• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMASARAN BUAH TOMAT DI KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANG YANTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMASARAN BUAH TOMAT DI KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANG YANTI"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN BUAH TOMAT

DI KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANG

YANTI 105960187315

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR

2019

(2)

STRATEGI PEMASARAN BUAH TOMAT

DI KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANG

YANTI 105960188215

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR

2019

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Buah Tomat di Kecamatan Baraka Kabaupaten Enrekang”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Dr. Jumiati, S.P., M.M selaku pembimbing I dan ibu Dr. Dewi Puspitasari, S.P., M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S. P., M.P selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitats Muhammadiyah Makassar.

(7)

4. Kedua orang tua ayahanda Lari dan ibunda Hana dan kakak-kakakku Armin dan Rasmi serta adekku tercinta Muhammad Aling dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepada seluruh teman-teman seangkatan di Metamorfosis dan terlebih kepada saudari BauDesi, Jumriani, Reski Ramadani dan Sri Wulandari yang senantiasa memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, sehingga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, Sep 2019

(8)

ABSTRAK

Yanti. 105960187315. Strategi Pemasaran Buah Tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Dibimbing oleh JUMIATI dan DEWI PUSPITA SARI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi apa yang diterapkan dalam pemasaran buah tomat dengan permasalahan yang dihadapi dari pemasaran buah tomat. Penelitian ini dimulaidari bulan Agustus sampai September 2019.

Penetuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja yaitu pada pemasaran buah tomat yakni 6 orang, 3 informan kunci dan 3 informan menengah. Analisis data yang digunakan analisis SWOT yang dipadukan dengan anlisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan bobot internal strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang berdasarkan analisis SWOT, dimana, jumlah bobot kekuatan 0,54 dan kelemahan 0,46 dengan total jumlah 1,00. Sedangkan perolehan bobot faktor eksternal, dimana jumlah peluang 0,63 dan ancaman 0,37 dengan total jumah 1,00.

(9)

DAFTAR ISI

Nomor Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1Buah Tomat ... 4

2.2Strategi Pemasaran ... 5

2.3Analisis SWOT ... 8

2.4Kerangka Pikir ... 11

III. METODE PENELITIAN ... 13

3.1Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

3.2Teknik Penentuan Informan ... 13

3.3Jenis dan Sumber Data ... 13

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 15

3.5Analisis Data ... 16

3.6Definisi Operasional... 18

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 20

4.1 Letak Geografis ... 20

(10)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

5.1 Identitas Informan ... 26

5.2Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity, Threats) ... 30

VI. PENUTUP ... 44 6.1 Kesimpulan ... 44 6.2 Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA ... 42 LAMPIRAN ... 48 RIWAYAT HIDUP ...

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Faktor Strategi Eksternal ... 16

2. Faktor Strategi Internal ... 16

3. Diagram matriks SWOT ... 17

4. Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk, Luas dan Kepadatan Penduduk .. 22

MenurutDesa/KelurahanTahun 2017 di Kecamatan Baraka 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci per ... 23

Desa/Kelurahan di Kecamatan Baraka Tahun 2017 6. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Baraka... 24

7. Luas lahan berdasarkan jenis tanaman ... 25

8. Jumlah Informan Berdasarkan Tingkat Umur ... 27

9. Jumlah Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 28

10. Jumlah Informan Berdasarkan Pengalaman Berusahatani ... 29

11. Faktor Strategi Internal Pemasaran BuahTomat di... 33

Kecamatan Baraka KabupatenEnrekang 12. Faktor Eksternal Strategi Pemasaran Buah Tomat di ... 36

Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang 13. Diagram Matriks SWOT Analisis Strategi Pemasaran Buah ... 37

Tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang 14. Matriks Startegi dan Program Pemasaran BuahTomat di ... 39

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Skema kerangka pikir ... 12

2. Peta Kecamatan Baraka... 54

3. Wawancara Dengan Informan... 54

(13)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari seluruh perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan banyaknya penduduk yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian, oleh karena itu pembanguan bangsa dititik beratkan pada sektor pertanian (Purnomo, 2014). Keadaan Indonesia yang subur menjadikan Indonesia sebagai negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencahrian sebagai petani. Hal ini didukung oleh letak geografis yang sangat menguntungkan, selain itu di dukung pula oleh iklim, cuaca serta khatulistiwa yang melintangi negeri ini. Keadaan lingkungan yang menguntungkan seperti mengakibatkan Indonesia mempunyai tanah yang subur, sehingga jika diibaratkan Indonesia merupakan sebongkah tanah dari surga sehingga apapun yang diharapkan atau ditanam di tanah Indonesia pasti akan tumbuh dengan subur (Cahrial dkk, 2016).

Rayes dkk (2007) mengatakan Sulawesi Selatan banyak menyimpan sumber daya perikanan dan pertanian yang besar, tidak hanya itu beberapa daerah di sini juga menjadi sentra penghasil hortikultura, salah satunya adalah sentra budidaya buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Tomat telah lama dibudidayakan sehingga tidak sedikit masyarakat setempat menjadikannya sebagai mata pencahrian. Buah tomat merupakan sebagian dari beberapa jenis buah yang dihasilkan dari Kabupaten Enrekang.

(14)

Kabupaten Enrekang adalah salah satu wilayah propinsi Sulawesi Selatan yang memiliki potensi dalam pengembangann sektor pertanian dan peternakan. Luas wilayah Kabupaten Enrekang adalah 1.784,93km² yang terdiri dari 12 Kecamatan, 17 Kelurahan dan 112 Desa (Bps, 2017). Enrekang merupakan daerah penghasil hortikultura di Sulawesi Selatan salah satunya seperti buah tomat, namun bukan berarti hasil produksi hortikultura dapat terjual dengan baik di Kabupaten ini. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan terhambatnya penjualan, selain itu buah tomat merupakan buah yang selalu tersedia sepanjang tahun (Anonimus, 2009).

Saat ini kecamatan Baraka merupakan Kecamatan yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani yang salah satu budidaya produksinya adalah buah tomat sehingga pemasaran buah tomat di Kecamatan ini dapat berkembang pesat dan mendukung perekonomian masyarakat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Buah tomat adalah salah satu komoditas yang memberikan konstribusi signifikan terhadap perekonomian Kecamatan Baraka. Pemasaran buah tomat yang berkelanjutan akan semakin meningkatkan kesejahteraan pada petani (Cahyono, 2008).

Dalam pemasaran buah tomat yang dilakukan tidak lepas dari berbagai persaingan, ancaman dan kelemahan tetapi juga memiliki peluang dan kekuatan dalam memasarkan produknya, untuk menghadapi persaingan dari berbagai kalangan produksi holtikultura, maka diterapkan strategi-strategi pemasaran dan perhatikan faktor-faktor eksternal dan internal dengan tujuan untuk mengetahui situasi pasar yang selalu berubah-ubah (David, 2011). Pemilihan strategi yang

(15)

tepat dalam proses pemasaran akan sangat mempengaruhi terhadap tercapainya tujuan petani maupun pedagang (Deliyanti, 2010). Dalam hal ini harus menerapkan strategi-strategi pemasaran, untuk itu diperlukan suatu penelitian stategi pemasaran Buah Tomatdi Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu strategi apa yang diterapkan dalam pemasaran buah tomatdi Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang?

