• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Sebagai Suatu Sistem. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan Sebagai Suatu Sistem. docx"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan

Sebagai

Sistem

2012

Kelompok 6

1. Viky Kharisma 112084056

2. Firda 112084052

3. Selmi 112084057

4. Fiqhiyatul Basithoh 112084044

Dasar –

dasar

(2)

Pendidikan Sebagai Sistem

A. Pengertian Sistem

Istilah sistem banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep dan pengertian yang berbeda-beda. Sistem berarti metode atau pola pelaksanaan seperti dalam system Dalton, system modul, system jarak jauh, system klasifikasi menurut Dewey dan sebagainya.

Dalam istilah Yunani “Systema” Memiliki pengertian yaitu “Keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang terorganisasi atau suatu konstruksi bagian yang membentuk suatu keseluruhan yang kompleks”

Dalam arti luas Sistem diartikan sebagai serangkaian komponen atau bagian yang saling terkait dan berfungsi untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Istilah system meliputi spectrum yang luas sekali, misalnya kita dapat menganggap sebuah mobil sebagi suatu system. Suatu organisme seperti seorang manusia, seeokor hewan, atau sebatang pohon adalah suatu system. Suatu perkumpulan organisasi, Sebuah sekolah, Suatu perusahaan, Susunan matahari beserta planet dan satelitnya semua itu disebut dengan suatu system. Semua system mempunyai batasan sendiri namun semuanya ada dalam lingkungan yang saling mempengaruhi.

Dalam system tentu ada kesamaannya, Kesamaan itu adalah ciri-cirinya yang meliputi:

1. Tujuan 2. Fungsi 3. Komponen 4. Interaksi

5. Penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan 6. Proses transformasi

7. Umpan balik

(3)

a. Tujuan (output). Sistem mempunyai tujuan. Tujuan yang harus dicapai suatu system menuntut terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha terciptanya tujuan tersebut.

b. Komponen-komponen. Demi terlaksananya masing-masing fungsi yang dapat menunjang usaha pencapaian tujuan, di dalam suatu system terdapat bagian yang melaksanakan masing-masing fungsi tersebut.

c. Interaksi atau saling hubungan. Semua komponen dalam suatu system saling berhubungan satu sama lain secara sinergis saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.

Proses bekerjanya system ini secara sederhana dapat dilukiskan sebagai berikut : Sistem

Masukan Hasil

Umpan balik

d. Proses transformasi. Semua system mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu proses yang mengubah masukan (input) menjadi hasil (out put). Untuk menjaga kelangsungan hidup dan menjaga mutu prestasi, maka setiap system memerlukan terlaksananya fungsi control yang mencangkup monitoring dan koreksi.

e. Fungsi monitoring yang terlaksana dengan baik akan memungkinkan diketahuinya kenyataan apakah fungsi-fungsi yang akan dilaksanakan dengan baik dan memuaskan hasilnya. Dan juga memungkinkan diketahuinya bahaya yang akan mengancam sebelum bahaya tersebut menimpa dan membinasakan system yang bersangkutan.Dalam analisis system pelaksanaan fungsi monitoring biasa disebut dengan umpan balik (feed back). f. Daerah batasan dan lingkungan. Antara suatu system dengan bagian-bagian yang lain

atau lingkungan di sekitarnya akan selalu terjadi interaksi. Kedua hal ini, system dan lingkungan, dapat dipisahkan dengan batasan imajiner.

B. Macam-macam Sistem

(4)

1. Dalam buku Analisis dan Disain (1991) oleh Jogiyanto.HM. mengemukakan mengenai klasifikasi sistem sebagai berikut :

a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

 Sistem Abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran-pemikiran atau ide yang tidak nampak secara fisik.

Contoh : Sistem teologia merupakan sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan.

 Sistem Fisik adalah sistem yang ada secara fisik. Contoh : sistem komputer, akutansi, produksi, dll. b. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

 Sistem Alamiah yaitu sistem yang terjadi melalui proses alam. Contoh : Sistem putaran tata surya.

 Sistem Buatan Manusia yaitu sistem yang dirancang manusia.

