• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

P U T U S A N

Nomor 82/Pid.B/2014/PN Sbg.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Para Terdakwa:

I. Nama lengkap : SABRAN HABIB SIGALINGGING Als. BUYUNG; Tempat lahir : Barus;

Umur / Tgl lahir : 34 Tahun / 28 Maret 1980; Jenis Kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Desa Mela II, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli;

Agama : Islam;

Pekerjaan : Nakhoda KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7;

Terdakwa I ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara oleh:

1. Penyidik sejak tanggal 09 Februari 2014 sampai dengan tanggal 28 Februari 2014;

2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 01 Maret 2014 sampai dengan tanggal 09 Maret 2014;

3. Penuntut Umum sejak tanggal 10 Maret 2014 sampai dengan tanggal 13 Maret 2014;

4. Majelis Hakim sejak tanggal 14 Maret 2014 sampai dengan tanggal 02 April 2014;

5. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Sibolga sejak tanggal 03 April 2014 sampai dengan tanggal 12 April 2014;

II. Nama lengkap : JHON WATE; Tempat lahir : Telo;

Umur / Tgl lahir : 41 Tahun / 17 Juni 1973; Jenis Kelamin : Laki-Laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Simpang Asrama, Kelurahan Sarudik, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah;

Agama : Kristen Protestan;

Pekerjaan : ABK/Juru masak KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7; Terdakwa II ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara oleh:

(2)

2

1. Penyidik sejak tanggal 09 Februari 2014 sampai dengan tanggal 28 Februari 2014;

2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 01 Maret 2014 sampai dengan tanggal 09 Maret 2014;

3. Penuntut Umum sejak tanggal 10 Maret 2014 sampai dengan tanggal 13 Maret 2014;

4. Majelis Hakim sejak tanggal 14 Maret 2014 sampai dengan tanggal 02 April 2014;

5. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Sibolga sejak tanggal 03 April 2014 sampai dengan tanggal 12 April 2014;

Para Terdakwa menyatakan tidak didampingi oleh Penasihat Hukum, walaupun akan haknya tersebut telah diberikan oleh Majelis Hakim secara patut;

Pengadilan Negeri tersebut;

Setelah membaca:

- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Sibolga Nomor 82/Pen.Pid/B/2014/PN Sbg., tanggal 14 Januari 2014, tentang penunjukan Majelis Hakim;

- Penetapan Majelis Hakim Nomor 82/Pen.Pid/B/2014/PN Sbg., tanggal 14 Januari 2014 tentang penetapan hari sidang;

- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

Setelah mendengar keterangan Saksi-Saksi dan Para Terdakwa serta memperhatikan barang bukti yang diajukan di persidangan;

Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa I. SABRAN HABIB SIGALINGGING Als. BUYUNG dan Terdakwa II. JHON WATE bersalah melakukan tindak pidana “Secara bersama-sama melakukan usaha perikanan, pengangkutan pengolahan ikan yang tidak memiliki surat izin usaha perikanan (SIUP) dan melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia yang tidak memiliki surat izin penangkapan ikan (SIPI)” sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 92 dan Pasal 93 ayat (1) UU. RI. No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana dalam surat dakwaan kesatu dan kedua;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa I. SABRAN HABIB SIGALINGGING Als. BUYUNG dan Terdakwa II. JHON WATE berupa pidana penjara masing-masing selama 4 (empat) tahun dengan dikurangi selama Para Terdakwa berada dalam tahanan sementara ditambah dengan denda masing-masing sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) subsidair masing-masing

(3)

3

selamat 6 (enam) bulan kurungan dan dengan perintah Terdakwa tetap ditahan;

3. Menetapkan barang bukti berupa:

- 1 (satu) unit KM. Tanpa tanda selar sekira GT.7;

- Uang sejumlah Rp. 3.200.000,- (tiga juta dua ratus ribu rupiah) hasil penjualan ikan hasil tangkapan KM. Tanpa tanda selar sekira GT.7 sebanyak 800 (delapan ratus) kilogram;

- 1 (satu) unit Satelit GPS merk Garmin; Dirampas untuk negara;

- Seperangkat alat tangkap ikan jenis rawe; - Seperangkat alat tangkap ikan jenis pancing;

Dirampas untuk dimusnahkan;

4. Menetapkan agar Terdakwa I. SABRAN HABIB SIGALINGGING Als. BUYUNG dan Terdakwa II. JHON WATE membayar biaya perkara masing-masing sebesar Rp.5.000,- (lima ribu) rupiah;

Setelah mendengar permohonan Para Terdakwa yang pada pokoknya menyatakan agar diberikan putusan yang seringan-ringannya dengan alasan Para Terdakwa mengaku bersalah, dan Para Terdakwa menyesal serta berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya;

Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap permohonan Para Terdakwa yang menyatakan tetap pada tuntutannya;

Setelah mendengar tanggapan Para Terdakwa terhadap tanggapan Penuntut Umum yang juga menyatakan tetap pada permohonannya;

Menimbang, bahwa Para Terdakwa diajukan kepersidangan oleh Penuntut Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:

Kesatu:

Bahwa mereka Terdakwa 1. SABRAN HABIB SIGALINGGING Alias BUYUNG, baik bertindak untuk dirinya sendiri maupun bersama-sama dengan Terdakwa 2. JHON WATE dan HUTABARAT, PARMAN TAMPUBOLON, JHON POE, NURDIN Als RUDI (kelimanya DPO) pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 sekira pukul 01.00 Wib, atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Februari tahun 2014 bertempat di posisi ± 0,5 mil arah Timur dari Pulau Poncan Gadang Perairan Sibolga maka Pengadilan Negeri Sibolga berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, “mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau yang turut serta melakukan perbuatan yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia melakukan usaha perikanan di bidang penangkapan, pembudidayaan, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran ikan, yang tidak memiliki SIUP, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) yang berbunyi:

Setiap orang yang melakukan usaha perikanan di bidang penangkapan, pembudidayaan, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran ikan di wilayah

(4)

4

pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia wajib memiliki SIUP”. Perbuatan tersebut yang dilakukan mereka Terdakwa dengan cara sebagai berikut:

Bahwa berawal dari patroli yang dilakukan oleh kapal patroli Polisi KP-II-2019 di sekitar perairan Sibolga, saat kapal tersebut berpatroli di sekitar Pulau Poncan Gadang melintaslah kapal KM. Tanpa tanda Selar sekira GT. 07 sehingga dilakukan pengejaran. Setelah dikejar pada posisi ± 0,5 mil arah Timur dari Pulau Poncan Gadang Perairan Sibolga maka kapal KM. tanpa tanda Selar sekira GT.07 tersebut dapat dihentikan dan dilakukan pemeriksaan oleh petugas kapal patroli Polisi KP-II-2019. Saat dilakukan pemeriksaan ternyata kapal KM. tanpa Tanda Selar sekira GT.07 tersebut tidak dilengkapi dengan Dokumen yang sah yaitu tanpa SIUP (Surat Ijin Usaha Perikanan), SIPI (Surat Ijin Penangkapan Ikan) dan SPB (Surat Persetujuan Berlayar). Selanjutnya diatas kapal KM. tanpa Tanda Selar sekira GT.07 tersebut juga ditemukan ikan hasil tangkapan sebanyak ± 1 ½ (satu setengah) viber. Selanjutnya kapal KM. Tanpa tanda Selar sekira GT. 07 di ad-hock dengan dikawal menuju dermaga pelabuhan perikanan nusantara Sibolga untuk pemeriksaan lebih lanjut, setelah diinterogasi ternyata diketahui nahkoda kapal yaitu Para Terdakwa 1. SABRAN HABIB SIGALINGGING Alias BUYUNG ternyata tidak mempunyai sertifikat sebagai Nahkoda Kapal kemudian para Para Terdakwa menerangkan bahwa kapal KM. Tanpa tanda Selar sekira GT. 07 sudah beroperasi menangkap ikan di laut selama 10 (sepuluh) hari dengan menggunakan alat tangkap berupa jaring rawe dan alat pancing serta bahan peledak yang dilarang penggunaannya.

Perbuatan mereka Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 92 UU RI No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

DAN Kedua:

Bahwa mereka Terdakwa 1. SABRAN HABIB SIGALINGGING Alias BUYUNG, baik bertindak untuk dirinya sendiri maupun bersama-sama dengan Para Terdakwa 2. JHON WATE dan HUTABARAT, PARMAN TAMPUBOLON, JHON POE, NURDIN Als RUDI (kelimanya DPO) pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 sekira pukul 01.00 Wib, atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Februari tahun 2014 bertempat di posisi ± 0,5 mil arah Timur dari Pulau Poncan Gadang Perairan Sibolga maka Pengadilan Negeri Sibolga berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, “mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau yang turut serta melakukan perbuatan memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia dan/atau di laut lepas, yang tidak memiliki SIPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) yang berbunyi :

Setiap orang yang memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia dan/atau laut lepas wajib

(5)

5

memiliki SIPI”. Perbuatan tersebut yang dilakukan mereka Terdakwa dengan cara sebagai berikut:

Bahwa berawal dari patroli yang dilakukan oleh kapal patroli Polisi KP-II-2019 di sekitar perairan Sibolga, saat kapal tersebut berpatroli di sekitar Pulau Poncan Gadang melintaslah kapal KM. Tanpa tanda Selar sekira GT. 07 sehingga dilakukan pengejaran. Setelah dikejar pada posisi ± 0,5 mil arah Timur dari Pulau Poncan Gadang Perairan Sibolga maka kapal KM. tanpa tanda Selar sekira GT.07 tersebut dapat dihentikan dan dilakukan pemeriksaan oleh petugas kapal patroli Polisi KP-II-2019. Saat dilakukan pemeriksaan ternyata kapal KM. tanpa Tanda Selar sekira GT.07 tersebut tidak dilengkapi dengan Dokumen yang sah yaitu tanpa SIUP (Surat Ijin Usaha Perikanan), SIPI (Surat Ijin Penangkapan Ikan) dan SPB (Surat Persetujuan Berlayar). Selanjutnya diatas kapal KM. tanpa Tanda Selar sekira GT.07 tersebut juga ditemukan ikan hasil tangkapan sebanyak ± 1 ½ (satu setengah) viber. Selanjutnya kapal KM. Tanpa tanda Selar sekira GT. 07 di ad-hock dengan dikawal menuju dermaga pelabuhan perikanan nusantara Sibolga untuk pemeriksaan lebih lanjut, setelah diinterogasi ternyata diketahui nahkoda kapal yaitu Para Terdakwa 1. SABRAN HABIB SIGALINGGING Alias BUYUNG ternyata tidak mempunyai sertifikat sebagai Nahkoda Kapal kemudian para Para Terdakwa menerangkan bahwa kapal KM. Tanpa tanda Selar sekira GT. 07 sudah beroperasi menangkap ikan di laut selama 10 (sepuluh) hari dengan menggunakan alat tangkap berupa jaring rawe dan alat pancing serta bahan peledak yang dilarang penggunaannya.

Perbuatan mereka Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 93 ayat (1) UU RI No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana;

Menimbang, bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut, Para Terdakwa menyatakan telah mengerti atas isi dan maksud surat dakwaan Penuntut Umum, serta tidak mengajukan keberatan;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya, Penuntut Umum telah mengajukan Saksi-Saksi dan Ahli sebagai berikut:

1. HARIONO, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: - Bahwa berdasarkan surat perintah patroli dari pimpinan, saksi bersama–

sama dengan rekan saksi bernama ROMYZAL TANJUNG, SH., dan RUDI KURNIAWAN, SH., melakukan patroli di wilayah perairan Sibolga pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 dan sekira pukul 01.00 Wib bertempat di posisi ± 0,5 Myl arah timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga, saksi melihat ada kapal mencurigakan tanpa lampu, KM. Tanpa Tanda Selar; - Bahwa yang melakukan pemeriksaan terhadap KM. Tanpa Tanda Selar

tersebut adalah BRIGADIR ROMYZAL TANJUNG, SH. dan BRIPTU RUDI KURNIAWAN, SH., yang menjadi Nakhoda saat itu adalah Terdakwa 1. Sabran Habib Sigalingging Alias Buyung sedangkan Terdakwa 2. Jhon Wate berperan sebagai anak buah kapal atau juru masak kapal;

(6)

6

- Bahwa benar pada saat dilakukan pemeriksaan Kapal di laut ditemukan 1 ½ (satu setengah) viber ikan campuran di dalam Kapal Motor tersebut, serta 1 (satu) set jaring pukat rawe dan alat pancing;

- Bahwa benar pada saat dilakukan pemeriksaan Kapal di laut, dokumen-dokumen atas Kapal Motor tersebut tidak ada di dalam Kapal tersebut;

- Bahwa saksi menanyakan Kapal Motor tersebut milik siapa dan dijawab oleh Terdakwa 1. Sabran Habib Sigalingging Alias Buyung bahwa pemilik Kapal Motor tersebut adalah si BATAK;

- Bahwa benar menurut pengakuan para terdakwa bahwa ikan campuran tersebut merupakan hasil penangkapan mereka setelah 10 (sepuluh) hari di Laut;

- Bahwa Para Terdakwa kami amankan setelah memeriksa kapal membawa muatan ikan dan tidak memiliki dokumen seperti SIUP, SIPI dan Surat Keterangan Kecakapan atau SKK Nahkoda / KKM;

