• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sudah hampir tiga abad kopi diusahakan penanamannya di Indonesia untuk. 1978). Lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan oleh rakyat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sudah hampir tiga abad kopi diusahakan penanamannya di Indonesia untuk. 1978). Lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan oleh rakyat."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

10

II.

TINJAUANPUSTAKA

2.1 Tanaman Kopi

2.1.1 Definisi dan perkembangannya

Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam famili

Rubiaceae. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai tinggi 12

m (Danarti dan Najiyati, 1999). Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor yang mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia, di samping merupakan salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa Barat. Sudah hampir tiga abad kopi diusahakan penanamannya di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri dan luar negeri (Siswoputranto, 1978). Lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan oleh rakyat. Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, akan tetapi yang paling sering dibudidayakan dan diperdagangkan adalah kopi arabika, robusta, dan liberika (Danarti dan Najiyati, 1999).

Tanaman kopi dipercaya berasal dari benua Afrika kemudian menyebar ke seluruh dunia. Saat ini kopi ditanam meluas di Amerika Latin, Asia-Pasifik, dan Afrika. Pohon kopi bisa tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim tropis dan subtropis meliputi dataran tinggi maupun dataran rendah. Kopi dipanen untuk diambil bijinya kemudian dijadikan minuman atau bahan pangan lainnya.

Di Indonesia, tanaman kopi dibawa oleh bangsa Belanda pada tahun 1896. Mereka memperkenalkan jenis kopi arabika. Pada perkembangannya, terjadi serangan penyakit karat daun (HV) yang menyebabkan kematian tanaman secara

(2)

masal. Kemudian pemerintahan kolonial memperkenalkan jenis kopi liberika dan robusta yang lebih tahan penyakit HV.

2.1.2 Jenis kopi budidaya

Jenis kopi yang paling populer adalah arabika. Para penikmat kopi menghargai jenis kopi arabika lebih dibanding jenis kopi lainnya. Faktor penentu mutu kopi selain jenisnya antara lain habitat tumbuh, teknik budidaya, penanganan pasca panen dan pengolahan biji. Jenis kopi yang ada di bumi ini sangat banyak ragamnya. Namun hanya empat jenis kopi yang dibudidayakan dan diperdagangkan secara masal. Sebagian hanya dikoleksi pusat-pusat penelitian dan ditanam secara terbatas. Sebagian lagi masih tumbuh liar di alam.

Dikutip dari Alamtani.com (2014), terdapat empat jenis kopi yang banyak dibudidayakan di dunia, yaitu jenis kopi arabika, robusta, liberika, dan excelsa. Sekitar 70% jenis kopi yang beredar di pasar dunia adalah kopi arabika. Disusul jenis kopi robusta menguasai 28%, sisanya adalah kopi liberika dan excelsa.

a. Kopi arabika

Kopi arabika (Coffea arabica) merupakan jenis kopi yang paling disukai karena rasanya dinilai paling baik. Jenis kopi ini disarankan untuk ditanam di ketinggian 1000 s.d 2100 meter dpl. Namun masih bisa tumbuh baik pada ketinggian di atas 800 meter dpl. Bila ditanam di dataran yang lebih rendah, jenis kopi ini sangat rentan terhadap penyakit HV.

Arabika akan tumbuh optimal pada kisaran suhu 16 s.d 20oC. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, kopi arabika membutuhkan bulan kering sekitar tiga bulan per tahun. Arabika mulai bisa dipanen setelah berumur empat

(3)

tahun. Dengan produktivitas rata-rata sekitar 350 s.d 400 kg/ha/tahun. Namun bila dipelihara secara intensif bisa menghasilkan hingga 1500 s.d 2000 kg/ha/tahun.

Apabila telah matang, buah arabika berwarna merah terang. Buah yang telah matang mudah sekali rontok, jika dibiarkan buah tersebut akan menyerap bau-bauan yang ada di tanah sehingga mutunya turun. Arabika sebaiknya dipanen sebelum buah rontok ke tanah. Rendemen atau persentase antara buah yang panen dengan biji kopi (green bean) yang dihasilkan sekitar 18 s.d 20%.

Para petani kopi arabika biasa mengolah buah kopi dengan proses basah. Meski memerlukan biaya dan waktu lebih lama, tetapi mutu biji kopi yang dihasilkan jauh lebih baik.

b. Kopi robusta

Kopi robusta (Coffea canephora) lebih toleran terhadap ketinggian lahan budidaya. Jenis kopi ini tumbuh baik pada ketinggian 400 s.d 800 meter dpl dengan suhu 21 s.d 24oC. Budidaya jenis kopi ini sangat cocok dilakukan di dataran rendah dimana kopi arabika rentan terhadap serangan penyakit HV. Dahulu setelah ada serangan penyakit HV yang masif, pemerintah kolonial mereplanting tanaman kopi arabika dengan kopi robusta.

