31
Muhamad Firman Azhari, 2016
HUBUNGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME DENGAN KETEPATAN PENGEMBALIAN SERANGAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode dan Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan gambaran bagaimana penelitian ini akan
dilakukan. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 3) menjelaskan bahwa “metode
penelitian adalah sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan pendekatan deskriptif korelasi. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 14) metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif
korelasi. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi.
Korelasi yaitu menjelaskan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih yang
akan diteliti. Menurut Arikunto S. (2006, hlm. 270) koefisien korelasi adalah
suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran
dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara
variabel-variabel ini. Dimana dalam melakukan survey biasanya hasilnya dibuat
suatu analisis secara kuantitiatif terhadap data yang telah dikumpulkan. Pada
penelitian ini peneliti ingin mencoba mencari hubungan antara variabel bebas
(independen) pada penelitian ini yang terdiri dari whole body reaction time dan
anticipation reaction time, sedangkan variabel terikat (dependen) pada penelitian
ini yaitu ketepatan pengembalian smash. Penelitian ini ditujukan pada permainan
bulutangkis.
Adapun desain penelitian yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini
R
2R
1 A.Gambar 3.1 Desain penelitian
Sumber : Sugiyono, (2013, hlm. 69)
Keterangan :
X1: Whole Body Reaction Time
X2: Anticipation Reaction Time
Y : Ketepatan Pengembalian Smash
R1: Koefisien korelasi X1 terhadap Y
R2: Koefisien korelasi X2 terhadap Y
3.2. Partisipan
`Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium dan di lapangan bulutangkis
FPOK Universitas Pendidikan Indonesia dengan melibatkan 20 anggota bidang
prestasi UKM Bulutangkis UPI sebagai sample.
UKM BULUTANGKIS UPI adalah organisasi kemahasiswaan di tingkat intra
universitas dan merupakan alat kelengkapan structural di bawah naungan Rektor
UPI dan merupakan organisasi mahasiswa yang non politik dan berorientasi
kepada olahraga konsentrasi di lingkungan UPI. UKM BULUTANGKIS UPI
Memberikan wadah atau sarana sebagai tempat berlatih dan berorganisasi untuk
atlet-atlet BULUTANGKIS/pemula di kalangan Mahasiswa UPI khususnya serta
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu berperan
akitf dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
UKM BULUTANGKIS dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumber
daya manusia ke arah perluasan wawasan dan peningkatan potensi di bidang
olahraga BULUTANGKIS serta integritas kepribadian, memiliki sikap, mental,
moral, dan budi pekerti yang luhur ,kecerdasan, keuletantanggap dan terampil.
X
1X
2Saat ini anggota BULUTANGKIS UPI beranggotakan sebanyak 120 anggota
di seluruh fakultas yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia, dengan
pembagian dua kelompok yaitu bidang prestasi dan rekreasi melainkan itu tidak
menutup kemungkinan yang bergerak di bidang rekreasi untuk mengikuti
kejuaraan tingkat mahasiswa. Memiliki tempat latihan tetap di Sport Hall UPI,
UKM BULUTANGKIS UPI dibimbing oleh orang yang sudah ahli di bidang
BULUTANGKIS sendiri yaitu Dr. Iwa Kuntadi, M.Pd. dan Dr. Herman Subarjah,
M.Si. yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Pendidikan Indonesia dan
menjadi penanggung jawab UKM BULUTANGKIS UPI. Pelatih UKM
BULUTANGKIS UPI merupakan mahasiswa – mahasiswa yang sudah berprestasi
di tingkat nasional, maupun dalam kejuaraan Asia.
3.3.Populasi dan Sampel
Populasi menurut sugiyono (2012, hlm 61) ialah “wilayah generelisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini populasi yang dipilih adalah UKM Bulutangkis UPI,
Adapun menurut sugiyono (2012, hlm. 62) “Bagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”, dan juga menurut sugiyono (2013,
hlm 62) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Sampel dari penelitian ini adalah anggota bidang prestasi UKM
Bulutangkis UPI dengan jumlah (20) orang. Dan dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik purposive sampling yaitu, “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling karena peneliti mencari sampel yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) Inkluisi sampel :
a Mengikuti UKM Bulutangkis UPI
b Menguasai teknik dasar permainan Bulutangkis
d Pemain tunggal dalam permainan bulutangkis
e Berjenis kelamin laki-laki
2)Ekskluisi sampel :
a Sampel tidak mengikuti UKM Bulutangkis UPI
b Sampel tidak menguasai teknik dasar Bulutangkis
c Sampel tidak pernah mengikuti kejuaraan di tingkat Nasional
d Sampel bukan pemain tunggal dalam permainan bulutangkis
e Sampel bukan berjenis kelamin laki – laki.
Karena Berdasarkan karakteristik di atas didapat (20) orang sampel yang
memenuhi karakteristik tersebut untuk melakukan penelitian. Untuk sampel 20
atlet ini yang sudah menguasai teknik dasar dalam permainan bulutangkis, karena
return smash merupakan salah satu teknik yang hanya bisa dilakukan oleh pemain
yang sudah menguasai teknik dasar pada permainan bulutangkis, dan penelitian
ini memiliki 20 sampel melainkan yang sudah mengikuti kejuaraan tingkat
nasional.
3.4.Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui hasil whole body reaction time dan anticipation reaction
time, menggunakan alat yang berada di laboratorium FPOK Universitas
Pendidikan Indonesia sedangkan untuk mengetahui ketepatan return smash akan
di lakukan di lapangan bulutangkis FPOK Universitas Pendidikan Indonesia,
diantaranya :
1) Anticipation Reaction Time Test
a. Tujuan : Mengukur kecepatan reaksi antisipasi setelah stimulus
diberikan.
b. Nama alat : Speed Anticipation Time
c. Pelaksanaan :
1 Subyek duduk di depan alat.
2 Tempatkan dagu diatas penahan dagu senyaman mungkin.
3 Subyek akan memerhatikan cahaya yang akan melintas di hadapan
4 Setelah cahaya tersebut menghilang, subyek memperkirakan waktu
cahaya tersebut untuk kembali muncul dengan menekan tombol
merah.
5 Lakukan sebanyak 5 kali.
d. Skor : Diambil std. deviasi dari 5 kali pengambilan skor.
Norma dari alat speed anticipation ini di buat oleh peneliti berdasarkan
rujukan ahli Laboratorium Sport Science FPOK UPI.
Gambar 3.2 Alat Speed Anticipation
Sumber : Laboratorium Sport Science FPOK UPI
2) Whole Body Reaction Time
Whole Body Reaction merupakan salah satu alat untuk
mengukur waktu reaksi gerak seseorang, waktu reaksi ini bisa
berhubungan dengan kemampuan reaksi serangan ataupun reaksi
ketika menghindar. Alat ini memberikan stimulus melalui visual
dan auditori, ketelitian alat ini sampai dengan per 10.000 detik.
Perangkat yang dibutuhkan terdiri dari unit operator, unit
penjawab (chronoscope digital), dan lampu perangsang yang
berbeda warna serta bel. Alat ini merekam waktu reaksi testi,
Dalam Irvan Hendriawan, (2014) menjelaskan bahwa
Miyatake, N. (2012, hlm. 4) menyatakan norma whole body
reaction time tes memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1
Penafsiran Kategori whole body reaction time
Istimewa 0.001 – 0.100
Bagus sekali 0.101 – 0.200
Bagus 0.201 – 0.300
Cukup / Sedang 0.301 – 0.400
Kurang 0.401 – 0.500
Kurang Sekali 0.501 – ke atas
a. Tujuan : Mengukur kecepatan reaksi gerak keseluruhan tubuh dari
stimulus visual.
b. Nama Alat : Whole Body Reaction Type II
c. Pelaksanaan :
1 Subyek berdiri di atas matras yang terbuat dari karet dan di
dalamnya terdapat sensor dengan posisi kaki menekuk sedikit
lututnya agar tidak menjadi hambatan ketika bereaksi setelah
stimulus diberikan.
2 Ketika tester menekan tombol, maka akan keluar stimulus
berupa cahaya dan subyek melompat dari pijakan karet yang
terdapat sensor.
3 Lakukan sebanyak 5 kali.
d. Skor : Catat waktu dari 5 kali kesempatan kemudian
diambil nilai terbaik dari std.deviasi nya.
