PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PENCATATAN TRANSAKSI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Meta Nanda Pratiwi, Joni Susilowibowo*
*Prodi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
Email korespondensi: metanandapratiwi@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk akhir berupa Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendekatan saintifik pada materi pencatatan transaksi perusahaan manufaktur, mengetahui tingkat kelayakan, dan respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan menurut Thiagarajan yaitu model 4-D. Namun penelitian ini dibatasi sampai pada tahap pengembangan saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran berdasarkan komponen kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Keseluruhan hasil validasi LKS berdasarkan 4 komponen kelayakan dari para ahli diperoleh rata-rata persentase sebesar 89% sedangkan hasil uji coba terbatas menunjukkan bahwa LKS berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan sangat baik menurut respon siswa dengan hasil persentase sebesar 96,3%.
ABSTRACT
The purpose of this research is to produce a student worksheet based on scientific approach in the material of transaction bookkeeping of manufacture company, to determine the feasibility, and to know the students' response of the worksheet. This research uses the Thiagarajan 4-D development model. However this research is limited only to development phase. The result shows that the student worksheet that has been developed based on scientific approach is very feasible to be used in learning process, which based on the feasibility of its content, presentation, language, and graphic. The overall feasibility validation result of the student worksheet of the 4 components from the experts have the average score of 89%. The closed test result shows that the product of scientific approach based student worksheet gained a very good response from the students with the percentage of 96.3%.
Kata Kunci: Lembar Kegiatan Siswa, Pendekatan Saintifik, Pencatatan Transaksi Perusahaan Manufaktur.
.
PENDAHULUAN
Pendidikan nasional merupakan salah satu sektor pembangunan nasional dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana yang tercantum dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mencapai tujuan
sebaik-68
signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi siswa. Oleh karena
itu, pemerintah melakukan upaya penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menjadi Kurikulum 2013.
Kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 harus menerapkan pendekatan
saintifik (scientific approach). Dalam lampiran Permendikbud No. 103 Tahun 2014
tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dijelaskan bahwa
proses pembelajaran saintifik harus melalui tahap 5M, yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.
Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, pemerintah berjanji akan menyediakan
bahan ajar atau buku teks baik yang berkenaan dengan buku siswa maupun buku
pegangan guru. Namun masalah yang terjadi masih banyak bahan ajar yang belum
tersedia meskipun pelaksanaan Kurikulum 2013 sudah berjalan 2 tahun. Hal ini
menimbulkan kesulitan bagi guru dalam mengajar, terutama pada guru Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) karena dalam pendidikan SMK terdapat banyak mata
pelajaran produktif sesuai dengan program keahlian masing-masing.
Adanya kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yang harus menerapkan
pendekatan saintifik namun bahan ajar dari pemerintah belum tersedia, maka guru
dituntut kreativitasnya untuk mampu menciptakan bahan ajar yang inovatif, variatif,
menarik, kontekstual, dan sesuai dengan kebutuhan siswa (Prastowo, 2014:18). Menurut
Prastowo (2014:17) bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun
teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi
yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Salah satu bahan ajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran adalah
Lembar Kegiatan Siswa (LKS). LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar
yang harus dicapai (Prastowo, 2014:204). Pembelajaran dengan menggunakan LKS
bertujuan untuk melatih kemandirian belajar siswa, sehingga lebih meminimalkan peran
guru dan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
Sebagai bahan ajar, salah satu fungsi LKS menurut Prastowo (2014:209) adalah
bentuk LKS yang menyajikan suatu fenomena yang bersifat konkret, sederhana, dan
berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Siswa akan mengamati fenomena tersebut
kemudian mengkonstruksi ilmu pengetahuan yang ada dalam otak siswa dan
menghubungkan dengan pengetahuan baru yang didapatkan.
Salah satu pembelajaran pada kelas XII SMK untuk program keahlian akuntansi
adalah akuntansi perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan
yang mengolah bahan baku sampai menjadi produk yang siap untuk dijual, kemudian
menjual produk yang dihasilkannya untuk mendapatkan keuntungan (Somantri, 2007:1).
