LAPORAN AKHI R
PENDAMPI NGAN PROGRAM PENCAPAI AN
SWASEMBADA DAGI NG SAPI / KERBAU
DI PROPI NSI BENGKULU
Wahyuni Amelia Wulandari
KEMENTERI AN PERTANI AN
BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN
BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat karunia-Nyalah Laporan kegiatanPendampingan Program PSDSK di
Provinsi Bengkulu, dapat diselesaikan. Laporan ini berisi tentang hasil kegiatan
selama satu tahun ( januarisampai dengan bulan Desember 2014) pelaksanaan
kegiatan Pendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten
Seluma dan Kepahiang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah (stake
holder) atas kerjasama dalam pelaksanaan kegiatan PSDS/ K, terimakasih juga
kami ucapkan kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan
arahan-arahannya dalam melaksanakan kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan
anggota tim yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini
dapat terlaksana dengan baik.
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk keberlanjutan
pelaksanaan kegiatan perternakan dimasa-masa yang akan datang.Kami
menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini tentu ada
kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat
diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dan membantu
pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini
dapat memberikan manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi peternakan
pada khususnya dan pertanian pada umumnya.
Bengkulu, Desember 2014 Penanggung Jawab Kegiatan
Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/ Kerbau (PSDSK) di Provinsi Bengkulu
2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja : JL. I rian Km 6,5 Bengkulu 38119
4. Sumber Dana : DI PA BPTP Bengkulu TA. 2014
5. Status Kegiatan (L/ B) : Lanjutan
6. Penanggung Jawab
a. Nama : Wahyuni Amelia Wulandari, S.Pt, M.Si
b. Pangkat/ Golongan : Penata / I I I c
c. Jabatan : Peneliti Muda
7. Lokasi : Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kepahiang
8. Agroekosistem : Lahan kering
9. Tahun Mulai : 2010
10. Tahun Selesai : 2014
11. Output Tahunan : Adopsi inovasi teknologi meningkat pada pelaksanaan pendampingan di lokasi PSDSK melalui temu lapang, apresiasi, demplot, pelatihan petani dan petugas, bimbingan khusus dan penerapan teknologi penunjang penggemukan sapi potong.
12. Output Akhir : Meningkatkan produktivitas sapi potong/ kerbau di Bengkulu dengan dukungan I PTEK untuk memenuhi swasembada daging sapi/ kerbau.
13. Biaya TA. 2014 : Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah).
Koordinator Program,
Dr. I r. Wahyu Wibawa, MP.Ph.D NI P. 19690427 199803 1 001
Penanggung Jawab RDHP NI P. 19610929 198603 1 001
Kepala Balai,
DAFTAR I SI 4.1. Karakteristik Lokasi Pendampingan ... 4.2. Sosialisasi Rencana Pendampingan PSDSK di Kab. Kepahiang ... 4.3. Sosialisasi Rencana Pendampingan PSDSK di Kab. Seluma ... 4.4. Kegiatan Pendampingan PSDSK Keluar Provinsi ... 4.5. Metode Desiminasi ... 4.5.1 Demplot Penggemukan Sapi ... 4.5.2 Pelatihan ... ... 4.6. Kalender Penggemukan ... ... 10 V KESI MPULAN DAN SARAN... ... 5.1. Kesimpulan ...
REALI SASI ANGGARAN ... 56
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Populasi Sapi Potong Didesa Pekalongan Lokasi Pendampingan PSDSK ……… 15
2. Populasi Sapi Potong Didesa Sumber Arum Lokasi Pendampingan PSDSK... 15
3. Materi Sosialisasi Kabupaten Kepahiang ………. 15
4. Materi Sosialisasi Kabupaten Seluma ... 18
5. Keragaan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) Sapi Bali di Kelompok Gapoktan Prasetia Tani Kabupaten Kepahiang ………
31
6. Analisis Usaha Sapi Potong Kabupaten Kepahiang ………... 32
7. Keragaan Pertambahan Bobot Badan (PBBH) sapi lokal di Kelompok Tunas Harapan Kabupaten Seluma ...
33
DAFTAR LAMPI RAN
halaman
1. Foto-foto Kegiatan Pendampingan PSDSK ... 55
RI NGKASAN
1. Judul : Pendampingan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/ Kerbau (PSDSK) di Propinsi Bengkulu
2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu
3. Tujuan : 1. Menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi penggemukan sapi potong melalui temu lapang, penyebaran informasi/ media budidaya sapi potong, menjadi narasumber teknologi pada pelatihan dan pertemuan kelompok serta membuat percontohan teknologi penggemukan sapi potong.
2. Menyediakan kalender penggemukan,menyediakan informasi dan teknologi sapi potong.
3. Menyediakan juknis penggemukan sapi potong.
4. Keluaran/ Output : 1. Tersedianya rekomendasi teknologi spesifik lokasi penggemukan sapi potong melalui temu lapang, penyebaran informasi/ media budidaya sapi potong, menjadi narasumber teknologi pada pelatihan dan pertemuan kelompok serta membuat percontohan teknologi penggemukan sapi potong.
2. Tersedianya kalender penggemukan, informasi dan teknologi penggemukan sapi potong.
3. Tersedianya juknis penggemukan sapi potong.
5. Prosedur : 1. Pengawalan/ pendampingan program PSDSK akan dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu Kabupaten Seluma dan Kepahiang, yang kegiatannya dimulai dari bulan Januari -Desember 2014.
e). Analisis pakan yang diberikan dengan analisis proksimat.
3.Tahapan pelaksanaan kegiatan pendampingan meliputi: 1). Koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas Peternakan Kabupaten Seluma dan Kepahiang, 2). I dentifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan,3). Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak),4). Melaksanakan bimbingan temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi),5). Melaksanakan pelatihan petani dan petugas, 6). Melaksanakan demplot teknologi penggemukan sapi potong jantan Bali di Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kepahiang, 7). Menganalisis proksimat pakan yang diberikan.
6. Capaian : 1. Produktivitas ternak sapi potong meningkat melalui teknologi penggemukan sapi potong.
6. Manfaat : 1. Meningkatkan produktivitas ternak sapi potong melalui teknlogi penggemukan sapi potong. 2. Meningkatkan adopsi inovasi teknologi pada
teknologi penggemukan sapi potong pada aspekon farm maupunoff farm.
8. Dampak : 1. Peningkatan produktivitas ternak sapi melalui teknologi penggemukan sapi potong yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat.
2. Teknologi yang diintroduksikan dapat diadopsi secara luas oleh peternak dalam rangka mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
9. Jangka Waktu : 5 Tahun
SUMMARY
1. Title : Achieving Self-Sufficiency Assistance Program Beef/ Buffalo (PSDSK) in Bengkulu
2. I nstitution : Bengkulu Assessment I nstitute for Agriculture Technology
3. Objectives : 1.Provide specific technology recommendations fattening beef catle through the open field, the dissemination of information/ media beef cattle farming, a guest speaker on technology training and group meetings as well as making technology pilot fattening beef cattle.
2. Provides calendar fattening beef cattle. 3.Provides information and technology fattening
beef cattle.
4. Outputs : 1.Availability ofspecific technologyrecommendationsfattening beef cattlethrough theopen-field, the dissemination of information/ mediabeef cattlefarming, a guest 5. Procedures : 1. Escort/ PSDSK mentoring program will be
implemented in two counties, whose activities started in January-December 2013. 2.The scope of assistance activities include: a). Preparation of Human Resources (HR) activities include training and education, b). Mentoring fattening technologies include: improvement of Bali cattle breeding management and PO (cages, feed and animal health), c). I nstitutional Assistance Bali cattle fattening and PO and d).I ntroduction of sewage treatment (compost).
Seluma and Kepahiang, 2). I dentification of needs assessment and dissemination to explore the potential and problems at location assistance, and the dissemination and appreciation that will be introduced technologies, 3). Preparation of guidelines (guidelines), 4). I mplementing the guidance of an open-field (appreciation and dissemination of technology), 5).Conducting training of farmers and workers, 6). I mplement technology demonstration plots bull fattening beef cattle in the district of Seluma and Kepahiang.
6. Achievement : I ncreased cattle productivity through technology fattening beef cattle.
7. Benefits : 1. I ncrease productivity through technology cattle fattening beef cattle.
2.I ncreasing adoption of technological innovations in the technological aspects of fattening beef cattle on farm and off farm.
8. I mpact : 1. I ncreased productivity through technological cattle fattening beef cattle according to the local socio-economic and agro-ecosystem. 2. I ntroduced the technology to be widely
adopted by farmers in order to realize sustainable agriculture and environmentally friendly.
9. Periods : 5 Year
I . PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPada tahun 2010 permintaan daging sapi nasional mencapai 402,9 ribu
ton, dimana pemerintah baru dapat menyediakan dari produksi lokal sebesar
282,9 ribu ton. Guna memenuhi permintaan daging nasional, pemerintah
melakukan impor sebesar 35% yang terdiri dari sapi bakalan sebesar 46,3 ribu
ton dan daging sebesar 73,7 ribu ton. Seiring dengan pertambahan penduduk
dan meningkatnya pendapatan, kebutuhan daging sapi pada tahun 2014
diprediksi meningkat menjadi 467 ribu ton (meningkat 10% dari tahun 2010).
