• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEVELOPMENT AND SURVIVAL RATE OF GIANT SHRIMP LARVA (Macrobrachium rosebergii de Man) GIMacro II AT DIFFERENT SALINITIES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEVELOPMENT AND SURVIVAL RATE OF GIANT SHRIMP LARVA (Macrobrachium rosebergii de Man) GIMacro II AT DIFFERENT SALINITIES"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 7 No. 1 Tahun 2018)

DEVELOPMENT AND SURVIVAL RATE OF GIANT

SHRIMP LARVA (Macrobrachium rosebergii

de Man)

GIMacro II AT DIFFERENT SALINITIES

Deny Sapto Chondro Utomo1 · Wardiyanto1 · Triando Kurniawan1

Ringkasan GIMacro II prawn larvae is able to grow well at a salinity of 8-15 ppt. This condition can be impro-ved by improving the methods of adap-tation to changes in salinity prawn la-rvae production activities, by determi-ning the pattern of changes in salini-ty are right. Salinisalini-ty media through os-motic pressure affect the physiological activity, where the cells in body organs prawns should be in liquid media with ionic composition and concentration of the same with the environment. Having obtained the optimum salinity on la-rval rearing prawns GIMacro II in di-fferent salinity media is expected to pro-duce a population of prawns GIMacro II with superior durability specific to environmental conditions, which can then be directed to improve the utilization of marine resources to the salinity of the best. This research aims were to study the growth and survival of larvae pra-wns GIMacro II reared on media of di-fferent salinities. The study used com-pletely randomized design with three treatments and three replications. The treatments were larval rearing prawns

1)Department of Aquaculture University of Lampung

E-mail: deny.utomo@fp.unila.ac.id

GIMacro II at different salinities (10 ppt, 12 ppt, and 14 ppt). The results showed that the culture of prawn la-rvae GIMacro II at different salinity affe-ct significantly on growth and survival of larvae prawns GIMacro II. The hi-ghest development of GIMacro II pra-wn larvae obtained from 12 ppt sali-nity treatment (7.13 ± 0.03%) and the highest survival rate was obtained also from 12 ppt salinity treatment (67.67 ± 4.51%)

Keywords Macrobrachium rosebergii, larvae, salinity

Received : 07 Juli 2018 Accepted : 13 Agustus 2018

PENDAHULUAN

Udang Galah (Macrobrachium rosenber-giide Man) merupakan salah satu ko-moditas perikanan yang bernilai eko-nomis tinggi. Selain mempunyai ukur-an terbesar dibukur-an- dingkukur-an dengukur-an udukur-ang air tawar lainnya, udang galah juga sa-ngat di- gemari konsumen baik di da-lam maupun di luar negeri terutama di Jepang dan beberapa Negara Eropa (Pri-yono et al., 2011).

(2)

Dalam kegiatan budidaya udang galah, faktor kualitas air, termasuk di dalam-nya salinitas media, merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan udang galah. Salinitas media, melalui tekanan osmotiknya, mempengaruhi ak-tivitas fisiologis, baik pada osmoregu-lasi maupun bioenergetik. Apabila te-kanan osmotik media (salinitas) berbe-da jauh dengan tekanan osmotik cairan tubuh (kondisi tidak ideal) maka per-bedaan tekanan osmotik akan menjadi beban bagi udang sehingga dibutuhkan energi yang relatif besar untuk mem-pertahankan osmotik tubuhnya agar te-tap pada keadaan yang ideal.

Salinitas termasuk ke dalam kelompok

masking factoryaitu faktor-faktor yang dapat memodifikasi pengaruh faktor ling-kungan lain menjadi satu kesatuan pe-ngaruh osmotik melalui suatu mekanis-me pengaturan tubuh organismekanis-me. Sali-nitas media melalui tekanan osmotik-nya mempengaruhi aktivitas fisiologis, salah satunya osmoregulasi, dimana sel-sel pada organ tubuh harus berada da-lam cairan media dengan konsentrasi ionik yang sama dengan lingkungan-nya. Oleh karena itu diperlukan penga-turan (osmoregulasi) agar tercipta kon-sentrasi ionik cairan dalam sel dengan cairan luar sel yang hampir sama (Nu-grahaningsih, 2008). Oleh karena itu, salinitas media akan mempengaruhi peng-gunaan energi untuk osmoregulasi (Ali and Waluyo, 2015).

