• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MARGIN OF SAFETY DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA TOKO PROFIL DAN PLAFON GIPSUM PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS MARGIN OF SAFETY DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA TOKO PROFIL DAN PLAFON GIPSUM PADANG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

280 Jurnal KBP

Vol 2 – No. 2, Juni 2014

ANALISIS MARGIN OF SAFETY DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA TOKO PROFIL

DAN PLAFON GIPSUM PADANG Yulistia

STIE”KBP” Padang ([email protected])

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana margin of safety, perencanaan laba serta seberapa beesar pengaruh margin of safety terhadap perencanaan laba pada Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan yaitu analisis kuantitatif yang meliputi Analisis Regresi Linear Sederhana, Koefisien Korelasi Pearson, Koefisien Determinasi, dan t hitung.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang diperoleh kesimpulan bahwa margin of safety mempunyai pengaruh hubungan yang sangat kuat, searah dan signifikan dengan perencanaan laba. Dimana jika tingkat margin of safety naik maka perencanaan laba juga akan naik dan sebaliknya.

PENDAHULUAN

Kebutuhan masyarakat akan suatu produk cenderung terus meningkat, disebabkan produk tersebut memiliki mutu atau kualitas yang terbaik dari produk-produk lain yang beredar di pasaran, dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat dan apalagi konsumen merasa puas dengan mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut. Memproduksi suatu produk merupakan salah satu bentuk kegiatan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan tindakan perusahaan dalam mempertahankan keberadaan perusahaan dalam lingkungan yang semakin kompetitif seiring tahun berjalan. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan

di masa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Perencanaan pada dasarnya merupakan kegiatan membentuk masa depan sekarang, bersifat dinamis dan ditujukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi. Hubungan perencanaan (planning) dengan rencana (plan) adalah perencanaan diproses oleh perencana (planner), hasilnya menjadi rencana (plan). Dalam suatu rencana ditetapkanlah tujuan yang ingin dicapai dan pedoman-pedoman untuk mencapai tujuan itu.

Kegiatan pokok manajemen dalam perencanaan perusahaan adalah memutuskan sekarang berbagai macam alternatif dan perumusan kebijakan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang. Hasil perencanaan baru

(2)

281

akan diketahui pada masa depan. Oleh karena itu, agar risiko yang ditanggung relatif kecil, hendaknya semua kegiatan, tindakan dan kebijakan direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan ini adalah masalah memilih, artinya memilih tujuan, dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada. Tanpa alternatif maka perencanaan pun tidak ada.

Agar suatu perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuannya, maka harus dibuat suatu perencanaan yang matang. Begitu juga dalam hal laba, dimana laba ini merupakan tujuan yang umum kenapa perusahaan beroperasi sehingga dalam prakteknya harus direncanakan dengan matang. Untuk memperoleh laba yang optimal, maka pihak manajemen harus melakukan perencanaan laba dengan baik terlebih dahulu, dimana perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena akan mempengaruhi secara langsung terhadap kelancaran maupun keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan adanya perencanaan yang baik akan memungkinkan perusahaan untuk dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien.

Perencanaan laba (profit

planning) merupakan pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan, serta merupakan gambaran keuangan dan naratif mengenai hasil yang diharapkan dari keputusan perencanaan. Dalam keadaan perekonomian yang seperti sekarang ini, setiap perusahaan akan berusaha sekeras mungkin untuk memperoleh laba yang optimal demi terjaminnya kontinuitas perusahaan.

Parameter (angka yang menggambarkan suatu keadaan) yang digunakan manajemen untuk mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam perencanaan laba diantaranya adalah : Impas (Break Even Point) yaitu keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Shut Down Point yaitu informasi mengenai pada pendapatan penjualan berapa, usaha perusahaan secara ekonomis tidak pantas untuk dilanjutkan lagi. Degree Of Operating

Leverage yaitu menunjukkan

persentase perubahan laba bersih sebagai dampak terjadinya sekian persen perubahan pendapatan penjualan. Margin Of Safety yaitu kelebihan penjualan yang dianggarkan diatas volume penjualan impas.

Batas keselamatan (Margin Of Safety) merupakan selisih antara pendapatan penjualan yang dianggarkan dengan pendapatan penjualan pada keadaan impas. Untuk mendapatkan nilai margin of safety, pihak manajemen sebelumnya harus dapat menetapkan besarnya penjualan pada keadaan impas terlebih dahulu dengan menyusun anggaran penjualan, biaya tetap dan biaya variabel sehingga perhitungan margin of safety dapat dilakukan dengan benar.

KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

Analisis Biaya Volume Laba (Cost Volume Profit Analysis)

Analisis biaya volume laba merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan. Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan masalah dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya perusahaan.

(3)

282 Adapun penjelasan dari

parameter analisis biaya volume laba diatas adalah sebagai berikut :

1. Impas (Break Even Point) Merupakan salah satu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume penjualan dan merupakan teknik untuk menggabungkan, mengkoordinasi, menafsirkan data dan distribusi untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.

Selain itu break even point

merupakan informasi yang dapat digunakan oleh manajemen untuk memperoleh gambaran batas bawah

pendapatan yang harus dicapai agar dalam tahun anggaran yang akan datang perusahaan tidak mengalami kerugian.

Dapat disimpulkan bahwa break even point adalah suatu keadaan atau kondisi dimana perusahaan belum memperoleh laba dan tidak menderita kerugian karena saat itu penghasilan yang diterima sama dengan biaya yang dikeluarkan. Metode perhitungan break even point dapat ditentukan dengan dua cara sebagai berikut

Ada dua cara perhitungan break even point dengan pendekatan matematik, yaitu :

1. Atas dasar unit

Dimana :

P = Harga jual per unit V = Biaya variabel per unit

BT = Biaya tetap total selama setahun Q = Kuantitas penjualan

2. Atas dasar rupiah

Perhitungan impas (break even point) dalam penelitian ini didasarkan kepada perhitungan impas dalam rupiah penjualan. Impas dalam rupiah penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

a) Titik Penutupan Usaha (Shut Down Point)

Merupakan suatu titik pada break even chart yang menunjukkan bahwa besarnya total penjualan yang diperoleh perusahaan adalah sama besarnya dengan total biaya

tunai yang dikeluarkan perusahaan. Dalam keadaan demikian perusahaan yang bersangkutan tidak lagi memperoleh kelebihan penerimaan kas, sehingga tidak mungkin untuk melanjutkan kegiatan operasinya.

Biaya Tetap BEP = 1 - Biaya Variabel

Anggaran Penjualan BEP = BT

(4)

283

Shut Down Point

memberikan informasi kepada manajemen mengenai pada pendapatan penjualan berapa, usaha perusahaan secara ekonomis tidak pantas untuk dilanjutkan lagi. Suatu usaha tidak layak secara ekonomis

untuk dilanjutkan jika pendapatan penjualannya tidak cukup untuk menutup biaya tunainya. Titik penutupan usaha (Shut Down Point) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :

b) Degree Of Operating Leverage

Memberikan ukuran dampak perubahan pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Adanya parameter ini, manajemen akan dengan cepat

mengetahui dampak setiap usulan kegiatan yang menyebabkan perubahan pendapatan penjualan terhadap laba bersih perusahaan yang dihitung dengan rumus :

c) Margin Of Safety

Adalah besarnya pengurangan maksimum jumlah produksi atau penjualan dari yang dianggarkan agar perusahaan tidak sampai menderita kerugian. Margin Of Safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Margin Of Safety

Apabila hasil penjualan pada tingkat titik impas dihubungkan dengan penjualan yang dianggarkan atau pada tingkat penjualan tertentu, maka akan diperoleh informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan tidak memperoleh rugi. Hubungan atau selisih antara penjualan yang dianggarkan atau tingkat penjualan tertentu dengan

penjualan pada tingkat titik impas merupakan batas keamanan (margin of safety) bagi perusahaan dalam melakukan penjualan.

Perencanaan

Proses perencanaan adalah komponen yang paling penting dari keseluruhan sistem. Hal ini merupakan dasar bagi elemen lainnya karena melalui proses perencanaan ini kita Biaya Tetap Tunai

Shut Down Point = Rasio Kontribusi Margin

Laba Kontribusi

Degree Of Operating Leverage =

Laba Bersih

Penjualan per Budget – Penjualan per Break Even x 100%

Margin Of Safety =

(5)

284 dapat menentukan apa yang akan kita

lakukan, bagaimana kita akan melakukannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.

Anggaran

Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan (goals) dan sasaran (objectives) lalu kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari rencana kerja tersebut kemudian disusun dan dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran.

Laba

Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri karena tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan laba merupakan ukuran kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaan.

Pengertian Laba

Supriyono (2000:188) mengemukakan bahwa laba adalah perubahan aktiva bersih selain dari perubahan investasi para pemilik yang dibuat dalam periode tertentu. Besarnya laba ditentukan dari proses mempertemukan secara wajar antara semua pendapatan dan semua beban yang terjadi dalam periode yang sama di dalam suatu laporan rugi-laba.