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekitar 420,3 ribu ton diperoleh dari
produksi local, 46,7 ribu ton (10% ) dipenuhi dari impor ( Bahri S, 2011).
Dalam rangka memenuhi target produksi daging sapi lokal sebesar 420,3
ribu ton, Kementerian Pertanian mencanangkanProgram Swasembada Daging
Sapi (PSDS) Tahun 2014, yang terdiri dari 5 Program Pokok yaitu: (1)
Penyediaan bakalan/ daging sapi lokal; (2) Peningkatan produktivitas dan
reproduktivitas ternak sapi lokal, (3) Pencegahan pemotongan sapi betina
produktif, (4) Penyediaan bibit sapi, dan (5) Pengaturan stock daging sapi dalam
negeri. Program Pokok tersebut dijabarkan ke dalam 13 kegiatan operasional,
yaitu: (1) Pengembangan usaha pengembangbiakan dan penggemukan sapi; (2)
Pengembangan pupuk organik dan biogas; (3) Pengembangan integrasi
ternak-tanaman; (4) Pemberdayaan dan peningkatan kualitas rumah potong hewan; (5)
Revitalisasi kegiatan I B dan I NKA beserta sarana pendukungnya; (6) Penyediaan
dan pengembangan pakan dan air; (7) Penanggulangan gangguan reproduksi
dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan; (8) Penyelamatan sapi betina
produktif; (9) Penguatan wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha
pembibitan; (10) Pengembangan usaha pembibitan sapi potong melalui village
breeding centre (VBC); (11) Penyediaan bibit melalui subsidi bunga (program
KUPS); (12) Pengaturan impor sapi bakalan dan daging; serta (13) Pengaturan
distribusi dan pemasaran sapi bakalan dan daging sapi di dalam negeri.
Pada bulan November 2010 dalam rangka launching Gerakan Aksi
Membangun Pertanian Rakyat Terpadu Provinsi Banten, Menteri Pertanian
menyatakan bahwa PSDS juga berasal dari daging kerbau, sehingga Ditjen
Swasembada Daging Sapi menjadi Program Swasembada Daging Sapi dan
Kerbau (PSDSK) 2014.
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan adalah masih
rendahnya produktivitas dan mutu genetik ternak. Perkembangan populasi sapi
di Provinsi Bengkulu berjalan lambat. Kontribusi peternakan sapi rakyat dalam
upaya pencapaian swasembada cukup tinggi (> 61% ), mengingat basis populasi
sapi potong ada pada pemeliharaan rakyat. Kondisi produktivitas saat ini masih
tergolong rendah, PBBH penggemukan < 0,5 kg. Tingkat produktivitas yang
rendah ini masih berpeluang untuk ditingkatkan secara signifikan. Melalui
pendampingan diharapkan produktifitasnya meningkat secara nyata dengan
target output yaitu PBBH penggemukan sapi PO > 0,7 kg, untuk sapi Bali/ Madura
> 0,6 kg.
Program PSDSK memerlukan peningkatan populasi sapi potong dengan
cara meningkatkan jumlah kelahiran pedet dan calon induk sapi dalam jumlah
besar. Untuk mendukung peningkatan populasi tersebut terutama pada usaha
peternakan rakyat dan peningkatan produktivitas per unit ternak pada usaha
ternak sapi potong diperlukan suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi sesuai
dengan kondisi agroekosistem dan kebutuhan pengguna.
Usaha penggemukan adalah usaha yang memiliki keunggulan dengan
tingkat perputaran modal usaha yang sangat tinggi.Tujuan usaha penggemukan
adalah untuk memenuhi kebutuhan ternak pada hari-hari biasa (suplai untuk
RPH-RPH), hari raya kurban, idul fitri dan kebutuhan lainnya.Kelemahan dari
usaha penggemukan adalah keterbatasan penyediaan sapi bakalan.Selama ini
usaha penggemukan sapi di Bengkulu di kelompok tani belum berjalan secara
berkesinambungan.Sapi bakalan masih didatangkan dari Pulau Jawa sehingga
harga bakalan di peternak cukup mahal.
Potensi pakan ternak untuk sapi potong masih cukup tersedia di Provinsi
Bengkulu.Pakan ternak berupa hijauan makanan ternak (HMT) masih cukup
tersedia lahan untuk pengembangan kebun HMT.Selain itu juga limbah pertanian
seperti limbah tanaman jagung (tongkol, kelobot dan batang/ daun jagung),
jerami padi, kulit kopi dan limbah sayuran cukup melimpah.Potensi pakan
konsentrat yang banyak tersedia diantaranya dedak padi, limbah pabrik tahu,
1.2. Dasar Pertimbangan
Kegiatan pendampingan program PSDSK merupakan kegiatan yang
menunjang 4 sukses pembangunan pertanian di Kementerian Pertanian yaitu
swasembada dan swasembada berkelanjutan. Untuk mencapai swasembada
daging sapi/ kerbau pada tahun 2014 maka akan dilakukan kegiatan
Pendampingan Program PSDSK di Provinsi Bengkulu.
Kegiatan pendampingan program PSDSK di Provinsi Bengkulu pada tahun
2014telah memasuki tahun kelima. Kegiatan pendampingan PSDSK sudah
dilaksanakan di 7 kabupaten yaitu : Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah,
Muko-muko, Seluma, Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong. Hasil kegiatan pada
empat tahun sebelumnya adalah : 1) melakukan pendampingan program PSDS
pada lembaga penerima bantuan LM3 di Kelompok Subak Tirta Gangga Desa
Rama Agung Kabupaten Bengkulu Utara berupa penggemukan sapi Bali pejantan
berjumlah 17 ekor yang dipelihara oleh 12 orang peternak kooperator, Kegiatan
pendampingan PSDS di Ponpes Darussalam Desa Dusun Kepahiang Kabupaten
Kepahiang yaitu kegiatan pemberian pakan tambahan berupa dedak padi, kulit
kopi dan starbio pada sapi dewasa. Selain itu juga perbaikan instalasi biogas
yang saat ini gas yang dihasilkan hanya 15 menit selanjutnya gas habis. Untuk
itu BPTP akan mencoba memperbaiki instalasi biogas tersebut agar terbentuk gas
yang lebih banyak. 2)melakukan pendampingan program PSDS pada Sarjana
Membangun Desa (SMD) dipilih 11 kelompok dari 13 kelompok usaha
pengembangan budidaya ternak sapi potong yang diberi bantuan dana SMD,
tersebar pada 5 (lima) kabupaten, kegiatan pendampingan diarahkan pada
kebutuhan inovasi teknologi sesuai dengan tugas dan fungsi BPTP Bengkulu,
dengan harapan SMD ini akan menjadi pelaku usaha agribisnis peternakan sapi
potong dan sekaligus dapat mendorong pengembangan ternak sapi potong
dalam upaya mendukung percepatan swasembada daging sapi di Bengkulu. 3)
melakukan pendampingan program PSDS pada kelompok peternak sapi Brahman
Cross sebanyak 3 kelompok ternak di 3 kabupaten. I novasi teknologi adalah
demplot penggemukan ternak dengan pelatihan pembuatan pakan tambahan,
demplot kompos. Pendampingan penggemukan sapi potong lokal dan
persilangan di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong berbasis limbah kulit
kopi, di Kabupaten Seluma dan Bengkulu Tengah berbasis ampas tahu dan
1.3. Tujuan
Tujuan pendampingan program swasembada daging sapi/ kerbau pada
tahun 2014 adalah :
1. Menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi penggemukan sapi
potong melalui temu lapang, penyebaran informasi/ media budidaya sapi
potong, menjadi narasumber teknologi pada pelatihan dan pertemuan
kelompok serta membuat percontohan teknologi penggemukan sapi
potong.
2. Menyediakan kalender penggemukan, informasi dan teknologi
penggemukan sapi potong.
3. Menyediakan juknis penggemukan sapi potong.
1.4.Keluaran yang Diharapkan Keluaran tahunan
Rekomendasi pendampingan penerapan inovasi teknologi penggemukan
pada ternak sapi potong,peningkatan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)
ternak sapi potong lokal dari 0,2 kg/ hari menjadi lebih dari 0,6 kg/ hari
Keluaran jangka panjang
Meningkatkan produktivitas sapi potong / kerbau di Bengkulu dengan
I I . TI NJAUAN PUSTAKA
Konsumsi daging sapi di I ndonesia terus mengalami peningkatan. Namun
peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang
memadai. Laju peningkatan populasi sapi potong relatif lambat, yaitu 4,23%
pada tahun 2007 (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Kondisi tersebut
menyebabkan sumbangan sapi potong terhadap produksi daging nasionl rendah
(Mersyah, 2005; Santi, 2008) sehingga terjadi kesenjangan yang makin lebar
antara permintaan dan penawaran (Setiyono et al, 2007).
