• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO SRI YANTI MAHMUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO SRI YANTI MAHMUD"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

SRI YANTI MAHMUD

(Mahasiswa S1 Jurusan PGSD FIP UNG) Pembimbing

Hj. Sumarni Mohamad, S.Pd, M.Pd Dra. Hawa Pattiiha, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Sri Yanti Mahmud. 2013. “Penerapan Model STAD dalam Menulis Karangan Narasi di Kelas IV SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango.” Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Iimu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I. Hj.Sumarni Mohamad S.Pd M.Pd dan Pembimbing II. Dra. Hawa Pattiiha, S.Pd, M.Pd

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana dengan menerapkan Model STAD dalam Menulis Karangan Narasi di Kelas IV SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango?” Tujuan penelitian ini adalah dalam menulis karangan narasi melalui menerapan model STAD pad siswa kelas IV SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pembelajaran deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data proses penerapan model STAD dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model STAD dapat membantu siswa dalam menulis karangan narasi di kelas IV SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango.

Kata Kunci : Menulis Karangan Narasi, Model STAD

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang diberikan di sekolah. Bahasa Indonesia juga merupakan salah satu unsur kebudayaan Nasional, memiliki kehidupan yang sangat penting dalam kehidupan kita sebagai bangsa Indonesia, bukan hanya penting pada komunikasi pada umumnya Bahasa Indonesia adalah bahasa yang pengantar resmi sekaligus sebagai mata pelajaran inti yang harus dikuasai oleh murid. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pembelajaran menitiberatkan pada beberapa aspek yaitu keterampilan menyimak,

(2)

keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Dari aspek-aspek keterampilan ini peranan yang sangat penting dalam pengembangan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis.

Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah menulis sebab keterampilan menulis menunjang keterampilan lainnya (Mulyati, 2008:10). Mengingat pentingnya keterampilan menulis maka upaya yang dilakukan oleh siswa khususnya di lingkungan pendidikan sekolah dasar, untuk itu dalam pembelajaran kemampuan menulis, guru telah berusaha melakukan semaksimal mungkin setiap kegiatan pembelajaran yang menunjang peningkatan kemampuan siswa dalam menulis yang dimaksud dengan menggunakan metode atau model pembelajaran yang diberikan kepada siswa yang dianggap dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Dengan menulis pula siswa dapat mengungkapkan perasaannya, keinginannya, mengekspresikan pengetahuan yang dimilikinya dan memanifestasikan kepribadian. Tetapi siswa masih cenderung belum berani menulis di depan kelas, karena belum bisa menulis karangan narasi secara benar.

Fakta yang terungkap di atas merupakan salah satu dari sekian banyak masalah yang penulis temukan dalam proses pembelajaran khususnya pada materi menulis karangan narasi melalui model pembelajaran STAD di kelas IV SDN 3 Tapa, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango. Dari hasil observasi yang dilakukan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan narasi yaitu dengan nilai yang di capai oleh siswa standar 75 kegiatan belajar mengajar, namun ada juga yang sudah bisa mencapai nilai yang lebih dari itu.

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis berinisiatif melakukan penelitian sebagai tindak lanjut dari permasalahan yang terjadi, dengan fokus masalah di formulasikan dalam judul “ PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO” 1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi hal-hal sebagai berikut: a) Bagaimana cara gurus menerapkan model pada siswa

(3)

1.3 Rumusan Masalah

Dari uraian identifikasi masalah di atas, maka peneliti meremuskan masalah yang terdapat di SDN 3 Tapa : Bagaimana penerapan model STAD dalam menulis karangan narasi di kelas IV SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana penerapan model STAD dalam menulis karangan narasi.

1.5 Manfaat Penelitian a) Bagi guru

Sebagai bahan masukan agar guru dapat mengoptimalkan penerapan model STAD dalam menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN 3 Tapa Kecamat Tapa Kabupaten Bone Bolango dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

b) Bagi siswa

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil percaya diri dan keberanian dalam proses pembelajaran serta berkreatifitas berfikir siswa.

c) Bagi sekolah

d) Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan

e) Bagi peneliti

Menambah wawasan peneliti dan pengalaman berharga untuk mengetahui penerapan model STAD dalam menulis karangan narasi.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Model Pembelajaran STAD 2.1.1 Pengertian Model STAD

Pembelajaran kooperative tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperative dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara hiterogen. Diawalidengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok ,kuis, dan penghargaan kelompok.

