Manajemen energi merupakan suatu langkah pengaturan penggunaan energi seefektif dan seefisien mungkin untuk memaksimalkan keuntungan dan meningkatkan competitive position.
Beberapa tujuan manajemen energi :
1.Meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi penggunaan energi yang tidak perlu sehingga dapat meminimalkan biaya energi
2.Membangun, menjaga dan memonitor efektifitas strategi manajemen pemanfaatan energi
3.Menanamkan komunikasi yang baik mengenai permasalahan-permasalahan energi
4.Melakukan R&D untuk menemukan cara-cara baru yang lebih baik untuk meningkatkan “pengembalian” investasi energi
5.Membangun kepedulian dan deikasi semua pegawai terhadap program manajemen energi
1. Ekonomi
a) Kegiatan manajemen energi dengan aktifitas yang menggunakan biaya rendah selama 1 sampai 2 tahun, akan menghasilkan reduksi sebesar 5% s/d 15%.
b) Kegiatan dengan biaya sedang dan usaha yang tekun selama 3 sampai 5 tahun, akan mengkasilkan reduksi sebesar 15% s/d 30%.
c) Kegiatan jangka panjang dengan biaya tinggi dan perencanaan yang baik akan menghasilkan reduksi sebesar 30% s/d 50%.
2. Kebaikan Nasional
a)Mengurangi hujan asam
b)Membatasi perubahan cuaca/iklim global c)Mengurangi pengurangan lapisan ozone
1. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
1. Komitmen manajemen
Salah satu faktor yang paling penting untuk menyukseskan penerapan dan operasi program manajemen energi adalah komitmen terhadap program oleh manajer utama.
2. Koordinator Manajemen Energi/Manajer Energi
Untuk mengembangkan dan merawat program manajemen energi, suatu perusahaan harus memilih satu orang yang akan bertanggung jawab untuk mengkoordinasi program.
3. Backup Talent 4. Alokasi Biaya
Masalah tersulit bagi manajer energi adalah mencoba meminimalkan biaya energi ketika biaya energi telah dihitung secara keseluruhan. Secara individu, seorang manajer energi/supervisors tidak merasa bertanggung jawab untuk mengontrol biaya energi, ini dikarenakan mereka tidak melihat keuntungan langsung dari pengurangan biaya energi sebagai bagian dari keseluruhan perusahaan. Solusi terbaik untuk masalah ini adalah mengalokasikan dana perusahaan, sehingga ketika biaya energi diminimaliskan maka produksi perusahaan juga akan menjadi lebih efektif.
5. Laporan dan Pemantauan 6. Pelatihan
1. Mengontrol energi dari biaya konsumsi energi atau tarif perusahaan utilitas (dalam rupiah), bukan energi dari jumlah kalor yang digunakan (BTU, TR, KW).
2. Mengontrol energi sebagai bagian dari biaya produksi bukan sebagai bagian dari manufaktur atau general overhead.
3. Hanya mengontrol dan memonitor konsumsi energi paling utama, yakni 20% yang menyumbang 80% biaya.
4. Menerapkan usaha yang besar yakni dengan berinvestasi pada pemasangan kontrol dan upaya lain untuk memperoleh hasil penghematan
Audit energi dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengidentifikasi jenis energi dan mengidentifikasikan besarnya energi yang digunakan pada bagian-bagian operasi suatu industri/pabrik atau bangunan serta mencoba mengidentifikasi kemungkinan penghematan energi.
Audit energi dapat dilakukan setiap saat atau sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Monitoring pemakaian energi secara teratur merupakan keharusan untuk mengetahui besarnya energi yang digunakan pada setiap bagian operasi selama selang waktu tertentu. Dengan demikian usaha-usaha penghematan dapat dilakukan. (Abdurarachim, 2002).