Budidaya ternak sapi potong dilakukan dalam dua tipe, yaitu tipe
peternakan rakyat dan tipe industri/ swasta yang dikelola dalam skala besar dan
dilakukan oleh perusahaan feedloter. Aktivitas usaha swasta dalam
memeliharaternak sapi potong biasanya dalam bentuk penggemukkan sapi
(feedloter) dimana sapi dipelihara dalam kurun waktu tertentu dan diberikan
pakan berkualitas baik untuk memperoleh pertambahan berat badan yang
diinginkan, kemudian dijual. Sedangkan usaha ternak sapi potong dikalangan
peternak/ rakyat biasanya merupakan campuran (mix farming) antara
pembesaran dan pembibitan, dengan ciri skala usaha rumah tangga dan
kepemilikan ternak sedikit, menggunakan teknologi sederhana, bersifat padat
karya, dan berbasis azaz organisasi kekeluargaan (Aziz dalam Yusdja dan I lham,
2004).
Usahaternak sapi potong pembibitan sampai saat ini masih diusahakan
secara tradisional, belum dilakukan sebagai tujuan usaha komersial dengan
target-target produksi yang jelas, belum dilakukan pencatatan (recording) untuk
mengetahui kinerja reproduksi ternak. Dengan demikian pemeliharaan dan
pengembangbiakan sapi masih merupakan bagian minor dari kegiatan usahatani,
dengan orientasi sebagai tabungan, dan penyedia tenaga kerja, atau untuk
mengisi wakyu luang, serta untuk meningkatkan produktivitas lahan (Hadiana, et
al., 2007).
Untuk memacu peningkatan kinerja usaha ternak sapi potong rakyat
diperlukan strategi atau dukungan teknologi yang tepat. Teknologi yang dapat
diimplementasikan pada peternakan rakyat antara lain perbaikan kualitas pakan
yang diberikan dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di lokasi seperti
tinggi dibandingkan dengan rumput atau jerami. Selain itu untuk memenuhi
kebutuhan energi dan protein diperlukan penggunaan probiotik untuk
meningkatkan efisiensi ransum. Probiotik adalah suplemen dalam bentuk jasad
renik hidup yang dapat meningkatkan bobot badan, efisiensi ransum (feed
conversion ratio) dan menambah kesehatan ternak. Peningkatan cadangan
energi tubuh yang biasanya ditandai dengan kenaikan bobot badan merupakan
usaha untuk menormalkan proses estrus pada induk sapi (Winugroho, 2002).
Akibat perbaikan bobot badan, status reproduksi sapi meningkat seperti kenaikan
persentase kebuntingan sapi SO di Sumba dari 25 menjadi 90% (Winugroho et
al., 1996) serta perpendekan jarak beranak sapi Bali dari 15 bulan menjadi 13
bulan (Winogroho et al., 1995).
Hasil demplot penggemukan sapi kegiatan Pendampingan PSDSK tahun
2012 di Kabupaten Seluma pada ternak sapi Simental menunjukkan bahwa
pertambahan bobot badan tertinggi dicapai oleh perlakuan C yaitu sebesar 0,72
kg/ ekor/ hari dengan formula pakan terdiri dari ampas tahu 2,9 kg, dedak padi 1
kg dan mineral 0,1 kg, selanjutnya adalah perlakuan B yang diberikan pakan
ampas tahu 1,9 kg, dedak padi 2 kg dan mineral 0,1 kg dengan PBBH sebesar
0,53 kg/ ekor/ hari dan terendah perlakuan A (kontrol) yaitu 0,30 kg/ ekor/ hari
dengan pemberian pakan berupa hijauan saja.Hal ini menunjukkan bahwa
formula ampas tahu 65% lebih banyak daripada dedak padi memberikan PBBH
I I I . PROSEDUR
3.1.Pendekatan ( kerangka pemikiran)Pengawalan/ pendampingan PSDSK dilaksanakan di 2 kabupaten yaitu di
Seluma dan Kepahiang untuk pelaksanaan demonstrasi plot Penggemukan Sapi
Potong.
Dalam rangka pencapaian swasembada daging sapi, Bengkulu sebagai
provinsi penunjang program PSDSK, maka untuk memenuhi kebutuhan daging di
Provinsi Bengkulu sendiri perlu dilakukan upaya agar pasokan daging dapat
dipenuhi dari dalam provinsi sendiri dan dapat memasok ke provinsi tetangga
seperti Sumsel dan Sumbar. Untuk itu perlu dilakukan usaha penggemukan sapi
dengan pakan yang banyak tersedia di Bengkulu terutama limbah tanaman
pertanian, perkebunan dan limbah pabrik CPO, tahu dan kopi.
Pendampingan terhadap Program PSDSK dilaksanakan secara
proporsional sesuai dengan jumlah kelompok ternak di kabupaten tersebut.
Pendampingan dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga pelaporan.
Pada tahun 2014 pendampingan difokuskan pada usaha penggemukan sapi
potong. Waktu pelaksanaan kegiatan berlangsung selama 1 (satu) tahun yaitu
dari bulan Januari – Desember 2014.
3.2. Ruang Lingkup
Pendampingan penerapan inovasi teknologi penggemukan pada ternak
sapi potong dilaksanakan di lapangan secara partisipatif. Kegiatan dilaksanakan
selama 1 (satu) tahun di 2 kabupaten.
Ruang lingkup kegiatan pendampingan meliputi : a). Penyiapan Sumber
Daya Manusia (SDM) meliputi kegiatan pelatihan dan penyuluhan, b).
Pendampingan teknologi penggemukan meliputi perbaikan manajemen
pemeliharaan sapi Bali (kandang, pakan dan kesehatan hewan), c).
Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali. d). I ntroduksi
pengolahan kotoran (kompos).
3.3. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan pendampingan meliput i: 1). Koordinasi
dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan Dinas
Peternakan Kabupaten Seluma dan Kepahiang, 2). I dentifikasi kebutuhan
pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi dan apresiasi teknologi yang akan
diintroduksikan,3). Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak),4). Melaksanakan
bimbingan temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi),5).
Melaksanakan pelatihan petani dan petugas, 6). Melaksanakan demplot teknologi
penggemukan sapi potong jantan Bali di Kabupaten Seluma dan Kepahiang.
Kegiatan yang dilakukan pada demplot adalah:
a. Seleksi sapi bakalan
Jenis sapi yang digunakan untuk usaha penggemukan sapi potong yaitu
jenis sapi Bali di Kabupaten Seluma sebanyak 20 ekor dan untuk di Kabupaten
Kepahiang adalah sapi Bali sebanyak 21 ekor.
b. Manajemen Pakan
Pakan ternak berupa hijauan diberikan sekitar 10% (bahan segar) dari
bobot badan dan pakan konsentrat diberikan untuk mencapai konsumsi 3,5-4%
(bahan kering) dari bobot badan sapi. Kualitas pakan mengandung minimal 68%
jumlah energi dicerna (total digestible energy) dengan kandungan protein 12% .
Konsentrat yang dberikan berupa dedak padi ditambah limbah pertanian
ataupun perkebunan yang banyak tersedia dilokasi pendampingan. Air minum
diberikan secaraad libitum.
c. Manajemen kesehatan hewan
Persyaratan kesehatan hewan perlu dipenuhi dalam kegiatan usaha
penggemukan sapi potong. Kesehatan hewan tersebut berkaitan dengan
penyakit hewan menular, penyakit non-infeksius dan gangguan metabolisme
yang dapat mempengaruhi produktivitas ternak. Pada dasarnya persyaratan dan
penanganan gangguan kesehatan hewan ini sama dengan usaha pembibitan,
namun harus aman dan sehat apabila dilakukan pemotongan untuk tujuan
konsumsi.
d. Pascapanen dan pemasaran
Sapi hasil penggemukan dijual berdasarkan per kg berat badan hidup dan
taksiran daging. Pemasaran sapi siap potong dilakukan oleh kelompok peternak
sehingga memiliki posisi tawar yang tinggi.
Bahan dan Alat
• Dedak padi serta pakan ternak lainnya
• Probiotik
• Ember, terpal, plastik (peralatan pembuatan pakan dan kompos berbasis limbah pertanian lokal: jerami, pelepah sawit ).
Analisis data dan pelaporan
Data dari rangkaian hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan baik
berupa data teknis maupun ekonomi selanjutnya dianalisis sesuai dengan
kebutuhan penyusunan laporan akhir kegiatan.Pelaporan dibuat sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pendampingan yang dilakukan yaitu
I V. HASI L DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Lokasi PendampinganKabupaten Seluma
Kabupaten Seluma secara administrasi termasuk ke dalam wilayah
Provinsi Bengkulu yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2003, tentang pembentukan Kabupaten Mukomuko, Seluma dan Kaur.
Secara Geografis Kabupaten Seluma terletak di Pantai Barat Sumatera
Bagian Selatan yang berada pada koordinat garis lintang dan bujur, yaitu
03º 49’55,66”LS - 04º 21’40,22” LS dan 101º 17’27,57” BT - 102º 59’40,54” BT.