Gambar 3.3
Sumber : Laboratorium Sport Science FPOK UPI
3) Ketepatan return smash/Test pengembalian smash
a. Tujuan : mengukur pengembalian smash/ return smash
b. Alat dan perlengkapan :
1 Raket
2 Kok (shuttlechock)
3 Lapangan bulutangkis dan net
4 Alat tulis untuk mencatat
5 Lakban hitam dan kapur tulis
c. Pelaksanaan :
1 smasher melakukan smash ke arah testee,
2 testee yang sudah bersiap segera menerima smash dan
langsung melakukan pengembalian smash.
3 Shuttlekock yang dikembalikan oleh testee akan jatuh ke
daerah poin.
4 Pelaksanaan tes ini dilakukan satu orang testee sebanyak 3
kali kesempatan.
Gambar 3.4 Tes Pengembalian Smash
Dalam skripsi Adhi P.Karunia (2010), mengadaptasi Herman Tarigan (2003)
Keterangan :
S : Smasher
R : Pengembali smash
: Arah jatuhnya kok
: Arah rally
O1 : Pencatat nilai
O1 : Pencatat nilai
Angka-angka yang tertera dalam lapangan bulutangkis adalah poin yang di
Instrument ini digunakan oleh Adhi P. Karunia (2010). Di karenakan
instrument ini uji validitas dan reabilitas nya tidak dikemukakan oleh peneliti
sebelumnya, maka peneliti menguji ulang insturmen dengan pendekatan Test
Re-test. Sebelum digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini, perlu adanya uji
validitas dan reabilitas terlebih dahulu. Setelah melakukan uji coba instrument
maka langkah berikutnya adalah menghitung data dengan menganalisis validitas
dan reabilitas. Suatu alat ukur yang baik haruslah memiliki validitas dan
reabilitas.
3.5.Uji Validitas dan Reabilitas
1) Ketepatan Pengembalian Smash
Reliabilitas tes adalah suatu tes yang dikatakan reabel apabila tes itu
berulang-ulang memberikan hasil yang sama. Sebelum melaksanakan tes yang
sudah dipersiapkan guna keperluan penelitian ini, sebagai langkah pendahulan
adalah menguji reliebelitas tes. Pada penelitian ini uji reliebelitas alat ukur
menggunakan metode teknik ulang. Menurut Arikunto (1997, hlm. 171), teknik
ulang hanya menyusun satu instrumen. Instrumen tersebut di uji cobakan
kepada sekelompok responden kemudian dicatat hasilnya.
Kedua hasil pengukuran tersebut dikorelasikan dengan menggunakan
korelasi product-moment atau korelasi pearson. Menurut Suharsimi Arikunto
(1998, hlm 72), rumus product –moment atau korelasi pearson adalah sebagai
berikut :
N Pearson
Correlation
Test 1 15 .628
Test 2 15 .628
Dari tabel 2.1 diatas maka didapatkan nila r = 0,628 dan p = 0,012 < 0,05.
korelasi antara tes 1 dan tes 2 tinggi. Hal itu berarti ada konsistensi hasil yang
pertama kali dilakukan tes dengan hasil yang didapat ketika tes lagi untuk kedua
dikonsultasikan dengan koefisien reliebillitas dengan klasifikasi menurut
Suharsimi Arikunto (1998, hlm 75), berikut ini:
Mengenai langkah-langkah penelitian yang dilakukan, maka perlu prosedur
penelitian yang sistematis agar penelitian terlaksana dengan benar dan data yang
di dapatpun valid. Dengan adanya sistematika penelitian, hal ini akan
mempermudah penelitian. Dalam memudahkan proses penelitian ini, selanjutnya
peneliti menyusun langkah-langkah penelitian sebagai pengembangan dari desain
penelitian yang telah peneliti buat. Adapun langkah-langkah penelitian tersebut
dapat peneliti gambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.5 Alur Penelitian (Sugiyono, 2010, hlm 49)
Peneliti Menetukan populasi yaitu atlet UKM Bulutangkis UPI. Menentukan
sampel sejumlah 20 orang atlet UKM Bulutangkis UPI dengan menggunakan
teknik Purposive sampling. Untuk sampel 20 atlet ini yang sudah menguasai
teknik dasar dalam permainan bulutangkis. Kemudian melakukan uji coba
instrumen ketepatan pengembalian smash terhadap 15 atlet yang berada di IKOR
2012 FPOK UPI, setelah itu mengintruksikan tata cara untuk melakukan tes
intsrumen tersebut. Dihari berikutnya peneliti akan melekukan tes whole body
reaction time pada atlet UKM Bulutangkis UPI yang dilakukan di Laboratorium
FPOK UPI Bandung. Setelah itu peneliti mengintruksikan dan menjelaskan
bagaimana cara tes tersebut. Peneliti atau Pengintruksi akan memberikan waktu
reaction time pada atlet UKM Bulutangkis UPI yang dilakukan di Laboratorium
FPOK UPI Bandung. Setelah itu peneliti mengintruksikan dan menjelaskan
bagaimana cara tes tersebut. Peneliti atau Pengintruksi akan memberikan waktu
untuk sampel pada saat tes tersebut. Dihari selanjutnya peneliti akan melakukan
tes ketepatan pengembalian smash yang dilakukan di lapangan bulutangkis FPOK
UPI Padasuka.
