• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHATANI TERNAK SAPI PERAH KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS USAHATANI TERNAK SAPI PERAH KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHATANI TERNAK SAPI PERAH KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

Diyah Retna Sari, Sapja Anantanyu, dan Suprapto

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan, Surakarta 57126 Telp: +62 271 637457

E-mail: dee_imoutou@yahoo.co.id. Telp. 085640591005

Abstract:This study aims to determine the cost, revenue, income, profit,

profitability, level of efficiency, risk and feasibility of dairy cattle farming in the Getasan district, Semarang regency. The basic method used is descriptive analysis method and survey method. Taking the location of the study area with purposive sampling because Getasan district have most number of dairy farmers and dairy cattle populations in Semarang regency. The number of farmers sample of 40 person, drawn randomly (simple random sampling).The results showed the cost of the dairy cattle farming in Getasan district is Rp. 82,773,564.88 and the revenue of Rp. 69,159,290.23, earned an income of Rp. 34,853,339.02, the profit – Rp. 12,941,759.88 and profitability of dairy cattle farming is -15,64% . The level of efficiency according to the analysis of income is 2.03, while according to the analysis of profit is 0.84. Great unknown risks covered by the value of KV and BBK or BBP, according to the analysis of income, the value of KV = 0.275 and the value of BBP = 15,676,839.89, so farmers profit. Meanwhile, according to the analysis of the advantages KV value = 1.25, and the value of BBK = -47,706,547.87, so that farmers might lose. According to the feasibility analysis, dairy cattle farming in Getasan district is feasible.

Keywords: farming, dairy cattle, income, profit, feasibility

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan,

pendapatan, keuntungan dan profitabilitas, tingkat efisiensi, risiko serta kelayakan bisnis dari usaha ternak sapi perah di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitis dan pelaksanaannya menggunakan teknik survey. Penelitian dilakukan Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling), dengan pertimbangan Kecamatan Getasan memiliki jumlah pemilik dan jumlah ternak sapi perah terbesar di Kabupaten Semarang. Jumlah peternak sampel sebanyak 40 orang, diambil secara acak sederhana (simple random sampling). Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata biaya usahatani ternak sapi perah Kecamatan Getasan per usaha adalah sebesar Rp. 82.773.564,88, penerimaannya sebesar Rp. 69.831.805,00 per usaha, sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp. 35.527.886,12 dan keuntungan sebesar – Rp. 12.941.759,88 serta profitabilitas sebesar -15,64%. Menurut analisis pendapatan tingkat efisiensi usahatani ternak sapi perah adalah 2,03 sedangkan menurut analisis keuntungan sebesar 0,84.Besar risikodapat diketahui dengan nilai KV dan BBK atau BBP, menurut analisis keuntungan nilai KV=1,6, dan nilai BBK=-52.629.467,704. Sehingga peternak mungkin bisa rugi. Sedangkan menurut analisis pendapatan, nilai KV=0,267 dan nilai BBP=16.746.846,717, sehingga peternak untung atau impas. Berdasarkan analisis kelayakan usaha usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan layak untuk diusahakan.

Kata Kunci : Usahatani, Sapi perah, Pendapatan, Keuntungan, Kelayakan usaha PENDAHULUAN

(2)

Pembangunan pertanian berbasis peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang sangat penting, karena salah satu tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang unggul. Saat ini usaha di bidang peternakan menjadi salah satu pilihan usaha yang banyak diminati dikarenakan usaha peternakan memberikan

pendapatan yang cukup menjanjikan bagi pelakunya.

Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah penghasil susu sapi murni di Jawa Tengah. Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang, populasi sapi perah dan produksi susu Kabupaten Semarang dari tahun ke tahun terus meningkat.

