- Memiliki pengalaman minimal 2 (dua) tahun;

- Melampirkan Ijazah, referensi/keterangan pengalaman dan KTP yang masih berlaku;

2. Tenaga Terampil dengan pendidikan SNAKMA/SPP/SMK jurusan Peternakan/kesehatan hewan :

- Tenaga terampil dipersyaratkan terutama dalam waktu pemeliharaan dan tanggungan oleh Penyedia Barang selama 7 (tujuh) hari kalender di lokasi tujuan akhir;

- Jumlah tenaga terampil disesuaikan dengan jumlah lokasi dan kelompok tani penerima bantuan;

- Memiliki pengalaman minimal 2 (dua) tahun pada bidang penanganan ternak ruminansia besar;

- Melampirkan Ijazah, referensi/keterangan pengalaman, KTP.

9. PROSEDUR SELEKSI BIBIT : Seleksi di daerah asal ternak merupakan salah satu pengendalian dan pengawasan pekerjaan oleh PPK.

(5)

5

Dalam pelaksanaan seleksi PPK dapat dibantu oleh selector/tim selector yang memiliki kompetensi teknis yang sesuai. Biaya yang ditimbulkan dalam pelaksanaan seleksi ternak termasuk harga dalam kontrak.

10. SPESIFIKASI TEKNIS

1) Spesifikasi barang yang akan diadakan a. Macam / Jenis

barang

: Ternak Sapi yang memiliki Surat Keterangan Layak Bibit dan dilengkapi tali pengikat kepala.

b. Fungsi / Kegunaan : didistribusikan kepada petani peternak di desa pada kecamatan tersebut pada angka 3 (tiga) pada TARGET/SASARAN sebagai ternak bantuan pemerintah.

c. Bahan / Material : 1. Ear Tag dan Aplicator, tongkat ukur/mistar/meteran;

2. Tali tambang dan tali ikat kepala (bukan keluh hidung),

3. Pakan ternak (hijauan makanan ternak dan penguat/konsentrat),

4. Obat-obatan dan multi vitamin, serta peralatan pengobatan ternak ruminansia besar

d. Ukuran / Volume : Ternak Sapi sebanyak 147 ekor (16 ekor jantan dan 131 ekor betina), dengan penentuan spesifikasi yang mengacu dan disesuaikan dengan :

1. Kebutuhan Petani Peternak, mengingat petani-peternak yang akan mendapat bantuan merupakan peternak pemula, maka ternak sapi yang cocok untuk keperluan tersebut adalah sapi asli Indonesia;

2. Kondisi/spesifikasi bibit ternak yang tersedia di daerah sumber bibit;

3. Standar Bibit Nasional, dengan mempertimbangkan persyaratan criteria fisik yang bersifat kuantitatif merupakan criteria yang tidak mudah berubah akibat perlakuan pengangkutan, tindak-tindakan perlakuan ternak, factor pakan dll.

4. Hasil survei ketersediaan bibit dari daerah sumber bibit;

5. Pertimbangan Peraturan Daerah dari daerah sumber bibit yang mengatur perijinan pengeluaran ternak.

(6)

6

bangun oleh penyedia di lokasi tujuan akhir (lokasi kelompok petani penerima bantuan. Hal ini bertujuan:

1. Keseragaman penanganan dan perawatan ternak pada masa perawatan dan tanggungan di lokasi tujuan akhir selama 7 (tujuh) hari;

2. Mengurangi stres ternak akibat terpisah dengan kawanan populasinya;

3. Memudahkan pemeriksaan ternak oleh tim penerima hasil pekerjaan.

2) Persyaratan lainnya

a. Alat Angkutan Darat : Diperlukan alat angkutan darat berupa truck baik yang besar maupun yang kecil dan diupayakan dan didesain khusus sesuai atau mengacu atau mendekati SNI 02-4509-1998 untuk menjamin keselamatan pengangkutan bibit ternak sapi maupun Kerbau. Alat angkutan ini diperlukan di lokasi asal bibit ternak maupun di lokasi tujuan penyebaran bibit ternak. b. Alat Angkutan Laut : Diperlukan alat angkutan kapal motor besar antar

pulau dan kapal motor kecil dan diupayakan sesuai atau mengacu atau mendekati SNI 02-4509-1998 untuk menjangkau kecamatan daerah penyebaran, ternak yang tidak dapat langsung dijangkau dengan angkutan darat.

