• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERBAGI PENGALAMAN 05. Panduan Pelaksanaan SHORT COURSE ILMU AKTUARIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERBAGI PENGALAMAN 05. Panduan Pelaksanaan SHORT COURSE ILMU AKTUARIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BERBAGI PENGALAMAN

05

Panduan Pelaksanaan

SHORT COURSE

ILMU AKTUARIA

(2)

Short Course atau Kursus Singkat Ilmu Aktuaria merupakan bagian dari Program Peningkatan Kapasitas Dosen Ilmu Aktuaria. Short Course yang dilaksanakan oleh READI merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara intensif selama waktu lima hari yang dibagi dalam beberapa seri pelatihan dengan topik yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta.

Short Course secara khusus ditujukan bagi dosen ilmu aktuaria yang secara spesifik untuk pendalaman materi-materi Ilmu ktuaria dengan referensi terbaru yang dapat mem. Beberapa materi yang pernah disampaikan dalam SC oleh READI adalah Financial Mathematics, Risk Theory, Loss Models, Financial Engineering, Predictive Analytics and Big Data.

UMUM

(3)

Pelaksanaan Short Course Aktuaria membutuhkan kolaborasi berbagai pihak untuk mencapai tujuan yang dihadapkan. Para pihak yang perlu dilibatkan antara lain:

KOLABORASI

PARA PIHAK

Perguruan Tinggi

READI menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi yang mempunyai program studi atau peminatan ilmu aktuaria karena target peserta short course adalah dosen pengajar pada program studi tersebut. Kerja sama juga dijalin dengan perguruan tinggi yang mempunyai akademisi berpengalaman di bidang ilmu aktuaria untuk menjadi instruktur atau pelatih pada short course. Selain sebagai akademisi, mereka juga adalah praktisi yang mempunyai keahlian sesuai topik yang disampaikan dalam short course.

1

2

Regulator Bidang Keuangan

Selain dosen, peserta short course adalah staf dari regulator bidang keuangan dan profesi keuangan yaitu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) Kementerian Keuangan. Keterlibatan mereka dalam short course dalam rangka memperkuat kapasitas staf yang bekerja di bidang aktuaria.

3

Persatuan Aktuaris Indonesia

Selaku penyelenggara sertifikasi profesi aktuaris tunggal di Indonesia, PAI merumuskan materi-materi ujian profesi. Kerja sama dengan PAI penting dilakukan untuk memastikan materi yang diberikan pada short course sejalan dengan materi ujian profesi aktuaris, sehingga para dosen dapat mempersiapkan mahasiswanya dengan lebih baik untuk memahami materi-materi tersebut. Short course diharapkan dapat memperkuat pemahaman para dosen tentang materi-materi yang diujikan dalam ujian profesi oleh PAI.

KES TARAAN

G NDER

E

Pengarusutamaan kesetaraan gender dilakukan dengan memberikan afirmasi bagi peserta yang memiliki kebutuhan khusus, misalnya peserta perempuan yang memiliki anak dan menyusui, maka akan memperoleh hak untuk membawa pendamping . READI menfasilitasi peserta dan pendampingnya demi memastikan kenyamanan dan efektifitas peserta dalam menyerap materi short course.

(4)

LANGKAH-LANGKAH

PELAKSANAAN

Tahap Persiapan

Berikut adalah hal-hal yang READI Project persiapkan sebelum pelaksanaan Short Course:

1. Pemilihan materi

Dasar pemilihan materi yang akan diberikan pada short course adalah kebutuhan untuk mempersiapkan mahasiswa/lulusan untuk menjadi seorang aktuaris dengan referensi materi terbaru. Dengan demikian, para dosen peserta short course dapat mengajarkan materi tersebut dalam kelas-kelas yang mereka ampu. Setelah memetakan kebutuhan,

tujuan short course ditetapkan untuk menjadi target kegiatan.