Tabel 1. Jumlah Sapi Perah dan Produksi Susu di Kabupaten Semarang Tahun 2008-2010

Tahun Jumlah sapi perah (ekor) Jumlah produksi susu (liter)

2008 21.989 27.073.813

2009 35.451 28.370.552

2010 37.999 32.647.413

Sumber: BPS Kabupaten Semarang Tahun 2011 Berdasarkan Tabel 1 dapat

diketahui bahwa jumlah ternak sapi perah di Kabupaten Semarang dari tahun 2008 sampai 2010 mengalami peningkatan, dengan meningkatnya jumlah ternak sapi perah maka jumlah produksi susu juga semakin meningkat. Kecamatan Getasan mempunyai jumlah peternak sapi perah dan populasi sapi perah terbanyak di Kabupaten Semarang. Sebanyak 55,25% populasi sapi perah terdapat di Kecamatan Getasan dan 44,75% sisanya terbagi di 18 Kecamatan lain di Kabupaten Semarang. Minat penduduk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang untuk mengusahakan ternak sapi perah cukup tinggi.Selain dukungan langsung dari pemerintah setempat dan lembaga-lembaga misalnya koperasi dan bank.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan,pendapatan, keuntungan, profitabilitas mengetahui tingkat efisiensi usaha dan risiko usaha, serta

mengetahui kelayakan usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitis. Menurut Arikunto (2005) metode deskriptif analitis ialah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.Teknik yang digunakan adalah teknik survei yaitu cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu bersamaan melalui alat pengukuran wawancara yang berupa daftar pertanyaan berbentuk kuesioner sebagai alat pengambil data pokok (Sugiono, 2007).

Pengambilan lokasi daerah penelitian ini secara sengaja, dipilih dengan pertimbangan bahwa

(3)

Kecamatan Getasan merupakan daerah sentra penghasil susu sapi, terbesar di wilayah Kabupaten Semarang. Pengambilan petani sampel dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling (acak sederhana) (Singarimbun dan Efendi, 1995).Pengambilan sampel acak sederhana ini dilakukan dengan mengambil undian 40 sampel secara acak dari sejumlah populasi yang ada.

Metode Analisis Data

Analisis pendapatan merupakan selisih penerimaan dan biaya eksplisit. Penerimaan diperoleh dari PU = P.Q, dimana PU adalah Penerimaan usaha (Rupiah), P adalah Harga jual produk hasil usaha ternak sapi (Rupiah) dan Q adalah Jumlah produk hasil usaha ternak (Rupiah). Sedangkan biaya eksplisit diperoleh dari :

BE = Ba + Bp + Bo + Bib + Btk

Dimana BEadalah Biaya eksplisit (Rupiah), Baadalah Biaya pembelian anakan sapi (Rupiah), Bpadalah Biaya pakan dari luar (Rupiah), BoadalahBiaya obat (Rupiah), BibadalahBiaya Inseminasi buatan (Rupiah) dan Btkadalah Biaya tenaga kerja luar keluarga (Rupiah).

Analisis pendapatan dapat dianalisis lebih lanjut dengan menghitung efisiensi dan risiko usaha.Efisiensi dapat dihitung menggunakan rumus R/C.

R/C =

biaya penerimaan

R/C rasio>1 berarti usaha ternak sapi perah efisien (menguntungkan). R/C rasio = 1 berarti usaha ternak sapiperah belum efisien atau usaha mencapai titik impas. R/C rasio≤

1berarti usaha ternak sapi perah tidak efisien (merugikan).

Sedangkan analisis risiko diperoleh dari: R2= ) 1 ( ) ( 2  

n Pd Pdi

DimanaR2adalah ragam, Pdi adalah pendapatan ke-i (Rupiah), Pd adalahpendapatan rata-rata (Rupiah), nadalah jumlah responden, setelah itu dihitung simpangan baku yang merupakan akar dari ragam:Sb =

2 R

Sehingga diperoleh perbandingan resiko dengan pendapatan, dilihat dari nilai koefisien variasi (KV) dan batas bawah pendapatan (BBP) (Kountur, 2008). KV = Pd Sb , BBP =

Pd

2Sb Apabila KV> 0,5 maka BBP < 0, artinya petani mungkin bisa rugi. Apabila KV≤ 0,5 maka BBP ≥ 0,

artinya petani selalu untung atau impas (Hernanto, 1991).

Analisis keuntungan merupakan selisih penerimaan dan biaya totalusaha ternak sapi perah, biaya total diperoleh dari jumlah biaya eksplisit dan biaya implisit (Soekartawi, 1995). Biaya Implisit merupakan penjumlahan dari biaya pakan sendiri, biaya anakan sapi sendiri, biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya penyusutan kandang dan peralatan.Selain analisis keuntungan untuk mengukur kelayakn usaha juga menggunakan profitabilitas.Profitabilitas

merupakan prosentase perbandingan keuntungan dengan total biaya.