Sedangkan menurut Soemarso (2005:230) dalam bukunya menjelaskan bahwa laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laba adalah nilai lebih yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualan yang

diterima setelah dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan.

Tujuan Perhitungan Laba

Perhitungan laba suatu perusahaan dapat dilakukan setiap bulan, kuartal (triwulan) ataupun semester, namun untuk tujuan praktis perhitungan laba dilakukan pada akhir periode akuntansi. Perhitungan ini dituangkan dalam suatu laporan laba-rugi bersamaan dengan penyusunan neraca.

Perencanaan Laba

Menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2000:30) mengemukakan bahwa perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan.

Perencanaan laba akan efektif hanya bila semua pihak yang bertanggungjawab melaksanakan usaha yang terus menerus dan agresif untuk mencapai tujuan.

Manajer pusat tanggung jawab harus menerima tanggung jawab untuk mencapai atau melampaui sasaran departemen yang tercantum di perencanaan laba. Seluruh tingkatan manajemen harus mengerti program, harus menyadari relevansi rencana bagi pelaksanaan fungsinya dan harus berpartisipasi dalam penerapannya dengan cara yang tepat. Perencanaan laba ini merupakan sistem yang dapat membantu melaksanakan proses manajemen.

Hubungan Margin Of Safety dengan Perencanaan Laba Perusahaan

Pada saat penyusunan rencana, termasuk perencanaan laba sering kali terdapat kejadian-kejadian yang tidak diketahui yang dapat menurunkan penjualan di bawah tingkat yang

(6)

285

diharapkan sebelumnya. Margin of

safety mampu memberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

Salah satu cara untuk dapat melakukan perencanaan terhadap laba adalah dengan mengetahui besarnya

margin of safety. Margin of safety

merupakan selisih antara pendapatan penjualan yang dianggarkan dengan pendapatan penjualan pada keadaan impas (break even).

Kegunaan dari margin of sefety

adalah memberikan informasi kepada manajemen untuk mengetahui seberapa besar jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan boleh terjadi agar penurunan tersebut tidak mengakibatkan perusahaan menderita kerugian, sehingga dapat membantu manajemen dalam proses perencanaan laba perusahaan, khususnya laba jangka pendek, agar perusahaan mendapatkan laba yang optimal.

Penelitian Terdahulu

Berdasarkan Penelitian Fendy Endiarta (2008) tentang Pengaruh Margin Of Safety Terhadap Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada PT. Agronesia “Inkaba” Bandung, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara parameter analisis biaya volume laba dengan perencanaan laba perusahaan, dimana dengan mengetahui parameter ini diharapkan perusahaan dapat lebih merencanakan perolehan labanya yang lebih optimal di tahun-tahun yang akan datang.

Hipotesis

Ho : Berpengaruh yang signifikan antara

penerapan variabel

Margin Of Safety dan variable Perencanaan Laba pada Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang.

Ha : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan variabel Margin Of Safety dan variable Perncanaan laba pada Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang. METODOLOGI

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan laba rugi dan laporan anggaran Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang yang dimulai awal berdirinya perusahaan tersebut dari tahun 1998 sampai tahun 2009.

Sampel

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah Laporan Laba Rugi dan Laporan Anggaran pada Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang dari tahun 2005 sampai 2009 yaitu selama 5 tahun, dengan alasan karena merupakan data keuangan terbaru dan dapat mewakili sebagai data dalam penelitian ini.

Definisi Dan Operasionalisasi Variabel

1. Variabel Independen ( Variabel X )

Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yang tidak bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X adalah “Margin Of Safety”.

(7)

286 Variabel dependen atau

variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, maka yang menjadi variabel Y dalam penelitian ini adalah “Perencanaan Laba Perusahaan“. Indikator yang digunakan untuk mengukur Perencanaan Laba Perusahaan adalah laporan anggaran dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

Teknik Analisa Data

Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis Regresi Linier Sederhana adalah salah satu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dampak dari penggunaan analisis regresi, adalah untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen (Perncanaan Laba) dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan variabel independen (Margin Of Safety). Formulasi analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut :

Y = Perencanaan laba X = Margin of safety

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan) b = Koefisien Regresi

Koefisien Korelasi Pearson

Analisis koefisen korelasi pearson digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) serta mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa pada kenyataannya terdapat pengaruh Margin Of Safety dalam meningkatkan

perencanaan laba. Koefisien korelasi pearson digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent).”