Pencatatan transaksi pada perusahaan manufaktur adalah proses pencatatan keuangan
yang menyangkut biaya pembuatan produk dalam kegiatan usaha perusahaan
manufaktur. Pencatatan transaksi meliputi beberapa tahap, yaitu pembuatan atau
penerimaan bukti transaksi, pencatatan dalam jurnal, dan pemindahbukuan ke buku besar
(Irfan, 2008:8)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dra. Dwi Rini Raharti, MM selaku
guru mata pelajaran produktif akuntansi kelas XII di SMK Negeri 1 Surabaya, materi
akuntansi perusahaan manufaktur dalam proses pembelajaran membutuhkan tingkat
pemahaman yang tinggi dan lebih rumit dibandingkan dengan akuntansi pada perusahaan
jasa dan dagang. Perbedaan yang terdapat dalam akuntansi perusahaan manufaktur
dengan perusahaan jasa dan dagang adalah dalam sifat operasinya. Sifat operasi
perusahaan manufaktur tidak sesederhana perusahaan jasa dan dagang. Hal ini sesuai
dengan penjelasan Novia (2012:8) yang menyatakan bahwa operasi perusahaan
manufaktur tidak sesederhana perusahaan dagang, karena perusahaan manufaktur
membuat sendiri barang yang akan dijualnya. Dalam perusahaan manufaktur, penentuan
harga pokok barang yang diproduksi dan harga pokok penjualan harus melalui beberapa
tahapan yang lebih rumit.
Hasil observasi saat proses pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa bahan
ajar yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar materi pencatatan transaksi
perusahaan manufaktur mengacu pada modul berbasis KTSP. Dalam modul soal yang
disajikan kurang variatif. Soal hanya berupa kalimat tanpa ada bukti transaksi seperti
pada perusahaan yang sebenarnya. Selain itu, proses pembelajaran yang berlangsung
masih berpusat pada guru. Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa pada saat proses
70
kesulitan dalam proses pembelajaran. Hal ini karena proses pembelajaran lebih berpusat
pada guru dan kurang melibatkan peran siswa.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di SMK Negeri 1 Surabaya, dibutuhkan
pengembangan LKS pada materi pencatatan transaksi perusahaan manufaktur. LKS yang
dikembangkan dirancang menggunakan pendekatan saintifik. Hal ini merupakan sebagai
bentuk usaha dalam menyongsong pelaksanaan kurikulum 2013 pada kelas XII. Dengan
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik, siswa diarahkan untuk memahami
materi yang diberikan secara terstruktur. Siswa akan membangun pengetahuannya
melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan. Dengan demikian siswa akan berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
Masalah yang dirumuskan dari penelitian ini adalah 1) bagaimana proses
pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi
pencatatan transaksi perusahaan manufaktur, 2) bagaimana kelayakan Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi pencatatan transaksi perusahaan
manufaktur, 3) bagaimana respon siswa kelas XII Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya
terhadap Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi
pencatatan transaksi perusahaan manufaktur.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
1) untuk mengetahui proses pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis
pendekatan saintifik pada materi pencatatan transaksi perusahaan manufaktur, 2) untuk
mengetahui kelayakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada
materi pencatatan transaksi perusahaan manufaktur, 3) untuk mengetahui respon siswa
kelas XII Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya terhadap Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
berbasis pendekatan saintifik pada materi pencatatan transaksi perusahaan manufaktur.
METODE PENELITIAN
Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik
menggunakan model pengembangan menurut teori Thiagarajan, Semmel dan Semmel
(dalam Trianto, 2014:189) yaitu model pengembangan 4-D. Model pengembangan ini
terdiri dari empat tahap: yaitu: tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design),
pengembangan bahan ajar LKS berbasis pendekatan saintifik ini, model pengembangan
hanya dilakukan sampai pada tahap pengembangan (develop), tahap penyebaran
(disseminate) tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya.