% 100 x TC

(4)

ternak sapi perah yang diusahakan

memberikan keuntungan.

Profitabilitas = 0 berarti BEP (Break Event Point)/ impas. Profitabilitas < 0 berarti usahatani ternak sapi perah yang diusahakan tidak memberikan keuntungan.Efisiensi dari analisis keuntungan diperoleh perbandingan dari penerimaan dengan biaya total.Analisis risiko dari sudut analisis keuntungan dapat dilihat dari dua kriteria Koefisien Variasi (KV) dan Batas Bawah Keuntungan (BBK).

Analisis kelayakan dilihat dari empat kriteria yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Gross Benefit Ratio (Gross B/C) (Soetrisno, 1983). Net Present Value (NPV) diperoleh dari:

NPV = n n i i i NB   

(1 ) 1 DimanaNBadalahNet Benefit, iadalahdiscount factor, n adalahtahun (waktu).Apabila hasil perhitungan NPV > 0 dikatakan fesible dan jika NPV < 0 maka tidak layak untuk diusahakan. Sedangkan apabila NPV = 0 ini berarti dalam keadaan BEP (break event point). Sedangkan

Internal Rate of Return (IRR) diperoleh dari: ) .( ) ( 1 2 2 1 1 1 i i NPV NPV NPV i IRR    

i1adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1, i2adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2. Apabila perhitungan IRR lebih besar dari SOCC dikatakan usahatani ternak sapi perah feasible, bila sama dengan SOCC berarti peluang pokok dan dibawah SOCC usaha tersebut tidak feasible.Net

Benefit Cost Ratio (Net B/C) diperoleh dari: Net B/C = ) ( ) ( 1 1  

  n i i n i i NB NB

Jika nilai net B/C lebih besar dari 1 berarti layak untuk dikerjakan dan jika lebih kecil dari 1 berarti tidak layak untuk dikerjakan. Untuk Net B/C sama dengan 1 berarti BEP (break event point).Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) diperoleh dari: Gross B/C =

      n i n n i n r C r B 1 1 1 1 ) 1 ( ) 1 (

Gross B/C > 1 : feasible (go), Gross B/C < 1 : tidak feasible (no go), Gross B/C = 1 : berada dalam keadaan BEP (Ibrahim, 2003).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Usahatani Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang merupakan usaha berskala kecil dimana motivasi utama dari para peternak bukanlah profit atau keuntungan namun nilai kegunaan (utility) (Prawirokusumo, 1990). Sebagian besar jenis sapi perah yang diusahakan adalah sapi jenis FH (Frisien Holstain). Cara perkawinan untuk sapi perah adalah dengan menggunakan inseminasi buatan (Mukhtar, 2006). Biaya yang dikeluarkan untuk satu kali inseminasi buatan adalah Rp 35.000,00 – Rp 40.000,00. Pemerahan susu dilakukan dengan

(5)

tangan (hand milking) dikarenakan jumlah sapi laktasi sedikit. Produksi susu dipengaruhi oleh pemberian pakan. Peternak di Kecamatan Getasan memberikan makanan berupa rumput/hijauan, konsentrat, bekatul, singkong, garam dan ampas tahu. Rata-rata peternak sapi perah di Kecamatan Getasan menjual susu di KUD Getasan dan KUD Banyu Aji dengan harga Rp 3.200,00 per liter.

Karakteristik Petani Sampel

Sebagian besar umur peternak sapi perah di Kecamatan Getasan kategori produktif.Usia produktif dimungkinkan untuk dapat meningkatkan ketrampilannya dalam berusahatani dan dapat menyerap teknologi baru dalam rangka

peningkatan pendapatan

usahataninya dan pengembangan usahatani ternak sapi perah. Sebagian besar klasifikasi pendidikan peternak

6 tahun atau tamat SD. Tingkat pendidikan peternak yang masih rendah ini menjadi salah satu kendala dalam pengambilan keputusan yang baik.Jumlah anggota keluarga peternak yang aktif dalam usahatani adalah 2 orang. Anggota keluarga yang aktif dalam usahatani berpengaruh pada curahan waktu dan banyaknya pekerjaan yang ditanggung oleh peternak. Rata-rata kepemilikan sapi perah laktasi 2 ekor, sehingga dengan jumlah sapi laktasi yang sedikit maka produksi susu juga sedikit. Pengalaman usahatani ternak sapi perah rata-rata selama 5 tahun.

