MARIA VENSENSIA(14021102036)
Sejarah Arsitektur II
Kenzo Tange
PETA KONSEP
Biograf
Konsep
Desain
Aplikasi
pada
Bangunan
Kenzō Tange (
丹下 健
三 ) adalah seorang arsitek
yang lahir di Imabari, Jepang
Selatan, pada tanggal 4
September 1913. Tange
merupakan salah satu arsitek
penting abad 20, yang
menggabungkan gaya
tradisional Jepang dan
modernisme dalam
Pada tahun 1935 dia memulai belajar dalam
bidang arsitektur di “Department of
Architecture” di University of Tokyo, yang
diselesaikannya pada tahun 1938. Ia merupakan
pemenang Pritzker Prize for architecture tahun
1987.
Kenzo Tange pernah bekerja pada Le Corbusier pada tahun
1935-an, masa di mana arsitektur International Style,
kubisme, fungsionalisme, sedang berkembang dan nantinya
berpengaruh terhadap rancangan-rancangan karya Tange.
Pada karya-karya awal yang dihasilkan Kenzo Tange yaitu
menggabungkan modernisme dengan arsitektur tradisional
Jepang. Di akhir tahun 1960-an, beliau menghilangkan
regionalisme dan berubah ke International Style. Melalui
ide-idenya yang universal tanpa menghilangkan kandungan
KONSEP ATAU TEORI
INTERNATIONAL STYLE
Radikal terhadap penyederhanaan bentuk, penolakan
terhadap ornamen
Transparansi konstruksi (ekspresi jujur struktur) Penggunaan sistem pabrikasi
Menggunaakan bentuk-bentuk geometri Bentuk kubus sederhana segi empat Jendela tersusun secara horisontal Bentuk mengikuti fungsi
KUBISM
Penekanan aspek tiga dimensi (kubus berasal dari 6 bidang bujur
sangkar)
Konsep Kenzo Tange dalam menghasilkan sebuah karya adalah merancang bangunan yang modern dengan tetap memiliki unsur tradisional Jepang. Menurut Tange terdapat persamaan karakter antara arsitektur modern dan arsitektur tradisional Jepang, yaitu
kesederhanaan, standarisasi, keterbukaan, keruangan, dan
kehampaan. Kekhasan dari karya Tange adalah selain mengakar ke tradisi Jepang,juga mengakar ke Agama yang banyak dianut
masyarakat Jepang yaitu Shinto dan Budha yang mengacu pada bangunan sederhana dengan gaya-gaya modern yang didominasi oleh para arsitek Eropa Barat.
Rumah Tradisional Jepang
Dinding-dinding rumah
Jepang cenderung polos
dengan garis-haris
geometrik. Dinding dibangun
tipis, nyaris tidak bermateri.
Bahkan kertas pun masih
dipakai untuk
dinding-dinding ruangan. Tidak aman
memang dan sangat dingin
di musim salju, tetapi ini
dibuat untuk membuat
penghuninya tetap menyatu
dengan alam.
Dinding-dinding, lantai, dan
langit-langit dibiarkan polos tanpa
hiasan apapun. Satu-satunya
hiasan hanyalah permainan
garis-garis dan kotak-kotak
lurus.
Ornamen Bangunan
Ia juga mengambil arsitektur kuil Shinto dan Buddha
sebagai bentuk kesederhanaan dan kealamiaannya.
Konsep keindahannya terlihat dari kesederhanaan,
keselarasan, dan keseimbangan yang menjadi
inspirasi pada bidang bangunan.
Konsep perancangan
arsitektur Kenzo Tange
banyak sekali dipengaruhi
oleh para arsitek Eropa Barat,
khusunya Le Corbusier. Ciri
arsitektur Jepang dapat
dilihat dari bentuk kerpolosan
bidang, tidak ada hiasan,
Bentuk Bangunan
Shizuoka Press and Broadcasting Center (1967)
Kenzō Tange's own house (1953)
Yoyogi National Gymnasium (1964)
Desain bangunan Kenzo Tange pada umumnya
menggunakan bentuk-bentuk geometri sederhana, seperti
kubus, balok, yang dipadu padankan dengan sedikit
Jendela/bukaan
Karya Tange yang bergaya Internasional
ditunjukkan pada desain jendela/bukaan
bangunannya yang tersusun membentuk
suatu garis beraturan.
