• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Kepribadian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Psikologi Kepribadian"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Psikologi

Kepribadian

Pengantar Psikologi

Kepribadian

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Psikologi S1 Psikologi

01

Putri R. Wulandari, M.Psi, Psi.

Abstract

Kompetensi

Penjelasan Dasar-dasar psikologi kepribadian: teori psikologi kepribadian, perkembangan dari masa ke masa

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan definisi kepribadian, pengertian teori, pokok-pokok perbedaan paradigma psikologi, dan perkembangan sejarah teori kepribadian

(2)

Teori

Pengertian umum

Pembahasan haruslah dimulai dengan memahami terlebih dahulu apa itu “teori”. Secara umum, teori dapat dipahami sebagai sekumpulan asumsi yang berasal dari sebuah kesepakatan mengenai fenomena tertentu, dan sekumpulan definisi empiris yang menghubungkan sebuah teori yang bersifat abstrak kepada observasi yang bersifat konkrit.

Dalam kamus Merriam-Webster teori didefinisikan sebagai “an idea or set of ideas that is intended to explain facts or events”. Bila diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia diperoleh

definisi bahwa teori adalah sebuah ide atau sekumpulan ide yang ditujukan untuk menjelaskan fakta atau kejadian (fenomena)

Hall, et al., (1985) menjelaskan bahwa teori adalah oposisi dari fakta. Teori adalah sebuah hipotesis mengenai kebenaran, ia adalah sebuah spekulasi mengenai realita, ia adalah sesuatu yang belum diketahui kebenarannya. Teori haruslah dapat diuji saat data yang cukup telah dikumpulkan dan dianalisa. Namun demikian, pengujian atas sebuah teori tidak dilakukan untuk membenarkan atau menyalahkan teori yang bersangkutan. Melainkan ditujukan pada dampak dari teori tersebut dan turunannya yang dapat dinyatakan terbukti atau tidak terbukti.

Dari dua penjelasan mengenai teori di atas, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa teori adalah ide atau sekumpulan ide yang ditujukan untuk menjelaskan fenomena. Teori bukanlah fakta, sehingga kemampuan sebuah teori untuk menjelaskan fenomena harus dapat diuji. Pengujian teori dilakukan untuk mengetahui sejauh apa teori tersebut dapat menjelaskan fenomena, bukan untuk membenarkan atau menyalahkan.

Bagaimana teori dibentuk

Teori adalah sekumpulan ide yang diciptakan oleh pembuat teori (theorist); teori bukanlah sesuatu yang secara otomatis didapatkan dari fenomena alamiah atau data. Teori adalah sebuah cara untuk menjelaskan fenomena yang dipilih sendiri oleh seorang pembuat teori. Oleh karenanya, teori yang dibuat oleh theorist merupakan sebuah produk kreativitas, yang dapat disejajarkan seperti plot cerita yang dibuat oleh novelis atau sketsa yang dibuat oleh pelukis. Perbedaannya hanya terletak pada data yang mendasarinya dan sejauh apa kemampuan teori dalam menjelaskan fenomena dapat dibuktikan.

Karena teori adalah karya pribadi dari seorang theorist, maka tidak ada prinsip utama yang mendasari sebuah teori. Sederhananya, teori adalah cara seseorang (theorist) untuk menjelaskan sebuah fenomena. Menggunakan teori seseorang untuk menjelaskan fenomena sama saja dengan meminjam kacamata orang tersebut untuk memandang fenomena tersebut.

(3)

Komponen teori

Idealnya, sebuah teori terdiri dari (1) sekumpulan asumsi yang relevan dengan fenomena yang dibahas dan secara sistematis berhubungan satu sama lain, dan (2) sekumpulan definisi empiris yang menghubungkan asumsi-asumsi tersebut dengan fenomena yang terjadi secara riil.