Analisis Usahatani Ternak Sapi Perah

Sarana produksi yang digunakan dalam usahatani ternak sapi perah meliputi pakan, obat-obatan dan tenaga kerja.

Tabel 2. Rata-rata Penggunaan dan Biaya Pakan, Biaya Obat-obatan dan Biaya Tenaga Kerja dalam Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima tahun)

No Pakan Kuantitas Biaya (Rp/usaha) Persentase (%)

1. 2. Hijauan (bongkok) Konsentrat (kg) 5.098,31 6.564,94 35.688.275,00 15.888.951,25 57,61 25,65 3. Bekatul (kg) 1.948,81 4.780,25 11,22 1.604,20 20.007,74 5.793.512,50 9,35 4. Ampas (kg) 3.588.571,25 4,62 5. Garam (kg) 22.447,50 0,04 6. Singkong (kg) 1.691.318,75 2,73 Jumlah 62.673.076,25 100,00 Obat-obatan

1. Suntikan Kesehatan (kali) 1

1 6 9 3 3 23 52.000,00 2,88

2. Suntikan Pasca Beranak (kali) 42.000,00 2,32

3. Obat Cacing (botol) 1.356.825,00 74,95

4. Inseminasi Buatan (kali) 307.750,00 17,00

5. Vitamin (Botol) 36.666,38 2,02

6. Kalsium/ mineral (pack) 14.882,50 0,83

Jumlah 1.810.123,88 100,00

Tenaga Kerja Jam/hari Jam/tahun

1. Pemerahan Susu 2,00 730,00 6.250,00 25,00

2. Pemberian Pakan 2,00 730,00 6.250,00 25,00

3. Mencari Pakan 1,50 547,50 4.687,50 18,75

4. Membersihkan Kandang 1,50 547,50 4.687,50 18,75

(6)

Jumlah 8,00 2.919,00 25.000,00 100,00 Sumber : Analisis Data Primer

Penggunaan hijauan adalah sebanyak 5.098,31 bongkok dengan

harga Rp

35.688.275,00/usaha.Penggunaan konsentrat sebanyak 6.564,94 kg dengan biaya sebesar Rp 15.888.951,25/usaha.Peternak biasa membeli konsentrat dengan harga Rp 2.420,00 per kg.Penggunaan bekatul sebanyak 1.948,81 kg/usaha dengan

biaya sebesar Rp

5.793.512,50/usaha.Harga bekatul Rp 3.000,00/kg. Penggunaan ampas sebanyak 4.780,25 kg/usaha dengan

biaya sebesar Rp

3.588.571,25/usaha.Rata-rata

penggunaan garam 11,22 kg/usaha, dengan biaya sebesar Rp 22.447,50/usaha. Harga garam per kilogram Rp 1.500,00 - Rp 2.000,00.Rata-rata pembelian singkong per usaha adalah sebanyak 1.604,20 kg dengan harga Rp 1.691.318,75/usaha. Harga singkong Rp 1.100,00/kg. Peternak di

Kecamatan Getasan memberikan suntikan kesehatan rata-rata 1 kali/usaha, biaya yang dikeluarkan yaitu Rp 52.000,00. Rata-rata penggunaan suntikan pasca beranak sebanyak 1 kali/usaha. Rata-rata penggunaan obat cacing adalah sebanyak 6 botol/usaha dengan biaya

rata-rata sebesar Rp

1.356.825,00/usaha. Rata-rata penggunaan inseminasi buatan di Kecamatan Getasan adalah 9 kali, dengan biaya yang dikeluarkan Rp 307.750,00/usaha. Penggunaan tenaga kerja diperhitungkan perhari kerja dan menggunakan hari kerja pria (HKP).Upah yang diberikan untuk satu hari kerja yaitu Rp 25.000,00.

