PLURALISME AGAMA
DAN
DIALOG TEOLOGI
Oteh:
llardani*
Sebentar lagt
manusiaakan memasuki
millenium
ketiga.
Masyarakatmodern akan mengalami
perubahan-perubahan sosial yang semakin cepat. Tidak hanya dalam bentuk produk-produk baru dan rrendy,. tapi apa yang disebut sebagaiglobalisasi informasr setiap
saatakan menverbu
manusia dan pelbagai belahandunia yang
semakrn"menyempit"
sehingga menjadikannya sebagai desa buanalglobal
villcge)
atau
kota
buana
(glohut
crrr).
Sebagai konsekuensi logisnya,pelbagai
pertredaan pandangan,sikap,
dan tradisr
apalagi
agamayang
dianutsegera terkuak
secara "ielas.Pluralisme
(kemajemukan)tersebut
sesungguhnyabukanlah
merupakan fenomenabaru bagi lslarn
karena
ia
tumbuh
di
sebuahmasyarakat
Arab
yang
pluralistik (Yahuid,
Knsten" dan
tradisi lain).
Bahkan,pluralisme
merupakanbagian
dan
sunnatullch
yangperennial
dan imutable.lNamun,
di
samping karena
persentuhannyadengan
arus
modernisasi yangmenyebabkannya menjadi problema yang semakin kompleks.: J,rga karena agama
menyangkut
kesadaranteologrs yang
p€rsonalyang
bercinkan religittus
truth
claim
(klaim
kebenaran agama) sehinga pluralisme yang muncul pun sering tidahdisikapi dengan inklusirntas keagamaan, sikap
arif, terbrik4
lapang dada, tapi telahdipresentasi
oleh
suatu
pemikiran
keagamaanyang
bercinkan
eksklusivitas, absolusitas, terh$up, dan rigrd.Di
Indonesia
sendiri, perkernbangan terakhir hubungan antaragama telahmenunjukkan
fenomena
yang kurang-untuk
tidak
mengatakan sama sekali'"tidak"-s
€
hat.
Tragedi Ambon yang terfadi semenyak awal tahunlggg
dan tragedi
Kryang
misalnya,
yang
menelan koqbanjiw4
material, maupun psikologrs telahmengajukan stratu problerna
yang
tidak
hanya
harus ditaati secara insfitusional,namun
meniscayakan ssrnuarmat
beragama, termasuk lslam, unfuk menyeruakdari
kedalaman kesadaran keyakirun secara individual 1,ang berbasiskan teologisuntuk
merdefinisikan
sikapnya yang tepst terhadap agama lain.')Penulis adalah
mahasiswa
progrann
pascasarjana
IAIN
sui-a]
Kalijaga
YogSrakartadalam Program
studi
Agama danFilsafal
Wardani, Pluralisme Agamg
dun$gloSJ39!9gE
47
Menyadari
akan
kompleksitas permasalahan yang dibahas,tulisan
rntberupaya mengeksplor dua tema sentral, yaitu pluralisme agama dan kemungkinan
dialog.
Pembahasandi
samping
didasarkan pandangan teologis, juga didasarkan"b"&
af
thaught"
(bangunan
pemikrranl frlsafbt perennial yang memungkinkan munculnya"keanfan"
di tengah-tengah pluralisme agama.Plurelisme
Agama dan SikapAgamawan terhadapnya
Menurut Longman
l)rcltonurt
-J
pluralrsme adalah
the
prtnciple o/
diferent
rd.es, religion,
undpolttical
helte.l.s cun ltve together peuclrcfully in the same socie4,'(suatu pnnsip bahwa ras. agama. dan pandanganpolitik
yang berbedadapat
hidup
sffira
damai dalam masvarakat vang sama). Dalam Encvclopediao/
Religion
arul Etics,pltralisme
didefinisikan dengan"a
methapvstcal docftine tahtall
existence rs ultimetely reducible to u multtpltcttt'o.f tlisrtnct and independent"s(suatu
doklrin
metafisis yang
men!'atakan bahw'a semuawujud
pada akhirnyadapat
dilebur
ke
dalam suatu keanekaragaman perbedaan dan wujud atau elemen tersebut dapatberdin
sendiri).Dalam
pengertian
tersebut, pluralrsme
agama menunjukkan adanyakoeksistensi agama-agama yang memungkinliann)'a hidup secara damai (peuceJull
coexistence)
sehingga teryadiinteraksi kendati
dengankadar tertentu.
dengandemikian, apa yang
terkandungdi
sini bukan "kerukunan" antarumat beragamaansich,
tapi lebih dan rtu "ke4a
sama" antarumat
beragama dalam persoalan-persoalan kemanusiaan yang dihadapt.Pluralisme
(keberagaman) agama tersebut tentunya mendapat respon dankaum
agamawan yang hdak selalu bersikapinklusri'
Menurut Peter L. Berger, adatiga
kemungkinanstrategi yang dimainkan.
