• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL PETERNAKAN (TERNAK KAMBING)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL PETERNAKAN (TERNAK KAMBING)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN

(RODHP)

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN

PERTANIAN NASIONAL PETERNAKAN

(TERNAK KAMBING)

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2015

(2)

2

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN

(RODHP)

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN

PERTANIAN NASIONAL PETERNAKAN

(TERNAK KAMBING)

Oleh : Zul Efendi

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2015

(3)

3

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN

Nomor : 26/1801.019.001/014/RODHP/2015 1. JUDUL RDHP : Pendampingan Pengembangan

Kawasan Pertanian Nasional

2. SUMBER DANA : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2015

3. PROGRAM : Penciptaan Teknologi dan varietas Unggul Berdaya Saing

a. Komoditas : Ternak Kambing b. Bidang Riset : Riset Terapan c. Jenis Kegiatan : Diseminasi d. Status RODHP : Baru

4. JUDUL KEGIATAN : Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Peternakan (Ternak Kambing)

5. LOKASI KEGIATAN : Kabupaten Kepahiang

6. Peneliti/pengkaji yang terlibat : - Peneliti : 1 Orang - Penyuluh : 2 Orang 7. TUJUAN Tujuan Umum

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas ternak kambing 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk ternak kambing 3. Meningkatkan kesejaheraan petani/peternak kambing.

(4)

4

Tujuan tahun 2015

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas ternak kambing.

2. Meningkatkan pengetahuan peternak kambing tentang tentang inovasi teknologi budidaya ternak kambing.

3. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan kelompok ternak kambing.

8. LATAR BELAKANG

Pendampingan merupakan salah satu kegiatan diseminasi teknologi dan informasi yang dihasilkan oleh BPTP/Badan Litbang Pertanian. Diseminasi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan teknologi/informasi hasil litkaji kepada pengguna sehingga teknologi/informasi hasil litkaji dapat dimanfaatkan dan diadopsi oleh pengguna. Kegiatan diseminasi dibedakan menjadi 3 yaitu: peragaan teknologi, komunikasi tatap muka dan pengembangan informasi. Pemilihan metode diseminasi dan media komunikasi didasarkan pada pertimbangan efektivitas dan efisiensi (cost efective) untuk khalayak sasaran.

Keberhasilan kegiatan litkajibangrap BPTP ditentukan oleh tingkat pemanfaatan informasi dan penerapan teknologi oleh pengguna antara dan pengguna akhir di wilayah kerjanya. Yield gap antara hasil riel di tingkat petani dan hasil pengkajian merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat adopsi teknologi. Semakin tinggi yield gap menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat adopsi teknologi oleh petani.

Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak serta produktivitas ternak kambing diperlukan suatu sistem pengembangan dan diseminasi yang dapat mengimplementasikan inovasi teknologi langsung bagi pengguna, maka diperlukan suatu model pengembangan yang berbentuk kawasan komoditas terkait. melalui pendampingan dalam suatu wilayah kawasan komoditas peternakan. Sehingga diperlukan suatu upaya pendekatan sesuai sistem dengan arahan kebijakan yang berdasarkan apresiasi atau kebutuhan masyarakat (bottom up), yaitu berupa pendekatan lansung dalam bentuk pendampingan terhadap pengembangan kawasan komoditas (Kementerian Pertanian, 2014).

(5)

5

Kambing umumnya dipelihara oleh para peternak kecil, karena mempunyai beberapa keunggulan antara lain: (1) membutuhkan modal yang relatif kecil; (2) mudah pemeliharaannya; (3) banyak digunakan untuk berbagai acara baik acara kekeluargaan seperti syukuran maupun acara yang berhubungan dengan ritual keagamaan dan budaya seperti hewan kurban pada hari raya kurban, khitanan, aqeqah, dan lain-lain; dan (4) mudah dijual ketika membutuhkan uang kontan secara cepat. Karena masyarakat umumnya senang mengkonsumsi daging kambing, namun demikian konsumsi daging kambing dan domba per kapita per tahun terlihat adanya trend penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini yaitu pada tahun 2006 sebesar 0,64 kg/kapita tahun dan pada tahun 2009 menurun menjadi 0,55 kg/kapita (Dirjen Peternakan, 2011).