Biaya yang digunakan meliputi biaya implisit dan biaya eksplisit. Biaya implisit meliputi biaya anakan sendiri, biaya pakan sendiri, biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya penyusutan . Tabel 3. Rata-rata Biaya Penyusutan Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima

tahun) No Uraian Jumlah (Rp) 1. Penyusutan Alat a. Kandang 1.080.553,57 b. Milk Can 9.945,24 c. Ember Minum 29.389,43 d. Ember Kecil 2.783,75 e. Gayung 3.952,08 f. Sekop 10.247,32 g. Garpu 7.096,41 h. Pisau 6.770,54 i. Sabit 27.450 Jumlah 1.178188,34

2 Penyusutan Nilai Sapi 182.201,47

Jumlah 1.360.389,81

Sumber : Analisis Data Primer Rata-rata biaya penyusutan alat usahatani ternak sapi perah di

Kecamatan Getasan sebesar Rp 1.178188,34. Biaya penyusutan nilai

(7)

sapi adalah sebesar Rp 182.201,47. Sehingga besarnya penyusutan Rp

1.360.389,81/usaha.

Tabel 4. Rata-rata Biaya Implisit dan Biaya Eksplisit (per lima tahun)

No Uraian Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)

1. Biaya Implisit

a. Anakan sendiri 788.750

b. Biaya pakan sendiri c. Tenaga kerja keluarga

d. Penyusutan kandang dan peralatan

35.688.275 10.813.982,65 1.178.638,35 48.469.646 2. Biaya Eksplisit a. Pembelian anakan 5.022.500 b. Biaya pakan 26.984.801,25

c. Biaya obat dan selametan d. Inseminasi buatan

1.589.648,88 307.750

e. Biaya tenaga kerja luar 399.218,75

34.303.918,88

Jumlah 82.773.564,88

Sumber : Analisis Data Primer

Rata-rata biaya usahatani ternak sapi perah sebesar Rp 82.775.597,20.Besarnya biaya implisit dari usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan adalah Rp 48.469.646,00. Sedangkan besarnya biaya eksplisit dari

usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan adalah Rp 34.305.951,20.

Penerimaan usahatani ternak sapi perah diperoleh dari penjualan susu, anakan, nilai tambah, kotoran, penjualan pedet dan sapi produktif,

Tabel 5. Penerimaan Produksi Susu Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima tahun)

No. Tempat penjualan

susu sapi Rata-rata produksi susu (liter) Harga (Rp) Rata-rata penerimaan (Rp) 1. Koperasi 6.004,71 3.200 19.215.228,8 2. Kelompok tani 3.261,8 3.100 10.111.580 3. Non Koperasi 2.409,07 3.050 7.347.668,7 Jumlah 11.675,58 36.674.477,5

Sumber : Analisis Data Primer

Rata-rata produksi susu adalah sebanyak 11.675,58 liter. Peternak di Kecamatan Getasan

paling banyak menjual langsung ke koperasi.

Tabel 6. Rata-rata Penerimaan Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima tahun)

No Uraian Jumlah (Rp) Presentase (%)

1. Susu Sapi 36.674.477,50 52,3

2. Nilai Anakan 10.995.625,00 15,8

3. Nilai Tambah Pedet 2.443.550,00 3,5

4. Nilai Tambah Dara 2.592.450,00 3,7

5. 6. 7.

Kotoran Sapi Penjualan Pedet

Penjualan sapi produktif

8.173.187,50 2.233.750,00 4.842.515,00 11,7 3,2 6,1

(8)

8. Penjualan sapi afkir 1.876.250,00 2,7

Jumlah 69.831.805,00 100,00

Sumber : Analisis Data Primer

Penerimaan usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan adalah sebesar Rp 69.381.805. Penerimaan terbesar adalah dari penjualan susu yaitu sebesar 52,3 persen atau sebesar Rp 36.674.477,50, sedangkan penerimaan terkecil adalah dari penjualan sapi afkir, yaitu 2,7 persen

atau sebesar Rp 1.876.250,00. Nilai tambah pedet dihitung dari selisih nilai setelah 1 tahun dikurangi nilai awal pedet.