2. Pemilihan peserta

Mengingat materi short course sangat spesifik, peserta yang tepat dan sesuai dengan bidang sangat direkomendasikan. Dalam melaksanakan short course, READI memastikan

inklusivitas pada kebutuhan peserta dengan cermat, khususnya kepada peserta yang

berkebutuhan khusus, atau peserta perempuan yang memiliki anak dan menyusui. Mereka harus disediakan pendamping khusus atau ketersediaan pendukungan sehingga mereka mampu mengikuti kegiatan secara efektif, nyaman, dan maksimal.

3. Pemilihan instruktur/pelatih

READI selalu berusaha untuk menyediakan Instruktur/Pelatih yang efektif dan sesuai

antara bidang/keahlian yang dibutuhkan. READI sangat mendorong para instruktur untuk mempergunakan teknik dan media ajar yang efektif, serta memperhatikan kondisi peserta

agar lebih aktif dalam berpartisipasi dalam diskusi. 4. Penjadwalan kegiatan

Pelaksanaan short course dijadwalkan pada waktu yang tepat, dengan berkonsultasi pada pihak universitas.

5. Pengaturan akomodasi dan logistik

Short course perlu dilaksanakan di tempat yang tepat dan fasilitas memadai sehingga peserta bisa fokus pada target kursus. Usahakan tempat pelatihan dan penginapan ada di lokasi yang sama. Bila tidak memungkinkan maka panitia menyediakan transportasi menuju ke tempat pelatihan dan kembali ke penginapan untuk semua peserta dan instruktur serta memastikan semuanya berjalan sesuai tepat waktu sehingga tidak mengganggu waktu kursus. Materi cetak dan bahan bacaan yang akan dibagikan kepada peserta sebaiknya sudah dikirimkan sebelum pelaksanaan kursus sehingga peserta mempunyai kesempatan untuk mempelajarinya. Logistik pelaksanaan short course dikoordinasikan kepada instruktur, peserta, dan pengelola ruang pelatihan. Misalnya, materi kursus tentang Big Data, instruktur mesnyaratkan peserta membawa laptop mereka yang sudah di-install aplikasi data processing. Hal ini harus diketahui peserta, dan tim pelaksana juga harus memastikan ketersediaan jaringan listrik dan internet yang memadai.

6. Koordinasi tim pelaksana

Pelaksanaan short course memerlukan tim yang solid dan handal. Tim ini berkoordinasi secara intensif dengan instruktur/pelatih, peserta, pengelola tempat pelatihan, bahkan hingga catering bilamana kegiatan dilaksanakan di kampus.

(5)

Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan Short Course:

1. Orientasi desain dan pelaksanaan pelatihan diberikan kepada peserta agar mobilitas peserta tidak terganggu, atau dalam situasi darurat semua pergerakan evakuasi dapat berjaan lancar. Orientasi memerlukan waktu yang singkat, namun sangat diperlukan. Materi orientasi meliputi aturan/kontrak pelatihan, situasi ruang (toilet, tempat ibadah, jalur evakuasi), ketersediaan obat P3K, serta jadwal kegiatan.

2. Pengelolaan sesi-sesi dalam kursus harus mengikuti jadwal yang sudah ditentukan. Sehingga semua pihak, mulai dari panitia, instruktur, peserta, pengelola ruang, hingga kateriing harus mengacu pada jadwal yang sama, dan berkomitmen memenuhi tuntutan jadwal tersebut. Kekurangan waktu sering ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal.

3. Mengingat kursus ilmu Aktuaria memerlukan konsentrasi yang tinggi, kegiatan hanya dilaksanakan maksimal 8 jam per hari, dan tidak ad akelas malam. Hal ini mempermudah intruktur dan peserta untuk tetap pada stamina dan konsentrasi yang tinggi pada saa sesi-sesi kursus.

Tahap Evaluasi Kegiatan

Setiap kegiatan SC, Evaluasi program selalu dipersiapkan untuk menilai efektifitas kegiatan,

relevansi materi, dan konfidensi peserta untuk menerapkannya di kelas. Evaluasi hal yang sangat penting untuk setiap kursus, untuk mengetahui apakah tujuan pelatihan sudah tercapai.

Evaluasi SC dilakukan untuk melihat efektifitas pelatihan, relevansi materi, dan konfidensi peserta untuk menerapkan materi kursus. Efektifitas kursus diarahkan pada pertanyaan-pertanyaan terkait apakah instruktur punya kapasitas yang diperlukan, apakah metode yang digunakan sudah efektif, apakah jadwal sudah memadai, apakah ruang pelatihan dan logistik sudah terpenuhi, dan pertanyaan lain terkait pengelolaan kegiatan.

Relevansi materi pelatihan harus juga dievaluasi untuk mengetahui apakah materi kursus sudah menjawab kebutuhan para dosen pengajar mata kuliah Ilmu Aktuaria, bagaimana tingkat kesulitan/ kemudahan materi, dan apakah urutan materi memudahkan mereka memahami keseluruhan topik kursus.

Sementara, konfidensi peserta perlu ditanyakan dalam form evaluasi mengingat para peserta akan menghantarkan materi yang mereka dapatkan di ruang kursus kepada para mahasiswa mereka di kampus. Evaluasi ini juga akan mencerminkan materi mana yang peserta nilai mudah untuk diterapkan di kelas mereka.

Secara konten, evaluasi pre-dan post-test dapat dilaksanakan. Dua test ini akan memudahkan panitia dan instruktur untuk menilai sejauh mana peserta kursus sudah memahami materinya, dan berapa sebaran pemahaman keseluruhan peserta terhadap materi pelatihan, dan seberapa tinggi pemahaman peserta sebelum dan setelah kursus diikuti.

(6)

Ada beberapa pembelajaran penting dari pelaksanaan kegiatan Short Course Aktuaria yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu:

Short course akan berdampak langsung pada peningkatan kompetensi dosen pengajar Aktuaria. Dengan meberikan capacity development kepada dosen, baik dari sisi konten maupun pedagogic keilmuan Aktuaria, akan memberikan dampak langusng pada peningkatan mutu lulusan program studi Aktuaria.

READI melaksanakan short course empat kali dalam satu tahun. Frekuensi ini merupakan waktu yang ideal untuk meningkatan kapasitas para pengajar Ilmu Aktuaria.

Kerja sama tim yang bagus dan efektif akan memberikan jaminan pelaksanaan short course atau kegiatan lain akan berhassil dan sukses.

Informasi Materi Pelatihan : Materi Short Course READI Project dapat diunduh di website READI.

1

2

3

PEMBELAJARAN

(7)
(8)

info lebih lanjut mengenai READI Project kunjungi:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat membelajarkan siswanya, salah satu cara yang dapat ditempuh guru ialah dengan pendekatan CBSA dan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dalam proses pembelajaranA.

penegak hukum untuk mengatasi masalah dalam penegakan hukum terhadap masyarakat yang melakukan tindak pidana melawan Aparat yang sedang bertugas oleh Kepolisian Resor

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu apakah kualitas produk dan harga berpengaruh terhadap minat beli konsumen helm BMC tipe open face di Galeri

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Sitematika Penulisan ... TINJAUAN PUSTAKA ... Tujuan Audit ... Perbedaan

Jawaban: maksud desa merupakan hinterland masyarakat kota adalah desa sebagai daerah penyokong atau penyuplai bahan kebutuhan masyarakat kota karena sebagain besar penduduknya

Alasan utama UMTS menggunakan dua metoda akses jamak adalah untuk meningkatkan kualitas layanan ketika terdapat kepadatan trafik yang tidak seimbang antara transmisi data uplink

Pembagian lobulus sebagai unit fungsional pada hati dapat dibagi menjadi tiga zona yaitu, zona 1 yang merupakan zona aktif di mana sel-selnya paling dekat dengan pembuluh darah,

Para perawat dan pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah bertugas selama menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik ini, serta berbagai pihak yang tidak