Batas-batas wilayah Kabupaten Seluma adalah sebelah utara dengan Kota
Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara, sebelah selatan dengan Kabupaten
Bengkulu Selatan, sebelah timur dengan Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera
Selatan dan sebelah barat dengan Samudera I ndonesia.
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Seluma antara 21º C - 32º C,
kelembaban udara relative antara 85 – 88% , jumlah curah hujan untuk setiap
tahunnya bervariasi antara 1.500 mm – 4.500 mm dengan jumlah hari hujan
antara 110 – 230 hari setiap tahunnya, rata – rata 16 hari hujan setiap bulannya.
Dari luas Kabupaten Seluma 240.044 Ha mempunyai beberapa jenis
tanah utama antara lain: Aluvial, Podsolik Merah Kuning. Latosol dan Podsolik
Coklat Litosol, sedangkan jenis tanah yang rata-rata di bawah 10% antara lain
Organosol Gley Humus, Podsolik Merah Kuning, Litosol dan Podsolik Merah
Kuning Litosol. Tekstur tanah di Kabupaten Seluma umumnya bertekstur agak
halus dengan luas 1.112,6º km2 (46,35% ), tekstur sedang 607,92 km2, halus
336,28 km2 (14,01% ), agak kasar 124,85 km2 (5,20% ) dan kasar 218,79 km2
(9,11% ).
Lokasi pendampingan PSDS/ K berada di Kelompok Ternak Tunas Harapan
kabupaten Seluma dengan Bapak Wahyudi selaku ketua kelompok ternak Tunas
Harapan Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.Ketinggian
tempat Desa Sumber Arum adalah 8,5 m dpl, jumlah ternak sapi 130 ekor, ayam
kampung 200 ekor, ternak kambing berjumlah 60 ekor. Luas lahan perkebunan
kelapa sawit masyarakat desa adalah 465 Ha hal ini menyebabkan desa sum ber
arum sangat berlimpah hasil samping buah sawit (solid), luas lahan HMT 1 Ha,
Saran pendukung usahaternak pada kelompok cukup memadai, yaitu kelompok
mempunyai mesin copper untuk mencacah pakan hijauan, kelompok juga
mempunyai kebun HMT seluas 1 ha yang ditanami dengan rumput gajah, gamal,
setaria dan rumput lapang lainnya. Ketua kelompok juga memiliki pabrik tahu
yang mempunyai limbah ampas tahu untuk pakan ternak, perkiraan limbah
ampas tahu yang dapat dihasilkan setiap harinya adalah 300 – 350 kg.Jumlah ini
mencukupi untuk digunakan sebagai pakan tambahan di kelompok Tunas
Harapan.
Kabupaten Kepahiang
Secara geografis, wilayah Kabupaten Kepahiang terletak pada posisi
101055 19 sampai dengan 103001 29 bujur timur (BT) dan 02043 07 sampai
dengan 03046 48 Lintang Selatan (LS). Secara administratif, berdasarkan UU RI
No 39 Tahun 2003, Kabupaten Kepahiang berbatasan dengan :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Curup, Kecamatan Sindang
Kelingi, dan Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong.
- Sebelah Selatan berbatasn dengan Kecamatan Taba Penunjang Kabupaten
Bengkulu Utara,
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lahat propinsi Sumatra Selatan,
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagar Jati Kabupaten Bengkulu
Utara, dan kecamatan Bermani Ulu Kabupaten Rejang Lebong.
Kabupaten Kepahiang memiliki 108 Desa / Kelurahan, dan 8 Kecamatan
diantaranya : Kecamatan Muara Kemumu, Kecamatan Bermani I lir, Kecamatan
Seberang Musi, Kecamatan Tebat Karai, Kecamatan Kepahiang, Kecamatan Kaba
Wetan, Kecamatan Ujan mas, dan Kecamatan Merigi.
Kabupaten Kepahiang memiliki luas wilayah seluas 66.500 Ha , terdiri
dari Kecamatan Kepahiang seluas 7.192 Ha, Kecamatan Bermani I Lir seluas
16.391 Ha dan merupakan Kecamatan yang terluas dikabupaten Kepahiang,
Kecamatan Tebet Kerai seluas 7.688 Ha, Kecamatan Ujan Mas seluas 9.308 Ha.
Sementara untuk Kecamatan pemekaran, kecamatan Muara Kemumu 9.507 Ha.
Sementara untuk Kecamatan Seberang Musi 7.665 Ha, Kecamatan Kabawetan
6.331 Ha dan Kecamatan Merigi memiliki luas paling kecil di Kabupaten
Kepahiang yaitu 2.418 Ha. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kepahiang berada
ketinggian 500 - 1.000 meter di atas permukaan laut.Sedangkan kedalaman
tahan di kabupaten Kepahiang adalah Kompleks padsolik coklat, padsol dan
Lotosol dan berstruktur sedang serta 44,47 % wilayahnya masih hutan, waduk
rawa atau danau.
Komoditi unggulan Kabupaten Kepahiang yaitu sektor pertanian dan
jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub sektor tanaman
perkebunan dengan komoditi Kelapa sawit, kakao, Kopi, kelapa, Lada dan Karet.
Sub sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa komoditi jagung dan Ubi
kayu. Sub sektor Jasa Pariwisata yaitu Wisata Alam dan Wisata Budaya.
Kegiatan pendampingan PSDS/ K dilaksanakan di 2 lokasi yaitu Kelompok
Tani Pekalongan Jaya Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas dan di Gapoktan
Prasetya Tani Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetan.
Sinergisme Pendampingan PSDSK BadanLitbang Pertanian dengan Stakeholders
Kegiatan Sinergisme Pendampingan PSDS/ K Provinsi Bengkulu TA 2014
diselenggarakan di BPTP Bengkulu pada tanggal 19 Maret 2014 kegiatan ini di
hadiri oleh sekitar 60 orang peserta yaitu Peneliti Balitnak 2 orang, Kepala Dinas
Perternakan dan Kesehatan Ternak Provinsi Bengkulu dan kepala bidang
produksi Perternakan Dinas Perternakan dan Kesehatan Ternak Provinsi
Bengkulu, Sekretaris Dinas Pertanian, Perternakan dan Perkebunan Kabupaten
Seluma, Kepala Bidang Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten
Kepahiang, Kepala BP4K Kabupaten Kepahiang dan Kepala Jabatan Fungsional
BP4K Kabupaten Kepahiang serta peneliti dan Penyuluh BPTP Bengkulu, hasil
penting dari kegiatan sinergisme pendampingan PSDS/ K Provinsi Bengkulu TA
2014 adalah sebagai berikut :
1. Untuk keberlanjutan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan
Kerbau (PSDS/ K) maka perhatian pemerintah harus di titikberatkan pada :
A. Populasi : Mencegah kematian Pedet akibat kekurangan pakan/ air dan
penyakit dari 20 % - 40 % menjadi 5 – 10 %
B. Produksi : Meningkatkan ADG dan bobot potong sesuai dengan potensi
genetik dan potensi ekonomi
C. Membangkitkan gairah berusaha ternak dengan tetap berusaha menjaga
kestabilan harga daging dalam negeri secara atrakt if serta harus
2. Upaya yang harus dilakukan petugas lapang bersama peternak adalah
dengan meningkatkan bobot potong (Penggemukan), menekan mortalitas
(Kematian pedet, Mengembangkan lumbung pakan, mencegah dan
mengendaliakan penyakit), Calving ratedan calf crop.
3. LL-PPSP adalah unit percontohan yang di kelola oleh kelompok peternak
yang menjalankan usaha pembibitan atau penggemukan sapi potong serta
fungsi sebagai tempat temulapang tempat belajar dan tempat praktek
penerapan teknologi maka dari itu harus di dukung dengan pasilitas yang
memadai.
4. Target PEMDA Provinsi Bengkulu populasi ternak sapi potong berjumlah
112.249 ekor dengan produksi daging 3.790,82 ton untuk tahun2014. Yang
tersebar pada 10 kabupaten/ kota, untuk itu Dinas Perternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu mengharap agar Badan Litbang (BPTP)
dapat mengambil bagian dalam pembangunan perternakan di Provinsi
Bengkulu sesuai dengan Tupoksi Badan Litbang Pertanian.
5. Kegiatan operasional pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi
Bengkulu terdiri dari kegiatan operasional hulu dan di hilir berbentuk :
A. Kegiatan operasional di hulu
- Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumberdaya local.
- Peningkatan produksi pakan dengan pendayagunaan sumberdaya local.
- Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis
dan penyakit Zoonosis.
- Peningkatan kualitas dan kuantitas benih dan bibit dengan
mengoptimalkan sumberdaya local.
- Penjaminan pangan asal hewan yang aman dan halal serta pemenuhan
persyaratan prodak hewan non pangan.