Rata-rata pendapatan usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Pendapatan Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima tahun)

No Uraian Jumlah (Rp)

1. Penerimaan 69. 831.805

2. Biaya eksplisit 34.303.918,88

3. Pendapatan 35.527.886,12

Sumber : Analisis Data Primer Rata-rata pendapatan usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan adalah Rp 35.527.886,12. Usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan tidak memberikan keuntungan bagi peternak.Akan tetapi usaha tetap berjalan karena resource yang berasal dari dalam keluarga seperti tenaga kerja dalam keluarga, serta pakan hijauan yang berasal dari lahan milik sendiri tidak diperhitungkan.Berdasarkan uji statistik, nilai tingkat signifikansi (sig 2-tailed) rata-rata pendapatan usahatani adalah 0,005 yang berarti

bahwa nilai tersebut lebih kecil daripada tingkat kepercayaaan 95%

(α=5% yaitu 0,05) sehingga dapat

disimpulkan rata-rata pendapatan usahatani ternak sapi perah sampel berbeda nyata atau signifikan.

Perhitungan efisiensi usaha dilihat dari analisis pendapatan menggunakan R/C Rasio yang diperoleh dari total penerimaan usahatani ternak sapi perah dibagi dengan biaya eksplisit dari usahatani ternak sapi perah. Jika nilai R/C Rasio lebih dari satu maka usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan sudah efisien.

Tabel 8. Rata-Rata Efisiensi Usaha pada Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima tahun)

No Uraian Jumlah (Rp)

1. Penerimaan 69. 831.805

2. Biaya eksplisit 34.303.918,88

3. Efisiensi 2,03

Sumber : Analisis Data Primer Nilai R/C Rasio usahatani ternak sapi perah di Kecamatan

Getasan adalah sebesar 2,03. Nilai

(9)

sehingga usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan sudah efisien dan menguntungkan.Berdasarkan uji statistik, nilai tingkat signifikansi (sig 2-tailed) tingkat efisiensi dari analisis pendapatan usahatani adalah 0,000 yang berarti bahwa nilai tersebut lebih kecil daripada tingkat

kepercayaaan 95% (α=5% yaitu

0,05) sehingga dapat disimpulkan tingkat efisiensi usahatani ternak sapi perah sampel berbeda nyata atau signifikan.

Perhitungan risiko usaha menggunakan Koefisien Variasi (KV) dan Batas Bawah Pendapatan (BBP).

Tabel 9. Rata-Rata Risiko Usaha pada Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima tahun)

No Uraian Jumlah (Rp) 1. Penerimaan 69. 831.805 2. Biaya eksplisit 34.303.918,88 3. 4. Koefisien Variasi

Batas Bawah Pendapatan

0,267 16.746.846,717

Sumber : Analisis Data Primer Nilai Koefisien Variasi adalah 0,267 yang berarti bahwa nilai KV≤0,5, sedangkan nilai Batas

Bawah Pendapatan 16.746.846,717 yang berarti bahwa BBK≥0, berarti bahwa usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan selalu untung atau impas.

`Analisis Keuntungan diperoleh dari selisih penerimaan dengan biaya total.Sedangkan profitabilitas erupakan prosentase perbandingan penerimaan dengan biaya total.

Tabel 10. Rata-rata Keuntungan Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima tahun)

No Uraian Jumlah (Rp)

1. Penerimaan 69. 831.805

2. Biaya implisit dan eksplisit 82.773.564,88

3. Keuntungan -12.941.759,88

4. Profitabilitas -15,64

Sumber : Analisis Data Primer Keuntungan rata-rata usahatani ternak sapi perah Kecamatan Getasan adalah -Rp 12.941.759,88. Peternak sapi perah di Kecamatan Getasan tidak

memperoleh keuntungan

dikarenakan pada saat penelitian jumlah sapi produktif lebih sedikit

dibandingkan sapi non

produktif.Nilai profitabilitas adalah -15,64%, berarti bahwa usahatani ternak sapi perah yang diusahakan

tidak memberikan

menguntungkan.Berdasarkan uji

statistik, nilai tingkat signifikansi (sig 2-tailed) rata-rata keuntungan usahatani adalah 0,000 yang berarti bahwa nilai tersebut lebih kecil daripada tingkat kepercayaaan 95%

(α=5% yaitu 0,05) sehingga dapat

disimpulkan rata-rata keuntungan usahatani ternak sapi perah sampel berbeda nyata atau signifikan.

Perhitungan efisiensi usaha

dilihat dari analisis

keuntunganmenggunakan R/C Rasio

yang diperoleh dari total penerimaan usahatani ternak sapi perah dibagi

(10)

dengan biaya total dari usahatani ternak sapi perah.

