• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR KOMPETENSI

Mata Pelajaran

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

(2)

Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian

dan Pengembangan

Departemen Pendidikan Nasional

Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Katolik SMA, - Jakarta:

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003

iv, 60 hal.

(3)

perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi

respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta

pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta seni dan budaya. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem

pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.

Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah yang terkait yang mengamanatkan tentang adanya standar nasional

pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan

serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah.

Upaya penyempurnaan kurikulum ini guna mewujudkan peningkatan mutu

dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup

pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral,

akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya.

Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan

pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian

kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan

berhasil dalam kehidupan. Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai

dengan kebutuhan dan keadaan daerah dan sekolah.

Dokumen kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Standar

Bahan Kajian dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang disusun untuk

masing-masing mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan.

Dokumen ini adalah Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Katolik untuk satuan pendidikan SMA.

Dengan diterbitkan dokumen ini maka diharapkan daerah dan sekolah dapat

menggunakannya sebagai acuan dalam pengembangan perencanaan

pembelajaran di sekolah masing-masing.

Jakarta, Oktober 2003

Kepala Badan Penelitian

dan Pengembangan

Dr. Boediono

NIP. 130344755

Direktur Jendral

Pendidikan Dasar dan Menengah

Dr. Ir. Indra Jati Sidi

NIP. 130672115

(4)

4

5

6

7

8

9

9

10

10

11

14

14

28

44

DAFTAR ISI ...

I.

PENDAHULUAN ...

A. Rasional ...

B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK) ...

C. Fungsi dan Tujuan ...

D. Ruang Lingkup ...

E

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ...

F.

Standar Kompetensi Bahan Kajian ...

G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Katolik SMA ...

H. Rambu-rambu ...

II. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK ...

Kelas X ...

Kelas XI ...

Kelas XII ...

(5)

PENDAHULUAN

1

Dalam dunia pendidikan agama Katolik di sekolah, sebenarnya sejak

Kurikulum 1984, sudah terjadi pergeseran oritentasi, yaitu dari orientasi

pada materi kepada orientasi pada siswa, tepatnya orientasi pada situasi

dan kemampuan siswa. Sejak saat itu sudah diyakini bahwa keberhasilan

dalam hidup dan beragama tidak terletak terutama pada apa yang

diketahui, tetapi lebih pada kemampuan untuk mengolah pengetahuan

itu (termasuk pengetahuan iman) supaya hidup lebih berhasil dan

beriman. Kemampuan atau kompetensi siswa untuk mencernakan dan

mengaplikasikan apa yang diketahui dan dimiliki dalam hidup nyata,

akan merupakan modal untuk hidupnya supaya lebih berkembang secara

rohani dan jasmani. Pengetahuan dapat terlupakan atau berubah, tetapi

kompetensi dalam mengolah hidupnya akan terus terbawa dan

berkembang sebagai modal yang akan senantiasa memperkaya hidup

siswa.

Gagasan pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional

untuk mengembangkan suatu kurikulum yang berdasarkan “basic

competency” tentu saja diterima oleh dunia pendidikan agama Katolik

dengan antusiasme yang besar. Maka sejak “Pertemuan Komisi Kateketik

Keuskupan se Indonesia (PKKI VII) di Sawiran, Jawa Timur tahun 2000,

Gereja Katolik Indonesia telah bersungguh-sungguh memikirkan

kurikulum pendidikan agama Katolik yang berbasiskan kompetensi itu.

Sejak saat itu telah dilakukan serangkaian lokakarya, yang melibatkan

Komisi Kateketik Keuskupan seluruh Indonesia, para pakar Teologi, Kitab

Suci, Pedagogi, Psikologi, Sosiologi dan Kateketik, untuk menyusun suatu

kurikulum yang berbasiskan kompetensi yang dapat dipertanggungjawabkan

dari segala segi.

Kurikulum yang telah disusun ini adalah hasil dari kerja keras selama 2

tahun, dimana terlibat semua perwakilan Gereja-Gereja lokal dan para pakar

dari pelbagai disiplin ilmu yang ada sangkut-pautnya dengan dunia

pendidikan agama Katolik di sekolah.

(6)

dan dilengkapi dengan pencapaian target yang jelas, materi pokok, standar hasil

belajar siswa, dan dapat dibayangkan proses pelaksanaan pembelajaran yang

berkesinambungan. Dari segi materi pokok kurikulum ini sungguh kurikulum

minimal, yang membuka peluang bagi pengayaan lokal. Namun harus tetap

diperhatikan bahwa dalam kurikulum yang berbasiskan kompetensi, materi

sedikit banyaknya hanya merupakan sarana untuk merangsang kompetensi

siswa, walaupun penguasaan materi tetaplah penting pula.

A. Rasional

Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui (pengetahuan,

ilmu) tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi

kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencernakan dan

mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata, akan membuat

hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam kehidupan

beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa yang

ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya bagaimana

ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam

hidup nyata sehari-hari. Seorang pakar ilmu agama belum tentu seorang

beriman dan diselamatkan, tetapi seorang yang senantiasa berusaha untuk

melihat, menyadari dan menghayati kehadiran Allah dalam hidup

nyatanya, ia sungguh seorang beriman dan dapat diselamatkan. Jadi yang

menyelamatkan, bukanlah terutama pengetahuan, tetapi kompetensi

untuk mencernakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu.

Selanjutnya dapat dikatakan bahwa kemampuan dan kompetensi siswa

semakin dituntut pada saat ini, dimana arus globalisasi dan krisis multi

dimensi sedang melanda negeri dan bangsa kita. Budaya global yang

dibangun oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya

teknologi media informasi, telah membawa banyak perubahan, termasuk

perubahan nilai-nilai. Perubahan-perubahan nilai ini bisa bersifat

konstruktif, tetapi juga dekstruktif. Sementara itu bangsa Indonesia

sedang mengalami krisis multi dimensi. Krisis di bidang politik, hukum,

ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan sebagainya. Menurut para

pakar, krisis multi dimensi itu berakar pada krisis etika, krisis moral.

(7)

dan sebagainya tanpa etika, tanpa moral.

Menghadapi situasi yang memprihatinkan seperti itu, bagaimana dunia

pendidikan, khususnya pendidikan agama harus membekali generasi

mudanya untuk menghadapi budaya global dan krisis multi dimensi

yang sedang melanda negeri ini. Seperti telah disinggung di atas bahwa

membekali mereka dengan pengetahuan saja kiranya tidak cukup. Mereka

hendaknya dibekali dengan pelbagai kemampuan dan keterampilan untuk:

Berpikir dan memilih secara kritis. Tahu menentukan mana yang

baik dan mana yang buruk. Mana yang benar dan mana yang salah.

Berinisiatif dan mengambil prakarsa. Dalam situasi yang sulit ia

mampu membuat terobosan-terobosan. Mampu bersikap dan

bertindak inovatif.

Bersikap mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan keadaan

Membangun relasi, berdialog dan terbuka.

Semua sikap dan tindakan itu tentu saja menyangkut kemampuan dan

kompetensi, bukan sekedar pengetahuan saja. Siswa-siswi hendaknya

mampu berpikir (kognitif), mampu menentukan sikap (affektif) dan

mampu bertindak (psikomotorik). Dengan demikian ia menjadi manusia

yang bermartabat.

Dalam bidang pendidikan agamapun seharusnya demikian. Pendidikan

agama bukan sekedar proses pengalihan pengetahuan iman dari guru kepada

siswa, tetapi suatu proses pergumulan untuk menginterpretasikan ajaran

imannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Kalau proses ini dilatih terus

menerus, maka siswa akan terampil dan kompeten untuk selalu melihat

intervensi Allah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dan itulah artinya hidup

beriman. Dengan demikian keterampilan dan kompetensi ini akan

merupakan bekal bagi hidupnya yang tak ternilai.