B. Kegiatan operasional di hilir
- Pengembangan pasar domestik
- Pengembangan pengolahan hasil pertanian/ perternakan
C. Kegiatan operasional penunjang
- Pengolahan air I rigasi untuk pertanian/ perternakan
- Perluasan Areal dan pengolahan lahan pertanian/ perternakan
- Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Prasarana
6. Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu mempunyai
kegiatan setiap kabupaten/ kota dalam Provinsi Bengkulu untuk itu dukungan
yang dapat di lakukan oleh BPTP adalah :
a. Pendampingan menajeman kelompok tani ternak
b. Melakukan bimbingan teknis, menyampaikan teknologi sfesifik lokasi
dengan brosur, leafled dan juknis.
c. Menganalisis usaha ternak
7. Badan Litbang Pertanian (BPTP) Bengkulu Telah Melaksanakan Program
Pendampingan PSDS/ K di Propinsi Bengkulu dengan berbagai teknologi
yang di sampaikan kepada peternak diseluruh kabupaten dalam Provinsi baik
melalui leafled, brosur maupun melalui LL-SL PPSP (demplot), yang di mulai
pada tahun 2010 sampai dengan sekarang yang rencananya akan
dilaksanakan pada Kabupaten Seluma dan Kepahiang.
8. Dukungan BPTP Bengkulu tahun 2014 terhadap program PSDS/ K meliputi :
a. Meningkatkan PBBH dan Bobot Potong
b. Pengawalan teknologi di 2 Kabupaten Dalam Provinsi
c. Rekomendasi kebijakan pengembangan peternakan dan veteriner
d. Merancang teknologi pengolahan sumberdaya pakan local
e. Merakit dan merancang teknologi
- Teknologi reproduksi
- Teknologi budidaya
- Teknologi pakan
- Teknologi veteriner
9. Permasalahan pengembangan ternak sapi potong yang di hadapi adalah :
a. SDM peternak masih sangat terbatas sehingga potensi SDA yang ada
belum termanfaatkan dengan maksimal.
b. Kondisi ternak pada umumnya belum mengalami PBB yang maksimum,
hal ini di sebabkan oleh manajemen pemeliharaan, pakan, perkandangan
dan lingkungan usaha perternakan yang masih tergolong rendah.
c. Masih terbatasnya petugas perternakan dari pemerintah sehingga sulit
untuk menjangkau peternak secara keseluruhan untuk menyampaikan
inovasi teknologi kepada peternak
10. Kebutuhan teknologi pada lokasi pendampingan
b. Mejemen pemeliharaan, perkandangan, kesehatan dan pengolahan hasil
c. Apresiasi yang dilakukan untuk dapat meningkatkan pengetahuan, minat
dan keterampilan petugas/ peternak dalam mengimplementasikan teknologi
11. Kondisi populasi ternak pada lokasi demplot penggemukan.
Tabel 1.Populasi sapi potong di Desa Pekalongan Kabupaten Kepahiang (ekor)
Bali PO Simental Limosin Brahman
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
46 - 3 25 11 1 3 0 1 5
Tabel 2.Populasi sapi potong di Desa Sumber Arum, Kabupaten Seluma (ekor)
Bali PO Simental Limosin Brahman
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
60 - 3 25 11 1 3 0 1 5
12. Dilihat dari konsep laboratorium lapang (LL) ada dukungan dari BPTP,
Bakorluh sebagai lembaga penyuluhan, dinas peternakan, BUMN/ Swasta.
Sehingga ada peluang untuk pendampingan itu seperti yang di harapkan
yaitu sinergisme antar instansi.
13. Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah pertemuan kembali BPTP Bengkulu
dengan pejabat dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi
Bengkulu dan Dinas Peternakan yang ada di Kota dan Kabupaten, Bakorluh,
BP4K yang ada di setiap Kabupaten membahas mengenai program PSDSK.
4.2. Sosialisasi Rencana Pendampingan Program PSDSK di Kab. Kepahiang
Sosialisasi rencana kegiatan PSDS/ K di kabupaten Kepahiang Tahun 2014
diselenggarakan di Rumah Bapak Yuliadi (Ketua Kelompok Ternak Pekalongan
Jaya) Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiag pada hari
Rabu tanggal 14 Mei 2014.Materi yang disampaikan pada sosialisasi kegiatan
Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/ K) di
kabupaten Kepahiang Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 3. Materi sosialisasi Kabupaten Kepahiang
No Materi Narasumber
1 Kebijakan Pembangunan Bidang Peternakan di Kabupaten Kepahiang Tahun 2014
2 Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/ K) di kabupaten Kepahiang Tahun 2014
Penanggung jawab Pendampingan PSDS/ K BPTP Bengkulu
Metode pelaksanaan adalah dengan metode ceramah untuk
menyampaikan rencana kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan dengan tanya
jawab dengan petani dan peternak kooperator. Setelah acara sosialisasi
dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan fermentasi solid sebagai bahan pakan
ternak sapi.
Pendaftaran peserta dilaksanakan pada pukul 13.00 Wib. Hadir pada
kegiatan sosialisasi berjumlah 30 orang peserta yaitu Kepala Bagian Perternakan
Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang, Kepala Bagian
Kesehatan Ternak Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (Koorluh) BP3K Kecamatan Ujan Mas
Kabupaten Kepahiang, PPL Desa Pekalongan, perangkat Desa Pekalongan,
peternak desa setempat dan peternak desasekitar, pengurus dan anggota
Kelompok tani “Pekalongan Jaya” Desa Pekalongan Kec.Ujan Mas.
Pembukaan acara sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program
Swasembada Daging Sapi dan Kerbau di Kabupaten Kepahiang dibuka secara
resmi oleh Kepala Bagian Perternakan Dinas Perternakan dan Perikanan
Kabupaten Kepahiang (I r.Wawan Setiawan). Beliau mengucapkan terimakasih
atas kegiatan pendampingan PSDS/ K dilaksanakan di kabupaten Kepahiang,
dijelaskan juga bahwa Pemda Kabupaten Kepahiang melalui dinas Perternakan
dan Perikanan siap bekerjasama dengan pihak BPTP Bengkulu untuk kelancaran
kegiatan dalam pembangunan di Kab.Kepahiang, dijelaskan juga bahwa Dinas
Perternakan dan Perikanan Kab.Kepahiang telah berupaya memajukan sektor
perternakan di Kab. Kepahiang dengan memberikan bantuan berupa pedet,
induk sapi potong yang tersebar di beberapa kecamatan Kabupaten Kepahiang.
Di sektor perternakan sapi perah, Dinas Perternakan dan Perikanan juga telah
memberikan bantuan berbentuk induk sapi perah laktasi.
Setelah pembukaan dilanjutkan dengan kata sambutan Kepala Desa
Pekalongan (Edi Santoso), atas nama masyarakat Desa Pekalongan merasa
senang dengan adanya kegiatan pendampingan PSDS/ K di desa Pekalongan,
kebutuhan kegiatan yang di maksudkan bisa berjalan dengan sebaik mungkin,
untuk itu juga bapak Kepala Desa menghimbau kepada masyarakat untuk dapat
menyerap/ mengadopsi, memanfaatkan dan menyebarluaskan teknologi dan
inovasi yang diberikan oleh pihak tim PSDS/ K BPTP Bengkulu.
Katasambutan dariKabid.Kesehatan Hewan Dinas Perternakan dan
Perikanan Kabupaten Kepahiang.penyampaian terima kasih kepada BPTP Bengkulu yang telah berkerja sama dengan Pemda Kabupaten Kepahiang dengan
memberikan inovasi teknologi melalui kegiatan Pendampingan PSDS/ K yang pada
intinya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kepahiang sangat
mendukung kegiatan Pendampingan PSDS/ K di Kabupaten Kepahiang dan
memfasilitasi untuk kelancaran kegiatan pendampingan PSDS/ K tersebut.
Sosialisasi rencana Kegiatan Pendampingan PSDS/ K disampaikan oleh
Wahyuni Amelia Wulandari,S.Pt,M.Si. selaku penanggung jawab kegiatan, I novasi
teknologi penggemukan sapi potong di Provinsi Bengkulu dalam mendukung
swasembada daging nasional, padaKabupaten Kepahiang akan melaksanakankan
kegiatan yang sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan pendampingan yang
akan di desiminasikan pada Kabupaten Kepahiang yaitu :
I . Ruang lingkup kegiatan :
a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi pelatihan dan
penyuluhan.
b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi : perbaikan manajemen
pemeliharaan sapi Bali (kandang, pakan dan kesehatan hewan)
c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali, serta.
d). I ntroduksi pengolahan kotoran (kompos).
I I . Tahapan kegiatan pendampingan meliputi:
1. Koordinasi dengan stakeholder di kabupaten Kepahiang.
2. I dentifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi
dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi
dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan.
3. Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak).
4. Temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi).
5. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas.
a. Pengolahan kompos
c. Fermentasi kulit kopi sebagai pakan ternak sapi potong
6. Demplot teknologi penggemukan sapi bali berumur lebih dari 1 tahun.
Penerapan perlakuan teknologi pada demplot di Gapoktan Prasetya Tani
Desa Sumber Sari Kecamatan Kabawetanadalah :
1. Seleksi sapi jantan bakalan : sapi Bali berumur lebih dari 1 tahun
2. Manajemen Pakan
3. Pemberian pakan :
I . Kontrol/ Kebiasaan Petani = 7 Ekor
I I . Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot
badan terdiri dari kulit kopi tanpa fermentasi 60% + dedak padi
39,9% + ultra mineral 0,1% = 7 Ekor
I I I . Hijauan 10% dari bobot badan + pakan tambahan 2% dari bobot
badan terdiri dari kulit kopi fermentasi 60% + dedak padi 39% +
starbio 0,25% + garam 0,25% + gula merah 0,5% = 7 Ekor
7. Manajemen kesehatan hewan melalui pemberian obat cacing.
8. Pelatihan pengolahan kompos, pembuatan fermentasi kulit kopi, serta
pembuatan biourine.
4.3. Sosialisasi Rencana Pendampingan Program PSDSK di Kab. Seluma
Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging
Sapi dan Kerbau (PSDS/ K) di kabupaten Seluma Tahun 2014 diselenggarakan di
Balai Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma hari Kamis
tanggal 24 April 2014. Materi yang disampaikan pada sosialisasi kegiatan
Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/ K) di
kabupaten Seluma Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 4. Materi sosialisasi Kabupaten Seluma
No Materi Narasumber
1. Kebijakan Pembangunan Bidang Peternakan di
Kabupaten Kepahiang Tahun 2014
Ka. BP4K Kabupaten
Seluma
2. Sosialisasi rencana kegiatan Pendampingan
Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau
(PSDS/ K) di kabupaten Kepahiang Tahun 2014
Penanggung jawab
Pendampingan PSDS/ K
Metode pelaksanaan adalah dengan metode ceramah untuk
menyampaikan rencana kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan dengan tanya
jawab dengan petani dan peternak kooperator. Setelah acara sosialisasi
dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan fermentasi solid sebagai bahan pakan
ternak sapi.
Pendaftaran peserta dilaksanakan pada pukul 13.00 Wib. Hadir dalam
pelaksanaan kegiatan sosialisasi berjumlah 40 orang peserta yaitu Kepala BP4K
Kabupaten Seluma Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan ( Koorluh ) BP3K
Sukaraja Kabupaten Seluma, Kepala Pertanian Kecamatan Sukaraja, PPL Desa
Sumber Arum, petugas inseminator Kecamatan Sukaraj a, Kepala Desa Sumber
Arum, peternak desa setempat dan desa-desa sekitar, Pengurus dan anggota
Kelompok tani “Tunas Harapan” Desa Sumber Arum Kecamatan Sukaraja.
Pembukaan acara sosialisasi kegiatan Pendampingan Program
Swasembada Daging Sapi dan Kerbau di Kabupaten Seluma dibuka oleh Kepala
BP3K Kabupaten Seluma (I r.Wahidin Dahlan). Yang sebelumnya memberikan
kata-kata sambutan yang didalamnya adalah penyampaian ucapan terimakasih
atas kegiatan yang bersipat mendampingi peternak di kabupaten seluma, untuk
selanjutnya BP4K Kabupaten Seluma siap untuk bekerjasama denga pihak BPTP
Bengkulu untuk kelancaran kegiatan dalam pembangunan di Kabupaten Seluma.
Setelah pembukaan dilanjutkan dengan kata sambutan Kepala Desa
Sumber Arum Bapak Purwanto, disampaikan bahwa atas nama masyarakat Desa
Sumber Arum merasa sangat senang dengan adanya kegiatan pendampingan
PSDS/ K di desa Sumber Arum, masyarakat siap mendukung dan memfasilitasi
agar kebutuhan kegiatan yang di maksudkan bisa berjalan dengan sebaik
mungkin, dalam kesempatan itu juga bapak Kepala Desa Sumber Arum
menghimbau kepada masyarakat untuk dapat menyerap/ mengadopsi,
memanfaatkan dan menyebarluaskan teknologi dan inovasi yang diberikan oleh
pihak tim PSDS/ K BPTP Bengkulu.
Acara selanjutnya adalah kata sambutan dariKepala BP3K Kecamatan
Sukaraja yang mewakili Bapak Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Seluma. Dalam
kata sambutannya disampaikan terimaksih kepada BPTP Bengkulu yang telah
berkerja sama dengan Pemda Kabupaten Seluma untuk memberikan inovasi dan
teknologi melalui kegiatan Pendampingan PSDS/ K, pada intinya Dinas Pertanian,
Pendampingan PSDS/ K di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma serta siap
untuk memfasilitasi kelancaran kegiatan yang tersebut.
Sosialisasi disampaikan oleh Wahyuni Amelia Wulandari,S.Pt,M.Si yaitu
tentang kegiatan Pendampingan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau
(PSDS/ K) di propinsi Bengkulu, inovasi teknologi penggemukan sapi potong di
Provinsi Bengkulu dalam mendukung swasembada daging nasional,
padaKabupaten Seluma akan dilaksanakankan kegiatan yang sesuai dengan
kebutuhan yang berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pendampingan yang
akan di desiminasikan pada Kabupaten Seluma, yaitu :
I . Ruang lingkup kegiatan :
a). Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi pelatihan dan
penyuluhan.
b). Pendampingan teknologi penggemukan meliputi : perbaikan manajemen
pemeliharaan sapi Bali dan PO (kandang, pakan dan kesehatan hewan)
c). Pendampingan kelembagaan penggemukan sapi potong Bali dan PO serta.
d). I ntroduksi pengolahan kotoran (kompos).
I I . Tahapan kegiatan pendampingan meliputi:
1. Koordinasi dengan stakeholder di kabupaten Seluma.
2. I dentifikasi kebutuhan pengkajian dan diseminasi untuk menggali potensi
dan masalah di lokasi pendampingan, serta melaksanakan sosialisasi
dan apresiasi teknologi yang akan diintroduksikan.
3. Penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak).
4. Temu lapang (apresiasi dan penyebarluasan teknologi).
5. Melaksanakan pelatihan petani dan petugas.
a. Pembuatan/ perbanyakan aktifator pupuk kompos
b. Pengolahan Kompos
b. Manajemen Perkandangan
c. Fermentasi Solid dan Pelepah
6. Demplot teknologi penggemukan sapi potong jantan Bali berumur lebih
dari 1 tahun.Penerapan Perlakuan Teknologi pada demplot kelompok
ternak Tunas Harapan desa Sumber Arum adalah :
1. Seleksi sapi jantan bakalan : Bali Umur lebih dari 1 Th
2. Manajemen Pakan
I . Kontrol (5 ekor)
I I . Kulit kopi 20% , ampas tahu 30% , dan solid tanpa fermentasi
50% (5 ekor)
I I I . Kulit kopi 20% , ampas tahu 30 % , dan solid fermentasi 50%
(5 ekor)
I V. Kulit kopi 20% , ampas tahu 20% , dedak padi 10% dan solid
fermentasi 50% (5 ekor)
4. Manajemen kesehatan hewan : pemberian obat cacing.
5. Pelatihan pengolahan kompos, pembuatan fermentasi solid,
pembuatan fermentasi pelepah dan daun sawit serta pembuatan
biourine.
4.4. Kegiatan Pendampingan PSDSK Keluar Provinsi
1. Raker konsolidasi kegiatan pendampingan program strategis dan dukungan terhadap capaian sasaran produksi 7 komoditas utama kementan
Kegiatan Raker konsolidasi kegiatan pendampingan program strategis dan
dukungan terhadap sasaran produksi 7 komoditas utama kementan diawali
dengan pembukaan yang dihadiri oleh Kepala Badan SDMP Kementan.
Direktur Serelia Dirjen Tanaman pangan, Kepala Puslitbangtan Balitbangtan,
Kepala BBP2TP, dan Eselon I I Badan litbang lainnya (Diwakilkan), Peserta
Raker yang terdiri dari Koordinator Program, Penjab Kegiatan Pendampingan
PTT, PSDSK, KRPL, pada 33 BPTP yang ada diseluruh I ndonesia. Acara
pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu I ndonesia raya dan laporan
panitia pelaksana (Kepala BBP2TP), dilanjutkan dengan sambutan dan arahan
serta membuka secara resmi oleh Kepala Badan Litbang Kementerian
Pertanian yang diwakilkan oleh Kepala Puslitbangtan. Dalam sambutan Kepala
Puslitbangtan menyampaikan arahan bapak Kepala Badan agar seluruh
peserta memanfaatkan moment raker ini dengan semaksimal mungkin untuk
membuat suatu hasil dalam bentuk rumusan yang menjadi pedoman dalam
melaksanakan program kementan dalam hal ini capaian sasaran produksi 7
komoditas utama Kementan.
