STANDAR KOMPETENSI
Mata Pelajaran
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian
dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Katolik SMA, - Jakarta:
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003
iv, 60 hal.
perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi
respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni dan budaya. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem
pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.
Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah yang terkait yang mengamanatkan tentang adanya standar nasional
pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan
serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah.
Upaya penyempurnaan kurikulum ini guna mewujudkan peningkatan mutu
dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral,
akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya.
Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan
pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian
kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan
berhasil dalam kehidupan. Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan daerah dan sekolah.
Dokumen kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Standar
Bahan Kajian dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang disusun untuk
masing-masing mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan.
Dokumen ini adalah Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Katolik untuk satuan pendidikan SMA.
Dengan diterbitkan dokumen ini maka diharapkan daerah dan sekolah dapat
menggunakannya sebagai acuan dalam pengembangan perencanaan
pembelajaran di sekolah masing-masing.
Jakarta, Oktober 2003
Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan
Dr. Boediono
NIP. 130344755
Direktur Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah
Dr. Ir. Indra Jati Sidi
NIP. 130672115
4
5
6
7
8
9
9
10
10
11
14
14
28
44
DAFTAR ISI ...
I.
PENDAHULUAN ...
A. Rasional ...
B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK) ...
C. Fungsi dan Tujuan ...
D. Ruang Lingkup ...
E
Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ...
F.
Standar Kompetensi Bahan Kajian ...
G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Katolik SMA ...
H. Rambu-rambu ...
II. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK ...
Kelas X ...
Kelas XI ...
Kelas XII ...
PENDAHULUAN
1
Dalam dunia pendidikan agama Katolik di sekolah, sebenarnya sejak
Kurikulum 1984, sudah terjadi pergeseran oritentasi, yaitu dari orientasi
pada materi kepada orientasi pada siswa, tepatnya orientasi pada situasi
dan kemampuan siswa. Sejak saat itu sudah diyakini bahwa keberhasilan
dalam hidup dan beragama tidak terletak terutama pada apa yang
diketahui, tetapi lebih pada kemampuan untuk mengolah pengetahuan
itu (termasuk pengetahuan iman) supaya hidup lebih berhasil dan
beriman. Kemampuan atau kompetensi siswa untuk mencernakan dan
mengaplikasikan apa yang diketahui dan dimiliki dalam hidup nyata,
akan merupakan modal untuk hidupnya supaya lebih berkembang secara
rohani dan jasmani. Pengetahuan dapat terlupakan atau berubah, tetapi
kompetensi dalam mengolah hidupnya akan terus terbawa dan
berkembang sebagai modal yang akan senantiasa memperkaya hidup
siswa.
Gagasan pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional
untuk mengembangkan suatu kurikulum yang berdasarkan “basic
competency” tentu saja diterima oleh dunia pendidikan agama Katolik
dengan antusiasme yang besar. Maka sejak “Pertemuan Komisi Kateketik
Keuskupan se Indonesia (PKKI VII) di Sawiran, Jawa Timur tahun 2000,
Gereja Katolik Indonesia telah bersungguh-sungguh memikirkan
kurikulum pendidikan agama Katolik yang berbasiskan kompetensi itu.
Sejak saat itu telah dilakukan serangkaian lokakarya, yang melibatkan
Komisi Kateketik Keuskupan seluruh Indonesia, para pakar Teologi, Kitab
Suci, Pedagogi, Psikologi, Sosiologi dan Kateketik, untuk menyusun suatu
kurikulum yang berbasiskan kompetensi yang dapat dipertanggungjawabkan
dari segala segi.
Kurikulum yang telah disusun ini adalah hasil dari kerja keras selama 2
tahun, dimana terlibat semua perwakilan Gereja-Gereja lokal dan para pakar
dari pelbagai disiplin ilmu yang ada sangkut-pautnya dengan dunia
pendidikan agama Katolik di sekolah.
dan dilengkapi dengan pencapaian target yang jelas, materi pokok, standar hasil
belajar siswa, dan dapat dibayangkan proses pelaksanaan pembelajaran yang
berkesinambungan. Dari segi materi pokok kurikulum ini sungguh kurikulum
minimal, yang membuka peluang bagi pengayaan lokal. Namun harus tetap
diperhatikan bahwa dalam kurikulum yang berbasiskan kompetensi, materi
sedikit banyaknya hanya merupakan sarana untuk merangsang kompetensi
siswa, walaupun penguasaan materi tetaplah penting pula.
A. Rasional
Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui (pengetahuan,
ilmu) tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi
kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencernakan dan
mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata, akan membuat
hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam kehidupan
beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa yang
ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya bagaimana
ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam
hidup nyata sehari-hari. Seorang pakar ilmu agama belum tentu seorang
beriman dan diselamatkan, tetapi seorang yang senantiasa berusaha untuk
melihat, menyadari dan menghayati kehadiran Allah dalam hidup
nyatanya, ia sungguh seorang beriman dan dapat diselamatkan. Jadi yang
menyelamatkan, bukanlah terutama pengetahuan, tetapi kompetensi
untuk mencernakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu.
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa kemampuan dan kompetensi siswa
semakin dituntut pada saat ini, dimana arus globalisasi dan krisis multi
dimensi sedang melanda negeri dan bangsa kita. Budaya global yang
dibangun oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
teknologi media informasi, telah membawa banyak perubahan, termasuk
perubahan nilai-nilai. Perubahan-perubahan nilai ini bisa bersifat
konstruktif, tetapi juga dekstruktif. Sementara itu bangsa Indonesia
sedang mengalami krisis multi dimensi. Krisis di bidang politik, hukum,
ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan sebagainya. Menurut para
pakar, krisis multi dimensi itu berakar pada krisis etika, krisis moral.
dan sebagainya tanpa etika, tanpa moral.
Menghadapi situasi yang memprihatinkan seperti itu, bagaimana dunia
pendidikan, khususnya pendidikan agama harus membekali generasi
mudanya untuk menghadapi budaya global dan krisis multi dimensi
yang sedang melanda negeri ini. Seperti telah disinggung di atas bahwa
membekali mereka dengan pengetahuan saja kiranya tidak cukup. Mereka
hendaknya dibekali dengan pelbagai kemampuan dan keterampilan untuk:
•
Berpikir dan memilih secara kritis. Tahu menentukan mana yang
baik dan mana yang buruk. Mana yang benar dan mana yang salah.
•
Berinisiatif dan mengambil prakarsa. Dalam situasi yang sulit ia
mampu membuat terobosan-terobosan. Mampu bersikap dan
bertindak inovatif.
•
Bersikap mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan keadaan
•
Membangun relasi, berdialog dan terbuka.
Semua sikap dan tindakan itu tentu saja menyangkut kemampuan dan
kompetensi, bukan sekedar pengetahuan saja. Siswa-siswi hendaknya
mampu berpikir (kognitif), mampu menentukan sikap (affektif) dan
mampu bertindak (psikomotorik). Dengan demikian ia menjadi manusia
yang bermartabat.
Dalam bidang pendidikan agamapun seharusnya demikian. Pendidikan
agama bukan sekedar proses pengalihan pengetahuan iman dari guru kepada
siswa, tetapi suatu proses pergumulan untuk menginterpretasikan ajaran
imannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Kalau proses ini dilatih terus
menerus, maka siswa akan terampil dan kompeten untuk selalu melihat
intervensi Allah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dan itulah artinya hidup
beriman. Dengan demikian keterampilan dan kompetensi ini akan
merupakan bekal bagi hidupnya yang tak ternilai.
B. Pengertian Pendidikan Agama Katolik (PAK)
Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana
dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan
Maha Esa sesuai dengan agama Katolik, dengan tetap memperhatikan
penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Katolik di
sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan siswa
berinteraksi (berkomunikasi) pemahaman, pergumulan dan
penghayatan iman. Jadi interaksi ini mengandung unsur pengetahuan
iman, unsur pergumulan iman dan unsur penghayatan iman. Dengan
kemampuan berinteraksi pemahaman iman, pergumulan iman dan
penghayatan iman itu, diharapkan iman siswa semakin diperteguh.
C. Fungsi dan Tujuan
1. Fungsi PAK
Fungsi PAK antara lain:
a.
Memampukan siswa untuk memahami ajaran iman agama Katolik
b. Menolong siswa untuk hidup secara benar dan baik dalam
Gereja dan masyarakat
c.
Memberi jawaban terhadap persoalan siswa dan kaum muda
pada umumnya
d. Mengajak siswa untuk semakin terbuka terhadap dunia yang
semakin majemuk.
Fungsi PAK pada dasarnya adalah membantu siswa untuk mampu
mengenal, menyadari dan menghayati hidupnya dalam terang iman
Kristiani seperti yang diwartakan oleh Yesus Kristus.
2. Tujuan
PAK pada dasarnya bertujuan memampukan siswa untuk
membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup
beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus
Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan:
situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan
lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai
agama dan kepercayaan.
D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik terdiri dari 4 aspek:
1. Pribadi dan Lingkungannya
2. Yesus Kristus Dan Kabar Baiknya
3. Arti dan Makna Gereja
4. Hidup Bermasyarakat
E. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum
Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk
hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai
oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.
Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ini meliputi:
1. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan
kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan
agama yang dianutnya.
2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan
mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi
dengan orang lain.
3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep,
teknik-teknik, pola, struktur, dan hubungan.
4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang
diperlukan dari berbagai sumber.
5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan
teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat.
6. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam
masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks
budaya, geografis, dan historis.
serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan
pribadi menuju masyarakat beradab.
8. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi
dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri,
dan bekerja sama dengan orang lain.
F. Standar Kompetensi Bahan Kajian
Kompetensi Bahan Kajian adalah kemampuan berfikir dan bertindak
berdasarkan akumulasi pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang
terkandung dalam bahan kajian setelah anak melalui 12 kelas (SD, SLTP,
SMA) yaitu:
1. Memahami diri dan lingkungan hidupnya sebagai karunia Tuhan
dan mensyukuri semua kurnia itu dengan mencintai dan
menghormati Tuhan dan lingkungan dalam tindakan nyata.
2. Memahami dan menjelaskan pribadi Yesus Kristus dan warta Kabar
Baik-Nya dan meneladani-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memahami tentang arti dan makna Gereja, sifat-sifat dan tugasnya,
sarana-sarana dalam Gereja dan mewujudkan hidup bergereja secara
aktif.
4. Memahami hidup beriman yang terlibat dalam masyarakat dan
mewujudkan secara nyata.
G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik
SMA
1. Memahami diri sebagai pria dan wanita dan sebagai citra Allah yang
memiliki akal budi untuk berpikir kritis serta memiliki suara hati
dan kehendak yang bebas untuk bertindak secara bertanggung
jawab.
2. Memahami pribadi Yesus Kristus seperti yang diwartakan oleh kitab
suci diajarkan oleh Gereja dan meneladaninya dalam hidup
sehari-hari.
hubungannya dengan dunia, dan menghayatinya dalam hidup
bergereja.
4. Memahami fungsi gereja yakni melanjutkan perutusan Yesus untuk
mewartakan kerajaan Allah dan melibatkan diri dalam perutusan
itu untuk menegakkan nilai-nilai kerajaan Allah antara lain: martabat
manusia, hak asasi, keadilan, kejujuran, dan keutuhan lingkungan
hidup.
H. Rambu-Rambu
a.
Kurikulum yang disusun ini berbasis pada kompetensi siswa.
Orientasinya bukan terutama pada materi, tetapi pada kompetensi
siswa. Materi di sini menjadi sarana supaya kompetensi siswa bisa
dirangsang, namun materi tetap juga penting dalam PAK.
b. Kurikulum PAK SMA yang disusun di sini bersifat linear, tidak
terdapat aspek-aspek yang sama atau berulang pada tiap tahunnya.
c.
Kurikulum berbasis kompetensi berbentuk matrik yang meliputi
kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok.
d. Kompetensi Dasar, merupakan uraian pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang memadai mengenai bahan ajar. Kompetensi dasar
dicapai melalui proses pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai
dengan tahap perkembangan siswa. Perwujudan kompetensi dasar
ini ditunjukkan dengan Hasil Belajar yang merupakan kemampuan
siswa yang nyata dan terukur, dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan atau nilai-nilai setelah mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
e.
Indikator adalah kemampuan spesifik dan rinci yang diharapkan
dapat dikuasai siswa dan merupakan penjabaran dari kemampuan
dasar. Indikator pencapaian hasil belajar dapat dijadikan ukuran
untuk menilai ketercapaian hasil belajar. Misalnya: “Siswa dapat
menyusun doa”.
f.
Materi Pokok merupakan sarana untuk mencapai kompetensi dasar
dan tercantum pada setiap hasil belajar.
g. Kegiatan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup
seluruh komponen proses kompetensi, hasil belajar dan indikator.
ketercapaian kompetensi siswa itu. Oleh karena itu pendekatan yang
dipakai hendaknya:
•
Memungkinkan siswa untuk aktif. Dia menjadi partisipan aktif
dalam proses PAK.
•
Kalau siswa menjadi partisipan, maka diandaikan dalam proses
PAK ada interaksi antar siswa serta antara siswa dan guru.
•
Interaksi yang terjadi hendaknya terarah, sehingga diandaikan
ada suatu proses yang berkesinambungan.
•
Interaksi yang berkesinambungan ini bertujuan untuk
menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran iman dalam
hidup nyata sehingga siswa semakin beriman.
Pendekatan atau pola yang dipakai dapat dikatakan pendekatan atau
pola interaksi (komunikasi) aktif untuk menginterpretasikan dan
mengaplikasikan ajaran imannya dalam hidup nyata (dalam
Kurikulum PAK’ 84 disebut pendekatan atau pola “pergumulan”).
i.
Pengorganisasian materi pada hakikatnya adalah kegiatan menyiasati
proses pembelajaran dengan perancangan/rekayasa terhadap
unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasional
dan menyeluruh. Kronologi pengorganisasian materi itu mencakup
tiga tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Perencanaan terdiri dari perencanaan per satuan waktu dan
perencanaan per satuan bahan ajar. Perencanaan per satuan waktu
terdiri dari program tahunan dan program semester. Perencanaan
per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu kebulatan bahan ajar
yang dapat disampaikan dalam satu atau beberapa kali pertemuan
(lihat kurikulumnya).
Pelaksanaan terdiri dari langkah-langkah pembelajaran di dalam
atau di luar kelas, mulai dari pendahuluan, penyajian, dan penutup.
Penilaian merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak
perencanaan, pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan pembelajaran
per pertemuan satuan bahan ajar, maupun satuan waktu.
hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip
didaktik, antara lain:
•
Dari mudah ke sulit.
•
Dari sederhana ke kompleks.
•
Dari konkrit ke abstrak.
•
Dari yang anthropologis ke yang teologis.
j.
PAK bukan segala-galanya. Maka PAK perlu ditunjang dengan
kegiatan ekstra-kurikuler dan pastoral sekolah.
k. Bila di suatu sekolah PAK tidak terlaksana karena tidak adanya guru
agama Katolik, maka siswa dan atau orang tua siswa dapat mencari
kemungkinan pelaksanaannya bersama dengan pastor setempat atau
yang mewakilinya.
l.
Buku pegangan pokok adalah Kitab Suci. Adapun buku-buku
pegangan yang lain, baik buku pegangan untuk guru maupun buku
pegangan untuk siswa, harus mendapat pengesahan dari Pimpinan
Gereja atau yang diberi wewenang olehnya. Pengesahan ini tampak
dengan adanya tulisan “NIHIL OBSTAT” dan “IMPRIMATUR”.
1. Mengenal diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, cita-cita dan panggilan hidupnya, sehingga menerima diri sebagaimana adanya 1.1 Menjelaskan
dirinya sebagai pribadi yang unik dan menerima dengan rasa syukur atas karya Allah dalam dirinya.
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menyebutkan ciri-ciri fisik dan menjelaskan fungsinya
• Menyebutkan sifat-sifatnya dan menerima sebagaimana adanya • Menganalisa sebab-sebab terjadinya pelecehan fisik • Menjelaskan latar belakang keluarga dan pengaruhnya terhadap perkembangan pribadinya • Mengungkapkan keberhasilan dan
• Saya pribadi yang unik
KELAS
: X
Standar Kompetensi : Memahami nilai-nilai keteladanan Yesus Kristus
sebagai landasan mengembangkan diri sebagai
perempuan atau laki-laki yang memiliki rupa-rupa
kemampuan dan keterbatasan sehingga dapat
berelasi dengan sesama secara lebih baik.
Aspek
: PRIBADI SISWA DAN LINGKUNGANNYA
MATERI POKOK
1.2 Menjelaskan bahwa dirinya memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga dapat mengembangkan talentanya secara maksimal 2. Memahami dirinya sebagai manusia yang diciptakan Allah menurut citra-Nya, sehingga menyadari bahwa semua manusia adalah saudara se Allah Bapa-Ibu
2.1 Menjelaskan bahwa dirinya diciptakan sebagai citra Allah.
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
kegagalan yang pernah dialaminya
• Mengungkapkan rasa syukur dirinya sebagai pribadi yang diciptakan Tuhan dengan keajaiban (Mzm: 139) • Menganalisa kelebihan dan kekurangannya • Memberi alasan perlunya mengembangkan talenta yang dimiliki (Mat 25: 14 - 30) sehingga berguna bagi sesama
• Menjelaskan cara-cara mengembangkan talenta (dan cita-cita) yang dimiliki • Melakukan
usaha-usaha untuk mengembangkan talenta (dan cita-cita) yang dimilikinya
• Menjelaskan isi Kej 1: 26-27 • Menjelaskan arti manusia diciptakan baik adanya • Saya memiliki kelebihan dan kekurangan • Saya diciptakan sebagai citra Allah
2.2 Menjelaskan bahwa dirinya dan sesama semartabat satu saudara se Bapa -Ibu tanpa diskriminasi di lingkungannya baik, ras, agama, kasta.
3. Memahami jati diri pria dan wanita yang diciptakan Allah untuk saling melengkapi sebagai patner yang sederajat
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menerangkan arti manusia diciptakan sebagai citra Allah • Mengungkapkan
kebaikan-kebaikan dirinya yang menggambarkan kebaikan Allah • Bersikap positif terhadap
orang lain, tidak berprasangka buruk • Menyebutkan
sebab-akibat adanya diskriminasi ras, agama, kasta, dan sebagainya • Mengungkapkan
pandangannya tentang kesetaraan manusia • Menjelaskan arti Kej 1:
26-27 dalam kaitannya dengan manusia diciptakan sebagai satu saudara yang semartabat • Menjelaskan cara-cara menghilangkan diskriminasi • Bersikap akomodatif dan menghargai perbedaan • Melakukan usaha-usaha untuk menghilangkan diskriminasi di lingkungannya.
• Saya dan sesama adalah satu saudara se Allah, Bapa Ibu
3.1 Menganalisa, mengungkapkan, menjelaskan kodrat pria dan wanita sehingga menghargai lawan jenis dengan berbuat adil 3.2 Menganalisa dan menjelaskan tugas pria dan wanita berdasarkan kebudayaan, sehingga tercermin adanya kesetaraan wanita dan laki-laki.
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa sebab-akibat ketidaksetaraan antara pria dan wanita • Mengungkapkan
pandangan siswa sendiri tentang kedudukan pria dan wanita
• Mengartikan kodrat pria dan wanita berdasarkan Kej 2: 18-23 • Menjelaskan usaha untuk mewujudkan penghargaan martabat kaum wanita sebagaimana
diamanatkan oleh Injil • Menghargai lawan jenis
dengan berbuat adil • Melakukan
tindakan-tindakan untuk melawan perendahan martabat manusia • Menganalisa tugas pria
dan wanita berdasarkan kebudayaan
• Mengungkapkan pendapatnya tentang tugas pria dan wanita • Menganalisa tugas pria
dan wanita menurut kodratnya
• Menjelaskan kesetaraan pria dan wanita, berdasarkan Kej 1: 28 dan GS art. 12 • Melakukan
tindakan-tindakan yang mencerminkan keseta-raan relasi wanita dan laki-laki
• Kepriaan dan kewanitaan
4. Mengenal suara hatinya, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat
4.1 Mengungkapkan dan menjelaskan peranan suara hati dalam setiap membuat keputusan. 4.2 Menjelaskan dan menyebutkan beberapa cara untuk membina suara hati agar tidak keliru atau tumpul
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Mengungkapkan pengalamannya dalam memutuskan pilihan yang sama-sama sulitnya, dengan menjelaskan latar belakang dan akibat dari pilihan itu • Mensharingkan
pengalamannya ketika memutuskan untuk berbuat sesuatu yang melawan suara hatinya
• Menafsirkan teks Luk 22: 39-46 dalam kaitannya dengan pilihan Yesus, memilih kehendak-Nya atau kehendak Bapa-Nya • Menjelaskan arti dan
fungsi suara hati • Memprioritaskan
Yesus Kristus dalam setiap membuat keputusan • Menganalisa kasus
orang yang tidak mendengarkan suara hati yang lama-lama menjadi tumpul dan kisah Yudas Iskariot dalam Mat 26: 14-16, 47-50; 27: 3-5 • Menjelaskan
sebab-sebab suara hati dapat keliru atau tumpul
• Suara hati
5. Bersikap kritis terhadap pengaruh mass media, kelompok tertentu dan sebagainya sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat dan benar yang dapat dipertanggung jawabkan 5.1 Mengkritisi pengaruh media massa terhadap konsumerisme, materialisme dan hedonisme serta fenomena supranatural: (paranormal, ilmu hitam).
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menjelaskan usaha-usaha untuk membina suara hati
• Melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka membina suara hati
• Menjelaskan pengertian dan sebab serta akibat konsume-risme, materialisme dan hedonisme • Mengartikan kisah
Yesus dicobai dalam Luk 4: 1-13 dan maknanya bagi siswa sekarang • Menjelaskan usaha-usaha untuk menyeleksi pengaruh konsumerisme, materialisme dan hedonisme • Mengkritisi fenomena supranatural paranormal, santet/ ilmu hitam • Mengkritisi pengaruh media massa terhadap konsumerisme, materialisme, dan hedonisme
• Sikap kritis terhadap media massa (melawan konsumerisme, materialisme dan hedonisme)
5.2 Mengkritisi tawaran-tawaran yang ada pada saat itu dengan berpedoman pada sikap hidup Yesus.
6. Mengenal Kitab Suci dan Tradisi sebagai tolok ukur tertinggi dari imannya 6.1 Menjelaskan secara singkat terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa munculnya partai-partai dan sekte-sekte atau kelompok-kelompok kategori tertentu • Mensharingkan pengalaman tanggapannya pada waktu menerima tawaran tertentu • Menganalisa bagaimana Yesus menentukan pilihan terhadap tawaran-tawaran yang ada pada saat itu (Bacalah buku: Yesus Kristus Sebelum Agama Kristen oleh Albert Nolan) • Mengkritisi
tawaran-tawaran yang ada dan menentukan pilihan yang terbaik (berdampak positif bagi dirinya dan sesama)
• Menjelaskan secara singkat sejarah terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru • Menganalisa Surat
Paulus yang pertama kepada Timotius ( Tim 3: 10-17)
• Menjelaskan arti ungkapan St.
• Sikap kritis terhadap paham, aliran dan idologi yang berkembang
• Kitab suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
6.2 Menunjukkan hubungan antara Kitab Suci dan Tradisi yang menjadi tolok ukur tertinggi dari Iman Katolik.
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
Hironimus yang berbunyi: “Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Yesus Kristus” • Menjelaskan cara-cara
mendalami (membaca, mempelajari dan menerapkan) Kitab Suci, baik secara pribadi maupun kelompok
• Melakukan kegiatan membaca Kitab Suci dan merefleksikannya serta mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari • Menganalisa Injil Yohanes 21: 24-25 yang berkaitan dengan munculnya tradisi dalam Gereja
• Menyebutkan macam-macam tradisi yang terbentuk sesudah terjadinya Kitab Suci dengan segala latar belakangnya • Menjelaskan bahwa
Kitab Suci bersama Tradisi menjadi tolok ukur tertinggi dari Iman Katolik • Meyakini Kitab Suci
bersama Tradisi sebagai tolok ukur imannya sebagai orang Katolik.
7. Mengenal Yesus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah, sehingga siswa merasa terpanggil untuk berjuang bersama Yesus 7.1 Menjelaskan secara
singkat apa maksud Kerajaan Allah pada zaman Yesus
7.2 Menjelaskan Yesus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa teks Mrk 1: 14-15 dan Rom 14: 17 untuk mencari arti Kerajaan Allah • Menjelaskan
paham-paham Kerajaan Allah pada zaman Yesus • Menjelaskan paham
dan perjuangan Yesus untuk mewujudkan Kerajaan Allah • Mencontoh tindakan
Yesus yang memperjuangkan Kerajaan Allah dalam kehidupan sehar-hari dan menceritakan pengalaman pribadinya saat mewujudkan kerajaan Allah • Menganalisa Injil Lukas 6: 20-26, kaitannya antara Ucapan ‘Bahagia’ dan ‘celaka’ dengan Kerajaan Allah • Menjelaskan kaitan
antara Kerajaan Allah dengan perumpamaan-perumpamaan Yesus • Menerangkan
hubungan antara
• Gambaran kerajaan Allah pada zaman Yesus
• Yesus datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
mukjizat-mukjizat Yesus dengan Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus • Menyimpulkan bagaimana Yesus mewartakan dan memperjuangkan terwujudnya Kerajaan Allah • Menganalisa kondisi sekarang dan menyebutkan upaya-upaya untuk mewujudkan Kerajaan Allah • Meneladani Yesus dalam memperjuangkan Kerajaan Allah sesuai dengan kondisi sekarang • Melakukan sharing pengalaman tentang pengorbanan • Membuat analisa
secara singkat tentang kisah sengsara Yesus menurut Luk: 22-23 • Menjelaskan bahwa
sengsara dan wafat Yesus sebagai tanda kasih Allah pada manusia dan tanda
• Yesus datang untuk mewartakan dan memperjuangkan kerajaan Allah
• Sengsara dan wafat Yesus
8. Mengenal Yesus yang berani memberikan diri-Nya dengan menderita sengsara, wafat di salib, bangkit dan naik ke surga demi kebahagiaan manusia 8.1 Menjelaskan
makna sengsara dan wafat Yesus sebagai tanda kasih Allah pada manusia.
8.2 Menjelaskan arti serta makna kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Surga
9. Mengenal pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola,
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
agung kehadiran Kerajaan Allah • Menjelaskan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan pengorbanan demi kebahagiaan orang lain • Melakukan
tindakan-tindakan yang menunjukkan kesediaan berkorban demi orang lain • Menganalisa paham kehidupan sesudah kematian menurut bermacam-macam pandangan • Menganalisa kisah kebangkitan Yesus menurut Yoh 20: 1-18 dan 1 Kor 15: 14-19 • Menjelaskan arti kenaikan Yesus ke Surga berdasar atas teks Luk 24: 50-53 • Menjelaskan makna kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Surga sebagai sukacita yang memberi semangat untuk mewujudkan Kerajaan Allah • Meyakini dan mensyukuri Kebangkitan Yesus melalui tindakan-tindakannya • Kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga
Putera Allah dan Juru Selamat
9.1 Menjelaskan makna Yesus sebagai sahabat sejati dan tokoh idola
9.2 Menjelaskan Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa pengalaman siswa tentang sahabat dan tokoh idola
• Mensharingkan “siapa Yesus bagi dirinya” • Menganalisa Injil Yoh
15: 11-15 dan 1 Sam 18: 1-4 tentang sahabat yang sejati • Menjelaskan arti Yesus
sebagai sahabat sejati dan tokoh idola • Melakukan
tindakan-tindakan yang menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh sahabat sejati dan tokoh idolanya • Mengungkapkan
pandangannya tentang Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat • Menganalisa Kis 2: 14-40, khususnya dalam kaitannya dengan Yesus sebagai Putera Allah dan Juru Selamat • Menjelaskan arti Yesus
sebagai Putera Allah dan Juru Selamat • Menjelaskan jawaban
manusia terhadap tawaran Allah adalah bertobat dan percaya • Memberi makna
contoh sikap tobat dan percaya dalam kehidupan sehari-hari
• Yesus sahabat sejati dan tokoh idola
• Yesus Putera Allah dan Juru selamat
10. Mengenal Roh Kudus yang melahirkan, membimbing dan menghidupi Gereja dan mengenal Allah Tritunggal sebagai kebenaran iman Kristen 10.1 Menjelaskan peranan dan karya Roh Kudus dalam kehidupan Gereja 10.2 Merumuskan ajaran Gereja tentang Tritunggal Maha Kudus
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa teks Kisah Para Rasul 2: 1-13
• Menjelaskan fungsi dan peranan Roh Kudus dalam kehidupan Gereja (Menyemangati, melahirkan dan membimbing) • Menjelaskan
bentuk-bentuk bimbingan Roh Kudus bagi orang beriman dewasa ini • Menyebutkan
buah-buah Roh Kudus dan menjelaskan artinya (Gal 5: 22-23) • Mengekspresikan
buah-buah Roh Kudus dalam hidup sehari-hari: damai, sukacita, kasih, sabar dan sebagainya • Mengungkapkan pemahaman siswa tentang Allah Tritunggal • Menjelaskan ajaran Gereja tentang dogma: Allah Tritunggal Maha Kudus
• Roh Kudus
• Tritunggal Maha Kudus
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menjelaskan bentuk-bentuk dan arti yang menampakkan iman akan Alah Tritunggal Maha Kudus • Meyakini imannya
akan Allah Tritunggal Maha Kudus; dengan berani mengaku sebagai orang Katolik, tidak takut membuat tanda salib dan lebih-lebih berbuat kasih bagi sesama
Standar Kompetensi : Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan
Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja,
sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan
bergereja sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah.
Aspek
: ARTI DAN MAKNA GEREJA
1. Memahami arti Gereja sebagai Umat Allah dan persekutuan yang terbuka
1.1 Menjelaskan arti dan hakikat Gereja sebagai Umat Allah
1.2 Menjelaskan bahwa “Gereja” merupakan persekutuan yang terbuka
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa teks Kitab Suci dari Kis 2: 41-47 dalam kaitannya dengan Gereja sebagai Umat Allah
• Menjelaskan arti dan hakikat Gereja sebagai Umat Allah (satu umat Allah, satu Tuhan, satu pembaptisan, satu iman, satu pengharapan dan satu kasih) • Menjelaskan
konsekuensi arti Gereja sebagai Umat Allah dalam hidup menggereja dewasa ini • Melakukan
tindakan-tindakan dalam lingkungan/paroki yang menunjukkan Gereja sebagai umat Allah • Menganalisa sebab
akibat terjadinya pembakaran beberapa Gereja Katolik
• Gereja sebagai Umat Allah
• Gereja sebagai persekutuan yang terbuka
2. Memahami fungsi dan peranan Hirarki, sehingga bersedia berpartisipasi dan bekerja sama dengan hirarki (dan pimpinan Gereja yang lain) dalam hidup menggereja 2.1 Menjelaskan dengan kata-kata sendiri tentang hirarki Gereja Katolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa Kis 4: 32-37 dalam kaitannya dengan Gereja sebagai persekutuan yang terbuka
• Menjelaskan arti dan konsekuensi Gereja sebagai persekutuan yang terbuka dalam hidup menggereja dewasa ini
• Melakukan kerjasama dengan siapa saja yang berkehendak baik demi membangun masyarakat yang sejahtera • Mengungkapkan pemahamannya tentang hirarki dalam Gereja Katolik • Menganalisa Yoh 21:
15-19, dalam kaitannya dengan hirarki dalam Gereja • Menjelaskan
pengertian, susunan, dan fungsi/peranan hirarki dan pemuka dalam Gereja Katolik • Menjelaskan tanggung
jawab umat beriman (kaum awam)
• Hirarki dalam Gereja Katolik
2.2 Menjelaskan hubungan antara Awam dan Hirarki sebagai partner kerja
3. Memahami sifat-sifat Gereja yang satu, Kudus, Katolik dan Apostolik, sehingga menjaga keutuhan serta terpanggil untuk merasul dan memperjuangkan kepentingan umum
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
terhadap kaum hirarki dan pemuka agama Katolik.
• Menganalisa 1 Kor 12: 12-31, dalam
kaitannya dengan macam-macam fungsi dan karisma dalam Gereja
• Menganalisa hubungan antara hirarki dan awam dalam Gereja Katolik • Menjelaskan
hubungan awam dan hirarki sebagai partner kerja dalam
membangun tubuh Kristus
• Menunjukkan sikap dan tindakan yang memperlihatkan hubungan awam dan hirarki sebagai partner kerja, misalnya mau bekerja sama, memberi masukan (kritik) yang membangun, bersikap kritis dan sebagainya
• Hubungan awam dan hirarki sebagai partner kerja
3.1 Menjelaskan arti Gereja bersifat Satu dan Kudus
3.2 Menganalisa pengertian dan makna Gereja bersifat Katolik dan Apostolik
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa kenyataan adanya bermacam-macam Gereja (sebab musababnya, akibat-akibatnya) • Menjelaskan paham tentang Gereja Kristus. Hanya ada satu Gereja Kristus dan Gereja Kristus yang satu tampak dalam Gereja Katolik
• Menjelaskan arti Gereja bersifat Satu dan Kudus berdasarkan atas Ef 4: 5 dan 1 Kor 6: 19 • Melakukan tindakan-tindakan yang memperkokoh kesatuan Gereja dalam keanekaragaman: aktif ekumene
• Bersyukur karena Roh Kudus senantiasa menguduskan Gereja. • Menganalisa pengertian “Katolik” dan penggunaan predikat”“katolik” dalam berbagai lembaga yang ada dalam Gereja Katolik • Menjelaskan arti dan makna Gereja bersifat katolik (bdk LG 13) • Menjelaskan arti dan
makna Gereja bersifat Apostolik
• Menjelaskan panggilan Gereja untuk lebih
• Gereja yang satu dan kudus
• Gereja yang Katolik dan Apostolik
4. Mengenal dan
memahami tugas Gereja yang menguduskan, mewartakan, memberi kesaksian dan melayani, sehingga merasa terpanggil untuk terlibat dalam tugas tersebut sesuai dengan kedudukan dan peranannya.
4.1 Menjelaskan tugas Gereja
Menguduskan (Liturgia)
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
menonjolkan sifat-sifat merakyat, membela yang lemah, bersifat kenabian, membebaskan dan terbuka • Melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan sifat Gereja di atas, membela teman yang lemah, aktif dalam kegiatan karang taruna, membela yang benar dan sebagainya
• Mengungkapkan bentuk-bentuk kegiatan yang ada dalam Gereja katolik yang berkaitan dengan tugas Gereja
Menguduskan • Menjelaskan arti tugas
Gereja menguduskan bertitik tolak dari 1 Ptr 2: 9-10 dan LG art. 10-11, 26
• Menjelaskan arti dan fungsi sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik dalam
• Gereja Menguduskan (Liturgia)
4.2 Menjelaskan tugas Gereja Mewartakan (Kerygma)
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
kaitannya dengan tugas Gereja menguduskan • Menjalankan kegiatan
ibadat, bukan semata-mata sebagai kewajiban tetapi sebagai ungkapan imannya untuk merayakan misteri Kristus
• Terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan ibadat baik di paroki maupun di
lingkungannya • Menganalisa Mat 28:
16-20 dan
perwujudannya dalam Gereja Katolik dewasa ini • Menjelaskan arti tugas
Gereja mewartakan dan menyebutkan bentuk-bentuk pewartaan yang ada dalam Gereja katolik dewasa ini (bdk LG 25 dan 35)
• Menjelaskan berbagai cara untuk mewartakan Injil sesuai dengan peran masing-masing umat beriman • Melakukan kegiatan
pewartaan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya bertingkah laku yang sesuai dengan ajaran Kristus, berani menjawab pertanyaan orang lain tentang imannya dan sebagainya
• Gereja Mewartakan (Kerygma)
4.3 Menjelaskan tugas Gereja dalam memberi Kesaksian (Martyria) 4.4 Menjelaskan tugas Gereja melayani (Diakonia)
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa kisah St. Maximilianus Kolbe atau Santo/Santa yang lain dalam kaitannya dengan kesediaannya menjadi martir Kristus • Mengungkapkan
pengalamannya tentang kesaksian iman yang pernah dilaksanakan • Menjelaskan arti
menjadi martir dalam kaitannya sebagai saksi-saksi Kristus (bersedia berkorban demi Kristus) • Menjelaskan pentingnya bersaksi dan bentuk-bentuk kesaksian iman dewasa ini dan kesaksian-kesaksian yang dapat dilakukan oleh orang muda • Berani melakukan
perbuatan-perbuatan yang mengungkapkan kesaksian imannya dalam hidup sehari-hari, berani
berkorban, tidak takut mengaku dirinya sebagai orang Katolik • Menganalisa kisah Ibu
Theresa dari Calkuta yang melayani orang miskin
• Menyampaikan pengalamannya melayani sesama sebagai orang Kristiani
• Gereja Menyaksikan (Martyria)
• Gereja melayani (Diakonia)
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK • Menafsirkan Mark 10: 35-45 • Menjelaskan arti melayani • Menjelaskan bentuk-bentuk pelayanan yang dilaksanakan Gereja Katolik dewasa ini
• Menyebutkan bentuk-bentuk pelayanan yang dapat dilakukan oleh siswa,
menemukan subyek pelayanan yang tepat dan menemukan cara melaksanakannya • Melakukan kegiatan
pelayanan, terutama bagi yang tersingkir: miskin, menderita, tertindas dan sebagainya
5. Mengenal dan memahami hubungan Gereja dan dunia, sehingga bersedia ikut terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia 5.1 Menjelaskan
hubungan dunia dan Gereja serta sebaliknya Gereja dan dunia
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa Gaudium et Spes artikel 1 dalam kaitannya tentang hubungan Gereja dan dunia
• Menjelaskan pengaruh-pengaruh
• Hubungan Gereja dan Dunia
5.2 Menjelaskan latar belakang
munculnya Ajaran Sosial Gereja dan dampaknya bagi dunia (khususnya di Indonesia) serta bagaimana mensikapi ajaran tersebut
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
Gereja (baik yang positif maupun yang negatif) terhadap dunia
• Menjelaskan pengaruh-pengaruh dunia (baik yang positif maupun yang negatif) terhadap Gereja
• Menjelaskan bagaimana sebaiknya hubungan antara Gereja dan dunia • Melakukan
tindakan-tindakan yang menunjukkan rasa setia kawan dengan sesamanya dalam arti yang positif.
• Menjelaskan latar belakang munculnya Ajaran Sosial Gereja: Rerum Novarum atau masalah-masalah perburuhan yang ada di Indonesia
• Menjelaskan macam-macam Ajaran Sosial Gereja sejak Rerum Novarum sampai dewasa ini
• Menjelaskan dampak Ajaran Sosial Gereja bagi dunia (khususnya di Indonesia)
• Menjelaskan
bagaimana mensikapi secara kritis Ajaran Sosial Gereja di Indonesia
5.3 Menjelaskan keterlibatan Gereja dalam membangun dunia yang damai dan sejahtera
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan sosial sebagai pengamalan Aksi Sosial Gereja • Menganalisa GS art. 76 dan masalah-masalah yang dihadapi dunia dewasa ini, khususnya di Indonesia • Menjelaskan sumbangan Gereja Indonesia dalam membangun masyarakat yang damai, adil dan sejahtera • Menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi Gereja dalam rangka berpartisipasi membangun
masyarakat yang adil, damai dan sejahtera • Menyampaikan
pendapatnya tentang bagaimana seharusnya Gereja terlibat dalam masyarakat untuk menuju masyarakat yang adil, damai dan sejahtera
• Melakukan tindakan untuk bekerja sama dengan siapa saja yang berkehendak baik dalam mewujudkan Indonesia yang adil, damai dan sejahtera.
• Keterlibatan Gereja dalam membangun dunia yang damai dan sejahtera
6. Memahami hakekat Hak Asasi Manusia, sehingga terpanggil untuk ikut serta menegakkan Hak-hak Asasi Manusia 6.1 Menjelaskan pengertian Hak Asasi Manusia menurut pandangan Kristiani dan perlunya kerja sama untuk memperjuangkannya 6.2 Menjelaskan tentang: perjuangan Hak Asasi Manusia di Indonesia
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa deklarasi atau Piagam PBB tentang Hak Asasi Manusia (HAM) • Menjelaskan
pengertian Hak Asasi Manusia dan menyebutkan Hak Asasi dirinya sebagai manusia
• Menjelaskan pandangan Kristiani tentang Hak Asasi Manusia
• Menjelaskan perlunya kerja sama untuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia • Menyebutkan
bentuk-bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia dan menganalisa sebab-akibatnya
• Memberikan penilaian tentang peranan lembaga Hak Asasi Manusia yang ada di Indonesia
• Memberi penilaian tentang peranan Gereja dalam memperjuangkan penegakan Hak Asasi Manusia
• Hakekat Hak Asasi Manusia
• Memperjuangkan Hak Asasi Manusia di Indonesia
6.3 Menjelaskan tentang: Usaha Melawan
Kekerasan dengan Budaya Kasih
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menjelaskan bentuk-bentuk dan cara-cara untuk menegakkan Hak Asasi Manusia yang dapat dilakukan oleh siswa • Melakukan tindakan-tindakan yang menegakkan Hak Asasi Manusia di lingkungannya. • Menganalisa sebab-akibat terjadinya kasus-kasus kekerasan yang ada di Indonesia • Mengungkapkan pandangan dan pengalamannya tentang membalas dendam • Menafsirkan firman Yesus tentang kasih kepada musuh (Luk 6: 27-36)
• Menjelaskan contoh-contoh dari Injil yang menunjukkan kasih Yesus kepada musuh • Melawan kekerasan
dengan budaya kasih • Menjelaskan perlunya
keberanian untuk mengakhiri balas dendam dengan kasih, karena kekerasan tidak akan dapat menyelesaikan masalah • Melakukan tindakan yang mencegah terjadinya kekerasan misalnya: tidak
7. Memahami dan menghargai hidup sebagai anugerah Allah, sehingga bersedia untuk menghargai dan memelihara hidup pribadi dan sesamanya 7.1 Menjelaskan perlunya menghormati hidup sebagai anugerah Tuhan yang harus dipelihara dan dijaga
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
membalas dendam, mempengaruhi teman untuk tidak berkelahi, tidak semena-mena dengan orang kecil dan sebagainya.
• Menganalisa terjadinya kasus-kasus
pembunuhan • Menjelaskan arti dan
makna firman 5 (Kel 20: 13)
• Menjelaskan perlunya menghormati hidup sebagai anugerah Tuhan yang harus dijaga dan dipelihara • Menjelaskan pandangan Gereja katolik tentang Kloning manusia • Melakukan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan penghargaan terhadap hidup: cinta kebersihan, menjauhi minuman keras/ narkoba, tidak melakukan tindakan kekerasan/sembrono (ngebut); tidak merokok di sembarang tempat • Menghargai Hak Hidup (Firman 5)
7.2 Menjelaskan pandangan Gereja Katolik terhadap aborsi serta akibat-akibatnya 7.3 Menjelaskan usaha-usaha masyarakat/Gereja dalam memberantas narkoba, HIV/AIDS dan hambatan-hambatan dalam memberantas hal tersebut serta pandangan Gereja Katolik terhadap
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa sebab-akibat terjadinya kasus-kasus aborsi (sebaiknya diputarkan film tentang aborsi atau artikel-artikel tentang aborsi) • Menyampaikan pandangan tentang “aborsi” • Menjelaskan bermacam-macam pandangan tentang aborsi (kesehatan, kebudayaan, agama) • Menjelaskan pandangan Gereja Katolik tentang aborsi (Gereja menolak segala macam bentuk aborsi) • Melakukan tindakan preventif terhadap segala kemungkinan terjadinya aborsi: menghindari seks pranikah, menghindari pornografi, berani mengatakan “tidak” terhadap aborsi. • Menganalisa
sebab-akibat orang kecanduan narkoba dan terinfeksi HIV/AIDS
• Menafsirkan teks 1 Kor 3: 16-17, dalam kaitannya dengan penghargaan terhadap tubuh supaya tidak disalah gunakan dengan obat-obatan atau seks bebas
• Aborsi
penyalahgunaan narkoba, pengidap HIV/AIDS
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menjelaskan usaha-usaha masyarakat/ Gereja dalam memberantas penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS • Menjelaskan hambatan-hambatan dalam memberantas penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS • Menjelaskan pandangan Gereja katolik terhadap penyalahgunaan narkoba dan pengidap HIV/AIDS • Melakukan tindakan preventif supaya tidak kecanduan narkoba atau terinfeksi HIV/AIDS dengan: mengendalikan diri, menjauhi atau menyeleksi pengaruh-pengaruh lingkungan/ mass media yang negatif, menghindari seks bebas dan sebagainya
• Melakukan tindakan yang tetap menerima mereka yang sudah kecanduan obat atau terinfeksi HIV/AIDS, misalnya tetap mau berteman, menerima mereka sebagai sesama yang perlu mendapat perhatian dan kasih
7.4 Menjelaskan pandangan Gereja Katolik terhadap euthanasia dan bunuh diri
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa kasus-kasus bunuh diri atau euthanasia (arti, sebab, akibat) • Mengungkapkan
pandangannya tentang bunuh diri dan euthanasia
• Menjelaskan macam-macam pandangan tentang euthanasia dan bunuh diri (kesehatan,
kebudayaan, agama) • Menjelaskan
pandangan Gereja Katolik tentang euthanasia dan bunuh diri
• Melakukan tindakan preventif terjadinya bunuh diri dan euthanasia baik bagi dirinya maupun orang lain, misalnya: tidak mudah putus asa, menemani teman yang sedang depresi atau sakit berat dan sebagainya
• Bunuh diri dan euthanasia
1. Mampu menghargai dan bersedia berdialog serta bekerja sama dengan umat beragama atau berkepercayaan lain 1.1 Menjelaskan pengetahuannya tentang Gereja Protestan dan berdialog dengan umat Kristen Protestan
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menyampaikan pendapatnya tentang Gereja Protestan atau pengalamannya berhubungan dengan orang Protestan • Menganalisa sebab-akibat terjadinya pemisahan Gereja Katolik dengan Gereja Protestan (lihat sejarah Gereja) • Menjelaskan
bermacam-macam aliran yang ada dalam Gereja Protestan, khususnya di Indonesia
• Menjelaskan kesamaan dan perbedaan Gereja Katolik dan Gereja Protestan
• Menganalisa Dekrit Konsili Vatikan II tentang Ekumene
• Berdialog dengan umat Kristen Protestan
Standar Kompetensi : Memahami makna firman Allah, ajaran Yesus dan
ajaran Gereja dalam mengembangkan kehidupan
bersama sesuai dengan kehendak Allah, sehingga
mampu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Menjelaskan pandangan Gereja Katolik tentang Islam dan berdialog dengan umat Islam
1.3 Menyampaikan kesan dan bentuk dialog serta pandangannya tentang umat Hindu, Budha, Konghucu dan aliran Kepercayaan
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
(dapat dipilih yang dirasa relevan) • Terlibat aktif dalam
kegiatan-kegiatan Ekumene dengan tetap mempertahankan imannya sebagai orang Katolik.
• Menjelaskan macam-macam dialog yang dapat dilaksanakan antara umat Katolik dengan umat Islam dan sekaligus menemukan caranya • Melakukan usaha-usaha yang membangun persaudaraan antara umat Katolik dengan umat Islam (dengan aktif di Karang Taruna, menghormati kegiatan-kegiatan keagamaan umat Islam dan sebagainya) • Menyampaikan kesan
dan pandangannya tentang umat Hindu, Budha, Konghucu dan aliran Kepercayaan
• Menjelaskan beberapa pokok penting ajaran agama Hindu, Budha, Konghucu, dan aliran Kepercayaan
• Menjelaskan pandangan Gereja terhadap agama Hindu, Budha, dan
• Berdialog dengan umat Islam
• Berdialog dengan umat Hindu, Budha, Konghucu dan aliran Kepercayaan
1.4 Menjelaskan hambatan-hambatan kerja sama dan dialog dalam membangun persaudaraan sejati dengan umat beragama lain serta tindakan-tindakan yang membangun persaudaraan sejati
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
Aliran Kepercayaan (NA art. 1 dan 2) • Menjelaskan
bentuk-bentuk dialog dengan umat Hindu, Budha, Konghucu dan Aliran Kepercayaan
• Melakukan usaha-usaha yang membangun persaudaraan antara umat Katolik dengan umat Hindu, Budha, Konghucu dan Aliran Kepercayaan • Menganalisa sebab-akibat permusuhan/ pertikaian yang bernuansa agama • Menjelaskan pandangan Gereja terhadap agama-agama Non Kristen (NA art. 1 dan 5)
• Menjelaskan bentuk-bentuk kerjasama yang sudah terjalin antara umat Katolik dengan umat beragama lain, khususnya di Indonesia • Menjelaskan
hambatan-hambatan kerja sama dan dialog dalam membangun persaudaraan sejati, dengan umat beragama lain • Melakukan tindakan-tindakan yang membangun persaudaraan sejati, misalnya mengunjungi
• Kerjasama antar umat beragama membangun persaudaraan sejati
2. Mampu dan bersedia untuk berjuang menegakkan keadilan, kejujuran, kebenaran, perdamaian dan keutuhan ciptaan sesuai dengan perannya 2.1 Menjelaskan pentingnya memperjuangkan keadilan
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
umat beragama lain yang sedang merayakan hari keagamaan, memberi ucapan selamat dan sebagainya.
• Menganalisa sebab akibat munculnya kasus-kasus ketidakadilan dalam masyarakat • Menganalisa pernyataan uskup tahun 1971 tentang keadilan • Menafsirkan maksud
firman ketujuh dan kesepuluh (Kel 20: 15-17), dalam kaitannya dengan keadilan • Menjelaskan panggilan
umat Katolik untuk memperjuangkan keadilan, terutama bagi orang yang menderita ketidakadilan: Tiada perdamaian tanpa keadilan
• Bersikap dan berbuat adil terhadap diri sendiri dan sesama dengan meneladan Yesus yang telah memberikan diri-Nya untuk
membebaskan manusia (Mat 11: 2-6; Yoh 3: 17)
• Memperjuangkan Keadilan
2.2 Menjelaskan pentingnya memperjuangkan kejujuran 2.3 Menjelaskan tentang: Memperjuangkan Kebenaran
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa sebab akibat terjadinya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di Indonesia • Menjelaskan arti
kejujuran
• Menafsirkan arti Mat 5: 33-37; dalam kaitannya dengan kejujuran dan sumpah • Menjelaskan
pentingnya berkata dan berbuat jujur (satu antara kata dan tindakan)
• Bertindak dalam rangka
memperjuangkan kejujuran (tidak suka berbohong, tidak menyontek, tidak menipu/memanipulasi dan sebagainya) • Menganalisa sebab akibat terjadinya rekayasa atau manipulasi dalam negara dan masyarakat • Menjelaskan bentuk-bentuk rekayasa yang dilaksanakan di sekolah-sekolah • Menafsirkan arti dan
makna firman
kedelapan (Kel 20: 16) • Menjelaskan arti
kebenaran • Menjelaskan arti,
sebab dan akibat-akibat kebohongan
• Memperjuangkan Kejujuran
• Memperjuangkan Kebenaran
2.4 Menjelaskan usaha memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati di lingkungan
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Membela kebenaran dengan meneladani sikap Yesus dan berani menanggung risiko dari berani mengkritik yang salah • Menganalisa
sebab-akibat terjadinya perang dan kerusuhan yang tak kunjung berhenti.
• Menafsirkan arti dan makna damai berdasarkan Yoh 20: 19-23 dan GS art. 78 dan 88 • Menjelaskan usaha-usaha untuk memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati yang sedang dilaksanakan oleh umat manusia • Menjelaskan hambatan-hambatan dalam memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati • Bertindak memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati di lingkungannya, (tidak bersikap diskriminatif, tidak berprasangka dengan suku atau agama lain dan sebagainya).
• Memperjuangkan perdamaian dan persaudaraan sejati
2.5 Menjelaskan usaha-usaha dalam: memperjuangkan lingkungan hidup yang serasi dan harmonis. 2.6 Menjelaskan beberapa contoh aksi dalam memelihara lingkungan hidup. 3. Memahami dan menyadari kemajemukan bangsa Indonesia, sehingga mampu hidup dan terlibat dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menjelaskan usaha-usaha tokoh-tokoh pejuang lingkungan hidup dalam memperjuangkan lingkungan hidup • Melakukan tindakan sebagai usaha pelestarian lingkungan hidup di lingkungannya, (membuang sampah pada tempatnya, berpartisipasi dalam gerakan penghijauan, tidak mencorat-coret dan sebagainya) • Melaksanakan
reboisasi, kerja bakti membersihkan sungai atau lingkungan atau, membersihkan sampah di lingkungan sekitar sekolah atau lingkungan kumuh • Melakukan kegiatan
lain yang intinya memelihara kelestarian lingkungan.
• Memperjuangkan lingkungan hidup yang serasi dan harmonis
• Aku memelihara lingkungan hidup
3.1 Menjelaskan kemajemukan bangsa Indonesia (keuntungan dan kerugiannya) dengan berpedoman pada Yoh 4: 1-42 3.2 Menjelaskan beberapa contoh usaha membangun masyarakat yang dikehendaki Tuhan
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa kemajemukan bangsa Indonesia (keuntungan dan kerugiannya) • Menafsirkan kisah
Yesus bertemu wanita Samaria (Yoh 4: 1-42), dalam rangka
menghargai kemajemukan • Menjelaskan
suku-suku dan agama-agama yang ada di Indonesia • Menjelaskan sikap hidup dalam masyarakat yang majemuk • Menjelaskan upaya-upaya membangun semangat kesatuan dan persatuan dalam masyarakat yang majemuk
• Melakukan perbuatan yang memperlihatkan penghargaan terhadap orang lain yang berbeda, misalnya memperlakukan sesama yang berbeda suku atau agama sebagai sesama saudara, mau bekerja sama dengan siapa saja. • Menafsirkan kisah
Menara Babel (Kej 11: 1-9) dan kisah Pentakosta (Kis 2: 1-13) • Kemajemukan Bangsa Indonesia • Membangun masyarakat yang dikehendaki Tuhan
4. Memahami peranannya sebagai warga negara, sehingga mampu terlibat membangun negara dan bangsanya 4.1 Menjelaskan
makna ungkapan: Aku Cinta Indonesiaku
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Mengungkapkan kesan dan
pandangannya sebagai “anak Indonesia” • Menafsirkan arti dan
makna Mat 17: 24-27 • Menjelaskan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara • Menjelaskan hal-hal
yang membanggakan dan memprihatinkan
• Aku cinta Indonesiaku
Aspek
: HIDUP BERMASYARAKAT
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa sebab dan akibat terjadinya pemisahan antara kelompok (agama, ras, kedudukan, harta, status dan sebagainya) • Menjelaskan
usaha-usaha membangun masyarakat yang adil, sejahtera dan damai • Menjelaskan hambatan-hambatan dalam membangun persatuan dan kesatuan • Melakukan usaha-usaha untuk membangun
masyarakat yang adil, damai dan sejahtera.
4.2 Menjelaskan cara menjadi warga negara yang sadar hukum
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
sebagai bangsa Indonesia
• Menjelaskan apa yang dapat saya
sumbangkan bagi negaraku
• Melakukan tindakan yang menunjukkan cinta akan tanah air, (tertib hukum, disiplin, menghargai kemajemukan dan sebagainya) • Menganalisa sebab akibat terjadinya kasus-kasus pelanggaran hukum, terutama oleh anak-anak muda
• Menjelaskan pentingnya hukum dalam hidup bersama • Menjelaskan
bagaimana melatih dan bertindak disiplin • Menjelaskan arti taat
hukum secara sadar dan bertanggung jawab
• Bertindak taat hukum secara sadar dan bertanggung jawab, (memakai helm demi keselamatan, tidak melanggar rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan di manapun berada (dijaga atau tidak), disiplin).
• Menjadi warga negara yang sadar hukum
5. Mengenal dan menyadari panggilan hidupnya sehingga mampu menentukan langkah yang tepat untuk menjawab panggilan tersebut 5.1 Menjelaskan makna persiapan perkawinan sesuai iman Kristiani 5.2 Siswa mampu menjelaskan arti panggilan hidup berkeluarga secara umum dan arti
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Menganalisa sebab akibat perkawinan yang dijodohkan oleh orang tua
• Menjelaskan arti dan pentingnya pacaran atau pertunangan • Menjelaskan apa yang
boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama orang berpacaran atau bertunangan
• Menjelaskan perlunya persiapan perkawinan antara lain melalui kursus perkawinan • Menerangkan hambatan-hambatan selama orang mempersiapkan perkawinan
• Menjelaskan arti dan makna perkawinan sebagai sakramen • Mengikuti penerangan
yang berkaitan dengan persiapan perkawinan dan hidup keluarga. • Menganalisa sebab
akibat keluarga retak dan keluarga harmonis • Menafsirkan Ef 5:
22-23 dalam kaitannya
• Persiapan perkawinan
• Panggilan hidup berkeluarga
keluarga Kristiani sebagai gereja kecil
5.3 Menjelaskan berbagai pandangan (termasuk pandangan Gereja Katolik) tentang kawin campur
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
dengan hidup keluarga (hubungan antar anggota keluarga) • Menjelaskan arti
keluarga secara umum • Menjelaskan arti
keluarga Kristiani sebagai gereja kecil • Menerangkan
masalah-masalah yang sering terjadi dalam kehidupan keluarga serta usaha-usaha untuk memecahkannya • Melakukan usaha-usaha untuk membangun keluarganya menjadi semakin harmonis (komunikasi antar anggota keluarga, hormat kepada orang tua, hubungan yang serasi dengan saudara, hormat kepada pembantu dan sebagainya). • Mengungkapkan pandangannya tentang kawin campur • Menganalisa sebab akibat terjadinya kawin campur (antar agama, antar suku, antar ras dan sebagainya) • Menjelaskan berbagai pandangan tentang kawin campur • Menjelaskan pandangan Gereja • Kawin campur
5.4 Menjelaskan makna hidup selibater bagi seorang biarawan atau biarawati 5.5 Siswa mampu mensharingkan cita-cita dan usaha-usahanya dalam mewujudkan cita-cita sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
Katolik tentang perkawinan campur • Menjelaskan
bagaimana supaya perkawinan campur dapat menjadi berkat • Bersikap kritis terhadap
perkawinan campur. • Menganalisa hidup
seorang biarawan atau biarawati • Menafsirkan Mat 19: 12, dalam kaitannya dengan panggilan hidup selibat • Menjelaskan arti panggilan khusus • Menjelaskan cara hidup orang-orang yang selibat (baik biarawan/wati maupun yang bukan)
• Menjelaskan bermacam-macam bentuk hidup selibat • Menjelaskan
usaha-usaha untuk memupuk dan memelihara panggilan • Merenungkan apa
yang menjadi pangilan hidupnya, kemudian disharingkan • Menganalisa kisah
hidup seorang Santo atau Santa (St. Ignasius Loyola; St. Thomas Aquinas, St. Fransiskus Asisi, St. Vincensius, St. Theresia dari
kanak-• Panggilan hidup membiara/selibat
5.6 Menjelaskan arti dan makna serta tujuan kerja
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
kanak Yesus dan sebagainya) • Menafsirkan kisah
anak muda yang kaya dalam Mat 19: 16-26, dalam kaitannya dengan cita-cita dan karir
• Mensharingkan cita-citanya
• Menjelaskan usaha-usaha untuk mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
• Menjelaskan bahwa tidak setiap cita-cita dapat diraih, bahkan sering terjadi orang bekerja tidak sesuai dengan cita-citanya • Menerangkan bakat,
minat dan kemampuan yang dimiliki dan kemudian menghubungkannya dengan cita-cita yang mau diraih
• Menjelaskan apa tujuan hidup manusia yang sesungguhnya • Melakukan
usaha-usaha untuk mencapai cita-citanya: belajar rajin, mengembangkan bakat yang dimiliki dan sebagainya. • Menjelaskan arti
bekerja sebagai panggilan hidup dan partisipasi dalam karya penciptaan
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK
• Mensharingkan pekerjaan macam apa yang akan dilakukan sesuai dengan cita-citanya.