B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK)

Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana

dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan

(8)

Maha Esa sesuai dengan agama Katolik, dengan tetap memperhatikan

penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat

beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Katolik di

sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan siswa

berinteraksi (berkomunikasi) pemahaman, pergumulan dan

penghayatan iman. Jadi interaksi ini mengandung unsur pengetahuan

iman, unsur pergumulan iman dan unsur penghayatan iman. Dengan

kemampuan berinteraksi pemahaman iman, pergumulan iman dan

penghayatan iman itu, diharapkan iman siswa semakin diperteguh.

C. Fungsi dan Tujuan

1. Fungsi PAK

Fungsi PAK antara lain:

a.

Memampukan siswa untuk memahami ajaran iman agama Katolik

b. Menolong siswa untuk hidup secara benar dan baik dalam

Gereja dan masyarakat

c.

Memberi jawaban terhadap persoalan siswa dan kaum muda

pada umumnya

d. Mengajak siswa untuk semakin terbuka terhadap dunia yang

semakin majemuk.

Fungsi PAK pada dasarnya adalah membantu siswa untuk mampu

mengenal, menyadari dan menghayati hidupnya dalam terang iman

Kristiani seperti yang diwartakan oleh Yesus Kristus.

2. Tujuan

PAK pada dasarnya bertujuan memampukan siswa untuk

membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup

beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus

Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah.

Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan:

situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan

(9)

lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai

agama dan kepercayaan.

D. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik terdiri dari 4 aspek:

1. Pribadi dan Lingkungannya

2. Yesus Kristus Dan Kabar Baiknya

3. Arti dan Makna Gereja

4. Hidup Bermasyarakat

E. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk

hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai

oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ini meliputi:

1. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan

kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan

agama yang dianutnya.

2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan

mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi

dengan orang lain.

3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep,

teknik-teknik, pola, struktur, dan hubungan.

4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang

diperlukan dari berbagai sumber.

5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan

teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan

nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat.

6. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam

masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks

budaya, geografis, dan historis.

(10)

serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan

pribadi menuju masyarakat beradab.

8. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi

dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan.

9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri,

dan bekerja sama dengan orang lain.

F. Standar Kompetensi Bahan Kajian

Kompetensi Bahan Kajian adalah kemampuan berfikir dan bertindak

berdasarkan akumulasi pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang

terkandung dalam bahan kajian setelah anak melalui 12 kelas (SD, SLTP,

SMA) yaitu:

1. Memahami diri dan lingkungan hidupnya sebagai karunia Tuhan

dan mensyukuri semua kurnia itu dengan mencintai dan

menghormati Tuhan dan lingkungan dalam tindakan nyata.

2. Memahami dan menjelaskan pribadi Yesus Kristus dan warta Kabar

Baik-Nya dan meneladani-Nya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Memahami tentang arti dan makna Gereja, sifat-sifat dan tugasnya,

sarana-sarana dalam Gereja dan mewujudkan hidup bergereja secara

aktif.

4. Memahami hidup beriman yang terlibat dalam masyarakat dan

mewujudkan secara nyata.

G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik

SMA

1. Memahami diri sebagai pria dan wanita dan sebagai citra Allah yang

memiliki akal budi untuk berpikir kritis serta memiliki suara hati

dan kehendak yang bebas untuk bertindak secara bertanggung

jawab.

2. Memahami pribadi Yesus Kristus seperti yang diwartakan oleh kitab

suci diajarkan oleh Gereja dan meneladaninya dalam hidup

sehari-hari.

(11)

hubungannya dengan dunia, dan menghayatinya dalam hidup

bergereja.

4. Memahami fungsi gereja yakni melanjutkan perutusan Yesus untuk

mewartakan kerajaan Allah dan melibatkan diri dalam perutusan

itu untuk menegakkan nilai-nilai kerajaan Allah antara lain: martabat

manusia, hak asasi, keadilan, kejujuran, dan keutuhan lingkungan

hidup.

H. Rambu-Rambu

a.

Kurikulum yang disusun ini berbasis pada kompetensi siswa.

Orientasinya bukan terutama pada materi, tetapi pada kompetensi

siswa. Materi di sini menjadi sarana supaya kompetensi siswa bisa

dirangsang, namun materi tetap juga penting dalam PAK.

b. Kurikulum PAK SMA yang disusun di sini bersifat linear, tidak

terdapat aspek-aspek yang sama atau berulang pada tiap tahunnya.

c.

Kurikulum berbasis kompetensi berbentuk matrik yang meliputi

kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok.

d. Kompetensi Dasar, merupakan uraian pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang memadai mengenai bahan ajar. Kompetensi dasar

dicapai melalui proses pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai

dengan tahap perkembangan siswa. Perwujudan kompetensi dasar

ini ditunjukkan dengan Hasil Belajar yang merupakan kemampuan

siswa yang nyata dan terukur, dapat berupa pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan atau nilai-nilai setelah mengikuti kegiatan

belajar mengajar.

e.

Indikator adalah kemampuan spesifik dan rinci yang diharapkan

dapat dikuasai siswa dan merupakan penjabaran dari kemampuan

dasar. Indikator pencapaian hasil belajar dapat dijadikan ukuran

untuk menilai ketercapaian hasil belajar. Misalnya: “Siswa dapat

menyusun doa”.

f.

Materi Pokok merupakan sarana untuk mencapai kompetensi dasar

dan tercantum pada setiap hasil belajar.

g. Kegiatan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup

seluruh komponen proses kompetensi, hasil belajar dan indikator.

(12)

ketercapaian kompetensi siswa itu. Oleh karena itu pendekatan yang

dipakai hendaknya:

Memungkinkan siswa untuk aktif. Dia menjadi partisipan aktif

dalam proses PAK.

Kalau siswa menjadi partisipan, maka diandaikan dalam proses

PAK ada interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru.

Interaksi yang terjadi hendaknya terarah, sehingga diandaikan

ada suatu proses yang berkesinambungan.

Interaksi yang berkesinambungan ini bertujuan untuk

menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran iman dalam

hidup nyata sehingga siswa semakin beriman.

Pendekatan atau pola yang dipakai dapat dikatakan pendekatan atau

pola interaksi (komunikasi) aktif untuk menginterpretasikan dan

mengaplikasikan ajaran imannya dalam hidup nyata (dalam

Kurikulum PAK’ 84 disebut pendekatan atau pola “pergumulan”).

i.

Pengorganisasian materi pada hakikatnya adalah kegiatan menyiasati

proses pembelajaran dengan perancangan/rekayasa terhadap

unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasional

dan menyeluruh. Kronologi pengorganisasian materi itu mencakup

tiga tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.

Perencanaan terdiri dari perencanaan per satuan waktu dan

perencanaan per satuan bahan ajar. Perencanaan per satuan waktu

terdiri dari program tahunan dan program semester. Perencanaan

per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu kebulatan bahan ajar

yang dapat disampaikan dalam satu atau beberapa kali pertemuan

(lihat kurikulumnya).

Pelaksanaan terdiri dari langkah-langkah pembelajaran di dalam

atau di luar kelas, mulai dari pendahuluan, penyajian, dan penutup.

Penilaian merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak

perencanaan, pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan pembelajaran

per pertemuan satuan bahan ajar, maupun satuan waktu.

(13)

hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip

didaktik, antara lain:

Dari mudah ke sulit.

Dari sederhana ke kompleks.

Dari konkrit ke abstrak.

Dari yang anthropologis ke yang teologis.

j.

PAK bukan segala-galanya. Maka PAK perlu ditunjang dengan

kegiatan ekstra-kurikuler dan pastoral sekolah.

k. Bila di suatu sekolah PAK tidak terlaksana karena tidak adanya guru

agama Katolik, maka siswa dan atau orang tua siswa dapat mencari

kemungkinan pelaksanaannya bersama dengan pastor setempat atau

yang mewakilinya.

l.

Buku pegangan pokok adalah Kitab Suci. Adapun buku-buku

pegangan yang lain, baik buku pegangan untuk guru maupun buku

pegangan untuk siswa, harus mendapat pengesahan dari Pimpinan

Gereja atau yang diberi wewenang olehnya. Pengesahan ini tampak

dengan adanya tulisan “NIHIL OBSTAT” dan “IMPRIMATUR”.