Slavin (dalam Nur,2000:26) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.

(4)

kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.

2.1.2 Langkah-Langkah Model STAD

Langkah-langkah pembelajaran model STAD pada dasarnya mengikut pola-pola pembelajaran secara umum menurut (Trianto, S.Pd, M.Pd : 2007)

a. Membentuk kelompok yang anggotanya maksimal 4 orang secara heterogen (prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain)

b. Guru menyajikan pelajaran STAD

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk di kerjakan oleh anggota-anggota kelompok

d. Guru memberi Quis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab Quis tidak boleh saling membantu

e. Memberi evaluasi.

2.1.3 Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran STAD Adapun keunggulan dan kelemahan model STAD diantaranya: A. Keunggulan model STAD

a. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi,

b. dan saling mengoreksi. Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-masing ke dalam proses pembelajara.

c. Perilaku dibangun atas kesadaran diri siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran

B. Kelemahan model STAD

a. Beberapa orang siswa cenderung malu untuk belajar dari temannya.

b. Tidak sesuai siswa memiliki cara berpikir kritis atau terlibat penuh dalam belajar yang efektif. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model STAD dapat membantu siswa dalam menulis karangan narasi.

2.1.4 Pengertian Menulis

Menulis adalah berkomunikasi secara tertulis. Kegiatan berkomunikasi tertulis itu dapa menembus ruang dan waktu. Berkomunikasi melalui tulisan tidak dibatasi oleh kehadiran pembaca dalam suatu ruangan. Berkomunikasi lewat tulisan tidak harus dalam waktu tulisan itu dibuat, namun dapat dilakukan pembaca pada waktu yang berbeda, secara sederhana menulis diartikan membuat angka, huruf, dan lambang bunyi.

(5)

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD yang harus dilatihkan oleh guru kepada siswa. Untuk itu guru harus dapat memberikan motivasi agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran menulis karangan. Akan tetapi masih terdapat beberapa guru dalam memberikan pembelajaran menulis lebih banyak teori dari pada melatih keterampilannya. Selain itu guru dalam menyampaikan pembelajaran masih menggunakan metode atau pendekatan yang kurang bervariasi. Dengan keadaan seperti itu tidak ada lagi suasana yang menyenangkan, siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Dalam komunikasi yang sesungguhnya, keterampilan menulis sering digunakan seacra terintegrasi dengan keterampilan lainnya. Oleh karena itu, dalam berlatih menulis, hendaknya kita berupaya mengaitkannya dengan jenis keterampilan berbahasa lainnya, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Dalam hal ini, latihan menulis dapat dilakukan secara terpadu dengan keterampilan berbicara, antara lain dengan aktivitas diskusi, wawancara, bercerita mengenai pengalaman pribadi. Anda dapat berlatih menulis dalam kaitan dengan aktivitas membaca sebuah puisi yang anda sukai.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, ke inginan, ke dalam bentuk tulisan sebagai alat komunikasi tidak langsung.

2.1.5 Karangan Narasi

Karangan narasi adalah karangan yang menuturkan cerita. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahkadiah(2006:41) yang menyatakan sebagai berikut. Menarasikan berarti menuturkan cerita. Oleh karena itu suatu paragraf yang dikembangkan dengan narasi berarti paragraf itu menuturkan cerita. Tulisan naratif menyakinkan pembaca dengan menggunakan rincian khusus, dengan mengikuti suatu urutan yang jelas dan mudah dipahami, dan dengan menceritakan secara panjang lebar ceritanya dengan maksud agar pembaca dapat memperoleh pengalaman dalam hidupnya sendiri. Karangan narasi menurut Maryunu (2006:10) merupakan karangan yang mengisahkan tentang suatu peristiwa yang disusun secara kronologis (menurut ukuran waktu). Karangan narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan urutan waktu (http//id.wikipedia.org/wiki/karangan). Berdasarkan pendapat para pakar di atas, dapat dikatakan bahwa karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa berdasarkan waktu atau aturan alur (plot).

(6)

2.1.6 Langkah – Langkah Menulis Narasi

Langkah-langkah proses penulis narasi berdasarkan pada pembelajaran menulis menurut (Suherli Kusmana : 2006)

Tahap-tahap proses penulisan narasi yang lengkah adalah sebagai berikut:

a) Persiapan. Mengelompokkan dan membangun gagasan berdasarkan pengetahuan

b) Berbagai. Meminta orang lain membaca tulisan dan memberikan umpan balik c) Evaluasi. Memeriksa kembali apakah tulisan sudah selesai

d) Penyuting. (editing) memperbaiki kesalahan ejaan, tata bahasa, tanda baca. e) Penulisan kembali. Menulis kembali tulisan berdasarkan perubahan-perubahan

dari penyuting.

f) Draft. Kasar. Mengembangkan gagasan yang berpusat pada isi

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menulis narasi adalah sebagai berikut:

a) Menentukan topik dan judul. Topik adalah bahan pembicaraan atau pokok pembicaraan dalam karangan.

b) Mengumpulkan bahan dan gagasan untuk menulis

c) Membuat kerangka tulisan kerangka karangan merupakan rencana kerja penulis dalam mengembangkan tulisan yang bertujuan menentukan penulisan mengembangkan gagasan

d) Menulis kembali berdasarkan hasil penyuting

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat kita simpulkan secara sederhana. narasi merupakan cerita pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Karangan narasi merupakan salah satu karangan yang dapat dijadikan alat untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi kepada orang lain. Narasi melakukan penambahan ilmu pengetahuan melalui jalan cerita, bagaimana suatu peristiwa itu berlangsung karena lebih menenkankan jalannya peristiwa, reproduksi merupakan bidang utama sebuah narasi seseorang dapat menginformasikan sesuatu kejadian atau peristiwa pada orang lain dengan latar belakang kejadian yang nyata maupun rekaan. 2.1.7 Pelaksanaan Pembelajaran STAD Dalam Menulis Narasi di SD

Pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melakukan pembelajaran menulis diSekolah Dasar. Keterampilan menulis dapat diklasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil produk

(7)

menulis itu. Klasifikasikan keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis atas empat kategori salah satunya yaitu mnulis karangan narasi.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Latar penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango memiliki 6 ruang belajar, 1 ruang kepala sekolah, dan dewan guru, 1 ruang perpustakaan, dan 1 ruang UKS. Selain ruangan yang disebutkan SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango memiliki WC dan kamar mandi yang lengkap, kantin sekolah serta halaman sekolah yang cukup luas digunakan untuk melaksanakan kegiatan upacara bendera, apel dan sebagai tempat untuk olah raga.

Adapun yang menjadi alasan penulis memilih lokasi ini adalah : 1. Data yang dibutuhkan penulis ada di SDN 3 Tapa.

2. SDN 3 Tapa pernah menjadi tempat sekolah latihan selama 3 bulan. 3. SDN 3 Tapa dekat dengan tempat tinggal penelit

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kulitatif dengan pendekatan fenomenologi. Purwanto (2008:19) mengemukakan bahwa “pendekatan fenomenologi berusaha memahami perilaku manusia dari kerangka berfikir dan bertindak orang-orang itu sendiri”

3.3 Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti sangat penting karena peneliti sebagai pelaku dan pengumpul data. karena bertindak sebagai pelaku, peneliti akan senantiasa berhubungan dengan subjek yang diteliti. Pada penelitian ini, kehadiran peneliti sebagai pelaku utama dilakukan secara terbuka, artinya status sebagai peneliti, tujuan maupun kegiatan peneliti dalam melakukan observasi, wawancara, dokumentasi maupun pengumpulan data harus diketahui oleh pihak-pihak sekolah yang bersangkutan, seperti kepala sekolah, guru, serta siswa kelas IV SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango yang menjadi informan penelitian. 3.4 Sumber Data

Dalam penelitian, penulis mendapatkan data dari beberapa sumber, yang dapat dibagi atas :

(8)

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan : kepala sekolah, guru, dan siswa yang dapat memberikan informasi sehubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Data sekunder, merupakan data-data yang diperoleh secara tertulis melalui buku-buku referensi berupa pengertian dan teori-teori yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendukung penelitian diperoleh data melalui : 1. Observasi

Observasi dilakukukan dengan mengamati segala sesuatu yang ada di SDN O3 Tapa, seperti siswa, guru, sarana dan prasarana serta lingkungan keseluruhan. Selain itu, observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kegiatan siswa ketika mengikuti proses pembelajaran.

2. Angket

Angkaet adalah alat utama yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dengan maksud untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh atau menjaring data penelitian dari sampel yang menjadi responden penelitian. Hasil angket, digunakan untuk memperjelas data yang diperoleh melalui observasi.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa yang mengikuti proses pembelajaran di SDN O3 Tapa. Hasil wawancara ini digunakan untuk memperjelas data yang di peroleh dari angket.

4. Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini sebagai bukti fisik bahwa pengumpulan data benar-benar terjadi dilapangan.

3.6 Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengadakan pengecekan terhadap keabsahan data dapat di lakukan hal-hal seperti: a) Perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya di fokuskan pada pengujian terhadap data yang telah di peroleh, apakah data yang di peroleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu berpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

(9)

Diskusi teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan hasil penelitian yang masih bersifat sementara kepada teman-teman mahasiswa S2 dan S3. Melalui diskusi ini banyak pertanyaan dan saran. Pertanyaan yang berkenaan dengan data yang belum bisa terjawab, maka peneliti kembali ke lapangan untuk mencarikan jawabannya. Dengan demikian data menjadi semakin lengkap.

c) Analis Kasus Negatif

Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah di temukan. d) Pengecekan anggota

Pengujian kredibilitas data dengan member check, dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data, yaitu operator mesin CNC, supervisor, kepala Biro dan kepala Bidang, Melalui diskusi ini para nara sumber ada yang menyanggah tetapi setelah dijelaskan akhirnya mau memahami.

3.7 Analisis Data

Analisis data adalah proses pengaturan secara sistematis seluruh data, baik data hasil observasi, angket maupun transkip wawancara, pengaturan ini dilakukan terus-menerus selama pengumpulan data. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis domain, yaitu kegiatan analisis dengan cara mengklasifikasikan data kedalam berbagai ranah untuk memperoleh gambaran dari catatan-catatan lapangan kemudian digunakan dalam pengambilan keputusan.

3.8 Tahap-Tahap penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Tahapan persiapan dan perencanaan

a) Observasi awal, identifikasi, dan merumuskan masalah. b) Konsultasi dengan dosen pembimbing.

c) Menyusun usulan penelitian untuk diseminarkan. 2. Tahap pelaksanaan penelitian, meliputi

a) Menetapkan metode penelitian. b) Memilih dan menetapkan informan. c) Mengumpul dan menganalisis data. 3. Tahap akhir penelitian

(10)

a) Penyusunan draft skripsi.

b) Konsultasi dengan dosen pembimbing selama penyusunan skripsi. BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

SDN 3 TAPA secara resmi didirikan tahun 1952 dengan nama SDN 2 TALULOBUTU. SDN 3 TAPA adalah Sekolah Dasar yang tertua di Kabupaten Bone Bolango, sejak awal beroperasinya sampai dengan saat ini minat orang tua siswa untuk menyekolahkan putra-putrinya di SDN 3 TAPA tidak pernah surut. Citra SDN 3TAPA di mata orang tua siswa masih tergolong baik. Bahkan tak sedikit di antara mereka yang mengatakan bahwa mereka adalah alumni sehingga ingin anaknya juga dapat bersekolah di sekolah ini.

Penelitian ini dilakukan pada hari selasa tanggal 14 Mei 2013. Peneliti mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memberikan materi tentang menulis karangan narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type STAD. Nampak siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, mereka mengikuti proses pembelajaran dengan baik namun ada beberapa siswa yang hanya bermain saja, tidak mau memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Jika guru bertanya kepada siswa tentang materi menuulis karangan narasi ada beberapa terlibat masih pasif, sebagaian mau menjawab dan ada pula yang hanya diam mendengarkan apa yang ditanyakan oleh guru.

Guru memberikan contoh kepada siswa tentang bagaimana cara menulis karangan narasi, mulai dari bagaimana menulis karangan narasi secara runtut. Menulis karangan secara lancar, bagaimana tanda baca dalam menulis karangan narasi, penyusunan kalimat dalam menulis karangan narasi secara tepat, bagaimana menyusun kalimat menjadi paragraf. Setelah memberikan contoh kepada siswa. Guru membentuk siswa dalam kelompok STAD yaitu kelompok yang terdiri dari 4 orang. Campuran menurut kelamin, prestasi. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada tiap-tiap kelompok dan pada tiap kelompok tersebut setiap siswa mendapatkan satu persatu.

Pada saat proses pembelajaran terlihat siswa sangat antusias dengan pelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type STAD.

(11)

Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk menulis karangan yang diberikan. Namun peneliti melihat bahwa sebagian besar siswa sangat serius untuk menulis karangan tetapi ada beberapa siswa yang hanya sibuk bermain, tidak mau menulis tugas yang diberikan oleh guru.

Beberapa menit kemudian guru menunjuk siswa satu persatu yang ada dalam tiap kelompok untuk maju kedepan membacakan hasil karangan yang di diskusikan bersama dengan teman-teman. Setelah semua siswa sudah membacakan hasil karangan siswa sendiri peneliti melihat bahwa sebagian besar siswa sudah bisa membaca hasil karangan dengan baik, mereka sudah bisa menulis karangan narasi secara runtut.Untuk melengkapi penelitian ini agar lebih jelas maka peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa dan guru kelas IV. Wawancara pertama dilakukan dengan siswa kelas IV, dari hasil wawancara diperoleh hasil bahwa sebagian beesar dari mereka menyukai pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan narasi, mereka juga senang dengan model pembelajaran kooperatif type STAD yang diberikan oleh guru. Mereka mengatakan bahwa menulis karangan narasi itu menyenangkan apalagi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type STAD. Setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD sebagian besar siswa semakin antusias untuk belajar Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan narasi, walaupun menyenangkan, namun mereka juga masih mendapatkan kesulitan untuk menuliskan karangan narasi. Kesulitan yang mereka alami yaitu mereka belum bisa menyesuaikan penyusunan kalimat pada saat menulis karangan, dan paragraf.

Selanjutnya pada wawancara kedua peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV yang bernama Nurhayati Usman. S.Pd. Beliau mengatakan bahwa siswanya senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan narasi. Terlebih dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD pada saat pembelajaran siswa terlibat bersemangat karena dalam model pembelajaran kooperatif type STAD mereka diajarkan untuk bekerja kelompok, dan dalam kelompok itu harus saling membantu. Bila dalam kelompok tersebut ada yang belum mengerti tenttang materi mereka saling bertanya kepada teman sekelompok yang sudah mengerti. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD pada materi menulis karangan narasi. Ada yang sudah bisa, kurang bisa dan ada juga yang belum bisa.

(12)

Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat mengumpulkan data seakurat mungkin tentang penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD dalam menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Selain itu peneliti juga dapat mengetahui apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD dalam menulis karangan narasi. 4.1.1 Temuan Umum

Secara umum peneliti dapat menggambarkan penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD dalam menulis karangan narasi bahwa guru sudah bisa menerapkan model pembelajaran kooperatif type STAD dengan baik, membagi siswa kedalam kelompok secara heterogen yaitu campuran menurut prestasi, jenis kelamin dan suku. Olehnya dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif type STAD guru sudah bisa menguasai kelas dan sebagian besar siswa senang dengan penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD.

Dalam proses pembelajaran terutama pada materi menulis karangan narasi, dalam kelompok STAD mereka bisa saling bertukar pendapat dengan teman. Dalam kelompok tersebut proses interaksi dengan teman akan lebih mudah, mereka bisa saling membantu, setiap siswa yang sudah mengerti memberikan penjelasan atau memberitahu kepada siswa yang belum mengerti dalam kelompok STAD tersebut.

Selain itu ada beberapa kelebihan dan kekurangan juga dalam penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD. Yang pertama yaitu kelebihan dari model pembelajaran kooperatif type STAD yaitu : Dalam sebuah kelompok tersebut bisa melatih siswa untuk berbicara, dalam kelompok siswa juga bisa saling bekerjasama untuk memecahkan masalah, dan dengan kerja kelompok juga bisa menghindari kemungkinan siswa yang lain mendapatkan nilai rendah. Disamping mempunyai kelebihan, dalam penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu : siswa dalam kelompok ada pula yang hanya bercerita, ribut dan tidak mau memperhatikan penjelasan guru, siswa yang berprestasi rendah akan lebih santai karena ia berharap ada kelompok yang akan mengerjakan tugas.

4.1.2 Temuan Khusus

Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengamat yang meneliti bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD dalam menulis karangan narasi di

(13)

kelas IV SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari beberapa prosedur pengumpulan data ada beberapa hal yang dilakukan guru dalam rangka menerapkan model pembelajaran kooperatif type STAD dalam menulis karangan narasi.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan di atas bisa disimpulkan bahwa guru sudah bisa menerapkan model pembelajaran kooperif type STAD di kelas IV, dilihat dari hasil capaian siswa bahwa sebagian yang belum bisa menulis karangan narasi, Itu terjadi karena kurangnya perhatian mereka pada saat menerimah materi pelajaran dan mereka hanya sibuk bermain pada saat pembelajaran berlangsung.

Selain itu dilihat dari hasil pengamatan peneliti dalam penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD ada beberapa kelemahan dan kelebihan yang peneliti temukan. Kelebihan dan kekurangan tersebut yaitu:

4.2.1 Kelebihan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif type STAD

Adapun kelebihan yang ada pada penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD yaitu: (1) Dalam proses pembelajaran berlangsung bisa meningkat kecakapan individu, (2) Bisa melatih siswa untuk bisa menulis dalam kelompok, (3) Dalam kelompok tersebut mereka itu menjadi satu, (4) Dalam kelompok yang terdiri dari beberapa orang ini bisa membantu siswa sama lain untuk mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas, (5) Dalam sebuah kelompok juga bisa menghindari kemungkinan siswa yang lain mendapatkan nilai rendah, karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompok, (6) Belajar dalam bentuk kelompok juga menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untung kepentingan bersama-sama.

(14)

4.2.2 Kekurangan Penerapan Model Pembelajaran kooperatif type STAD

Adapun kekurangan yang ada dalam penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD yaitu: (1) Dalam kelompok tersebut siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang lainnya, (2) Dalam kelompok juga terkandang ada siswa yang hanya tergantung pada siswa yang bisa dikatakan mampu sehingga siswa yang lambat berfikir tidak dapat berlatih belajar mandiri, (3) Apakah guru sedangkan lengah siswa menggunakan kesempatan dalam berkelompok itu untuk menulis dan rebut.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi menulis karangan narasi dan dapat membantu siswa untuk saling bekerja sama dan saling membantu, dan dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD siswa lebih senang dan bersamangat untuk belajar walaupun masih ada beberapa yang tidak mau memperhatikan penjelasan dari guru. Selain itu juga dapat membuat siswa dan guru aktif karena guru dan siswa sama-sama berperan dalam proses pembelajaran.

Setelah penerapan model pembelajaran kooperatif type STAD dilakukan siswa sudah lebih paham dan tau tentang bagaimana cara menulis karangan narasi dengan tepat mulai dari mengarang yang sesuai, menulis karangan secara runtut, menulis dengan secara benar, menulis harus menggunakan tanda baca.

5.2 Saran

Dalam hasil penelitian di atas diharapkan pada guru agar dalam kegiatan proses belajar mengajar guru harus menerapkan model pembelajaran dengan alasan sebagai berikut: 5.2.1 Guru diharapkan agar dalam proses mengajar harus menerapkan model pembelajaran

karena dengan model pembelajaran akan lebih membuat pembelajaran bermakna bagi siswa.

(15)

5.2.2 Guru diharapkan dengan adanya penerapan model pembelajaran ini siswa akan lebih senang dengan setiap materi yang diberikan oleh guru, dan akan membuat guru lebih mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

5.2.3 Diharapkan kepada peneliti lain dapat melaksanakan penlitian deskriptif kualitatif yang serupa untuk pokok-pokok bahasa yang lain dalam pembelajaran Bahasa Indonesi.

DAFTAR PUSTAKA

Abas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif Di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat ketenangan.

Ahkadiah dalam Mulyati,dkk. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas terbuka.

Alma, Buchari. 2008. Guru profesional Menguasai Metode Dan Keterampilan mengajar. Bandung : Alfa Bandung

Alulu, Lisna. 2010. Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Dengan Pendekatan Conrextual Teaching And Learning Di Kelas V SDN 04 Mananggu Kabupaten Boalemo. Universitas Negeri Gorontalo.

Kumoidi, Didik. 2011. Menulis Kreatif. Goyjakarta : Sabda Media

Kusmana, Suherli, M.Pd. 2010. Guru Bahasa Indonesia Profesional. Jakarta:Sketsa aksara Lalitya.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Kebutuhan Materi Inti Matematika Pada Mata Kuliah Analisis Struktur D i D epartemen Pendidikan Teknik Sipil Fptk Upi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Buku Pedoman Program D-3 Studi Bahasa Inggris.. Gramedia Pustaka

[r]

Pengaruh Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Terhadap Sikap Ecoliteracy dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD.. Deasy Rahmawati

Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Terhadap Ecoliteracy dan Keterampilan Berpikir.. Kritis Siswa SD ”

Apa yang membuat anda tertarik untuk mengunjungi Vihara Avalokitesvara?. Bagaimana perasaan anda mengunjungi

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)..

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Pembentukan Karakter Teknik Bentuk Contoh