• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Kepemimpinan Partisipatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gaya Kepemimpinan Partisipatif"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Makalah Manajemen Keperawatan “Gaya Kepemimpinan Partisipatif”, adalah sebagai berikut ini :

Organisasi sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang mana fungsi seorang pemimpin adalah untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Dalam pencapaian tujuannya pemimpin dapat mengambil macam - macam kepemimpinan yang salah satunya adalah kepemimipinan partisipatif yang pengambilan keputusannya meminta bawahan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut. Dalam organisasi kepemimpinan partisipatif sangat efisien digunakan karena mengikut sertakan bawahan - bawahan dalam pengambilan keputusan atau dengan kata lain seperti kepemimipinan yang demokrasi.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah yang telah dibuat dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ? 1.2.2 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan ?

1.2.3 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan partisipatif ? 1.2.4 Apa ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif ?

1.2.5 Apa kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ?

1.2.6 Bagaimana karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ?

1.2.7 Apa manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ?

1.2.8 Apa tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ? 1.2.9 Apa dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan

partisipatif ?

1.2.10 Apa keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ?

1.2.11 Apa perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya kepemimpinan demokratis ?

(2)

Penulisan makalah ini terdapat beberapa tujuan. Adapun beberapa tujuannya adalah sebagai berikut :

1.3.1 Ingin mengetahui tentang kepemimpinan. 1.3.2 Ingin mengetahui tentang gaya kepemimpinan.

1.3.3 Ingin mengetahui tentang gaya kepemimpinan partisipatif 1.3.4 Ingin mengetahui ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif. 1.3.5 Ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam gaya

kepemimpinan partisipatif.

1.3.6 Ingin mengetahui karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.3.7 Ingin mengetahui manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.3.8 Ingin mengetahui tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.3.9 Ingin mengetahui dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.3.10 Ingin mengetahui keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.3.11 Ingin mengetahui perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya kepemimpinan demokratis.

1.4 Manfaat Penulisan

Setelah menulis makalah ini, ada beberapa manfaat yang kami dapatkan. Manfaat - manfaatnya adalah sebagai berikut :

1.4.1 Mengetahui tentang kepemimpinan. 1.4.2 Mengetahui tentang gaya kepemimpinan.

1.4.3 Mengetahui tentang gaya kepemimpinan partisipatif. 1.4.4 Mengetahui ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif.

1.4.5 Mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.4.6 Mengetahui karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.4.7 Mengetahui manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.4.8 Mengetahui tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.4.9 Mengetahui dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.4.10 Mengetahui keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

(3)

1.4.11 Mengetahui perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya kepemimpinan demokratis.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kepemimpinan

Definisi kepemimpinan menurut para ahli, antara lain :

Menurut Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono, 2003), definisi kepemimpinan adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan - tujuan yang diinginkan kelompok.

Menurut Young (dalam Kartono, 2003), definisi kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Menurut Sulivan dan Decker (1989), bahwa kepemimpinan adalah penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dan untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik - baiknya sesuai dengan kemampuannya.

(4)

Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, menuntun atau membimbing, menggerakan orang lain agar dapat melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi. (LAN Republik Indonesia, 1996 (LAN RI, 1996)).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

2.2 Definisi Gaya Kepemimpinan

Definisi gaya kepemimpinan, antara lain :

Raph White dan Ronald Lippitt dalam Winardi (2000), menyatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu gaya yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahan. Adapun gaya kepemimpinan tersebut adalah gaya pemimpin yang otokratis yang didasarkan atas kekuatan pada tangan seseorang, gaya kepemimpinan demokratis hanya memberi perintah setelah mengadakan konsultasi terlebih dahulu dengan bawahan, gaya kepemimpinan Laissez - Faire tidak pernah mengendalikan bawahaannya sepenuhnya.