Koefisien korelasi yang dinyatakan dengan “r” dari pearson dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :

Dimana :

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu (Margin Of Safety)

Y = Subjek pada variabel dependen yang mempunyai nilai tertentu (perencanaan laba)

n = Ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan besaran untuk menunjukkan

tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk persen (menunjukkan seberapa besar

Y = a+bX

(8)

287

persentase keragaman Y yang dapat dijelaskan oleh keragaman X), atau dengan kata lain seberapa besar X dapat memberikan kontribusi terhadap Y.

Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi yang sering disebut koefisien penentu, karena besarnya adalah kuadrat dari kofisien korelasi (r 2). Sehingga koefisien ini berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi peranan perhitungan Margin Of Safety dalam meningkatkan perencanaan laba. Jika r2 =100% berarti

variable independent berpengaruh sempurna terhadap variable dependent, demikian sebaliknya jika r 2=0 berarti

variable independent tidak berpengaruh terhadap variable dependent. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Kd = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan variabel

Margin Of Safety dan variable Perencanaan Laba pada Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang.

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara penerapan variabel Margin Of Safety dan variable Perncanaan laba pada Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang.

b. Hipotesis Statistik

Ho : ρ = 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerapan variabel Margin Of Safety dan variable Perencanaan laba pada Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang.

Ha : ρ ≠ 0 : Ada pengaruh yang signifikan antara penerapan variabel Margin Of Safety dan variable Perencanaan laba pada Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang.

Menguji Signifikan

Untuk mencari makna pengaruh variabel X terhadap Y maka peneliti melakukan Uji Signifikansi terhadap hasil korelasi pearson product moment

tersebut menggunakan statistik uji “t”

student dengan rumus sebagai berikut :

Di mana :

= Nilai uji t

r = Koefisien korelasi pearson product moment n = Ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilkukan untuk menjawab identifikasi dengan cara mengumpulkan data perusahaan

dan mewawancarai narasumber untuk mengetahui perkembangan data yang kita peroleh.

Analisis Margin of Safety Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang

(9)

288 Sebelum menghitung besarnya

Margin of Safety (MOS), terlebih dahulu kita akan menghitung Break Even Point (BEP) atau titik impas dimana titik ini merupakan kondisi dimana suatu perusahaan tidak

mengalami keuntungan ataupun kerugian.

Data-data BEP hasil perhitungan di atas dapat pula disajikan dalam bentuk tabel seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1

BEP Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang Tahun 2005-2009 (Dalam Rupiah) Tahun Biaya Tetap Biaya Variabel Anggaran Penjualan

Break Even Point (BEP) 2005 496,054,913 38,588,338 887,765,891 87,455,834 2006 438,764,931 23,794,065 574,824,196 100,525,343 2007 499,668,397 77,718,178 865,599,695 183,840,058 2008 522,234,566 68,371,523 919,526,176 158,244,986 2009 519,110,770 74,050,167 1,018,052,426 151,093,723 Sumber: Data anggaran perusahaan yang telah diolah

Perhitungan Margin of Safety (MOS) Setelah menghitung BEP, langkah selanjutnya adalah menghitung

besarnya Margin of Safety (MOS) dari Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang pada tahun 2005-2009.

Tabel 2

MOS Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang Tahun 2005-2009 (Dalam Rupiah)

Tahun Pejualan per

Budget Penjualan per BEP Margin Of Safety (%) 2005 887,765,891 87,455,834 90.15 2006 574,824,196 100,525,343 82.51 2007 865,599,695 183,840,058 78.76 2008 919,526,176 158,244,986 82.79 2009 1,018,052,426 151,093,723 85.16

Sumber: Data perusahaan yang telah diolah

Sedangkan gambaran statistika dari data MOS dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(10)

289

Tabel 3

Gambaran Statistika MOS Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang Tahun 2005-2009

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MOS % 5 78.76 90.15 83.8743 4.18894

Valid N (listwise)

5

Dari gambaran statistika data MOS dapat terlihat bahwa harga minimum dari MOS terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 78.76% sedangkan harga maksimum dari MOS tersebut terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 90.15%. Adapun nilai

rata-rata MOS Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang dari tahun 2005-2009 adalah sebesar 83.8743%. Tabel di bawah ini memperlihatkan besarnya peningkatan atau penurunan MOS dari tahun sebelumnya.

Tabel 4

Perubahan MOS Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang Tahun 2005-2009

Tahun Margin of

Safety(%)

Perubahan dari Tahun Sebelumnya(%) Keterangan 2005 90.15 - - 2006 82.51 - 7.64 Penurunan 2007 78.76 - 3.75 Penurunan 2008 82.79 4.03 Peningkatan 2009 85.16 2.37 Peningkatan

Sumber: Data perusahaan yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4 yang merupakan hasil analisis, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat

Margin Of Safety mengalami penurunan dari tahun 2005 – 2009, walaupun adanya kenaikan pada tahun 2008 dan 2009 namun kenaikan tersebut tidak sama ataupun melebihi tingkat Margin Of Safety pada tahun 2005 yaitu sebesar 90.15%.

Hal ini diakibatkan oleh tingkat volume penjualan yang dianggarkan, biaya tetap dan biaya variabel setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Penurunan tingkat Margin of Safety

dibanding tahun dasar terjadi pada tingkat minimum Margin of Safety

pada tahun 2007 yaitu sebesar 78.76%.

Analisis Perencanaan Laba Toko Profil Dan Plafon Gypsum Padang

Perencanaan laba yang dilakukan oleh Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang biasanya mengacu pada keberhasilan atau realisasi laba yang terjadi pada periode sebelumnya, jika ada informasi mengenai akan terjadi kenaikan atau penurunan biaya, maka laba yang dianggarkan akan turun atau naik sebesar dari kenaikan atau penurunan biaya yang akan dianggarkan.

Besarnya perencanaan laba perusahaan pada Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang diperoleh dari data anggaran laba rugi tahunan selama periode 2005–2009. Istilah laba yang

(11)

290 digunakan dalam penelitian ini adalah

laba bersih sebelum pajak. Besarnya Perencanaan Laba pada Toko Profil

dan Plafon Gypsum Padang dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5

Perencanaan Laba Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang Tahun 2005-2009

Tahun Perencanaan Laba (rupiah)

2005 356,519,371

2006 300,764,679

2007 240,756,650

2008 330,954,320

2009 323,497,450

Sumber: Data anggaran perusahaan yang telah diolah

Adapun gambaran statistika dari data Perencanaan Laba Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang pada tahun

2005 sampai tahun 2009 adalah sebaga berikut :

Tabel 6

Gambaran Statistika

Perencanaan Laba Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang Tahun 2005-2009

Tabel di atas memberikan gambaran bahwa perencanaan laba perusahaan mengalami penurunan dari tahun 2005 – 2009, walaupun adanya kenaikan pada tahun 2008 dan 2009 namun kenaikan tersebut tidak sama ataupun melebihi perencanaan laba perusahaan pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp. 356,519,371. Hal ini diakibatkan oleh tingkat volume penjualan yang setiap tahunnya

mengalami perubahan, hal ini akan mempengaruhi harga jual produk dan secara tidak langsung akan mempengaruhi perencanaan laba perusahaan.

Besar Margin of Safety dan Perencanaan Laba Toko Profil dan Plafon Gypsum Padangdari tahun 2005 sampai dengan 2009 dapat dilihat pada tabel berikut :

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Perencanaan Laba 5 240756650 356519371 3.10E8 4.377E7 Valid N (listwise) 5

(12)

291

Tabel 7

MOS dan Perencanaan Laba Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang Tahun 2005-2009

Tahun Margin of Safety (%) Perencanaan Laba (Rupiah)

2005 90.15 356,519,371

2006 82.51 300,764,679

2007 78.76 240,756,650

2008 82.79 330,954,320

2009 85.16 323,497,450

Sumber: Data perusahaan yang telah diolah

Adapun gambaran statistika dari data MOS dan Perencanaan Laba dari Toko Profil dan Plafon Gypsum

Padang dapat dilihat pada Tabel 8 di

bawah ini

:

Tabel 8

Dari Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa Margin Of Safety

berpengaruh terhadap Perencanaan Laba Perusahaan dan memiliki hubungan yang searah dan positif, hal ini dilihat dari data hasil analisis mengenai Margin Of Safety dan Perencanaan Laba Perusahaan setiap tahunnya bahwa jika Margin Of Safety

mengalami penurunan maka perencanaan laba perusahaan pun mengalami penurunan, sebaliknya jika setiap Margin Of Safety mengalami kenaikan maka perencanaan laba perusahaan pun mengalami kenaikan.

a. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah salah satu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kedua variabel tersebut.

Jika kita hitung secara manual untuk mencari persamaan Regresi Linier di atas maka perhitungan dari komponen-komponen dari konstanta-konstanta a dan b dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MOS % 5 78.76 90.15 83.8743 4.18894

Perencanaan Laba 5 240756650 356519371 3.10E8 4.377E7 Valid N (listwise) 5

(13)

292 Tabel 9

Perhitungan komponen-komponen Regresi Linier

Tahun x y xy 2005 90.15 356,519,371 8127.0225 1.27106E+17 32,140,221,296 2006 82.51 300,764,679 6807.9001 9.04594E+16 24,816,093,664 2007 78.76 240,756,650 6203.1376 5.79638E+16 18,961,993,754 2008 82.79 330,954,320 6854.1841 1.09531E+17 27,399,708,153 2009 85.16 323,497,450 7252.2256 1.04651E+17 27,549,042,842 jumlah 419.37 1,552,492,470 35244.4699 4.89711E+17 130,867,059,709 Dari Tabel di atas kita dapat

memperoleh bahwa ∑ x = 419.37 ∑ y = 1,552,492,470 ∑ xy = 130,867,059,709 ∑ x² = 35,244.4699 (∑ x)² = 175,871.197

Apabila hasil perhitungan di atas kita substitusikan kedalam persamaan untuk menghitung konstanta-konstanta a dan b maka akan diperoleh harga a dan b sebagai berikut: a = y - y n - = ( )( ) ( )( ) ( ) ( ) = - 469.723.707 Dan b = n y-(∑ )(∑y) n∑x - (∑ )² = ( ) – ( ) ( ) ( ) = 6.52481E+11 Sehingga jika harga a dan b

disubstitusikan kedalam persamaan Regresi Linier maka akan diperoleh

persamaan Regresi Linier Sederhana

sebagai berikut :

y = a + bx

y = - 469.723.707+ 6.52481E+11x

Regresi Linier pada data Margin of Safety (MOS) dan Perencanaan Laba

(14)

293

Tabel 10

Coefficiencts Regresi Linier dengan menggunakan SPSS Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.700E8 2.305E8 -2.039 .134

MOS % 9305117.276 2745046.710 .890 3.390 .043 a. Dependent Variable: Perencanaan Laba

Persamaan Regresi Linier yang didapatkan memberikan penjelasan kepada kita bahwa keterkaitan antara MOS dengan Perencanaan Laba bersifat searah (positif) atau dengan kata lain bahwa nilai MOS semakin besar maka akan mengakibatkan nilai dari Perencanaan Laba akan semakin besar juga, demikian pula sebaliknya jika nilai MOS

mengecil maka akan mengakibatkan mengecilnya nilai Perencanaan Laba.

b. Analisis Moment Product Correlation (Korelasi Pearson)

Laba dimana nilai keterkaitannya disebut sebagai nilai signifikansi seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Table 11

Interval Taraf Signifikansi

Interval koefisien Tingkat hubungan

0.00 – 0.199 Sangat rendah 0.20 – 0.399 Rendah 0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 - 1.000 Sangat kuat Jika kita hitung secara

manual untuk mencari nilai korelasi Pearson di atas maka,

Tabel 12

Perhitungan komponen-komponen Korelasi Pearson

Tahun x y xy 2005 90.15 356,519,371 8127.0225 1.27106E+17 32,140,221,296 2006 82.51 300,764,679 6807.9001 9.04594E+16 24,816,093,664 2007 78.76 240,756,650 6203.1376 5.79638E+16 18,961,993,754 2008 82.79 330,954,320 6854.1841 1.09531E+17 27,399,708,153 2009 85.16 323,497,450 7252.2256 1.04651E+17 27,549,042,842 Jumlah 419.37 1,552,492,470 35244.4699 4.89711E+17 130,867,059,709

(15)

294 Dimana : ∑ x = 419.37 ∑ y = 1,552,492,470 ∑ xy = 130,867,059,709 ∑ x² = 35,244.4699 (∑ x)² = 175,871.1969 ∑ y² = 4.89711E+17 (∑ y)² = 2.41023E+18 Jika nilai dari komponen-komponen di atas kita substitusikan ke persamaan korelasi Pearson maka akan

diperoleh harga Korelasi Pearson sebagai berikut r = = √*( ) + *( ) +( ) ( ) = 0.890 Tabel 13 Korelasi Pearson Correlations Perencanaan Laba MOS %

Perencanaan Laba Pearson Correlation 1 .890*

Sig. (2-tailed) .043

N 5 5

MOS % Pearson Correlation .890* 1

Sig. (2-tailed) .043

N 5 5

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Dari perhitungan Korelasi

Pearson di atas didapatkan kesimpulan bahwa pengaruh MOS terhadap Perencanaan Laba bersifat positif dengan tingkat hubungan Sangat Kuat, hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai r yang didapatkan dengan interval koefisien pada tabel di atas.

c. Analisis Koefisien Determinasi Selain menggunakan Regresi Linear dan Korelasi Pearson, keterkaitan dari MOS dengan Perencanaan Laba tersebut

dapat dianalisis dengan menggunakan metode Koefisien Determinasi. Adapun persamaan untuk menentukan korelasi Koefisien Determinasi adalah sebagai berikut: KD = r² x 100% Dimana : KD= Koefisien Determinasi r = koefisien korelasi produk momen/korelasi Pearson

Tujuan metode Koefisien Determinasi berbeda dengan

(16)

295

Koefisien Pearson. Pada metode Koefisien Determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh nilai MOS terhadap Perencanaan Laba tapi bukan taraf

hubungan seperti pada Koefisien Pearson (lebih memberikan gambaran fisis atau keadaan sebenarnya dari kaitan MOS terhadap Perencanaan Laba). Tabel 14

Tabel Statistik SPSS Model Summary Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .890a .793 .724 2.300E7

a. Predictors: (Constant), MOS % Pengertian dari nilai KD = 79.3% menyatakan bahwa sebesar 79.3% pengaruh penetapan Perencanaan Laba ditentukan oleh MOS dan ada variabel-variabel lain selain MOS yang menjadi bahan pertimbangan penentuan besar Perencanaan Laba yaitu sebesar 20.7% .

Adapun variabel-variabel lain dalam menentukan Perencanaan Laba Toko Profil dan Plafon Gypsum Padang selain MOS adalah seperti faktor break even point yaitu suatu keadaan atau kondisi dimana perusahaan belum memperoleh laba dan tidak menderita kerugian karena saat itu penghasilan yang diterima sama dengan biaya yang dikeluarkan.

Faktor penjualan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh penjual untuk mencari pembeli agar besedia membeli barang atau jasa sesuai kebutuhan dan dapat melakukan perjanjian atas kesepakatan harga yang saling menguntungkan dan faktor biaya yaitu harga yang telah dipakai atau digunakan untuk memperoleh pendapatan.

Pengujian hipotesis

a. Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Margin of Safety dan variabel perencanaan laba.

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel Margin of Safety dan variabel perencanaan laba

b. Hipotesis Statistik

Ho : ρ = 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Margin Of Safety dan variabel perencanaan.

Ha : ρ ≠ 0 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel Margin Of Safety dan variabel perencanaan laba. c. Menguji Signifikansi = √ √ = √ √ = = 3.381 Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh thitung sebesar 3.381. Nilai t tabel bisa ditemukan dengan bantuan tabel distribusi t student yang sudah

(17)

296 tersedia secara umum, dengan

ketentuan pencarian α = 0.05, α/ = 0.05/2 = 0.025 (dua pihak) dan dk = 5-2 = 3 Maka diperoleh t tabel = 3.18.

Dari hasil perhitungan diketahui thitung > t tabel (3.381 > 3.18), artinya Ho berada di daerah penolakan dan Ha diterima, menjelaskan bahwa analisis margin of safety berpengaruh dalam perencanaan laba perusahaan.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat Margin of Safety pada periode tahun 2005-2009 mengalami penurunan secara garis besarnya. Penurunan tersebut diakibatkan karena tingkat volume penjualan dan harga bahan baku yang mengalami perubahan, hal ini tentu akan mempengaruhi harga jual produk. Dengan harga bahan baku yang meningkat megakibatkan Harga Pokok Produksi (HPP) menjadi meningkat dan mempengaruhi peningkatan pada Break Event Point sehingga tingkat Margin Of Safety menjadi lebih kecil atau berkurang.

2. Perencanaan laba perusahaan sama dengan tingkat margin of safety, yakni selalu mengalami penurunan sejak periode tahun 2005-2009, walaupun demikian mengalami kenaikan pada periode tahun 2008– 2009 namun tidak sama ataupun

melebihi perencanaan laba pada tahun 2003.

3. Pengaruh margin of safety

terhadap tingkat perencanaan laba perusahaan hubungannya sangat kuat dan searah, di mana jika tingkat margin of safety

naik maka perencanaan laba, dan sebaliknya. Atau dengan kata lain Margin Of Safety yang naik menggambarkan adanya perencanaan laba yang meningkat.. Hasil uji hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara margin of safety terhadap perencanaan laba. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang penulis ajukan yaitu Margin Of Safety

berpengaruh terhadap perencanaan laba perusahaan terbukti kebenarannya sehingga hipotesis tersebut diterima. Implikasi

1. Perusahaan untuk meningkat-kan margin of safety (MOS), perusahaan harus mampu meningkatkan laba, dengan cara menurunkan besarnya break even point melalui efisiensi terhadap jumlah biaya yang dikeluarkan, karena perhitungan MOS dapat membantu perusahaan dalam menetapkan anggaran penjualan dan perencanaan laba sehingga laba yang direncanakan dapat tercapai.

2. Untuk meningkatkan laba,

perusahaan harus

memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan laba perusahaan, seperti faktor biaya yang timbul dari perolehan dari atau mengolah suatu produk yang akan mempengaruhi harga jual

(18)

297

produk yang bersangkutan, faktor harga jual produk yang akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk yang bersangkutan, dan faktor volume penjualan atau produksi yang akan berpengaruh terhadap volume produksi produk, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi. DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim dan Sarwoko. 2003.Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Ardiyos. 2001. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Arikunto, Suharsimin. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Anthony, Robert dan Govinda Rajan.

2001. Management Control System. Jakarta: Salemba Empat Blocher, Chen, dan Lin. 2000.

Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat

Carter dan Usry. 2005. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat Hansen dan Mowen. 2006. Akuntansi

Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Hansen dan Mowen. 2000. Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat Irawati, Susan. 2006. Manajemen

Keuangan. Bandung: Pustaka Joel. G. Siegel dan Jae. K. Shim. 2000.

Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Gahlia Indonesia

Mulyadi, Ajang. 2002. Akuntansi Manajemen. Bandung: Program Studi Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Munandar. 2001. Budgeting,

Perencanaan Kerja,

Pengkoordinasian Kerja dan Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE

Nafarin, Mohammad. 2000.

Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat

Nazir, Muhammad. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Gahlia Indonesia

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset. Simamora, Henry. 2000. Akuntansi

Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2007. Statistik Untuk

Penelitian. Bandung: Alfabeta Sujoko, Stevanus, dan Yuliawati. 2007.

Metode Penelitian Untuk Akuntansi. Bandung: Alfabeta Supangat, Andi. 2003. Statistika Bisnis.

Jakarta: Kencana

Supriyono. 2000. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE Supriyono. 2001. Akuntansi Biaya.

Yogyakarta: BPFE

Syahrul dan Afdi Nizar, Muhammad. 2000. Manajemen Keuangan. Jakarta: Citra Marta Prima Welsch, Hilton, dan Gordon. 2000.

Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba. Jakarta: Salemba Empat

Wiwin. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: Media Pustaka Prima.

Gambar

Tabel  di  atas  memberikan  gambaran  bahwa  perencanaan  laba  perusahaan  mengalami  penurunan  dari  tahun  2005  –  2009,  walaupun  adanya  kenaikan  pada  tahun  2008  dan  2009  namun  kenaikan  tersebut  tidak  sama  ataupun  melebihi  perencanaan

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu alat bantu yang dapat digunakan manajemen dalam proses perencanaan laba tersebut adalah cost-volume-profit analysis (analisis CVP) yang menganalisis hubungan

Manajemen perusahaan perlu mengendalikan aktivitas operasionalnya dengan baik karena untuk memperoleh laba yang maksimal dipengaruhi oleh volume penjualan, harga

Tidak adanya perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang melakukan manajemen laba sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, dimana saat manajer melakukan perekayasaan laporan

Apabila dihubungkan dengan fungsi-fungsi spesifik manajemen, perencanaan memenuhi kewajiban perpajakan ( tax planning ) termasuk ke dalam salah satu fungsi-fungsi

“ Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen Terhadap Perencanaan Volume Penjualan Dan Laba (Studi Kasus Pada PT.. Malang:

Berdasarkan hasil analisis, break even point dapat menjadi salah satu alat yang dapat dipertimbangkan oleh Caffe Doodle Bar untuk digunakan dalam kebijakan

Hasil perencanaan penjualan untuk bulan Januari 2021 yang menghasilkan laba maksimal untuk Usaha Baso Ikan 18 Totok adalah dengan menurunkan biaya tetap 5% dan menaikan harga jual

Dan dalam melakukan perencanaan tersebut, salah satu hal yang harus di perhatikan adalah perencanaan instalasi listrik nya, dimana ini di perlukan suatu perhitungan dan kebutuhan daya