Subjek uji coba dalam pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik ini
adalah 2 orang ahli materi untuk menilai LKS yang dikembangkan berdasarkan
komponen kelayakan isi, penyajian, dan bahasa; 1 orang ahli grafis untuk menilai LKS
berdasarkan komponen kelayakan kegrafikaan; dan 20 siswa kelas XII Akuntansi di
SMK Negeri 1 Surabaya. Jenis data yang diperoleh dalam pengembangan ini adalah data
kualitatif yang didapatkan dari hasil telaah para ahli berupa lembar telaah oleh para ahli,
dan data kuantitatif yang didapatkan dari hasil validasi berupa lembar validasi yang
diberikan kepada para ahli dan angket respon siswa.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian pengembangan
ini adalah angket yang terdiri dari angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka
dalam penelitian pengembangan ini adalah lembar telaah yang ditujukan pada para ahli
sebagai telaah LKS berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan. Angket tertutup
dalam penelitian pengembangan ini meliputi lembar validasi dan angket respon siswa.
Lembar telaah oleh para ahli dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk
memberikan gambaran dari masukan yang telah diberikan terkait isi materi, penyajian,
bahasa dan kegrafikaan sehingga bisa digunakan untuk menyempurnakan kekurangan
LKS yang dikembangkan. Lembar validasi oleh para ahli dianalisis secara deskriptif
kuantitatif dengan perhitungan skor menurut skala Likert dengan rentang skor 1 sampai 5
dengan keterangan sebagai berikut: 1) skor 1 mewakili pernyataan sangat tidak baik; 2)
skor 2 mewakili pernyataan tidak baik; 3) skor 3 mewakili pernyataan sedang; 4) skor 4
mewakili pernyataan baik; 5) skor 5 mewakili pernyataan sangat baik.
Angket respon siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan perhitungan
skor menurut skala Guttman dengan keterangan skor 1 mewakili pernyataan “ya” dan
skor 0 mewakili pernyataan “tidak”. Hasil angket dianalisis dengan cara :
Dari hasil analisis di atas akan diperoleh kesimpulan tentang kelayakan LKS
72
Tabel 1. Kriteria Interpretasi Kelayakan LKS
Persentase Kriteria
0 % - 20 % Sangat tidak layak/ Sangat tidak baik 21 % - 40 % Tidak layak/ Tidak baik
41 % - 60 % Cukup layak/ Cukup baik
61 % - 80 % Layak/ Baik
81 % - 100 % Sangat Layak/ Sangat baik
Sumber: Diadaptasi dari Riduwan (2013:15)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengembangan
Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendekatan saintifik ini terdiri
dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu tahap pendefinisian. Pada tahap ini dilakukan lima
hal, yaitu: 1) analisis ujung depan, diawali dengan menganalisis masalah dan kebutuhan
apa yang diperlukan oleh SMK Negeri 1 Surabaya. Kurikulum merupakan masalah dasar
yang dihadapi oleh SMK Negeri 1 Surabaya. Kurikulum yang saat ini diterapkan untuk
kelas XII tahun ajaran 2014/2015 adalah KTSP 2006, namun untuk tahun ajaran
2015/2016 mendatang kelas XII akan menerapkan Kurikulum 2013; 2) analisis siswa
dilakukan melalui wawancara dengan salah satu guru akuntansi di SMK Negeri 1
Surabaya sehingga diperoleh informasi yaitu siswa kelas XII akuntansi rata-rata berusia
17-18 tahun. Pada jurusan akuntansi mayoritas siswanya berjenis kelamin perempuan
dan siswa sebelumnya telah mengikuti pembelajaran akuntansi pada materi pencatatan
transaksi perusahaan manufaktur namun bahan ajar yang digunakan belum berbasis
pendekatan saintifik sesuai Kurikulum 2013; 3) analisis tugas, tugas yang dilakukan
siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan tahap 5M pendekatan saintifik. Tugas
yang disajikan berupa kegiatan mengamati gambar, tabel, dan keterangan yang disajikan
dalam LKS, membuat pertanyaan terkait dengan apa yang telah diamati, mengumpulkan
dilakukan dalam kegiatan diskusi kelompok, dan mengomunikasikan/ mempresentasikan
hasil diskusi kelompok di depan kelas; 4) analisis konsep, dilakukan dengan cara
mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan dikembangkan pada LKS berbasis
pendekatan saintifik yang disusun secara sistematis dalam bentuk peta konsep; 5) analisis
perumusan tujuan pembelajaran, dilakukan berdasarkan KI, KD, dan materi pokok yang
tercantum pada silabus akuntansi perusahaan manufaktur Kurikulum 2013.