Banyaknya jumlah anak kelahiran secara ekonomis menguntungkan dibandingkan dengan induk yang menghasilkan satu ekor anak saja setiap kali beranak (Branford 1985; Loka penelitain Kambing Potong). Suatu populasi ternak kado dapat dikatakan prolifik bila mempunyai rataan jumlah anak lahir > 1,75 ekor/kelahiran (Inounu et,al, 1997). Sedangkan skala usaha yang direkomendasikan pada perbibitan ternak kambing adalah 1 pejantan 8 induk (skala 1 : 8). Implementasi skala usaha 1 : 8 dengan pengaturan secara ketat perkawinan pada bulan yang berurutan antar induk diharapkan peternak setiap bulan dapat menjual ternak hingga umur induk sekitar 5 – 6 tahun (Anonim, 1989a, Soejana dan Priyanti, A. dalam Yowono, 2012).

9. DASAR PERTIMBANGAN

Provinsi Bengkulu merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan ternak kambing, karena didukung oleh potensi sumberdaya alam berupa pakan yang melimpah dan limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pakan alternatif ternak kambing. Populasi kambing di Provinsi Bengkulu pada tahun 2012 mencapai 11.781 ekor, sedangkan pada tahun 2011 mencapai 13.131 ekor sehingga ada penurunan sebanyak 1.350 ekor. Permasalahan dalam pengembangan kambing adalah minimnya pengetahuan peternak tentang budidaya ternak kambing, tingkat kelahiran masih rendah, produksi rendah, kematian anak masih tinggi, peran dan fungsi kelembagaan

(6)

6

masih kurang dan akses pasar belum tercipta. Hasil kesepakatan Musrenbangtan tahun 2014 telah ditetapkan sebaran lokasi kabupaten yang menjadi kasawan pertanian nasional menurut sub sektor, termasuk Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu ditetapkan sebagai salah satu lokasi model pengembangan kawasan peternakan tahun 2015-2019 yang tertuang dalam dokumen Rancangan Model Pengembangan Kawasan Pertanian tahun 2015-2019 (Kementarian Pertanian, 2014).

10. PERKIRAAN KELUARAN Keluaran Jangka Panjang

1. Meningkatnya produksi dan produktivitas ternak kambing 2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas produk ternak kambing 3. Meningkatnya kesejaheraan petani/peternak kambing.

Keluaran tahun 2015

1. Peningkatan produksi dan produktivitas ternak kambing.

2. Peningkatan pengetahuan peternak kambing tentang tentang inovasi teknologi budidaya ternak kambing.

3. Peningkatan peran dan fungsi kelembagaan kelompok ternak kambing.

11. PROSEDUR PELAKSANAAN 11.1. Lokasi Pendampingan

Pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasional peternakan (ternak kambing) akan dilaksanakan di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Penetapan Kecamatan Kabawetan sebagai lokasi pendampingan ternak kambing pada tahun 2015 disesuaikan lokasi pengembangan ternak kambing oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang.

(7)

7

11.2. Pendekatan.

Pendekatan yang dilakukan pada kegiatan pendampingan kawasan ternak kambing di Kabupaten Kepahiang meliputi pendekatan Agroekosistem, wilayah, kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat. Agroekosistem artinya kegiatan yang dilakukan berdasarkan agroekosistem tertentu dimana sifat bio-fisik lahan secara relatif dianggap homogen, yang dalam hal ini lahan kering dataran sedang, wilayah artinya kegiatan ini berupaya secara maksimal memanfaatkan sumber daya wilayah dalam pengertian administratif, kelembagaan maksudnya kegiatan ini dilaksanakan dengan fokus ada perubahan tindakan (perilaku sosial) dan organisasi (struktur sosial) dalam kerangka rantai pasok teknologi dan sub-sistem agribisnis, dan pemberdayaan masyarakat maksudnya kegiatan ini terutama ditujukan untuk pengembangan seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki masyarakat dimana kebututan dan partisipasi menjadi titik sentra kegiatan ini. Pendekatan pemberdayaan yang dilakukan adalah: pendampingan perbaikan perkandangan, perbaikan pakan dan kesehatan ternak kambing dan kelembagaan kelompok tani.

11.3. Ruang lingkup

Lokasi pelaksanaan pendampingan kawasan ternak kambing direncanakan akan dilaksanakan di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Komoditas yang digunakan adalah ternak kambing PE dan kambing kacang.

Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1) Pembentukan tim pendampingan kawasan BPTP Bengkulu; 2) Pelaksanaan kegiatan utama (koordinasi intern dan antar institusi; nara sumber; pelaksana apresiasi, pelatihan, sosialisasi pendampingan; penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi; dan demplot pengembangan ternak kambing. 3) Pelaporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan).

11.4. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 11.4.1. Persiapan

(8)

8

1. Konsultasi internal. Konsultasi internal meliputi perbaikan RODHP, juknis, rapat tim teknis yang terlibat dalam kegiatan dan pembuatan bahan yang dibutuhkan dalam pendampingan serta perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Koordinasi dan sosialisasi. Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Kepahiang, kegiatan koordinasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan program pengembangan ternak kambing ditingkat Provinsi dan Kabupaten, masalah/hambatan yang di hadapi, kebutuhan teknologi serta metode dan media desiminasi yang diinginkan oleh peternak. Dengan terkoordinasinya rencana pelaksanaan program pendampingan kawasan ternak kambing tingkat Provinsi dan Kabupaten di harapkan program pendampingan ini sesuai dengan yang diharapkan.

11.4.2. Pelaksanaan kegiatan

1. Identifikasi kebutuhan teknologi. Identifikasi dilakukan pada awal kegiatan untuk mengetahui karakteristik setiap kelompok sasaran yang akan di lakukan pendampingan, potensi, permasalahan yang di hadapi para peternak dalam usaha ternaknya, terutama permasalahan yang berkaitan dengan teknologi pakan ternak, manajemen dan permasalahan yang lainnya.

Data-data yang di kumpulkan meliputi :

a. Karakteristik kelompok sasaran, teknologi eksisting, kebutuhan teknologi dan rencana implementasi teknologi.

b. Potensi bahan baku pakan, bibit, limbah kotoran ternak perkiraan jumlah kebutuhan pakan, bibit bakalan, pupuk organik dan stimulan untuk mendukung usaha ternak kambing di setiap kelompok.

c. Skala usaha ternak ternak kambing , orientasi usaha ternak, tingkat pengetahuan limbah usaha ternak ( pupuk organiak ) dan kelembagaan pendukung yang akan di kembangkan di setiap kelompok.

2. Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak), bahan dan materi penyuluhan yang akan di buat berupa juknis, leaflet dan poster. Juknis yang akan di sediakan mengenai pemeliharaan ternak kambing, pengolahan pakan, pengolahan kompos, budidaya hijauan pakan ternak, penggunaan suplemen

(9)

9

dan pengolahan limbah untuk pakan ternak. Poster yang akan di buat mengenai pengolahan kompos dan pengolahan limbah untuk pakan ternak. 3. Melaksanakan bimbingan temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan

teknologi) dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, minat dan keterampilan petani dalam mengimplementasikan teknologi bidudaya ternak kambing. Apresiasi dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan dinas/instansi terkait petugas lapang, tokoh masyarakat dan petani/peternak.

4. Melaksanakan bimbingan penerapan teknologi. Bimbingan penerapan teknologi terhadap ternak kambing dilakukan oleh peneliti dan penyuluh BPTP Bengkulu bersama-sama dengan Petugas Dinas setempat yang di lakukan secara partisipatif. Bimbingan tersebut dilaksanakan untuk memberikan bekal keterampilan terhadap peternak dalam hal managemen pemeliharaan serta teknologi penunjang lainnya.

5. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas dilaksanakan untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam berbagai aspek usaha ternak kambing seperti pakan, kesehatan hewan, pengolahan kotoran kambing untuk pembuatan pupuk organik. Tujuan pelatihan petani dan petugas adalah:

a. Mengembangkan pengetahuan petani ternak kambing dalam aspek pakan manajemen dan pengolahan limbah ternak kambing.

b. Mengembangakan kemampuan menyusun formulasi ransum berbagai jenis pakan, (konsentrat, complete feed, feed additive, sumber serat dll) c. Mengembangkan, keterampilan petani dalam aplikasi teknologi usaha

ternak ternak kambing, pengolahan limbah ternak dan limbah pertanian untuk produksi pakan dan pupuk organik.

6. Melaksanakan demplot teknologi budidaya ternak kambing. Kegiatan yang akan dilakukan pada demplot adalah: seleksi ternak kambing, manajemen perkanbangan, pakan dan kesehatan hewan.