Definisi gaya kepemimpinan menurut Nawawi (2003, Halaman : 115), adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya. Menurut Tjiptono (2006, Halaman : 161), gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Gaya kepemimpinan adalah merupakan cara - cara orang memimpin. Sifat, kebiasaan, tempramen, watak, dan kepribadian sendiri yang unik khas. Sebagai gaya yang diterapkan oleh seorang pemimpin pada situasi tertentu, demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. (Mangkuprawira, 2004, Halaman : 23).

Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku seseorang pemimpin untuk memimpin bawahan, mengatur dan merumuskan, menerapkan suatu

(5)

pekerjaan dan tugas yang dilaksanakan oleh masing - masing bawahan dalam arti kapan dilakukan dan di mana melaksanakannya, dan bagaimana tugas - tugas itu dicapai. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya kepemimpinan ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan.

2.3 Definisi Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Definisi gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan masalah dengan bawahan dengan melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. (Bass (1990) dalam Zhang (2005)). Kepemimpinan partisipatif berhubungan dengan penggunaan berbagai prosedur keputusan yang memperbolehkan pengaruh orang lain mempengaruhi keputusan pemimpin. Istilah lain yang biasa digunakan untuk mengacu aspek - aspek kepemimpinan partisipatif termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi, dan manajemen demokratis.

Kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha - usaha oleh seorang manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi orang lain dalam pengambilan keputusan yang jika tidak akan dibuat tersendiri oleh manajer tersebut. Kepemimpinan ini mencakup aspek - aspek kekuasaan seperti bersama sama menanggung kekuasaan, pemberian kekuasaan, dan proses -proses mempengaruhi yang timbal balik. Sedangkan yang menyangkut aspek - aspek perilaku kepemimpinan seperti prosedur - prosedur spesifik yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain untuk memperoleh gagasan dan saran - saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan dan pendelegasian kekuasaan.

2.4 Ciri - Ciri Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : 1. Wewenang pemimpin tidak mutlak.

(6)

2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan.

3. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan.

4. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan.

5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para bawahan dilakukan secara wajar.

6. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan.

7. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan, atau pendapat.

8. Tugas - tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruksi.

9. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling percaya, dan saling menghormati.

Sedangkan menurut Burhanuddin, bahwa ada beberapa ciri atau karakteristik gaya kepemimpinan partisipatif, sebagai berikut :

1. Bekerja secara aktif dengan bawahan baik perseorangan maupun kelompok.

2. Mengikut sertakan bawahan secara tepat dalam pengambilan keputusan.

3. Mementingkan menjalankan tugas guna untuk mempertahankan kepemimpinan dan kekuasaannya.

4. Menerima masukan dan nasihat yang bersifat membangun demi perkembangan organisasi.

5. Memberikan motivasi secara penuh pada anggota organisasi.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

1. Kelebihan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif.

Kelebihan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : a. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan

organisasi.

b. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.

c. Kegiatan - kegiatan didiskusikan, langkah - langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk

(7)

-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.

d. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.

e. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.

f. Pemimpin adalah objektif atau fact - minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.

2. Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif.

Kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain : a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih

banyak.

b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.

c. Banyak membutuhkan komunikasi dan koordinasi.

d. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil keputusan.

e. Memberikan persyaratan tingkat “skilled” (kepandaian) yang relatif tinggi bagi pemimpin.

f. Diperlukan adanya toleransi yang besar kepada ke dua belah pihak karena jika tidak dapat menimbulkan kesalah pahaman.

2.6 Karakteristik Pengambilan Keputusan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Terdapat macam - macam pengambilan keputusan, yang memberikan kepada orang lain suatu pengaruh tertentu terhadap keputusan - keputusan pemimpin tersebut.

Terdapat 4 karakteristik yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu :

1. Keputusan Otokratik.

Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan opini atau saran dari orang lain, dan orang - orang tersebut tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan tersebut, tidak ada partisipasi.