Komponen teori yang pertama memiliki pengertian bahwa sebuah asumsi yang dibuat dalam sebuah teori persepsi haruslah menjelaskan proses persepsi, dan asumsi dalam teori motivasi haruslah menjelaskan proses motivasi. Asumsi-asumsi tersebut dapat saja sangat umum atau sebaliknya cukup spesifik, tergantung pada si pembuat teori. Sebagai contoh, sebuah teori dapat mengajukan asumsi bahwa semua tingkah laku dilandasi oleh dorongan motivasi (umum); atau pada contoh lain sebuah teori berasumsi bahwa meningkatnya kecemasan akan menurunkan kinerja motorik seseorang (spesifik)

Asumsi-asumsi dalam sebuah teori tidak hanya harus jelas, tapi juga harus berhubungan satu sama lain. Agar asumsi-asumsi dalam sebuah teori konsisten dan logis, maka mereka harus memiliki sebuah syntax, sebuah aturan yang menjelaskan hubungan sistematis antara asumsi dan konsep dalam sebuah teori. Tanpa adanya syntax/aturan maka teori tersebut tidak akan dapat menjelaskan data empiris. Sebagai contoh, bila kita menambahkan asumsi baru “keberhargan diri dapat meningkatkan kinerja motorik” pada asumsi sebelumnya yang menjelaskan bahwa “kecemasan dapat menurunkan kinerja motorik”, maka sebelumnya harus dijelaskan bagaimana hubungan antara “kecemasan” dan “keberhargaan diri”. Bila hal ini tidak dilakukan maka teori akan sulit untuk menjelaskan fenomena kinerja motorik secara riil, karena di dunia nyata kecemasan dan keberhargaan diri adalah variabel yang dapat muncul bersamaan dan terus berubah intensitasnya. Definisi empiris, atau juga disebut sebagai definisi operasional berfungsi untuk menspesifikkan aspek operasional sebuah dalam teori, sehingga dapat ditentukan bagaimana cara mengukur aspek-aspek tersebut secara riil. Melalui definisi operasional lah sebuah teori dapat berhubungan langsung dengan fenomena di dunia nyata. Pembuatan definisi operasional disatu sisi harus akurat tetapi di sisi lain juga harus fleksibel. Hal ini menjadi penting agar pengambilan data benar-benar dapat merepresentasikan fenomena. Sebagai contoh bila kecemasan hanya didefinisikan sebagai perubahan simtom-simptom fisik seperti tekanan darah, detak jantung dan pernapasan (dapat diukur dengan akurasi tinggi), maka kita akan kehilangan aspek-aspek lain yang mencirikan kecemasan, seperti sulit konsentrasi dan rasa takut (sulit diukur dengan akurat

Teori Kepribadian

Penggunaan istilah kepribadian secara awam umumnya mempunyai dua ciri, yaitu:

(1) Mengarah pada konotasi evaluatif, dengan kata lain istilah kepribadian digunakan untuk

memberikan penilaian atas diri seseorang. Umumnya merujuk pada kemampuan sosial, kharisma atau kesan yang diberikan oleh seseorang.

(4)

(2) Mendeskripsikan sifat dominan, saat seseorang dikatakan memiliki kepribadian yang tertutup, besar kemungkinan disebabkan karena orang tersebut lebih banyak diam saat berada di lingkungan sosial, lebih suka situasi tenang dan sendiri.

Sementara itu, para praktisi psikologi (seperti yang akan dibahas pada mata kuliah ini), cenderung memiliki cara pandang yang lebih luas dan rumit untuk mendefinisikan kepribadian. Penelitian Allport pada tahun 1937 (dalam Hall, et al., 1985) menunjukkan ada lebih dari lima puluh definisi kepribadian yang digunakan saat itu. Dengan asumsi bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang, maka dapat diyakini bahwa saat ini definisi kepribadian sudah bertambah banyak dan (bisa jadi) bertambah rumit, dibandingkan saat penelitian Allport dilakukan.

Namun demikian, untuk memberikan gambaran umum mengenai pengertian kepribadian dalam lingkup ilmu psikologi, ada baiknya membahas beberapa konsep kunci dari kepribadian menurut beberapa definisi.

(1) Biososial, beberapa teori mendefinisikan kepribadian sebagai reaksi orang lain terhadap individu.

Dengan kata lain, seperti pada pengertian awam, kepribadian seseorang adalah penilaian orang lain terhadapnya.