Jenis kopi robusta lebih cepat berbunga dibanding arabika. Dalam waktu sekitar 2,5 tahun robusta sudah mulai bisa dipanen meskipun hasilnya belum optimal. Produktivitas robusta secara rata-rata lebih tinggi dibanding arabika yakni sekitar 900 s.d 1.300 kg/ha/tahun. Dengan pemeliharaan intensif produktivitasnya bisa ditingkatkan hingga 2000 kg/ha/tahun.

Untuk berbuah dengan baik, jenis kopi robusta memerlukan waktu panas selama 3 s.d 4 bulan dalam setahun dengan beberapa kali hujan. Buah robusta

(4)

bentuknya membulat dan warna merahnya cenderung gelap. Buah robusta menempel kuat di tangkainya meski sudah matang. Rendemen kopi robusta cukup tinggi sekitar 22%. Para penggemar kopi menghargai robusta lebih rendah dari arabika. Karena harganya yang murah, para petani seringkali mengolah biji kopi robusta dengan proses kering yang lebih rendah biaya.

c. Kopi liberika

Kopi liberika (Coffea liberica) bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah di mana robusta dan arabika tidak bisa tumbuh. Jenis kopi ini paling tahan pada penyakit HV dibanding jenis lainnya. Mungkin inilah yang menjadi keunggulan kopi liberika. Ukuran daun, percabangan, dan tinggi pohon jenis kopi liberika lebih besar dari arabika dan robusta.

Kopi liberika mutunya dianggap lebih rendah dari robusta dan arabika. Ukuran buahnya tidak merata, ada yang besar ada yang kecil bercampur dalam satu dompol. Selain itu rendemen kopi liberika juga sangat rendah yakni sekitar 12%. Hal ini yang membuat para petani malas menanam jenis kopi ini.

Produktivitas jenis kopi liberika ada pada kisaran 400 s.d 500 kg/ha/tahun. Liberika dapat berbunga sepanjang tahun dan cabang primernya dapat bertahan lebih lama. Dalam satu buku bisa berbunga lebih dari satu kali. Di Indonesia, jenis kopi ini ditanam di daerah Jawa dan Lampung.

d. Kopi excelsa

Kopi excelsa (Coffea excelsa) merupakan salah satu jenis kopi yang paling toleran terhadap ketinggian lahan. Kopi ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah mulai 0 s.d 750 meter dpl. Selain itu, kopi excelsa juga tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan.

(5)

Pohon kopi excelsa bisa menjulang hingga 20 meter. Bentuk daunnya besar dan lebar dengan warna hijau keabu-abuan. Kulit buahnya lembut, bisa dikupas dengan mudah oleh tangan. Kopi excelsa memiliki produktivitas rata-rata 800 s.d 1.200 kg/ha/tahun. Kelebihan lain jenis kopi excelsa adalah bisa tumbuh di lahan gambut. Di Indonesia, excelsa ditemukan secara terbatas di daerah Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Keempat jenis kopi tersebut merupakan jenis-jenis kopi yang paling umum ditemui dalam perdagangan global. Namun, berdasarkan penelusuran literatur, terdapat ribuan spesies kopi di dunia. Adapun beberapa jenis lainnya seperti

Coffea dewevrei, Coffea khasiana, Coffea arnoldiana, Coffea abeokutae, Coffea wightiana, Coffea bengalensis, Coffea traverncorensis, Coffea recemosa, Coffea salvatrix, Coffea congenis, Coffea kapakata, Coffea stenophylla, Coffea eugenioides, Coffea recemosa, Coffea zanguebariae, dan sebagainya (Alamtani.com, 2014).

2.2 Manajemen Pemasaran 2.2.1 Pengertian pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu fungsi bisnis manajemen perusahaan yang langsung menghasilkan penerimaan (output) bagi perusahaan. Menurut Kotler (2000) pemasaran adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dalam menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

(6)

Kotler (1997), menyatakan bahwa pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, mengidentifikasi dan mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran mana yang paling baik yang dapat dilayani, menentukan berbagai produk dan jasa, serta program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berpikir dan melayani pelanggan.