2. Konsultasi.

Manajer menanyakan opini dan gagasan, kemudian mengambil keputusannya sendiri setelah mempertimbangkan secara serius saran -saran dan perhatian mereka. Kepemimpinan ini memiliki tiga varietas, antara lain :

(8)

a. Pemimpin membuat keputusan tanpa konsultasi terlebih dahulu, namun kemudian bersedia memodifikasi karena adanya keberatan atau keprihatinan pengikutnya.

b. Pemimpin memberi usulan sementara dan secara aktif mendorong orang untuk menyarankan cara - cara memperbaikinya.

c. Pemimpin menggunakan sebuah masalah dan meminta orang lain untuk berpartisipasi dalam mendiagnosis dan mengembangkan bermacam - macam pemecahan umum, namun kemudian membuat keputusan sendiri.

3. Keputusan Bersama.

Manajer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah keputusan tersebut, dan mengambil keputusan bersama, manajer tidak mempunyai pengaruh lagi terhadap keputusan terakhir seperti peserta lainnya.

4. Pendelegasian.

Manajer memberi wewenang kepada seorang individu atau kelompok, kekuasaan, serta tanggung jawab untuk membuat keputusan, manajer tersebut biasanya memberi spesifikasi mengenai batas - batas dalam mana pilihan terakhir harus berada, dan persetujuan terlebih dahulu mungkin atau mungkin tidak perlu diminta sebelum keputusan tersebut dilaksanakan.

Keputusan Konsultasi. Keputusan Delegasi. Autokratik. Bersama.

Tanpa Pengaruh Pengaruh Besar

(9)

2.7 Manfaat Potensial dari Partisipasi di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Gaya kepemimpinan partisipatif memberikan manfaat potensial, yaitu :

1. Kualitas Keputusan.

Melibatkan orang lain dan membuat keputusan akan meningkatkan kualitas keputusan karena partisipan memiliki informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh pemimpin.

2. Penerimaan Keputusan.

Partisipan akan memandang sebagai keputusan mereka, yang selanjutnya memotivasi untuk menerapknnya dengan berhasil.

3. Kepuasan terhadap Proses Keputusan.

Partisipan merasa diperlakukan secara bermartabat dan terhormat saat dilibatkan dan akhirnya meningkatkan kepuasan.

(10)

Pengalaman membantu membuat keputusan rumit dapat menghasilkan pengembangan keterampilan dan kepercayaan yang lebih besar oleh partisipan.

2.8 Tujuan Partisipan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

1. Konsultasi ke Bawah.

Tujuan partisipan konsultasi ke bawah di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Meningkatkan kualitas keputusan - keputusan dengan menarik pengetahuan dan keahlian para bawahan dalam pemecahan masalah.

b. Meningkatkan penerimaan bawahan terhadap keputusan -keputusan dengan memberikan mereka rasa turut memilikinya (sens of belonging).

c. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan para bawahan dengan memberikan kepada mereka pengalaman dalam membantu menganalisa masalah masalah keputusan dan mengevaluasi pemecahan -pemecahannya.

d. Memudahkan pemecahan suatu konflik serta membangun tim.

2. Konsultasi Lateral.

Tujuan partisipan konsultasi lateral di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Meningkatkan kualitas keputusan dengan saling membagi pengetahuan dan keterampilan di antara para manajer.

b. Memudahkan koordinasi dan kerja sama di antara para manajer dari berbagai sub unit organisasi dengan tugas - tugas yang saling tergantung sama lain.

3. Konsultasi ke Atas.

Tujuan partisipan konsultasi ke atas di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Menarik keahlian dari atasan yang mungkin lebih besar.

b. Mengetahui bagaimana atasan merasa mengenai suatu masalah tertentu dan bagaimana ia kemungkinannya akan bereaksi terhadap berbagai usulan.

4. Konsultasi dengan Pihak Luar.

Tujuan partisipan konsultasi dengan pihak luar di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

(11)

a. Membantu memastikan bahwa keputusan - keputusan yang mempengaruhi mereka dipahami dan dimengerti.

b. Mengetahui kebutuhan - kebutuhan serta preferensi - preferensi mereka.

c. Memperkuat jaringan kerja eksternal. d. Memperbaiki koordinasi.

e. Memecahkan masalah bersama yang berhubungan dengan pekerjaan.