1. Untuk mengidentifikasi bentuk dan dan biaya energi yang digunakan. 2. Untuk mengamati data sumber pemakaian energi.
3. Untuk mengidentifikasi penggunaan, sIstem operasi dan prosedur ke-energian.
4. Untuk mengidentifikasi pemborosan energi dan potensial penghematan energi.
5. Untuk mengindentifikasi dan menganalisis cara untuk mengurangi biaya konsumsi energi dan atau meningkatkan teknik operasionalnya.
6. Untuk menentukan sebagaimana efektifnya suatu energi untuk industri/pabrik dan bangunan.
1. Membentuk tim untuk audit energy
2. Mengumpulkan data-data secara spesifik 3. Mengetahui peralatan yang dibutuhkan
1. Pengumpulan Data
• Analisa secara detail tagihan energi selama 12 bulan sebelumnya
• Letak Geografis/Temperatur Harian/Data Cuaca • Facility Layout
• Waktu Operasi • Equipment List
2. Peralatan Dalam Audit Energi
• Tape Measure• Light meter dan Thermometer merupakan alat pengukur cahaya dan temperatur.
• Voltmeter merupakan alat pengukur tegangan listrik.
• Wattmeter/Power Factor Meter merupakan alat pengukur daya listrik. • Combustion Analyzer merupakan alat pengukur efisiensi pembakaran. • Ultrasonic Leak Detector merupakan alat pendeteksi kebocoran.
• Airflow Measurements Devices merupakan alat pengukur aliran udara. • Blower Door Attachment merupakan alat pengukur kekuatan suatu
bangunan.
• Smoke Generator merupakan alat untuk mencari kebocoran suatu benda. • Safety Equipment merupakan peralatan pelindung.
3. Safety Considerations
Keselamatan adalah bagian penting dari setiap audit energi. Auditor dan tim audit harus memiliki pengetahuan dasar tentang prosedur dan peralatan keselamatan. Sebelum memulai pekerjaan, tim auditor harus secara menyeluruh mendapat penjelasan khusus mengenai prosedur dan peralatan keselamatan untuk fasilitas. Mereka tidak diizinkan memposisikan diri dimana mereka dapat melukai diri sendiri atau orang lain dalam suatu pabrik atau bangunan
Pemeriksaan/inspeksi fasilitas sering dapat memberikan informasi berharga tentang cara untung mengurangi penggunaan energi tanpa biaya atau dengan biaya rendah. Inspeksi ini juga dapat membatu mengindentifikasi waktu pemeliharaan (maintenance) yang dapat mengurangi penggunaan energi
Terdapat sembilan sistem utama yaitu : 1. Desain bangunan
2. Boiler dan sistem distribusi uap
3. Pemanas, ventilasi, dan sistem AC (air conditioner) 4. Sistem supply listrik
5. Sistem pencahayaan
6. Sistem distribusi air panas
7. Sistem distribusi udara bertekanan tinggi 8. Motor mesin
Beberapa langkah pada proses/tahap ini :
1. Introductory Meeting
2. Interview Audit
3. Initial Walk-through Tour
4. Mendapatkan Data Detail 5. Identifikasi Awal Dari EMOs 6. Laporan Audit Energi
1. Introductory Meeting
Ketua audit harus memulai audit dengan meeting dengan manager fasilitas dan supervisor pemeliharaan, ketua audit harus menjelaskan secara singkat tujuan audit dan menunjukkan jenis informasi yang harus diperoleh oleh tim audit saat melakukan tur fasilitas
2. Interview Audit
Mendapatkan informasi yang benar dari peralatan fasilitas dan operasi merupakan hal penting jika seorang audit ingin sukses dalam mengidentifikasi cara untuk menghemat biaya energi.
3. Initial Walk-through Tour
Awal tur pabrik atau bangunan harus dilakukan oleh manajer pabrik/bangunan dan harus memungkinkan untuk tim audit melihat operasional utama. Tujuan utama dari tur awal ini adalah untuk mendapatkan informasi umum dan pemahaman umum dari operasi pabrik.