- Bahwa menurut pengakuan Terdakwa 1. Sabran Habib Sigalingging Alias Buyung ada 4 (empat) orang Anak Buah Kapal termasuk Nakhoda Kapal yang sempat pergi ditengah laut dengan menggunakan Boat Pompong; - Terhadap keterangan Saksi diatas, Para Terdakwa memberikan pendapat

bahwa keterangan Saksi benar;

2. ROMYZAL TANJUNG, SH., dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa berdasarkan surat perintah patroli dari pimpinan, saksi bersama– sama dengan Komandan Kapal Polisi bernama HARIONO, dan rekan saksi bernama RUDI KURNIAWAN, SH., melakukan patroli di wilayah perairan Sibolga pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 dan sekira pukul 01.00 Wib bertempat di posisi ± 0,5 Myl arah timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga, saksi melihat ada kapal mencurigakan tanpa lampu, yaitu KM. Tanpa Tanda Selar;

- Bahwa yang melakukan pemeriksaan terhadap KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 tersebut adalah saksi sendiri bersama dengan BRIPTU RUDI KURNIAWAN, SH.;

- Bahwa saat dilakukan penangkapan yang menjadi Nakhoda saat itu adalah Terdakwa 1. Sabran Habib Sigalingging Alias Buyung sedangkan Terdakwa 2. Jhon Wate berperan sebagai anak buah kapal atau juru masak kapal; - Bahwa di Kapal tersebut hanya ada Para Terdakwa, tidak ada orang lain; - Bahwa benar pada saat dilakukan pemeriksaan Kapal di laut ditemukan 1 ½

(satu setengah) viber ikan campuran di dalam Kapal Motor tersebut, serta 1 (satu) set jaring pukat rawe dan alat pancing;

- Bahwa benar pada saat dilakukan pemeriksaan Kapal di laut, dokumen-dokumen atas Kapal Motor tersebut tidak ada di dalam Kapal tersebut;

- Bahwa menurut pengakuan Para Terdakwa Kapal tersebut adalah milik si BATAK;

(7)

7

- Bahwa benar menurut pengakuan para terdakwa bahwa ikan campuran tersebut merupakan hasil penangkapan mereka setelah 10 (sepuluh) hari di Laut;

- Bahwa Para Terdakwa kami amankan setelah memeriksa kapal membawa muatan ikan dan tidak memiliki dokumen seperti SIUP dan SIPI;

- Bahwa menurut pengakuan Terdakwa 1. Sabran Habib Sigalingging Alias Buyung ada 4 (empat) orang Anak Buah Kapal termasuk Nakhoda Kapal yang sebenarnya sempat pergi ditengah laut dengan menggunakan Boat Pompong;

- Terhadap keterangan Saksi diatas, Para Terdakwa memberikan pendapat bahwa keterangan Saksi benar;

3. RUDI KURNIAWAN, SH., dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa saksi bersama rekan-rekan dari Polisi Air pada Polres Kota Sibolga melakukan patroli di wilayah perairan Sibolga pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 dan sekira pukul 01.00 Wib bertempat di posisi ± 0,5 Myl arah timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga, saksi melihat ada kapal mencurigakan tanpa lampu, yaitu KM. Tanpa Tanda Selar;

- Bahwa kemudian Kapal motor kami perintahkan berhenti dan kami lakukan pemeriksaan;

- Bahwa saat dilakukan pemeriksaan terhadap kapal motor tersebut yang menjadi Nakhoda saat itu adalah Terdakwa 1. Sabran Habib Sigalingging Alias Buyung sedangkan Terdakwa 2. Jhon Wate berperan sebagai anak buah kapal atau juru masak kapal;

- Bahwa di Kapal tersebut hanya ada Para Terdakwa, tidak ada orang lain; - Bahwa benar pada saat dilakukan pemeriksaan Kapal di laut ditemukan 1 ½

(satu setengah) viber ikan campuran di dalam Kapal Motor tersebut, serta 1 (satu) set jaring pukat rawe dan alat pancing;

- Bahwa benar pada saat dilakukan pemeriksaan Kapal di laut, dokumen-dokumen atas Kapal Motor tersebut tidak ada di dalam Kapal tersebut;

- Bahwa menurut pengakuan Para Terdakwa Kapal tersebut adalah milik si BATAK;

- Bahwa benar menurut pengakuan para terdakwa bahwa ikan campuran tersebut merupakan hasil penangkapan mereka setelah 10 (sepuluh) hari di Laut;

- Bahwa Para Terdakwa kami amankan setelah memeriksa kapal membawa muatan ikan dan tidak memiliki dokumen seperti SIUP dan SIPI;

- Bahwa menurut pengakuan Terdakwa 1. Sabran Habib Sigalingging Alias Buyung ada 4 (empat) orang Anak Buah Kapal termasuk Nakhoda Kapal yang sebenarnya sempat pergi ditengah laut dengan menggunakan Boat Pompong;

(8)

8

- Terhadap keterangan Saksi diatas, Para Terdakwa memberikan pendapat bahwa keterangan Saksi benar;

4. MARWANTO, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: - Bahwa saksi adalah penyidik yang melakukan pemeriksaan kepada Para

Terdakwa di Polres Sibolga;

- Bahwa alamat Terdakwa 2. Jhon Wate yang benar adalah di Simpang Asrama, Kelurahan Sarudik, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah, bukan di Desa Mela II, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli;

- Bahwa saksi mengakui salah melakukan pengetikan berita acara pemeriksaan terkait alamat atau tempat tinggal Terdakwa 2. Jhon Wate; - Bahwa saksi menanyakan tentang ijin penangkapan ikan berupa dokumen

yang harus dimiliki oleh sebuah Kapal Penangkap Ikan kepada Para Terdakwa;

- Bahwa ikan hasil tangkapan Para Terdakwa sebanyak 800 (delapan ratus) kilogram telah dilelang, dan hasil lelangnya sejumlah Rp. 3.200.000,- (tiga juta dua ratus ribu rupiah);

- Terhadap keterangan Saksi diatas, Para Terdakwa memberikan pendapat bahwa keterangan Saksi benar;

5. MOH. SALIM, A.Pi., (Ahli), dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa Ahli telah mengikuti pendidikan PPNS Perikanan pada tahun 1994 di Megamendung Bogor (Jawa Barat) serta mengikuti pendidikan dan pelatihan kesyahbandaran tahun 1997 di Jakarta;

- Bahwa siapa saja yang telah melakukan penangkapan ikan tanpa dilengkapi Dokumen adalah dilarang dan merupakan bentuk tindak pidana;

- Bahwa Dokumen atau Surat-surat yang harus dilengkapi oleh Kapal diatas 5 GT :

1. Pas Tahunan atau Pas Kecil; 2. Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP); 3. SUrat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI); 4. Surat Layak Operasi (SLO);