11.4.3. Parameter yang diukur.

Data yang akan dikumpulkan : 1) data teknis (Perkembangan ternak kambing, pertambahan bobot bahan harian, produktivitas ternak kambing); 2)

(10)

10

data perubahan prilaku petani (peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, minat terhadap inovasi teknologi, dan umpan balik kebutuhan teknologi; 3) data kelayakan usahatani ternak kambing

Analisis data teknis akan dilakukan dengan analisis ekonomi menggunakan kelayakan usaha dan comparative-competitive advantage, dan analisis social menggunakan diskriptif analisis.a statistic non paramatrik.

12. ANALISIS RESIKO

Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian. Dengan mengenal resiko, penyebab dan dampaknya, maka akan dapat disusun strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif (tabel 1 dan 2). Tabel 1 Daftar Resiko Pelaksanaan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di

Kabupaten Kepahiang Tahun 2015

No Resiko Penyebab Dampak

1 Jadual kegiatan pendampingan tidak sesuai dengan program Dinas Peternakan Dinas mempunyai program yang sudah berjalan

Kegiatan pendampingan tidak berjalan dengan baik

3 Peternak tidak mau menerapkan inovasi yang baru

Tingkat pendidikan dari

peternak yang rendah Inovasi terapkan dengan baik kurang di

Tabel 2 Daftar Penanganan Resiko dalam Pelaksanaan Pendampingan Kawasan Ternak Kambing di Kabupaten Kepahiang Tahun 2015

No Resiko Penyebab Penanganan

1 Jadual kegiatan pendampingan tidak sesuai dengan program Dinas Peternakan Dinas mempunyai program yang sudah berjalan

Melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan dinas dan instansi terkait lainnya. 2 Peternak tidak mau

menerapkan inovasi yang baru

Tingkat pendidikan dari

peternak yang rendah Melakukan pembinaan yang lebih intensif dengan melibatkan petugas setempat

(11)

11

13. Tenaga dan Organisasi pelaksana

No Nama Lengkap/

NIP Kedudukan dalam TIM Pendidikan Disiplin ilmu FungsionalJabatan Alokasi waktu (jam/mg) 1 Zul Efendi, S.Pt 196902272007011001 Penanggung

Jawab S1 Produksi Ternak Peneliti Pertama 10 2 Ir. Ruswendi, MP 196103201989031003 Anggota S2 Peternakan Sosek Penyuluh Madya 8 3 Ir. Siswani Dwi Daliani 196007301989032001 Anggota S1 Produksi Ternak Penyuluh Muda 8

14. Rencana Operasional

No Uraian kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Penyusunan RDHP 2 Penyusunan/pemba hasan perbaikan RODHP 3 Koordinasi 4 Pelaksanaan 5 Laporan bulanan 6 Laporan tengah tahun 7 Laporan akhir tahun

(12)

12

15. ANGGARAN YANG DIALOKASIKAN

No URAIAN Volume Satuan Harga

(000)

Jumlah Rp (000)

1. Belanja Bahan (521211) 10.240

 Bahan pendampingan dan pendukung lainnya

 ATK dan Komputer Supllies

1 Paket

1 Paket 6.240 2.000 6.240 2.000

 Fotocopy, jilid, cetak dan dokumentasi 1 Paket 1.000 1.000

 Materi Informasi teknologi 1 Peket 1.000 1.000

2. Honor Terkait Output Kegiatan (521213) 2.750

 UHL 50 OH 35 1.750

 Honor petuga lapang 10 OH 100 1.000

3 Belanja Jasa Profesi (522151) 500

 Narasumber, fasilitator, evaluator,

moderator 1 OJ 500 500

4. Belanja Perjalanan Biasa (524111) 15.000

 Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000 s/d Rp. 5.000.000).

3 OP 5.000 15.000

5. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting

Luar Kota 11.510

 Uang harian dan transportasi perjalanan keluar provinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

1 OH 2.900 2.900

 Penginapan perjalanan ke luar

provinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

3 OP 700 2.100

 Uang harian dalam temu lapang, ekspose

dan pertemuan tingkat perani 21 OH 130 2.730

 Paket kegiatan dalam rangka temu lapang,

ekspose dan petemuan tingkat petani 21 OH 180 3.780

(13)

13

BIAYA YANG DIALOKASIKAN PER TRIWULAN

Jumlah biaya Rp. 40.000.000 yang akan digunakan seperti berikut :

Uraian Triwulan (Rp. 000) Jumlah

I II III IV (Rp. 000)

