• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA BY. NY. S DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA BY. NY. S DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Dianjurkan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh: Retno Wulandari NIM. A01301806

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

iv ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA BY. NY. S DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar belakang: Nutrisi merupakan zat makanan yang diperlukan oleh manusia untuk dapat hidup. Nutrisi berperan penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit. Kekurangan asupan nutrisi dapat mengakibatkan terjadinya masalah nutrisi, mudah terkena infeksi karena menurunnya pertahanan tubuh dan akan berdampak terjadi penyakit kronis.

Tujuan umum: memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).

Pembahasan: masalah keperawatan yang muncul khususnya pada By. Ny. S yaitu ketidakefektifan pola makan bayi berhubungan dengan reflek hisap belum kuat, resiko infeksi berhubungan dengan imaturitas sistem imun.

Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ketidakefektifan pola makan bayi yaitu pemberian nutrisi kepada pasien melalui OGT. Intervensi untuk mengatasi masalah keperawatan resiko infeksi yaitu membersihkan inkubator dan mengganti popok setiap pasien BAK/BAB.

Evaluasi: diagnosa keperawatan ketidakefektifan pola makan bayi belum teratasi diharapkan perawat memberikan nutrisi sesuai kebutuhan, mengkaji kemampuan pasien dalam menghisap, resiko infeksi teratasi sebagian diharapkan perawat rutin membersihkan inkubator, mengganti popok setiap pasien BAK/BAB.

(5)

v ABSTRACK

NURSING MEETING BY NUTRITIONAL NEEDS. NY. S IN THE PERISTI HOSPITAL DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Background: Nutrients are food substances needed by human beings can live. Nutrition plays an important role in helping the process of growth and development of children and prevent various diseases. Nutrition deficiency may result in nutritional problems, are susceptible to infection because of their reduced immune defense and will impact chronic illness occurs.

general purpose: provides an overview of nursing care with problems fulfilling the nutritional needs of patients LBW (low birth weight).

discussion: nursing problems that arise, especially on By. Ny. S is the ineffectiveness associated with the baby's diet is not strong suction reflex, the risk of infection associated with the immaturity of the immune system.

Nursing actions undertaken to address the problem of ineffectiveness baby's diet is providing nutrition to patients through OGT. Interventions to address the problem of nursing risk of infection is to clean the incubator and changing every patient BAK / BAB.

Evaluation: nursing diagnoses ineffectiveness of diet is not resolved expected baby nurses provide nutrients as needed, assess the patient's ability to suck, the risk of infection is resolved portion expected to nurse the incubator routine cleaning, changing diapers each patient's bladder / bowel movements.

(6)

vi

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada BY. NY. S diruang Peristi RSUD Soedirman Kebumen.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih setulus-tulusnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama penulis menjalani studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Rasulullah Muhammad SAW. Yang telah mengantarkan umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman berilmu

2. Bapak Madkhan Anis, S.Kep,. Ns., selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

3. Bapak Sawiji Amani, S. Kep. Ns, M. Sc., selaku ketua Program Study Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

4. Ibu Eka Riyanti, M. Kep, Sp, Kep. Mat selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dengan bijaksana hingga KTI ini terwujud

5. Sri Abdi Lestari, S. Kep selaku penguji pada ujian komprehensif diruang Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen

6. Kedua orang tuaku, kakakku dan keluargaku yang telah memberikan dukungan baik moril, materil dan spiritual serta menjaga kedewasaan berfikir dan bertindak

(7)

vii

tulis ilmiah ini bermanfaat. Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Gombong, 19 Juli 2014 Retno Wulandari

(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan penulisan ... 4

C. Manfaat Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi ... 6

B. Inovasi Keperawatan ... 11

BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian ... 20

B. Analisa data ... 23

C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi ... 24

BAB IV PEMBAHASAN A. Asuhan Keperawatan ... 31

B. Inovasi Tindakan Keperawatan ... 37

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA

(9)

ix

Tabel 2.1: Indikator awal intervensi keperawatan diagnosa ketidakefektifan pola makan bayi