5. Surat Persetujuan Berlayar;

6. Surat Keterangan Kecakapan atau SKK Nahkoda / KKM;

- Bahwa setelah memeriksa Kapal Motor KM. Tanpa Tanda Selar tersebut, GT (Gross Tonage) Kapal motor tersebut sekira Gt. 07;

- Bahwa untuk menentukan ukuran Gross Tonage suatu kapal adalah P (panjang) x L (lebar) x D (kedalaman) x Volume (0,70) x 0,25 jadi 16,53 x 3,15 x 1,20 x 0,70 x 0,25 = 10,93 Gross Tonage;

(9)

9

- Bahwa Para Terdakwa yang melakukan penangkapan ikan tandapa dilengkapi dengan dokumen-dokumen merupakan Tindak Pidana yang melanggar Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

- Bahwa melihat dari ikan-ikan yang ditangkap Para Terdakwa, ikan tersebut ditangkap dengan menggunakan bahan peledak;

Menimbang, bahwa Terdakwa I. SABRAN HABIB SIGALINGGING Als. BUYUNG di persidangan telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 dan sekira pukul 01.00 Wib bertempat di timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga Terdakwa ditangkap oleh Polisi karena tidak memiliki dokumen-dokumen kelengkapan dalam melakukan penangkapan ikan;

- Bahwa Terdakwa SABRAN HABIB SIGALINGGING Alias BUYUNG ketika di tangkap Polisi selaku Nakhoda Kapal KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 dan terdakwa 2. JHON WATE selaku Anak Buah Kapal Kapal atau Juru masak Kapal, akan tetapi Terdakwa bukan Nakhoda yang sebenarnya, Terdakwa hanya anak buah kapal;

- Bahwa benar petugas Sat Pol Air Polres Sibolga telah melakukan penangkapan pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 sekira pukul 01.00 Wib terhadap diri Terdakwa 1. SABRAN HABIB SIGALINGGING Alias BUYUNG yang saat ditangkap selaku Nakhoda Kapal KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 dan Terdakwa 2. JHON WATE selaku Anak Buah Kapal Kapal KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 bertempat di posisi + 0,5 myl arah timur dari Pulau Poncan Gadang Perairan Sibolga;

- Bahwa Terdakwa 1. SABRAN HABIB SIGALINGGING Alias BUYUNG dan teman-teman yaitu HUTABARAT Als BATAK selaku Nakhoda (utama), NUDIN selaku ABK, PARMAN selaku ABK, JHON PONAHIA selaku ABK dan Terdakwa JHON WATE selaku ABK (tukang masak) dan Terdakwa sendiri selaku ABK atau Kepala kamar mesin berlayar dari tangkahan ZTD Kota Sibolga pada hari Jumat tanggal 31 Januari 2013;

- Bahwa kami kembali pulang karena persediaan bahan makanan habis dan bahan bakar Kapal sedikit lagi habis;

- Bahwa ketika kami pulang atau sebelum ditangkap Polisi, 4 (empat) orang dari kami telah pergi ditengah laut menggunakan speed boat, Terdakwa tidak tahu kenapa mereka pergi ditengah laut;

- Bahwa Terdakwa diperintahkan membawa kapal tersebut kembali ke tangkahan;

- Bahwa Nakhoda membawa 15 (lima belas) botol bahan peledak;

- Bahwa Terdakwa menangkap ikan telah 10 (sepuluh) hari di perairan Pulau Dua Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara;

- Bahwa yang melempar botol bahan peledak ke laut adalah Nakhoda yang bernama HUTABARAT Als BATAK, kami disuruh untuk mengambil ikan yang

(10)

10

ada dipermukaan air laut, sedangkan ikan yang mati tenggelam diambil oleh ABK yang pandai menyelam;

- Bahwa Terdakwa menangkap ikan telah 10 (sepuluh) hari di perairan Pulau Dua Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara;

- Bahwa pada saat penangkapan di dalam Kapal KM. Tanpa Tanda Selar tersebut ditemukan hasil penangkapan berupa ikan campuran sebanyak 1 ½ viber atau 800 (delapan ratus) kilogram;

- Bahwa alat pancing jenis rawe dan pancing ikan kami yang gunakan untuk menangkap ikan untuk kami miliki pribadi;

- Bahwa Terdakwa diajak oleh HUTABARAT Als BATAK untuk menangkap ikan dengan perjanjian hasil tangkapan ikan bagi hasil;

Menimbang, bahwa Terdakwa II. JHON WATE di persidangan telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 dan sekira pukul 01.00 Wib bertempat di timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga Terdakwa ditangkap oleh Polisi karena tidak memiliki dokumen-dokumen kelengkapan dalam penangkapan ikan seperi izin penangkapan ikan;

- Bahwa ketika Terdakwa dan Terdakwa SABRAN HABIB SIGALINGGING Alias BUYUNG di tangkap Polisi, Terdakwa SABRAN HABIB SIGALINGGING saat itu selaku Nakhoda Kapal KM. Tanpa Tanda Selar dan Terdakwa selaku Anak Buah Kapal Kapal atau Juru masak Kapal, akan tetapi Terdakwa SABRAN HABIB SIGALINGGING bukan Nakhoda yang sebenarnya, Terdakwa SABRAN HABIB SIGALINGGING hanya anak buah kapal bagian mesin yang diperintahkan Nakhoda utama Pak Batak untuk membawa kapal kembali ke tangkahan Sibolga;

- Bahwa Nakhoda dan pemilik kapal tersebut adalah HUTABARAT Als BATAK; - Bahwa saat melakukan panangkapan ikan, yang ada dikapal tersebut

sejumlah 6 (enam) orang termasuk Terdakwa;

- Bahwa 4 (empat) orang yaitu HUTABARAT Als. BATAK, NUDIN, PARMAN, JHON PONAHIA, turun ditengah laut sebelum Terdakwa ditangkap menggunakan speed boat, sewaktu mereka pergi Terdakwa tidak mengetahui karena saat itu malam hari Terdakwa tidur;

- Bahwa kami kembali pulang karena persediaan bahan makanan habis dan bahan bakar Kapal sedikit lagi habis;

- Bahwa Nakhoda kapal Pak BATAK melemparkan botol bahan peledak ketika menangkap ikan, dan Terdakwa di perintahkan untuk mengambil ikan yang mati muncul di permukaan;

- Bahwa Terdakwa melaut telah 10 (sepuluh) hari di perairan Pulau Dua Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara sebagai tukang masak;

- Bahwa hasil penangkapa Kapal KM. Tanpa Tanda Selar berupa ikan campuran sebanyak 1 ½ viber atau 800 (delapan ratus) kilogram;

(11)

11

- Bahwa alat pancing jenis rawe dan pancing ikan digunakan ABK untuk menangkap ikan untuk miliki pribadi;

- Bahwa Terdakwa diajak oleh HUTABARAT Als BATAK untuk menangkap ikan dengan perjanjian hasil tangkapan ikan bagi hasil;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti berupa: - 1 (satu) unit Kapal Km. Tanpa tanda selar sekira GT.7;