Acara dilanjutkan dengan arahan dan penyampaian program dari Kepala
Badan SDMP Kementerian Pertanian.Acara Raker dilanjutkan pada esok
dan rencana aksi pelaksanaan PTT Padi, jagung dan kedelai oleh Dirjen
Tanaman Pangan dalam hal ini diwakilkan oleh Direktur Serelia Kementan dan
materi kedua rencanan aksi dukungan badan litbang terhadap PTT padi,
jagung dan kedelai 2014 oleh Kepala Puslitbangtan. Direktur serelia dan
Puslitbangtan menitikberatkan mengenai evaluasi kegiatan PTT tahun 2013
untuk menyempurnakan kegiatan PTT pada tahun 2014.
Sesi kedua dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang Rencana aksi
percepatan penerapan teknologi tebu terpadu oleh Kapuslitbangbun dan
materi kedua yaitu Rencana aksi dukungan badan litbang terhadap
pendampingan PSDSK 2014 oleh Kapuslitbangnak.Materi yang disampaikan
menitik beratkan mengenai kesuksesan kegiatan pada tahun 2013 dan
strategi memaksimalkan pelaksanaan pada tahun 2014.
Sesi ketiga pada hari kedua ini yaitu koordinasi implementasi KATAM
2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas utama yang
disampaikan oleh Kepala BBSDLP dan materi kedua Koordinasi implementasi
kegiatan SDG 2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas
utama oleh Kepala BB Biogen, materi ketiga Koordinasi implementasi Alsintan
2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7 komoditas utama oleh
Kepala BB Mektan, dengan materi keempat pada sesi ketiga adalah koordinasi
implementasi Pasca panen 2014 mendukung pencapaian sasaran produksi 7
komoditas utama yang disampaikan Kepala BB Pascapanen. Materi sesi ini
dirangkum menjadi suatu penyampaian mengenai kegiatan yang telah
dilaksanakan pada tahun 2013 dan rencana aksi kegiatan pada tahun 2014.
Pada sesi ke empat yaitu sidang kelompok yang masing-masing peserta
dikelompokkan berdasarkan kegiatan, yaitu kelompok Kegiatan Pendampingan
PTT, PSDSK, PKAH, KRPL, P2T3. Di Kelompok Pendampingan PSDSK
disampaikan lesson learn Pendampingan PSDSK di Kalimantan Barat, Jateng,
Sumbar, Sumut, Bali dan NTB. Untuk ayam KUB juga ditampilkan lesson learn
dari BPTP Jabar dan Bengkulu. Kemudian perumusan kelompok.
Pada hari ketiga, acara raker diawali dengan penyampaian materi dari Dirjen
Hortikultura dari Kementan, dengan materi evaluasi dan rencana aksi
pelaksanaan PKAH (bawang merah dan cabai) 2014 dan materi kedua dengan
tema Rencana aksi dukungan badan litbang terhadap pendampingan PKAH
Materi yang disampaikan secara garis besar adalah mengenai dukungan
inovasi dan anggaran dalam kegiatan PKAH.
Pertemuan dilanjutkan dengan sesi kedua sidang kelompok dengan
mempresentasikan kegiatan pada tiap-tiap BPTP.Dalam hal ini khususnya
pada kelompok 1 adalah kegiatan pendampingan PTT. BPTP Bengkulu dapat
kesempatan mempresentasikan kegiatan pendampingan PTT dengan tema :
Evaluasi kegiatan Pendampingan PTT pada tahun 2013 dan rencana kegiatan
2013. BPTP Bengkulu mempresentasikan materi ini bersama dengan BPTP
BTB, BPTP Gorontalo dan BPTP Papua. Pada presentasi ini, BPTP Bengkulu
mendapatkan masukan dari Pembahas dari TI M Pendampingan PTT Pusat :
Prof. Dr. Arifin, Dr.Syahrul dan Dr. Trip. Pada umumnya tim pembahas
memberikan masukan dan saran kepada kegiatan BPTP Bengkulu.
Sesi ketiga pada hari ketiga ini adalan pembuatan dan pembahasan
rumusan raker khusus kelompok kegiatan Pendampingan PTT yang diramu
dalam forum sidang kelompok.
Sesi keempat pada hari ketiga ini yaitu pada malam hari. Sesi ini yang
sekaligus penutupan acara.Penutupan di hadiri oleh Kepala Badan Litbang
Kementan Dr.Haryono.Pada penutupan acara raker, Kepala Badan
menyampaikan arahan khususnya untuk hasil rumusan raker agar di jalankan
dan diimplementasikan dengan sebaik mungkin.Badanlitbang juga
menyampaikan mengenai pencapaian achievement yang diperoleh oleh Prof.
Dr. I r. Syarifudin Baharsyah yang memperoleh penghargaan internasional
bernama UMALI AWARDS dengan judul Berani membalik arus.7 Hal penting
yang membalik arus tersebut adalah 1.)Memperluas sumberdaya lahan
khususnya LSO, 2.)Merubah dari Revolusi hijau menjadi konsep blue
economy, 3.)Re-orientasi Lembaga penelitian, 4.)Meningkatkan fungsi
penyuluh, 5.)Peningkatan nilai jual dan nilai tambah produk pertanian,
6.)Mengembalikan kemandirian Petani, 7.)Anggaran pembangunan pertanian
disesuaikan dengan kearifan lokal.
Kegiatan raker diakhiri pada hari keempat dengan fieldtrip ke Badan
I nformasi Geospasial (BI G).Fieldtripini seluruh peserta mengunjungi lokasi di
BI G yang mengolah dan membuat Peta dasar atau tofograpi.Peserta
berkesempatan melihat proses-proses dalam pembuatan peta yang dilakukan
pelayanan BI G yang menampilkan atau menyajikan produk-produk dalam hal
ini Peta dalam berbagai skala.
2. Pertemuan Konsolidasi Lanjutan Program Pendampingan PSDSK Lingkup Puslitbang Peternakan
1. Rapat koordinasi tindak lanjut Pendampingan PSDSK 2014 dilaksanakan
pada hari Jumat – Minggu tanggal 24 – 26 Oktober 2014 di Swiss Bellinn
Hotel Pangkalan Bun Jl. Ahmad Yani Km. 2 Pangkalan Bun Kalimantan
Tengah. Acara dihadiri sekitar 50 orang yang berasal dari 24 Kepala BPTP
dan Penanggung Jawab PSDSK, peneliti dan panitia dari Puslitbangnak,
Kepala Puslitbang Peternakan Dr. Bess Tisnamurti, Kepala BBSDLP
(diwakili Dr. M. Nur), Kepala BB. Litvet (diwakili Dr. Bambang Ngadji
Utomo), Kepala BBP2TP (diwakili Dr. Ermin Widjaja), PT. Medco Agro
Pangkalan Bun (Nursyamsa Setiawan).
2. Arahan dan pembukaan rapat koordinasi oleh Kapuslitbang Peternakan
diwakili oleh Prof. Sjamsul Bachri. Dalam arahannya disampaikan bahwa
kegiatan pendampingan PSDSK tahun ini merupakan tahun terakhir dan
tahun depan akan dilanjutkan dengan pendampingan kawasan
peternakan, untuk di Bengkulu dengan Pendampingan Kawasan Kambing.
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 3 hari diawali dengan presentasi
dari PT. Medco Agro, Kepala BBSDLP, Kepala BBP2TP kemudian
dilanjutkan dengan perkembangan PSDSK di 4 BPTP yaitu Bengkulu,
Banten, Kalsel dan Sulteng. Bahan tayang presentasi dari BPTP Bengkulu
disajikan terlampir.
3. Bahan presentasi dari PT. Medco Agro (PT. Kalteng Andinipalma Lestari/
PT. KAL) disampaikan oleh Bapak Nursyamsa. PT. KAL mulai tahun 2011
memasukan ternak sapi Brahman Cross dan Limousine dari Australia
dengan populasi awal 298 ekor dan saat ini sudah berkembang menjadi
456 ekor. Model pemeliharaan adalah dengan sapi digembalakan pada
perkebunan sawit yang sudah berumur lebih dari 8 tahun. Selain itu PT.
Medco juga menanan rumput paspalum untuk grassing oleh ternak. Hasil
keuntungan dari usaha ternak sapinya sebesar Rp. 5.220.000/ 18 bulan
dan PBBH 0,5 kg/ ekor. PT KAL juga telah bekerjasama dengan Puslitbang
Peternakan sejak tahun 2013. Kotoran sapi telah dimanfaatkan sebagai
4. Selanjutnya adalah presentasi dari BBSDLP dengan judul Program BBSLP
dalam Membangun Eko-Green di Lahan Sawit. Makalah disampaikan oleh
Dr. M. Noor yang mewakili Ka. BBSDLP Dr. Dedi Nursyamsi. Eko-Green
(Pertanian Ramah Lingkungan) adalah sistem pertanian yang mengelola
seluruh sumberdaya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk mencapai: Produktivitas
Berkelanjutan, Secara Ekonomi Menguntungkan, Secara Sosial-Budaya
Bisa Diterima, Risiko Rendah atau Tidak Merusak Fungsi Lingkungan.