2.9 Dampak dari Partisipasi di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

Secara kontras, penemuan dari studi kasus yang deskriptif mengenai para manajer yang efektif mendukung secara konsisten keuntungan kepemimpinan partisipatif. Secara singkat, setelah lebih dari empat puluh tahun penelitian mengenai kepemimpinan partisipasi, kita mendapatkan konklusi bahwa kepemimpinan partisipatif kadang - kadang menghasilkan kepuasan, usaha, dan kinerja lebih tinggi di waktu lain serta tidak demikian adanya.

2.10 Keterbatasan Pengambilan Keputusan Partisipatif di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Pengambilan keputusan partisipatif memiliki keterbatasan (Yukl, 1998, Halaman : 140), yakni :

1. Bentuk partisipasi efektif pada situasi - situasi tertentu namun tidak

pada situasi lainnya. (Vrom dan Jago, 1988). Karena partisipasi memakan waktu, kadang bertele - tele. Dalam keadaan darurat untuk berkonsultasi dan berdiskusi tidak efektif. Seorang pemimpin harus cepat dan tanggap dalam membuat keputusan dan mengambil kebijakan sesuai dengan situasi dan kebutuhan manajemen dan organisasi.

2. Kecenderungan terjadinya partisipasi semu (pseudo participation), di

mana manajer mencoba untuk melibatkan bawahan dalam tugas tetapi bukan dalam proses pengambilan keputusan. Kebanyakan para manajer mencoba berkonsultasi dengan bawahannya akan tetapi

(12)

masukan dan gagasan dari para bawahan tidak diakomodir dalam pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan.

2.11 Perbedaan Antara Gaya Kepemimpinan Partisipatif dengan Gaya Kepemimpinan Demokratis

Perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya kepemimpinan demokaratis, antara lain :

1. Gaya Kepemimpinan Partisipatif.

Karakterisrtik gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Manajemen partisipatif senantiasa melibatkan diri atau involve dalam suatu masalah yang dihadapi karyawan, hingga masalah tuntas.

b. Ada ruang di mana karyawan diberikan kesempatan untuk berkreasi, dalam batas tertentu.

c. Cocok untuk organisasi dalam kondisi yang stabil.

d. Tugas cukup, dengan resource yang cukup, dan waktu yang realistis.

e. Pendekatan organisasi dilakukan secara sistem dan human. f. Pendekatan ini bagus untuk long - term, tetapi memerlukan

pemimpin yang cukup kharismatik.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis.

Karakteristik gaya kepemimpinan demokratis, antara lain :

a. Segalanya diserahkan ke karyawan.

b. Pemimpin hanya mengarahkan dengan tidak dominan. c. Suara karyawan sangat didengar.

d. Pendekatan ini cocok untuk organisasi yang bersifat terbuka dan

tidak terlalu heterogen, di mana setiap karyawan sudah mempunyai area yang dominan.

e. Pendekatan ini bisa dibentuk secara sempurna dalam waktu

yang cukup lama.

f. Bagus untuk diterapkan dalam kondisi yang sudah ideal, di

mana setiap karyawan sudah punya kompetensi masing - masing dan sudah cukup matur.

g. Kalau kondisi sudah ideal seperti ini, biasanya isunya hanya

satu, yaitu kaderisasi.

(13)

CONTOH KASUS DI DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

PARTISIPATIF

3.1 Contoh Kasus di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif Analisa Kasus :

Bapak Suganda baru saja diangkat menjadi kepala ruangan interna di Rumah Sakit Swasta “Sumber Sehat”. Ia merasa senang sekali dengan promosi yang ia dapatkan dan merasa percaya diri akan dapat memimpin ruangan interna tersebut untuk dapat berkembang menjadi lebih baik. Dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala ruangan, Bapak Suganda mencoba gaya kepemimpinan partisipatif yang dianggapnya sebagai gaya kepemimpinan yang tepat untuk situasi ruangan interna pada saat itu. Bapak Suganda berupaya menjalankan tugasnya sebaik mungkin terutama ia fokuskan pada hal - hal yang bersifat tugas - tugas manajerial dan kepuasan pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit (RS).