- Seperangkat alat tangkap ikan (jenis rawe); - Seperangkat alat tangkap ikan (jenis pancing); - 1 (satu) unit satelit GPS merk Garmin;

- Uang sebanyak Rp. 3.200.000,- (tiga juta dua ratus ribu rupiah) hasil penjualan ikan campuran sebanyak 800 (delapan ratus) kilo gram;

Menimbang, bahwa seluruh barang bukti tersebut telah disita secara sah berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Sibolga dan dipersidangan telah diperlihatkan kepada Para Terdakwa dan para Saksi, dimana Para Terdakwa dan para Saksi membenarkan keberadaan barang bukti tersebut, sehinga seluruh barang bukti tersebut dapat digunakan untuk dipertimbangkan guna memperkuat pembuktian perkara ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:

- Bahwa saksi HARIONO bersama-sama dengan saksi ROMYZAL TANJUNG, SH., dan RUDI KURNIAWAN, SH., yang masing-masing adalah anggota Polisi Air pada Polres Kota Sibolga telah melakukan patroli di wilayah perairan Sibolga pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 dan sekira pukul 01.00 Wib bertempat di posisi ± 0,5 Myl arah timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga;

- Bahwa Saksi HARIONO bertindak selaku komandan pada patroli Polisi Air yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 tersebut;

- Bahwa saksi HARIONO, saksi ROMYZAL TANJUNG, SH., dan saksi RUDI KURNIAWAN, SH., melihat kapal mencurigakan tanpa lampu di posisi ± 0,5 Myl arah timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga, yaitu KM. Tanpa Tanda Selar;

- Bahwa yang melakukan pemeriksaan terhadap KM. Tanpa Tanda Selar tersebut adalah saksi ROMYZAL TANJUNG, SH. dan saksi RUDI KURNIAWAN, SH.;

- Bahwa yang menjadi Nakhoda KM. Tanpa Tanda Selar saat dilakukan pemeriksaan dan penangkapan adalah Terdakwa 1. Sabran Habib Sigalingging Alias Buyung sedangkan Terdakwa 2. Jhon Wate berperan sebagai anak buah kapal atau juru masak;

- Bahwa benar pada saat dilakukan pemeriksaan pada KM. Tanpa Tanda Selar di laut, ditemukan 1 ½ (satu setengah) viber ikan campuran di dalam Kapal Motor tersebut, dan seperangkat jaring pukat rawe serta seperangkat alat pancing;

(12)

12

- Bahwa pada saat Para saksi melakukan pemeriksaan KM. Tanpa Tanda Selar di laut, Para Terdakwa menerangkan KM. Tanpa Tanda Selar tidak memiliki atau tidak dilengkapi dengan dokumen-dokumen seperti SIUP, SIPI dan Surat Keterangan Kecakapan Nahkoda;

- Bahwa pemilik sekaligus Nakhoda KM. Tanpa Tanda Selar tersebut adalah HUTABARAT Als. BATAK;

- Bahwa Para Terdakwa telah melakukan kegiatan penangkapan ikan selama 10 (sepuluh) hari di perairan Pulau Dua Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara;

- Bahwa KM. Tanpa Tanda Selar berangkat dari tangkahan ZTD Kota Sibolga pada hari Jumat tanggal 31 Januari 2013, dengan personil 6 (enam) orang masing-masing; Terdakwa 1. SABRAN HABIB SIGALINGGING Alias BUYUNG selaku ABK/Kepala kamar mesin, HUTABARAT Als BATAK selaku Nakhoda (utama), NUDIN selaku ABK, PARMAN selaku ABK, JHON PONAHIA selaku ABK dan Terdakwa 2. JHON WATE selaku ABK/tukang masak;

- Bahwa 4 (empat) orang yaitu HUTABARAT Als BATAK, NUDIN, PARMAN, dan JHON PONAHIA sempat pergi ditengah laut dengan menggunakan Boat Pompong (spead boat) sebelum ditangkap oleh Polisi Air pada Polres Kota Sibolga (Para Saksi);

- Bahwa Para Terdakwa diajak oleh HUTABARAT Als BATAK untuk menangkap ikan dengan perjanjian hasil tangkapan ikan bagi hasil;

- Bahwa Dokumen atau Surat-surat yang harus dilengkapi oleh Kapal diatas 5 GT :

1. Pas Tahunan atau Pas Kecil; 2. Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP); 3. SUrat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI); 4. Surat Layak Operasi (SLO);

5. Surat Persetujuan Berlayar;

6. Surat Keterangan Kecakapan atau SKK Nahkoda / KKM;

- Bahwa setelah memeriksa Kapal Motor KM. Tanpa Tanda Selar tersebut, GT (Gross Tonage) Kapal motor tersebut sekira Gt. 07;

- Bahwa untuk menentukan ukuran Gross Tonage suatu kapal adalah P (panjang) x L (lebar) x D (kedalaman) x Volume (0,70) x 0,25 jadi 16,53 x 3,15 x 1,20 x 0,70 x 0,25 = 10,93 Gross Tonage;

- Bahwa ikan hasil tangkapan Para Terdakwa sebanyak 800 (delapan ratus) kilogram telah dilelang, dan hasil lelangnya sejumlah Rp. 3.200.000,- (tiga juta dua ratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas Para Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;

(13)

13

Menimbang, bahwa untuk menyatakan seseorang bersalah melakukan suatu tindak pidana, maka perbuatannya haruslah memenuhi seluruh unsur pasal yang didakwakan kepadanya dan dapat dipertanggungjawabkan;

Menimbang, bahwa Para Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan kumulatif, maka Majelis Hakim terlebih dahulu mempertimbangkan dakwaan kesatu/pertama sebagaimana diatur dalam Pasal 92 UU. RI. No. 31 Tahun 2004 tentang perikanan Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:

1. Setiap orang;

2. Dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia;

3. Melakukan usaha perikanan di bidang penangkapan, pembudidayaan, pengangkutan, pengolahan, dan pemasaran ikan;

4. Tidak memiliki SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1);

5. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau yang turut serta melakukan (secara bersama-sama);

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut:

Ad.1. Unsur Setiap Orang;

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan setiap orang dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan adalah adalah orang perseorangan atau korporasi;

Menimbang, bahwa perseroangan yang dimaksud dalam Undang-undang ini adalah siapa saja / setiap orang sebagai subjek hukum pembawa atau penyandang hak dan kewajiban dalam hubungan-hubungan hukum dan ia mampu mempertanggung jawabkan perbuatan yang dilakukanya;

Menimbang, bahwa orang dapat mempertanggung jawabkan perbuatan yang dilakukanya adalah orang yang memiliki akal/jiwa yang sehat;