Pertama. usaha penaklukan kembali {recoquest) suatu masyarakatatas
nama persatuan yang teiah hilang. Strategiini
berupaya mengembalikanotoritas satu
agama dengan menafikan yang lain, yangtelah
mendorong perang agamadi
Eropa
dr
abadXVl
danXVll.
Perang yangbersemboyankan
"Por
C.ristoRay" (untuk
sang Raja Kristus) pada masa RezimFranco
di
Spanyolyang
didirikan tahun
1930-an
adalah contoh lain penerapan4t
KHAZ,+\i,4H, Janaari
*Pebraari
Z{X)I*'onwr
i5
fS'S;\.
0215-
837x
melawan kerajaan
Musllm
vang rnemuncak pada ketatuhan Granada dan persatuan Spanyoldi
bari'ah rala-raja Katolik.''Strategr
kedua
adalah
pengasrngandtrt
i tt'!/-.st'purttlutrtl
Pluralismeagama dalam strategi inr dtsikapr dengan pengasrnsan nrasrarai'at secara teritonal
vang
memberlakukantbrmula terkenal
Westphalia bahrva "Siapa vang berkuasaakan
menentukanagama" \cutus
regtt)
L't()lt.\ r!,'t,ttt)t
sehrrrgga penguasa yangmenganut
agama
tcnentu akan memaksakonlersi
agama latn atau migrasi secaradamai.T
Strategi
ketiga
adalah
keterbLrkaanunlrrk dralog
r,angoleh
Bergerdiistrlahkan
.iengan tawar-menawarpli;'tran {cr)!tiittLt 'rt'{Ltttltlrg;
Dialog dalampluralisme
agarna mengharuskan seseorang untuk bernegosiasi dengan pandangan yang berbeda dengan menetapkan hal-hal\EIl! "t
\r/7\i.r/
dari kelakinan dan vang"prngS4rrun-' atau yang secara historis diang-uap
relatif
sehingga tak membahayakanintr
keimananI
Dialctg
antaragarnamemans ,rulrt drlakukan
dan
penuh resikokarena menggedor drnciing-dinding
benteng
teologr:; rang telah terpatri rapi, dansejarah
pun
telah
rnengekstnmitan
pandanuanteologis
tersebutdalarn
suatu inasyarakat yangnon*piurahstik
namun lebih mcndewasakan keL:eragamaan. Olehkarenanva,
dialog mrr*pakan
stategi
rang paling
tepatkendatrJalam beberapa kesempatan telah mengalarni harnbatan dan kegagalanDialog
Antarag*ma: Vis Fintu Etika atau
Feologi?Karena
menvaclan bahrva
t"(!i.,.:i,tr:
trulh
'-'lutm
merupakan cin
keberagamaan (baca: teologis) yang memang sudah melekat apa adanya, sebagian
ahlil0
memrmgkinkandialog
antaragamatersebul
hanva dibangundi
atasdasar"titik
temu"
(kalimatun
sawa)r'
di
lua.
pintu teologi.
tetapi
lewatpintuetika.
Lewat
pintu
etika,
dernikian
dasar
argumennya. mannusia secara universal menghadapi tantangan-tantangan kemanusiaan sertamemlliki
tingkat keprihatinanyang
Sama.Etika dapat
menggeser keberagamaandan pola"having or
reliS4ion"menjadi "religiosity'",
dan
dimensi
sprntualrtas
keberagamaanlebih
terasamenjanjikan
dan
menantang
ianpa terfokus
han-v-apada
lormalitas
lahiriahma don
Dialog
T,Dalam
kartannya
dengan pendapat tersebut,perlu
disadari bahwa
di samprng berdasarkanetika
rasronal
Qthilosaphicalethic\,beberapkonsepetika
yang
dibangun agama didaasarkanpula
pada
pandanganteologis
sebagaitrtik
tolaknva.r:
Sedangkan,teologr bertolak
dan
krtab
suci
sehinggaetika
Islarn,misalnya,
oleh
George
F.
Hourani diklasifikasikan pada kategori
"thesttcsuhlectwrsm" dalam
pengertian bahrvabaik
dan
buruk
ditentukan
olehTuhanlewat
pemahaman avat-avatAl-Qulan
s€cara komprehensif 13Kaum agam&wan,
menurut hemat penulis, tampaknya lebih memberlakukan kitab suci
sebagai'kitab
tuntunanteologi"
dibanding sebagai"kitab
pedomanetika"
sehingga teologi yangdianut
senng kurang
bernuansamoral,
Berpuaii
dan
keterikatan etrka
denganteologi-bahkan
vang terakhirini
merupakantitik
tolaknya-dan
kenyataan adanyaketenkatan
etrka dengan kitab suci. padahal vang terakhrr rni lebihdilihat
sebagaikitab
'"teologi" oleh
agamawan,maka
dialog
anatzlragamamesti
tidak
hanya dibangun dengan landasanetrk4
tapi lebih dari itu harus pula melalui pintu teologi-vang lebih lekat dalam kesadaran pemeluknva.