Contoh : Sistem informasi merupakan contoh man machine siystem, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu

 Sistem Tertentu merupakan sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dapat diramalkan.

Contoh : Sistem komputer.

 Sistem Tak Tentu merupakan sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

d. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

 Sistem Tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan

Contoh : Bekerjanya sistem mobil adalah tertutup tetapi sistem penggunaannya terbuka.

2. Menurut Abdul Gafur, dalam bukunya Disain Instruksional (1982), sistem dibagi menjadi 4 bagian menurut sifat-sifat suatu sistem, yakni :

a. Terbuka vs Tertutup

(5)

 Sistem tertutup adalah sistem yang tidak dapat menerima informasi dari luar.

b. Sederhana vs Kompleks

 Sistem sederhana yaitu sistem yang hanya terdiri atas beberapa komponen dan hasil/ produksinya mungkin sederhana.

 Sistem kompleks yaitu sistem yang terdiri dari banyak komponen yang saling berinteraksi, bagian-bagian tidak bisa dipahami kalau berdiri terpisah satu sama lainnya, dan totalitas lebih daripada sekedar jumlah bagian, serta bagian-bagiannya saling bergantung satu sama lain.

c. Hidup vs Mati

 Sistem yang hidup, misalnya: sel manusia dan tanaman.

 Sistem yang mati, misalnya: tata surya, komputer, dll. d. Susunan Vertikal (hierarkhi)

Sistem hierarkhi merupakan sistem selalu berkait erat dengan sistem yang lain. Susunan hierarkhi terjadi apabila sistem pada tingkat bawahan bergabung membentuk sistem yang lebih tinggi.

C. Pendidikan Sebagai Sistem 1. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang baik, bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat umum tersebut.

a. Herbert Spencer (1860)

1. Kegiatan demi kelangsungan hidup. 2. Usaha mencari nafkah.

3. Pendidikan anak.

4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara. 5. Penggunaan waktu senggang.

Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan atas apa yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi kehidupannya dalam masyarakat.

b. Bloom cs

(6)

Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan kognitif dibagi dalam 6 bagian, yaitu:

a. Knowledge (Pengetahuan)

Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat.

b. Comprehension (Pemahaman)

Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan, menafsirkan suatu teori.

c. Application (Penerapan)

Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.

d. Analysis (Analisis)

Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya misalnya analisis hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagad raya.

e. Synthesis (Sintesis)

Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur. f. Evaluation (Penilaian)

Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu. 2. Afektif (heart)

Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau perkembangan emosional dan moral.

Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian, yaitu; a. Receiving

Menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu. b. Responding (Merespon)

Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan kesediaan dan kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon.

c. Valuing (Menghargai)

(7)

d. Organization (Organisasi)

Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-nilai.

e. Characterization by Value or Value Complex

Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak seseorang, norma itu menjadi bagian diri pribadi.

3. Psikomotor (hand)

Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur motoris.

Berdasarkan jenisnya, macam – macam tujuan pendidikan dibagi menjadi 6, yaitu:

1. Tujuan umum. Menurut kohnstamm dan gunning, tujuan umum pendidikan adalah untuk membentuk insan kamil atau manusia sempurna. Sedangkan menurut kihajar dwantara, tujuan akhir pendidikan ialah agar anak sebagai manusia (individu) dan sebagai anggota masyarakat (manusia sosial) , dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya.

2. Tujuan khusus. Adalah tujuan – tujuan pendidikan yang telah disesuaikan dengan keadaan tertentu, dalam rangka untuk mencapai yujuan umum pendidikan.

3. Tujuan tak lengkap. Adalah tujuan dari masing – masing aspek pendidikan. 4. Tujuan insidental adalah tujuan yang timbul secara kebetulan. Secara

mendadak, misal tujuan untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam kehidupan sekolah.

5. Tujuan sementara adalah tujuan – tujuan yang ingin kita capai dalam fase – fase tertentu dari pendidikan.

6. Tujuan perantara adalah merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan – tujuan lain. Misal mempelajari bahasa guna mempelajari literatur - literatur asing.

Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: 1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)

(8)

setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk prilaku yang ideal sesuai dengan pandagan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelengggaraan pendidikan.

Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bengsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”3.

2. Tujuan Institusional

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, seperti standar kompetensi pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi.

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab V pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut4

(9)

Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berahlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

3. Tujuan Kurikuler

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.

Pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan , dan khusus pada jenjang pendidikan dan menengah terdiri atas:

1. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3. Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Kelompok mata pelajaran estetika.

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, maka Badan Standar Nasional Pendidikan merumuskan tujuan setiap kelompok mata pelajaran sebagai berikut:

(10)

kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga dan kesehatan.

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan; membentuk peserta didik menjadi manusia menjadi memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, ahlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.

3. Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik.

4. Pada Satuan Pendidikan SD/MI/SD-LB/Paket A, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pemngetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.

5. Pada Satuan Pendidikan SMP/MTs/SMP-LB/Paket B, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan/teknologi informasi dan komunikasi serta muatan lokal yang relevan.

6. Pada Satuan Pendidikan SMA/MA/SMA-LB/Paket C, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. 7. Pada Satuan Pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui muatan

dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.

8. Kelompok mata pelajaran estetika bertujuan membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.

(11)

dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.

4. Tujuan Pembelajarn/Instruksional

Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional merupakan tujuan yang paling khusus dan merupakan bagian dari tujuan kurikuler. Tujuan pembelajran dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran.

2. Isi dan Bahan Pendidikan

Berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, ditetapkan pendidikan relevan. Kita tahu bahwa tujuan pendidikan itu sangat luas, mulai dari tujuan umum sampai ke tingkat tujuan khusus yang sekecil – kecilnya. Guru harus dapat memberi penafsiran yang tepat mengenai jenis dan fungsi tujuan yang akan dicapainya secara konkret, sehingga dapat memilih bahan / materi dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk mencapai tujuan tersebut, isi / bahan yang tepat harus dipilih.

Kriteria atau syarat utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan itu adalah:

1. Bahan / materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan. 2. Bahan / materi harus sesuai dengan peserta didik.

Materi yang diberikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan, yang mengandung nilai – nilai yang sesuai dengan pandangan hidup bangsa. Dalam menetapkan bahan./ materi tersebut, karakteristik subjek didik pada fase perkembangan tertentu harus pula dipertimbangkan.

(12)

dapat diseusaikan dengan kemampuan peserta didik, menarik perhatian, minat, umur, bakat, jenis kelamin, latar belakang, dan pengalaman.

Selain bahan / materi tersebut juga perlu diorganisasikan menurut urutannya dengan memperhatikan keseimbangan dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang konkret menuju yang abstrak, sehingga dapat menuntun para pelajar secara runtun / sistematis sehingga melahirkan kurikulum.

Berdasarkan hal di atas, guru harus memilih bahan / materi yang perlu diberikan, bahan mana yang tidak perlu. Untukk itu guru harus mempertimbangkan hal – hal berikut ini:

 Bahan/materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.

 Urgensi abhan, yaitu bahan/materi itu pentin untuk diketahui oleh peserta didik.

 Nilai praktis atau kegunaannya diartikan sebagai makna bahan itu bagi kehidupannya sehari – hari.

 Bahan tersebut merupakan bahan wajib sesuai dengan tuntutan kurikulum.

 Bahan yang susah diperoleh sumbernya perlu diupayakan untuk diberikan oleh guru. Untuk bahan yang mudah diperoleh sebaiknya ditugaskan untuk dipelajari siswa. 3. Metode – metode Pembelajaran

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Macam – macam metode pembelajaran:

1. Metode Ceramah

(13)

melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

Kelebihan Metode Demonstrasi :

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

Kelemahan metode Demonstrasi :

(14)

c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

4. Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu: a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas.

b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas.

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5. Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.

Kelebihan Metode Resitasi adalah : a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri. Kelemahan Metode Resitasi adalah : a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

6. Metode Eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

(15)

8. Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.

9. Metode Pengajaran Beregu

Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut

10. Peer Theaching Method

Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode

mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.

Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.