(2) Biofisik, beberapa teori lain mengambil pandangan berlawanan, bahwa kepribadian memiliki

komponen organik dan terberi sejak awal. Pandangan ini mengkaitkan kepribadian dengan atribut-atribut yang dapat diukur secara objektif seperti bentuk tubuh.

(3) Komprehensif, sebagian teori mendefinisikan kepribadian dengan mengumpulkan seluruh

konsep yang dianggap penting untuk menggambarkan seseorang.

(4) Integratif, memandang kepribadian sebagai sebuah struktur atau pola tingkah laku

(5) Kepribadian juga dipandang oleh beberapa teori sebagai upaya adaptasi seseorang dengan lingkungannya.

(6) Pembeda, kepribadian didefinisikan sebagai sesuatu yang membedakan antara satu individu

dengan individu yang lain

(7) Hakikat, memandang bahwa kepribadian adalah yang mendefinisikan individu, apa yang menjadi

ciri atau karakteristik orang tersebut.

Dalam mengkaji psikologi kepribadian, seseorang tidak dapat mengelak dari membahas definisi-definisi yang mengambil sudut pandang-sudut pandang berbeda di atas. Namun, perlu di ingat bahwa tidak ada satupun definisi di atas yang merupakan sebuah definisi kepribadian mutlak. Hal ini disebabkan karena, seorang tokoh mendefinisikan kepribadian dengan memasukkan aspek-aspek yang dianggapnya penting dan sesuai dengan teorinya sendiri. Oleh karena itu, sangat memungkinkan bila dua tokoh dengan teorinya masing-masing dapat saling tumpang tindih atau berbeda sama sekali dalam mendefinisikan kepribadian.

(5)

Dimensi Teori Kepribadian

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa teori adalah asumsi seorang pembuat teori (theorist) untuk melihat dan menjelaskan sebuah fenomena. Asumsi-asumsi ini merefleksikan posisi masing-masing pembuat teori terkait beberapa isu mengenai kepribadian yang masih menjadi perdebatan sampai saat ini. Sebagai contoh, adalah isu ketidaksadaran vs. Kesadaran, area mana yang lebih besar mempengaruhi motivasi dan tingkah laku manusia? Atau keturunan (nature) vs. lingkungan (nurture), mana yang lebih besar dalam mempengaruhi kepribadian Gambar 2. (Heredity vs environment, Nature vs nurture) manusia?

Isu-isu tersebut dapat dipandang seperti dua kutub yang saling berlawanan, dan memang ada pembuat teori yang menempatkan dirinya pada salah satu dari dua kutub yang berlawanan tersebut. Namun, dua kutub tersebut juga dapat dipandang sebagai ujung dari sebuah kontinum. Sehingga banyak pembuat teori menempatkan dirinya, bukan dikutub ekstrim, tetapi pada sebuah titik diantara kedua kutub tersebut.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa isu yang sering dipersepsikan sebagai kutub yang saling berlawanan dalam teori kepribadian.

(1) Kesadaran Vs. Ketidaksadaran, pertanyaan mendasar pada isu ini adalah “apakah tingkah laku

manusia dikontrol oleh proses rasional yang kita sadari (proses kesadaran) atau oleh faktor irasional yang tidak kita sadari (proses ketidaksadaran). Kebanyakan pembuat teori mengakui adanya kedua faktor tersebut, kesadaran dan ketidaksadaran, tetapi mengambil posisi dengan menyatakan salah satunya memiliki pengaruh lebih dominan. Pembuat teori yang mengambil posisi ditengah-tengah berpendapat bahwa peran ketidaksadaran lebih besar pengaruhnya pada orang-orang yang mengalami gangguan (abnormal) dan peran kesadaran lebih besar pengaruhnya pada orang-orang normal.

(2) Penguasaan Vs. Proses belajar, untuk beberapa teoris, proses belajar, atau bagaimana

seseorang sebuah tingkah laku dimodifikasi memegang peran kunci untuk semua fenomena tingkah laku. Sementara untuk beberapa teoris lain, penguasaan atau struktur kepribadian sebagai hasil belajarlah yang menjadi titik tekan.