Sistem
Pabrikasi
Tange menerapkan dalam karyanya
dengan cara menonjolkan elemen
konstruksi yang sekaligus berfungsi
estetik. Elemen beton dan kayu
sebagai sistem struktur sama-sama
diekspose. Kontras antara
permukaan beton yang kasar dan
permukaan balok vertikal yang
halus, juga bidang halus putih dan
kaca yang berwarna gelap
menjadikan tampak yang
mengesankan. Dalam beberapa
karya, misalnya Prefecture Office
Kagawa di Takamatsu, balok dan
kolom beton diekspos seperti dari
kayu. Ujung balok induk dan balok
anak yang menyangga pelat lantai
koridor luar ditonjolkan seolah
rusuk bawah atap yang berderet
pada rumah tradisional
Jepang. Permukaan kolom dan
balok beton diselimuti dengan kayu
bertekstur kasar, dan bidang
pengisi antara balok-balok besar itu
disusun kayu-kayu bertekstur halus
dan merupakan bahan yang ringan.
Bagian Timur Prefecture Office Kagawa Taman di Prefectur e Office Kagawa
Interior Kagawa Prefecture, balok dan kolom beton diekspos dengan diselimuti kayu. Jendela dibuat seperti di rumah tradisional Jepang
APLIKASI KONSEP ATAU TEORI
HIROSHIMA PEACE CENTER
Hiroshima PeaceCenter adalah Monumen untuk
memperingati
jatuhnya bom atom di Hiroshima sehingga
didalam
perancangnnya dipadukan juga aspek
arsitektur tradisonal Jepang . Hiroshima Peace Center adalah Monumen untuk memperingati
jatuhnya bom atom di Hiroshima sehingga
didalam
perancangnnya dipadukan juga aspek
arsitektur tradisonal Jepang .
Awal karir Kenzo Tange dimulai dengan kemenangannya atas sayembara perancangan Hiroshima Peace Center yang menjadi bangunan
pertamanya, kemudian ia membuka kantor arsitek sendiri. Hiroshima Peace Center Terdiri dari 3 elem utam utama, yaitu ;
Pelengkung sederhana Museum
Denah Hiroshima Peace Center
Legenda :
Peace Memorial ( titik jajuhnya bom ) Museum
Reruntuhan Gedung (dilestarikan) Community Center Aspek tradisonal yang cukup menonjol pada denah “Hiroshima Peace Center” adalah kesederhanaan dari bentuk unit tata
unit. Aspek tradisonal yang cukup menonjol pada denah “Hiroshima Peace Center” adalah kesederhanaan dari bentuk unit tata
unit. Fungsionalisme tercermin dari denah yaitu penentangan terhadap pola simetris Fungsionalisme tercermin dari denah yaitu penentangan terhadap pola simetris
Menyatunya ruang luar dengan adanya bidang - bidang kaca tersebut sehingga pengunjung dapat melihat sekelililng termasuk reruntuhan dan titik dimana bom jatuh merupakan penerapan konsep Cubism yang juga merupakan penerapan konsep dari arsitektur Jepang .
Menyatunya ruang luar dengan adanya bidang - bidang kaca tersebut sehingga pengunjung dapat melihat sekelililng termasuk reruntuhan dan titik dimana bom jatuh merupakan penerapan konsep Cubism yang juga merupakan penerapan konsep dari arsitektur Jepang .
Elemen – Elemen Pada Bangunan
Penggunaan bentuk Geometris dapat dilihat dari Peace Monumen yang menggukan
bentuk pelengkung berpenampang hiperbola mengatapi titik dimana bom
jatuh
Penggunaan bentuk Geometris dapat dilihat dari Peace Monumen yang menggukan
bentuk pelengkung berpenampang hiperbola mengatapi titik dimana bom
jatuh
Sistem pabrikasi pada bagian ini ialah material
dari pelengkung yaitu beton bertulang Sistem pabrikasi pada bagian ini ialah material
dari pelengkung yaitu beton bertulang
2. Museum
Pengaruh dari konsep arsitektur modern “Cubism” dan “Lima butir arsitektur baru” dapat dilihat pada denah dari museum ini
berbentuk segi empat , beratap datar dan berdiri di atas kolong (seperti beberapa karya Corbusier) , penonjolan elemen bangunan
(kolom balok) disusun dalam komposisi garis dan bidang – bidang selaras .