12. Project Method

Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13. Taileren Method

Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya

(16)

4. Alat – alat Pendidikan

Pada dasarnya, yang dinamakan alat Pendidikan sangat luas sekali artinya. Segala perlengkapan yang dipakai dalam usaha pendidikan disebut alat pendidikan. Dalam konteks perspektif yang lebih dinamis, alat tersebut disamping sebagai perlengkapan, juga merupakan pembantu mempermudah terlaksananya tujuan pendidikan. Alat-alat pendidikan itu sendiri terdiri-dari bermacam-macam, antara lain: hukuman dan ganjaran, perintah dan larangan, celaan dan pujian, kebiasaan-kebiasaan. Termasuk juga sebagai alat pendidikan antara lain: gedung sekolah, keadaan perlengkapan sekolah, keadaan alat-alat pelajaran, dan fasilitas-fasilitas lainnya. Ditinjau dari segi wujudnya, alat pendidikan dapat berupa: 1).Perbuatan pendidik; mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman. 2).Benda-benda sebagai alat bantu; seperti meja, kursi, papan tulis, pulpen, penghapus, spidol, buku, peta, OHP, laptop, LCD, dan lain-lain.

5. Terdidik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : Terdidik adalah individu yang tergantung dari orang lain dalam arti ia benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri tidak dipaksa dari luar dan mempunyai keinginan sendiri.

Menurut L.J. Crown Bach kebutuhan terdidik ada 5, yaitu : kebutuhan efeksi, diterima oleh orang tua, diterima oleh kawan sekelompok, independence, dan harga diri.

Menurut Donald dan Doane kebutuhan terdidik dibagi menjadi 14, yaitu : memilih jabatan, bergaul dengan orang lain, filsafat hidup, moral, perkawinan dan keluarga, kesehatan, pemakaian waktu senggang dan rekreasi, keuangan, hubungan dengn jenis kelamin, agama, hubungan dengan keluarga, keterampilan sosial, mata pelajaran tradisional, dan lapangan minat lain.

(17)

6. Pendidik

PERSYARATAN PENDIDIK

A. Persyaratan Jasmaniah Dan Kesehatan

Guru adalah petugas lapangan dalam pendidikan. Oleh karena itu syarat pertama yang harus dipenuhi oleh seorang guru antara lain

Ø Guru tidak boleh mempunyai cacat tubuh yang nyata. Ø Guru harus sehat jasmani (tidak sakit apapun)

Ø Guru harus sehat jiwa

B. Persyaratan Pengetahuan Pendidikan

Untuk menjadi seorang guru perlu adanya pendidikan khusus. Adapun pengetahuan – pengetahuan yang penting bagi seorang guru antara lain: Ø Pengetahuan tentang pendidikan

Ø Pengetahuan psikologi

Ø Pengetahuan tentang kurikulum Ø Pengetahuan tentang metode mengajar

Ø Pengetahuan tentang dasar dan tujuan pendidikan

Ø Pengaetahuan tentang moral, nilai – nilaidan norma – norma C. Persyaratan Kepribadian

Kepribadian pada dasarnya adalah keseluruhan dari ciri – ciri dan tingkah laku dari seseorang. Dalam pembicaraan disini pengertian kepribadian lebih ditekankankepada kelakuan, tabiat, sikap dan minat. Kelakuan dan tabiat adalah sesuatu yang berhubungan dengan moral. Dalam kaitannya persyaratan seorang guru. Guru haruslah mempunyai kepribadian yang luhur. Sebab guru adalah sosok yang dijadikan panutan oleh anak didik.

D. Persyaatan – Persyaratan Khusus Persyaratan ini antara lain :

Ø Seorang guru harus berjiwa pancasila

Ø Menurut uu no. 4 tahun 1950, babx pasal 15 bunyinya : “ syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan syarat – syarat mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat – sifat yang perlu untuk dapat memberikan pendidikan dan pengajaran seperti yang dimaksud dalam pasal 3, dan pasal 4, dan pasal 5 dari undang – undang ini.”