Namun, baru 1 bulan memimpin ia mulai menghadapi permasalahan yang berdatangan. Mulai dari komplain - komplain pasien dan keluarga pasien mengenai pelayanan keperawatan yang kurang memuaskan dan sarana - sarana kesehatan yang tidak memadai. Setelah 4 bulan memimpin, Bapak Suganda belum merasakan perannya sebagai change agent belum terlaksana dengan baik. Komplain - komplain dari pasien dan keluarga pasien terus berdatangan menuntut kualitas pelayanan keperawatan yang berkualitas. Komunikasi pemimpin dan staf keperawatan juga belum berjalan dengan baik.

Ketika Bapak Suganda berusaha mengklarifikasi komplain - komplain pasien dan keluarga pasien tersebut kepada perawat - perawat di ruangan interna, ia mendapatkan informasi bahwa beban kerja perawat di ruangan interna lumayan cukup berat. Karena kurangnya tenaga kerja perawat di ruangan interna tersebut terbatas, selain itu perawat - perawat juga mengeluhkan bahwa gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban kerjanya. Di mana perbandingan jumlah perawat dengan jumlah pasien adalah 1 : 10.

Pemain - Pemain :

1. Tri Wibowo Suganda : Kepala Ruangan (Karu). 2. Muhammad Zainul Arif : Kepala Tim (Katim).

(14)

3. Yani Priyasmi : Perawat 1. 4. Yuli Yantika : Perawat 2. 5. Bibin Ismi : Perawat 3. 6. Allifta Nur Fadilah : Perawat 4. 7. Amin Diah Rahayu : Pasien 1. 8. Zahrotun Nadiroh : Pasien 2. 9. Indra Adi Prasetyo : Pasien 3. 10. Elfa Nurmalinda : Pasien 4.

11. Qoirun Nissa : Keluarga Pasien 1 (Amin Diah Rahayu). 12. Widhi Sarehati : Keluarga Pasien 2 (Zahrotun Nadiroh). 13. Wawan Kurniawan : Keluarga Pasien 3 (Indra Adi Prasetyo). 14. Nurmaya Handayani : Keluarga Pasien 4 (Elfa Nurmalinda).

Skenario : Shift Siang . . . .

Amin Diah Rahayu (Pasien 1) : Ibu, tanganku kok terasa

sakit iya ?

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Tangannya terasa sakit yang

bagian mana nak ?

Amin Diah Rahayu (Pasien 1) : Di sini. (Sambil menunjuk tangan yang terpasang infus).

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Oh iya, sebentar nak, ibu

akan bilang kepada perawatnya terlebih dahulu. (Menuju ruangan perawat).

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Suster, anak saya mengeluh

tangannya yang terpasang infus terasa sakit, tolong suster lihat sebentar !

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Iya ibu, sebentar dulu iya

(15)

(Menuju ruangan pasien).

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Permisi, coba saya lihat

terlebih dahulu tangannya mbak ! Wah, ini tetesan cairan infusnya tidak lancar dan tangannya bengkak mbak, habis dari kamar mandi iya mbak ?

Amin Diah Rahayu (Pasien 1) : Iya suster, saya tadi habis

dari kamar mandi.

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Pantesan mbak, lain kali

kalau ke kamar mandi lagi infusnya harus lebih tinggi posisinya, ini darahnya sampai naik ke atas. Untuk sementara infusnya saya matikan terlebih dahulu iya mbak. Ibu, nanti infusnya saya ganti agar tetesan cairan infusnya bisa lancar lagi.

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Oh, begitu iya suster. Iya

terima kasih banyak iya suster.

Shift Malam . . . .

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Suster, permisi, anak saya

yang bernama Amin Diah Rahayu tadi katanya perawat yang jaga siang tadi mau diganti infusnya tapi sampai sekarang kok masih belum diganti juga iya suster, anak saya mengeluh tangannya terasa sangat kesakitan.