(14)

1. Mengenal diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, cita-cita dan panggilan hidupnya, sehingga menerima diri sebagaimana adanya 1.1 Menjelaskan

dirinya sebagai pribadi yang unik dan menerima dengan rasa syukur atas karya Allah dalam dirinya.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menyebutkan ciri-ciri fisik dan menjelaskan fungsinya

• Menyebutkan sifat-sifatnya dan menerima sebagaimana adanya • Menganalisa sebab-sebab terjadinya pelecehan fisik • Menjelaskan latar belakang keluarga dan pengaruhnya terhadap perkembangan pribadinya • Mengungkapkan keberhasilan dan

• Saya pribadi yang unik

KELAS

: X

Standar Kompetensi : Memahami nilai-nilai keteladanan Yesus Kristus

sebagai landasan mengembangkan diri sebagai

perempuan atau laki-laki yang memiliki rupa-rupa

kemampuan dan keterbatasan sehingga dapat

berelasi dengan sesama secara lebih baik.

Aspek

: PRIBADI SISWA DAN LINGKUNGANNYA

MATERI POKOK

(15)

1.2 Menjelaskan bahwa dirinya memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga dapat mengembangkan talentanya secara maksimal 2. Memahami dirinya sebagai manusia yang diciptakan Allah menurut citra-Nya, sehingga menyadari bahwa semua manusia adalah saudara se Allah Bapa-Ibu

2.1 Menjelaskan bahwa dirinya diciptakan sebagai citra Allah.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

kegagalan yang pernah dialaminya

• Mengungkapkan rasa syukur dirinya sebagai pribadi yang diciptakan Tuhan dengan keajaiban (Mzm: 139) • Menganalisa kelebihan dan kekurangannya • Memberi alasan perlunya mengembangkan talenta yang dimiliki (Mat 25: 14 - 30) sehingga berguna bagi sesama

• Menjelaskan cara-cara mengembangkan talenta (dan cita-cita) yang dimiliki • Melakukan

usaha-usaha untuk mengembangkan talenta (dan cita-cita) yang dimilikinya

• Menjelaskan isi Kej 1: 26-27 • Menjelaskan arti manusia diciptakan baik adanya • Saya memiliki kelebihan dan kekurangan • Saya diciptakan sebagai citra Allah

(16)

2.2 Menjelaskan bahwa dirinya dan sesama semartabat satu saudara se Bapa -Ibu tanpa diskriminasi di lingkungannya baik, ras, agama, kasta.

3. Memahami jati diri pria dan wanita yang diciptakan Allah untuk saling melengkapi sebagai patner yang sederajat

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menerangkan arti manusia diciptakan sebagai citra Allah • Mengungkapkan

kebaikan-kebaikan dirinya yang menggambarkan kebaikan Allah • Bersikap positif terhadap

orang lain, tidak berprasangka buruk • Menyebutkan

sebab-akibat adanya diskriminasi ras, agama, kasta, dan sebagainya • Mengungkapkan

pandangannya tentang kesetaraan manusia • Menjelaskan arti Kej 1:

26-27 dalam kaitannya dengan manusia diciptakan sebagai satu saudara yang semartabat • Menjelaskan cara-cara menghilangkan diskriminasi • Bersikap akomodatif dan menghargai perbedaan • Melakukan usaha-usaha untuk menghilangkan diskriminasi di lingkungannya.

• Saya dan sesama adalah satu saudara se Allah, Bapa Ibu

(17)

3.1 Menganalisa, mengungkapkan, menjelaskan kodrat pria dan wanita sehingga menghargai lawan jenis dengan berbuat adil 3.2 Menganalisa dan menjelaskan tugas pria dan wanita berdasarkan kebudayaan, sehingga tercermin adanya kesetaraan wanita dan laki-laki.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa sebab-akibat ketidaksetaraan antara pria dan wanita • Mengungkapkan

pandangan siswa sendiri tentang kedudukan pria dan wanita

• Mengartikan kodrat pria dan wanita berdasarkan Kej 2: 18-23 • Menjelaskan usaha untuk mewujudkan penghargaan martabat kaum wanita sebagaimana

diamanatkan oleh Injil • Menghargai lawan jenis

dengan berbuat adil • Melakukan

tindakan-tindakan untuk melawan perendahan martabat manusia • Menganalisa tugas pria

dan wanita berdasarkan kebudayaan

• Mengungkapkan pendapatnya tentang tugas pria dan wanita • Menganalisa tugas pria

dan wanita menurut kodratnya

• Menjelaskan kesetaraan pria dan wanita, berdasarkan Kej 1: 28 dan GS art. 12 • Melakukan

tindakan-tindakan yang mencerminkan keseta-raan relasi wanita dan laki-laki

• Kepriaan dan kewanitaan

(18)

4. Mengenal suara hatinya, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat

4.1 Mengungkapkan dan menjelaskan peranan suara hati dalam setiap membuat keputusan. 4.2 Menjelaskan dan menyebutkan beberapa cara untuk membina suara hati agar tidak keliru atau tumpul

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Mengungkapkan pengalamannya dalam memutuskan pilihan yang sama-sama sulitnya, dengan menjelaskan latar belakang dan akibat dari pilihan itu • Mensharingkan

pengalamannya ketika memutuskan untuk berbuat sesuatu yang melawan suara hatinya

• Menafsirkan teks Luk 22: 39-46 dalam kaitannya dengan pilihan Yesus, memilih kehendak-Nya atau kehendak Bapa-Nya • Menjelaskan arti dan

fungsi suara hati • Memprioritaskan

Yesus Kristus dalam setiap membuat keputusan • Menganalisa kasus

orang yang tidak mendengarkan suara hati yang lama-lama menjadi tumpul dan kisah Yudas Iskariot dalam Mat 26: 14-16, 47-50; 27: 3-5 • Menjelaskan

sebab-sebab suara hati dapat keliru atau tumpul

• Suara hati

(19)

5. Bersikap kritis terhadap pengaruh mass media, kelompok tertentu dan sebagainya sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat dan benar yang dapat dipertanggung jawabkan 5.1 Mengkritisi pengaruh media massa terhadap konsumerisme, materialisme dan hedonisme serta fenomena supranatural: (paranormal, ilmu hitam).

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menjelaskan usaha-usaha untuk membina suara hati

• Melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka membina suara hati

• Menjelaskan pengertian dan sebab serta akibat konsume-risme, materialisme dan hedonisme • Mengartikan kisah

Yesus dicobai dalam Luk 4: 1-13 dan maknanya bagi siswa sekarang • Menjelaskan usaha-usaha untuk menyeleksi pengaruh konsumerisme, materialisme dan hedonisme • Mengkritisi fenomena supranatural paranormal, santet/ ilmu hitam • Mengkritisi pengaruh media massa terhadap konsumerisme, materialisme, dan hedonisme

• Sikap kritis terhadap media massa (melawan konsumerisme, materialisme dan hedonisme)

(20)

5.2 Mengkritisi tawaran-tawaran yang ada pada saat itu dengan berpedoman pada sikap hidup Yesus.

6. Mengenal Kitab Suci dan Tradisi sebagai tolok ukur tertinggi dari imannya 6.1 Menjelaskan secara singkat terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa munculnya partai-partai dan sekte-sekte atau kelompok-kelompok kategori tertentu • Mensharingkan pengalaman tanggapannya pada waktu menerima tawaran tertentu • Menganalisa bagaimana Yesus menentukan pilihan terhadap tawaran-tawaran yang ada pada saat itu (Bacalah buku: Yesus Kristus Sebelum Agama Kristen oleh Albert Nolan) • Mengkritisi

tawaran-tawaran yang ada dan menentukan pilihan yang terbaik (berdampak positif bagi dirinya dan sesama)

• Menjelaskan secara singkat sejarah terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru • Menganalisa Surat

Paulus yang pertama kepada Timotius ( Tim 3: 10-17)

• Menjelaskan arti ungkapan St.

• Sikap kritis terhadap paham, aliran dan idologi yang berkembang

• Kitab suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

(21)

6.2 Menunjukkan hubungan antara Kitab Suci dan Tradisi yang menjadi tolok ukur tertinggi dari Iman Katolik.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Hironimus yang berbunyi: “Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Yesus Kristus” • Menjelaskan cara-cara

mendalami (membaca, mempelajari dan menerapkan) Kitab Suci, baik secara pribadi maupun kelompok

• Melakukan kegiatan membaca Kitab Suci dan merefleksikannya serta mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari • Menganalisa Injil Yohanes 21: 24-25 yang berkaitan dengan munculnya tradisi dalam Gereja

• Menyebutkan macam-macam tradisi yang terbentuk sesudah terjadinya Kitab Suci dengan segala latar belakangnya • Menjelaskan bahwa

Kitab Suci bersama Tradisi menjadi tolok ukur tertinggi dari Iman Katolik • Meyakini Kitab Suci

bersama Tradisi sebagai tolok ukur imannya sebagai orang Katolik.

(22)

7. Mengenal Yesus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah, sehingga siswa merasa terpanggil untuk berjuang bersama Yesus 7.1 Menjelaskan secara

singkat apa maksud Kerajaan Allah pada zaman Yesus

7.2 Menjelaskan Yesus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa teks Mrk 1: 14-15 dan Rom 14: 17 untuk mencari arti Kerajaan Allah • Menjelaskan

paham-paham Kerajaan Allah pada zaman Yesus • Menjelaskan paham

dan perjuangan Yesus untuk mewujudkan Kerajaan Allah • Mencontoh tindakan

Yesus yang memperjuangkan Kerajaan Allah dalam kehidupan sehar-hari dan menceritakan pengalaman pribadinya saat mewujudkan kerajaan Allah • Menganalisa Injil Lukas 6: 20-26, kaitannya antara Ucapan ‘Bahagia’ dan ‘celaka’ dengan Kerajaan Allah • Menjelaskan kaitan

antara Kerajaan Allah dengan perumpamaan-perumpamaan Yesus • Menerangkan

hubungan antara

• Gambaran kerajaan Allah pada zaman Yesus

• Yesus datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah

(23)

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

mukjizat-mukjizat Yesus dengan Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus • Menyimpulkan bagaimana Yesus mewartakan dan memperjuangkan terwujudnya Kerajaan Allah • Menganalisa kondisi sekarang dan menyebutkan upaya-upaya untuk mewujudkan Kerajaan Allah • Meneladani Yesus dalam memperjuangkan Kerajaan Allah sesuai dengan kondisi sekarang • Melakukan sharing pengalaman tentang pengorbanan • Membuat analisa

secara singkat tentang kisah sengsara Yesus menurut Luk: 22-23 • Menjelaskan bahwa

sengsara dan wafat Yesus sebagai tanda kasih Allah pada manusia dan tanda

• Yesus datang untuk mewartakan dan memperjuangkan kerajaan Allah

• Sengsara dan wafat Yesus

8. Mengenal Yesus yang berani memberikan diri-Nya dengan menderita sengsara, wafat di salib, bangkit dan naik ke surga demi kebahagiaan manusia 8.1 Menjelaskan

makna sengsara dan wafat Yesus sebagai tanda kasih Allah pada manusia.

(24)

8.2 Menjelaskan arti serta makna kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Surga

9. Mengenal pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola,

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

agung kehadiran Kerajaan Allah • Menjelaskan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan pengorbanan demi kebahagiaan orang lain • Melakukan

tindakan-tindakan yang menunjukkan kesediaan berkorban demi orang lain • Menganalisa paham kehidupan sesudah kematian menurut bermacam-macam pandangan • Menganalisa kisah kebangkitan Yesus menurut Yoh 20: 1-18 dan 1 Kor 15: 14-19 • Menjelaskan arti kenaikan Yesus ke Surga berdasar atas teks Luk 24: 50-53 • Menjelaskan makna kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Surga sebagai sukacita yang memberi semangat untuk mewujudkan Kerajaan Allah • Meyakini dan mensyukuri Kebangkitan Yesus melalui tindakan-tindakannya • Kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga

(25)

Putera Allah dan Juru Selamat

9.1 Menjelaskan makna Yesus sebagai sahabat sejati dan tokoh idola

9.2 Menjelaskan Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa pengalaman siswa tentang sahabat dan tokoh idola

• Mensharingkan “siapa Yesus bagi dirinya” • Menganalisa Injil Yoh

15: 11-15 dan 1 Sam 18: 1-4 tentang sahabat yang sejati • Menjelaskan arti Yesus

sebagai sahabat sejati dan tokoh idola • Melakukan

tindakan-tindakan yang menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh sahabat sejati dan tokoh idolanya • Mengungkapkan

pandangannya tentang Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat • Menganalisa Kis 2: 14-40, khususnya dalam kaitannya dengan Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat • Menjelaskan arti Yesus

sebagai Putera Allah dan Juru Selamat • Menjelaskan jawaban

manusia terhadap tawaran Allah adalah bertobat dan percaya • Memberi makna

contoh sikap tobat dan percaya dalam kehidupan sehari-hari

• Yesus sahabat sejati dan tokoh idola

• Yesus Putera Allah dan Juru selamat

(26)

10. Mengenal Roh Kudus yang melahirkan, membimbing dan menghidupi Gereja dan mengenal Allah Tritunggal sebagai kebenaran iman Kristen 10.1 Menjelaskan peranan dan karya Roh Kudus dalam kehidupan Gereja 10.2 Merumuskan ajaran Gereja tentang Tritunggal Maha Kudus

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa teks Kisah Para Rasul 2: 1-13

• Menjelaskan fungsi dan peranan Roh Kudus dalam kehidupan Gereja (Menyemangati, melahirkan dan membimbing) • Menjelaskan

bentuk-bentuk bimbingan Roh Kudus bagi orang beriman dewasa ini • Menyebutkan

buah-buah Roh Kudus dan menjelaskan artinya (Gal 5: 22-23) • Mengekspresikan

buah-buah Roh Kudus dalam hidup sehari-hari: damai, sukacita, kasih, sabar dan sebagainya • Mengungkapkan pemahaman siswa tentang Allah Tritunggal • Menjelaskan ajaran Gereja tentang dogma: Allah Tritunggal Maha Kudus

• Roh Kudus

• Tritunggal Maha Kudus

(27)

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menjelaskan bentuk-bentuk dan arti yang menampakkan iman akan Alah Tritunggal Maha Kudus • Meyakini imannya

akan Allah Tritunggal Maha Kudus; dengan berani mengaku sebagai orang Katolik, tidak takut membuat tanda salib dan lebih-lebih berbuat kasih bagi sesama

(28)

Standar Kompetensi : Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan

Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja,

sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

bergereja sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah.

Aspek

: ARTI DAN MAKNA GEREJA

1. Memahami arti Gereja sebagai Umat Allah dan persekutuan yang terbuka

1.1 Menjelaskan arti dan hakikat Gereja sebagai Umat Allah

1.2 Menjelaskan bahwa “Gereja” merupakan persekutuan yang terbuka

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa teks Kitab Suci dari Kis 2: 41-47 dalam kaitannya dengan Gereja sebagai Umat Allah

• Menjelaskan arti dan hakikat Gereja sebagai Umat Allah (satu umat Allah, satu Tuhan, satu pembaptisan, satu iman, satu pengharapan dan satu kasih) • Menjelaskan

konsekuensi arti Gereja sebagai Umat Allah dalam hidup menggereja dewasa ini • Melakukan

tindakan-tindakan dalam lingkungan/paroki yang menunjukkan Gereja sebagai umat Allah • Menganalisa sebab

akibat terjadinya pembakaran beberapa Gereja Katolik

• Gereja sebagai Umat Allah

• Gereja sebagai persekutuan yang terbuka

(29)

2. Memahami fungsi dan peranan Hirarki, sehingga bersedia berpartisipasi dan bekerja sama dengan hirarki (dan pimpinan Gereja yang lain) dalam hidup menggereja 2.1 Menjelaskan dengan kata-kata sendiri tentang hirarki Gereja Katolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa Kis 4: 32-37 dalam kaitannya dengan Gereja sebagai persekutuan yang terbuka

• Menjelaskan arti dan konsekuensi Gereja sebagai persekutuan yang terbuka dalam hidup menggereja dewasa ini

• Melakukan kerjasama dengan siapa saja yang berkehendak baik demi membangun masyarakat yang sejahtera • Mengungkapkan pemahamannya tentang hirarki dalam Gereja Katolik • Menganalisa Yoh 21:

15-19, dalam kaitannya dengan hirarki dalam Gereja • Menjelaskan

pengertian, susunan, dan fungsi/peranan hirarki dan pemuka dalam Gereja Katolik • Menjelaskan tanggung

jawab umat beriman (kaum awam)

• Hirarki dalam Gereja Katolik

(30)

2.2 Menjelaskan hubungan antara Awam dan Hirarki sebagai partner kerja

3. Memahami sifat-sifat Gereja yang satu, Kudus, Katolik dan Apostolik, sehingga menjaga keutuhan serta terpanggil untuk merasul dan memperjuangkan kepentingan umum

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

terhadap kaum hirarki dan pemuka agama Katolik.

• Menganalisa 1 Kor 12: 12-31, dalam

kaitannya dengan macam-macam fungsi dan karisma dalam Gereja

• Menganalisa hubungan antara hirarki dan awam dalam Gereja Katolik • Menjelaskan

hubungan awam dan hirarki sebagai partner kerja dalam

membangun tubuh Kristus

• Menunjukkan sikap dan tindakan yang memperlihatkan hubungan awam dan hirarki sebagai partner kerja, misalnya mau bekerja sama, memberi masukan (kritik) yang membangun, bersikap kritis dan sebagainya

• Hubungan awam dan hirarki sebagai partner kerja

(31)

3.1 Menjelaskan arti Gereja bersifat Satu dan Kudus

3.2 Menganalisa pengertian dan makna Gereja bersifat Katolik dan Apostolik

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa kenyataan adanya bermacam-macam Gereja (sebab musababnya, akibat-akibatnya) • Menjelaskan paham tentang Gereja Kristus. Hanya ada satu Gereja Kristus dan Gereja Kristus yang satu tampak dalam Gereja Katolik

• Menjelaskan arti Gereja bersifat Satu dan Kudus berdasarkan atas Ef 4: 5 dan 1 Kor 6: 19 • Melakukan tindakan-tindakan yang memperkokoh kesatuan Gereja dalam keanekaragaman: aktif ekumene

• Bersyukur karena Roh Kudus senantiasa menguduskan Gereja. • Menganalisa pengertian “Katolik” dan penggunaan predikat”“katolik” dalam berbagai lembaga yang ada dalam Gereja Katolik • Menjelaskan arti dan makna Gereja bersifat katolik (bdk LG 13) • Menjelaskan arti dan

makna Gereja bersifat Apostolik

• Menjelaskan panggilan Gereja untuk lebih

• Gereja yang satu dan kudus

• Gereja yang Katolik dan Apostolik

(32)

4. Mengenal dan

memahami tugas Gereja yang menguduskan, mewartakan, memberi kesaksian dan melayani, sehingga merasa terpanggil untuk terlibat dalam tugas tersebut sesuai dengan kedudukan dan peranannya.

4.1 Menjelaskan tugas Gereja

Menguduskan (Liturgia)

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

menonjolkan sifat-sifat merakyat, membela yang lemah, bersifat kenabian, membebaskan dan terbuka • Melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan sifat Gereja di atas, membela teman yang lemah, aktif dalam kegiatan karang taruna, membela yang benar dan sebagainya

• Mengungkapkan bentuk-bentuk kegiatan yang ada dalam Gereja katolik yang berkaitan dengan tugas Gereja

Menguduskan • Menjelaskan arti tugas

Gereja menguduskan bertitik tolak dari 1 Ptr 2: 9-10 dan LG art. 10-11, 26

• Menjelaskan arti dan fungsi sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik dalam

• Gereja Menguduskan (Liturgia)

(33)

4.2 Menjelaskan tugas Gereja Mewartakan (Kerygma)

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

kaitannya dengan tugas Gereja menguduskan • Menjalankan kegiatan

ibadat, bukan semata-mata sebagai kewajiban tetapi sebagai ungkapan imannya untuk merayakan misteri Kristus

• Terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan ibadat baik di paroki maupun di

lingkungannya • Menganalisa Mat 28:

16-20 dan

perwujudannya dalam Gereja Katolik dewasa ini • Menjelaskan arti tugas

Gereja mewartakan dan menyebutkan bentuk-bentuk pewartaan yang ada dalam Gereja katolik dewasa ini (bdk LG 25 dan 35)

• Menjelaskan berbagai cara untuk mewartakan Injil sesuai dengan peran masing-masing umat beriman • Melakukan kegiatan

pewartaan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya bertingkah laku yang sesuai dengan ajaran Kristus, berani menjawab pertanyaan orang lain tentang imannya dan sebagainya

• Gereja Mewartakan (Kerygma)

(34)

4.3 Menjelaskan tugas Gereja dalam memberi Kesaksian (Martyria) 4.4 Menjelaskan tugas Gereja melayani (Diakonia)

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa kisah St. Maximilianus Kolbe atau Santo/Santa yang lain dalam kaitannya dengan kesediaannya menjadi martir Kristus • Mengungkapkan

pengalamannya tentang kesaksian iman yang pernah dilaksanakan • Menjelaskan arti

menjadi martir dalam kaitannya sebagai saksi-saksi Kristus (bersedia berkorban demi Kristus) • Menjelaskan pentingnya bersaksi dan bentuk-bentuk kesaksian iman dewasa ini dan kesaksian-kesaksian yang dapat dilakukan oleh orang muda • Berani melakukan

perbuatan-perbuatan yang mengungkapkan kesaksian imannya dalam hidup sehari-hari, berani

berkorban, tidak takut mengaku dirinya sebagai orang Katolik • Menganalisa kisah Ibu

Theresa dari Calkuta yang melayani orang miskin

• Menyampaikan pengalamannya melayani sesama sebagai orang Kristiani

• Gereja Menyaksikan (Martyria)

• Gereja melayani (Diakonia)

(35)

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK • Menafsirkan Mark 10: 35-45 • Menjelaskan arti melayani • Menjelaskan bentuk-bentuk pelayanan yang dilaksanakan Gereja Katolik dewasa ini

• Menyebutkan bentuk-bentuk pelayanan yang dapat dilakukan oleh siswa,

menemukan subyek pelayanan yang tepat dan menemukan cara melaksanakannya • Melakukan kegiatan

pelayanan, terutama bagi yang tersingkir: miskin, menderita, tertindas dan sebagainya

5. Mengenal dan memahami hubungan Gereja dan dunia, sehingga bersedia ikut terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia 5.1 Menjelaskan

hubungan dunia dan Gereja serta sebaliknya Gereja dan dunia

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa Gaudium et Spes artikel 1 dalam kaitannya tentang hubungan Gereja dan dunia

• Menjelaskan pengaruh-pengaruh

• Hubungan Gereja dan Dunia

(36)

5.2 Menjelaskan latar belakang

munculnya Ajaran Sosial Gereja dan dampaknya bagi dunia (khususnya di Indonesia) serta bagaimana mensikapi ajaran tersebut

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Gereja (baik yang positif maupun yang negatif) terhadap dunia

• Menjelaskan pengaruh-pengaruh dunia (baik yang positif maupun yang negatif) terhadap Gereja

• Menjelaskan bagaimana sebaiknya hubungan antara Gereja dan dunia • Melakukan

tindakan-tindakan yang menunjukkan rasa setia kawan dengan sesamanya dalam arti yang positif.

• Menjelaskan latar belakang munculnya Ajaran Sosial Gereja: Rerum Novarum atau masalah-masalah perburuhan yang ada di Indonesia

• Menjelaskan macam-macam Ajaran Sosial Gereja sejak Rerum Novarum sampai dewasa ini

• Menjelaskan dampak Ajaran Sosial Gereja bagi dunia (khususnya di Indonesia)

• Menjelaskan

bagaimana mensikapi secara kritis Ajaran Sosial Gereja di Indonesia

(37)

5.3 Menjelaskan keterlibatan Gereja dalam membangun dunia yang damai dan sejahtera

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan sosial sebagai pengamalan Aksi Sosial Gereja • Menganalisa GS art. 76 dan masalah-masalah yang dihadapi dunia dewasa ini, khususnya di Indonesia • Menjelaskan sumbangan Gereja Indonesia dalam membangun masyarakat yang damai, adil dan sejahtera • Menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi Gereja dalam rangka berpartisipasi membangun

masyarakat yang adil, damai dan sejahtera • Menyampaikan

pendapatnya tentang bagaimana seharusnya Gereja terlibat dalam masyarakat untuk menuju masyarakat yang adil, damai dan sejahtera

• Melakukan tindakan untuk bekerja sama dengan siapa saja yang berkehendak baik dalam mewujudkan Indonesia yang adil, damai dan sejahtera.

• Keterlibatan Gereja dalam membangun dunia yang damai dan sejahtera

(38)

6. Memahami hakekat Hak Asasi Manusia, sehingga terpanggil untuk ikut serta menegakkan Hak-hak Asasi Manusia 6.1 Menjelaskan pengertian Hak Asasi Manusia menurut pandangan Kristiani dan perlunya kerja sama untuk memperjuangkannya 6.2 Menjelaskan tentang: perjuangan Hak Asasi Manusia di Indonesia

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa deklarasi atau Piagam PBB tentang Hak Asasi Manusia (HAM) • Menjelaskan

pengertian Hak Asasi Manusia dan menyebutkan Hak Asasi dirinya sebagai manusia

• Menjelaskan pandangan Kristiani tentang Hak Asasi Manusia

• Menjelaskan perlunya kerja sama untuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia • Menyebutkan

bentuk-bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia dan menganalisa sebab-akibatnya

• Memberikan penilaian tentang peranan lembaga Hak Asasi Manusia yang ada di Indonesia

• Memberi penilaian tentang peranan Gereja dalam memperjuangkan penegakan Hak Asasi Manusia

• Hakekat Hak Asasi Manusia

• Memperjuangkan Hak Asasi Manusia di Indonesia

(39)

6.3 Menjelaskan tentang: Usaha Melawan

Kekerasan dengan Budaya Kasih

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menjelaskan bentuk-bentuk dan cara-cara untuk menegakkan Hak Asasi Manusia yang dapat dilakukan oleh siswa • Melakukan tindakan-tindakan yang menegakkan Hak Asasi Manusia di lingkungannya. • Menganalisa sebab-akibat terjadinya kasus-kasus kekerasan yang ada di Indonesia • Mengungkapkan pandangan dan pengalamannya tentang membalas dendam • Menafsirkan firman Yesus tentang kasih kepada musuh (Luk 6: 27-36)

• Menjelaskan contoh-contoh dari Injil yang menunjukkan kasih Yesus kepada musuh • Melawan kekerasan

dengan budaya kasih • Menjelaskan perlunya

keberanian untuk mengakhiri balas dendam dengan kasih, karena kekerasan tidak akan dapat menyelesaikan masalah • Melakukan tindakan yang mencegah terjadinya kekerasan misalnya: tidak

(40)

7. Memahami dan menghargai hidup sebagai anugerah Allah, sehingga bersedia untuk menghargai dan memelihara hidup pribadi dan sesamanya 7.1 Menjelaskan perlunya menghormati hidup sebagai anugerah Tuhan yang harus dipelihara dan dijaga

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

membalas dendam, mempengaruhi teman untuk tidak berkelahi, tidak semena-mena dengan orang kecil dan sebagainya.

• Menganalisa terjadinya kasus-kasus

pembunuhan • Menjelaskan arti dan

makna firman 5 (Kel 20: 13)

• Menjelaskan perlunya menghormati hidup sebagai anugerah Tuhan yang harus dijaga dan dipelihara • Menjelaskan pandangan Gereja katolik tentang Kloning manusia • Melakukan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan penghargaan terhadap hidup: cinta kebersihan, menjauhi minuman keras/ narkoba, tidak melakukan tindakan kekerasan/sembrono (ngebut); tidak merokok di sembarang tempat • Menghargai Hak Hidup (Firman 5)

(41)

7.2 Menjelaskan pandangan Gereja Katolik terhadap aborsi serta akibat-akibatnya 7.3 Menjelaskan usaha-usaha masyarakat/Gereja dalam memberantas narkoba, HIV/AIDS dan hambatan-hambatan dalam memberantas hal tersebut serta pandangan Gereja Katolik terhadap

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa sebab-akibat terjadinya kasus-kasus aborsi (sebaiknya diputarkan film tentang aborsi atau artikel-artikel tentang aborsi) • Menyampaikan pandangan tentang “aborsi” • Menjelaskan bermacam-macam pandangan tentang aborsi (kesehatan, kebudayaan, agama) • Menjelaskan pandangan Gereja Katolik tentang aborsi (Gereja menolak segala macam bentuk aborsi) • Melakukan tindakan preventif terhadap segala kemungkinan terjadinya aborsi: menghindari seks pranikah, menghindari pornografi, berani mengatakan “tidak” terhadap aborsi. • Menganalisa

sebab-akibat orang kecanduan narkoba dan terinfeksi HIV/AIDS

• Menafsirkan teks 1 Kor 3: 16-17, dalam kaitannya dengan penghargaan terhadap tubuh supaya tidak disalah gunakan dengan obat-obatan atau seks bebas

• Aborsi

(42)

penyalahgunaan narkoba, pengidap HIV/AIDS

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menjelaskan usaha-usaha masyarakat/ Gereja dalam memberantas penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS • Menjelaskan hambatan-hambatan dalam memberantas penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS • Menjelaskan pandangan Gereja katolik terhadap penyalahgunaan narkoba dan pengidap HIV/AIDS • Melakukan tindakan preventif supaya tidak kecanduan narkoba atau terinfeksi HIV/AIDS dengan: mengendalikan diri, menjauhi atau menyeleksi pengaruh-pengaruh lingkungan/ mass media yang negatif, menghindari seks bebas dan sebagainya

• Melakukan tindakan yang tetap menerima mereka yang sudah kecanduan obat atau terinfeksi HIV/AIDS, misalnya tetap mau berteman, menerima mereka sebagai sesama yang perlu mendapat perhatian dan kasih

(43)

7.4 Menjelaskan pandangan Gereja Katolik terhadap euthanasia dan bunuh diri

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa kasus-kasus bunuh diri atau euthanasia (arti, sebab, akibat) • Mengungkapkan

pandangannya tentang bunuh diri dan euthanasia

• Menjelaskan macam-macam pandangan tentang euthanasia dan bunuh diri (kesehatan,

kebudayaan, agama) • Menjelaskan

pandangan Gereja Katolik tentang euthanasia dan bunuh diri

• Melakukan tindakan preventif terjadinya bunuh diri dan euthanasia baik bagi dirinya maupun orang lain, misalnya: tidak mudah putus asa, menemani teman yang sedang depresi atau sakit berat dan sebagainya

• Bunuh diri dan euthanasia

(44)

1. Mampu menghargai dan bersedia berdialog serta bekerja sama dengan umat beragama atau berkepercayaan lain 1.1 Menjelaskan pengetahuannya tentang Gereja Protestan dan berdialog dengan umat Kristen Protestan

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menyampaikan pendapatnya tentang Gereja Protestan atau pengalamannya berhubungan dengan orang Protestan • Menganalisa sebab-akibat terjadinya pemisahan Gereja Katolik dengan Gereja Protestan (lihat sejarah Gereja) • Menjelaskan

bermacam-macam aliran yang ada dalam Gereja Protestan, khususnya di Indonesia

• Menjelaskan kesamaan dan perbedaan Gereja Katolik dan Gereja Protestan

• Menganalisa Dekrit Konsili Vatikan II tentang Ekumene

• Berdialog dengan umat Kristen Protestan

Standar Kompetensi : Memahami makna firman Allah, ajaran Yesus dan

ajaran Gereja dalam mengembangkan kehidupan

bersama sesuai dengan kehendak Allah, sehingga

mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(45)

1.2 Menjelaskan pandangan Gereja Katolik tentang Islam dan berdialog dengan umat Islam

1.3 Menyampaikan kesan dan bentuk dialog serta pandangannya tentang umat Hindu, Budha, Konghucu dan aliran Kepercayaan

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

(dapat dipilih yang dirasa relevan) • Terlibat aktif dalam

kegiatan-kegiatan Ekumene dengan tetap mempertahankan imannya sebagai orang Katolik.

• Menjelaskan macam-macam dialog yang dapat dilaksanakan antara umat Katolik dengan umat Islam dan sekaligus menemukan caranya • Melakukan usaha-usaha yang membangun persaudaraan antara umat Katolik dengan umat Islam (dengan aktif di Karang Taruna, menghormati kegiatan-kegiatan keagamaan umat Islam dan sebagainya) • Menyampaikan kesan

dan pandangannya tentang umat Hindu, Budha, Konghucu dan aliran Kepercayaan

• Menjelaskan beberapa pokok penting ajaran agama Hindu, Budha, Konghucu, dan aliran Kepercayaan

• Menjelaskan pandangan Gereja terhadap agama Hindu, Budha, dan

• Berdialog dengan umat Islam

• Berdialog dengan umat Hindu, Budha, Konghucu dan aliran Kepercayaan

(46)

1.4 Menjelaskan hambatan-hambatan kerja sama dan dialog dalam membangun persaudaraan sejati dengan umat beragama lain serta tindakan-tindakan yang membangun persaudaraan sejati

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Aliran Kepercayaan (NA art. 1 dan 2) • Menjelaskan

bentuk-bentuk dialog dengan umat Hindu, Budha, Konghucu dan Aliran Kepercayaan

• Melakukan usaha-usaha yang membangun persaudaraan antara umat Katolik dengan umat Hindu, Budha, Konghucu dan Aliran Kepercayaan • Menganalisa sebab-akibat permusuhan/ pertikaian yang bernuansa agama • Menjelaskan pandangan Gereja terhadap agama-agama Non Kristen (NA art. 1 dan 5)

• Menjelaskan bentuk-bentuk kerjasama yang sudah terjalin antara umat Katolik dengan umat beragama lain, khususnya di Indonesia • Menjelaskan

hambatan-hambatan kerja sama dan dialog dalam membangun persaudaraan sejati, dengan umat beragama lain • Melakukan tindakan-tindakan yang membangun persaudaraan sejati, misalnya mengunjungi

• Kerjasama antar umat beragama membangun persaudaraan sejati

(47)

2. Mampu dan bersedia untuk berjuang menegakkan keadilan, kejujuran, kebenaran, perdamaian dan keutuhan ciptaan sesuai dengan perannya 2.1 Menjelaskan pentingnya memperjuangkan keadilan

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

umat beragama lain yang sedang merayakan hari keagamaan, memberi ucapan selamat dan sebagainya.

• Menganalisa sebab akibat munculnya kasus-kasus ketidakadilan dalam masyarakat • Menganalisa pernyataan uskup tahun 1971 tentang keadilan • Menafsirkan maksud

firman ketujuh dan kesepuluh (Kel 20: 15-17), dalam kaitannya dengan keadilan • Menjelaskan panggilan

umat Katolik untuk memperjuangkan keadilan, terutama bagi orang yang menderita ketidakadilan: Tiada perdamaian tanpa keadilan

• Bersikap dan berbuat adil terhadap diri sendiri dan sesama dengan meneladan Yesus yang telah memberikan diri-Nya untuk

membebaskan manusia (Mat 11: 2-6; Yoh 3: 17)

• Memperjuangkan Keadilan

(48)

2.2 Menjelaskan pentingnya memperjuangkan kejujuran 2.3 Menjelaskan tentang: Memperjuangkan Kebenaran

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa sebab akibat terjadinya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di Indonesia • Menjelaskan arti

kejujuran

• Menafsirkan arti Mat 5: 33-37; dalam kaitannya dengan kejujuran dan sumpah • Menjelaskan

pentingnya berkata dan berbuat jujur (satu antara kata dan tindakan)

• Bertindak dalam rangka

memperjuangkan kejujuran (tidak suka berbohong, tidak menyontek, tidak menipu/memanipulasi dan sebagainya) • Menganalisa sebab akibat terjadinya rekayasa atau manipulasi dalam negara dan masyarakat • Menjelaskan bentuk-bentuk rekayasa yang dilaksanakan di sekolah-sekolah • Menafsirkan arti dan

makna firman

kedelapan (Kel 20: 16) • Menjelaskan arti

kebenaran • Menjelaskan arti,

sebab dan akibat-akibat kebohongan

• Memperjuangkan Kejujuran

• Memperjuangkan Kebenaran

(49)

2.4 Menjelaskan usaha memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati di lingkungan

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Membela kebenaran dengan meneladani sikap Yesus dan berani menanggung risiko dari berani mengkritik yang salah • Menganalisa

sebab-akibat terjadinya perang dan kerusuhan yang tak kunjung berhenti.

• Menafsirkan arti dan makna damai berdasarkan Yoh 20: 19-23 dan GS art. 78 dan 88 • Menjelaskan usaha-usaha untuk memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati yang sedang dilaksanakan oleh umat manusia • Menjelaskan hambatan-hambatan dalam memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati • Bertindak memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati di lingkungannya, (tidak bersikap diskriminatif, tidak berprasangka dengan suku atau agama lain dan sebagainya).

• Memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati

(50)

2.5 Menjelaskan usaha-usaha dalam: memperjuangkan lingkungan hidup yang serasi dan harmonis. 2.6 Menjelaskan beberapa contoh aksi dalam memelihara lingkungan hidup. 3. Memahami dan menyadari kemajemukan bangsa Indonesia, sehingga mampu hidup dan terlibat dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menjelaskan usaha-usaha tokoh-tokoh pejuang lingkungan hidup dalam memperjuangkan lingkungan hidup • Melakukan tindakan sebagai usaha pelestarian lingkungan hidup di lingkungannya, (membuang sampah pada tempatnya, berpartisipasi dalam gerakan penghijauan, tidak mencorat-coret dan sebagainya) • Melaksanakan

reboisasi, kerja bakti membersihkan sungai atau lingkungan atau, membersihkan sampah di lingkungan sekitar sekolah atau lingkungan kumuh • Melakukan kegiatan

lain yang intinya memelihara kelestarian lingkungan.

• Memperjuangkan lingkungan hidup yang serasi dan harmonis

• Aku memelihara lingkungan hidup

(51)

3.1 Menjelaskan kemajemukan bangsa Indonesia (keuntungan dan kerugiannya) dengan berpedoman pada Yoh 4: 1-42 3.2 Menjelaskan beberapa contoh usaha membangun masyarakat yang dikehendaki Tuhan

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa kemajemukan bangsa Indonesia (keuntungan dan kerugiannya) • Menafsirkan kisah

Yesus bertemu wanita Samaria (Yoh 4: 1-42), dalam rangka

menghargai kemajemukan • Menjelaskan

suku-suku dan agama-agama yang ada di Indonesia • Menjelaskan sikap hidup dalam masyarakat yang majemuk • Menjelaskan upaya-upaya membangun semangat kesatuan dan persatuan dalam masyarakat yang majemuk

• Melakukan perbuatan yang memperlihatkan penghargaan terhadap orang lain yang berbeda, misalnya memperlakukan sesama yang berbeda suku atau agama sebagai sesama saudara, mau bekerja sama dengan siapa saja. • Menafsirkan kisah

Menara Babel (Kej 11: 1-9) dan kisah Pentakosta (Kis 2: 1-13) • Kemajemukan Bangsa Indonesia • Membangun masyarakat yang dikehendaki Tuhan

(52)

4. Memahami peranannya sebagai warga negara, sehingga mampu terlibat membangun negara dan bangsanya 4.1 Menjelaskan

makna ungkapan: Aku Cinta Indonesiaku

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Mengungkapkan kesan dan

pandangannya sebagai “anak Indonesia” • Menafsirkan arti dan

makna Mat 17: 24-27 • Menjelaskan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara • Menjelaskan hal-hal

yang membanggakan dan memprihatinkan

• Aku cinta Indonesiaku

Aspek

: HIDUP BERMASYARAKAT

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa sebab dan akibat terjadinya pemisahan antara kelompok (agama, ras, kedudukan, harta, status dan sebagainya) • Menjelaskan

usaha-usaha membangun masyarakat yang adil, sejahtera dan damai • Menjelaskan hambatan-hambatan dalam membangun persatuan dan kesatuan • Melakukan usaha-usaha untuk membangun

masyarakat yang adil, damai dan sejahtera.

(53)

4.2 Menjelaskan cara menjadi warga negara yang sadar hukum

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

sebagai bangsa Indonesia

• Menjelaskan apa yang dapat saya

sumbangkan bagi negaraku

• Melakukan tindakan yang menunjukkan cinta akan tanah air, (tertib hukum, disiplin, menghargai kemajemukan dan sebagainya) • Menganalisa sebab akibat terjadinya kasus-kasus pelanggaran hukum, terutama oleh anak-anak muda

• Menjelaskan pentingnya hukum dalam hidup bersama • Menjelaskan

bagaimana melatih dan bertindak disiplin • Menjelaskan arti taat

hukum secara sadar dan bertanggung jawab

• Bertindak taat hukum secara sadar dan bertanggung jawab, (memakai helm demi keselamatan, tidak melanggar rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan di manapun berada (dijaga atau tidak), disiplin).

• Menjadi warga negara yang sadar hukum

(54)

5. Mengenal dan menyadari panggilan hidupnya sehingga mampu menentukan langkah yang tepat untuk menjawab panggilan tersebut 5.1 Menjelaskan makna persiapan perkawinan sesuai iman Kristiani 5.2 Siswa mampu menjelaskan arti panggilan hidup berkeluarga secara umum dan arti

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Menganalisa sebab akibat perkawinan yang dijodohkan oleh orang tua

• Menjelaskan arti dan pentingnya pacaran atau pertunangan • Menjelaskan apa yang

boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama orang berpacaran atau bertunangan

• Menjelaskan perlunya persiapan perkawinan antara lain melalui kursus perkawinan • Menerangkan hambatan-hambatan selama orang mempersiapkan perkawinan

• Menjelaskan arti dan makna perkawinan sebagai sakramen • Mengikuti penerangan

yang berkaitan dengan persiapan perkawinan dan hidup keluarga. • Menganalisa sebab

akibat keluarga retak dan keluarga harmonis • Menafsirkan Ef 5:

22-23 dalam kaitannya

• Persiapan perkawinan

• Panggilan hidup berkeluarga

(55)

keluarga Kristiani sebagai gereja kecil

5.3 Menjelaskan berbagai pandangan (termasuk pandangan Gereja Katolik) tentang kawin campur

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

dengan hidup keluarga (hubungan antar anggota keluarga) • Menjelaskan arti

keluarga secara umum • Menjelaskan arti

keluarga Kristiani sebagai gereja kecil • Menerangkan

masalah-masalah yang sering terjadi dalam kehidupan keluarga serta usaha-usaha untuk memecahkannya • Melakukan usaha-usaha untuk membangun keluarganya menjadi semakin harmonis (komunikasi antar anggota keluarga, hormat kepada orang tua, hubungan yang serasi dengan saudara, hormat kepada pembantu dan sebagainya). • Mengungkapkan pandangannya tentang kawin campur • Menganalisa sebab akibat terjadinya kawin campur (antar agama, antar suku, antar ras dan sebagainya) • Menjelaskan berbagai pandangan tentang kawin campur • Menjelaskan pandangan Gereja • Kawin campur

(56)

5.4 Menjelaskan makna hidup selibater bagi seorang biarawan atau biarawati 5.5 Siswa mampu mensharingkan cita-cita dan usaha-usahanya dalam mewujudkan cita-cita sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Katolik tentang perkawinan campur • Menjelaskan

bagaimana supaya perkawinan campur dapat menjadi berkat • Bersikap kritis terhadap

perkawinan campur. • Menganalisa hidup

seorang biarawan atau biarawati • Menafsirkan Mat 19: 12, dalam kaitannya dengan panggilan hidup selibat • Menjelaskan arti panggilan khusus • Menjelaskan cara hidup orang-orang yang selibat (baik biarawan/wati maupun yang bukan)

• Menjelaskan bermacam-macam bentuk hidup selibat • Menjelaskan

usaha-usaha untuk memupuk dan memelihara panggilan • Merenungkan apa

yang menjadi pangilan hidupnya, kemudian disharingkan • Menganalisa kisah

hidup seorang Santo atau Santa (St. Ignasius Loyola; St. Thomas Aquinas, St. Fransiskus Asisi, St. Vincensius, St. Theresia dari

kanak-• Panggilan hidup membiara/selibat

(57)

5.6 Menjelaskan arti dan makna serta tujuan kerja

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

kanak Yesus dan sebagainya) • Menafsirkan kisah

anak muda yang kaya dalam Mat 19: 16-26, dalam kaitannya dengan cita-cita dan karir

• Mensharingkan cita-citanya

• Menjelaskan usaha-usaha untuk mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

• Menjelaskan bahwa tidak setiap cita-cita dapat diraih, bahkan sering terjadi orang bekerja tidak sesuai dengan cita-citanya • Menerangkan bakat,

minat dan kemampuan yang dimiliki dan kemudian menghubungkannya dengan cita-cita yang mau diraih

• Menjelaskan apa tujuan hidup manusia yang sesungguhnya • Melakukan

usaha-usaha untuk mencapai cita-citanya: belajar rajin, mengembangkan bakat yang dimiliki dan sebagainya. • Menjelaskan arti

bekerja sebagai panggilan hidup dan partisipasi dalam karya penciptaan

(58)

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

• Mensharingkan pekerjaan macam apa yang akan dilakukan sesuai dengan cita-citanya.

(59)
(60)

1.

Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau

memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu,

dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun

dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta

rupiah).

2.

Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,

mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau

barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5

(lima) tahun dan/atau paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan : (1) unsur prinsip dramaturgi menurut Aristoteles yang terdapat dalam naskah drama Ora Isa Mati karya Andy Sri Wahyudi (2)

Apabila para pencuci uang (money launderer) yang berasal dari narkoba itu ditangkap, ada saat itu jaksa tidak memiliki sarana yang cukup untuk dapat menuntut

Berkaitan dengan aspek sosio-psikologis, setiap pribadi membutuhkan kemampuan untuk menguasai sikap dan emosi nya serta sarana komunikasi untuk bersosialisasi. Hal itu semua

Tentukan/jelaskan tujuan terapi dengan obat tersebut, aturan pakai/jadwal dosis yang tepat untuk pasien di

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penanganan komplain di perusahaan harus dilakukan dengan baik karena penanganan komplain sangat penting yang dapat

Pada penelitian di Puskesmas Bahu Manado Manado yang dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian observasional bersifat deskriptif prospektif dengan menggunakan

Tingkat pemanfaatan optimal, meliputi tingkat produksi (h), upaya (E), dan rente ekonomi (π), dengan pendekatan model bioekonomi melalui tiga model estimasi, yaitu model Schnute,

Hasil skoring yang dilakukan terhadap ketiga jenis alat tangkap yaitu purse seine, jaring insang hanyut dan bagan perahu yang digunakan dalam perikanan tangkap ikan