§ Pasal 3 tentang tujuan pendidikan dan pengajaran § Pasal 4 tentang dasar – dasar pendidikan dan pengajaran § Pasal 5 tentang bahasa

E. Persyaratan Menurut Ronggo Warsito

Menurut rangga warsita oranmg yang pantas menjadi guru adalah Ø orang yang dari keturunan terhormat

(18)

Ø orang yang bermoral tinggi 7. Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan sosial. Lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Pendidikan keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu:

- pendidikan prenatal (pendidikan dalam kandungan) - pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir)

Dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan meliputi:

- Motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua dengan anaknya. - Motivasi kewajiban moral orangtua terhadap anak.

- Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga. 2. Lingkungan sekolah

Karena perkembangan peradaban manusia, orang tidak mampu lagi untuk mendidik anaknya. Pada masyarakat yang semakin komplek, anak perlu persiapan khusus untuk mencapai masa dewasa. Persiapan ini perlu waktu, tempat dan proses yang khusus. Dengan demikian orang perlu lembaga tertentu untuk menggantikan sebagian fungsinya sebagai pendidik. Lembaga ini disebut sekolah.

Dasar tanggung jawab sekolah akan pendidikan meliputi: - tanggung jawab formal kelembagaan

- tanggung jawab keilmuan - tanggung jawab fungsional 3. Lingkungan masyarakat

Ada 5 pranata sosial (social institutions) yang terdapat di dalam lingkungan sosial yaitu:

- pranata pendidikan = bertugas dalam upaya sosialisasi

(19)

- pranata politik = bertugas menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat

- pranata teknologi = bertugas menciptakan teknik untuk mempermudah manusia

- pranata moral dan etika = bertugas mengurusi nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat

HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT 1. Hubungan transaksional antara sekolah dengan masyarakat

* Sekolah sebagai partner masyarakat dalam melakukan fungsi pendidikan.

* Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari masyarakat.

Caranya:

- aktivitas kurikuler para siswa (mengumpulkan bahan pengajaran dari masyarakat, kegiatan pengabdian pada masyarakat, magang, dsb)

- aktivitas para guru (kunjungan ke rumah siswa, dll)

- kegiatan ekstrakurikuler (melakukan kegiatan ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat)

- kunjungan orangtua/anggota masyarakat ke sekolah (saat kenaikan kelas, ultah sekolah, dsb)

- melalui media massa (publikasi mengenai kegiatan sekolah lewat televisi, dsb) 2. Hubungan transmisif dan transformasif

Hubungan transmisif terjadi manakala sekolah berperan sebagai pewarisan kebudayaan. Hubungan transformasif terjadi manakala sekolah berperan sebagai agen pembaharu dalam kebudayaan masyarakat.

- Reproduksi budaya: Siswa diajarkan untuk menggali unsur-unsur budaya yang telah ada dalam masyarakatnya.

- Difusi kebudayaan : Siswa diajarkan agar dapat menyebarluaskan unsur-unsur yang dinilai positif dan belum berkembang dalam masyarakatnya.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan strategi adaptasi yang dilakukan para nelayan (kaum suami) adalah diversifikasi pekerjaan untuk memperoleh sumber penghasilan baru. Bahkan, strategi adaptasi

Reformasi birokrasi pemerintahan daerah merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh pemerintahan daerah di Indonesia dengan berpedoman kepada Grand

Perkembangan teknologi komunikasi seperti internet telah mengarahkan sejarah teknologi ekonomi sekarang ini maju pada alur yang baru (layanan online) dimana hal ini

pembelajaran menggunakan model discovery learning sama dengan rata- rata nilai pretest keterampilan elaborasi siswa pada materi kesetimbangan kimia pada kelas kontrol yang

grouting memiliki daftar harga pekerjaan yang sama dengan daftar harga pekerjaan grouting yang menggunakan permeation grouting, hanya berbeda pada pekerjaan

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah proporsi BBLR dan BBLSR, dan faktor resiko BBLR yaitu usia ibu, usia kehamilan, paritas, riwayat abortus,

Jika hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa teknik tersebut mempunyai kemampuan yang sama dibandingkan dengan metode normalisasi dan denormalisasi yang

Hasil analisa bivariat menunjukkan kondisi lingkungan pemukiman yang berhubungan dengan kejadian leptospirosis di Kota Semarang antara lain kondisi dinding dapur bukan tembok,