4. Mendapatkan Data Detail
Setalah tur awal pabrik, tim audit harus memperoleh data detail mengenai peralatan dan operasi yang membawa suatu identifikasi mengenai signifikan peluang manajemen energi (Energy
Management Opportunities / EMOs) yang mungkin sesuai untuk
pabrik ini. Data ini diperoleh dengan memeriksa sembilan sistem utama
Setiap sistem diperiksa dan akan di ajukan pertanyaan sebagai berikut 1. Apa fungsi dari sistem ini ?
2. Bagaimana sistem ini menjalankan fungsinya ?
3. Apa konsumsi energi yang digunakan pada sistem ini ? 4. Apa indikasi kalau sistem ini benar-benar bekerja ?
5. Apabila sistem ini tidak bekerja, bagaimana sistem ini diperbaiki sampai kembali ke kondisi awal ?
6. Bagaimana biaya energi pada sistem ini dikurangi ? 7. Bagaimana sistem ini dipelihara ?
8. Siapa yang bertanggung jawab langsung dalam memelihara dan meningkatkan operasional dan efisiensi energi pada sistem ini ?
5. Identifikasi Awal dari EMOs
Saat audit sedang dilakukan, auditor harus mencatat potensi EMOs yang jelas. Sebagai aturan umum, upaya terbesar harus ditujukan untuk menganalisis dan menerapkan EMOs yang menunjukkan penghematan terbesar dan sebaliknya. Oleh karena itu, energi dan biaya terbesar harus diperiksa dengan cermat untuk mengetahui dimana penghematan dapat dicapai.
6. Laporan Audit Energi
Mempersiapkan laporan dengan detail dimana hasil akhir analisis energi dan biaya penghematan energi direkomendasikan.
Executive Summary
A brief summary of the recommendations and cost savings Table of Contents
Introduction
Purpose of the energy audit
Need for a continuing energy cost control program Facility Description
Product or service, and materials flow
Size, construction, facility layout, and hours of operation Equipment list, with specifications
Energy Bill Analysis
Utility rate structures
Tables and graphs of energy consumptions and costs Discussion of energy costs and energy bills
Energy Management Opportunities Listing of potential EMOs Cost and savings analysis Economic evaluation
Energy Action Plan
Recommended EMOs and an implementation schedule Designation of an energy monitor and ongoing program Conclusion
1. The Energy Action Team
Fungsi dari komite ini adalah :
1.Memberikan dukungan terhadap perusahaan/pabrik untuk menejemen energi
2.Memberikan ide baru
3.Menilai usulan/mengevaluasi usulan 4.Menentukan sasaran
5.Menerapkan ide yang paling menjanjikan
1.1 Sasaran/Goals
Mempersiapkan laporan dengan detail dimana hasil akhir analisis energi dan biaya penghematan energi direkomendasikan.
1.1 Sasaran/Goals
Terdapat 3 jenis sasaran yang dapat diidentifikasi. Yang pertama, sasaran performa, misalnya pengurangan 10% Btu/unit produk. Yang kedua, sasaran akuntansi, dengan tujuan mampu mengalokasikan biaya energi untuk produk dengan cara yang sama dimana biaya langsung lainnya dialokasikan. Yang ketiga, partisipasi karyawan, suatu program tetap akan gagal tanpa dukungan dan partisipasi dari karyawan/pekerja, misalnya dengan cara ide/saran perbulan dengan hadiah dolar untuk perbaikan sistem.
1.3 Monitoring
Manajemen energi tidak lengkap tanpa monitoring begitu pula dengan proses audit. Dalam audit energi, monitoring/pemantauan menunjukkan tindakan apa yang berkonstribusi terhadap sasaran perusahaan, langkah-langkah yang kontraproduktif dan tinggi rendahnya sasaran perusahaan tersebut