Tabel 11. Rata-Rata Efisiensi Usaha pada Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima tahun)

No Uraian Jumlah (Rp)

1. Penerimaan 69. 831.805

2. Biaya Total 82.773.564,88

3. Efisiensi 0,84

Sumber : Analisis Data Primer Nilai R/C Rasio usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan adalah sebesar 0,84. Nilai

R/C Rasio kurang daripada 1, sehingga usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan bisa mengalami kerugian. Berdasarkan uji statistik, nilai tingkat signifikansi (sig 2-tailed) tingkat efisiensi dari analisis keuntungan usahatani adalah 0,000 yang berarti bahwa nilai

tersebut lebih kecil daripada tingkat

kepercayaaan 95% (α=5% yaitu

0,05) sehingga dapat disimpulkan tingkat efisiensi usahatani ternak sapi perah sampel berbeda nyata atau signifikan.

Perhitunganrisiko usaha dari sudut analisis keuntungan menggunakan Koefisien Variasi (KV) dan Batas Bawah Keuntungan (BBK).

Tabel 12. Rata-Rata Risiko Usaha pada Usahatani Ternak Sapi (per lima tahun)

No Uraian Jumlah (Rp) 1. Penerimaan 69. 831.805 2. Biaya Total 82.773.564,88 3. 4. Koefisien Variasi

Batas Bawah Keuntungan

1,6 -52.629.467,704

Sumber : Analisis Data Primer Nilai Koefisien Variasi usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan adalah sebesar 1,6 yang berarti bahwa nilai KV>0,5, sedangkan nilai Batas Bawah Keuntungan -52.629.467,704 yang berarti bahwa BBK<0, berarti bahwa usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan mungkin bisa rugi.

Analisis kelayakan usahatani ternak sapi perah dilihat dari pendekatan analisis keuntungan menggunakan komponen biaya

implisit dan eksplisit.Sedangkan analisis kelayakan usahatani ternak sapi perah dilihat dari pendekatan analisis pendapatan hanya menggunakan komponen biaya eksplisit.Kriteria analisis kelayakan dapat dihitung dari nilai NPV, IRR, Net B/C ratio dan Gross B/C ratio. Nilai NPV, IRR, Net B/C ratio, dan Gross B/C ratio dilihat dari pendekatan analisis keuntungan dan analisis pendapatan adalah sebagai berikut:

(11)

Tabel 13. Analisis Kelayakan Usahatani Ternak Sapi Perah

Kelayakan Usaha UT Sapi Perah Umur 0

s/d 8 tahun

UT Sapi Perah Umur 3 s/d 8 tahun A. Analisis Keuntungan 1 NPV Rp 5.284.982,00 Rp 9.321.417,00 2 Gross B/C 1,08 1,18 3 Net B/C 2,31 9.321.417,00 4 IRR 19,41% 45,94%

5 Kelayakan Usaha = LAYAK = LAYAK

B. Analisis Pendapatan

1 NPV Rp 12.172.729,00 Rp 14.315.233,00

2 Gross B/C 1,22 1,31

3 Net B/C 6,68 14.315.233,00

4 IRR 60,92% 65,61%

5 Kelayakan Usaha = LAYAK = LAYAK

Sumber : Analisis Data Primer

Catatan : Interest Rate Bank =14,50% Berdasarkan analisis keuntungan usahatani ternak sapi perah pada umur 0-8 tahun dan pada umur 3-8 tahun dapat diketahui bahwa NPV, Gross B/C dan Net B/C mempunyai nilai > 1 sehingga usahatani ternak sapi perah dapat dijalankan. Nilai IRR lebih besar dari suku bunga bank yang bernilai 14,50%, berarti bahwa usahatani ternak sapi perah feasible. Menurut analisis pendapatan pada umur 0-8 tahun dapat diketahui nilai NPV, Gross B/C ratio dan Net B/C ratio mempunyai nilai > 1 serta nilai IRR lebih besar dari suku bunga bank yang bernilai 14,50%, sehingga usahatani ternak sapi perah layak untuk dijalankan. Apabila dilihat dari nilai IRR yaitu 60.98% berarti bahwa usahatani ternak feasible, dikarenakan. Begitu pula ternak sapi perah pada umur 3-8 tahun.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa besarnya biaya usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang adalah Rp. 82.773.564,88, dan penerimaan sebesar Rp. 69.831.805,00, sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp. 35.527.886,12. Nilai profitabilitas usahatani ternak sapi perah per ekor di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang adalah -15,64%, berarti bahwa usahatani ternak sapi perah yang diusahakan tidak memberikan menguntungkan. Usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang menurut analisis keuntungan tidak efisien, dengan tingkat efisiensi 0,84, namun dari sudut analisis pendapatan usahatani ternak sapi perah yang diusahakan sudah efisien, dengan tingkat efisiensi 2,03.Besar risiko yang ditanggung pada usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dapat diketahui dengan nilai KV dan BBK