Menimbang, bahwa di awal persidangan Para Terdakwa menyatakan dalam keadaan sehat dan telah menjawab identitasnya dengan baik dan benar sesuai identitas yang tercantum dalam surat dakwaan Penuntut Umum, begitu juga Para saksi menerangkan bahwa Para Terdakwa yang dihadapkan dipersidangan inilah yang mereka tangkap;

Menimbang, bahwa dari pengamatan Majelis Hakim selama berlangsungnya pemeriksaan di persidangan ternyata Para Terdakwa memiliki akal/jiwa yang sehat, karena Para Terdakwa mampu mendengar dan menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan kepadanya dengan baik, itu dipandang dari segi hukum bahwa Para Terdakwa mampu mempertanggung jawabkan perbuatan yang dilakukannya;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, maka unsur “setiap orang” telah terpenuhi secara hukum;

Ad.2. Unsur dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia;

(14)

14

Menimbang, bahwa suatu kesengajaan itu ialah berhubungan dengan sikap batin seseorang yang didakwa melakukan suatu tindak pidana. Oleh karena itu sikap batinnya tersebut harus disimpulkan dari keadaan lahir yang tampak dari luar, dengan cara mengobjektifkan adanya unsur kesengajaan tersebut dengan berpedoman pada teori ilmu pengetahuan hukum;

Menimbang, bahwa dalam ilmu pengetahuan hukum pidana tentang unsur dengan sengaja, dikenal dua teori untuk menentukan adanya unsur dengan sengaja, yaitu Teori kehendak (wills theorie) dan Teori Pengetahuan atau membayangkan (voorstilings theorie), Dalam teori menjelaskan bahwa apabila seseorang menghendaki suatu dengan sendirinya diliputi pengetahuan (gambaran), artinya seseorang untuk menghendaki sesuatu lebih dahulu sudah harus mempunyai pengetahuan, gambaran/kesadaran tentang sesuatu itu. Kehendak merupakan arah, maksud, halmana berhubungan dengan motif;

Menimbang, bahwa memperhatikan fakta persidangan, Para Terdakwa telah diajak atau dibujuk oleh Pemilik/Nakhoda KM. Tanpa tanda selar yaitu Sdr. HUTABARAT Als BATAK untuk menangkap ikan dengan perjanjian hasil tangkapan ikan bagi hasil;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta lain yaitu Para Terdakwa bersama-sama dengan HUTABARAT Als BATAK selaku Nakhoda (utama), NUDIN selaku ABK, PARMAN selaku ABK, JHON PONAHIA selaku ABK telah melakukan kegiatan penangkapan ikan selama 10 (sepuluh) hari di perairan Pulau Dua Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara dengan menggunakan KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 yang berangkat dari tangkahan ZTD Kota Sibolga pada hari Jumat tanggal 31 Januari 2013. Hal tersebut telah dipersiapkan oleh Para Terdakwa dengan 4 (empat) orang lainnya sebelum ditangkap oleh Polisi Air Sibolga (Para Saksi) pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 dan sekira pukul 01.00 Wib bertempat di posisi ± 0,5 Myl arah timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga telah berpisah/pergi dari KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 menggunakan speed boat hal tersebut dikuatkan dengan ditemukannya dari KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 seperangkat alat panjing dan ikan campuran sebanyak 1½ (satu setengah) viber ikan atau sejumlah 800 (delapan ratus) kilogram;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, maka unsur ”dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia” telah terpenuhi secara hukum;

Ad.3. Unsur melakukan usaha perikanan di bidang penangkapan, pembudidayaan, pengangkutan, pengolahan, dan pemasaran ikan;

Menimbang, bahwa terhadap unsur ini bukanlah merupakan unsur kumulatif melainkan alternatif, sehingga apabila apabila terbukti salah satu sub unsur, maka unsur tersebut telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim secara mutatis mutandis mengambil pertimbangan pada unsur kedua (Ad.2) bahwa Para Terdakwa telah menangkap ikan

(15)

15

sebanyak 1½ (satu setengah) viber ikan campuran atau sejumlah 800 (delapan ratus) kilogram yang telah dilelang dengan hasil lelang sejumlah Rp. 3.200.000,- (tiga juta dua ratus ribu rupiah) yang dijadikan barang bukti dalam persidangan ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, maka unsur ”melakukan usaha perikanan di bidang penangkapan, pengangkutan, pengolahan, ikan” telah terpenuhi secara hukum;

Ad.4. Unsur Tidak memiliki SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1); Menimbang, bahwa SIUP menurut Undang-undang ini adalah Surat Izin usaha Perikanan yang adalah izin tertulis yang harus dimiliki perusahaan perikanan untuk melakukan usaha perikanan dengan menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut;

Menimbang, bahwa pada saat Para saksi (saksi HARIONO, saksi ROMYZAL TANJUNG, SH., dan RUDI KURNIAWAN, SH.) yang telah melakukan pemeriksaan dan penangkapan KM. Tanpa Tanda Selar di wilayah perairan Sibolga pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 dan sekira pukul 01.00 Wib bertempat di posisi ± 0,5 Myl arah timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga, Para Terdakwa menerangkan KM. Tanpa Tanda Selar tidak memiliki atau tidak dilengkapi dengan dokumen-dokumen termasuk SIUP;

Menimbang, bahwa menurut ahli untuk menentukan ukuran Gross Tonage suatu kapal adalah dengan cara menghitung: P (panjang) x L (lebar) x D (kedalaman) x Volume (0,70) x 0,25 jadi 16,53 x 3,15 x 1,20 x 0,70 x 0,25 = 10,93 Gross Tonage, dengan demikian KM. Tanpa Tanda Selar yang digunakan oleh Para Terdakwa wajib memiliki atau dilengkapi dokumen atau Surat-surat antara lain: Pas Tahunan atau Pas Kecil, Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP), SUrat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI), Surat Layak Operasi (SLO), Surat Persetujuan Berlayar, dan Surat Keterangan Kecakapan atau SKK Nahkoda / KKM;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, maka unsur ” tidak memiliki SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1)” telah terpenuhi secara hukum;

Ad.5. Unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau yang turut serta melakukan (secara bersama-sama);

Menimbang, bahwa terhadap unsur ini bukanlah merupakan unsur kumulatif melainkan alternatif, sehingga apabila apabila terbukti salah satu sub unsur, maka unsur tersebut telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa dalam ajaran penyertaan terdapat “medepIegen” apabila terdapat dua orang atau Iebih melakukan tindak pidana dan terdapat kerjasama yang erat antara pelaku yang terlihat dan adanya kata sepakat (aanspraak) atau adanya

(16)

16

kerjasama yang erat dalam pelaksanaan perbuatan atau adanya pembagian hasil kejahatan;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Para Terdakwa adapun cara mereka menangkap ikan ialah dengan cara Sdr. HUTABARAT Als BATAK atau Nakhoda Utama (pemilik kapal) melempar botol bahan peledak ke laut, kemudian Para Terdakwa mengambil ikan yang ada dipermukaan air laut, sedangkan ikan yang mati tenggelam diambil oleh ABK yang diberi tugas menyelam untuk mengambil ikan, yang jumlah keseluruhan personil KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 yang digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan adalah 6 (enam) orang termasuk Para Terdakwa;

Menimbang, bahwa hal tersebut membuktikan adanya kerjasama mereka dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan;

Menimbang, bahwa Para Terdakwa menerangkan sebelum melakukan kegiatan penangkapan ikan, telah dijanjikan secara lisan oleh Sdr. HUTABARAT Als BATAK untuk menangkap ikan dengan perjanjian bahwa hasil tangkapan ikan akan dilakukan bagi hasil diantara mereka yang melakukan penangkapan ikan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, maka unsur ”secara bersama-sama” telah terpenuhi secara hukum;

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 92 UU. RI. No. 31 Tahun 2004 tentang perikanan Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP telah terpenuhi, Para Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan kesatu/pertama;

Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan Penuntut Umum disusun secara kumulatif maka selanjutnya Majelis Hakim mempertimbangkan dakwaan kedua sebagaimana diatur dalam Pasal 93 ayat (1) UU. RI. No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP., yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:

1. Setiap Orang;

2. Memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia; 3. Melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik

Indonesia dan/atau di laut lepas;

4. Tidak memiliki SIPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1);

5. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau yang turut serta melakukan(secara bersama-sama);

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut:

Ad.1. Unsur Setiap Orang;

Menimbang, bahwa oleh karena unsur ini sama dan telah dipertimbangkan dalam dakwaan kumulatif kesatu/pertama dan terbukti maka Majelis Hakim secara mutatis mutandis mengambil pertimbangan pembuktian dalam unsur tersebut sebagai pertimbangan dalam unsur setiap orang dalam dakwaan kedua ini;

(17)

17

Dengan demikian unsur ini telah terpenuhi secara hukum;

Ad.2. Unsur memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia;

Menimbang, bahwa terhadap unsur ini merupakan unsur kumulatif alternatif, sehingga apabila apabila terbukti salah satu sub unsur, maka unsur ini telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta persidangan yaitu Para Terdakwa bersama-sama dengan HUTABARAT Als BATAK selaku Nakhoda (utama), NUDIN selaku ABK, PARMAN selaku ABK, JHON PONAHIA selaku ABK telah melakukan kegiatan penangkapan ikan selama 10 (sepuluh) hari di perairan Pulau Dua Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara dengan menggunakan KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 yang berangkat dari tangkahan ZTD Kota Sibolga pada hari Jumat tanggal 31 Januari 2013. Hal tersebut telah dipersiapkan oleh Para Terdakwa dengan 4 (empat) orang lainnya sebelum ditangkap oleh Polisi Air Sibolga (Para Saksi) pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 dan sekira pukul 01.00 Wib bertempat di posisi ± 0,5 Myl arah timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga telah berpisah/pergi dari KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 menggunakan speed boat hal tersebut dikuatkan dengan ditemukannya dari KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 seperangkat alat panjing dan ikan campuran sebanyak 1½ (satu setengah) viber ikan atau sejumlah 800 (delapan ratus) kilogram;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut unsur ini telah terpenuhi secara hukum;

Ad.3. Unsur Melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia dan/atau di laut lepas;

Menimbang, bahwa berdasarkan dari keterangan Para Terdakwa maupun Para Saksi, Para Terdakwa bersama-sama dengan HUTABARAT Als BATAK selaku Nakhoda (utama), NUDIN selaku ABK, PARMAN selaku ABK, JHON PONAHIA selaku ABK telah melakukan kegiatan penangkapan ikan selama 10 (sepuluh) hari di perairan Pulau Dua Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara dengan menggunakan KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 yang berangkat dari tangkahan ZTD Kota Sibolga pada hari Jumat tanggal 31 Januari 2013. Hal tersebut telah dipersiapkan oleh Para Terdakwa dengan 4 (empat) orang lainnya sebelum ditangkap oleh Polisi Air Sibolga (Para Saksi) pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 dan sekira pukul 01.00 Wib bertempat di posisi ± 0,5 Myl arah timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut unsur telah terpenuhi secara hukum;

Ad.4. Unsur Tidak memiliki SIPI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1); Menimbang, bahwa SIPI menurut Undang-undang ini adalah Surat Izin Penangkapan Ikan yang adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan penangkapan ikan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SIUP;

(18)

18

Menimbang, bahwa pada saat Para saksi (saksi HARIONO, saksi ROMYZAL TANJUNG, SH., dan RUDI KURNIAWAN, SH.) yang telah melakukan pemeriksaan dan penangkapan KM. Tanpa Tanda Selar di wilayah perairan Sibolga pada hari Sabtu tanggal 08 Februari 2014 dan sekira pukul 01.00 Wib bertempat di posisi ± 0,5 Myl arah timur dari Pulau Poncan Gadang perairan Sibolga, Para Terdakwa menerangkan KM. Tanpa Tanda Selar tidak memiliki atau tidak dilengkapi dengan dokumen-dokumen termasuk SIUP;

Menimbang, bahwa menurut ahli untuk menentukan ukuran Gross Tonage suatu kapal adalah dengan cara menghitung: P (panjang) x L (lebar) x D (kedalaman) x Volume (0,70) x 0,25 jadi 16,53 x 3,15 x 1,20 x 0,70 x 0,25 = 10,93 Gross Tonage, dengan demikian KM. Tanpa Tanda Selar yang digunakan oleh Para Terdakwa wajib memiliki atau dilengkapi dokumen atau Surat-surat antara lain: Pas Tahunan atau Pas Kecil, Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP), SUrat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI), Surat Layak Operasi (SLO), Surat Persetujuan Berlayar, dan Surat Keterangan Kecakapan atau SKK Nahkoda / KKM;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut unsur ini telah terpenuhi secara hukum;

Ad.5. Unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau yang turut serta melakukan (secara bersama-sama);

Menimbang, bahwa terhadap unsur ini bukanlah merupakan unsur kumulatif melainkan alternatif, sehingga apabila apabila terbukti salah satu sub unsur, maka unsur tersebut telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa dalam ajaran penyertaan terdapat “medepIegen” apabila terdapat dua orang atau Iebih melakukan tindak pidana dan terdapat kerjasama yang erat antara pelaku yang terlihat dan adanya kata sepakat (aanspraak) atau adanya kerjasama yang erat dalam pelaksanaan perbuatan atau adanya pembagian hasil kejahatan;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Para Terdakwa adapun cara mereka menangkap ikan ialah dengan cara Sdr. HUTABARAT Als BATAK atau Nakhoda Utama (pemilik kapal) melempar botol bahan peledak ke laut, kemudian Para Terdakwa mengambil ikan yang ada dipermukaan air laut, sedangkan ikan yang mati tenggelam diambil oleh ABK yang diberi tugas menyelam untuk mengambil ikan, yang jumlah keseluruhan personil KM. Tanpa Tanda Selar sekira GT.7 yang digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan adalah 6 (enam) orang termasuk Para Terdakwa;

Menimbang, bahwa hal tersebut membuktikan adanya kerjasama mereka dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan;

Menimbang, bahwa Para Terdakwa menerangkan sebelum melakukan kegiatan penangkapan ikan, telah dijanjikan secara lisan oleh Sdr. HUTABARAT Als BATAK untuk menangkap ikan dengan perjanjian bahwa hasil tangkapan ikan akan dilakukan bagi hasil diantara mereka yang melakukan penangkapan ikan;

(19)

19

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, maka unsur ini telah terpenuhi secara hukum;

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 93 ayat (1) UU. RI. No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP telah terpenuhi, Para Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan kedua;

Menimbang, bahwa berdasarkan hal diatas ternyata semua Pasal dalam dakwaan telah terbukti, maka Para Terdakwa dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “secara bersama-sama melakukan usaha perikanan, pengangkutan pengolahan ikan yang tidak memiliki surat izin usaha perikanan (SIUP) dan melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia yang tidak memiliki surat izin penangkapan ikan (SIPI)”;

Menimbang, bahwa selama pemeriksaan perkara ini, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka Para Terdakwa haruslah mempertanggungjawabkan perbuatannya;

Menimbang, bahwa oleh karena Para Terdakwa mampu bertanggung jawab, maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana sesuai dengan kesalahannya;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Para Terdakwa telah dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

Menimbang, bahwa oleh karena Para Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap Para Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Para Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut;

Menimbang, bahwa barang bukti berupa:

- 1 (satu) unit Kapal Km. Tanpa tanda selar sekira GT.7;

- Uang sebanyak Rp. 3.200.000,- (tiga juta dua ratus ribu rupiah) hasil penjualan ikan hasil tangkapan KM. Tanpa tanda selar sekira GT.7 sebanyak 800 (delapan ratus) kilo gram;

- 1 (satu) unit satelit GPS merk Garmin;

yang telah dipergunakan untuk melakukan kejahatan usaha perikanan, pengangkutan pengolahan ikan dan penangkapan ikan tapa izin serta merupakan hasil dari kejahatan tersebut, dan oleh karena mempunyai nilai ekonomis, maka perlu ditetapkan agar barang bukti tersebut dirampas untuk negara. Sedangkan barang bukti berupa:

(20)

20

- Seperangkat alat tangkap ikan (jenis pancing);

karena telah dipergunakan untuk melakukan kejahatan penangkapan ikan tanpa izin dan tidak memiliki nilai ekonomis, maka perlu ditetapkan agar barang bukti tersebut dirampas untuk dimusnahkan;

Menimbang, bahwa oleh karena Para Terdakwa dijatuhi pidana, maka haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara;

Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap diri Para Terdakwa, maka perlu dipertimbangan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang meringankan Para Terdakwa;

Keadaan yang memberatkan:

 Perbuatan Para Terdakwa merusak ekosistem laut di wilayah perairan Indonesia;  Perbuatan Para Terdakwa bertentangan dengan program pemerintah dalam hal

pemberantasan aksi illegal fishing; Keadaan yang meringankan:

 Para Terdakwa belum pernah dihukum;

 Para Terdakwa bersikap sopan selama persidangan:  Para Terdakwa menyesali perbuatannya;

Memperhatikan, Pasal 92 dan Pasal 93 ayat (1) UU. RI. No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI:

1. Menyatakan Terdakwa I. SABRAN HABIB SIGALINGGING Als. BUYUNG dan Terdakwa II. JHON WATE tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Secara bersama-sama melakukan usaha perikanan, pengangkutan pengolahan ikan yang tidak memiliki surat izin usaha perikanan (SIUP) dan melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia yang tidak memiliki surat izin penangkapan ikan (SIPI)”;

2. Menjatuhkan pidana kepada Para Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara masing-masing selama 3 (tiga) tahun dan denda masing-masing sejumlah Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan masing-masing selama 3 (tiga) bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Para Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan Para Terdakwa tetap ditahan; 5. Menetapkan barang bukti berupa:

(21)

21

- Uang sejumlah Rp. 3.200.000,- (tiga juta dua ratus ribu rupiah) hasil penjualan ikan hasil tangkapan KM. Tanpa tanda selar sekira GT.7 sebanyak 800 (delapan ratus) kilogram;

- 1 (satu) unit satelit GPS merk Garmin; Dirampas untuk negara;

- Seperangkat alat tangkap ikan jenis rawe; - Seperangkat alat tangkap ikan jenis pancing; Dirampas untuk dimusnahkan;

6. Membebankan kepada Para Terdakwa membayar biaya perkara masing-masing sejumlah Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sibolga pada hari Kamis, tanggal 03 April 2014, oleh Marper Pandiangan, S.H., M.H., selaku Hakim Ketua, Justiar Ronal, S.H., dan Arief Wibowo, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan pada hari itu juga dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh L. Hutabarat, S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Sibolga, serta dihadiri oleh Futin Helena Laoli, S.H., Penuntut Umum, dan Para Terdakwa.

Hakim Anggota, Hakim Ketua,

Justiar Ronal, S.H. Marper Pandiangan, S.H., M.H.

Arief Wibowo., S.H., M.H.

Panitera Pengganti,

Referensi

Dokumen terkait

Nilai indeks kerentanan indikator kemiringan di sepanjang pantai Takalar dominan berada pada nilai tidak rentan yaitu sekitar 18 km terdapat di Desa Talatala dan Mandi

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perbandingan kinerja Reksadana Syariah Saham, Campuran dan Pendapatan Tetap

dimana parameter yang sangat berpengaruh adalah perubahan garis pantai yaitu pada wilayah tersebut terjadi abrasi sebesar 1.2 – 2.8 m/thn, kenaikan muka air laut

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah melindungi serta membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan

memenuhi tuntutan tersebut metode review sistematik dilanjutkan dengan FGD pada penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan tinjauan komprehensif, yang dapat dijadikan

Dari pengujian tersebut dapat diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan sistem untuk mengaktifkan aktuator ketika intensitas suara lebih dari 55 dB adalah 3,4 detik. Hal

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat dan karunia- Nya yang telah membimbing dan menguatkan hati penulis dalam menyusun dan menyelesaikan Skripsi yang

Pada saat itulah, PN Timah Belitong, perusahaan tempat sebagian besar orang Melayu menggantungkan periok belanganya, termasuk ayahku, perlahan kolaps.” Pada kedua