Penggunaan energi yang besar dalam proses osmoregulasi pada udang galah menyebabkan terhambatnya perkembang-an dperkembang-an tingginya mortalitas udperkembang-ang ga-lah. Sehingga perlu dilakukan peneli-tian untuk mencari pola-pola perubah-an kebutuhperubah-an salinitas dari penetasperubah-an hinggapost larva, untuk mendapatkan

salinitas optimum yang menghasilkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva udang galah GIMacro II yang ter-baik.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2016 bertempat di Balai Penelitan dan Pemuliaan Ikan, Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Alat-alat yang digunakan antara lain: bak fi-ber kerucut, akuarium ukuran 0,3x0,3x0,3 m, blower, refraktometer, termometer, DO meter, pH meter, timbangan digi-tal, plankton net, alat tulis, mangkok plastik, penggaris, kertas label. Sedangk-an bahSedangk-an ySedangk-ang digunakSedangk-an adalah larva udang galah GIMacro II, air tawar, dan air laut.

Rancangan yang digunakan dalam pe-nelitian ini adalah rancangan acak leng-kap (RAL) yang terdiri atas 3 perla-kuan dengan 3 kali ulangan. Perlaperla-kuan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Perlakuan A = Pemeliharaan larva udang galah GIMacro II dengan sa-linitas 10 ppt.

2. Perlakuan B = Pemeliharaan larva udang galah GIMacro II dengan sa-linitas 12 ppt.

3. Perlakuan C = Pemeliharaan larva udang galah GIMacro II dengan sa-linitas 14 ppt.

Larva udang galah yang didapatkan da-ri hasil pemijahan dipindahkan ke masing-masing media pemeliharaan sesuai de-ngan perlakuan yang diberikan. Masing-masing ulangan diisi udang galah se-banyak 300 ekor. Selama 21 hari pe-meliharaan, larva udang galah diberik-an pakdiberik-an Artemia sp. dengdiberik-an frekuensi

(3)

2 kali sehari sebanyak 20 – 80 indivi-du/larva/hari.

Parameter yang diamati adalah kelang-sungan hidup, laju perkembangan la-rva, dan kualitas air. Parameter kelang-sungan hidup dan laju perkembangan larva dianalisis menggunakan uji Ano-va dengan tingkat kepercayaan 95% dan jika terdapat perbedaan nyata antar per-lakuan, diuji lanjut menggunakan uji Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap perkembangan larva diamati se-telah larva berumur 1 hari dan dima-sukkan ke dalam wadah pemeliharaan. Perkembangan larva udang galah da-pat dilihat pada Gambar 1. Perkembang-an tertinggi terjadi pada pelakuPerkembang-an B ya-itu sebesar 7,13 ± 0,03 %, kemudian diikuti dengan perlakuan A sebesar 6,97 ± 0,06 % dan perlakuan C sebesar 6,86 ± 0,06 % (Gambar 2).