(12)

atau BBP, menurut analisis keuntungan nilai KV=1,6, dan nilai BBK=-52.629.467,704. Sehingga peternak mungkin bisa rugi. Sedangkan menurut analisis pendapatan, nilai KV=0,267 dan nilai BBP=16.746.846,717, sehingga

peternak untung atau

impas.Berdasarkan analisis kelayakan usaha usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan layak untuk diusahakan, Nilai NPV, Net B/C ratio, dan Gross B/C lebih dari 1, serta nilai IRR yang melebihi suku bunga bank 14,50%. Sehingga usahatani ternak sapi perah layak untuk diusahakan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan diantaranya adalah bagi pemerintah daerah Kabupaten Semarang diharapkan lebih memperhatikan dalam pengembangan usahatani ternak sapi perah di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan memberikan penyuluhan yang lebih intensif tentang pemeliharaan ternak sapi perah. Bagi peternak diharapkan dapat menerapkan cara pemeliharaan ternak sapi perah yang baik dan benar, sehingga dapat meminimalisir risiko yang ditanggung. Disamping itu dengan pemeliharaan ternak sapi perah yang baik maka produktifitas sapi perah juga dapat meningkat, serta perlu adanya peningkatan kebersihan baik kandang maupun sapi perah itu sendiri agar dapat meminimalisir tertularnya berbagai penyakit yang dapat menyerang hewan ternak.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005.

Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta

BPS. 2012. Kabupaten Semarang dalam Angka 2011. BPS Kabupaten Semarang. Hernanto, F. 1991. Ilmu Usahatani.

Penebar Swadaya. Jakarta. Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan

Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.

Kountur, R.2008. Mudah Memahami

Manajemen Risiko

Perusahaan.Penerbit PPM. Jakarta.

Mukhtar, A. 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press). Surakarta.

Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usahatani.

BPFE.Yogyakarta.

Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta Soekartawi.1995.Analisis

Usahatani.Universitas Indonesia Press.Jakarta. Soetrisno. 1983. Dasar-Dasar

Evaluasi Proyek. Andi Offset. Yogyakarta.

Sugiono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Gambar

Tabel  1.  Jumlah  Sapi  Perah  dan  Produksi  Susu  di  Kabupaten  Semarang  Tahun  2008-2010
Tabel  2.  Rata-rata  Penggunaan  dan  Biaya  Pakan,  Biaya  Obat-obatan  dan  Biaya  Tenaga  Kerja dalam Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima tahun)
Tabel 6. Rata-rata Penerimaan Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima tahun)
Tabel 11. Rata-Rata Efisiensi Usaha pada Usahatani Ternak Sapi Perah (per lima  tahun)
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

In this study, the problems of Simple Present Tense and Present Continuous Tense that happen in the users’ mind could be analyzed and the causes of the errors can be

Kepala Kantor Pertanahan menyerahkan sertifikat tanah wakaf kepada Nadzir, selanjutnya ditunjukkan kepada PPAIW untuk dicatat pada daftar Akta Ikrar Wakaf

[r]

Instrumen penilaian tertulis memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang dikatagorikan tinggi, taraf kemudahan soal yang terdiri dari 40% soal mudah dan 60%

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT 2018.. RKA - OPD 2.2.1 ORGANISASI

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa uji t menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan, disebabkan karena arus kas

Namun pada umumnya peternak memberi ransum dengan kandungan protein dan kalsium yang rendah maka akan berdampak pada pertumbuhan dan produksi telur yang tidak