(3) Hereditas Vs. Lingkungan, pertanyaan mendasar dari isu ini adalah “diantara faktor hereditas

dan lingkungan, manakah yang lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku manusia?” hampir tidak ada teoris yang menolak pengaruh faktor keturunan pada tingkah laku, tetepi kebanyakan teoris berpendapat bahwa tingkah laku dapat dipahami tanpa harus melibatkan faktor-faktor genetis dan biologis. Namun demikian, penelitian kontemporer dalam bidang genetic behavior, membenarkan bahwa kecenderungan-kecenderungan yang diwariskan memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada kepribadian manusia

(4) Masa lalu Vs. Masa kini, untuk beberapa teoris, kunci untuk memahami tingkah laku seorang

dewasa terletak pada kejadian-kejadian yang dialami orang tersebut dimasa kanak-kanaknya; dengan kata lain, masa lalunya. Bagi teoris dengan pandangan seperti ini, kejadian-kejadian masa lalu yang jauh (masa kanak-kanak/balita) menjadi lebih penting daripada kejadian masa kini, untuk menjelaskan tingkah laku. Namun untuk beberapa teoris lain, tingkah laku dapt dijelaskan dengan

(6)

mengambil referensi dari kejadian-kejadian kekinian: hari ini, seminggu yang lalu, sebulan yang lalu atau setahun yang lalu.

(5) Holistik Vs. Analitik, Pandangan Holistik berpendapat bahwa tingkah laku manusi tidak dapat

dilepaskan dari konteks dimana tingkah laku tersebut muncul. Pandangan ini memiliki dua asusmsi dasar: (1) bahwa tingkah laku individu tidak hanya terkait dengan sesuatu yang dilakukan (tingkah laku) itu sendiri, tetapi juga aspek fisiologis dan biologis individu yang beersangkutan, (2) bahwa tingkah laku hanya dapat dipahami dengan mengaitkannya pada field, aspek lingkungan atau konteks dimana tingkah laku tersebut muncul. Sekalipun aspek tingkah laku yang dipelajari sangat spesifik, tetap tingkah laku spesifik tersebut harus dikaitkan dengan konteks, untuk dapat memahami tingkah laku tersebut seutuhnya. Sementara pandangan Analitik berpendapat bahwa cara terbaik untuk memahami tingkah laku adalah dengan memulainya dari komponen tingkah laku yang kecil dan spesifik, barulah setelah itu pemahaman dikembangkan dalam komponen yang lebih besar dan kompleks.

(6) Person Vs. Situation, perdebatan pada isu ini didasari oleh pertanyaan apakah tingkah laku

merupakan produk dari manusia itu sendiri dan proses-proses dalam dirinya ataukah produk dari situasi/lingkungan tempat dimana manusia itu berada. Kebanyakan teoris saat ini mengambil posisi ditengah, yaitu bahwa tingkah laku adalah produk dari interaksi antara proses dalam diri dan lingkungan manusia. Namun demikian, tetap ada teoris yang menempatkan dirinya pada satu dari dua kutub ekstrim. Sebagai contoh, Skinner yang berpendapat bahwa seluruh faktor yang memicu munculnya tingkah laku berasal dari lingkungan (eksternal) dan Binswanger dan Boss yang berpendapat bahwa penentu tingkah laku adalah dari manusia itu sendiri (internal.

(7) Purposif Vs. Mekanistik, beberapa teoris seperti Adler berpendapat bahwa tujuan, dan upaya

mencapai tujuan, merupakan aspek sentral dari tingkah laku manusia. Dalam pandang ini tingkah laku manusia adalah purposif (bertujuan), bahwa secara alami, manusia akan terus membuat sebuah tujuan dalam hidup, dan tingkah laku yang dimunculkannya adalah sebuah upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Namun beberapa teoris lain berpendapat bahwa tingkah laku mencapai tujuan hanya “terlihat seperti” sebuah upaya mencapai tujuan, namun sebenarnya faktor pendorong yang melatar belakangi individu untuk bertingkah laku bukanlah terletak dimasa depan (tujuan, cita-cita) melainkan dimasa lalu. Seperti juga Skinner yang menyatakan bahwa tujuan bukanlah faktor penentu tingkah laku. Pandangan seperti ini sering disebut sebagai pandangan deterministik atau

Mekanistik. Pandangan mekanistik berpendapat bahwa tingkah laku dapat dijelaskan seluruhnya

oleh kejadian yang mendahului perilaku tersebut (antecedant). Asumsi yang mendasari pandangan ini adalah tingkah laku dapat dikenakan hukum sebab-akibat seperti pada hukum fisika dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan alam lainnya.