Berdasarkan analisis statistik (Anova) dengan tingkat kepercayaan 95%, per-bedaan salinitas berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap perkembangan larva udang ga-lah GIMacro II stadia 1 hingga post la-rvae. Rata-rata perkembangan perlaku-an B dengperlaku-an nilai osmolaritas pada me-dia sebesar 323 mmol/kg lebih baik di-bandingkan perlakuan A dengan nilai osmolaritas yang ada pada media se-besar 311 mmol/kg dan C dengan nilai osmolaritas media sebesar 335 mmol/kg. Ali and Waluyo (2015) menyatakan bah-wa larva akan hidup dengan baik pa-da media dengan kisaran salinitas 3 – 12 ppt. Salinitas juga berhubungan erat dengan osmoregulasi hewan air. Perbe-daan perkembangan stadia yang dilalui tiap-tiap perlakuan terjadi dikarenakan

Gambar 1 Perkembangan larva udang galah (Macro-brachium rosenbergii) GIMacro II

(4)

Gambar 2 Indeks perkembangan stadia larva udang galah

penerapan salinitas yang berbeda-beda menuntut larva untuk beradaptasi de-ngan osmoregulasi, kondisi ini diyaki-ni mempengaruhi beban kerja osmotik larva (Zikri et al., 2014). Hal ini sesuai dengan pernyataan Hana (2007) yang menyatakan bahwa perbedaan perkem-bangan ini diduga akibat perbedaan ke-mampuan pengaturan osmotik dan io-nik, yang secara fisiologis harus terjadi untuk mempertahankan keadaan stea-dy state dan aktivitas ini memerlukan energi metabolisme, sehingga akan ter-jadi pula perbedaan proses-proses pem-bentukan jaringan tubuh. Semakin be-sar beban osmotik, maka semakin la-ma waktu yang dibutuhkan larva udang galah untuk berubah stadia (Syafei, 2006).

Pada saat larva udang sedang dalam ma-sa perkembangan stadia, larva meng-alami masa kritis yang cukup tinggi. Terlebih lagi saat peralihan ke post la-rvae. Masa kritis larva udang juga dia-lami saat terjadinya moulting (pergan-tian kulit) (Mukti and Satyantini, 2016). Perkembangan larva udang galah GI-Macro II selama 21 hari pemelihara-an pada penelitipemelihara-an ini dapat dikatakpemelihara-an tinggi jika dibandingkan pada

pembe-nihan umumnya yang biasanya menca-pai 25 – 30 hari. Hal tersebut diduga karena larva udang galah GIMacro II dapat mempertahankan tekanan osmo-tik yang ada pada lingkungan. Supono (2017) menyatakan bahwa jika terja-di perbedaan tekanan osmotik pada he-molim udang dan air kolam yang besar menyebabkan udang akan banyak ke-hilangan energi untuk adaptasi sehing-ga perkembansehing-gan menjadi lambat. Ku-alitas air yang baik akan mendukung perkembangan yang optimal. Sebalik-nya, kualitas air yang jelek akan menu-runkan nafsu makan udang yang bera-kibat terhambatnya perkembangan la-rva udang galah GIMacro II. Perubah-an kualitas air yPerubah-ang terlalu signifikPerubah-an akan menyebabkan stres pada udang bahk-an akbahk-an menyebabkbahk-an mortalitas pada udang yang pada akhirnya dapat me-nurunkan biomasa udang yang dipeli-hara (Supono, 2017).

Kelangsungan hidup merupakan para-meter yang dapat menunjukkan presen-tase organisme yang mampu bertahan hidup pada akhir penelitian. Berdasark-an hasil penelitiBerdasark-an selama 21 hari, ting-kat kelangsungan hidup udang galah GI-Macro II menunjukkan hasil yang ber-beda untuk setiap perlakuan. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terjadi pa-da pelakuan B yaitu sebesar 67,67 ± 4,51 %, kemudian diikuti dengan per-lakuan C sebesar 56,00 ± 3,61 %, dan perlakuan A sebesar 50,67 ± 4,51 (Gam-bar 3).