Dialog
antaragama pada dataranteologi-tidak
hanya pada dataran etika-berartr memaksakita
untuk
menjawabsuatu
p€rtanyaan yang sangat mendasarpda
agama.-vaitu apakah
kebenaran
dan
keselamatan{salvation}
hanyadimonopoli
oleh
suatu agamaatau
dirniliki
oleh
semua agama. Pertanyaanini
menjadi
sangatvrtal
untuk
dr.yawab mengingat bahwa alasan pokok dalam studiilmu
perbandingan agamayang
hingga
saatini
ditekunidi
prguruan-perguruantinggr
ag:rma
negeri
dan
swasta termasul
IAIN,
adalahdialog kerja
samaantaragama,'*
bukan
dengansikap eksklusif
dan apologetis hanya menun3ukkansuperioritas
suatu agama terhadap
agamalain,
sebagatmana yangteqadi
di belahan bumi bagran Barat dr mana istilah "perbandingan agama" disalahtafsirkandengan
konotasi
hegemonikultural era
impenahsme sehingga agama Kristendianggap
lebih
unggul danpada
agama-agarnalain.'t
Hal
yang
serupa_juga mungkrn atau bahkan telahteladi
di trelahan bumi bagran Tirnur.16Untuk
menjawab pertanvaan teologrsdi
atas,
prtama-tama
kita harusberanlak dan beberapa fakta tekstual keagamaan secara
normatifvang
berasal darikitab sucr
karena dan sini pandangan-pandangan teologis berasal. jawaban cukupberani,
mrsalnva,dibenkan
oleh
Fazlur Rahman dari lsiam. Dengan merujuk QSal-Baqarah/2:
62t'- dan
QS
al-maidah/5:69.i8
Rahman berkesimpuian bahwa50 \ryAzAtuAry
Jcnuuri
I
Febrweri
28*!!9ryq{_{f$Wry.
€
{f
:_!174
orang
yang benman kepadaAllat\
han akhir, den beramal saleh, meskipun bukanmuslim
(Yah&di, Kristen, danSabi'in),
akan mrendapt keselamatan. Dengan tegasia
membantahdua
kerntrngkrnanlntcrpretasl
tralnayat tersebut
oleh mayontasmufassir
bahwayang
dirnaksud denganYehudi, Knsten, dan
Sabi'in
tersebutadalah
yang telah rnasuk
Islam, ata:i
lrailg
.berada pada masa pra-kenabian Muhammad. Katanya""ln
both these verses, the vast ma3CInty slf lvtalslirjl cocrimenbtorsexscise
themselves
fruitlessly
to
avoid
havrngt*
aiirni?the
obvrous rneaning: thatthose-from
any
secnonof
humankind*whsr believe in God and the Last Dayand
do
good
deedsare
savrng. Theyeith*r
sav that by -1ews, Christians, and Sabaeanshere
are meart those whc have aeiuailv becorne*Muslirns"-which
interpretanon
rs
clearly
belied by the fact that "lr"4us1irT1s" constitute only thefirst
of
the four
groupsof
"those rvho bei;*'"'e"--{'tr that the_v were those goodJews, Chnstians,
and
Sabeanswho
hved
bet'."r,:'cti're
advent of the ProphetMuhamrnad*whish is an even worse
tow Je
l't,rr,r'' 'oSementara
itq
dan doktrin Knrtan
telah
berkembangsuatu
formulaterkenal.
extra eccl.;siam mulla salus(di
luar ge.retatical:
;da keselarnatan)toy*g
mendasarkandin
padateks
Matius
12
3{.1 "t'arilr rr:iinvamkan "Siapa yang trdakbersama
Akr.l
dia melawanAku
dan siepa *id*k berknrn=*i bersama-Kubercerai-terai":r
lni
sesrngguhnvaadalah
sisi ekskh.:s;vitas yang memeng harus disadan,dimiliki oleh
setiap agalnadi
samping sisr inkl*s:i,iiasriva" Fada islam. ketikaAl-Qu/an
menegaskan bahwa agama yang ben,m'dr sisil.llah
adalah islam (QS. 3: 19dan 85),
srsi
ekskluslrntasnvarnu::sl-rl
l'i*snu.;t.
si:r
rnkluslvitasnva tarnpaliterwulud
di
sanrping dalam bcsrtuk p*ngakuannva t*tli,.:*r,l[ueksisteftsi agama lainyang hidup
bersama-sama(Q5;
140: 6). "juga d-tl*m h*ntu.k perx?yataan Al-Qur'anbahwa
pilihan
antaraiman
dankufr
adaiaj": keL'sb*.*an rn:anusra(QS l8:
29: QS.76.3|.
Deklarasi
tsfitang agaffia-agan'uE *c.r:l*Kri:it*n r:t*ir'lr.rj Kclnslti Vatikan UUyang
dilaksanakan
pada
1l
Oklai:*r
1q*?
- S
l)*s*ffiiiler
lg65
kemudianmen;adikan eksklusivitas doktrin
Krisl**
iq:rscbllt "'ifi,*n*atr" dan gereja pun mulaimembuka
pintu
keselarnatan tecl*gis-e+kateri*p-r b;l1:ik*langan
truar geteJa:2Kalangan
Kflsten
kontemporer"untuk
sebagrac terb**e,r. m*nnlakdoktrin "extre
ecciesramnutla solus"
dalam
irentukn_va y*ngp*ling
snn:pit. Dengan didasarkanatas
satu perlanSian kosnniskeilahian"
merreka nt*:r:r:nma *':ianva keselamatanWardani,
Pluralisnv
Agama dnnDialog
Teologis 51
Nanes
.yuga menyatakanbahwa
@
agarrra@a
hakikatnyahary.alah merupakan perUeaaan respon
msrusia
terhadapralitas
rnutlak yangsama dengan mEnafikan agama lain.2a
"
Sisi lain
inklusivrtas
ajaran
Kristsr
yang tampak
adalahbahwa
disampiag
rnengakui adanya keselamatandi
luar KristEn" keselanatan jugadimiliki
oleh omttg
yang walauprn hdak secara eksplisit menyatakan berirnanpada YesusKristrs,
Iman
sebagai syaratmutlak
dan
efektif bagi
keselamatan,kata Karl
Rabnetr,
dapt
teqadi
tanF
adzrrya hubunganyang
eksplisit
dan yang disadaridengan Yesus
Kristus, yang
di
kalangan
teologKatolik
Jerman disebut sebagai"iman anonrm- ( anorymous
faith)
-25Dengan
demikiarl
memangada
konsepajaran
masing-masing agama"dalam uraian
di
atasdalam perspektif Islam-Kristen,
tentang "universalismekeselamatan";
suatu pengakuan secarainklusif
bahwa kebenaran dan keselamatan terdapat pulapda
agarna-agema laindi
luar agama sendiriKesgtuan T ransendental Aga ma-a ga ma,
Perspel*if
Filsafat
PerennielPltralisme
agamasebapi
suatu kenyataan sekaligus sebagar masalahmungkin pula
diselesaikan dEngen tawaran filsafat perennial, yaitu aliranfilsafat
yang meyakini
adanya kebenaranalau
kearifan universal yang abadi, selalu adatanpa
tenkat
dengan ruang danwakt& K%rifan
atau kebenaran universal tersebutberada
di pxat
tradisi,
yang
dalam lslam disebut denganal-hibnah sl-khalidah
ataual-hibnah
ril-ladunryah, atauknatana
Dharma dalam agama Hindu.26Frithjof
Schuon dalwn bukrmya Trancendental Unity of Religians denganbingkai teoritis filsafat
perennial
menyatakan adanya *kesatuan trarsendental"agama-sgruna
pada
tataran esoteris.Melalui
distrngsi antara eksoteris(zawahir,
bentuk, dimensi
luar)
dan
esoteris (bawatin,
substansi,dimensi dalam),
iamerrydakan
bahwaFda
tabran
Frtarfla
diternukan perbedaan-perbedaan agam4tapi
pada tataran
kedua
secara
metafisis
pe**aan
tersebutmengecil
danberhimpun pada satu
titik
temu
agama-agama.Menwut
Schuon, adatingkatan-hngkatan
hirarkis
dalam
wujud.
Dari segr metafisika" Tuhanbrada
pada tingkattertmggl,
sedangkan pada tingkat bawahnya terdapat agama-agama yang berbeda.s2
I{HAZANAH,
Jannari - Pebraari
200/,Nottwr
55ISSN.
0215-
837x
Secara
metafisis
pe6
€
daan
agama tersebutmengecil dan bertemu
di
ungkattertinggi.r?
Dengan perspektif
ini,
semua ritus, doktrin, dan simbol-simbol kegamaanyang
terbalut
oleh
bungkus manusiawrpemeluknva,
bahkan pluralisme agama,akan bisa
drpahami secaraarif,
tanpa
harus mereduksinya sebagai gejalasosialsaJ4
sebagarmana dilakukan oleh kalangan histonsisme agama.zE Kendati dikenaladanya kesatuan transendental agama-agama pada tataran esoteris, strngguh tradisi
perennial tetap
menghargai '"warna-warna"eksotensny4
karena dengAn itulahsetiap
penganut
agama
akan
menikman
keberagam&Innva secara indivrdualdengan
pengalarnannvayang
tak
terungkapkan"
Dengan demikian,
filsafat
perennial
sepenuhn-va memperhankanrealitas
transendentalyang
trans-historispada semua
agama.
ada benang merah yang menghubungkan setiap agama tanpamengenal
apapun bentuknva. Realitas transendentai tersebut, yang dalamliteratur
sufisme tslam disebut
dengan "kebenaranabadi" \ut-haq), 'yang
riil
di antara semuarealiras"
tsuvus,-usuNum\
dalam Upanrshad" atau"wujud
hakiki'
dalamrstrlah
Plato,
diakur
keberadaannyaoleh
setiap agama meskt dalam manifestasi, wu.1ud-atau nama yang
berbeda-Allah,
Yahweh. Varune.
Ahura Mazda,Kali,
Krisna. Wisnu, Budha.Kwan Yin,
dan sebagain.va.:"Dengan
keanfan
abadi 1st;pha perennrs) agamawan perlu membukadin
dan bersikap
rendahhati
dalam menghadapi pluralisme agama, "Deep down,all
religrons
are the
:iume-
dtf/erent
path
leutltng
to
llzesame
goal",
kata PaulKnitter.
Ung&apan vang senada rnr semakin menyebar dan mendapat dukungan diBarat.3o
Perspektif
perennial melihat setiap agama dan dua sisi yang berbeda: sisiketuhanan
yang
disebut dengan -'tlwme
t)rlgtn"
{asatr yang
ilahr)
dan
sisrkemanusiaan.t'
Dengatt menyadaribahwa Tuhan adalah
asal dan tu1uan semuamanusia, bahkan semga
makhluk,
maka setrap agafiLa pada "hakikatnya" berasaldan
Tuhan, kendatipun
sebagai fenornena manurstawi yang merupakan satu sisidan
agamaakan
menampakkan "manifestasin-"-a'' ,vang berbeda-beda.32 dalamungkapan
Schuon, "substansi mempunyai hak-hak yang trdak terbatas"-rr, sebab ialahir
dari vang mutlak, sedangkan bentuk adalahrelatif.
dan karena itu hak-haknyaterbatas"
Jadi,
dibalik
manifestasi ada yang Absolut itulah yang menghubungkanl*'ardani,
PfiutfrIisrrrz Agama danDialog Teologis
53
prasmgka
terhadapswrtu agarna
filsafat
perermial, tegas Seyyed Hoss€in Nasr,rnelakukan peqalanan
yang
mcrnungkinkan tercaparnya ekumenisme otentik.Peqalanan
seqra
esot€ns(batini)
adalahsrnfn
ketsrusan,
karena
lranya pada"langit
ilahi"
kedamaian agiunaakan
terwuju4
bukan
padaatrnosfir
manusia sebagaimana yang dilakukan banvak kelanganekrscnisme
dewasaini.s
Perjalanan
secara esoteris yang memungkinkaa pertemrran agama-agamapada rrngkat
mistrk
dengan
sikap msmbuka
diri
dan
kerelaan memperkeya pengalaman agama dengan agamalain
kini
menjadi feffrmena yang menarikdi
Barat. "Pu.;smg
over"
atau
''crossing
ovef'
(perryeberangan),isalalr ymg
digunakanoleh
iohn
S.
Dunne
untuk
menvebuthal
ini,35
yang tentunyatidak
berarti
convertton
ro
other
reltgton,
mempunyar
paradrgmayang
sama:tradrsronalis.
mistrs, dan
perennial,yang men;adi baglan
dari
kecendenmganumum
Barat
sekarang,vaitu
spiritualitas.
Beberapa konsep agama,hik
yangberhubungan dengan pandangan
teologi,
etrka
atau
pandangan humanismenyavang terasa baru, menarik. atau vang sama sekali tak terprkirkan dalam agamakita
ikut
memperkava nuansadan
kesadaran agamakita. Paling
tidak" humanisme setiap agama akan menjadi bagian vang menank perhatian kita.Di
sampingperspektif
filsafat
perennial yang
memunglcrnkan adanyakesattran agama-agama pada
iataran teologis, perspekhf histons
agirma-agamamonotheisme menurn;ukkan sccara geneologrs dan
hstons
agama Yahudi, Kristen,dan
lslam sama-sama berakar dan agama-agama Ibrahim(Abrahamic
reliqtons).36 maka 3ika berpijak pada perspektrf rnr, sebenarnva tak beralasan untuk mengkalim bahwa suatu agamadi
antaratiga
aeamaini
lebih
benar dari yang lain karenadengan menyadan adanya kesamaan akan historis, karena pesan universal3T yang
m englr ubungkan agam a - agama tersebut 1 u ga sama,
Ant*re
Absolusitasdan Relativitas
Pluralisme
agama-agama sebagar suatu problemayang
merryebabkantimbulnva
sikap
eksklusrvitas
dan
pelbagai
ketegangan hubungan antarumatberagama
dalam
paparandi
aus telah diselesaikan dengan interpretasi baru teksAlQu/an,
adanva
konsrh Vahkan
Il,
perspektif filsafar perennial
yang54
KEAZaINAH,
Januai
- Pebruari
2001Nomor 55ISSN"
0215-
&37x
Islam
yang keselrruhan waiarnrya tiba pada kesimp:lan bahwa kecuali menyadaripentingnya
dialog
afitrrragernzdalarn pluralismenya" adanya tawaran keselamatanteologis-eskatologis
pda
agama larn,luga kesatuan agama-agama. Secaratesritis
hal
tersebut tidaklah terlalusulit
untuk drperbincangkan. Namun ketika berhaapandengan kesadaran
pmbdi-pnbadi
pemeluk agama dalam keberagamannya, rnakapada tataran
pral,r*is
untuk
menempatkannyadalam
kqyakinanhal
tersebut"tentunya
bagt
kalangan
kebanvakan,
akan
sangat
sulit
Kekhawatiran
akanpenggerogotan
terhadap keyakinan
sendiri,
runtuhnya
tembok
teologis'kecenderungan
kepada
bentuk sinkretisme, ragu-ragu, dan keyakinan agama yang setengah-s€rengah adalahbagan dan
problemabaru yang
segpra menyembuldalam
kesadaran pnbadi pemeluk agama. Padahal, keimanan yang menentramkanjio"a
adalah keimananyang
menutupdiri
dari
parspektif
perbandingan. Olehkarena
ltum
pemahamanmungkin
salabervariasi (pluralitas
pernahamanl tapikebenaran
hanya
satu
(unitas
kebenaran).r8Sehubungan
dengan kenyataanproblema
di
atasdi
satu srsi
dan
tuntutan untuk bersikapinklusif di
pihak lain,maka harus dikatakan. ada
dimensi
absolusitasdan relativitas dalam
setiapagama.t' sehingga
dimensi kedua (relativitas)akan rnernberikan bagrannya untukmenjawab tuntutan inklusivitas terhadap agmne lain. Dalarn ungkapan Hans
Kung
'"dan luar. diakui
adanya bermacam-macam agzunavang
benar.lnilah
dimensirelatif dari
suatu agama... dan
dalam:
diakui
adanyasuatuagamayangbenar. Inilah dimensi mutlak dari suatu agama".*"Catatan
PenutupPenulis men-vadari sepenuhnya bahwa rulisan
ini
telah bergumul denganwrlayah yang
sesungguhnya dianggap sangatkontroversial.
Tidak hanya karena"dialog
antaragama" sebagaitema
tulisan
-vang dianggapdi
beberapa negara sebagai *barang mewah", akan tetapi wilayah"teologt"
sebagai sasaran dialog danperspek*if-perspektif
yang ditawarkan,
termasukpenpektif filsafat
perennial danmistis,
memangdisadari. terasa
kurang akrab bagt kebanyakan orang dan sangatelitis
intelektual-mistis. Oleh
karenaitu"
menghindari
selauhmungkin
kesan"inklusifitas
yang dipaksakan" dalam
tulisan
ini,
makaperspektif danlandasanappun
yang ditawarkan kesemuanya berpulangkepda
kesadaran mendalam paralfardani,
Pluralismc
Agana
danDialog
Teologis53
beragama",
akan
tetapi
"ke4a
sama" dan
"dialog"
secaraaktif
dan kreatrf
Fnederich
Heiler
memang pernahberujar,
"A new erawill
dswn upon monkirulwhen
the
relrgtons
wrll
rtse
Io
true
tolerance
and
co-operation
in
behalf
of
monkind. Ttt
a.ssisttn preparing
thewaltfor
this era is one of thefinest hopesof
sctenttfic
.;tudv o/religtt,n".at
Dalam konteksdi
atas, kesadaranlah-bukan hanyakajian
ilmiah
tentang agama-vang mampu mengantar pemeluk agama ke era baru tersebut.56
KHAZANAH, Jonuari
-Pebmai
2001 Nomor 55/S${.
0215-
837x
CATATAN
'Lihat QS.
Fatir/35:
43,QS
Hud/l
l:
Il8-l19.
Lihat pulaM.
Roern Rowi,l'luralisme
Agamadalam Perspektf
Al-Qur'an,
dalam
Akademika, (Surabaya: PPs. SunanAmpel,
1997\, h. 44; Nurcholis Madjid, Masyaraknt Religius, (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 48.rDalam
"Gelombang selarahIslam"
Hasan
Hanafi, Negara-negara Islamsekarang
berada pada
F'a1r
ul-Nahdah
(fajar
kebangkitan)
peradaban danmodernisasi
yang,
menurut prediksinya, semakin menanlakdi
abad 21 danke-22.
Lihat
Hasan
Hanafi,
Muqaddimahfi
'llm
al-lstigrab, (Cairo: al-Dar
al-Faniyyah,
l99l), h.
697498.
Jika
pluralisme semakin kompleks
akibatmodernisasi,
bukan
hanya Barat,
tapi
negara-negaralslamlah yang
akan menghadapi tantangan pluralisme yang didesak oleh modernisasi tersebut.'Kenrktman
antarumat beragama
di
Indonesia,
terutama
di
daerahminoritas
muslim,
selama
inr dryernbatani secara institusional yang berlandaskantradisi
sosial,
sepertihukum adat
"pela"
di
Maluku.
Lihat
Hamadi B. Husain,"Kerukunan Hidup Umat
Beragamadi
Maluku
dan
Peladi
Maluku",
dalamSudjani
(ed),
Profil
KerukunonHidup
Umat Berctgama, (Jakarla: Depag RI,tantangan pluralisme agama harus dicarikan
solusinya dengan
pendekatanteologrs,
ke
dalam (rrward)
bukan hanya institusional, ke luar (out'ward), dan tak meresap"+Dikutip
dari Mujiburrahman, Agama dalam Mawarakat Madern,makalahdiskusi dosendosen Fak. Ushuluddin, Banjarmasin, 1998, h. 8.
tJames
Hasting (ed.),
Encvclopaedta of Reltgionand
Ethics, (New York:Charles Scribners Sons Ltd., t.th ), vol.
x,h.
66.uPeter
L.
Berger,Religion
and
Modernity, Makalah pada Conference on Religron and Society in the Modern Worlddi
LIPI, Jakarta,29-31Mei
1995, h.13-19.
'rbid.
* Ibtd.
olihat
Ismail
R. al-Faruqi,
"lslam dan Agama-agamaLain",dalam
Altaf
Gauhar
(ed),
Tontang
[slam,
diterjemahkanoleh
AnasMahyuddin
dari
Ifte
Challenge of Islam, (Bandung: Penerbit Pustaka 1982),
h.
I19.'tLihat
M. Amin
AMullah,
Studl Agama: Normativitas atau Historositas?,(Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,
1996),h
72-73;
J.
Verkuyl,
Samakoh Semuall/ardani, Plurq]tsrre ASarM
danDiobg
f
57
Aguma.), (Jakarta: Badan Penerbit Kristen,
l96l),
h.
125. Secara teologis, Verkuyl dengan tegas berkesimpulan akhir,"Baik di Timur
maupundi
Barat, baik di Utaramaupun
di
Selatan, tak ada Nama yang lain untuk menjadi keselamatan manusia, selain daripada nama Yesus"."Lihat
QS.Ali
lmran/3: 64.l2Keterkaitan
etika
(dalam
hal
ini
etika
lslam),
terutamayang
bersifatfilosofis,
denganteologi
telah
dibahas denganbaik
dalam
M.
Zurkani
Jahja,Aktualtsast
t;ilsafat dalcm
Teologt[slam:
Sehuah Telaah Historis danM. Amin
Abdullah,
Aktualisosi Metodologt
I.itsafat dalam
Aqitlah Islam:
Telaah MasaDepan, Makalah
disampaikan pada seminar sehariFilsafat
dan Aktualisasinyadalam
Teologi lslam Demi
Tegaknya Moral, Fakultas Ushuluddrq Banjarmasin,l4
Nopember 1998.''M.
Amin
AMullah,
Studt ...,op.
Cit.,
h.63
dan74.toFriedrich
Heiler,
"TlzeHistory
of
Religiond usPreparationfor
theCo-operotton
o/-Religion.s ", dalam Mircea Eliade dan JosephM
Kitagawa (eds.),TheH
tstrtry
oflleligions: F,sstl
in ,\,tethodologv, (Chicago: The Universityof
ChicagoPress,
1959;,
h.
132-16OA.
Mukti
Ali, llmu-ilmu
PerbandinganAgama
di
lndonesta, (Bandung: Penerbit
Mizan,
1994), h. 84.'tM.
Amin AMullah,
Studr..., Op. Cit.,h.
l7-18.'uKarya
yang
paling
representatifdi
Timur
dengan kecenderunganini
barangkali
adalahkarya
Yusufal-Amiry (w.
381H/992}y'r\,Al-l'lambi
Mrtnaqibol-lslam,
(Cairo:
Dar al-Katib al-Araby,
1967).Tuluan
perbandinganagam\
menurutnya, sebagaimanadisitir
Ahmad al-Hamrd Gurab dalam pengantarnya (h. 4s),-
+*ii;-*U
eX..ry
LoS3,,,liSll ,1.eJ: 9
lJ
(pen,;!.rYl
i:-F)
&,,Iil
J,.,-Ie.[e
...*$uyl
4-.li
J
.5-;*sI L51-L!4+)e
J;-*!t
it;.l!l
i.Ul'i ;-yt
;i
t.:l+1 rn(terjernah
bebamya)
"Tu1uandul
perbaru{ingan
(perbandingon agama,penulisS sebagarmana tampak
dart
ludul
buku ini dan sebagannana dinyatakan otehAt-'Amiry
sendiri-adalah
menunlukkan bahwa Islam lebih ungpptl daripada agoma-egamalain
dalam
memberikan solusinya bagi problema-problema besaryung dihadapi oleh tltanusta".
'tTerjemahnya:
Sesungguhnya orang-orang mukmin, Yahudi, Kristen, danSabi'in,
siapa
sajadi
antara
mereka yang beriman denganAllah,
hari akhir, danberamal saleh,
akan
menerima
pahalanya
di
sisi
Tuhan
mereka;tidak
adaJg
EIIAZANAH,
Janasi
-Pebnrsi Z(nI
Nonwr 55
ISSN.A2I5'837
x
t*frlcmattnya:
Sesgngguhnya orang-omngrnukmia Yakudi,
Sabi'is,
dfl
Kristen, yang beriman
dengan
AllalL han
Akhir,
dan beramal
saleh akanrremperoleh
pahalanyadi
sisi Tuhan
merek4 tidakdakekbwatirandeti&k
ptrla mereka bers€dih.
reFazlu
Rahman,Moior
Themes of theQvr'n\
fMirmeapolis,Bibliatlw
Istamica,
1989),h.
166.
Bandingkan dengan MulrarnmadAsa{
The Messageof
theQw
'4n, (Giblartar: Dar al-Andalus, 1980),h.
14.t\.ihat
J. Verkuyl Loc- Cit.ttAl.t"i
Shihab, "ParadigmaBaru
Misi Kristen-,
dalam Andito(ed-),'{ras
Notna Agama, Wacana Agoma dalam
Dialog
"Bebos"Konflil
(Badung:
PustakaHidayah, 1998),
h.
13922Mahmoud
Ayoub,
"Akar-akar
Konfiik
Mrclim-Kristen'-
Perspktf
Muslim Timur
Tengah", dalam
lbrd.,
h.218.
BandingkandenganlsmailRal-Fanuqr,
krc.
Cit." lbid.
(Mahmoud A-voub),h.219.
roMuiiburrahman, Op. Cit.,
h.
10.25St.
Sunardi.
*Dialog: Cara Baru Beragama (Sunrbangan Hans Kung baglDialag
Anfar21grna", dzlarnDialog:
Kritik
dan
Identttas Agamo, (Yogyakarta: Pustaka Pelalar, 1993), SeriDIAN
I Th.l,
h. 71.tus"yy"d
HosseinNasr,
"Kata
Pengantar",
dalamFrithjof
Schuon, Islamand
Perenniol Philosophy,
ter1. RahmaniAstuti, (Bandung
Pen€rbit Mizan,l g93), h" 7.26
:tHustcn
Smith.
"Pengantaruntuk Edisi
yang
Disempurnakan-, dalamFrithjof
Schuon, Trancendenta! |.,/nityof
Religtonl terj.
Safroedin Bahar, (Jaka*a: Pustaka Firdaus, 1994\, h. x-xi.zsBudhy Munawar-Rahman,
"Kesatuan
Transendental
dalam
TeologrPerspektif Islam
tentang
Kesamaan Agama-agarna", dalam dialog ..., Op.Cit.,
h.r 33-134.
tnpriedrictr Heiler, Op. Cit.,
h.
142.r0lKomaruddin
Hidayat
dan
M.
Wahyudi Nafis, Agamo Masa
Depn;
Perspektrf Filsofat Perennial, (Jakarta: Paramadina, 1995),
h.
126.3rBudhy
Munawar-Rahman, "Kesatuan ..., Op. Cit.,
h.
135,W'ardani,
pt"r"tit^" esor*
do"
Di.rlry
f*
Sg
t'Friedrich
Heiler.Islam.
Op. ( 'rr., h. 25.
'oBudhy Munawar-Rahman. Lrrc. ( 'rt. Kesatuan ...,
ttBudhy
Munawar-Rahman.''New
Age:Gagasan-gagasan
Mistik
SpintualDewasa
ini",
dalam Muhammadwahvuni
Nafis (ed. ), Rekonstruksi dan RentmganRe I i g t u.t' I ^s I am, ( J akarta' Paramadi n
a,
I 996 ). h. 7 3 .r6Komaruddin
Hidayat dan Muhammad Wahyuni Nafis, Op. C.it.,
h.
127. 'ttPesanuniversal
tersebut. "an uqtmu al-thnawct
lo
tatqfanaquffir
" (QS.al-Syurail2:31"
rsKomaruddin Hidavat
dan
M.
Wahyudi Nafis, Op.(lit., h. l2g.
toM.
Quraish
Shihab, '-Agama: Antara Absolutisme
dan
Relativisme",dalam
Andito
(ed 1, Op.('rt.,
h.
l.l5
*ust.
Sunardi,
Dialog
...Op.('it.,h
73.o'Friedrich