Yuli Yantika (Perawat 2) : Oh iya, sebentar ibu, habis

ini saya ganti infusnya.

Yuli Yantika (Perawat 2) : Mbak Bibin, yang shift

siang tadi siapa mbak iya ? Keluarga pasien yang bernama Amin Diah Rahayu tadi ke sini komplain katanya infusnya mau diganti tetapi sampai sekarang kok masih belum diganti padahal infusnya sudah diklem dari tadi siang. Begitu kok tadi yang shift siang tidak bilang waktu operan yang shift siang ke yang shift malam.

Bibin Ismi (Perawat 3) : Oalah, saya juga kurang

tahu Mbak Yuli siapa saja yang tadi masuk shift siang di ruangan interna ini.

Widhi Sarehati (Keluarga Pasien 2) : Suster, anak saya yang

bernama Zahrotun Nadiroh tadi habis disuntik sekarang mengeluh kulitnya kemerahan dan merasa gatal - gatal di sekujur tubuhnya.

Bibin Ismi (Perawat 3) : Oh begitu, iya ibu, habis ini

saya lihat ke ruangan anak ibu.

(16)

Bibin Ismi (Perawat 3) : Mbak Yuli, apakah tadi

kamu yang menginjeksi pasien yang bernama Zahrotun Nadiroh, apakah tadi kamu sudah melakukan skin test terlebih dahulu apa belum ?

Yuli Yantika (Perawat 2) : Lohh . . . . Oh, iya Mbak

Bibin tadi saya lupa tidak saya skin test terlebih dahulu. Kenapa Mbak Bibin ?

Bibin Ismi (Perawat 3) : Ibunya pasien yang bernama

Zahrotun Nadiroh tadi habis komplain kalau anaknya kulitnya kemerahan dan merasa gatal - gatal di sekujur tubuhnya setelah diinjeksi tadi.

Keesokan Hari . . . . Shift Pagi . . . .

Qoirun Nissa (Keluarga Pasien 1) : Pak, infus anak saya yang

bernama Amin Diah Rahayu dari kemarin kok belum juga dibetulin, anak saya sudah mengeluh tangannya terasa kesakitan dari kemarin siang ?

Widhi Sarehati (Keluarga Pasien 2) : Pak, anak saya yang

bernama Zahrotun Nadiroh juga masih kulitnya kemerahan dan terasa gatal - gatal di sekujur tubuhnya setelah disuntik kemarin malam ?

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Iya ibu, sebentar iya ibu,

saya akan suruh mbak - mbak perawatnya untuk menangani anak - anak ibu dengan segera.

Rapat pada saat operan shift pagi ke shift siang . . . .

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Assalam mualaikum, W R.

W B. Dan selamat siang rekan - rekan perawat.

Semua : Walaikum salam, W R. W

B.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Pada siang hari ini saya

mengadakan rapat dengan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini untuk membahas permasalahan - permasalahan yang terjadi di ruangan interna ini.

Semua : Iya, baik Bapak Suganda.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Mengapa akhir - akhir ini

saya sering sekali mendengar kompalin - kompalin dari pasien dan keluarga pasien mengenai ketidak tanggapan perawat - perawat di ruangan interna ini di dalam menangani komplain - kompalin pasien dan keluarga pasien

(17)

dengan segera. Siapa yang shift siang kemarin dan siapa yang shift tadi malam ? Tolong jelaskan tentang keadaan ini kepada saya ?

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Mohon maaf Bapak Suganda sebelumnya, di sini juga saya ingin mengatakan unek - unek rekan - rekan perawat selama bekerja di ruangan interna ini di dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga pasien. Bukannya saya dan rekan - rekan perawat tidak bertangung jawab kepada pasien - pasien di ruangan interna ini, tetapi saya dan rekan - rekan perawat di sini merasa beban kerja di ruangan interna ini lumayan cukup berat. Misalnya saja pak, jumlah pasien di ruangan interna ini terlalu banyak, sedangkan staf perawat yang bekerja di ruangan interna ini jumlahnya terbatas.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Baik, saya terima keluhan

-keluhan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini. Nanti kita akan diskusikan solusinya secara bersama - sama. Kemudian, apakah ada yang ingin menyampaikan pendapatnya lagi ?