1.3 Tujuan Penelitan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang diterapkan dalam pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Kegunaan Penelitian adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bagi pemerintah, diharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam rangka pengembangan pemasaran Buah Tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

(16)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Tomat

Tomat termasuk genus Lycopersicon dari keluarga Solanaceae (Anonimous, 2011). Tomat merupakan tanaman sayuran yang sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun silam, tetapi belum diketahui dengan pasti kapan awal penyebarannya. Jika ditinjau dari sejarahnya, tanaman tomat berasal dari Amerika, yaitu daerah Andean yang merupakan bagian dari negara Bolivia, Cili, Kolombia, Ekuador, dan Peru. Semula di negara asalnya, tanaman tomat hanya dikenal sebagai tanaman gulma. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, tomat mulai ditanam, baik di lapangan maupun di pekarangan rumah, sebagai tanaman yang dibudidayakan atau tanaman yang dikonsumsi (Purwati dkk, 2007).

Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh, karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan.Buah tomat juga mengandung zat pembangun jaringan tubuh manusia dan zat yang dapat meningkatkan energi untuk bergerak dan berpikir, yakni karbohidrat, protein, lemak, dan kalori (Cahyono, 2008).

Sebagai sumber vitamin, buah tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena kekurangan vitamin C, xeropthalmia pada mata karena kekurangan vitamin A, bibir merah dan radang lidah karena kekurangan vitamin D (Cahyono, 2008). Sebagai sumber mineral, buah tomat bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi (zat kapur dan

(17)

fosfor).Sedangkan zat besi (Fe) yang terkandung dalam buah tomat dapat berfungsi untuk pembentukan sel darah atau hemoglobin (Cahyono, 2008).

Buah tomat juga mengandung serat yang berfungsi memperlancar proses pencernaan makanan dalam perut. Selain itu buah tomat juga mengandung potasium yang sangat bermanfaat untuk menurunkan gejala tekanan darah tinggi (Cahyono, 2008). Zat belerang (Sulfur) yang terkandung dalam buah tomat dapat mencegah radang hati dan radang usus buntu. Zat klorin yang ada di dalam buah tomat dapat merangsang fungsi hati lebih aktif membersihkan zat-zat tidak berguna (Cahyono, 2008).

2.2 Strategi Pemasaran

Menurut David (2011), strategi merupakan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi tidak hanya sekedar perencanaan tetapi lebih dari itu bahwa strategi adalah perencanaan menyeluruh, Komphrehentif dan Intekral. Menyeluruh artinya strategi melibatkan semua bagian atau unit kerja yang ada dalam perusahaan secara bersama-sama. Komperatif artinya mencakup aspek utama perusahaan, sedangkan intekral artinya bagian dari perencanaan harus saling terkait satu dengan yang lainnya.

Menurut Philip (2004), strategi adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan sasaran, maksud dan tujuan yang menghasilkan kebijakan utama dan merencanakan pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dicapai oleh perusahaan dan menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar sasaran tersebut. Strategi merupakan sekumpulan cara secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksana gagasan,

(18)

sebuah perencanaan dalam kurun waktu tertentu dan juga bisa diartikan sebagai suatu rencana kekuatan militer pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu (Tjiptono, 2007).

Pemasaran menurut Kotler (2004) adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain. Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Handoko, 2004).

Defenisi lain mengungkapkan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang mencakup individu dan kelompok guna mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran berusaha menghasilkan laba dari jasa yang diciptakan sesuai kebutuhan dengan tujuan perusahaan (Philip, 2004).

Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang dirancang atau direncanakan untuk mencapai tujuan suatu tujuan perushaan dengan melakukan pengembangan keunggulan bersaing yang berkesinambungan lewat pasar yang dimasuki dan program yang digunakan untuk melayani pasar sasarannya (Tjiptono, 2007). Strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam

(19)

sebuah pasar sasaran, strategi pemasaran mengandung keptususan dasar tentang pemasaran, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran (Kotler, 2004).

Menurut Tjiptono (2007), strategi pemasaran merupakan pengorganisasian segala sumber daya yang dimiliki guna memasarkan suatu produk. Selanjutnya di sebutkan suatu strategi pemasaran yang dilakukan harus memperhatikan bauran pemasaran, daur hidup produk dan mempertahankan atau memperpanjang tahap kematangan pasar. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompotitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah:

1. Faktor makro adalah perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat. 2. Faktor mikro adalah dermografi/ ekonomi, politik/ hukum, teknologi/ fisik dan

sosial/ budaya.

Strategi pemasaran dari sudut pandang penjual adalah tempat yang strategis (place), produk yang bermutu (product), harga yang komperatif (price) dan promosi yang gencar (promotion). Sedangkan dari sudut pandang pelanggan adalah kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer needs and wants), biaya pelanggan (cost to the customer), kenyaman (statisfaction) dan komunikasi (communication). Tujuan akhir dan konsep, strategi pemasaran adalah kepuasaan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan (Buchari, 2004).

(20)

2.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi Strenght, Weakness, Oppurtunity, dan Theart terlibat dalam suatu proyek atau dalam bisnis usaha. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin bukan proyek riset pada Universitas Standford pada dasawarsa 1960-an dengan menggunakan data diri perusahaan-perusahaan Fortune 500 (Prawitasari, 2010).

Menurut Suhartini (2012), menjelaskan fungsi dari analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau yang diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.

Menurut Rangkuti (2001), menjelaskan bahwa SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan strategi pelayanan.Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat menimbulkan kekurangan dan ancaman.Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal. Adapun faktor-faktor analisis SWOT, yaitu:

(21)

1. Kekuatan adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya internal perusahaan supaya kegiatan-kegiatan perusahaan berjalan maksimal. Kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain: kompetisi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemikiran keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat daripada pesaing dalam memusakan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. Kekuatan dalam hal ini yaitu:

a. Memiliki produk yang unggul dipasaran. b. Memiliki tim yang professional

c. Memiliki target pasar meningkat pada beberapa produk d. Menjalin hubungan yang baik dengan mitra kerja

e. Memiliki jaringan distribusi sendiri untuk memasarkan produk f. Memiliki kualitas produk yang baik

2. Kelemahan adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi internal organisasi, akibatnya kegiatan-kegiatan perusahaan belum maksimal terlaksana. Dengan kelemahan ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi yang memuaskan. Kelemahan dalam hal ini seperti:

(22)

a. Rendahnya respon pasar terhadap produk tertentu

b. Birokrasi yang panjang karena kegiatan sentralisasi yang menyebabkan unilever Indonesia tidak biasa begitu saja memutuskan sesuatu

c. Growth omzet penjualan rata-rata dibawah industri

3. Peluang adalah faktor-faktor lingkunganluar yang positif, yang dapat mampu mengarahkan kegiatan perusahaan ke arah yang lebih baik, yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Peluang dalam hal ini seperti:

a. Stabilitas ekonomi yang relatif rendah

b. Pertumbuhan ekonomi yang kuat diwilayah pulau-pulau seperti Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi

c. Memiliki peluang yang besar untuk memasarkan produk karena belum banyak pesanan

d. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk yang dipasarkan

4. Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan luar yang dapat menghambat pergerakan perusahaan itu sendiri yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika tidak diatasi ancaman akan menjadi bahaya bagi satuan bisnis yang bersangkutan, baik itu masa sekarang ataupun dimasa depan, seperti:

a. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan b. Melemahnya daya beli konsumen

c. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk

d. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk

(23)

e. Adanya peran perubahan gaya hidup masyarakat dari produk internasional menjadi produk luar negeri

f. Produk pemasaing dengan harga lebih rendah

2.7 Kerangka Pikir

Persaingan dibidang usaha dan industri, baik itu industri besar maupun kecil. Banyak terjadi pertumbuhan dan ketidakpastian diinginkan perusahaan. Keadaan ini memaksa perusahaan untuk lebih baik dalam merencanakan dan merumuskan strategi bersaing, agar bertambah dalam pasar persaingan masa kini, dengan cara memperhatikan perubahan-perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Suatu usaha dalam mengembangkan strategi bersaing dengan cara kesesuaian antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal dalam usaha pemasaran buah tomat. Pengembangan strategi bersaing ini bertujuan agar secara objektif kondisi-kondisi internal dan ektsternal, yang sangat penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan optimal dan sumber daya yang ada.

Mendirikan suatu usaha tidak lepas dari kepala yang muncul dari dalam maupun dari luar lingkungan sekitar perusahaan. Untuk dapat bertambah dari berbagai persaingan perusahaan perlu menerapkan sebuah strategi pemasaran. Peneliti berasumsi bahwa strategi yang dapat membantu dalam strategi pemsaran buah tomat adalah menjaga kerjasama, baik dengan petani maupun pedagang dan menjaga kualitas produk.

(24)

Dalam menentukan strategi-strategi yang tepat, maka diperlukan untuk melakukan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunuty, and Threat) dalam menetukan strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaen Enrekang. Dimana analisis ini terdiri dari 2 variabel analisis, yaitu analisis faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, dan analisis eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman. Analisis yang dilakukan ini memungkinkan untuk mengetahui posisi bersaing serta memilih strategi pemasaran yang berdaya saing pula.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, dapat dilihat pada gambar.1

Gambar 1.Kerangka pikir strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang.

Strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

Sistem pemasaran Faktor Internal a. Kekuatan (S) b. Kelemahan (W) Faktor Eksternal a. Peluang (O) b. Ancaman (T) SWOT Strategi Pemasaran

(25)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang karena di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang merupakan sentra penghasil buah tomat yang cukup besar, dimana produksi buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang tersedia setiap tahun. Penelitian ini akan dilaksanakan sekitar pada bulan Agustus sampai September 2019.

3.2 Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan Informan dalam penelitian ini secara sengaja (Purposive). Dimana informan adalah seseorang yang memiliki informasi (Data) banyak mengenai objek yang yang sedang diteliti, diminta informasi mengenai objek penelitian tersebut (Arikunto, 2013). Pada penelitian ini bapak Kepala Desa merekomendasikan untuk melakukan wawancara mendalam kepada 3 pedagang buah tomat sedangkan untuk melakukan wawancara mendalam kepada 3 petani buah tomat peneliti langsung yang memilih informan yang akan di wawancara.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah metode yang menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator.

(26)

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer

Data primer adalah hasil wawancara mendalam dari informan yang dikumpulkan melalui wawancara langsung dari peneliti kepada informan buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang untuk menentukan faktor internal dan eksternal dalam strategi pemasaran buah tomat yang berupa dataumur informan seperti jumlah informan berdasarkan tingkat umur, data tingkat pendidikan informan seperti jumlah informan berdasarkan tingkat pendidikan, data lama usahatani informan seperti jumlah informan berdasarkan pengalaman beruusahatani dan faktor strategi internal internal pemasaran buah tomat serta faktor eksternal strategi pemasaran buah tomat dan diagram matriks SWOT analisis strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Kantor Camat Baraka yang berupa data jumlah penduduk seperti banyaknya rumah tangga, penduduk, luas dan kepadatan penduduk menurut Desa/Kelurahan tahun 2017 dan jumlah penduduk menurut jenis kelamin dirinci per Desa/Kelurahan di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dan data sarana prasarana yang ada di Kecamatan Baraka serta kondisi pertanian seperti luas lahan berdasarkan jenis tanaman di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

(27)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara melakukan kunjungan dari Desa ke Desa untuk pengamatan secara langsung di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dengan produsen dan pedagang buah tomat.

2. Wawancara mendalam (interview)

Wawancara mendalam dilakukan pada 6 informan menggunakan kousioner dengan teknik secara sengaja (purposive) dalam strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang untuk memperoleh data secara langsung dari petani dan pedagang.Wawancara mendalam direkomendasikan dari kepala desa itu sendiri untuk melakukan wawancara kepada informan pedagang sedangkang informan petani langsung dari peneliti tanpa rekomendasi dari kepala desa atau pihak-pihak tertentu.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian yaitu dokumentasi wawancara dengan informan baik pedagang maupun petani buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dan dokumentasi buah tomat yang akan dipasarkan. Dokumentasi yang dilampirkan dalam penelitian adalah dokumetasi langsung dari peneliti berupa dokumentasi pada saat melakukan wawancara dengan informan baik pedagang maupun petani dan dokumentasi buah tomat itu sendiri yang akan dipasarkan baik yang dikirim ke luar kota maupun buah tomat yang dipasarkan di pasar-pasaran.

(28)

3.5 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan alat analisis SWOT, dengan menentukan kekuatan dan kelemahan (Internal) serta peluang dan ancaman (Eksternal) untuk merumuskan strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Tabel 1. Faktor Strategi Eksternal FAKTOR-FAKTOR STRATEGI

EKSTERNAL BOBOT RATING

BOBOT RATING PELUANG: Peluang 1 Peluang 2 Peluang 3 ANCAMAN: Ancaman 1 Ancaman 2 Ancaman 3 Total 1,00 Xn Sumber: Rangkuti, 2001

(29)

Tabel 2. Faktor Strategi Internal

FAKTOR-FAKTOR STRATEGI

INTERNAL BOBOT RATING

BOBOT RATING KEKUATAN: Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kekuatan 3 KELEMAHAN: Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan 3 Total 1,00 Xn Sumber: Rangkuti, 2001 Tabel 3. Diagram Matriks SWOT

INTERNAL EKSTERNAL Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness) Peluang (Opportunities) Strategi S – O : Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi W – O : Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Ancaman (Threats)

Strategi S – T : Ciptakan strategi yang menggunakan

kekuatan untuk mengatasi

ancaman

Strategi W – T : Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

(30)

Keterangan: 1. Strategi SO

Strategi yang akan digunakan dengan cara menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Penyusunan strategi peningkatan kualitas pelayanan transportasi akan dibuat dengan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dan peluang yang tersedia dilingkungan eksternal.

2. Strategis ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

3. Strategis WO

Straegi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimumkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini berdasarkan kepada kegoatan pemanfaatan peluang dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

3.6 Definisi Operasional

Adapun defenisi operasional, yaitu:

1. Pedagang adalah pedagang buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang yang membantu dalam proses pemasaran buah tomat.

2. Pemasaran buah tomat menjadi proses transaksi jual beli antara produsen dengan pedagang.

(31)

3. Analisis SWOT sebagai metode perencanaan strategis yang digunakan untuk melakukan pemasaran hasil produksi yang menjadi penunjang dalam proses jual beli buah tomat.

4. Kekuatan (Strenghts) adalah sumber daya keterampilan yang dimiliki pedagang dan petani buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. keunggulan-keunggulan yang dimiliki untuk meningkatkan jaringan pemasaran, reputasi, pelayanan dan tempat yang strategis buah tomat di Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang.

5. Kelemahan adalahketerbatasan atau kekurangan sumber daya yang dimiliki pedagang dan petani buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. 6. Peluang adalah situasi yang menguntungkan pedagang dan petanibuah tomat

di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

7. Ancaman adalah situasi yang tidak menguntungkan bagi petani dan pedagang buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang seperti banyaknya pesaing, harga tidak stabil, munculnya pesaing baru dan harga pesaing yang berbeda.

(32)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Baraka adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Enrekang, Sulawesi-. Selatan di Indonesia. Jarak Kecamatan Baraka dari Kabupaten Enrekang adalah kurang lebih 39 km. Batas-batas wilayah Kecamatan Baraka meliputiSebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Malua, Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Buntu Batu, Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Anggeraja dan Kecamatan Malua, Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Enrekang.

Luas wilayah Kecamatan Baraka adalah 158km² yang sebagian besar terdiri dari daerah pegunungan dengan ketinggian 1000-2000 m diatas permukaan laut. Secara administratif Kecamatan Baraka dimekarkan menjadi dua Kecamatan pada tahun 2007, sehingga Kecamatan Baraka yang dulunya memiliki 2 Kelurahan dan 18 Desa menjadi 3 Kelurahan dan 12 Desa, yaitu: Keluarahan Baraka, Kelurahan Tomenawa, Kelurahan Balla, Desa Banti, Desa Bontongan, Desa Jangguara, Desa Kandingeh, Desa Kendenan, Desa Paprinding, Desa Perangian, Desa Pepandungan, Desa Bone-Bone, Desa Salukanan, Desa Tirowali, Desa Pandung Batu.

Letak geografis yang berada dipegunungan sehingga jarak antara desa sangat berjumlah, demikian juga jarak antara Desa dan Kecamatan cukup jauh dengan medan yang sangat sulit. Maka setiap Desa memiliki pos-pos Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyrakat disetiap Desa.

(33)

4.2 Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Kabupaten Enrekang pada tahun 2013 adalah sebanyak 194.401 jiwa yang terdir dari 98.791 penduduk laki-laki dan 97.610 penduduk perempun dengan sex ratio sebesar 101,21. Kepadatan penduduk Kabupaten Enrekang mencapai 109.97 jiwa/km².

Mayoritas penduduk Kabupaten Enrekang atau hampir sebesar 99,68% menganut agama islam. Penduduk asli Kabupaten Enrekang terdiri dari suku Bugis dengan karakteristik bahasa yang dapat dibedakan atas dua yaitu bahasa Duri dan bahasa Enrekang. Wilayah-wilayah yang menggunakan karakteristik bahahsa Duri yaitu Kecamatan Anggeraja, Alla, Baraka, Malua, Buntu Batu, Curio, Baroko dan Masalle, sedangkan wilayah dengan bahasa Enrekang yaitu Kecamatan Enrekang, Cendana, Maiwa dan Bungin.

1. Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu negara atau wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan berkembang atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalam negara tidak bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik maupun nonfisik. Oleh karena kehadiran dan peranannya sangat menentukan bagi perkembangan suatu wilayah baik dalam skala kecil maupun besar.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4, sebagai berikut:

(34)

Tabel 4. Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk, Luas dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2017 di Kecamatan Baraka

Desa/Kelurahan Rumah Tangga Penduduk Luas (Km2) Kepadatan penduduk

Kadingeh 286 1,279 12,13 105.4 Janggurara 240 1,194 11,37 105.0 Banti 401 1,579 7,36 214.5 Perangian 193 958 3,71 258.2 Parinding 350 1,505 6,39 235.5 Tomenawa 471 2,082 7,52 276.8 Baraka 579 2,737 2,84 963.7 Bontongan 603 2,768 22,74 121.7 Pepandungan 317 1,285 19,16 67.0 Kendenan 305 1,276 18,82 67.8 Salukanan 280 1,150 17,16 67.0 Tiro Wali 248 963 5,60 171.9 Pandung Batu 216 1,200 2,75 436.3 Balla 350 1,811 2,44 742.2 Bone-Bone 134 852 19,17 44.4 Jumlah 4.973 22.639 159,14 142.2

(35)

Sumber: BPS, Kab. Enrekang

Berdasarkan Tabel 4 dapat kita lihat bahwa banyaknya jumlah penduduk rumah tangga, luas dan kepadatan penduduk menurut di Desa/Kelurahan tahun 2017 di Kecamatan Baraka, jumlah terbanyak berada di Desa Bontongan dengan jumlah 603 rumah tangnga, jumlah penduduk 2.768 jiwa dan luas 22,74 km² dengan kepadatan penduduk sebanyak 121,7. Sedangkan jumlah terkecil berada di Desa Bone-bone dengan jumlah 134 rumah tangnga, jumlah penduduk 852 jiwa dan luas 19,17 km² dengan kepadatan penduduk sebanyak 44,4.

(36)

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Dirinci per Desa/Kelurahan di Kecamatan Baraka Tahun 2017

Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

Kandingeh 663 616 1.279 Janggurara 622 572 1.194 Banti 819 760 1.579 Perangian 507 451 958 Parinding 753 752 1.505 Tomenawa 1.033 1.049 2.082 Baraka 1.310 1.427 2.737 Bontongan 1.421 1.347 2.768 Pepandungan 628 657 1.285 Kendenan 650 626 1.276 Salukanan 574 576 1.150 Tiro Wali 474 489 963 Pandung Batu 620 580 1.200 Balla 912 899 1.811 Bone-Bone 460 392 852

(37)

Jumlah 11.446 11.193 22.639 Sumber: BPS Kab. Enrekang

Berasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa data penduduk terbesar di dominasi oleh Desa Baraka dengan total jumlah penduduk 2.737 dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 1.310 dan perempuan berjumlah 1.427 jiwa, dan data penduduk terkecil berada di Desa Bone-bone dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki hanya 460 jiwa dan perempuan dengan jumlah 392 jiwa.

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena sangat berhubungan dengan berbagai segi kehidupan jasmani maupun rohani.Sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 6, yaitu:

Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

No Sarana Prasarana Jumlah (Unit)

1 TK 30

2 SD 27

3 SMP 10

4 SMA 3

(38)

6 Mushollah 26

7 Lapangan 176

8 Pasar 1

9 Koperasi 1

Jumlah 326

Sumber: Data Sekunder Kecamatan Baraka, 2017

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang paling banyak di Kecamatan Baraka adalah lapangan dengan jumlah 176 lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa warga sadar akan pentingnya bakat atau seni untuk dikembangkan.

3. Kondisi Pertanian

Luas kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.784,93 km² yang terdiri dari 12 kecamatan, 17 kelurahan dan 112 desa dan jumlah penduduk sebesar 239.707 jiwa dengan sebaran penduduk 134 jimwa/km².Kecamatan Baraka merupakan sentra penghasil bawang merah dan buah tomat yang cukup besar dimana luas lahan buah tomat 383 ha dengan produksi 3.254 ton.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dilihat pada Tabel 7, sebagai berikut:

(39)

Tabel 7. Luas Lahan Berdasarkan Jenis Tanaman di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

Jenis Tanaman Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Kentang - - Kol/ Kubis 245 10.635 Sawi - - Tomat 283 3.254 Bawang Merah 581 4.371 Bawang Daun - - Cabe Rawit - - Cabe Merah 150 2.484 Terong - - Wortel - - Buncis - - Kacang Panjang - - Kacang Merah - - seledri - -

(40)

Jumlah 1.259 20.744 Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang, 2017

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan lahan pertanian di Kecamatan Baraka seluas 1.259 ha, yang dimana luas lahan yang terluas adalah bawang merah dan tomat. Hal inilah yang menyebabkan adanya peluang untuk mrngrmbangkan pemasaran buah tomat.

(41)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Identitas Informan

Identitas informan menggambarkan suatu kondisi atau keadaan serta status dari petani atau pedagang tersebut. Identitas yang diuraikan dalam pembahasan berikut dapat memberikan informasi dari berbagai aspek keadaan yang diduga memiliki hubungan karakteristik petani dan pedagang dengan kemampuan dalam pengembagan pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Informasi-informasi mengenai identitas informan sangat penting untuk diketahui.Berbagai aspek karakteristik yang dimaksud dapat dilihat dari segi umur, pendidikan dan pengalaman dalam penerapan strategi pemasaran buah tomat.

1. Umur Informan

Umur sangat berpengaruh terhadap kegiatan usaha tani, terutama dalam kemampuan fisik dan pola pikir. Umumnya petani ataupun pedagang yang berusia lebih mudah cenderung lebih berani dalam mengambil resiko jika dibandingkan dengan petani atau pedagang yang berusia tua. Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi petani atau pedagangmampu mengetahui sistem pemasaran atau strategi apa yang bisa diterapkan dalam pengembangan pemasaran buah tomat. Umur sangar mempengaruhi kemampuan fisik sehingga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan daya serap informasi pengetahuan yang tepat.

(42)

Umur memiliki pengaruh bagi kemampuan fisik seseorang dalam mengelolah usaha taninya, usia produktif seseorang berada pada kisaran 15-54 tahun. Petani yang lebih muda relatif lebih mudah menerima dan melaksanakan petunjuk-petunjuk oleh penyuluh dibandingkan dengan umur yang lebih tua.Hal tersebut dimungkinkan karena biasa umur-umur yang lebih cepat menerima atau mengadopsi sesuatu yang baru.Selain itu juga mempunyai pengaruh terhadap kemampuan kerja.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa umur informan mulai dari 34 sampai 53 tahun. Jumlah informan pada tingkat umur dapat dilihat pada Tabel 8, sebagai berikut:

Tabel 8. Jumlah Informan Berdasarkan Tingkat Umur di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 34 –38 2 33,33

2 39–43 1 16,67

3 44 - 48 2 33,33

4 49 - 53 1 16,67

Jumlah 6 1,00

Sumber: Data Primer yang Telah Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah informan pemasaran buah tomat yang terbanyak berada pada kelompok umur 34-38 dan 44-48 tahun atau33,33%. Melihat hal tersebut sangat bagus karena umur yang masih sangat

(43)

produktif sangat mampu menyerap informasi untuk sampai pada satu titik produktifitas yang memadai atau cukup, sedangkang jumlah paling sedikit berada pada umur 39-43 dan 49-53 tahun yang berjumlah 1 orang atau 16,67%.

2. Tingkat Pendidikan Informan

Tingkat pendidikanjuga sangat mempengaruhi pemasaran usaha tani.Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan pola pikir petani dalam pengembangan usahanya dalam meyerap dan mengaplikasikan strategi yang baru dalam rangka pencapaian tingkat produksi yang optimal dan pemasaran produksi yang cukup baik.Semakin tinggi pendidikan formal yang diperoleh informan maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan informan terhadap strategi.Maka tabulasi pendidikan dapat dilihat pada tabel 9, sebagai berikut:

Tabel 9. Jumlah Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamtan Baraka Kabupaten Enrekang

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 SD 1 16,67

2 SMP 1 16,67

3 SMA 2 33,33

4 S1 2 33,33

Jumlah 6 1,00

Sumber: Data Yang Primer Setelah Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah informan yang tamat SD sebanyak 1 orang atau 16,67%, tamat SMP sebanyak 1 orang atau 16,67%,

(44)

sedangkan informan yang tamat SMA sebanyak 2 orang atau 33,33%, begitupun dengan yang S1 sebanyak 2 orang atau 33,33%. Sehingga dapat kita lihat bahwa tingkat pendidikan berpengaruh pada pola pengambilan strategi yang cukup maksimal dalam proses pemasaran.

3. Lama Usahatani

Pengalaman berusahatani dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dijalani, dirasakan, ditanggung oleh petani dalam menjalankan kegiatan usahatani dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan usahataninya, yaitu memperoleh pendapatan untuk kebutuhan hidup.Pengalaman berusaha dapat menunjukkan keberhasilan seseorang dalam mengolah usahataninya. Sebab dapat menjadi pedoman pada masa-masa yang akan datang. Mereka yang masih berusia muda relatif belum berpengalaman, sehingga untuk mengimbangi kekurangannya dia perlu dinamis, sebaliknya mereka yang sudah berusia tua banyak berpengalaman dalam berusaha sehingga sangat berhati-hatidalam bertindak.

Pengalaman berusaha bagi informan dalam penelitian ini adalah pengalaman mereka dalam memasarkan buah tomat.Untuk mengetahui pengalaman berusahatani informan dalam melakukanpemasaran buah tomat dapat dilihat pada Tabel 10, sebagai berikut:

Tabel 10. Jumlah Informan Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

No Pengalaman Usahatani Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 3 – 4 3 50,00

(45)

3 7-8 1 16,67

Jumlah 6 1,00

Sumber: Data PrimerSetelah Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani 3-4 tahun berjumlah 3 orang dengan persentase 50,00%, 5-6 tahun berjumlah 2 orang dengan persentase 33,33% dan 7-8 tahun berjumlah 1 orang dengan persentase 16,67%. Sehingga dapat kita lihat bahwa pengalaman dalam berusahatani berpengaruh pada pola pengambilan strategi yang cukup maksimal dalam proses pemasaran.

5.2 Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity, Threats)

Analisis SWOT dilakukan setelah melakukan faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

Faktor internal strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut:

5.2.1 Kekuatan

1. Kualitas produk yang dipasarkan

Dalam strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang sangat memperhatikan kualitas produk yang akan dipasarkan karena di Kecamatan Baraka kualitas buah tomat menetukan harga jual beli dalam proses pemasaran.Pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka melalui penyortiran untuk memilih buah tomat yang berkualitas. Buah tomat yang

(46)

berkualitas baik akan dikirim keluar kota dan sisanya akan di jual di pasar-pasaran secara eceran dan dikonsumsi sendiri oleh petani.

2. Jumlah produksi yang cukup terpenuhi

Di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang produksi buah tomat cukup terpenuhi dikarenakan produksi buah tomat di Kecamtan Baraka tersedia setiap tahunnya. Pedagang di Kecamatan Baraka membutuhkan 500 kg dalam setiap pengiriman buah tomat di luar kota sehingga pedagang buah tomat tidak hanya membeli buah tomat satu petani saja karna buah tomat dipanen setip minggu dan bisa hanya menghasilkan 200 kg dalam satu kali panen sehingga 2 atau 3 orang petani menyuplai ke satu pedangang saja sehingga permintaan pedagang sesuai dengan target.

3. Sarana transportasi memadai

Proses pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka tidak terkendala dengan transprortasi. Transprotasi dalam pemasaran buah tomat tersedia empat mobil pick up untuk pemasaran buah tomat yang akan dikirim ke luar kota seperti Kalimantan dan tersedia mobil truck ¼ untuk pemasaran buah tomat dipasar-pasaran. Mobil pick up yang dipakai sebagai transportasi pengiriman buah tomat di luar kota memadai karna mobil tersebut tersedia dari pukul 06.00 WIB dan sampai di bandara pukul 01.00 WIB sehingga pengiriman keluar kota tidak terkendala. Sedangkan untuk mobil truck ¼ yang digunakan sebagai transportasi untuk pemasaran buah tomat yang akan dipasarkan di

(47)

pasar-pasaran secara eceran tersedia dari pukul 05.00 WIB sehingga sampai di pasar pukul 06.00 WIB.

4. Memiliki konsumen tetap

Konsumen tetap pada pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang adalah pedagang yang selalu mengambil atau membeli buah tomat di petani dan petani yang menyuplai ke pedagang itu dan baik pedagang maupun petani itu tidak berubah-ubah atau pedagang tidak berpindah ke petani lain begitupun dengan petani yang tidak berpindah kepedagang lain sehinggah dalam hal pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang memiliki konsumen tetap.

5.2.2 Kelemahan 1. Kurangnya modal

Hal ini dikarenakan harga bibit unggul buah tomat di Kecamtan Baraka Kabupaten Enrekang cukup mahal disertai dengan lahan yang yag di sewa untuk melakukan budidaya tanaman buah tomat.

2. Lokasi yang kurang strategis

Daerah yang cukup jauh dipasar menyebabkan menjadi kendala dalam preses pemasaran buah tomat dikarenakan setiap desa yang ada di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang cukup jauh dari pasar.

(48)

Maksudnya adalah kerjasama dengan mitra lain yag disebabkan karena kurangnya jaringan pemasaran dalam proses pemasaran buah tomat di Kecamtan Baraka Kabupaten Enrekang.

4. Promosi yang kurang

Promosi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang hanya terjadi dari mulut ke mulut dikarenakan sumber pengetahuan akan teknologi cukup rendah baik di pihak petani maupun pedagang.

Berdasarkan faktor internal yang ada maka dapat dilihat pada Tabel 11, sebagai berikut:

Tabel 11. Faktor Strategi Internal Pemasaran Buah Tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

Faktor Internal

No Kekuatan Bobot Rating Bobot

Rating

1 Kualitas produk yang dipasarkan 0,16 4 0,64 2 Jumlah produksi yang cukup terpenuhi 0,16 4 0,64 3 Sarana transportasi memadai 0,13 3 0,39 4 Memiliki konsumen tetap 0,09 2 0,18

Jumlah Kekuatan 0,54 13 1,85

No Kelemahan Bobot Rating Bobot

Rating

(49)

2 Lokasi yang kurang strategis 0,13 3 0,39 3 Kurangnya jaringan pemasaran 0,12 3 0,36 4 Promosi yang kurang 0,08 2 0,16

Jumlah Kelemahan 0,46 11 5,06

Jumlah Total 1,00 24 6,91

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa faktor internal terdapat 4 kekuatan dan 4 kelemahan yang ada di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dalam pemasaran buah tomat, dibahas kekuatan dan kelemahan disusun berdasarkan bobot yang berdampak sangat penting hingga tidak penting. Kekuatan dan kelemahan yang diberikan terdapat di pemasaran buah tomat, dimana data menunjukkan bahwa bobot kekuatan lebih besar dibandingkan bobot kelemahan.Terlihat jelas bahwa pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan kelemahan.

Kekuatan diberikan dengan rating pada skala terbesar 4 hingga terkecil 1 dan setiap kelemahan diberikaan rating 1 hingga 4. Berdasarkan pada hasil wawancara pemasaran buah tomat. Hasil perkalian antara bobot dengan rating merupakan skor bagi faktor kekuatan dan kelemahan dalam proses pemasaraan buah tomat.

Faktor eksternal strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut:

5.2.3 Peluang

(50)

Dikarenakan lokasi yang kurang strategis yang menjadi kelemahan dalam proses pemasaran buah di Kecamatan Baraka Kabupaten sehingga pemerintah berapresiasi untuk memberikan bantuan kepada petani berupa pembagian bibit unggul buah tomat dan dana untuk memperbaiki jalan di Kecamtan Baraka agar mempermudah jalannya proses pemasaran.

2. Hubungan yang dekat dengan konsumen

Sistem keluarga yang terjalin dalam proses pemasaran buah tomat di Kecamtan Baraka Kabupaten Enrekang yang menyebabkan hubungan yang dekat denga konsumen baik petani dengan konsumennya maupun pedagang dengan konsumennya.

3. Tersedianya lembaga permodalan

Tersedianya lembaga permodalan salah satu peluang untuk mengusahakan pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka. Lembaga permodaalan yaitu pihak bank yang bekerja sama dengan petani untuk membantu permodalan usaha dengan syarat dan ketentuan yang telah diberikan oleh bank dan lembaga permodalan lainnya yaitu memodali usaha.

4. Permintaan buah tomat yang selalu tersedia

Produksi buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang setiap tahun selalu tersedia karena produksi buah tomat setiap tahun selalu ada.

5.2.4 Ancaman

(51)

Buah tomat yang tidak tahan lama menjadi salah satu ancaman pemasaran buah tomat dikarenakan buah buah tomat tidak tahan lama sehingga target penjualan susah tercapai.

2. Fluktuasi harga

Salah satu ancaman dalam proses pemasaran buah adalah fluktuasi harga. Dimana, fluktuasi adalah ketidak tetapan atau guncangan harga jual beli bah tomat.

3. Banyaknya pesaing

Selain produksi buah tomat di Kecamatan Baraka juga banyak jenis tanaman lain sehingga banyaknya pesaing yang muncul dalam pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka.

Berdasarkan faktor eksternal yang ada maka dapat dilihat pada Tabel 12, sebagai berikut:

Tabel 12. Faktor Eksternal Strategi Pemasaran Buah Tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

Faktor Eksternal

No Peluang Bobot Rating Bobot

Rating

1 Adanya perhatian pemerintah terhadap pemasaran buah tomat

0,13 3 0,39

2 Hubungan yang dekat dengan konsumen 0,17 4 0,68 3 Tersedianya lembaga permodalan 0,16 4 0,64 4 Permintaan buah tomat yang selalu

tersedia

0,17 4 0,68

(52)

No Ancaman Bobot Rating Bobot Rating

1 Buah tomat tidak tahan lama (cepat busuk) 0,15 3 0,45 2 Fluktuasi harga 0,12 3 0,36 3 Banyaknya pesaing 0,10 2 0,2 Jumlah Ancaman 0,37 8 2,96 Jumlah Total 1,00 23 12,41

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019.

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa faktor eksternal terdapat 4 peluang dan 3 ancaman.Yang ada pada pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.Dalam pemasaran buah tomat dibahas peluang dan ancaman yang disusun berdasarkan bobot dampak sangat penting hingga tidak penting.Peluang dan ancaman yang diberikan terhadap pemasaran buah tomat, dimana data menunjukkan bahwa bobot peluang lebih besar dibandingkan bobot ancaman.Tergambar jelas bahwa pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman yang dihadapi.

Peluang diberikan dengan rating pada skala terbesar 4 hingga skala terkecil 1 dan setiap ancaman diberikan 1 hingga 4 berdasarkan hasil wawancara dalam pemasaran buah tomat. Hasil perkalian antara bobot dengan rating merupakan skor bagi faktor peluang dan ancaman. Total nilai skor peluang dan ancaman adalah 12,41.

(53)

Berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal maka diagram matriks analisi SWOT strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 13, sebagai berikut:

Tabel 13. Diagram Matriks SWOT Analisis Strategi Pemasaran Buah Tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

INTERNAL

EKSTERNAL

Kekuatan (S) :

1. Kualiatas produk yang di pasarkan.

2. Jumlah produksi yang cukup terpenuhi.

3. Sarana transportasi memadai. 4. Memiliki konsumen tetap.

Kelemahan (W):

1. Kurangnya modal.

2. Lokasi yang kurang strategis 3. Kurangnya jaringan

pemasaran

4. Promosi yang kurang

Peluang (O):

1. Adanya perhatian

pemerintah terhadap pemasaran buah tomat

2. Hubungan yang dekat

dengan konsumen.

3. Tersedianya lembaga

permodalan.

4. Permintaan buah tomat selalu tersedia

SO :

1. Meningkatkan jumlah produksi dengan memanfaatkan lembaga permodalan(S2O3)

WO :

1. Menambah modal dengan

memanfaatkan lembaga permodalan (W1O3) 2. Menambah jaringan pemasaran dengan memanfaatkan perhatian pemerintah terhadap pemasasarn buah tomat (W4O1)

Ancaman :

1. Buah tomat tidak tahan lama (cepat rusak) 2. Fluktuasi Harga. 3. Banyaknya pesaing

ST :

1. Meningkatkan produk untuk mengatasi persaingan (S2T3) 2. Memanfaatkan kualitas produk

untuk mengatasi harga produk turun (S1T2)

WT :

1. Memperbaiki infrastruktur yang ada sehingga mempercepat proses pemasaran (W3T4)

(54)

guna mengantisipasi bertambahnya saingan (W4T3)

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah, 2019

Dari hasil matriks SWOT didapatkan alternatif strategi sebagai berikut: 1. Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (SO), ada

1 alternatif strategi, yaitu meningkatkan jumlah produksi dengan memannfaatkan lembaga permodalan

2. Strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatn peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada (WO), ada 2 alternatif strategi, yaitu: a. Menambah modal dengan pemanfaatan lembaga permodalan

b. Manambah jaringan pemasaran dengan memnfaatkan perhatian pemerintah terhadap pemasaran buah tomat

3. Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman (ST), ada 2 alternatif, yaitu:

a. Meningkatkan produk untuk mengatasi persaingan

b. Memnafaatkan kualitas produk untuk mengatasi harga produk

4. Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman (WT), ada 2 alternatif strategi, yaitu:

a. Memperbaiki infrastruktur yang ada sehingga mempercepat proses pemasaran

(55)

Berdasarkan diagram matriks analisis SWOT strategi pemasaran buah tomat maka matriks strategi dan program pemasaran di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 14, sebagai berikut:

Tabel 14. Matriks Startegi dan Program Pemasaran Buah Tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang

No Strategi Program

1 Meningkatkan jumlah produksi

dengan memanfaatkan lembaga permodalan

- Bekerjasama dengan agent lembaga

permodalan

- Mendorong peran lembaga

permodalan untuk masuk kesektor petanian dalam bidang pemasaran yang dapat menguntungkan petani

2 a.Menambah modal dengan

memanfaatkan lembaga permodalan b. Menambah jaringan pemasaran dengan memanfaatkan perhatian pemerintah terhadap pemasaran buah tomat

- Bekerjasama dengan lembaga

permodalan

- Menjalin hubungan dengan

pemerintah desa

- Menjalin hubungan dengan

pedagang-pedagang besar dalam bidang pemasaran

3 a. Meningkatkan produk untuk

mengatasi prsaingan

b. Memanfaatkan kualitas produk

untuk mengatasi harga produk turun

- Mengenali atau mengetahui pesaing

- Mengetahui keinginan atau

kebutuhan konsumen dalam

mengatasi persaingan

- Selalu melakukan penyortiran

dalam pemilihan produk yang

berkualitas

4 a. Memperbaiki infrastruktur

yang ada sehingga mempercepat proses pemasaran

b. Menambah kegiatan promosi

guna mengantisipasi bertambahnya saingan

- Melibatkan masyarakat dalam

memperbaiki infrastruktur yang ada

- Memiliki tim profesional dalam

bidang infrastruktur perbaikan jalan

- Ikut berpartisipasi dalam peristiwa

pemasaran buah tomat

- Menjalin kerjasama dengan

pedagang-pedangan lain ataupun petani yang lain

Sumber: Data Primer Yang Telah Diolah 2019

(56)

Dengan adanya lembaga permodalan, petani mampu untuk meningkatkan jumlahproduksi buah tomat dikarenakan lembaga permodalan tersebut memberikan bantuan atau pinjaman kepada petani sehingga memudahkan para petani untuk melakukan usahataninya dalam mingkatkan jumlah produksi buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang yang didukung dengan adanya kerjasama dengan agen lembaga permodalan dan mendorong peran lembaga permodalan untuk masuk kesektor petanian dalam bidang pemasaran yang dapat menguntungkan petani.

2. Menambah modal dengan memanfaatkan lembaga permodalan

Memanfaatkan lembaga permodalan untuk menambah modal dalam pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka dengan menjalin kerjasama dengan agent lembaga permodalan untuk lebih dimudahkan.

3. Menambah jaringan pemasaran dengan memanfaatkan perhatian pemerintah terhadap pemasaran buah tomat

Dengan meluasnya jaringan pemasaran yang ada itu menjadi kemudahan dalam melakukan pemasaran buah tomat sehinga dengan adanya perhatian pemerintah akan hal itu maka petani maupun pedagang mampu menjalin hubungan dengan pemerintah desa dan menjalin hubungan dengan pedagang-pedagang besar dalam bidang pemasaran untuk memperluas jaringan pemasaran di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.

4. Meningkatkan produk untuk mengatasi persaingan

Adanya pesaing yang banyak dalam pemasaran buah tomat sehinga baik petani maupun pedagang meningkatkan produk untuk mengatasi persaingan di

(57)

Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dengan mengenali atau mengetahui pesaing dan mengetahui keinginan atau kebutuhan konsumen dalam mengatasi persaingan.

5. Memanfaatkan kualitas harga produk untuk mengatasi harga produk turun Harga suatu produk dipengaruhi oleh kualitas produk itu sendiri sehingga dalam pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang selalu melakukan penyortiran dalam proses pemasaran buah tomat.

6. Memperbaiki infrastruktur yang ada sehingga mempercepat proses pemasaran Infrastruktur yang baik akan mempercepat proses pemasaran atau mempermudah petani ataupun pedagang dalam melakukan pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang, melibatkan masyarakat dalam memperbaiki infrastruktur yang ada dan memiliki tim profesional dalam bidang infrastruktur perbaikan jalan yang menjadi peluang infrastruktur bisa berjalan dengan baik.

7. Menambah kegiatan promosi guna mengantisipasi bertambahnya saingan Adanya promosi dalam kegiatan pemasaran memudahkan petani atau pedagang mendapatkan konsumen secara cepat karena promosi yang ada memperluas informasi akan pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dengan ikut berpartisipasi dalam peristiwa pemasaran buah tomat dan menjalin kerjasama dengan pedagang-pedangan lain ataupun petani yang lainnya.

(58)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sudah ada dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perolehan bobot internal strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang berdasarkan analisis SWOT, dimana, jumlah bobot kekuatan 0,54 dan kelemahan 0,46 dengan total jumlah 1,00. Sedangkan perolehan bobot faktor eksternal, dimana jumlah peluang 0,63 dan ancaman 0,37 dengan total jumah 1,00.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian strategi pemasaran buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang dapat diajukan saran agar kualitas dan jumlah produksi buah tomat di Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang ditingkatkan dengan memperhatikan jaringan yang ada sebagai langkah dalam melakukan kegiatan promosi dan mampu menjalin kerjasama dengan mitra-mitra tertentu dengan memanfaatkan peluang yang ada.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2009, Tomat. http://www.cancerhelps.org. American Cancer Society.Diaksespada 19 Oktober 2011.

Anonimus.2011. Ketinggian Tempat dan Pertumbuhan Tanaman. Group Belajar Silvikultur. Diakses pada tanggal 12 Desember 2011.http://silvikultur.com. Arikunto, S. (2013).Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang. 2017.

Buchari, Alma. 2004. Manajeman Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, Bandung, Alfabeta.

Cahyono.2008. TomatUsaha Tani dan Penanganan Pasca Panen.Edisi revisi.Yogyakarta: Kanisisus.

Cahrial, Eri. Djoni dan Suprianto. 2016. Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan di Kota Tasikmalaya.

David, fred, R. 2011. StrategicManagement Strategic Konsep, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.

Fandy, Tjiptono. 2006. Manajeman Jasa. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi. Handoko, T H. 2004. Manajeman Personalia dan Sumberdaya Manusia. BPFE,

Yogyakarta.

Kotler, Philip, 2004, Manajeman Pemasaran. Edisi Melinium, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Oentoro, Deliyanti. 2010. Manajeman pemasaran modern. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.

Rangkuti, Freddy.2001. AnalisisSWOT Teknik Membeda Kasus Bisnis.PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rayes, Luthfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Yogyakarta: Andi Offset.

Suhartini, Jurnal Penelitian Analisa SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada Perusahaan. 2012.

Tjiptono, Fandy, 2007.Strategi Pemasaran. Edisi Kedua, Penerbit Andi, Yogyakarta.

(60)

Prawitasari S.Y. 2010.Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran Berdaya Saing (Studi pada Dealer Honda Tunggal Sakti di Semarang). Program Sarjana Fakultas Ekonomi UNDIP. Semarang.

Purwati, E, dan Khairunisa. 2007. Budidaya Tomat Dataran Rendah dengan Varietas Unggul serta Tahan Hama dan Penyakit. Penebar Swadaya. Jakarta.

(61)

Lampiran 1. Kousioner

KOUSIONER PENELITIAN STRATEGI PEMASARAN BUAH TOMAT I. Identitas Responden Nama : Alamat : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir :

II. Daftar Pertanyaan

Pilih dan lingkari salah satu jawaban yang sesuai menurut besar kecilnya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di daerah Bapak/Ibu.

(62)

Strengths (Kekuatan)

1.

Kuaitas produk yang dipasarkan SB/ B/ K/ SK

2.

Jumlah produksi yang cukup terpenuhi SB/ B/ K/ SK

3.

Sarana transportasi memadai

SB/ B/ K/ SK

4. Memiliki konsumen tetap

SB/ B/ K/ SK Weaknesesse (Kelemahan) 1. Kurangnya modal SB/ B/ K/ SK 2.

Lokasi yang kurang strategis

SB/ B/ K/ SK

3.

Kurangnya jaringan pemasaran

SB/ B/ K/ SK

4. Promosi yang kurang

SB/ B/ K/ SK

Opportunies (Peluang)

1.

Adanya perhatian pemerintah terhadap pemasaran

buah tomat SB/ B/ K/ SK

2.

Hubungan yang dekat dengan konsumen

SB/ B/ K/ SK

3.

Tersedianya lembaga permodalan

SB/ B/ K/ SK

4. Permintaan buah tomat yang selalu tersedia

SB/ B/ K/ SK

(63)

Keterangan: SB = Sangat Besar (4) B = Besar (3) K = Kecil (2) SK = Sangat Kecil (1) 1. Pertanyaan Umum

a. Sejak kapan bapak / ibu menjalankan usaha ini ?

... b. Lama usaha?

... c. Berapa modal awal?

... d. Apakah bapak / ibu melakukan kerja sama dengan orang lain?

... e. Jika iya, bagaimana sistem bagi keuntunganya ?

... 2. Lingkungan Internal

a. Bagaimana kualitas produk yang di tawarkan?

... 1.

Buah tomat tidak yahan lama (cepat rusak)

SB/ B/ K/ SK 2. Fluktuasi harga SB/ B/ K/ SK 3. Banyaknya pesaing SB/ B/ K/ SK

(64)

b. Apakah konsumen puas dengan produk yang di tawarkan ? a. Iya b. Tidak

c. Apakah jumlah produk yang di tawarkan terpenuhi ?

a. Iya b. Cukup terpenuhi c. Tidak d. Dariman bapak / ibu mendapatkan modal ?

a. Modal sendiri b. Pinjam di bank c. Di modali

e. Jika di modali, bagaimana sistem pembayarannya ?

... f. Bagaimana sistem promosi yang di lakukan ?

... g. Apakah bapak / ibu memiliki konsumen tetap ?

... h. Bagaimana lokasi pemasaran ?

... i. Bagaimana sistem transportasi yang di gunakan untuk mengangkut

buah tomat?

... j. Apakah ada kesulitan dalam persaingan pemasaran buah tomat?

... k. Dimana saja jaringan pemasaran buah tomat?

... 3. Lingkungan Eksternal

Gambar

Gambar  1.Kerangka  pikir  strategi  pemasaran  buah  tomat  di  Kecamatan  Baraka,  Kabupaten Enrekang
Tabel 1. Faktor Strategi Eksternal  FAKTOR-FAKTOR STRATEGI
Tabel 2. Faktor Strategi Internal
Tabel  4.  Banyaknya  Rumah  Tangga,  Penduduk,  Luas  dan    Kepadatan  Penduduk  Menurut  Desa/Kelurahan Tahun 2017 di Kecamatan Baraka
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data yang dilakukan yaitu dengan analisis deskriptif terhadap sistem penerimaan kas dari piutang di UD. Hasil Mill dapat diketahui bahwa unsur-unsur pokok

Dari permasalahan yang diidentifikasi pada pendahuluan, adapun penjelasan secara ringkas dari permasalahan yang ada yaitu, bagaimana sistem monitoring yang

Dari hasil analisis cooking properties mie kering dari campuran tepung mocaf-tepung gandum dapat diketahui bahwa cooking yield dan swelling indeks meningkat hingga

Dilakukan bila sudah transfusi berulang dan hasil skirining orang tua sesuai dengan pembawa sifat thalassemia atau hasil pemeriksaan esensial tidak esensial tidak khas (umumnya

Sebagai wujud ikut serta untuk mencerdaskan bangsa, pada kegiatan pengabdian Pada Masyarakat kali ini mengadakan pelatihan Microsoft Excel 2013 di lingkungan guru-guru

Jika memiliki pengetahuan yang baik, orangtua diharapkan dapat memiliki sikap dan tindakan dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada anaknya, sehingga

Suatu berkah dari Allah SWT yang selayaknya penulis syukuri, karena dengan berkat rahmat, taufik, dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Penelitian ini berusaha mengetahui apakah tingkat kesadaran khalayak pada penempatan produk Nokia 5800 XpressMusic di video klip Britney Spears - Womanizer