(8) Beberapa Motif Vs. Banyak Motif, beberapa teoris berpendapat bahwa hanya satu atau dua

konsep motivasi yang diperlukan untuk menjelaskan seluruh tingkah laku. Sebagai contoh adalah Maslow yang berpendapat bahwa motif aktualisasi diri adalah motif utama yang mendasari semua tingkah laku manusia. Sementara bagi George Kelly, perkembangan sistem pengetahuan manusialah

(7)

yang melandasi tingkah laku manusia. Bagi kebanyakan teoris, tingkah laku dipengaruhi oleh lebih dari satu motif. Namun perbedaan terjadi pada jumlah dari motif-motif tersebut, ada yang menyebutkan sedikit saja motif, namun juga ada yang menyebutkan banyak sekali motif. Sebagai contoh adalah Murray yang mendefinisikan 20 kebutuhan dasar manusia dan Allport yang menyatakan bahwa motivasi manusia jumlahnya tidak terbatas.

(9) Normal Vs. Abnormal, beberapa teoris mengembangkan teori kepribadiannya dengan

mempelajari populasi abnormal atau populasi individu dengan gangguan psikologis. Pandangan ini berpendapat bahwa mempelajari individu gangguan adalah kunci untuk memahami individu normal. Dengan mempelajari apa yang abnormal barulah dapat diketahui apa yang disebut sebagai normal. Sementara teoris lain berfokus mempelajari populasi normal untuk mempelajari kepribadian. Pandangan ini menganggap bahwa tidak sepatutnya sebuah teori kepribadian yang dikembangkan dari individu dengan gangguan, digunakan untuk menjelaskan kepribadian individu yang sehat. Bahwa ada perbedaan kualitas antara orang-orang yang sehat (normal) dan terganggun (abnormal)

Istilah yg berkaitan dgn kata “Kepribadian”

Karakter

 suatu kualitas atau sifat yang terus-menerus dan kekal yang dapat dijadikan mengidentifikasikan individu.

Watak

Allport, (dalam Suryabrata, 1995 : 2)

 Beranggapan bahwa watak (character) dan kepribadian (personality) adalah satu dan sama, akan tetapi dipandang dari segi yang berlainan.

 Jika sso mengadakan penilaian dengan menggunakan norma maka menggunakan istilah “watak”

 Jika tidak memeberikan penilaian, menggambarkan apa adanya maka menggunakan istilah “kepribadian”

Maka dapat dikatakan seseorang dikatakan mempunyai watak jika sikap, tingkah laku dan perbuatannya dipandang dari segi norma-norma sosial adalah baik, sedangkan seseorang dikatakan tidak berwatak jika sikap tingkah laku dan perbuatannya dipandang dari segi norma-norma sosial adalah buruk (Suryabrata, 1995)

(8)

Disposisi

 Kecenderungan psikofisik individu untuk mereaksi suatu hal.

 Satu sikap emosional yang berlangsung terus-menerus

 Sikap, pendirian, sifat bawaan, naluri, dorongan, reaksi yang terlalu berkuasa kecenderungan, kebiasan, dan temperamen.

 Digunakan oleh psikolog untuk menerangkan sifat-sifat yang sifatnya terus-menerus, atau menerangkan kualitas yang menetap & konsekuensi dari tingkah laku.