I ndicator lingkungan Eko-Green adalah : Rendah Emisi Gas Rumah Kaca,
Adaptif terhadap perubahan iklim, Bijak dalam pengendalian HPT, Rendah
cemaran logam berat dan residu agrokimia (on site dan off site), Zero
Waste, Terjaga kualitas lahan dari degradasi fisika, kimia dan biologi,
Terjaga keanekaragaman hayati.
5. Presentasi dari Kepala BBP2TP yang diwakili oleh I bu Dr. Ermin Widjaja
menyampaikan tentang Pengembangan I ntegrasi Sapi Sawit dalam
Mewujudkan Pertanian Bioindustri. KONSEP PERTANI AN BI OI NDUSTRI
BERKELANJUTAN : Lahan bukan hanya sumber daya alam tetapi juga
industri yang memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan
pangan serta produk lain dengan menerapkan konsep BI OREFI NERY.
Kalau diambil poin-poinnya, bahwa prinsip dasar penerapan bioindustri
pertanian adalah: pertanian zero wastes, eksternal input rendah,
pertanian pengolah biomasa dan limbah jadi bio-produk bernilai
tinggiberbasis I PTEK (biorefinery), pertanian terpadu ramah
lingkungan.Strategi pengembangan pertanian bioindustri melalui usaha
peternakan sapi di perkebunan kelapa sawit diarahkan pada: I ndustri
pakan ternak berbasis limbah dan produk samping kelapa sawit, I ndustri
perkembangbiakan sapi I ndustri penggemukan sapi potong, I ndustri
pupuk organik, I ndustri energi alternatif.
6. Pada hari kedua kunjungan (field trip) ke PT. Medco Agro untuk melihat
pemeliharaan sapi potong di bawah kebun sawit. Rombongan diterima
oleh Bapak Nursyamsa dan pegawainya. Di PT. Medco Agro melihat sapi
potong jenis Brahman Cross dan Limousine yang sehat -sehat dan
bergiliran dengan pembatas tali yang dialiri listrik menggunakan tenaga
surya.
7. Kunjungan berikutnya adalah ke pabrik CPO PT. Sabut Mas yang masih
dalam kepemilikan yang sama dengan PT. Medco Agro. Di pabrik CPO ini
kami berkesempatan melihat limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak yaitu bungkil inti sawit, solid, tandan buah kosong, dan
cangkang serta fibernya.
8. Sesudah dari PT. Sabut Mas kami mengunjungi kelompok tani Subur
Makmur, Maju Bersama.
9. Kunjungan berikutnya adalah ke kelompok Ternak di Kubu yang berhasil
mengintegrasikan sapi sawit dari nol hingga saat ini telah meraih
kesuksesan sebagai penghasil kompos dan pupuk organik cair, serta
pemasok sapi potong. Dalam acara ini Kapuslitbang peternakan hadir
bersama, I bu Febri dan rombongan dari Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Kota Waringin Barat. Acara dilanjutkan dengan diskusi dan
Tanya Jawab bersama kelompok ternak dan petugas dinas.
10. Acara selanjutnya adalah pertemuan internal dengan Kapuslitbang
peternakan membahas tindak lanjut dari kegiatan Pendampingan PSDSK
diantaranya adalah membuat sukses story dari tahun 2010 – 2014 dan
rencana kegiatan pendampingan kawasan di tahun 2015.
3. Seminar NasionalTeknologi Perternakan dan Veteriner
Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner merupakan kegiatan
tahunan yang di selenggarakan oleh Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Perternakan (PUSLI TBANGNAK) dilaksanakan di Savana dan Convention
Hotel Jln. Letnan Jenderal Sutoyo No 32 – 34 Malang Jawa Timur Pada
tanggal 12 -14 Agustus 2014. yang dihadiri oleh berbagai kalangan
akademisi dan teknisi dari instansi penelitian, dinas/ instansi pemerintah dan
perguruan tanggi terkait, para praktisi bidang perternakan dan wakil dari
beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat.
Tema seminar yang di laksanakan adalah ”Teknologi Perternakan dan
Veteriner Mendukung Pertanian Bioindustri Berkelanjutan”, dengan tujuan :
a. menghimpun informasi teknologi perternakan dan veteriner untuk
b. Menyediakan forum pertukaran informasi ilmiah teknologi perternakan
dan veteriner terbaru sekaligus sarana sosialisasi hasil-hasil penelitian
dibidang perternakan dan veteriner.
c. Meningkatkan jejaring informasi ilmiah antara lembaga
penelitian,perguruan tinggi, praktisi perternakan serta pengguna jasa
hasil penelitian perternakan dan veteriner.
Ketua pelaksana Seminar (Dr.I r.Eko Handiwirawan,M.Sc.) menyampaikan
bahwa seminar kali ini mengangkat tema ”Teknologi Perternakan dan
Veteriner Mendukung Pertanian Bioindustri Berkelanjutan”, sesuai denga
tujuan seminar yaitu : menghimpun informasi teknologi perternakan dan
veteriner untuk menunjang kebijakan pengembangan agribisnis perternakan,
menyediakan forum pertukaran informasi ilmiah teknologi perternakan dan
veteriner terbaru sekaligus sarana sosialisasi hasil-hasil penelitian dibidang
perternakan dan veteriner. Meningkatkan jejaring informasi ilmiah antara
lembaga penelitian,perguruan tinggi, praktisi perternakan serta pengguna
jasa hasil penelitian perternakan dan veteriner dan melihat fakta
perkembangan teknologi peternakan dan veteriner melalui kunjuangan
lapang dan akselerasi diseminasi inovasi teknologi peternakan dan veteriner
oleh pengguna.
Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner menampilkan 6
(enam) makalah undangan dalam maupun makalah luar negeri. Disamping
itu makalah penunjang yang dipresentasikan secara oral sebanyak 80
makalah, dan makalah yang presentasikan secara poster sebanyak 40
makalah, pemakalah undangan dari luar negeri adalah Dr.John Weafer dari
Australia I ndonesia Program For Emerging I nfectious Disease dengan Topik
”The I mpact Of Emerging Diseases On Livestock Farming” ; Dr.Victoria
Hatton dari NZ-AGGRC dengan topik Efficiency Of Carbon Cycling I n Farming
System. Sedangkan pemakalah undangan dari dalam negeri antara lain dari
PT.Greenfields I ndonesia dengan Topik ”Kesiapan I ndustri Susu Nasional
Memasuki Pasar Bebas ASEAN” Ketua KWT Mekar Tani, Batang Jawa
Tengah denga topik ”success story Pengembangan Perbibitan Ayam lokal
(Ayam KUB-1).
Acara Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner mendukung
Pertanian Kementerian Pertanian diwakili oleh I bu (Dr.Bess Tiesnamurti,
M.Sc.) Kepala Puslitbangnak Badan Litbang Pertanian, dinjelaskan bahwa,
sistem pertanian- bioindustri merupakan keterpaduan berjenjang sistem
pertanian terpadu pada tingkat mikro, sistem rantai nilai terpadu pada
tingkat industri atau rantai pasok dan sistem agribisnis terpadu pada tingkat
industri atau komoditas.sistem usaha pertanian terpadu yang berlandas kan
pada pemanfaatan berulang zat hara atau pertanian agro ekologi seperti
sistem integrasi tanaman-ternak-ikan dan sistem integrasi usaha pertanian
energi (biogas, bioelektrik) atau sistem integrasi usaha pertanian-biorefinery
yang termasuk pertanian hijau dan merupakan pilihan sistem pertanian masa
depan karena tidak saja meningkatkan nilai tambah dari lahan tetapi juga
rama lingkungan sehingga lebih berkelanjutan.
Kepala Badan Litbang Pertanian berharap dapat terhimpun gagasan
pemikiran dan teknologi terbaru yang dapat berkontribusi dalam percepat an
pembangunan pertanian pertanian bioindustri berkelanjutan sehingga visi
pembangunan pertanian I ndonesia dapat terwujud, kepala Balitbang
Pertanian menaruh harapan besar dari hasil seminar terlaksanakan.
Makalah-makalah penunjang yang dipresentasikan secara oral atau poster
berasal dari berbagai instansi yang tersebar di seluruh provinsi di I ndonesia
seperti Ditjen PKH, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT), Perguruan Tinggi dan Badan Litbang Pertanian
termasuk Puslitbang/ Balai Besar dan BPTP.
Makalah utama hari pertama tanggal 12 Agustus 2014 adalah :
a. Makalah Utama pertama Dr.John Weafer dari Australia, I ndonesia
Program For Emerging I nfectious Disease dengan Topik ”The I mpact Of
Emerging Diseases On Livestock Farming”
b. Makala utama kedua disampaikan oleh Bapak Prof.Dr.Fahmudin Agus.
yang berjudul Dampak Perubahan I klim Terhadap Sektor Pertanian dan
Strategi Menghadapinya dalam Membangun Pertanian Bioindustri. Dari
Balai Penelitian Tanah, BBSDLP Bogor.
Sedangkan makalah penunjang di bagi kedalam 2 sistem
presentasi yaitu : makalah penunjang di presentasikan secara poster
berjumlah 20 makalah, untuk makalah dari BPTP Bengkulu di presentasikan