Belanja Bahan

- Bahan pendampingan - ATK dan kompter Suplies - Fofocopy, jilid, cetak dan dok. - Bahan Materi informasi

0 1.000 0 0 3.000 0 500 500 3.240 1.000 0 0 0 0 500 500 10.240 6.240 2.000 1.000 1.000 Honor Output Kegiatan

- UHL

- Honor Petugas lapang 0 0 600 400 600 400 550 200

2.750 1.750 1.000 Belanja Jasa Profesi

- Narasumber, fasilitator, Evaulator, moderator

0 0 500 0 500 500

Belanja Perjalanan Biasa - Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 350.000- Rp. 5.000.000)

2.190 5.475 5.475 1.825 15.000 15.000

Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

- Uang harian dan transport perjalanan keluar provinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan.

- Penginapan perjalanan keluar provinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

- Uang harian dalam rangka temu lapang, ekspose dan pertemuan tingkat petani.

- Paket kegiatan dalam rangka temu lapang, ekspose dan pertemuan tingkat petani.

- - 910 1.260 - - 910 1.260 - - 910 1.260 2.900 2.100 0 0 11.510 2.900 2.100 2.730 3.780 Total 5.360 12,645 12.885 8.575 40.000 Persentase (%) 13,4 31,6 32,2 21,4 100,0 KOmulatif (%) 13,4 45,0 77,2 100,0 100,0

(14)

14

16. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1998a. Pedoman Praktis Berternak Kambing-Domba Sebagai Ternak Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak. Bogor.

Bradford, G.E. 1985. Selektion For Litter size In: Genetic of reproduction in Sheep. R.B. Land and D.W. Robinson (Eds). Butterworths, London.

Ditjen Perternakan dan Kesehatan Hewan. 2011. Statistik Perternakan dan Kesehatan Hewan 2011. Direktorat Jenderal Perternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Kementerian Pertanian, 2014. Rancangan Model Pengembangan Kawasan Pertanian Tahun 2015-2019. Jakarta.

17. LEMBAR PENGESAHAN

Penanggung Jawab RODHP,

Zul Efendi, S.Pt

NIP. 19690227 2007011001

MENYETUJUI :

Penanggung Jawab RDHP

Ir. Ahmad Damiri, M.Si

NIP. 19630920 199203 1001

Ketua Kelji Budidaya

Harwi Kusnadi, S.Pt, M.Sc

NIP 19761118 200801 1007

MENGETAHUI :

(15)

15

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP

NIP. 19590206 198603 1 002 Lampiran 1. Uraian tugas organisasi pelaksana.

No Nama/NIP Fungsional/ Jabatan Bidang keahlian

Jabatan dalam

Kegiatan Uraian Tugas

Alokasi Waktu (Jam /minggu) 1 Zul Efendi, S.Pt Peneliti Pertama Penanggung

jawab - Bertanggung terhadap pelaksanaan jawab kegiatan penelitian - Menyusun dan merencanakan operasional kegiatan Mengkoordinir anggota Tim - Menyusun Laporan - Melaksanakan koordinasi dan pelaksanaan kegiatan. 10 2. Ir. Ruswensi,

MP Penyuluh Madya Anggota - Membantu pelaksanaan kegiatan pendampingan - Membantu analisis data - Membantu pembuatan

laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun.

8

3. Ir. Siswani DD Penyuluh

Muda Anggota - Membantu pelaksanaan kegiatan pendampingan - Membantu analisis data - Membantu pembuatan

laporan bulanan,

tengah tahun dan akhir tahun.

Gambar

Tabel 2  Daftar Penanganan Resiko dalam Pelaksanaan Pendampingan Kawasan  Ternak Kambing di Kabupaten Kepahiang Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan amanat tersebut, penyusunan Renja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Tahun 2016 disesuaikan dengan arahan Rencana Pembangunan

Rencana Kerja Tahunan 2021 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung merupakan bentuk pertanggungjawaban unit kerja terhadap pelaksanaan kegiatan tugas

Melalui Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di Provinsi dan Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten/Kota agar

Kegiatan Pengelolaan SDG di Provinsi Bengkulu dilakukan menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dimana data

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran pada Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Berau dengan 3

Katam dilakukan di 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014. Kegiatan Katam yang dilakukan oleh BPTP

Arah Kebijakan Belanja SKPD Mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Provinsi NTB bahwa Arah Kebijakan Belanja SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB dititik beratkan

Review Rencana Strategis (Renstra) Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun