• Tidak ada hasil yang ditemukan

INKONSISTENSI LANDASAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HARTA KEKAYAAN PERKAWINAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INKONSISTENSI LANDASAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HARTA KEKAYAAN PERKAWINAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

INKONSISTENSI LANDASAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HARTA KEKAYAAN PERKAWINAN

Perkawinan yang dilangsungkan antara seorang pria dan wanita akan melahirkan akibat hukum tertentu dalam kehidupan rumah tangganya. Salah satu akibat hukum dari perkawinan tersebut adalah peraturan mengenai harta kekayaan suami dan isteri baik yang berasal sebelum maupun selama perkawinan.Pada dasarnya pengaturan mengenai harta kekayaan perkawinan telah diatur dalam Hukum Adat, Hukum Islam, KUHPerdata dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Jika perkawinan dilakukan setelah 1 Oktober 1975, maka dasar yang digunakan adalah ketentuan undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Sebagaimana diketahui, ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan harta benda perkawinan tersebut tidak diatur lebih lanjut dalam peraturan pelaksananya PP No.9 tahun 1975, sehingga belum berlaku secara efektif. Terhadap ketentuan yang belum berlaku efektif, Pasal 66 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan memberikan kemungkinan untuk memberlakukan ketentuan atau peraturan lama.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Mengapa dalam praktek penyelesaian sengketa harta kekayaan perkawinan terjadi inkonsistensi dalam penerapan landasan hukum? Bagaimana akibat hukum dengan terjadinya inkonsistensi dalam penerapan landasan hukum penyelesaian sengketa harta kekayaan perkawinan?

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis empiris, yaitu penelitian suatu kasus atau peristiwa yang menjadi didalam masyarakat, karena penelitian ini dilakukan atau ditunjukan pada peristiwa hukum atau kasus nyata yang ada didalam masyarakat yang berhubungan dengan asas-asas hukum serta peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum yang lain.

Hasil penelitian menunjukan: terjadinya inkonsistensi landasan hukum dalam penyelesaian sengketa harta kekayaan perkawinan disebabkan ketidaktegasan landasan hukum yang digunakan. Hal ini tidak lepas dari pelaksanaan UUP yang belum diatur lebih lanjut dalam peraturan pelaksananya, karena belum dapat diperlakukan secara efektif. Akibat hukum terjadinya inkonsistensi penggunaan dasar hukum dalam penyelesaian sengketa harta kekayaan perkawinan menciptakan ketidakpastian dan ketidakadilan para pihak yang berperkara dalam praktik terkait dengan penerapan aturan hukum harta kekayaan perkawinan khususnya dilingkungan peradilan. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik sebelum melakukan perkawinan adalah dengan membuat perjanjian kawin merupakan jalan keluarnya penyelesaian sengketa harta kekayaan perkawinan.

Saran: Konsep penyelesaian sengketa harta kekayaan perkawinan tersebut sebaiknya dapat dituangkan dalam peraturan pemerintah yang dibuat secara rinci dan sebagai penyatuan hukum dari penyelesaian sengketa harta kekayaan perkawinan.

(2)

ABSTRACT

INCONSISTENCY OF LEGAL BASIS IN THE DISPUTE RESOLUTION

OF MARITAL PROPERTY

A marriage help between a man and a woman will lead to particular

legal effect in their household. One of the legal effects of a marriage is the

rule of the property of both husband and wife before or after the marriage.

Basically, the rule on marital

property has been set

in Customary Law,

Islamic Law, Civil Code,and Law No.1 of

1974 on marriage.

When a

marriage is held after october 1, 1975. The basis used is the provisions of

law no.

1 of

1974 on marriage.

It is commonly recognized that

the

provisions

related to marital property are not regulated further in their

implementation rule of the Govemment Regulation (PP) No. 9 of 1975 so

that it is not effectively applicable. Regarding the law which is

not

effectively applicable, article 66 of law no. 1 of 1974 on marriage provides

possibilities to apply previous laws or regulations.

The problems in this research were: Why did the dispute resolition

of marital property in practice have inconsistencies in terms of legal basis

application? How were the legal

effects of the inconsistencies in the

application of legal basis in the dispute resolution of marital property?

The research method used in this research was juridical

empirical

method, which is a research of

a case or

event accurred in society,

because this research was conducted or aimed to the existing legal events

or real cases in society related to the legal principles, written laws, or other

legal materials.

The research results show: the inconsistencies of legal basis in the

dispute resolution of marital property were caused by the irresolution of

the legal basis used. It was due to the implementation of

marriage law

which has not been set further in its implementation rule since it could not

be applied effectively.the legal effects of the inconsistencies in the use of

legal basis in the dispute resolution of marital property created uncertainty

and injustice in the disputed parties in practice related to the application of

the law of

marital property, particularly in the court.

To anticipate the

conflict before performing a marriage, a marital agreement is made as the

solution for the dispute resolution of marital property.

Recommendation: the concept of the dispute resolution of marital

property should be in the form of

a govemment regulation made in detail

and as the integration of law of the dispute resolution of marital property.

Referensi

Dokumen terkait

89 https://steemit.com/myanmar/@kowinnhtunn/english-speaking- exercise-online-3-ff7e80d54983e BICARA. 90

Yaitu kehilangan tegangan yang terjadi pada saat gaya prategang dialihkan ke angkur. Perlengkapan didalam angkur yang mengalami tegangan pada saat peralihan cenderung

Karya Mandiri tahun berjalan (2015) direncanakan pemenuhan kayu bulat besar hutan alam yang berasal dari hutan hak/hutan rakyat, sehingga tidak menerima bahan

Pemilu 1955, telah mengajarkan pada kita akan kehidupan demokrasi, kebebasan berpartai /multi partai yang sangat subur, pelaksanaan yang sangat jurdil, sehingga menjadi model

Dari context diagram selanjutnya digambarkan dua proses utama yang terdapat dalam perangkat lunak yang dikembangkan, dituangkan dalam diagram arus data level 0 seperti dapat

Dari berbagai pendekatan maupun model tersebut, dalam penelitian ini di bahas salah satu model yaitu pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dibanding pembelajaran

(IP) yang diukur dengan indeks primasi seperti yang dilakukan oleh Ades dan Glaeser (1995), Bourne (1996), Moomaw dan Shatter (1996), Henderson (2002), Moomaw dan

Melihat eksistensi Panggung Indie Medan dan keprofesionalan pengelolaan serta gaya musik yang ditampilkan didominasi band beraliran metal, maka penulis tertarik untuk membuat