Menurut Swastha dalam Amin (2008), pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dengan demikian pemasaran adalah salah satu fungsi manajemen perusahaan yang langsung menghasilkan penerimaan (output) bagi perusahaan melalui proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran penetapan harga, promosi, serta penyaluran barang atau jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi keinginan konsumen.

2.2.2 Strategi pemasaran

Ditinjau dari asal usul katanya, strategi berasal dari bahasa Yunani (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Selain itu, strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana alokasi atau pengerahan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu (Thaufik dalam Amin, 2008). Dalam melaksanakan pemasaran, perusahaan harus memiliki konsep pemasaran yang tepat sehingga pemasaran yang dijalankan akan lebih efektif daripada pesaing

(7)

dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan produk barang atau jasa kepada pelanggan. Konsep pemasaran berfokus kepada kebutuhan pembeli dan mempunyai gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan, dan akhirnya mengkonsumsi (Kotler, 2000)

Menurut Swastha dalam Amin (2008), bagian pemasaran mempunyai peranan aktif sejak dimulainya proses produksi semua kegiatan perusahaan untuk menghasilkan dan menjual barang yang didasarkan pada masalah pemasaran, sehingga secara difinitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Kotler (2000), konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam yang artinya konsep ini dimulai dari pasar yang berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan laba yang memuaskan pelanggan. Strategi merupakan rencana yang disatukan, luas, dan integritas yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui strategi yang tepat dari suatu organisasi.

Menurut Kotler (1997), strategi pemasaran terdiri atas prinsip-prinsip dasar yang melandasi manajemen untuk mencapai sasaran, bauran pemasaran, dan alokasi pemasran. Dalam strategi pemasaran terdapat bauran pemasaran

(8)

(marketing mix) yang merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Keputusan-keputusan dalam bauran pemasaran dapat dikelompokan menjadi empat elemen yang terdiri atas produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion).

2.3 Manajemen Strategi

2.3.1 Definisi manajemen strategi

Manajemen strategi merupakan istilah yang banyak digunakan untuk menggambarkan proses keputusan yang merupakan fokus pembahasan ini. Menurut Umar (2008), manajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan antarfungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai di masa yang akan datang. Perencanaan strategi lebih terfokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

Rencana manajemen strategi untuk perusahaan ialah suatu rencana jangka panjang yang didasarkan pada analisis dan diagnosis lingkungan internal dan eksternal yang selanjutnya memformulasikan hasil analisis tersebut menjadi sebuah keputusan strategi yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir. Keputusan ini mencakup ruang lingkup bisnis, produk dan pasar yang harus dilayani, fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan dan kebijakan utama yang diperlukan untuk mengatur pelaksanaan keputusan untuk mencapai sasaran. Kebijakan menunjukkan bagaimana sumber harus dialokasikan dan bagaimana

(9)

tugas yang diberikan dalam organisasi harus dilaksanakan sehingga manajer tingkat fungsional dapat melaksanakan strategi itu dengan sebaik-baiknya.

David (2004) mendefinisikan manajemen strategi merupakan ilmu tentang perumusan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Menajemen strategi terfokus pada upaya memadukan menajemen pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Tujuan manajemen strategi adalah memanfaatkan dan menciptakan peluang-peluang baru dan berbeda di masa mendatang.

2.3.2 Proses manajemen strategi

Proses manajemen strategi adalah suatu paket komitmen, keputusan, dan langkah yang diharapkan bagi sebuah perusahaan untuk memiliki daya saing strategis dan menghasilkan keuntungan. Proses manajemen strategi bersifat dinamis. Input yang relevan serta akurat yang berasal dari analisis lingkungan internal maupun eksternal perusahaan diperlukan untuk merumuskan strategi yang efektif dan efisien serta penerapannya. Langkah strategi yang efektif dan efisien merupakan syarat untuk mencapai penampakan strategi dari daya saing strategi yang diharapkan (Hoskisson dalam Ardhanareshwari, 2010).

Proses manajemen strategi menurut David (2004) terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Formulasi strategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasikan peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan

(10)

kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang, membuat sejumlah strategi alternatif, dan memilih strategi yang akan dilaksanakan. Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi terhadap produk, pasar, sumberdaya dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu yang panjang. 2. Pelaksanaan strategis

Tahapan implementasi strategis merupakan tahap yang relatif paling rumit karena dalam implementasi strategi melibatkan seluruh individu dalam organisasi. Tahapan ini membutuhkan disiplin pribadi, komitmen dan, pengorbanan setiap individu yang terlibat. Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan. Strategi yang telah diformulasikan tetapi tidak diimplementasikan dengan baik tidak memiliki arti apapun. Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan dalam tahap implementasi strategi ini. Aktivitas ini mempengaruhi semua karyawan dan manajer dalam organisasi.

3. Evaluasi strategi

Evaluasi stretegi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi. Evaluasi strategi adalah cara pertama untuk memperoleh informasi. Strategi dapat diubah sewaktu-waktu karena faktor-faktor internal dan eksternal yang selalu berubah. Tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah (1) mengkaji ulang faktor-faktor ekternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterpakan sekarang, (2) mengukur kinerja, dan (3) melakukan tindakan korektif. Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini merupakan jaminan untuk keberhasilan di waktu yang akan datang.

Secara umum, Purwanto dalam Wulandari (2013) menuliskan penentuan strategi yang tepat bagi perusahaan dimulai dengan mengenali peluang dan

(11)

ancaman yang terkandung dalam lingkungan ekternal serta memahami kekuatan dan kelemahan pada aspek internal perusahaan. Dengan demikian, perusahaan mampu bersaing dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

2.3.3 Tahapan penyusunan strategi

Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua, yaitu : lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing elemen.

1. Analisis lingkungan internal

Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada di dalam suatu perusahaan. Analisis internal adalah proses perencanaan strategi menentukan letak kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Lingkungan internal menurut David (2004) merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen.

Dalam menganalisis lingkungan internal ada beberapa unsur yang dianalisis, yaitu diantaranya :

a. Manajemen dalam perusahaan

Manajemen dalam perusahaan merupakan pola hubungan di dalam perusahaan atau hubungan antar orang sehingga setiap pekerja dapat diarahkan dalam mencapai tujuan dan misi perusahaan.

(12)

b. Budaya perusahaan

Budaya perusahaan adalah sekumpulan kepercayaan, harapan dan nilai yang dipahami serta dilaksanakan oleh tiap-tiap anggota perusahaan dan akan membentuk perilaku orang-orang di dalam perusahaan tersebut.

c. Sumberdaya perusahaan

Sumberdaya perusahaan adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan guna mendukung perkembangan perusahaan, diantaranya sumberdaya manusia, sumberdaya produksi, sumberdaya keuangan, pemasaran serta penelitian dan pengembangan.

2. Analisis lingkungan eksternal

Umar (2008) menjelaskan, lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Faktor lingkungan eksternal terdiri dari :

a. Faktor ekonomi

Umar (2008) menjelaskan, kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah : siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga kerja.

(13)

b. Faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan

Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis, pendidikan dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial berubah maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan. Perusahaan juga harus dapat memperhatikan tentang hal-hal yang menyangkut faktor demografi diantaranya adalah ukuran populasi, distribusi geografi (lokasi/jalur distribusi sampai ke agen-agen), pencampuran etnis serta distribusi pendapatan.

c. Faktor politik dan kebijakan pemerintah

Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk menjalankan usaha. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang dengan baik adalah undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan sistem perpajakan (Umar, 2008).

d. Faktor teknologi

Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi suatu perusahaan maka harus disadari akan perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat memiliki dampak terhadap perencanaan perusahaan melalui pengembangan proses produksi dan pemasaran produk suatu perusahaan.

(14)

e. Pesaing

Intensitas persaingan cenderung meningkat apabila jumlah pesaing bertambah karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan (David, 2004). Strategi yang dijalankan oleh salah satu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Persaingan ini terjadi karena satu atau lebih pesaing melihat peluang untuk memperbaiki posisi.

2.4 Matriks Internal Eksternal (IE)

Untuk menentukan posisi perusahaan digunakan matriks Internal Eksternal (IE) yang merupakan matriks portfolio, maksudnya bahwa alat analisis ini dapat menggambarkan bagaimana posisi suatu unit bisnis strategis dalam industri. Rangkuni dalam Sugiarta (2013) mengungkapkan bahwa matrik IE terdiri dari sembilan bagian, adapun bagian-bagian dari matriks IE adalah: (I) strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal, (II) strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal, (III) strategi turnaround, (IV) strategi stabilitas, (V) strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas, (VI) strategi divestasi, (VII) strategi diversifikasi konsentrik, (VIII) strategi diversifikasi konglomerat, dan (IX) strategi likuiditas atau bangkrut.

2.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah identifikasi sistematis atas kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman berdasarkan analisis internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Dengan

(15)

analisis ini diharapkan perusahaan dapat menyusun strategi bersaing berdasarkan kombinasi antara faktor-faktor tersebut. Perumusan alternatif strategi dari matriks SWOT terdiri dari empat alternarif strategi, yaitu strategi S-O atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, strategi W-O atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk mernperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal, strategi S-T atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal, dan strategi W-T atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan eksternal (David, 2002)

2.6 Kerangka Pemikiran

UD. Lumbung Mas merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kopi biji menjadi kopi bubuk. Bahan baku yang digunakan untuk berproduksi adalah biji kopi robusta yang didapat dari petani ataupun pedagang pengumpul yang tersebar di daerah Tabanan dan Buleleng. Produk yang dihasilkan berupa kopi bubuk dalam kemasan dengan merek dagang Lumbung Mas. Kopi Lumbung Mas ini merupakan kopi bubuk murni tanpa campuran bahan baku lainnya. Kopi Lumbung Mas ini dipasarkan di beberapa daerah di Provinsi Bali dengan harga Rp. 52.000 per kilogram.

Semakin bertambahnya jumlah pendatang baru di pasaran, mengakibatkan berkurangnya pangsa pasar dan menyebabkan target pemasaran tidak dapat tercapai. Mengantisipasi adanya penurunan omset penjualan maka perusahaan

(16)

perlu mencari alternatif strategi untuk mencari pasar atau pelanggan yang baru. Untuk memperoleh keuntungan maksimal dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, maka UD. Lumbung Mas harus menerapkan strategi pemasaran yang baik dan tepat. Strategi yang baik bagi suatu unit usaha adalah strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi internal unit usaha yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan untuk memanfaatkan peluang dan mengantisipasi ancaman yang ada di dalam lingkungan yang selalu berubah dan semakin kompetitif.

Adanya penurunan pangsa pasar perlu dilakukan identifikasi lingkungan yang mempengaruhi keadaan tersebut dan menghasilkan gambaran umum lingkungan perusahaan yang terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Hasil dari pengumpulan data dari kedua faktor tersebut, analisis dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor lingkungan internal dan eksternal adalah IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan EFAS (External Factor Analysis

Summary).

Setelah menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal, dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu merumuskan strategi melalui pencocokan terhadap matrik Internal Eksternal (IE) untuk mendapatkan strategi tingkat korporat yang terinci dan memberikan gambaran tentang keadaan UD. Lumbung Mas saat ini. Tahap ini juga akan diperkuat dengan matriks SWOT, yaitu kekuatan (S), kelemahan (W). peluang (O), dan ancaman (T) untuk mendapatkan alternatif-alternatif strategi pada perusahaan. Berbagai alternatif strategi yang

(17)

didapatkan inilah yang nantinya akan direkomendasikan kepada perusahaan. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Strategi Pemasaran Kopi Bubuk Lumbung Mas, Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar.

UD. Lumbung Mas

Identifikasi masalah dan target yang belum tercapai

Faktor Lingkungan Internal: 1. Manajemen dalam

perusahaan 2. Sumberdaya

perusahaan

3. Budaya perusahaan

Faktor Lingkungan Eksternal :

1. Faktor ekonomi 2. Faktor sosbud

3. Faktor politik dan kebijakan pemerintah 4. Faktor teknologi 5. Pesaing

Matriks EFAS Matriks IFAS

Matriks IE dan Matriks SWOT

Alternatif Strategi

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran Strategi Pemasaran Kopi Bubuk Lumbung Mas,  Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar.

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur pengujian yang dilakukan yaitu cross validation 5 fold, supplied data test, dan percentage split 70% data training dan 30% data testing dengan melakukan

Karena nilai signifikansi dari uji F < 0,05 maka model ini signifikan dapat menerangkan hubungan antara variabel pertumbuhan penjualan positif, non debt

Mengacu pada hasil analisis di atas yang mana menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku adopsi sharing economy online peer-to-peer lending

Melalui penelitian diketahui bahwa ketidaknyamanan aksesibilitas halte terjadi karena ketidaksesuaian antara kondisi yang ada di lapangan tentang kelandaian ramp, handrail,

pengetahuan dari pakar atau sekelompok ahli, yang nantinya pengetahuan tersebut untuk akan digunakan untuk membangun sistem berbasis pengetahuan.  Akuisisi pengetahuan pasti

Penelitian ini berusaha mengetahui apakah tingkat kesadaran khalayak pada penempatan produk Nokia 5800 XpressMusic di video klip Britney Spears - Womanizer

Penilaian hasil kegiatan belajar PAUD adalah suatu proses mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara sistematis, terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang

Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 telah memberikan hak pilih bagi penggugat, apakah ia akan menggabungkan gugatan perceraiannya dengan