(Chaplin, 2008 : 142)

Temperamen

 Disposisi reaktif seseorang

 Temper : kemarahan, sifat, watak, tabiat

 Temperamen sinonim dg disposisi

 Keseluruhan cara (gaya, sikap) dimana individu bertingkah laku seperti bergantung pd perubahan-perubahan metabolis yang terus-menerus berlangsung dalam jaringan jasmaniah

(Chaplin, 2008 : 503)

- Sifat batin yang tetap mempengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikiran spt periang, penyedih

(Kamus Bahasa Indonesia, 2002 : 1168)

Sikap

 Perbuatan berdasarkan pada pendirian/ keyakinan. Gerak-gerik, perilaku

(Kamus Bahasa Indonesia, 2002 : 1063)

Sifat

 Dasar watak (dibawa sejak lahir); tabiat

 Ciri khas yang ada pada sesuatu (untuk membedakan dari yang lain)

(Kamus Bahasa Indonesia, 2002 : 1062) \

- respon yang senada (sama) terhadap sekelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang (relatif) lama.

Tipe/ciri

(9)

Kebiasaan / habit

respon yang sama untuk stimulus yang sama pula dan cenderung berulan

Hakikat Kepribadian

 Kepribadian bersifat dinamis, artinya kepribadian itu adalah sesuatu yang berubah & berkembang membentuk suatu sikap & tindakan ttn.

 Perubahan sesuai dg waktu & pengalaman yang dilalui.

Contoh : Seseorang yg plin-plan mjd seorang yg teguh pendirian  ia belajar bhw bersikap plin-plan membuat kesulitan dalam hidup sehingga ia mengubah sikap

Kepribadian yang sehat

1. Mampu menilai diri sendiri secara realistis, apa adanya ttg kelebihan & kekurangan fisik, keterampilan, dsb.

2. Mampu menilai situasi secara realistis, dpt menghadapi situasi/ kondisi kehidupan yg dialami secara wajar, tdk mengharap kondisi kehidupan yg terlalu sempurna

3. Mampu menilai prestasi yang diraih secara realistik, menilai, mereaksi prestasi secara rasional  tdk mjd sombong.

4. Menerima tanggung jawab keyakinan untuk mengatasi masalah kehidupan 5. Dapat mengontrol emosi, menghadapi situasi frustasi, depresi atau tres scr positif

6. Memiliki sifat kemandirian : dlm cara berpikir, bertindak, membuat keputusan, menyesuaikan diri dg norma.

7. Berorientasi tujuan, merumuskan tujuan yg matang dlm setiap aktivitas, dg cara mengembangkan kepribadian, pengetahuan, keterampilan.

8. Berorientasi keluar, memiliki kepedulian dg masalah lingkungan.

9. Penerimaan sosial, mau berhubungan dg orang lain & memiliki sikap bersahabat. 10. Memiliki falsafah hidup yg berasal dari keyakinannya.

11. Berbahagia, suasana kehidupan diwarnai dg kebahagiaan yg didukung faktor prestasi & kasih sayang.

Kepribadian yang tidak sehat

1. Mudah marah/ tersinggung

(10)

2. Khawatir dan cemas

3. Merasa tertekan (stres/ depresi)

4. Bersikap kejam

5. Ketidakmampuan utk menghindar dari perilaku yg menyimpang meskipun sdh dihukum

6. Kebiasaan berbohong

7. Hiperaktif

8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas

9. Senang mengkritik/ mencemooh orang lain

10. Sulit tidur.

11. Kurang memiliki rasa tanggungjwb

12. Sering mengalami pusing kepala

13. Kurang mematuhi ajaran agama

14. Pesimis menghadapi kehidupan

15. Kurang bergairah & bermuram menghadapi kehidupan

Paradigma Psikologi

1. Aliran psikoanalisa : mengabaikan potensi – potensi yang ada pada diri manusia, melihat dari sisi negatif individu, alam bawah sadar, mimpi dan masa lalu.

2. Aliran behaviorisme : mengabaikan potensi – potensi yang ada pada diri manusia, menusia di perlakukan sebagai mesin yang artinya manusia sebagai satu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum.

3. Aliran humanistik : tidak mengabaikan potensi – potensi yang ada pada diri manusia, percaya pada kodrat individu, artinya individu pasti dapat dan harus mengatasi masa lampau atau psikoanalisis, secara kodrat biologis dan lingkungan.