c. Daerah Asal Bibit : 1. Daerah sumber bibit berasal dari luar propinsi Kalimantan Timur, dalam rangka meningkatkan populasi ternak daerah;

2. Daerah sumber penyakit bebas penyakit menular minimal 6 (enam) bulan terakhir;

3. Daerah sumber bibit diusahakan daerah terdekat dengan Propinsi Kalimantan Timur, guna mengurangi stress ternak dan mempercepat masa adaptasi di lingkungan yang baru.

4. Daerah sumber bibit yang memiliki Peraturan Daerah tentang pengeluaran ternak yang tidak bertentangan dengan spesifikasi bibit yang di persyaratkan.

d. Supplier Bibit Ternak : 1. Produsen/supplier harus berbadan usaha dan memiliki perijinan yang sesuai dan masih berlaku dengan usaha yang dijalankan;

2. Memiliki rekomondasi sebagai supplier bibit ternak dari Instansi terkait;

3. Merupakan anggota Asosiasi pengusaha peternakan;

4. Memiliki Pengalaman sebagai supplier bibit ternak minimal 3 (tiga) tahun dan telah menjadi

(7)

7

supplier bibit ternak ruminansia minimal 10 (sepuluh) kegiatan/pekerjaan;

5. Memiliki kandang penampungan ternak ruminansia besar (milik perusahaan/sewa jangka panjang/kerja sama);

6. Masih aktip sebagai supplier/pengusaha bibit ternak (pada kandang penampungan tersedia stock ternak).

e. Syarat Teknis Lainnya

: 1. Berdasarkan KAK ini dan untuk keefektipan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka untuk selanjutnya syarat teknis harus dituangkan dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

2. Pekerjaan Pengadaan Bibit Ternak ini, peserta pelelangan diharuskan menyampaikan Metoda Pekerjaan secara lengkap dan jelas yang diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dari persiapan sampai akhir, hal ini karena pengadaan ini sangat beresiko dan merupakan pengadaan barang hidup.

11. PENUTUP : 1. Apabila terdapat hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan, peraturan, pedoman dan kebijaksanaan pemerintah yang berlaku, maka segala sesuatu yang termaktub didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini akan diteliti dan disimpan kembali.

2. Hal-hal yang belum diatur dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini akan ditetapkan lebih lanjut.

3. Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tenggarong, 7 Maret 2015. PENGGUNA ANGGARAN,

ttd

Ir. H. M. SUKHRAWARDY S NIP. 19600910 199103 1 003

Referensi

Dokumen terkait

Herman selaku ketua panitia pengadaan yang dihadiri oleh pejabat teknis lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi :. Sumarni : PPTK Kegiatan

Demikian Pengumuman ini, apabila ternyata terdapat kekeliruan akan dilakukan perubahan. PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS PETERNAKAN DAN

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan barang secara elektronik

PENGADAAN SAPI BIBIT PEJANTAN PEMACEK DI KABUPATEN BANGGAI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DAERAH.. PROVINSI

Pada hari ini Senin tanggal Delapan Bulan Juni Tahun Dua Ribu Lima Belas, Pokja PengadaanBarang/Jasa Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung

Pada hari ini Senin tanggal Delapan Bulan Juni Tahun Dua Ribu Lima Belas, Pokja PengadaanBarang/Jasa Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung

Kegiatan perbanyakan dan penyebaran bibit domba domba Compass Agrinak, untuk biaya tenaga kerja peternak disubtistusi oleh Dinas Peternakan Kesehatan Hewan Kabupaten

Dalam pelaksanaan kegiatan Sinkronisasi Berahi, Inseminasi Buatan dan Penanganan Gangguan Reproduksi pada tahun 2015, UPT Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan