• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Peserta Didik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perkembangan Peserta Didik"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PERKEMBANG AN PESERTA DIDIK 

PERKEMBANG AN PESERTA DIDIK 

A.

A. Pengertian

Pengertian Perkembangan

Perkembangan dan Per

dan Pertumbuhan

tumbuhan

Dalam proses kehidupan manusia ada 3 (tiga) hal/proses yang sangat perlu dicermati Dalam proses kehidupan manusia ada 3 (tiga) hal/proses yang sangat perlu dicermati yaitu mengenai konsep pertumbuhan yaitu : pertumbuhan perkembangan, dan yaitu mengenai konsep pertumbuhan yaitu : pertumbuhan perkembangan, dan kematangan. Tiga hal ini diklarifikasikan agar pemahaman kita terhadap proses fisik  kematangan. Tiga hal ini diklarifikasikan agar pemahaman kita terhadap proses fisik  maupun perkembang

maupun perkembangan an psikolopsikologis anak gis anak dapat dikembangkadapat dikembangkan n dalam wawasan yang benar dalam wawasan yang benar  sehingga mendukung peningkatan profesi kita sebagai guru, yang pada akhirnya sehingga mendukung peningkatan profesi kita sebagai guru, yang pada akhirnya diharapkan berdampak positif pada perkembangan anak.

diharapkan berdampak positif pada perkembangan anak.

1.

1. PertumbuhanPertumbuhan : : IstiIstilah lah asinasing g disedisebut but growgrowth, th, mermerupakupakan an istiistilah lah yang lazim yang lazim dipadipakaikai dala

dalam m biolbiologi, ogi, sehisehingga ngga pengpengertertianniannya ya menmenunjuunjukkan kkan sifasifat t biolbiologi.ogi.yaiyaitu tu diardiartikatikan n sebasebagaigai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel. OLeh karena itu dalam psikologi ; akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel. OLeh karena itu dalam psikologi ; pertumbuhan lebih tepat untuk menyebutkan perubahan -perubahan dalam aspek jasmaniah, pertumbuhan lebih tepat untuk menyebutkan perubahan -perubahan dalam aspek jasmaniah, misalnya pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki kepala, jantung, paru-paru dan sebagainya. misalnya pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki kepala, jantung, paru-paru dan sebagainya. Pertumbuhan bila dideskripsikan mengandung beberapa indikator yaitu : Perubahan Pertumbuhan bila dideskripsikan mengandung beberapa indikator yaitu : Perubahan kuan

kuantittitatiatif f yanyang g menmenyanyangkut gkut penipeningkangkatan tan strustruktur ktur biolbiologisogis, , menmenyanyankut kut peruperubahabahan n secasecarara fisiologi

fisiologis sebagai s sebagai hasil dari proses hasil dari proses pematanpematangan gan fungsi-fufungsi-fungsi fisik berlangsung secara ngsi fisik berlangsung secara normalnormal pada anak yang sehat dalam rentangan kehidupannya. Juga menyangkut proses transmisi dari pada anak yang sehat dalam rentangan kehidupannya. Juga menyangkut proses transmisi dari keadaan jasmaniah yang hereditas dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.

keadaan jasmaniah yang hereditas dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.

2.

2. PerkembanganPerkembangan : : PerPerkembkembangaangan n (De(Develovelopmenpment), t), mermerupakupakan an ranrangkaigkaian an peruperubahabahann

bersifat progresif secara teratur dari fungsijasmaniah, maupun fungsi rohaniah, sebagai akibat bersifat progresif secara teratur dari fungsijasmaniah, maupun fungsi rohaniah, sebagai akibat kerjasama antara kematangan (maturation) dan pelajaran (learning). Menurut Wasty kerjasama antara kematangan (maturation) dan pelajaran (learning). Menurut Wasty Seomanto (1983), perkembangan merupakan perubahan yag bersifat kualitatif, ditekankan Seomanto (1983), perkembangan merupakan perubahan yag bersifat kualitatif, ditekankan pada

pada segi segi fungsionafungsionaï. ï. Menurut Menurut Monks Monks F.J. F.J. (1984) (1984) perkembaperkembangan mngan merupakan erupakan suatu suatu prosesproses yang kekal dan tetap menuju ke arah yang lebih tinggi berdasarkan proses pertumbuhan, yang kekal dan tetap menuju ke arah yang lebih tinggi berdasarkan proses pertumbuhan, kem

kematanatangan gan dan dan belbelajarajar. . DarDari i pendpendapat apat di di atas atas dapadapat t disidisimpulmpulkan kan bahwbahwa a perkperkembembangaangann adalah perubahan fungsional dan kualitatif, misalnya: perubahan pada fungsi pikir dari yang adalah perubahan fungsional dan kualitatif, misalnya: perubahan pada fungsi pikir dari yang kurang berkualitas menjadi berkualitas tinggi, perubahan pada fungsi tangan yang kurang berkualitas menjadi berkualitas tinggi, perubahan pada fungsi tangan yang dipergunakan untuk memegang.

(2)
(3)

B.

B. FAKTO

FAKTOR H

R HEREDI

EREDITAS

TAS

Menu

Menurut rut WastWasty y SoeSoemanmanto to (198(1983), 3), herehereditaditas s adaladalah ah pewapewarisarisan n atau atau pempemindaindahanhan biologis karakter

biologis karakteristik individu dari istik individu dari pihak orang pihak orang tuanya melalui proses genetis. Sedangkantuanya melalui proses genetis. Sedangkan pendapat Buchor (1982), hereditas ialah proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari satu pendapat Buchor (1982), hereditas ialah proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari satu generasi ke generasi lain dengan perantaraan plasma benih.

generasi ke generasi lain dengan perantaraan plasma benih.

Dari pendapat di atas mengenai hereditas terkandung prinsip-prinsip yang Dari pendapat di atas mengenai hereditas terkandung prinsip-prinsip yang memperjelas pengertian tentang hereditas sebagai berikut :

memperjelas pengertian tentang hereditas sebagai berikut : •

• Prinsip Prinsip reproduksireproduksi: bahw: bahwa hereda hereditas beitas berlangsung rlangsung dengan pdengan perantaraerantaraan sel-san sel-sel beniel benih danh dan tidak melalui sel-sel somatic atau sel-sel badan. Artinya ciri-ciri yang dipelajari atau tidak melalui sel-sel somatic atau sel-sel badan. Artinya ciri-ciri yang dipelajari atau diperoleh oleh orang tuanya tidak dapat diturunkan kepada anaknya.

diperoleh oleh orang tuanya tidak dapat diturunkan kepada anaknya.

•• Prinsip konformitas: prinsip ini berarti setiap anak adalah duplikat dair orang tuanya,Prinsip konformitas: prinsip ini berarti setiap anak adalah duplikat dair orang tuanya,

tetapi seseorang anak itu serupa (tetapi tidak persis sama) dengan golongan orang tetapi seseorang anak itu serupa (tetapi tidak persis sama) dengan golongan orang tuanya. Seorang pétard tidak akan dapat berharap panen padi, jika yang ditanamnya tuanya. Seorang pétard tidak akan dapat berharap panen padi, jika yang ditanamnya adalah jagung. Jadi sepasang manusia akan melahirkan anak manusia, dan tentu saja adalah jagung. Jadi sepasang manusia akan melahirkan anak manusia, dan tentu saja memili

memiliki ki persamapersamaan-persaman-persamaan aan dan dan perbedaanperbedaan-perbedaan-perbedaan. . Dalam Dalam batas-babatas-batas tas tertenttertentuu ia memang dapat berbeda dari orang tuanya, dan batas-batas itu ditentukan oleh "gène" ia memang dapat berbeda dari orang tuanya, dan batas-batas itu ditentukan oleh "gène" dan "kromosom" yang merupakan pembawaan dari potensialitas si anak yang dan "kromosom" yang merupakan pembawaan dari potensialitas si anak yang ditentukan oleh keturunan.

ditentukan oleh keturunan.

Dalam kenyataannya, bahwa seorang anak memmjukkan tidak ada yang persis atau Dalam kenyataannya, bahwa seorang anak memmjukkan tidak ada yang persis atau menyerupai salah satu dari kedua orang tuanya. Prinsip konformitas pada umumnya menyerupai salah satu dari kedua orang tuanya. Prinsip konformitas pada umumnya berlaku untuk ciri-ciri mengenai anatomi, susunan urat syaraf, besar badan, berlaku untuk ciri-ciri mengenai anatomi, susunan urat syaraf, besar badan, fungsi-fungsi biologis, warna kulit, dan sifat biologis lainnya.

fungsi biologis, warna kulit, dan sifat biologis lainnya. •

• PriPrinsip variansip variansi: bahwa sel-snsi: bahwa sel-sel menganel mengandung deterdung determinminan-dean-deterterminminan an yanyang g banybanyak ak  jumlahnya yang pada waktu penyerbukan ovum saling berkombinasi dalam cara yang jumlahnya yang pada waktu penyerbukan ovum saling berkombinasi dalam cara yang berbeda untuk menghasilkan anak-anak yang saling berbeda.

berbeda untuk menghasilkan anak-anak yang saling berbeda. •

• PriPrinsip regrnsip regresi: bahwesi: bahwa setiap sifat ataa setiap sifat atau u ciriciri-cir-ciri manusii manusia (anak) mempa (anak) memperlierlihatkhatkanan kece

kecendernderungaungan n menmenuju uju ke ke keadkeadaan aan ratrata-raa-rata. ta. KecKecendeenderungrungan an yanyang g dimdimaksuaksudd adalah: orang tuanya cerdas tidak selalu akan diikuti oleh anak yang cerdas pula, adalah: orang tuanya cerdas tidak selalu akan diikuti oleh anak yang cerdas pula, atau orang tuanya yang berbadan tinggi belum tentu anaknya akan

atau orang tuanya yang berbadan tinggi belum tentu anaknya akan berbadan tinggiberbadan tinggi pula. Begitu pula akan terjadi yang berprestasi tinggi, tidak dapat dihubungkan pula. Begitu pula akan terjadi yang berprestasi tinggi, tidak dapat dihubungkan dengan prestasi anaknya menjadi tinggi pula.

dengan prestasi anaknya menjadi tinggi pula.

Mekanisme Hereditas

Mekanisme Hereditas

Secara biologis setiap manusia mulai ada kehidupannya pada saat pertemuan antara Secara biologis setiap manusia mulai ada kehidupannya pada saat pertemuan antara

(4)

sel benih perempuan yaitu "ovum" dengan sel laki-laku yaitu "sperma". Melalui studi sel benih perempuan yaitu "ovum" dengan sel laki-laku yaitu "sperma". Melalui studi mikroskopis tentang sel, para ahli biologi berhasil mengisolasikan struktur-strutur  mikroskopis tentang sel, para ahli biologi berhasil mengisolasikan struktur-strutur  "ce

"ceiluliluladr" adr" yanyang g menemenentukntukan an herehereditaditas. s. StoStoiktuiktur-str-struktruktur ur celcellulalulair ir inilinilah ah yang yang disedisebutbut "kromosom" yaitu berupa benang-benang proto plasma yang terdapat berpasang-pasangan "kromosom" yaitu berupa benang-benang proto plasma yang terdapat berpasang-pasangan dan setiap pasang itu mempunyai unsur-unsur yang tidak dapat dilihat dengan mata yang dan setiap pasang itu mempunyai unsur-unsur yang tidak dapat dilihat dengan mata yang disebut "gène". Menurut perhitun

disebut "gène". Menurut perhitungan para gan para ahli bahwa setiap manusia mempunyai 48 buahahli bahwa setiap manusia mempunyai 48 buah kromosom atau 24 pasang (24 pasang dari pihak ayah dan 24 pasang dari pihak ibu).

kromosom atau 24 pasang (24 pasang dari pihak ayah dan 24 pasang dari pihak ibu).

Hal ini pula yang menjadi dasar bagi sepasang manusia yang akan melangsungkan Hal ini pula yang menjadi dasar bagi sepasang manusia yang akan melangsungkan perkawinan dapat berlangsung hanya pada orang-orang yang normal. Maksudnya, agar  perkawinan dapat berlangsung hanya pada orang-orang yang normal. Maksudnya, agar  kepada orang-orang yang mempunyai kelainan secara

kepada orang-orang yang mempunyai kelainan secara khusus misalnya: orang yang khusus misalnya: orang yang idiot,idiot, tidak dinikahkan dengan yang idiot, orang yang buta

tidak dinikahkan dengan yang idiot, orang yang buta tidak dinikahkan dengan orang yangtidak dinikahkan dengan orang yang buta, orang yang bisu tidak dinikahkan dengan orang bisu. Hal ini sangat dikhawatirkan buta, orang yang bisu tidak dinikahkan dengan orang bisu. Hal ini sangat dikhawatirkan oleh para ahli agar tidak melahirkan orang yang idiot, orang buta, maupun orang bisu. oleh para ahli agar tidak melahirkan orang yang idiot, orang buta, maupun orang bisu.

Mengapa anak-anak berbeda-beda ?

Mengapa anak-anak berbeda-beda ?

Be

Beberberapa apa ahlahli i memengengemumukakkakan an peperberbedaadaan n yayang ng teterjarjadi di padpada a setsetiaiap p anaanak k dedengangann kecenderungan penyebabnya adalah:

kecenderungan penyebabnya adalah: •

• KapasitaKapasitas is intelek ntelek yang yang diwariskdiwariskan man melalui elalui gane gane pada pada waktu waktu penyerbupenyerbukankan •

• FungFungsi si psipsikis kis anak anak bekebekerja rja berbberbeda-eda-bedabeda •

• Dari Dari warisan warisan atau keatau keturunan turunan dari sedari segi potegi potensialitnsialitas inteas intelektual blektual bukan inukan inteligensteligensinya.inya. •

• DapatjugDapatjuga a terjadi terjadi karena karena akibat akibat faktor-fafaktor-faktor ktor emosionaemosional.l. •

• Dapat Dapat juga juga karena karena kesalahakesalahan n pedagogis pedagogis (bersifat (bersifat mendidimendidik)k) •

• Dapat Dapat juga kesjuga kesalahan alahan cara gurcara guru menu mengajar, gajar, sehingga sehingga siswa siswa tidak tidak mampu mampu menerimmenerimanyaanya secara baik 

secara baik  •

• Dapat Dapat juga juga karena karena pengaruh pengaruh budaya budaya yang yang masuk masuk dari dari luar.luar.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan mengapa anak-anak berbeda-beda, atau Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan mengapa anak-anak berbeda-beda, atau mengapa manusia mempunyai penampilan/perilaku/ apasitas yang berbeda-beda? Secara mengapa manusia mempunyai penampilan/perilaku/ apasitas yang berbeda-beda? Secara umum bahwa manusia persamaan dan perbedaan dalam masa perkembangannya. Dalam umum bahwa manusia persamaan dan perbedaan dalam masa perkembangannya. Dalam pembahasan ini kita hanya membahas tentang perbedaan individu.

pembahasan ini kita hanya membahas tentang perbedaan individu.

Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang atau perseorangan. Sifat Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang atau perseorangan. Sifat indi

individuvidual al adaladalah ah sifasifat t yanyang g berkberkaitaaitan n dengdengan an oranorang g persperseoraeoranganngan, , berkberkaitaitan an dengdenganan "perbedaan individual" dengan perseorangan. Ciri dan sifat orang satu berbeda dengan "perbedaan individual" dengan perseorangan. Ciri dan sifat orang satu berbeda dengan yang lain. Lindgren (1980), perbedaan individual itu menyangkut variasi yang terjadi, baik  yang lain. Lindgren (1980), perbedaan individual itu menyangkut variasi yang terjadi, baik  pada variasi fisik maupun psikologis.

(5)

Contoh : Contoh : Seo

Seorang ibu rang ibu memmempunypunyai ai baybayi i yanyang g banybanyak ak menamenangisngis, , banybanyak ak geragerak, k, dan dan banybanyak ak  minum. Ibu lain mengatakan bahwa bayinya pendiam, banyak tidur, tetapi kuat minum. minum. Ibu lain mengatakan bahwa bayinya pendiam, banyak tidur, tetapi kuat minum. Cerita kedua ibu menunjukkan bahwa kedua bayi

Cerita kedua ibu menunjukkan bahwa kedua bayi itu memiliki ciri dan sifat itu memiliki ciri dan sifat yang berbedayang berbeda satu sama lainnya.

satu sama lainnya. Pad

Pada a permpermulaaulaan n tahtahun un ajarajaran an guruguru-gur-guru u menmenghadghadapi api hal hal yanyang g samsama. a. SiswSiswa a yanyangg berbeda di keksnya juga berbeda dalam hal fîsik seperti tinggi badan, bentuk badan, warna berbeda di keksnya juga berbeda dalam hal fîsik seperti tinggi badan, bentuk badan, warna kulit, bentuk muka, dan lain-lain. Ciri lainnya adalah tingkah

kulit, bentuk muka, dan lain-lain. Ciri lainnya adalah tingkah laku siswa: ada laku siswa: ada yang lincah,yang lincah, pendiam, ada yang nada suaranya kecil, ada yang bicaranya cepat, dan sebagainya, yang pendiam, ada yang nada suaranya kecil, ada yang bicaranya cepat, dan sebagainya, yang semuanya itu menunjukkan sif at psikis yang berbeda. Bidang-bidang Perbedaan :

semuanya itu menunjukkan sif at psikis yang berbeda. Bidang-bidang Perbedaan : (1) U

(1) Umur mur kronkronologologis; is; penepenetapatapan n usia usia sekosekolah lah adaadalah lah 0,6 0,6 -12,-12,0 0 tahutahun n sehisehinggangga mempunyai penguasaan materi yang berbeda pula.

mempunyai penguasaan materi yang berbeda pula. (2)

(2) Tingkat kematangan Tingkat kematangan : bahwa siswa yang be: bahwa siswa yang berusia 0,7 tahun rusia 0,7 tahun akan berbedaakan berbeda kemampuannya dengan anak usia 12,0 tahun.

kemampuannya dengan anak usia 12,0 tahun. (3)

(3) TinTingkat gkat kecakecakapakapan n menmental: tal: diukdiukur ur dengdengan an tes tes inteinteligeligensi nsi akan akan memmempengpengaruharuhii kapabiBtas anak belajar 

kapabiBtas anak belajar  (4)

(4) KonstitKonstitusi fisik: secara fisik mempunyusi fisik: secara fisik mempunyai bentuk yang khas, tingkat stabihtas danai bentuk yang khas, tingkat stabihtas dan tem

temperaperamenmennya, nya, sikasikap p terterhadahadap p pelapelajarajaran n dan dan minminatnatnya ya akan akan memmempengpengaruharuhii keberhasilan belajar.

keberhasilan belajar. (5)

(5) Faktor diluar individFaktor diluar individu: pengaruh keluarga, u: pengaruh keluarga, kesempatan pendidikan kesempatan pendidikan sebelumnya,sebelumnya, kurikulum yang ditwarkan, teknik mengajar yang jelek.

kurikulum yang ditwarkan, teknik mengajar yang jelek.

C.

C. FAKTOR-FAKTOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENG

YANG MEMPENGARUHI PERKEMBA

ARUHI PERKEMBANGAN

NGAN

1.

1.

Men

Menuru

urut

t Joh

John

n Loc

Locke

ke (16

(1632-

32-170

1704)

4) Fah

Faham

am Em

Emper

perism

ismee

John Locke adalah pakar dari aliran emperisme berpendapat bahwa anak yang lahir  John Locke adalah pakar dari aliran emperisme berpendapat bahwa anak yang lahir  ke dunia ini bagaikan kertas putih bersih (terkenal dengan teori Tabularasa). ke dunia ini bagaikan kertas putih bersih (terkenal dengan teori Tabularasa). Lin

Lingkungkunganlganlah ah yanyang g menmengukigukir/mr/menulenulis is kertkertas as putiputih h terstersebut ebut melmelalualui i pengpengalamalaman- an-pengalaman empirik. Oleh sebab itu, faktor yang menentukan perkembangan anak  pengalaman empirik. Oleh sebab itu, faktor yang menentukan perkembangan anak  adalah lingkungan, dan lingkungan yang paling berpengaruh adalah pendidikan.

adalah lingkungan, dan lingkungan yang paling berpengaruh adalah pendidikan.

2.

(6)

Schopenh

Schopenhour adalah our adalah tokoh aliran Nativisme berpendapat: bahwa seorang tokoh aliran Nativisme berpendapat: bahwa seorang anak anak  yang lahir ke dunia ini dilengkapi dengan pembawaan atau warisan baik dan buruk. yang lahir ke dunia ini dilengkapi dengan pembawaan atau warisan baik dan buruk. Hasil akhir pendidikan bagi anak ditentukan oleh pembawaan sejak lahir itu. jadi, Hasil akhir pendidikan bagi anak ditentukan oleh pembawaan sejak lahir itu. jadi, fakt

faktor or yanyang g menmenentuentukan kan perkperkembembangaangan n anak anak adaadalah lah faktfaktor or pempembawabawaan an yanyang g adaada dalam diri anak, tidak dapat diubah oleh faktor luar.

dalam diri anak, tidak dapat diubah oleh faktor luar.

3.

3. Menurut

Menurut William

William Stern:

Stern: (1871-1938)

(1871-1938) Teori

Teori Konvergensi

Konvergensi

William Stern adalah pakar dari aliran konvergensi berpendapat bahwa faktor  William Stern adalah pakar dari aliran konvergensi berpendapat bahwa faktor  yan

yang g memmempengpengaruharuhi i perkperkembembangaangan n pesepeserta rta didididik k adaladalah ah faktfaktor or pempembawabawaan an dandan lingkunga

lingkungan. Faktor n. Faktor pembawapembawaan an dan lingkungan sama-sama mempunyai peranan yangdan lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Baik buruknya perkembangan peserta didik sangat ditentukan oleh sangat penting. Baik buruknya perkembangan peserta didik sangat ditentukan oleh kedua faktor ini.

kedua faktor ini.

D.

D. TAHAP

TAHAP PERKEMBAN

PERKEMBANGAN

GAN

Perkembangan Kognitif seseorang menurut Piaget (sarlito, 1991:81) Perkembangan Kognitif seseorang menurut Piaget (sarlito, 1991:81) mengikuti tahap-tahap sebagai berikut :

mengikuti tahap-tahap sebagai berikut :

(1)

(1) Tahap pertamTahap pertama : a : Masa sensori motor (0,0 - 2,5 tahun ) Masa iniMasa sensori motor (0,0 - 2,5 tahun ) Masa ini

bayi bayi mem

mempergpergunakunakan an SysSystem tem pengpengindeinderaan raan dan dan aktiaktivitavitas s motmotorik orik untuuntuk k  me

mengengenanal l lilingkngkungungannannyaya. . BaBayi yi membmembererikaikan n reareaksi ksi momotortori i atatasas rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks (misalnya refleks rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks (misalnya refleks menyebut puting susu ibu, refleks menangis dan lain-lain). Dengan menyebut puting susu ibu, refleks menangis dan lain-lain). Dengan ka

kata ta lalain in peperkerkembmbangangan an perperasaasaan an terterhadhadap ap stistimumuli li lilingkngkungunganan.. Ref

Refleks leks -re-reflekfleks s ini ini kemudiakemudian n berkberkembembang ang lagi lagi menmenjadi jadi geragerakan- kan-gerakan yang lebih canggih, misalnya berjalan.

gerakan yang lebih canggih, misalnya berjalan.

(2)

(2) Tahap kedua : Masa pra-operasional (2,0 - 7,0 tahun):Tahap kedua : Masa pra-operasional (2,0 - 7,0 tahun):

CM khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan symbol mewakili suatu CM khas masa ini adalah kemampuan anak menggunakan symbol mewakili suatu

kon

konsepsep. . MiMisalsalnynya a katkata a pipisau sau plaplastistic. c. KaKata ta pispisau au atatau au tultulisisan an pipisau sau sebsebenenarnarnyaya mewakili maknabenda yang sesungguhnya. Kemampuan simbolik ini memungkinkan mewakili maknabenda yang sesungguhnya. Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah lewat, anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah lewat, misalny

misalnya seorang a seorang anak yang anak yang pernah melihat dokter berpraktek, akan (dapat) pernah melihat dokter berpraktek, akan (dapat) bermainbermain dokter-dokteran).

dokter-dokteran).

(3) Tahap keidga : Masa konkret operasional : (7,0 - 11,0 tahun ), pada tahap ini sudah (3) Tahap keidga : Masa konkret operasional : (7,0 - 11,0 tahun ), pada tahap ini sudah

(7)

dapat melakukan berbagai macam yugas yang konkret. Anak mulai mengembangkan tiga macam operasi berfikir, yaitu : a. Identifikasi : mengenal sesuatu, b. Negasi : mengingkari sesuatu, c. Reprokasi : mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.

(4) Tahap keempat : Masa opeasional (11,00 - 15 tahun) sudah mampu berpikir abstrak  dan hipotesis. Pada tahap ini seseorang bisa memperkirakan apa yang mungkinterjadi. la dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan seperti kalau mobil A lebih mahal dari pada mobil B. sedang C lebih murah dari B, maka ia dapat menyimpulkan mobil mana yang paling mahal dan yang paling^murah.

(5) Tahap perkembangan masa adolesesn (15,0 - 20,0 tahun): berkembangnya kualitas kehidupan manusia yang diwarnai oleh dorongan seksual, tertarik pada lawan jenisnya.

(6) Tahap pematangan diri (21 tahun ke atas): berkembangnya kepribadian, pemuasan dan tanggung jawab menuju hidup bermasyarakat.

E. PERTUMBUHAN PESERTA DIDIK 

Menurut Sutan (1992/1993), pertumbuhan adalah perubahan tingkah laku (change in behavior) dalam diri anak yang bersifat material dan komunikatif misalnya: pembesaran dan perpanjangan tulang-tulang sebagai komponen material dalam tubuh anak. Sedangkan Wasty Soemanto (1983), pertumbuhan adalah perubahan kuantitatif pada material sebagai akibat pengaruh lingkungan, berupa pembesaran dan pertambahan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkaitan dengan pertumbuhan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologi. Pertumbuhan adalah perubahan fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik dari diri anak yang sehat dan berlangsung dalam waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari kondisi fisik yang aktif. Hasil dari pertumbuhan itu antara lain: bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif badan anak seperti panjang, berat dan kekuatannya. Begitu juga perubahan yang makin sempuma tentang sistem jaringan syarat dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Oleh sebab itu, pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.

(8)

(1) Faktor sebelum lahir (pra-natal): kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu janin dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri syphilis, terkena TBC, kolera, typus, gondok, sakit gula, asma, dan lainnya.

(2) Faktor saat kelahiran (natal): pendarahan pada kepala bayi akibat tekanan dinding rahim sewaktu melahirkan, kurang berfungsinya susunan syaraf tertentu karena kepala bayi ditarik dengan tang pada saat melahirkan.

(3) Faktor setelah bayi dilahirkan: semua akibat apa yang terjadi pada faktor pra-natal dan faktor saat natal, dapat mengakibatkan pertumbuhan bayi terganggu.

Faktor psikologis: bayi yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya anak yang dititipkan pada panti asuhan, di tempat penitipan anak, anak yang sepenuhnya diasuh oleh pembantu. Akibat dari semuanya itu, anak tidak pernah/kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya (khususnya kasih sayang seorang ibu) sehingga anak mengalami kehampaan psikis, selalu muncul dalam perasaannya tentang apa yang dialami sehingga menghambat pertumbuhannya dan fungsi fisiknya. Pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan psikologis, demikian juga sebaliknya faktor psikologi dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik anak.

b.

Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan

Bagi setiap makhluk hidup sejak kelahiran, kemudian menjalani kehldupannya terdapat dasar-dasar dan pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dengan jenisnya. Disamping itu, terdapat pula pola-pola yang berlaku khusus sehubungan dengan sifat-sifat individualnya. Latar belakang dan lingkungan kebudayaan sangat mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan bangsa sehingga timbul karakteristik dan kepribadian yang berbeda-beda maupun persamaannya.

Berdasarkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan itulah diperoleh kecenderungan-kecenderungan umum dalam perkembangan dan pertumbuhan, yang selanjutnya disebut hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan antara lain:

(1) Hukum Cephaloeoudal:

Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Pada saat masih janin dalam kandungan, maka bagian kepala tumbuh terlebih dahulu dari bagian lainnya. Setelah lahir, maka otak dan semua sistem syaraf akan aktif sebagai pusat penggerak.

(2) Hukum proximodistal:

Bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada jantung, hati dan alat-alat pencernaan, dari pada anggota tubuh lainnya. Bisa dibayangkan jika jantung, paru-para, hati,

(9)

pencernaan tidak berfungsi sebagaimana mestinya tentu pertumbuhan tidak akan terjadi secara normal.

(3) Perkembangan terjadi dari umum ke khusus

Bahwa proses perkembangan dimulai dari hal-hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Misalnya perkembangan fungsi tangan, pertama hanya bisa digerak-gerakkan, bisa dilipatkan, dan kemudian jari dipergunakan untuk memegang sesuatu.

(4) Perkembangan berlangsung sesuai dengan fase-fase perkembangan: bahwa setiap peserta didik berkembang sesuai dengan fase perkembangan yang dilaluinya, sebagaimana telah dijelaskan pada fase perkembangan.

(10)

BAB II

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA

A. Pertumbuhan Fisik dan Persepsual Anak 

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif  yang menyangkut peningkatan ukuran dan sturukur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematngan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.

1.

Karakterîstik pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Ada banyak isrilah yang dipergunakan untuk kata remaja seperti: puberteit, adolescentia, youth, pubertas (puber), semuanya mengarah kepada pengertian remaja. Dalam ilmu kedokteran, masa remaja merupakan tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin mencapai kematangannya.

Secara anatomis alat-alat kelamin maupun keadaan tubuh berfungsi secara sempurna:

(1) Pada anak laki-laki: masa remaja berlangsung kurang lebih 2 tahun dihitung sejak 

anak laki-laki mengalami mimpi basah (mengeluarkan air mani pada saat tidur). Tanda-tandanya: berotot, berkumis, dan tumbuh bulu-bulu pada tempat tertentu (ketiak dan pangkal kemaluan).

(2) Pada anak perempuan: masa remaja berlangsung kurang lebih 2 tahun dihitung sejak  anak menstruasi (haid) pertama. Tanda-tandanya: payudara dan panggul membesar, tumbuh bulu-bulu pada tempat tertentu (ketiak dan pangkal kemaluan).

Perkembangan jiwa anak pada masa remaja ini masih dalam kondisi "entropy", yaitu suatu keadaan dimana kesadarannya masîh belum tersusun rapi. Mungkin saja pengetahuan, perasaan dan sebagainya telah terisi sedemikian banyaknya, namun isi tersebut belum saling terkait dengan baik, sehingga belum bisa berfungsi secara maksimal. Isi kesadaran masih bertentangan dengan pengalamannya. Oleh sebab itu, masa remaja ini disebut pula sebagai "masa kritis" bagi orang tua maupun bagi guru.

(11)

- Anak selalu menantang orang tua, malas (maunya tidur saja), cenderung coba-coba tanpa konsultasi

- Dalam kelompok sosialnya mudah dipengaruhi misalnya: merokok, ngebut, minuman keras, obat-obat terlarang, berpesta ria, tawuran, dan mengganggu lawanjenisnya.

- Secara perorangan: ia suka mengkhayal dan berfantasi

2.

Penyebab perubahan :

Adapun penyebab perubahan pada masa remaja ini diduga dua kelenjar yang bekerja aktif pada sistem endokrin yaitu kelenjar pituitary dan kelenjar gonad, yang terletak di dasar otak yang erat hubungannya dengan perubahan pada masa remaja. Kedua hormon ini adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik yaitu hormon yang merangsang gonad (kelenjar kelamin) supaya aktif bekerja.

Sebelum masa remaja (pra-remaja) kedua hormon ini telah mulai diproduksi dan dikendalikan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar ini diaktifkan oleh rangsangan yang dilakukan oleh kelenjar hypothalamus, yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk  merangsang pertumbuhan pada saat remaja dan terletak di otak.

Kelenjar gonad ini akan aktif oleh hormon gonadotropik dari kelenjar pituitary pada saat anak memasuki tahap remaja. Setelah tercapai kematangan alat kelamin, maka hormon gonad akan menghentikan aktivitas hormon pertumbuhan. Selama masa remaja, seluruh tubuh mengalami perubahan baik di luar maupun di bagian dalam tubuh, baik  perubahan struktur tubuh maupun fungsinya. Pada kenyataannya hampir semua bagian tubuh perubahannya mengîkuti irama yang tetap, sehingga waktu terjadinya dapat diperkirakan sebelumnya. Perubahan tersebut tampak jelas sekali pada bagian pertama masa remaja.

Adapun perabahan-perubahan fisik yang penting dan yang terjadi pada masa remaja, adalah:

a. Perubahan ukuran tubuh

Irama pertumbuhan terjadi 2 tahun sebelum anak mencapai taraf pematangan kelaminnya. Setahun sebelum pematangan ini, anak akan bertambah tinggi 10 sampai 15 cm dan bertambah berat 5 sampai 10 kg setelah terjadi pematangan kelamin ini.

(12)

Selama 4 tahun pertumbuhan tinggi badan anak bertambah 25% dan berat badannya hampir mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki tumbuh lebih cepat dari anak  perempuan. Pertumbuhan anak laki-laki akan mencapai bentuk tubuh dewasa pada usia 19 tahun sampai 20 tahun, sedangkan bagi anak perempuan pada usia 18 tahun.

b. Perubahan proporsi tubuh

Ciri tubuh yang proporsional (sebanding, seimbang) pada masa remaja ini tidak  semua untuk seluruh tubuh, ada bagian tubuh yang semakin tidak proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber  selesai dilalui sepenuhnya, sehingga akhirnya proporsi tubuhnya mulai tampak  seimbang menjadi proporsi yang dewasa. Perubahan ini terjadi baik di dalam maupun di bagian luar tubuh anak.

Ciri kelamin yang utama

Pada masa kanak-kanak, alat kelamin utama belum berkembang dengan sempurna. Ketika memasuki masa remaja, alat kelamin mulai berfungsi pada saat berusia 14 tahun, yaitu pada saat pertama kali anak laki-laki mengalami "mimpi basah". Sedangkan pada anak perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu pada saat pertama kali mengalami menstruasi atau haid. Mulai dari lahir sampai anak perempuan bisa mengandung disebut "masa steril".

Ciri kelamin yang utama

Yang dimaksud dengan ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah membesarnya buah dada dan mencuatnya puting susu, panggul melebar lebih lebar  dari bahunya, tumbuh rambut di sekitar alat kemaluan, tumbuh rambut di ketiak, suara bertambah nyaring. Sedangkan pada anak laki-laki tumbuh kumis dan jenggot, otot mulai tampak, bahu melebar lebih lebar dari panggul, nada suara agak  parau, tumbuh jakun, tumbuh bulu di ketiak, bulu dada, dan bulu di sekitar  kemaluan, perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori membesar.

(13)

3.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik 

a. Pengaruh keluarga:

Ditinjau dari pengaruh faktor keluarga, maka keturunan dan lingkungan sangat memegang peranan penting. Faktor keturunan seperti tinggi rendahnya anak, akan tidak jauh berbeda dari tinggi rendah kedua orang tuanya. Sedangkan faktor  lingkungan akan terwujud pada berat badan anak sesuai dengan tinggi rendahnya anak  tersebut.

b. Pengaruh gizi

Anak-anak yang memperoleh gizi yang cukup, tubuhnya akan lebih tinggi dan lebih cepat mencapai taraf remajanya dibandingkan dengan anak yang kurang memperoleh gizi.

c. Gangguan emosional

Anak yang sering mengalami gangguan emosional menyebabkan terbentuknya steoroid adrenal (kelenjar buntu yang menghasilkan hormon pada bagian ginjal) yang menghambat pembentukan hormon sehingga tidak tercapainya berat badan yang seharusnya.

d. Jenis kelamin

Anak laki-laki lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, yang disebabkan oleh pembentukan tulang dan otot.

e. Status sosial ekonomi

Anak-anak yang berasal dari keluarga yang berstatus sosial ekonomi daerah, cenderung mempunyai bentuk badan lebih kecil dan pertumbuhannya lambat dibandingkan dengan anak berlatar belakang status sosial ekonominya tinggi.

f. Kesehatan

Artak-anak yang sehat dan jarang saMt akan memiliki tubuh yang lebih berat dari anak yang sakit-sakitan.

(14)

g. Persepsi Anak  

Kita menerima berbagai rangsang dari Iuar diri Jata melalui lima indera. Proses penerimaan rangsang ini disebut "penginderaan" (sensation).

B. REMAJA; PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANNYA

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalah pahaman dalam penggunaan istilah. Istilah asing sering dipakai untuk menunjukkan remaja antara lain Puberteit, Adolencia dan youth. Dalam bahasa Indonesia disebut Pubertas remaja. Istilah Puberty (Inggris) atau puberteit, (Belanda) berasal dari Latin. Pubertas berarti usia kedewasaan (the âge of man hood)

Adolence menunjukkan masa yang tercepat antara 12-22 tahun dan mencakup seluruh perkembangan psikis yang terjadi pada masa tersebut.

1. Remaja menurut hukum

Konsep tentang "remaja", bukanlah berasal dari bidang hukum melainkan berasal dari bidang ilmu-ilmu sosial lainnya seperti antropologi, sosiologi, psikologi dan paedagogi. Kecuali itu konsep remaja juga merupakan konsep yang relatif baru, muncul kira-kira setelah era industrialisasi merata di negara Eropa, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Masalah remaja baru menjadi pusat perhatian ilmu-ilmu sosial dalam 100 tahun terahir.

Usia minimal untuk suatu perkawinan menurut undang-undang perkawinan saja mengenal konsep "remaja" walaupun tidak terbuka. Usia minimal untuk suatu perkawinan menurut undang-undang disebutkan 16 tahun untuk wanita dan 19-22 tahun untuk pria (Pasal 7 undang-undang No 1/1974 tentang perkawinan).Waktu antara 16 dan 19-22 tahun ini disejajarkan dengan pengertian remaja dalam ilmu-ilmu sosial lainnya.

2.

Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik 

Dalam dunia kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat khusus dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempuma dan secara faal alat-alat kelamin tersebut sudah dapat berfungsi secara sempuma pula. Pada akhir perkembangan fisi ini

(15)

akan menjadi seorang pria yang berotot dan berkumis yang menghasilkan beberapa ratus juta sel mani (spermatozoa setiap kali berejakulasi (memancarkan air mani) atau seseorang wanita yang berpayudara dan berpinggul besar yang setiap bulannya mengeluarkan sel telur dari indung telur yang disebut menstruasi atau haid.

Masa pematangan fisik ini berjalan kurang Iebih 2 tahun dan biasanya dîhitung mulai menstruasi pertama pada anak wanita atau sejak anak wanita atau sejak anak pria mengalami mimpi basah. Khususnya berkaitan dengan kematangan seksual merangsang remaja untuk memperoleh kepuasan seksual. Haï ini dapat mertimbulkan gejala onani atau masturbasi.

Kartini Kartono (1990 : 217) memandang gejala onani atau masturbasi ini sebagai tindakan remaja yang négatif, karena gejala ini merupakan usaha untuk mendapat kepuasan seksual yang semu (penodaan diri). Hal ini terjadi karena remaja telah menyadari bahwa tindakan sosial dan hukum itu dilarang. Oleh karena itu, pencegahan tindakan onani perlu dilakukan secara paedogogis.

Masa-masa tahun ini dinamakan masa pubertas. Pada usia beberapa persis masa puber ini dimulai sulit ditetapkan, oleh karena cepat lambatnya menstruasi pada anak  perempuan atau mimpi basah pada anak laki-laki sangat tergantung pada kondisi tubuh masing-masing individu. Jadi sangat bervariasi, ada wanita yang sudah menstruasi pada umur 9 atau 10 tahun dan ada juga yang baru menstruasi baru berumur 17 tahun.

Jika menentukan titik aawal dari masa remaja sudah cukup sulit, menentukan titik  akhirnya lebih sulit lagi, karena remaja dalam arti luas jauh lebih besar jangkauannya dari masa puber itu sendiri. Remaja yang berarti tumbuh kearah kematangan baik secara fisik  maupun kematangan sosial psikologis.

3. Batasan Remaja menurut WHO

Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana :

a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai saat ia menunjukkan tanda-tanda.

b. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

4. Remaja ditinjau dari faktor Sosial Psikologis

(16)

psikologis dan pada identyifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Puncak  perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi "entropy" ke kondisi " Negen-tropy".

• Entropy adalah : Keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi. Walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan, perasaan dan sebagainya) namun isi-isi tersebut belum saling terkait dengan baik sehingga belum bisa berfungsi secara maksimal. Isi kesadaran masih saling bertentangan, saling tidak berhubungan sehingga mengurangi kerjanya dan menimbulkan pengahaman yang kurang menyenangkan buat orang bersangkutan.

• Kondisi Negen-tropy adalah : Dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikap. Orang dalam keadaan negentropy ini merasa dirinya sebagai kesatuan yang utuh dan bisa bertindak dengan tujuan yang jelas, ia tidak perlu dibimbing lagi untuk bisa mempunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi.

5. Defenisi Remaja untuk masyarakat Indonesia

Menurut Sarlito (1991) tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku secara Nasional. Masalahnya adalah karena Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat dan tingkatan sosial ekonomi maupun pendidikan. Di Indonesia kita menjumpai masyarakat golongan atas yang sangat terdidik dan menyerupai masyarakat di negara barat dan kita menjumpai masyarakat semacam masyarakat di Samoa.

Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia dapat digunakan bâtas usia 11 -24 tahun dan belum menikah. Pertimbangan adalah sebagai berikut :

1. Usia 22 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai

nampak (kriteria fsik)

2. Dibanyak masyarakat Indonsia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut

adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial)

3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempumaan perkembangan jiwa seperti

tercapainya identitas diri (ego identity) tercapainya fase génital dari perkembangan kognitif (Piaget) maupun moral (Khohlberg)

(17)

yang sampai bâtas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang Iain, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa. Status perkawinan sangat menentukan karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Seorang yang sudah menikah pada usia berapa pun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga. Rentangan usia dalam masa remaja tampak ada berbagai pendapat, walaupun tidak terjadi pertentangan.

• Bigot, Kohnstam dan Pallland mengemukakan bahwa masa pubertas berada pada

usia 15 -18 tahun.

• Hurlocck (1964) remaja antara 13-21.

• WHO menetapkan remaja umur 19 - 20 tahun (10 -14,15-20 tahun). • Perserikatan bangsa-bangsa menetapkan remaja usia 15 - 21 tafhun.

C. Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer pada hakekatnya merupakan kebutuhan biologis atau organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif asli. Contoh kebutuhan primer itu antara lain : makan, minum, bernafas dan kehangatan tubuh. Pada tingkat remaja dan dewasa kebutuhan primer ini dapat bertambah yaitu kebutuhan seksuaL Sedangkan kebutuhan sekunder umumnya merupakan kebutuhan yang didorong oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya kebutuhan untuk mengejar pengetahuan, kebutuhan akan hiburan, kebutuhan mengikuti pola hidup bermasyarakat, kebutuhan akan hiburan, alat transportasi dan semacamnya.

Klasifikasi kebutuhan menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder sering digunakan, namun pengklasifikasian semacam itu sering membingungkan. Oleh karena itu Cole dan Bruce (1959) (Oxendine, 1984 : 227) membedakan kebutuhan menjadi dua kelompok yaitu kebutuhan fisiologis dan kebutuhan psikologis. Pengelompokan ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Murray (1938) (Oxendine, 1984 : 227) yang dianjurkan dengan istilah yang berbeda, yaitu kebutuhan Viscerogenic dan kebutuhan psycogenic.

Beberapa contoh kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah makan minum, istirahat, seksual, perlindungan diri. Sedangkan kelompok kebutuhan psikologis, seperti yang dikemukakan Maslow (1984) mencakup : 1). Kebutuhan untuk memiïïki sesuatu, 2)

(18)

Kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, 3) kebutuhan akan keyakinan diri dan 4 ) kebutuhan aktualisasi diri.

Remaja sebagai individu atau manusia pada umumnya juga mempunyai kebutuhan dasar tersebut. Secara Iengkap kebutuhan dasar secara individu dapat digambarkan :

Deskripsi

Karakteristik  

1. Kebutuhan jasmaniah, Kebutuhan yang terkait dengan 2. Kebutuhan keamanan Kebutuhan pertahanan diri, khususnya

akan pengakuan pemeliharaan dan pertahanan diri, 3. Kebutuhan Harga DM bersifat individual

4. Kebutuhan akan aktualisasi diri Kebutuhan yang terkait langsung dengan pengembangan diri yang relatif kompleks,

Keempat macam kebutuhan tersebut bersifat l^hirarki, dari kebutuhan yang bertingkat rendah yaitu : kebutuhan jasmaniah, sampai dengan kebutuhan yang bertingkat tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri

Hirarki kebutuhan diatas sejalan dengan teori kebutuhan yang dikemukakan Dr. Abraham Maslow yaitu :

Kebutuhan sebelumnya adalah kebutuhan untuk memiliki, baik pemilikan itu berkaitan dengan lingkungan manusia maupun yang berkaitan dengan kebendaan. Dalam tingkat perkembanagan tertentu, seorang individu berupaya untuk memiliki benda-benda yang disenangi. Dengan munculnya kebutuhan tersebut berarti dalam dirinya telah terjadi kontak dengan dunia luar dirinya, dengan "yang lain atau n'Aff. Sebagaimana dikatakan didepan kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan yang berkaitan dengan

Gambar  piramid

(19)

kepentingan jasmaniah atau organisme, baik yang berkaitan dengan usaha mengembangkan diri, memperoleh keamanan, maupun mempertahankan diri.

Kebutuhan Remaja, masalah dan konsekuensinya

Masa remaja merupkan masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa dewasa. Hall (Dalam Liekerd, dkk 1974 : 478) memandang bahwa masa remaja ini sebagai masa "Strom and stress". la menyatakan bahwa selama masa remaja banyak masalah yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati diri remaja dilakukan dengan berbagai pendekatan, agar  ia dapat mengaktualisasikan diri secara baik. Aktualisasi diri merupakan bentuk kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya. Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat diklasifikasikan menjadi kelompok kebutuhan yaitu :

• Kebutuhan organik seperti makan, minum, bernafas, seks.

• Kebutuhan emosional yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan

dari pihak lain dikenal dengan n'aff.

• Kebutuhan berprestasi atau need achievment yang dikenal dengan n'Ach, yang

berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekahgus menunjukkan kemampuan psiko- fisis.

• Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis

pertumbuhan fisik dan perkembangan sosio-psikologis dimasa remaja. Pada dasarnya merupakan kelanjutan, yang dapat diartikan penyempurnaan, proses pertumbuhan dan perkembangan sebelumnya. Seperti hal nya pertumbuhan fisik yang ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder  merupakan awal masa remaja sebagai indikator menuju ketingkat kematangan fungsi seksual seseorang. Sekalipun diakui bahwa kebutuhan dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja masih mencakup kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis lebih menonjol. Bahwa antara kebutuhan keduanya (fisik  dan psikologis) saling terkait. Oleh karena itu pembagian yang memisahkan kebutuhan atas dasar kebutuhan fisik dan psikologis pada dasarnya sulit dilakukan secara tegas. Sebagai contoh "makan" adalah upaya untuk  memenuhi kebutuhan fisik, akan tetapi pada jenjang masa remaja "makan bersama dengan orang tertentu orang lain", makan dengan mengikuti aturan atau norma yang berlaku didalam budaya kehidupan masyarakat merupakan kebutuhan yang tidak hanya dikelompokkan sebagai kebutuhan flsik semata. Kebutuhan tersebut dapat dikelompokkan

(20)

kedalam kebutuhan sosial emosional.

Disamping itu remnaja membutuhkan pengakuan akan kemampuannya yang menurut maslow kebutuhan ini disebut kebutuhan penghargaan . Remaja membutuhkan penghargaan dan pengakuan bahwa ia atau mereka telah mampu berdiri sendiri, mampu melaksanakan rugas-tugas seperti yang dilakukan oleh orang dewasa, dan dapat bertanggung jawab atas sikap dan perbuatan yang dikerjakannya. Faktor non fisik yang secara integratif tergabung didalam faktor-faktor sosial atau psikologi dijiwai oleh tiga potensi dasar yang dimilkiki manusia yaitu pikir, rasa dan kehendak keriganya secara potensial mendorong munculnya berbagai kebutuhan. Remaja telah memahami berbagai aturan di dalam kehidupan masyarakat dan tentu saja ia atau mereka berupaya untuk  mengikuti aturan-aturan itu.

Dalam kehidupan dunia modem manusia tidak saja hanya berpikir tentang kebutuhan pokok mereka telah lebih maju pemikirannya telah bercakrawala luas. Oleh karena itu kebutuhan pokoknya juga sudah berkembang. Pendidikan dan hiburan misalnya didalam masyarakat modem telah menjadi kebutuhan hidup yang mendesak bahkan telah masuk dalam daftar kebutuhan pokok. Kini anda dapat mengamati kingkungannnya, bahwa perilaku kehidupan manusia telah begitu kompleks. Perubahan ini tentu saja ada faktor yang mendorong dan mempengaruhinya. Dalam menghadapi masalah dan perkembangan sosial psikologis, menjadi manusia berprestasi telah merupakan kebutuhan sosial yang membimbingnya untuk berhasil dan lebih lanjut untuk menjadi orang berprestasi yang berhasil.

Beberapa masalah yang dighadapi remaja yang sehubungan dengan kebutuhan/ kebutuhannya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Upaya untuk dapat mengubah sikap dan perilaku

kekanak-kanankan menjadi sikap dan perilaku dewasa tidak semuanya dapat dengan mudah untuk dicapai baîk oleh remaja laki-laki maupun perempuan. Pada masa ini remaja mengahadapi tugas-tugas dalam perubahan sikap dan perilaku yang besar, sedang dilain pihak harapan di tumpukan pada remaja muda untuk dapat meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap-sikap dan pola perilaku-perilaku. Kegagalan dalam mengatasi ketidak kuasaan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri, dan akibat Iebih Ianjut dapat menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau sebaliknya. Bersikap tidak percaya diri, pendiam atau harga diri kurang.

2. Seringkali remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya. Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya. Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi. Ketidak serasian proporsi

(21)

tubuh ini sering menimbulkan kejengkelan, karena karena ia (mereka) sulit untuk  mendapatkan pakaian yang pantas juga hal itu trampak pada gerakan atau perilaku yang kelihatannya ragu dan tidak pantas.

3. Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan

kebingungan remaja untuk memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan perilaku yang menentang norma. Pandangannya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan bagi remaja laki-laki dapat berperilaku yang "menentang norma" dan bagi remaja perempuan akan berperilaku "mengurung diri" atau menjauhi pergaulan dengan sebaya lain jenisnya. Apabila kematangan seksual itu tidak mendapatkan arahan atau penyaluran yang tepat dapat berakibat negatip. Konsekuensi yang diderita sering berbentuk pelarian yang bertentangan dengan norma susila dan sosial, seperti homoseksual, lari kekehidupan"hitam" atau melacur dan semacamnya. Bagi remaja pria secara berkelompok kadang-kadang mencoba pergi bersama-sama kelokasi "berlampu merah" atau lokasi WTS. Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu mendambakan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan, kebanyakan akan menghadapi berbagai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional, seperti perilaku yang over akting atau lancang, dan semacamnya . Kehidupan bermasyarakat banyak menuntut remaja imtuk banyak menyesuaikan diri , namun yang terjadi tidak semuanya selaras. Dalam hal terjadi ketidak selarasan antar  pola kehidupan masyarakat dan perilaku yang menurut remaja baik, haï ini dapat berakibat kejengkelan remaja selalu disalahkan dan akibat mereka prustasi dengan tingkah lakunya sendiri.

5. Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis, akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan. Penyesuaian sosial merupakan salah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja. Mereka bukan saja harus menghadapi satu arah kehidupan, yaitu keragaman norma dalam kehidupan bersama dalam masyarakat, tetapi juga norma baru dalam kehidupan sebaya remaja dan kuatnya pengaruh kelompok sebaya 6. Berbagai norma dan nilai yang berlaku didalam hidup bermasyarakat merupakan

masalah sendiri bagi remaja sedang dipihak remaja merasa memiliki nilai dan norma kehidupannya yang dirasa lebih sesuai dalam haï ini para remaja menghadapi perbedaan nilai dan norma kehidupan. Menghadapi perbedaan norma ini merupakan kesulitan sendiri bagi kehidupan remaja sering kali perbedaan norma yang berlaku dan norma yang dianutnya memmbulkan perilaku yang menyebabkan dirinya dikatakan

(22)

"nakal".

D. Usaha-usaha pemenuhan kebutuhan remaja dan implikasinya dalam

penyelenggaraan pendidikan

Pemenuhan kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus dipenuhi karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar (survival). Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa di masa perkembangan sebelumnya, kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi, terutama ekonomi keluarga. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan fisik ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi dan perkembangan psiko-sosial seorang individu. Menghadapi kebutuhan ini latihan kebersihan, hidup teratur dan sehat sangat perlu ditanamkan oleh orang tua sekolah dan Iingkungan masyarakat kepada anak-anak  dan para remaja. Realisasi hal ini disekolah adalah pendidikan kesehatan, pendidikan jasmani dan pentingnya usaha kesehatan sekolah (UKS).

Khusus kebutuhan seksual, yang ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja, usaha pemenuhannya harus mendapatkan perhatian khusus dari orang tua, terutama ibu. Sekalipun kebutuhan seksual merupakan bagian dari kebutuhan fisik, namun hal ini menyangkut faktor lain untuk diperhatikan dalam pemenuhannya. Orang tua harus cukup tanggap dan waspada serta secara dini menjelaskan dan memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual bagi remaja (terutama wanita) dan arti seksual dalam kehidupan secara luas. Pemenuhan kebutuhan dan dorongan seksual pada remaja, dimana pada saat itu mereka telah menyadari akan adanya norma agama, sosial dan hukum maka banyak  dilakukan secara diam-diam aktivitas onani atau masturbasi.

Pendidikan seksual di sekolah dan terutama didalam keluarga harus mendapatkan perhatian. Program bimbingan keluarga bimbingan perkawinan dapat dilakukan secara periodik oleh setiap organisasi ibu-ibu dan organisasi wanita pada umumnya . Sekolah sekali-kali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan ceramah-ceramah tentang masalah-masalah remaja khususnya masalah seksual.

(23)

BAB III

PROSES BELAJAR DAN IMPLIKASINYA

A.

PENGERTIAN BELAJAR  

Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan Iingkungannya, dan dengan adanya proses belajar inilah manusia dapat mempertahankan hidupnya (survival). Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi itu harus secara relatif bersifat permanen (menetap) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immédiate behavior), tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman.

Berikut ini akan diketengahkan pengertian belajar dari beberapa pakar aliran psikologi :

1. Belajar menurut B. F. Skinner (dalam Margaret 1991) Dari aliran Behaviorisme:

belajar adalah suatu perilaku. Pada saat belajar responnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila tidak belajar maka responnya menurun.

2. Belajar menurut Robert Gagne (1985) - Aliran Kognitif: belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabiîitas sehingga setelah belajar seseorang memperoleh keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

3. Belajar menurut Jean Piaget (dalam Margaret 1991) - aliran kognitif: belajar adalah membentuk pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan sehingga intelek  berkembang.

4. Belajar menurut Rogers (dalam Margaret 1991) - Aliran huministik; belajar adalah mempelajari hal-hal yang bermakna dengan keterlibatan siswa itu sendiri secara penuh dan sungguh-sungguh.

5. Belajar menurut Wolfgang Kohler (dalam Margaret 1991) - Aliran Gestalt: belajar  adalah perubahan dalam proses persepsi merupakan landasan bagi belajar.

6. Belajar menurut Ivan Pavlov (dalam Margaret 1991) Aliran Behavioristik: bahwa hasil belajar itu merupakan suatu respons yang dikondisikan.

(24)

karena adanya hubungan segitiga antara Iingkungan, faktor pribadi, dan tingkah Iaku. Jadi, pengertian tentang belajar adalah: perubahan tingkah Iaku manusia berupa keterampilan, pengetahuan, sikap, nilai, melalui respon dan lingkungannya.

B.

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR  

Salah satu tugas guru adalah mengajar dan dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip belajar tertentu agar bertindak secara tepat. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar, guru memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.

Dari berbagai prinsip belajar yang dikemukakan berikut ini merupakan upaya untuk  meningkatkan pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan: perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

a.

Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar karena pengolahan informasi tidak akan terungkap tanpa perhatian. Perhatian terhadap pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu kebutuhan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi

untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada, maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya.

Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Moiivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya inteiigensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat

(25)

menentukan keberhasilan belajar siswa belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan.

Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minât. Siswa yang memiliki minât terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.

Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minât. Siswa yang memiliki minât terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan dengan minât siswa dan tidak  bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Sikap siswa, seperti halnya motif menimbulkan dan mengarahkan aktivitasnya. Siswa yang menyukai matematika akan merasa senang belajar matematika dan terdorong untuk  belajar lebih giat, demikian pula sebaliknya. Karena guru berkewajiban menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata-mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Insentif, suatu hadiah yang diharapkan diperoleh sesudah melakukan kegiatan, dapat menimbulkan motif. Hal ini merupakan dasar teori belajar B. F Skinner dengan operant conditioning-nya.

Motivasi dapat bersifat internai, artinya datang dari dalam diri sendiri, dan dapat pula bersifat eksternal, artinya datang dari Iuar atau dari orang lain seperti: guru, orang tua, teman dan sebagainya.

Motivasi dibedakan atas motif intrinsik dan motif ektrinsik Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. contohnya: seorang siswa yang dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pel ajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.

Sedangkan ekstrinsik, adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya. Contohnya: siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapat ijazah. Naik kelas atau mendapat ijazah adalah "penyerta" dari keberhasilan belajar.

Motif intrinsik dapat bersifat internat datang dari dalam diri sendiri; dan dapat juga bersifat eksternal; datang dari luar. Motif entrinsik dapat juga bersifat internai maupun eksternal.

(26)

motif'. Contohnya: seorang siswa belajar di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LFTK), karena menuruti keinginan orang tuanya supaya jadi guru. Mula-mula motifnya adalah ekstrinsik (karena ia hanya ingin menyenangkan hati orang tuanya), tetapi setelah belajar beberapa lama di LFTK, ia menyenangi mata-mata pelajaran yang dipelajarinya dan senang menjadi guru. Jadi, motif pada siswa itu yang semula ekstrinsik menjadi intrinsik.

a.

Keaktifan

Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai aspirasinya sendiri. Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin apabila anak akrif mengalami sendiri. John Dewey (dalam Davies, 987) mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakannya untuk dirinya sendiri, maka inisiatif haras datang dari diri siswa, guru sekedar menjadi pembimbing dan pengarah.

Menurut teori Kognitif, belajar mennnjukkan jiwa yang sangat aktif, jiwa yang mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari sendiri, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar, anak  mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisi, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

b.

Keterlibatan langsung/pengalaman

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh John Dewey dengan "Learning by Doing" bahwa belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik secara individu maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving), guru bertindak  sebagai pembimbing dan fasilitator (guru hanya menyediakan fasilitas).

Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik saja, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan

(27)

internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

Belajar melalui pengalaman langsung, siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Contohnya: seseorang yang belajar membuat tempe, yang paling baik apabila ia terlibat langsung dalam cara pembuatan (direct performance), bukan sekedar melihat orang bagaimana membuat tempe (demonstrating), apalagi sekedar  mendengar orang bercerita bagaimana cara pembuatan tempe (telling).

c.

Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan, barangkali yang paling tua adalah dikemukakan oleh "Teori Dmu Jawa Daya". Menurut teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas: daya pengamatan, tanggapan, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir. Dengan mengadakan pengulangan, maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.

Demikian pula "teori psikologi asosiasi" menekankan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons yang besar. Teori lain adalah "teori conditioning classic" dimana belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons, maka pada psikologi conditioning, respons timbul bukan saja oleh stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan. Banyak tingkah laku manusia yang terjadi karena kondisi, contohnya: siswa berbaris sebelum masuk ke kelas karena mendengar lonceng berbunyi, kendaraan harus berhenti karena lampu merah. Menurut teori ini, perilaku individu dapat dikondisikan dan belajar merupakan upaya untuk  mengkondisikan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu.

Mengajar adalah membentuk kebiasaan mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi kebiasaan. Ketiga teori di atas menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda. Yang pertama, pengulangan itu untuk melatih daya-daya jiwa, sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan.

(28)

d.

Tantangan

Dalam situasi belajar, siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar,

sehingga timbul motif untuk mengatasi hambatan itu dapat diatas, artinya tujuan belajar  telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru.

Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk  menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi, akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi tersebut. bahan belajar yang telah diolah secara tuntas oleh guru sehingga siswa menyalin dan menghafalnya, merupakan haï yang kurang baik.

e.

Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan, terutama ditekankan oleh "teori belajar Opérant Conditioning" dari B. F. Skinner. Kalau pada teori Conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada Opérant Conditioning yang diperkuat adalah responsnya. Kunci dari teori ini adalah "Iaw of effec-nya Thorndike". Siswa akan belajar Iebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh bagi usaha belajar selanjutnya.

Siswa yang belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik akan mendorong anak untuk belajar lebih giat. Nilai yang baik itu merupakan "Opérant Conditioning" atau penguatan positif. Sebaliknya siswa yang mendapat nilai jelek, akan merasa takut naik kelas, sehingga giat, dan hal ini disebut "penguatan négatif'. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode di atas akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.

f.

Perbedaan Individual

(29)

tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada: karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya.

Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individual perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Dalam sistem klasikal, perbedaan individual ini kurang mendapat perhatian, pembelajaran lebih ditekahkan pada kemampuan rata-rata. Agar perbedaan individual ini terlayani sebagaimana mestinya, seorang guru dapat menggunakan strategi atau metode belajar  mengajar yang bervariasi, penggunaan média pembelajaran, tugas-tugas disesuaikan dengan minât dan kemampuan siswa, bagi siswa yang relatif pandai diberi pelajaran tambahan bersifat pengayaan, sedangkan bagi siswa yang kemampuannya cenderung lemah diberikan brmbingan belajar.

C.

PROSES PSIKOLOGI BELAJAR SISWA

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif sehingga tingkah Iakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil belajar. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan, itulah sebabnya belajar disebut "suatu proses".

Secara khusus untuk pendidikan dasar (dalam hal ini sekolah dasar yang usianya sekitar 6,0 - 12,0 tahun) harus mendapat perhatian serius para pendidik dikaitkan dengan masa pra remaja. Baik dari segi pertumbuhan maupun perkembangan siswa usia SD ini merupakan titik tolak penanaman cara belajar yang tepat dan membantu mereka dengan strategi yang "memudahkan mereka belajar".

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan proses psikologi belajar siswa khususnya usia sekolah dasar antara lain :

1. Faktor-faktor stimuli belajar 

Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini adalah: segala hal di luar individu yang merangsang mereka untuk melakukan perbuatan belajar, mencakup hal-hal seperti berikut :

a. Panjangnya bahan pelajaran: oleh panjangnya bahan pelajaran dan panjangnya waktu belajar dapat menimbulkan "interferensi = gangguan kesan ingatan) yang menyebabkan kelelahan dan kejemuan siswa.

(30)

mempengaruhi kecepatan belajar, oleh sebab itu tingkatan kesuhtan bahan pelajaran haras pula sesuai dengan kemampuan siswa.

c. Mengenal bahan pelajaran: artinya bahan pelajaran dapat dikenal, bahan yang memungkinkan individu belajar karena individu mengenalnya. Bahan pelajaran yang tidak dikenal oleh siswa akan sangat "tidak berarti" bagi siswa (verbal) sehingga tidak ada pengertian individu terhadap bahan tersebut.

d. Berat ringannya tugas : hal ini ada kecenderungan dengan usia siswa, namun demikian tugas yang ringan mengurangi tantangan belajar, sebaliknya tugas yang berat membuat siswa menjadi jera.

e. Suasana lingkungan eksternal: pengertian lingkungan eksternal menyangkut banyak hal antara lain: cuaca (suhu, mendung, hujan, lembab); waktu (pagi, siang, sore, malam); kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah, pengaturan kelas, ketenangan, kegaduhan); penerangan (berlampu, bersinar matahari, gelap, remang-remang). Faktor-faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam akrivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya.

2. Faktor-faktor Metode Belajar

a. Kegiatan berlatih/praktek 

Berlatih yang dilakukan secara marathon dapat melelahkan dan membosankan, sehingga latihan yang terdistribusi menjamin terpeliharanya stamina dan kegairahan belajar.

b. Resitasi selama belajar 

Untuk meningkatkan kemampuan membaca dengan jalan menghafal bahan bacaan. Apabila bahan tersebut telah hafal, akan dilanjutkan pada bahan berikutnya.

c. Pengenalan hasil belajar 

Siswa perlu mengetahui kemajuan belajarnya, agar ia dapat meningkatkan upaya belajarnya.

d. Penggunaan media pembelajaran yang Iengkap:

Baik alat pembantu pembelajaran elektronik maupun non elektronik. e. Bimbingan belajar :

Gambar

Gambar  piramid

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diduga karena dosis vitamin C pada perlakuan D (24 mg/ 100 g) yang diimbangi dengan protein 35,01% dapat membantu pertahanan tubuh kepiting bakau ( Scylla

Loyalitas konsumen menurut Assael (1992) adalah pembelian kembali karena komitmen untuk yakin terhadap merek atau perusahaan. Selanjutnya Assael mengungkapkan bahwa.. loyalitas

Dari kalkulus diketahui bahwa teorema Taylor memberikan barisan pendekatan se- buah fungsi yang memiliki turunan pada sebuah titik menggunakan suku banyak atau polinomial..

Pola asuh orang tua yang baik untuk membentuk anak dan melatih perkembangan anak ialah dengan pola asuh authoritative, karena dengan pola asuh ini anak akan

Salah satu penyumbang logam berat sebagai pencemar ekosistem perairan adalah limbah industry yang secara sengaja maupun tidak sengaja dibuang ke air.. Logam-logam berat dalam

Maka dari itu, pengadaan tanah yang dilakukan oleh pemerintah adalah bersifat untuk kepentingan umum dan sudah didasari oleh pertimbangan bagi berbagai

KEPALA BADAN PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN, DAN ASET DAERAH BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

dengan sub-sub bab pembahasan, yaitu: 1.1 Veda Pengetahuan Mahaluas Menginspirasi Para Ilmuwan; 1.2Teori Vedantatentang Penciptaan; 2.1 Teori Penciptaan Jagadraya sebagai Sebuah