5. Aliran transpersonal

Psikologi kepribadian awalnya bukanlah ilmu yang scientific

1. Prenology ( Bentuk tengkorak )

Bahwa ada hubungan dengan otak yang ada didalamnya. Tengkorak yang besar tentu berisi otak yang banyak, otak yang banyak tentu berat. Otak yang berat tentu dapat menyelesaikan hal - hal yang berat , adalah orang yang pandai dan sebaliknya, bahwa tengkorak yang kecil , orangnya tentu tidak begitu pandai.

2. Grafology ( Tulsan tangan )

(11)

3. Astronomy ( Ilmu perbintangan )

Pendapat yang menghubungkan tata bintang dengan dengan musim, bernama astronomi, dalam hubungannya dengan watak orang yang dilahirkan pada musim itu (astrolog)

4. Psyognomy ( Ilmu wajah )

Menerangkan bahwa wajah yang bulat menandakan orang yang sabar, lembut dan tenang. Sedang wajah yang bulat panjang, orangnya tentu lincah, banyak cakap , periang dan sebagainya

5. Chirology / Palmistry ( Ilmu gurat tangan )

Mengajarkan bahwa gurat tangan ada hubungannya dengan nasib orangny 6. Tipologi

Tipologi menurut ilmu Psikologi terdiri dari 2 komponen, yaitu :

a. Sifat atau karakter yang dibentuk oleh faktor lingkungan, misalnya : malas, rajin, usil, tertutup, terbuka

b. Watak atau disebut juga temperamen, dibentuk oleh faktor genetika, misalnya kebanyakan orang yang berasal dari luar pulau wataknya keras dan pemarah.

Ada 2 aliran yang membedakannya, yaitu aliran NATURALISME dan NATIVISME

 Tokoh Schoupenhour dari aliran Naturalisme mengatakan bahwa segala yang suci ada ditangan Tuhan, namun segala yang rusak ditangan manusia,

faktor lingkungan lebih kuat daripada faktor bawaan

 sedangkan J.J.Rousseau dari aliran Nativisme berpedapat bahwa faktor bawaan lebih kuat daripada faktor luar.

Contoh parapsikologi/ilmu psikologi yang tidak scientific 1. Empodacles – unsur kehidupan

2. Hipokrates – sanguin, melankolis, plegmatis, koleris

(12)

Unsur dominan tipologi sifat Bakat/handal Api darah Sanguin Panas – ekspansif,

Lincah, Riang, Optimis, Mudah tersenyum, Tidak putus asa, Mudah marah, Sensasi, Cepat jatuh cinta dan melupakannya.

Salesman, Guru, Pidato, berpeluang menjadi seorang pemimpin

Udara Limpa/ kelenjar hati / lendir

Plegmatis Tenang, Dingin, Sabar, Tak mudah perpengaruh, tidak mudah tersenyum, sombong, Teliti

Akuntan, Diplomat, Peneliti dan sebagainya

Tanah Empedu kuning

Choleric Garang, Lekas marah, Tersinggung,

Pendendam, Hobinya banyak, Melakukan sesuatu yang selalu menguntungkan untuk dirinya sendiri, Kurang mempunyai karya seni, Emosi kuat, Serius

Produser, Eksekutif, Jendral, Pemimpin, Penjahat, Memperalat orang

Air Empedu hitam

Melankolis Kaku, Muram, Penakut, Pesimis, Membiarkan perbuatan jahat, Pasrah.

Seniman, musikus, penemu, filsafat

3. Plato – tiga fungsi jiwa dari pembagian bagian tubuh Plato membedakan 3 fungsi jiwa, yaitu :

1. Pikiran yang berkedudukan dalam kepala Bahwa pikiran itu sumber kebijaksanaan.

 Berpikir - Otak - Logisticon

2. Kemauan, berkedudukan dalam dada Bahwa kemauan itu sumber keberanian  Berkehendak - Dada - Thumeticon

3. Perasaan, berkedudukan dalam tubuh bagian bawah Bahwa sumber kekuatan menahan hawa nafsu. Berkeinginan  Perut  Abdomen

(13)

4. WH Sheldon – tipe bentuk tubuh manusia

Tipologi Ciri-ciri Sifat

Endomorph, Gemuk, Lembut, Berat badan kurang, artinya orang tersebut kelihatannya gemuk tetapi setelah ditimbang berat badan yang dimiliki kurang.

Orang yang relaks, Suka hiburan, Gemar makan – makan, tidur nyenyak, butuh orang lain saat menghadapi kesukaran

Mesomorph Kuat, Kokoh , Tahan sakit Gagah, Perkasa, Aktif, Terus terang, Suara lantang, Dewasa menghadapi kesukaran, Butuh gerakan tertentu. Ectomorph Jangkung, Dada pipih, Lemah,

Otot tidak kelihatan

Sikap ragu – ragu, Reaksi cepat, Menarik diri, Kurang berani berbicara dengan orang banyak, Mempunyai kebiasaan tetap, Suara kurang bebas, Tidur kurang nyenyak, Awet muda , Menyendiri

5. E. Spranger – 6 nilai kebudayaan

Tipologi Sifat

Tipe ekonomi senang bekerja, Senang mengumpulkan harta, Agak kikir, Bangga dengan hartanya

Tipe politik Ingin berkuasa, Tidak ingin kaya, Berusaha menguasai orang lain, Kurang mencintai kebenaran.

Tipe sosial Senang berkorban, Senang mengabdi kepada Tuhan, Mencintai masyarakat dan,Pandai bergaul

(14)

Manusia pengetahuan Senang membaca, Gemar berfikir dan belajar, Tidak ingin kaya, Ingin serba tahu

Manusia seni Hidup bersahaja, Senang menikmati keindahan, Gemar mencipta, Mudah bergaul dengan siapa saja.

Manusia agama Hidupnya hanya untuk Tuhan dan akherat, Senang memuja, Kurang senang harta, Senang menolong orang lain.

Daftar Pustaka

Alwisol. (

2009

). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Boeree, C.G. (2005).

Personality theories

(cetakan ke II). Yogyakarta: Primashopie

Feist, J

., & Fiest, G. J. (2009). Theories of Personality (7th ed). New York: MGraw-Hill

Hall, C. S., Lindzey, G., Leohlin, J. C., Manosevitz, M., & Locke, V. O. (1985). Introduction to theories of personality. Singapore: John Wiley & Sons, Inc.

Schultz, D.P., & Schultz, S.E. (2009). Theories of Personality (9th edition). Belmont, CA: Wasdworth/Cengange Learning

Referensi

Dokumen terkait

Bagian kepala gudang dan staf gudang adalah jabatan yang bertanggung jawab dalam kegiatan operasional di gudang dimana kepala gudang bertanggung jawab dalam

untuk suatu program, kita perlu mengalokasikan waktu untuk membangun hubungan dengan warga. Waktu diperlukan untuk membangun kepercayaan. Ketika kita bekerjasama, kita

Pengaruh Pemanfaatan Media Internet dan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Progra Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas

Iklan Baris Iklan Baris Serba Serbi JAKARTA BARAT RUPA-RUPA SEKOLAH Rumah Dijual Rumah Dikontrakan LAIN-LAIN JAKARTA PUSAT JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR

Sesungguhnya Allah subhaanahu wata'ala menutup penglihatan manusia dari hal tersebut, tujuaannya adalah sebagai ujian bagi mereka agar menjadi jelas siapakah yang beriman kepada

Berdasarkan tabel 4.4 hasil respon siswa pada uji coba kelompok kecil media komputer pembelajaran (CAI) telah memenuhi kriteria daya tarik dengan persentase

Lalit Kumar dkk untuk daerah Uttarakhand di India pada tahun 2013 3 mendapatkan hasil penelitian yaitu bahwa kepadatan rata-rata alur sidik jari ≤ 12 alur/25 mm 2 cenderung

Laba (rugi) sebelum pajak dibandingkan sengan rata rata modal sendiri dan rasio laba (rugi) komprehensif dengan rata rata modal sendiri yang digunakan untuk