Pengaruh dari konsep arsitektur modern “Cubism” dan “Lima butir arsitektur baru” dapat dilihat pada denah dari museum ini
berbentuk segi empat , beratap datar dan berdiri di atas kolong (seperti beberapa karya Corbusier) , penonjolan elemen bangunan
(kolom balok) disusun dalam komposisi garis dan bidang – bidang selaras .
Aplikasi dari Gaya International dapat dilihat dari miskinnya ornamen, penggunaan material kaca transparasi konstruksi, bertingkat , bentuk
penyiku bangunan dan susunan bukaan secara horisontal .
Aplikasi dari Gaya International dapat dilihat dari miskinnya ornamen, penggunaan material kaca transparasi konstruksi, bertingkat , bentuk
3. Community Center
Aplikasi dari Gaya International dapat dilihat dari miskinnya ornamen, penggunaan material kaca (Bagian bawahnya dikelilingi oleh teras dengan bidang kaca
diantara teras dengan ruang dalam seperti pada
“Villa Savoya” . ) transparasi konstruksi, bertingkat , bentuk penyiku bangunan dan susunan bukaan secara horisontal .
Aplikasi dari Gaya International dapat dilihat dari miskinnya ornamen, penggunaan material kaca (Bagian bawahnya dikelilingi oleh teras dengan bidang kaca
diantara teras dengan ruang dalam seperti pada
“Villa Savoya” . ) transparasi konstruksi, bertingkat , bentuk penyiku bangunan dan susunan bukaan secara horisontal .
Cubism tercermin dari dinamika fasad dan penonjolan kolom pada
bangunan .
Cubism tercermin dari dinamika fasad dan penonjolan kolom pada
Arsitektur Museum dan Community Center mendapat
pengaruh dari konsep modern ‘cubism’ termasuk “5 butir
dalam arsitektur baru” karya Le Corbusier;
1. Pemakaian bentuk dinding dan jendela yang bebas
2. Unit bangunan diangkat ke atas dengan kolom)
3. penggunaan atap datar
4. tembok sebagai pembatas ruang saja, bukan menjadi
elemen struktur
TOKYO METROPOLITAN GOVERNMENT OFFICES
Bangunan ini merupakan
proyeknya yang ketiga, yang
merupakan paduan dari konsep
“5 butir dalam arsitektur baru”
Le Corbusier dengan arsitektur
tradisional Jepang.
YAMANASHI COMMUNICATION CENTER,
JEPANG
pada atapnya yang
datar dan juga adanya
kolong-kolong.
Dipadukan dengan
sentuhan tradisional
Jepang, dilihat dari tidak
adanya elemen hiasan
selain bagian konstruksi
balok yang ditonjolkan
(expose) seperti
konstruksi kayu.
Hasil kolaborasi antara Kenzo Tange dan Masao Arai ini juga
menampilkan arsitektur modern ‘kubisme’, terlihat
Ciri seni dan arsitektur
Jepang lebih menonjol
dibandingkan
modernisme, terlihat
dari balok dan kolom
beton yang di-exposed
seperti dari kayu.
Sedangkan dari tampak
luarnya, mengadaptasi
gaya modern dari
konsep “5 butir dalam
arsitektur baru”.
Balok dan kolom beton
diekspos seperti dari
Aplikasi Konsep atau Teori pada Karya -
karya Lain Kenzo Tange
Arsitektur Yoyogi
National Gymnasium Tokyo merupakan hasil dari perpaduan
kekuatan, keindahan bentuk, fungsi
ekonomis, fungsi ruang dan sistem struktur.
Yoyogi National Gymnasium
1.
Kolom super struktur dari
beton
2.
Celah kabel-kabel dengan
kaca untuk memasukkan
cahaya alam
3.
Atap “tenda” beton
4.Kabel
5.
Angker
6.
Tempat duduk
7.
Kolam terjun indah
8.Kolam renang
FUJI TELEVISION BUILDING, ODAIBA
Dengan tinggi 32 meter dan bola besar berwarna perak
seberat 1.200 ton, menyampaikan gaya arsitektur