Berdasarkan analisis uji Anova dengan tingkat kepercayaan 95%, perbedaan sa-linitas berpengaruh nyata (P<0,05) ter-hadap kelangsungan hidup larva udang galah GIMacro II stadia 1 hingga post larvae. Rata-rata kelangsungan hidup perlakuan B lebih baik dibandingkan

(5)

Gambar 3 Tingkat kelangsungan hidup larva udang galah

perlakuan A dan C. Pada perlakuan B dengan nilai osmolaritas media sebe-sar 311 mmol/kg, udang galah GIMa-cro II melakukan kerja mendekati isos-motik yang artinya osmolaritas haemo-lymp hampir sama dengan osmolari-tas medianya, hal ini menunjukkan ter-bukti dengan tingkat kerja osmotik yang paling kecil dibandingkan dengan sali-nitas 10 ppt dan 14 ppt, sehingga hasil anlisis statistik (Anova) dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan perbe-daan yang nyata antar perlakuan. Per-nyataan tersebut sesuai dengan Ali and Waluyo (2015) yang menyatakan bah-wa tingkat kelangsungan hidup udang galah tertinggi diperoleh pada media dengan kisaran salinitas 3 – 12 ppt. Ha-sil uji lanjut Duncan pada taraf kecayaan 95% menunjukkan bahwa per-bedaan salinitas memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hi-dup larva udang galah GIMacro II yang mana pada perlakuan B berbeda nya-ta terhadap perlakuan A dan perlaku-an C. Pada perlakuperlaku-an A menunjukkperlaku-an tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah dari perlakuan lainnya disebabk-an perkembdisebabk-angdisebabk-an ydisebabk-ang tidak seragam antar individu sehingga individu yang

tumbuh dan berkembang dengan cepat akan menguasai wilayah dan persaing-an dalam memperebutkpersaing-an makpersaing-anpersaing-an. La-rva udang yang lemah cenderung akan susah mendapatkan makanan dan mu-dah stress dan terserang penyakit, se-hingga kanibalisme pun tidak dapat di-hindari (Ali and Waluyo, 2015). Sedangk-an pada perlakuSedangk-an B, tingkat kelSedangk-ang- kelang-sungan hidup yang didapat lebih tinggi dari perlakuan lainnya disebabkan ka-rena larva udang sudah mampu bera-daptasi dengan baik pada lingkungan-nya sehingga larva udang mampu men-dapatkan makanan yang diberikan de-ngan mudah.

Kehidupan organisme akuatik, terma-suk udang galah, sangat ditentukan oleh daya dukung lingkungan, yang salah sa-tunya adalah parameter kualitas air pe-meliharaan (Khasani et al., 2018). Se-lama penelitian dilakukan pengamatan kualitas air yang meliputi suhu air, sa-linitas, oksigen terlarut, dan pH. Ha-sil pengukuran parameter kualitas air selama 21 hari pemeliharaan menun-jukkan parameter kualitas air dalam ba-tas optimal bagi kehidupan larva udang galah GIMacro II (Tabel 1).

Suhu selama penelitian berkisar antara 28 – 29oC. Kisaran suhu tersebut ma-sih dalam kisaran toleransi udang ga-lah GIMacro II. Jika suhu air lebih dari angka tersebut maka metabolisme da-lam tubuh udang akan berlangsung ce-pat. Suhu dapat mempengaruhi berba-gai fungsi metabolisme dari organisasi akuatik seperti pertumbuhan dan ting-kat konsumsi pakan (Serang et al., 2006). Semakin tinggi suhu maka akan mem-percepat proses metabolisme dan me-ningkatkan konsumsi pakan pada udang sehingga mempercepat pula proses

(6)

mo-Tabel 1 Kualitas air media pemeliharaan udang galah selama penelitian

Parameter Kisaran Optimum* A B C

Suhu (°C) 27 – 31 28 – 29 28 – 29 28 – 29

pH 7 – 8,5 7-7,78 7,73 – 7,83 7,57 – 7,81

DO (mg/L) 1,90 – 6,98 4,4 – 5,3 4,8 – 5,8 4,7 – 5,5

Salinitas (ppt) 8 – 16 10 12 14

ulting yang akan mempengaruhi per-tumbuhan panjang dan beratnya. Udang galah GIMacro II memiliki to-leransi luas terhadap salinitas sehing-ga udang sehing-galah GIMacro II dapat ber-adaptasi dalam keadaan salinitas yang rendah. Hal ini sesuai dengan pernya-taan Ali and Waluyo (2015) bahwa per-kembangan dan kelangsungan hidup udang galah yang baik diperoleh pada media dengan kisaran salinitas 3 – 12 ppt. Salinitas adalah tingkat kadar garam ter-larut dalam air yang merupakan salah satu aspek kualitas air yang memegang peranan penting karena mempengaru-hi pertumbuhan udang. Salinitas ada-lah konsentrasi semua ion-ion terlarut dalam air (klorida, karbonat, bikarbo-nat, sulfat, natrium, kalsium dan mag-nesium). Konsentrasi salinitas sangat ber-pengaruh terhadap proses osmoregola-si yaitu upaya hewan air untuk meng-ontrol keseimbangan air dan ion antara tubuh dan lingkungannya. Jika kondi-si salinitas berfluktuakondi-si maka semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk metabolisme. Metabolisme yang dila-kukan merupakan bentuk adaptasi (Fu-jaya, 2004).

Kandungan oksigen terlarut dalam air merupakan faktor kritis bagi kehidup-an udkehidup-ang. Oksigen terlarut berperkehidup-an da-lam perkembangan dan kelangsungan hidup organisme akuatik. Kandungan oksigen terlarut juga sangat penting ba-gi udang galah GIMacro II karena ok-sigen dibutuhkan untuk proses meta-bolisme. Pergantian air pada media

pe-meliharaan juga membantu meningkatk-an oksigen terlarut.

Pada penelitian ini didapatkan nilai ka-dar oksigen terlarut yang berada pada kisaran 4,48 - 5,58 mg/L. Kisaran yang dihasilkan saat pengukuran kualitas air selama pemeliharaan ini masih dapat ditoleransi bagi kelangsungan hidup udang galah GIMacro II. Semakin besar udang galah GIMacro II maka konsumsi ok-sigen yang dibutuhkan semakin besar, namun oksigen di dalam media peme-liharaan berkurang. Hal ini dikarenak-an aerasi di dalam media an dari awal sampai akhir pemelihara-an udpemelihara-ang tetap sama, tetapi kebutuhpemelihara-an oksigen udang galah semakin mening-kat seiring dengan peningmening-katan ukuran tubuhnya. Kadar oksigen terlarut opti-mum > 3 mg/L dengan toleransi 2 mg/L. Kandungan oksigen terlarut yang ren-dah di bawah 1,5 mg/L akan bersifat lethal bagi udang (Maimunah and Ki-lawati, 2015).

Hasil pengukuran pH selama peneliti-an berkisar peneliti-antara 7 – 7,83. pH perair-an 6,5 - 8,5 merupakperair-an batas optimum yang memungkinkan udang dapat hi-dup dan berkembang. Nilai pH di ba-wah 4,5 atau di atas 9,0 akan mengaki-batkan udang mudah sakit, lemah, dan nafsu makan menurun, bahkan cang-kang udang galah cenderung keropos dan berlumut.

(7)

SIMPULAN

Perbedaan salinitas memberi-kan penga-ruh yang nyata terhadap perkembang-an dperkembang-an kelperkembang-angsungperkembang-an hidup larva udperkembang-ang galah GIMacro II. Hasil penelitian nunjukkan bahwa salinitas 12 ppt me-rupakan salinitas terbaik dengan indeks perkembangan larva sebesar 7,13 ± 0,03 % dan kelangsungan hidup sebesar 67,67 ± 4,51 %. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis menya-rankan dalam kegiatan pembenihan la-rva udang galah GIMacro II menggu-nakan salinitas 12 ppt.

Pustaka

Ali, F. and Waluyo, A. (2015). Tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuh-an udpertumbuh-ang galah (macrobrachium ro-senbergii de man) pada media bersa-linitas. LIMNOTEK-Perairan Darat Tropis di Indonesia, 22(1).

Fujaya, Y. (2004). Fisiologi ikan da-sar pengembangan teknik perikanan.

Rineka Cipta. Jakarta, 179.

Hana, G. C. (2007). Respon udang vanname (litopenaeus vannamei) terhadap media bersalinitas rendah. Khasani, I., Imron, I., Suprapto, R.,

and Himawan, Y. (2018). Evalu-asi keragaan persilangan udang ga-lah (macrobrachium rosenbergii) da-ri beberapa sumber populasi. In Pro-siding FORUM INOVASI

TEKNO-LOGI AKUAKULTUR, pages 581–

590.

Maimunah, Y. and Kilawati, Y. (2015). Kualitas lingkungan tambak insentif litapenaeus vannamei dalam kaitan-nya dengan prevalensi pekaitan-nyakit whi-te spot syndrome virus.Research Jo-urnal of Life Science, 2(1):50–59.

Mukti, A. T. and Satyantini, W. H. (2016). Peranan l-carnitine pada per-kembangan dan pertumbuhan larva udang galah, macrobrachium rose-nbergii de man. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, 12(1):23–26.

Nugrahaningsih, K. A. (2008). Penga-ruh tekanan osmotik media terhadap tingkat kelangsungan hidup dan per-tumbuhan benih ikan patin (pangasi-us sp.) pada salinitas 5 ppt.

Priyono, S. B., Sukardi, S., and Hari-anja, B. S. (2011). Pengaruh shelter terhadap perilaku dan pertumbuhan udang galah (macrobrachium rose-nbergii). Jurnal Perikanan Univer-sitas Gadjah Mada, 13(2):78–85. Serang, M., Suprayudi, M., Jusadi, D.,

and Mokoginta, I. (2006). Pengaruh kadar protein dan rasio energi pro-tein pakan berbeda terhadap kinerja pertumbuhan benih rajungan (portu-nus pelagicus).Bogor: Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Supono, S. (2017). Studi keraga-an udkeraga-ang windu (penaeusmonodon) dan udang putih (litopenaeusvanna-mei) yang dipelihara pada tambak semi plastik. In Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian. Syafei, L. S. (2006). Pengaruh beban

kerja osmotik terhadap kelangsung-an hidup, lama waktu perkembkelangsung-angkelangsung-an larva dan potensi tumbuh pascalarva udang galah.

Zikri, O., Hukama Taqwa, F., et al. (2014). Penentuan pola perubahan salinitas pada penetasan dan pemeli-haraan larva udang galah (macrobra-chium rosenbergii) asal sumatera se-latan.Jurnal Akuakultur Rawa Indo-nesia, 1(1):46–56.

(8)

Gambar

Gambar 1 Perkembangan larva udang galah (Macro- (Macro-brachium rosenbergii) GIMacro II
Gambar 2 Indeks perkembangan stadia larva udang galah
Gambar 3 Tingkat kelangsungan hidup larva udang galah
Tabel 1 Kualitas air media pemeliharaan udang galah selama penelitian

Referensi

Dokumen terkait

iktikad baiknya dalam pelunasan utang pajak. Dalam hal ini berkas WP yang dimaksud berkaitan dengan identitas penanggung pajak yang akan disandera, SPT, maupun berkas

Penyelidikan tanah di lapangan pada proyek central square mall ini dilakukan untuk mengetahui kondisi tanah asli di lapangan sehingga dapat merencanakan jenis pondasi yang

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan implementasi, hambatan dan solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam implementasi toleransi kebhinnekaan

Dengan adanya penyerahan beberapa kewenangan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam menjalankan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat penyebarluasan informasi SPP PNPM dengan tingkat pemahaman masyarakat, pengaruh tingkat

Dari hasil penelitan, Peneliti melihat PT ISRU telah melakukan beberapa aktivitas untuk mempertahankan kinerja adapun beberapa aktivitas komunikasi yang telah di lakukan,