Tahap kedua yaitu tahap perancangan. Pada tahap ini akan menghasilkan draft
awal (draft 1) LKS berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan. Tahap
perancangan terdiri dari dua tahap, yaitu: 1) pemilihan format yang mengacu pada
struktur LKS secara umum menurut Depdiknas Tahun 2008 dan mengikuti format LKS
pada umumnya yang sudah dikembangkan yaitu menurut Yulianti dan Susilowibowo
(2014) pada pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berorientasi Learning Cycle 5-E
Materi Penghapusan dan Taksiran Piutang Tak Tertagih; 2) penyusunan LKS yang
berpedoman pada silabus akuntansi perusahaan manufaktur Kurikulum 2013 dan
buku-buku teks yang relevan dengan materi. Penyusunan LKS terdiri dari bagian pendahuluan,
bagian isi (pembelajaran tahap 5M), dan bagian penutup.
Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan
LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi pencatatan transaksi perusahaan
manufaktur yang layak. Kelayakan LKS diukur melalui telaah berupa saran dan
komentar serta validasi para ahli yang meliputi ahli materi dan ahli grafis. Saran dan
komentar dari ahli materi diantaranya adalah penambahan penilaian autentik pada LKS,
lembar jawaban disediakan dalam bentuk kolom jurnal, penambahan variasi soal, dan
perbaikan kalimat pada profil penulis. Saran dan komentar dari ahli grafis berkaitan
dengan penggunaan warna pada lembar jawaban dan kekonsistenan penggunaan warna.
Berdasarkan saran atau masukan dari para ahli tersebut, kemudian LKS draft 1
direvisi dan menghasilkan LKS draft 2. LKS yang telah direvisi akan divalidasi oleh ahli
materi dan ahli grafis untuk mengetahui kelayakan LKS yang dikembangkan
berdasarkan komponen kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan (BSNP:2014).
74
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Validasi Para Ahli
No Komponen (%) Kriteria
yang dikembangkan. Berikut adalah rekapitulasi hasil angket respon siswa terhadap LKS
yang dikembangkan:
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Siswa
No Komponen (%) Kriteria
Proses pengembangan Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendekatan saintifik
pada tahap pendefinisian dilakukan beberapa analisis yang terdiri dari analisis ujung
depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan analisis perumusan tujuan
kebutuhan apa yang diperlukan oleh SMK Negeri 1 Surabaya. Kurikulum merupakan
masalah dasar yang dihadapi oleh SMK Negeri 1 Surabaya. Kurikulum yang saat ini
diterapkan untuk kelas XII tahun ajaran 2014/2015 adalah KTSP 2006, namun untuk
tahun ajaran 2015/2016 mendatang kelas XII akan menerapkan Kurikulum 2013. Hal ini
sesuai dengan penjelasan Trianto (2013:191) yang menyatakan bahwa analisis ujung
depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi
dalam pembelajaran.
Bahan ajar yang disediakan oleh pemerintah untuk menunjang pelaksanaan
Kurikulum 2013 sampai saat ini belum tersedia. Dipasaran juga belum banyak dijumpai
bahan ajar berbasis Kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran akuntansi materi
pencatatan transaksi perusahaan manufaktur. Dengan demikian, siswa membutuhkan
bahan ajar yang dapat menunjang proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.
Kedua, analisis siswa dilakukan dengan cara wawancara kepada salah satu guru
akuntansi SMK Negeri 1 Surabaya sehingga mendapatkan informasi mengenai
karakteristik siswa yang menjadi sasaran uji coba terbatas LKS berbasis pendekatan
saintifik. Subjek yang menjadi sasaran uji coba LKS adalah siswa kelas XII akuntansi
yang rata-rata berusia 17-18 tahun. Pada jurusan akuntansi mayoritas siswanya berjenis
kelamin perempuan. Berdasarkan teori perkembangan kognitif menurut Piaget dalam
Nursalim (2007:26) menjelaskan bahwa usia diatas 12 tahun termasuk pada tahap
perkembangan operasional formal dimana siswa mampu berpikir abstrak dan dapat
menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah.
Berdasarkan pengalaman, siswa sebelumnya telah mengikuti pembelajaran
akuntansi pada materi pencatatan transaksi perusahaan manufaktur. Namun, bahan ajar
yang digunakan belum berbasis pendekatan saintifik sesuai Kurikulum 2013. Bahan ajar
yang digunakan belum bisa mengarahkan siswa untuk berpikir secara ilmiah.
Dalam kondisi ini, siswa membutuhkan bahan ajar yang sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif siswa, berisi informasi faktual yang berorientasi kontekstual
yang dapat diterapkan ke kehidupan sehari-hari, dan dapat meningkatkan kemampuan
berpikir siswa untuk menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan
masalah sesuai dengan tahap pembelajaran pendekatan saintifik Kurikulum 2013.
Ketiga, analisis tugas dilakukan dengan cara mengidentifikasi tugas-tugas yang
76
materi pokok pencatatan transaksi perusahaan manufaktur berdasarkan silabus akuntansi
perusahaan manufaktur Kurikulum 2013. Tugas-tugas yang dilakukan siswa dalam
kegiatan pembelajaran meliputi: mencatat pengakuan biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya overhead pabrik, serta produk jadi dan penjualan.
Tugas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan tahap 5M
pendekatan saintifik. Tugas yang disajikan berupa kegiatan mengamati gambar, tabel,
dan keterangan yang disajikan dalam LKS, membuat pertanyaan terkait dengan apa yang
telah diamati, mengumpulkan informasi terkait dengan materi yang dipelajari, menalar
suatu permasalahan yang dilakukan dalam kegiatan diskusi kelompok, dan
mengomunikasikan/ mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Hal ini
bertujuan untuk mengkonstruk pemahaman siswa mengenai materi mulai dari hal yang
sederhana hingga menemukan dan menerapkan konsep.
Setelah melakukan proses pembelajaran dengan tahap 5M, terdapat tugas berupa
soal-soal yang harus dikerjakan secara individu yang berupa 10 butir soal pilihan ganda,
5 butir soal uraian, dan 3 butir soal praktik pada masing-masing lembar kegiatan. Hal ini
bertujuan untuk memperdalam dan menerapkan materi pembelajaran yang telah
diperoleh pada proses pembelajaran.
Keempat, analisis konsep dilakukan dengan cara mengidentifikasi konsep-konsep
utama yang akan dikembangkan pada LKS berbasis pendekatan saintifik. Analisis
konsep dilakukan dengan cara melihat silabus akuntansi perusahaan manufaktur
Kurikulum 2013. Pada pengembangan LKS ini, peneliti mengambil satu kompetensi
dasar yaitu mencatat pengakuan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik. Konsep-konsep utama yang akan dimuat dalam LKS berbasis
pendekatan saintifik disusun secara sistematis dan dalam bentuk peta konsep.
Kelima, analisis perumusan tujuan pembelajaran dilakukan berdasarkan KI, KD,
dan materi pokok yang tercantum pada silabus akuntansi perusahaan manufaktur
Kurikulum 2013. Analisis secara spesifik dilakukan untuk menggabungkan hasil analisis
tugas dan analisis konsep untuk menghasilkan tujuan dalam penggunaan LKS berbasis
pendekatan saintifik saat proses pembelajaran. Hal ini digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan soal latihan dan uraian materi dalam LKS berbasis pendekatan saintifik yang
Pada tahap perancangan dilakukan pemilihan format dan penyusunan LKS
berbasis pendekatan saintifik. Pemilihan format mengacu pada struktur LKS secara
umum menurut Depdiknas Tahun 2008 yang meliputi judul, petunjuk belajar,
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah kerja,
serta penilaian. Selain itu juga mengikuti format LKS pada umumnya yang sudah
dikembangkan yaitu menurut Yulianti dan Susilowibowo (2014) pada pengembangan
Lembar Kegiatan Siswa Berorientasi Learning Cycle 5-E Materi Penghapusan dan
Taksiran Piutang Tak Tertagih. LKS yang dikembangkan harus dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran,
mempermudah siswa memahami materi, dan kaya akan tugas untuk berlatih (Prastowo,
2013:205).
Tampilan LKS didesain semenarik mungkin dengan menggunakan pemilihan
warna yang cerah. Berdasarkan analisis siswa yang telah dilaksanakan, dapat diketahui
bahwa siswa pada jurusan akuntansi mayoritas berjenis kelamin perempuan yang
dominan menyukai warna merah muda. Hal ini sejalan dengan pendapat Lie (2013) pada
Perancangan Media Interaktif Pembelajaran Pubertas untuk Remaja, yang menyatakan
bahwa remaja lebih menyukai warna-warna cerah dan warna-warna pastel. Remaja
perempuan lebih didominasi warna-warna feminim seperti pink, ungu, dan orange.
Warna yang digunakan dalam pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik
ini adalah warna merah muda, merah, orange, dan biru. Menurut Feisner (2006:121),
menjelaskan bahwa konotasi warna merah muda (pink) sebagian besar positif. Warna
pink melambangkan kecantikan, feminim, dan manis. Warna merah melambangkan
keberanian dan dinamis. Warna orange melambangan kecerahan dan keceriaan. Warna
biru melambangkan kesejukan, kebenaran, dan ketenangan.
Berdasarkan arti warna tersebut, dapat disimpulkan bahwa warna merah muda
(pink) melambangkan warna feminim yang digemari siswa perempuan yang dipadukan
dengan warna orange yang melambangkan kecerahan dan keceriaan dengan harapan
siswa akan selalu merasa ceria dan berpikir jernih dalam mengerjakan soal dalam LKS.
Meskipun warna yang digunakan dalam cover LKS adalah warna feminim namun dalam
isi LKS terdapat warna merah yang diharapkan dapat membangkitkan semangat dan
78
diharapkan mengerjakan LKS dengan tenang, baik dan benar yang dilambangkan dengan
warna biru.
Desain awal LKS yang dikembangkan meliputi bagian pendahuluan, isi, dan
penutup. Bagian pendahuluan terdiri dari cover depan, kata pengantar, daftar isi,
petunjuk belajar, peta konsep, kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,
dan alokasi waktu. Pada bagian isi LKS terdiri dari 4 lembar kegiatan. Pada tiap lembar
kegiatan disajikan ringkasan materi, pembelajaran tahap 5M, dan soal latihan. Setelah
tahap pembelajaran dengan kegiatan 5M, dalam LKS juga disajikan sebuah kalimat
motivasi yang bertujuan untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bagian penutup LKS terdiri dari daftar pustaka
dan cover belakang LKS. Tahap perancangan ini menghasilkan LKS berbasis
pendekatan saintifik draft 1.
Tahap pengembangan diawali dengan proses telaah LKS yang dilakukan oleh
para ahli. Dari proses telaah diperoleh data kualitatif berupa saran dan komentar terhadap
LKS yang dikembangkan. Saran dan komentar yang didapatkan dari para ahli meliputi
menambahkan penilaian sikap dalam LKS. Hal ini sejalan dengan penjelasan dalam
Lampiran Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa Kurikulum
2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan siswa yang meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Saran selanjutnya adalah memperbaiki lembar jawaban. Lembar jawaban dalam
LKS disajikan dalam bentuk lembar kosong. Ahli materi menyarankan untuk lembar
jawaban sebaiknya disediakan langsung berupa kolom-kolom jurnal untuk mengerjakan
soal. Hal ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mengerjakan soal. Perubahan
lembar jawaban juga dianggap lebih efektif dan efisien.
Soal latihan dalam LKS disarankan untuk ditambah dan lebih bervariasi. Hal ini
dikarenakan dalam LKS hanya terdapat 1 butir soal praktik dalam bentuk bukti transaksi.
Oleh karena itu, alternatif yang diambil adalah dengan menambah jumlah butir soal
praktik dalam bentuk data transaksi yang bertujuan untuk menambah variasi bentuk soal.
Ahli materi juga menyarankan untuk memperbaiki kalimat pada profil penulis.
Berdasarkan saran dari ahli materi, kata “ia akan” sebaiknya dihilangkan. Penggunaan kata tersebut terkesan bahwa yang menulis profil penulis adalah orang lain, sedangkan
yang menulis profil penulis adalah penulis sendiri (Autobiografi).
Ahli grafis menyarankan untuk mengurangi penggunaan warna dalam LKS.
Pengurangan warna ini lebih spesifik pada bagian lembar jawaban. Lembar jawaban
lebih baik disajikan dalam satu warna yaitu hitam. Menurut Feisner (2006:120) warna
hitam merupakan warna netral. Menurut Kusrianto (2007, 47) warna hitam mampu
memunculkan respon psikologi tentang kekuatan. Penggunaan warna hitam dalam
lembar jawaban mencerminkan kekuatan siswa dalam menjawab soal dalam LKS.
Menurut ahli grafis, dalam penyusunan bahan ajar hanya diperlukan kekonsistenan
penggunaan warna. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami materi.
Selanjutnya LKS direvisi sesuai dengan saran dan komentar dari para ahli
tersebut. Setelah revisi LKS draft 1 dilakukan, maka akan menghasilkan LKS draft 2
yang kemudian divalidasi oleh para ahli sesuai dengan kriteria kelayakan isi, penyajian,
bahasa, dan kegrafikaan (BSNP:2014). Hasil penilaian tersebut akan dipersentase dan
diinterpretasikan sesuai dengan kriteria interpretasi Riduwan (2012:15), yaitu dikatakan layak apabila setiap komponen kelayakan memperoleh hasil ≥ 61%.
Berdasarkan rekapitulasi hasil validasi para ahli (tabel 2) menunjukkan bahwa
penilaian komponen kelayakan isi memperoleh hasil sebesar 88,4% dengan kriteria “sangat layak”. Hal ini berarti materi dan tugas yang disajikan dalam LKS berbasis pendekatan saintifik telah sesuai dengan KI, KD, dan tujuan pembelajaran. Konsep dan
definisi yang disajikan dalam LKS juga sesuai dengan konsep dan definisi yang berlaku
dalam standar dan teori akuntansi (BSNP, 2014). Hal ini sesuai dengan penjelasan
Prastowo (2014:221) yang menyatakan bahwa materi dan tugas dalam LKS harus
dipastikan sejalan dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, kegiatan dalam LKS juga
telah sesuai dengan karakteristik kegiatan pendekatan saintifik berdasarkan Kurikulum
2013. Dimana dalam LKS telah disajikan kegiatan 5M yang mencakup kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan yang
sesuai dengan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014.
80
Depdiknas (2008:24) yang menjelaskan bahwa struktur LKS secara umum meliputi
judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,
tugas-tugas, dan penilaian.
Penyajian pembelajaran dalam LKS berbasis pendekatan saintifik yang
dikembangkan juga mampu melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran
yang dicerminkan dalam kegiatan 5M. Dalam LKS juga terdapat pendukung penyajian
materi yang bertujuan untuk membangkitkan motivasi belajar yang dicerminkan dengan
adanya kalimat motivasi yang disajikan pada setiap lembar kegiatan. Selain itu, LKS
juga dilengkapi dengan adanya kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka (BSNP,
2014).
Komponen kelayakan bahasa memperoleh hasil sebesar 84,6% dengan kriteria “sangat layak”. Hasil tersebut menjelaskan bahwa kalimat yang digunakan dalam LKS adalah kalimat sederhana yang sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir dan
sosial-emosional siswa. Tata kalimat yang digunakan untuk menyampaikan materi mengacu
pada kaidah tatabahasa Indonesia yang baik dan benar, dan ejaan yang digunakan
mengacu pada pedoman Ejaan Yang Disempurnakan. Selain itu, materi yang disajikan
mencerminkan keruntutan dan keutuhan makna, dan penggunaan istilah dalam LKS
konsisten (BSNP, 2014).
Komponen kelayakan kegrafikaan oleh validator ahli grafis memperoleh hasil sebesar 92,4% dengan kriteria “sangat layak”. Hasil ini menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan memiliki ukuran fisik yang sesuai dengan standar ISO dan sesuai dengan
materi isi LKS. Penataan unsur tata letak pada cover depan dan belakang memiliki
kesatuan dan memberikan kesan irama yang baik. Huruf yang digunakan sederhana,
menarik, dan mudah dibaca. Ilustrasi pada cover mampu menggambarkan isi materi
(BSNP:2014).
Desain isi LKS memiliki unsur tata letak yang konsisten, harmonis, dan mampu
mempercepat pemahaman siswa. Tipografi isi LKS sederhana dengan tidak
menggunakan jenis huruf yang banyak, penggunaan variasi huruf (bold, italic, small)
tidak berlebihan, dan tidak menggunakan jenis huruf hias.
Keseluruhan hasil validasi LKS berdasarkan 4 komponen kelayakan dari ahli
berbasis pendekatan saintifik pada materi pencatatan transaksi perusahaan manufaktur untuk siswa kelas XII Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya dinyatakan “sangat layak” digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan kriteria kelayakan menurut BSNP
(2014) yang dilihat dari komponen kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan.
LKS draft 2 yang telah divalidasi kemudian diuji coba terbatas pada 20 siswa
kelas XII Akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya. Hal ini sesuai dengan penjelasan
Sadiman (2012:184) yang menyatakan bahwa dalam evaluasi kelompok kecil maka
produk yang dikembangkan perlu diujicobakan kepada 10-20 orang siswa yang dapat
mewakili populasi target.
Berdasarkan rekapitulasi hasil angket respon siswa (tabel 3) menunjukkan bahwa
keseluruhan komponen kelayakan yang terdiri dari komponen kelayakan isi, penyajian,
bahasa, dan kegrafikaan memperoleh hasil sebesar 96,3%. Hal ini menunjukkan bahwa
respon siswa terhadap pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi pencatatan transaksi perusahaan manufaktur adalah “sangat baik”. Menurut Rodliyah (2014), pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik dapat
menginspirasi siswa dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat membantu siswa dalam memahami konsep materi secara mandiri.
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan proses pengembangan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan: 1) Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendekatan saintifik
pada materi pencatatan transaksi perusahaan manufaktur menggunakan model
pengembangan 4-D dari Thiagarajan, Semmel dan Semmel yang terdiri dari 4 tahap,
yaitu tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan, dan tahap
penyebaran. Namun, tahap penyebaran tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan
biaya, 2) Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendekatan saintifik yang telah dikembangkan
sangat layak digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran materi pencatatan
transaksi perusahaan manufaktur dari penilaian para ahli berdasarkan komponen
kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan, 3) Respon siswa terhadap Lembar
Kegiatan Siswa berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan pada materi
82 Saran
Berdasarkan hasil pengembangan dan pembahasan yang diperoleh, dapat
dikemukakan beberapa saran, yaitu: 1) Penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap
pengembangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada tahap
penyebaran, 2) Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendekatan saintifik yang
dikembangkan hanya terbatas pada satu kompetensi dasar saja, yaitu mencatat
pengakuan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Oleh karena
itu, disarankan untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis untuk
mempu mengembangkan lebih dari satu kompetensi dasar, 3) Peneliti hanya meneliti
kelayakan Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendekatan saintifik, sehingga dari hasil
penelitian tidak diketahui pengaruh Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendekatan
saintifik terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang pengaruh Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendekatan saintifik terhadap
hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2014. Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Tahun 2014. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, (Online), (http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/2014/05/04-EKONOMI. rar, diakses 5 Januari 2015).
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
Feisner, Edith Anderson. 2006. Color Studies Second Edition. Newyork: Fairchild Publications, Inc.
Irfan, Ali. 2008. Akuntansi Industri Jilid 1 Untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset.
Lie, Maria Renata Sulistyo. 2013. Perancangan Media Interaktif Pembelajaran Pubertas Untuk Remaja. Jurnal DKV Adiwarna, (Online), Vol. 1, No. 2, (http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/528/462, diakses 15 Juni 2015).
Novia, Dina. 2012. Modul 8 Manajemen Keuangan Perusahaan Manufaktur. Malang: Brawijaya University.
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rodliyah, Zidni dkk. 2014. Validasi Lembar Kegiatan Siswa Berorientasi Pendidikan Scientific Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia. Bioedu. (Online), Vol. 3, No. 3, (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu/article/view/9594 diakses 23 Desember 2014).
Sadiman, AS, dkk. 2012. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yulianti, Tri Novita dan Susilowibowo, Joni. 2014. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berorientasi Learning Cycle 5-E Materi Penghapusan dan Taksiran Piutang Tak Tertagih. Jurnal Pendidikan Akuntansi. (Online), Vol. 2, No.2, (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jpak/article/view/9059, diakses 23 Desember 2014).