Bibin Ismi (Perawat 3) : Mohon maaf Bapak

Suganda sebelumnya, saya dan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini merasa beban kerja kami lumayan cukup berat, tetapi saya dan rekan - rekan perawat merasa tidak menerima imbalan sebagai mana mestinya, kami merasa gaji yang kami terima tidak sebanding dengan beban kerja kami yang lumayan cukup berat di ruangan interna ini.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Baiklah, sekarang saya

mengerti tentang keadaan yang terjadi di ruangan interna ini dan apa yang rekan - rekan perawat rasakan selama bekerja di ruangan interna ini. Menurut Bapak Arif sebagai kepala tim bagaimana cara menyelesaikan masalah ini Bapak Arif ? Apakah Bapak Arif mempunyai solusi tentang masalah ini ?

Muhammad Zainul Arif (Kepala Tim) : Menurut saya, pertama yang

harus diperbaiki adalah kualitas dari asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan terlebih dahulu sehingga pasien dan keluarga pasien merasa puas dirawat di Rumah Sakit ini, khususnya pelayanan kesehatan di ruangan interna ini. Kemudian menurut saya, kalau misalnya permasalahan gaji yang membuat rekan - rekan perawat menjadi kurang maksimal di dalam memberikan asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan, salah satu

(18)

kebijakannya yaitu dengan menaikkan gaji rekan - rekan perawat tetapi syaratnya yaitu rekan - rekan perawat harus lebih meningkatkan kualitas asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatannya. Bagaimana menurut Bapak Suganda ?

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Terima kasih atas pendapatnya Bapak Arif. Kemudian, untuk masalah beban kerja rekan -rekan perawat di ruangan interna ini yang lumayan cukup berat karena kurangnya jumlah staf perawat dan jumlah pasien yang sangat tidak sebanding. Menurut rekan - rekan perawat bagaimana solusinya ?

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Iya, kalau bisa Bapak

Suganda, jumlah staf perawat di dalam ruangan interna ini ditambah agar saya dan rekan - rekan perawat bisa memberikan asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan yang maksimal kepada pasien dan keluarga pasien. Selain itu beban kerja kami tidak terlalu berat.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Iya, saya juga mengerti

keadaan itu jika di ruangan interna ini kekurangan staf perawat. Memang permasalahan ini sudah saya pikirkan sebelumnya. Dan saya sedang mencari solusinya agar staf perawat di ruangan interna ini bisa ditambah. Kemarin saya sudah mengajukan kepada pihak yang menangani masalah tenaga kerja perawat di Rumah Sakit (RS) ini agar jumlah staf perawat di ruangan interna ini bisa ditambah.

Muhammad Zainul Arif (Kepala Tim) : Apakah ada yang perlu

disampaikan lagi dari rekan - rekan perawat lainnya ?

Allifta Nur Fadilah (Perawat 4) : Saya rasa cukup itu dahulu

Bapak Suganda dan Bapak Arif untuk sekarang ini, saya dan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini berharap agar masalah ini segera dicari solusinya dan bisa ditangani dengan baik.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) : Baiklah, di dalam rapat hari

ini, berdasarkan keluhan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini, saya bisa menyimpulkan beberapa solusi yang bisa kita gunakan, antara lain :

1. Tolong untuk rekan - rekan perawat khususnya di ruangan interna ini, lebih ditingkatkan lagi tanggung jawabnya di dalam memberikan asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien, saya berharap rekan - rekan perawat bisa lebih sigap

(19)

lagi di dalam menangani komplain - komplain pasien dan keluarga pasien. Bagaimana rekan - rekan perawat ? Apakah kalian sanggup ?