Tabel 2.2: Indikator tujuan intervensi keperawatan diagnosa ketidakefektifan pola makan bayi

Tabel 2.3: Distribusi Perawatan Bayi ASI dan susu Formula Menurut Kategori Berat Badan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2011-2014

Tabel 2.4: Distribusi rata-rata perubahan ukuran Berat badan (gram) neonatus setiap minggu berdasarkan jenis nutrisi yang diberikan kepada neonatus di RSUD Al- ihsan Provinsi Jawa Barat

Tabel 3.1: Indikator awal dan tujuan intervensi keperawatan diagnosa ketidakefektifan pola makan bayi

Tabel 3.2: Indikator awal intervensi keperawatan diagnosa resiko infeksi Tabel 3.3: Indikator tujuan intervensi keperawatan diagnosa resiko infeksi

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi (Kosim dkk, 2010). Masalah yang mungkin ditemukan pada BBLR diantaranya keadaan umum bayi yang tidak stabil, henti nafas, inkoordinasi reflek menghisap dan menelan, serta kurang baiknya kontrol fungsi motorik oral, sehingga beresiko mengalami kekurangan gizi. Kekurangan gizi ini diantaranya disebabkan oleh meningkatnya kecepatan pertumbuhan, serta semakin tingginya kebutuhan metabolisme, cadangan energi yang tidak mencukupi, sistem fisiologi tubuh yang belum sempurna, atau karena bayi dalam keadaan sakit (Suradi dkk, 2010).

Kekurangan asupan nutrisi pada anak beresiko terjadi masalah nutrisi (kekurangan vitamin, seng, yodium dan zat besi), menurunnya pertahanan tubuh seperti anak mudah terkena infeksi dan akan berdampak terjadi penyakit kronis (Tinkew, 2014). Keadaan kekuranan nutrisi juga menyebabkan terganggunya proses pertumbuhan, produksi tenaga, berkurangnya pembentukan struktur dan fungsi otak sehingga anak cenderung menunjukkan perilaku tidak tenang, mudah cengeng dan mudah tersinggung serta apatis (Almatsier, 2009).

Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran didunia dengan batasan 3,3-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Secara statistic menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan dinegara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2.500 gram (WHO, 2007).

(11)

Sasaran Milleneum Development Goals (MDG’s) sampai dengan tahun 2015 adalah mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup dari 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab AKB salah satunya adalah Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR). BBLR pada hasil observasi epidemiologi yang membuktikan bahwa bayi lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram mempunyai kontribusi terhadap kesehatan yang buruk. Angka kejadian dan angka kematian BBLR akibat komplikasi seperti asfiksia, Infeksi, Hipotermia, Hiperbilirubin masih tinggi. (DEPKES RI, 2007).

Faktor-faktor penyebab BBLR merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui proses yang berlangsung selama dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi BBLR adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kunjungan antenatal care, kadar Hb ibu hamil dan nerat badan ibu selama hamil, paritas, jarak kehamilan, ukuran LILA, dan umur, sementara faktor eksternal meliputi lingkungan, sosial, ekonomi (Yayan Akhyar Israr, 2008). Status gizi kurang pada ibu hamil dapat disebabkan oleh masalah gizi yang dialaminya. Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil yaitu Kurang Energi Kronik (KEK) dan anemia gizi.

KEK pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan risiko BBLR. Status gizi ibu selama hamil dapat ditentukan dengan memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur LILA dan mengukur kadar Hb ibu hamil. Kadar Hb ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Hasil pemeriksaan kadar Hb dengan ahli dapat digolongkan menjadi empat yaitu, 9-10gr% anemia ringan, 7-8gr% anemia sedang, < 7gr% anemia berat. Bahaya terhadap janin sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan

(12)

perkembangan janin dalam rahim sehingga dapat menyebabkan BBLR (Manuaba, 2010).

Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9-30%, hasil studi di tujuh daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1%-17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5% (Yayan Akhyar Israr, 2008). Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang tinggi menunjukkan bahwa kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat itu masih rendah. Untuk itu diperlukan upaya untuk menurunkan angka kejadian BBLR agar kualitas kesehatan dan kesejahteraan menjadi meningkat. Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Berat bayi lahir yang normal adalah antara 2.500-4.000 gram, dan bila di bawah atau kurang dari 2.500 gram dikatakan BBLR. Kejadian BBLR ini bisa dicegah bila kita mengetahui faktor-faktor penyebabnya.

Pada umumnya BBLR terjadi pada primipara yang sangat muda. Kemudian kejadian ini meningkat lagi pada anak keempat dan seterusnya. Semakin banyak anak semakin pendek jarak kehamilan maka resiko mendapatkan bayi dengan berat lahir rendah semakin meningkat. Seorang ibu memerlukan waktu dua tahun antara kehamilan agar pulih secara fisiologik dari persalinan dan mempersiapkan diri untuk hamil berikutnya (Manuaba, 2010).

Angka kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 10,34 per 100 kelahiran hidup, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 10,62 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target

Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17 per

1000 kelahiran hidup maka angka kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sudah cukup baik karena telah melampaui target sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Dinkes Prov Jateng),2011).

(13)

AKB di Kabupaten Kebumen tahun 2011 adalah 187 orang dari 21.297 kelahiran hidup, hal ini cukup baik dibandingkan dengan tahun 2010 yang berjumlah 231 orang dari 21.297 kelahiran hidup. Penyebab AKB di Kabupaten Kebumen tahun 2011 adalah BBLR 31%, asfiksia 14%, kelainan kongenital 11% dan lain-lain 44% (Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen (Dinkes Kab Kebumen), 2011).

Dari banyaknya kasus angka kematian bayi yang disebabkan oleh BBLR serta dampak yang diakibatkan dari BBLR apabila tidak ditangani dengan tepat, maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien By. Ny. S di ruang peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen dengan nutrisi.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada By. Ny. S di Ruang Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pemenuhan nutrisi pada pasien pada BBLR diruang Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen. b. Mampu melakukan analisa data yang meliputi data fokus (data

subjektif dan objektif) untuk kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada BBLR diruang Peristi RSUD Dr.Soedirman Kebumen.

c. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada BBLR diruang Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

d. Mempu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada BBLR diruang Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

(14)

e. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada BBLR diruang Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

f. Mampu mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah dilakukan pada pasien pemenuhan kebutuhan nutrisi pada BBLR diruang Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen

g. Mampu menganalisis tindakan dengan pendekatan teori maupun jurnal ilmiah.

C. Manfaat penulisan

1. Manfaat Keilmuan a. Bagi mahasiswa

Mahasiswa mempunyai wawasan baru tentang pasien dengan masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan BBLR dan sebagai pembelajaran bagi mahasiswa.

2. Manfaat Aplikatif a. Bagi rumah sakit

Hasil karya tulis ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi karya tulis bagi pihak rumah sakit tentang asuhan keperawatan khususnya pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi. b. Bagi klien dan keluarga

Memeberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi dan memberikan informasi kepada keluarga tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Bowling TE& Cliff B.(2008) “The effects of bolus and continuous

nasogastric feeding on gastro-oesophageal reflux and gastric emptying in healthy volunteers: a randominset three-way crossover pilot study”. Nottingham: Nottingham university.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Dinkes Prov Jateng). (2011).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2011. Available on:

http://related:www.depkes.go.id/resources///download/profil/PRO FIL KES PROV 2011/P.Profil.Jateng 2011.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen (Dinkes Kab Kebumen). (2011).

Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen 2011. Available on:

http://related:www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROF IL_KOTA_2011/P.JATENG _Kebumen2011.

Farrington M, Lang S et al. (2009). Nasogastric tube placement

verification in pediatric and neonatal patient. Diambil dari CNE

continuing nursing education series, pediatric nursing. January-February 2009 vol 35 no 1 http://web.ebscohost.com.

Hermandt & k,2015. Diagnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi. Jakarta: EGC

Hidayat, A. (2008). Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan

kebidanan. Jakarta: Salemba Medik

Judarwanto, W., (2006). Pemilihan susu formula terbaik bagi bayi. Jakarta: Pusat data informasi Persatuan Rumah Sakit Indonesia Kosim, M. S., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G.I., Usman, A. (2010)

Buku ajar neonatologi. Jakarta: IDA

Kurniali, P., & Abikusno, N. (2007). Memilih dan menentukan makanan

terbaik untuk hidup lebih sehat. Jakarta: PT Elex media

komputindo

Lindseth, G. N. (2006). “Gangguan Lambung dan Duodenum”. Dalam: Price, S. A., Wilson, L. M. (2006). “Patofisiologi Konsep Klinis

Proses-proses Penyakit”. Edisi 6, Volume 1, Terjemahan B. U.

Pendit,et.al.Jakarta:EGC.

Manuaba, IBG.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan Dan KB Untuk

Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Munasir, Z., dan Murniati., (2011). Air susu ibu dan kekebalan tubuh. Jakarta:IDAI

Muttathi’in, K.2011. Perbedaan Pertambahan Berat Badan Bayi Usia 4-6

bulan yang diberikan ASI eksklusif dan susu formula di wilayah

kerja Puskesmas Kartosura dan Gatak Kabupaten

Sukorharjo.Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Meret. Surakarta: EGC

(16)

Peter S, Gill F (2008). Development of a clinical practice guidline for

testing nasogastric placement: Wiley Periodical, Inc

Perry&Potter.(2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4,

Volume 2. Jakarta: EGC

Supariasa, 2008. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta: EGC.

Suradi, R., Hegar, B., Partiwi, I.G., Marzuki, A. N., Ananta, Y. (2010)

Indonesia menyusui. Jakarta: IDAI

Susanti, Hasanah dan Utami. 2013. Perbandingan Kenaikan Berat Badan

BBLR yang diberi ASI dan Susu Formula Pada Dua Minggu Pertama Rawatan. Riau: Ilmu Keperawatan UNRI

Wardhani, Kristina. 2009. Analisa Perbandingan Peningkatan Berat

Badan Pada Bayi BBLR yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula Khusus BBLR Pada BBLR Usia 0-2 minggu di Ruang Peristi RS Panti Wilasa Citarum Semarang: Semarang: Ilmu

Keperawatan FK UNDIP

Wiryana 2007. Nutrisi Pada Penderita Sakit Kritis. Jurnal Penyakit

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)

Referensi

Dokumen terkait

Subjek cukup grogi pada saat wawancara pertama dimulai. Ia mengaku agak stres sehingga menggigiti kuku jari tangannya. Hal ini terjadi karena ini adalah kali pertama ia

Global Global Global Global Warming Warming Warming Warming!. The The The The Effects Effects Effects

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, dengan segala kebesaran dan keagungan-Nya, dengan segala rahmat dan petunjuk yang telah diberikan kepada penulis,

-Menempatkan bahan berbahaya di tempat yang aman, rapi, dan terlindung -Penyimpanan bahan berbahaya terpisah dari peralatan dan bahan baku -Penggunaan bahan racun tidak

INTAN CILACAP ” di susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Dalam praktik yang sering digunakan adalah metode yang pertama atau laba /rugi kantor agen tidak dipisahkan dengan laba atau rugi Kantor Pusat.. Penjelasan dari ke dua metode

‘Prinsip Konteks Keberlanjutan’ kami terapkan dengan memperluas pengungkapan dengan memperhatikan luasan dampak bisnis Perseroan hingga ke cakupan nasional dan isu

Tabel 3.8 Daftar Barang Seni di Ruang Display Pasar Seni Tradisional di Jepara. Tabel 3.9 Daftar Kebutuhan Luas Ruang Pasar Seni Tradisional