3.7.Analisis Data
Dalam penelitian ini, setelah mendapatkan data dari sampel, langkah
selanjutnya yang dilakukan adalah analisis data. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 21 dan analisis datanya sebagai berikut :
1) Uji Asumsi Data
a. Deskripsi Data
Pengujian deskripsi data ini dilakukan untuk mengetahui berbagai ukuran
statistik seperti nilai rata-rata, dan standar deviasi. Untuk mengetahui seberapa
besar nilai rata-rata dan standar deviasi dari sampel.
b. Uji Normalitas
Analisis uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov Z untuk
melihat apakah data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau
tidak, dengan pengambilan keputusan apabila nilai signifikansi atau nilai
probabilitas <0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak normal, dan sebaliknya
apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas >0,05 maka data tersebut
berdistribusi normal.
Langkah pengolahan data dengan SPSS versi 23 sebagai berikut:
1. Buka file data
2. Klik Analyze – Non Parametric Test – 1 Sampel KS
c. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi antara
kelompok yang di uji berbeda atau tidak, variansi homogen atau heterogen
dan data yang di harapkan adalah homogen. Uji homogenitas
menggunakan Levene Statistics dengan bantuan SPSS 23. dengan
pengambilan keputusan apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas
>0,05 maka data tersebut homogen, dan sebaliknya apabila nilai
signifikansi atau nilai <0,05 probabilitas maka data tersebut tidak
homogen.
Langkah Pengolahan SPSS Versi 23 Sebagai berikut :
1. Buka File data
2. Klik analyze – Compare Means – One Way Anova
3. Klik dan Masukan data test ke Dependent List
4. Klik Jenis_Kelamin Pindahkan ke Faktor List
5. Klik Option dan Pilih Homogeneity Of Variance Test
6. Klik Continue – OK
2) Uji Korelasi
Karena data berjenis rasio dan berdistribusi normal maka jenis analisis
data yang akan digunakan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara
whole body reaction time dengan ketepatan pengembalian smash dan anticipation
reaction time dengan ketepatan pengembalian smash.
Langkah pegolahan data dengan SPSS versi 23 sebagai berikut :
1. Buka file korelasi
2. Pilih menu Analyze – Correlate - Bivariate
3. Pindahkan variabel independen dan variabel dependen ke kotak variabel
4. Pada CorrelationCoefficients - klik Pearson
5. Klik option – statistic: pilih means dan standar deviations
3) Uji Determinasi
Karena data berjenis rasio dan berdistribusi normal digunakan untuk
mengetahui seberapa besar nilai presentasi determinasi whole body reaction time
terhadap ketepatan pengembalian smash dan anticipation reaction time terhadap
ketepatan pengembalian smash.
Langkah pengolahan data dengan SPSS versi 23 sebagai berikut :
1 Buka file regresi
2 Pilih menu Analyze – Regression – Linear
3 Pindahkan whole body reaction time, anticipation reaction time dan
ketepatan pengembalian serangan smash ke kotak dependen
4 Klik statistics: pilih estimates, model fit dan descriptive
5 Continue – Plot - pada standars residual plots pilih : Histogram dan
Normal Probability Plot