Yani Priyasmi (Perawat 1) : Baik Bapak Suganda, saya

dan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini akan berusaha meningkatkan kualitas asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan kami sehingga tidak ada lagi komplain - komplain dari pasien dan keluarga pasien, seperti misalnya edema karena infus dan kewaspadaan di dalam injeksi.

Tri Wibowo Suganda (Kepala Ruangan) :

2. Yang ke dua, untuk permasalahan beban kerja rekan - rekan perawat di

ruangan interna ini yang lumayan cukup berat akibat kekurangan jumlah staf perawat dan masalah gaji, saya akan berdiskusi lebih lanjut kepada direktur Rumah Sakit (RS) ini. Bagaimana rekan -rekan perawat ? Apakah -rekan - -rekan perawat setuju setuju ?

Muhammad Zainul Arif (Kepala Tim) : Iya, saya juga setuju dengan

keputusan Bapak Suganda. Bagaimana dengan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini, apakah setuju atau tidak dengan keputusan Bapak Suganda ?

Allifta Nur Fadilah (Perawat 4) : Iya Bapak Suganda dan

Bapak Arif, saya dan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini juga setuju dengan keputusan tersebut.

Tri Wibowo Suganda ( Kepala Ruangan) : Saya ucapkan terima kasih

banyak atas partispasi rekan - rekan perawat di ruangan interna ini untuk menyelesaikan masalah di dalam ruangan interna kita ini. Kalau begitu saya akhiri rapat hari ini. Terima kasih. Wassalam mualaikum, W R. W B. Dan selamat siang.

Semua : Walaikum salam, W R. W B.

BAB IV

PENUTUP

(20)

4.1 Kesimpulan

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah tugas penulisan makalah ini dapat terselesaikan oleh penulis. Kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada tingginya dukungan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit pengarahan. Gaya pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai “partisipatif” karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Dengan penggunaan gaya partisipatif ini, pemimpin dan bawahan saling tukar - menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dibandingkan gaya kepemimpinan yang lain, kepemimpinan partisipatif membuat hubungan antara pemimpin dan karyawannya lebih dekat karena pemimpin tersebut terjun langsung ke dalam aktivitas organisasi dan tidak hanya memberi perintah saja. Pemimpin yang menerapkan gaya ini cenderung berorientasi kepada bawahan dengan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibandingkan mengawasi mereka dengan ketat. Mereka mendorong para anggota untuk melaksanakan tugas - tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan - hubungan saling mempercayai dan menghormati dengan para anggota kelompok.

4.2 Saran

Dalam penulisan makalah sederhana ini tidak lupa penulis sertakan sub bab saran ini karena dari saran yang diberikan oleh pembaca ataupun saran yang diberikan oleh penulis dapat menjadikan penulis lebih hati - hati dalam membuat makalah di lain waktu dan bersifat membangun.

Saran yang diberikan oleh penulis di sini kepada para pembaca adalah bahwa apabila para pembaca ingin mengetahui lebih jelas lagi mengenai masalah Gaya Kepemimpinan Partisipatif dapat para pembaca baca dalam

(21)

Bab II yaitu Bab Pembahasan yang memuat segala sesuatu tentang Gaya Kepemimpinan Partisipatif.

Referensi

Dokumen terkait

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah proses dimana seorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan menguasai pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain. Demokratisasi

kegiatan mempengaruhi dan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok (Kartono. Selain itu letak ruang kantor yang

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa, kepemimpinan Islam adalah suatu proses atau kemampuan orang lain untuk mengarahkan dan memotivasi tingkah

Uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa, kepemimpinan Islam adalah suatu proses atau kemampuan orang lain untuk mengarahkan dan memotivasi tingkah laku orang lain, serta

Kepemimpinan merupakan setiap upaya seseorang yang mencoba untuk mempengaruhi tingkah laku atau kelompok, upaya untuk mempengaruhi tingkah laku ini bertujuan mencapai tujuan

Dari beberapa pendapat dan definisi tentang kepemimpinan di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi, mengarahkan,

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan suatu proses mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, baik dengan cara

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan