• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Derajat Miopia pada Murid SMA di Kota Denganmurid SMA di Desa Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Derajat Miopia pada Murid SMA di Kota Denganmurid SMA di Desa Tahun 2014"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Miopia 2.1.1 Definisi

Miopia adalah bentuk kelainan refraksi dimana sinar - sinar sejajar

garis pandang pada keadaan mata tidak berakomodasi difokuskan di

depan retina. Miopia dapat terjadi karena ukuran aksis bola mata relatif

panjang. Dapat juga karena indeks bias yang tinggi atau akibat indeks

refraksi lensa dan kornea terlalu kuat, hal ini disebut miopia refraktif.

(American Academy of Ophthalmology, 2011– 2012 ).

2.1.2 Epidemiologi

Prevalensi miopia di Eropa dan Amerika 30 - 40%, Afrika 10 - 20%

dan Asia 70 – 90%. Di Jepang diperkirakan lebih dari satu juta penduduk

menderita gangguan penglihatan di hubungkan dengan miopia derajat

berat. Berdasarkan bukti tersebut, prevalensi miopia meningkat terutama

di Asia. Survei pada tahun 2001 oleh Saw dkk mendapatkan prevalensi

miopia sebesar 26,1% pada penduduk Riau. Prevalensi miopia meningkat

pada usia sekolah dan dewasa muda, mencapai 20 -25% pada populasi

remaja dan 25 -35% pada dewasa muda di Amerika Serikat dan negara

berkembang serta lebih tinggi di beberapa negara Asia. Prevalensi miopia

menurun pada usia diatas 45 tahun, mencapai sekitar 20% pada usia 65

tahun dan 14 % pada usia 70 tahun. Beberapa penelitian menemukan

bahwa prevalensi miopia lebih tinggi pada wanita dari pada pria.

Prevalensi ini meningkat sesuai dengan pendapatan dan tingkat

pendidikan. Sebanyak 30% penderita miopia berasal dari keluarga dengan

golongan ekonomi menengah ke atas.

2.1.3 Etiologi

Pada dasarnya miopia terjadi oleh karena pertambahan panjang

aksis bola mata tanpa di ikuti oleh perubahan pada komponen refraksi

(2)

aquos humor akan menimbulkan miopia bila tidak dikompensasi oleh

perubahan panjang aksis bola mata. Beberapa hal yang akan dikaitkan

atau diperkirakan sebagi etiologi miopia. (American Optometric

Association, 2008, Eye College, 2013).

1. Herediter

2. Penyakit sistemik.

3. Kelainan endokrin.

4. Malnutrisi, defisiensi vitamin dan mineral tertentu.

5. Penyakit mata.

6. Gangguan pertumbuhan.

7. Lingkungan ( iluminasi )

8. Kerja dekat yang berlebihan.

9. Pemakaian kaca mata yang tidak sesuai.

10. Sikap tubuh yang tidak sesuai.

2.1.4. Klasifikasi Miopia

Miopia dibagi berdasarkan beberapa karakteristik sebagai berikut :

Bentuk miopia menurut penyebabnya.(American Academy of

Ophthalmology 2011–2012, National Eye Centre 2005, Mayoclinic )

1. Miopia aksial

Panjang aksial bola mata lebih panjang dari normal, walaupun

kornea dan kurvatura lensa normal dan lensa dalam posisi anatominya

normal. Miopia dalam bentuk ini dijumpai pada proptosis sebagai hasil

dari tidak normalnya besar segmen anterior, peripapillary myopic crescent

dan exaggerated cincin sceral, dan staphyloma posterior.

2. Miopia refraktif

Mata memiliki panjang aksial bola mata normal, tetapi kekuatan

refraksi mata lebih besar dari normal.

Hal ini dapat terjadi pada : • Miopia kurvatura

Mata memiliki panjang aksial bola mata normal, tetapi

(3)

pembawaan sejak lahir atau keratokonus, atau kelengkungan lensa

bertambah seperti pada hyperglikemia sedang atau berat, yang

menyebabkan lensa membesar.

• Miopia karena peningkatan indeks refraksi dari pada lensa berhubungan dengan permulaan dini atau moderate dari katarak nuklear

sklerotik. Merupakan penyebab umum terjadinya miopia pada usia tua.

Perubahan kekerasan lensa meningkatkan indeks refraksi, dengan

demikian membuat mata menjadi miopik.

• Miopia karena pergerakan anterior dari lensa. Pergerakan lensa ke anterior sering terlihat setelah operasi glaukoma dan akan meningkatkan

miopik pada mata.

Secara klinis beberapa bentuk miopia ditetapkan sebagai berikut

(Eye Health and Nearsightedness, Khurana Ak, 2007)

1. Miopia Fisiologis

Sering di sebut dengan simpel miopia atau school myopia yang

berhubungan dengan proses pertumbuhan normal dari tiap – tiap

komponen refraksi dari mata. Akibat dari proses ini menimbulkan miopia

ringan dan sedang.

2. Miopia Patologis

Di sebut juga Malignant, Progressive dan Degenerative myopia. Hal

ini disebabkan oleh pertumbuhan panjang aksial bola mata yang

berlebihan, sedangkan komponen lain dari mata pertumbuhannya normal.

Berdasarkan saat usia mulai terjadinya miopia dibagi dua. Miopia

yang timbul pada saat anak – anak.

Miopia ini timbul pada usia antara 7 hingga 16 tahun, hal ini

terutama disebabkan oleh pertumbuhan dari panjang aksial bola mata.

Semakin dini usia timbulnya miopia maka semakin besar proses

(4)

1. Miopia yang timbul pada usia dewasa.

Miopia ini timbul berkisar usia 20 tahunan. Terlalu banyak membaca

dekat merupakan faktor resiko untuk berkembangnya miopia pada usia ini.

( American Academy of Ophthalmology 2011 – 2012,Khurana Ak.2007 )

Derajat miopia diukur oleh kekuatan korektif lensa sehingga bayangan

dapat jatuh di retina, yang dapat diklasifikan menjadi. (Vaughan DG 2010)

1. Miopia ringan : -0,25D s/d -3,00D

2. Miopia sedang : -3,25D s/d -6,00D

3. Miopia tinggi : > -6.00D

2.1.5. Gambaran Klinis Gejala subjektif

Penglihatan jauh kabur, sedangkan untuk dekat tetap terang.

Kadang-kadang pada daerah lapang pandangan ia melihat seperti

benang– benang, dan lain-lain disebabkan oleh jaringan retina perifer

mengalami proses degenerasi dan terlepas dalam corpus vitreus (muscae

volitantes). Pada miopia tinggi, punctum remotum terletak lebih dekat

maka titik terjauh masih terang terlihat sehingga ia harus berkonvergensi

lebih banyak dari pada biasa sehingga akan menimbulkan astenopia oleh

konvergensi yang berlebihan (astenopia konvergensi ).

Gejala objektif

1. Diameter kornea lebih besar

2. Bilik mata depan lebih dalam

3. Iris termulans

4. Pupil dilatasi

5. Vitreus floaters

6. Pada miopia aksial terlihat perubahan pada fundus okuli misalnya

(5)

Diagnosa

Diagnosa dilakukan dengan melakukan pengukuran uji miopia.

1. Tujuan

Pemeriksaan dilakukan guna mengetahui derajat lensa negatif yang

diperlukan untuk memperbaiki tajam penglihatan sehingga

penglihatan menjadi normal atau tercapai tajam penglihatan terbaik.

2. Dasar

• Mata miopia mempunyai daya lensa positif yang lebih sehingga sinar yang sejajar atau datang dari tidak terhingga difokuskan

didepan retina.

• Lensa negatif menggeser bayangan benda ke belakang sehingga dapat diatur tepat jatuh pada retina.

3. Teknik

• Pasien duduk menghadap kartu snellen pada jarak 6 meter. • Pada mata di pasang bingkai percobaan.

• Satu mata ditutup.

• Pasien di minta membaca kartu snellen mulai huruf terkecil yang masih bisa dibaca.

• Lensa negatif terkecil dipasang pada tempatnya dan bila tajam penglihatan menjadi lebih baik ditambah kekuatannya perlahan –

lahan hingga dapat dibaca huruf pada baris terbawah. • Sampai terbaca baris 6/6.

• Mata yang lain dikerjakan dengan cara yang sama.

2. Nilai

• Bila dengan S - 1,50 tajam penglihatan 6/6, kemudian dengan S – 1,75 penglihatan 6/6, dengan S- 2.00 penglihatan 6/7,5 maka pada

keadaan ini derajat miopia mata yang diperiksa adalah S -1,50 dan

kaca mata dengan ukuran ini diberikan pada pasien.

(6)

2.1.6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan miopia terbagi menjadi:

1. Terapi optikal

Miopia bisa dikoreksi dengan kaca mata spheris negatif atau lensa

kontak sehingga cahaya yang sebelumnya difokuskan di depan retina.

2. Terapi bedah

Sering dengan semakin berkembangnya teknik operasi

dibandinkan dengan memakai kaca mata ataupun lensa kontak. Sekarang

telah dilakukan banyak prosedur operasi untuk mengkoreksi kelainan

refraksi seperti miopia secara permanen. Setelah operasi penderita miopia

akan mendapatkan tajam penglihatan sampai 20/40 bahkan sampai

20/20.

Beberapa teknik operasi yang telah digunakan untuk mengatasi kelainan

refraktif miopia ini, diantaranya : • Epikeratophakia.

• Radial keratotomy.

• Photo-refractif keratotomy (PRK).

• Clear lens extraction in unilateral high myopia. • Phakic IOL.

KOMPLIKASI:

1. Retinal detachment

2. Katarak komplikata

3. Perdarahan vitreus

4. Perdarahan koroid

5. Strabismus divergen.

Prognosis

Miopia sangat di pengaruhi oleh usia. Setiap derajat miopia pada

usia kurang dari 4 tahun harus dianggap serius. Pada usia lebih dari 4

tahun dan terutama 8 -10 tahun, miopia sampai dengan -6 D harus

(7)

progresivitas serius maka kondisi miopia dapat diharapkan telah menetap

dan prognosis dianggap baik.

Pada tingkat ringan dan sedang dari miopia simplek prognosisnya

baik bila penderita miopia memakai kacamata yang sesuai dan mengikuti

petunjuk kesehatan. Bila progresif miopia prognosisnya buruk terutama

bila disertai oleh perubahan koroid dan vitreus, sedangkan pada miopia

Referensi

Dokumen terkait

Dari berbagai alasan yang telah dikemukakan, maka perlu untuk membuat alat bantu berupa program aplikasi yang dapat mencari ukuran lot produksi optimal dengan minimasi

Sehubungan dengan pelaksanaan Seleksi Jasa Konsultan Perencana Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Lanjutan Tahap II Pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jayapura,

terhadap perubahan (kebutuhan- kebutuhan baru). 5) Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna,

Dapatkan dari pasien dan dari orang lain, karena deskripsi yang sungguh berbeda dari orang yang sama dan peristiwa, suku, kebangsaan, dan tradisi keagamaan, orang lain di dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksi dengan ROA menunjukkan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dengan nilai t hitung -0,378 pada

Tetapi jangan khawatir dengan hutang Anda, jika properti Anda dalam keadaan tersewa maka tiap bulannya yang membayar angsuran ke bank adalah hasil dari sewa sehingga

Observasi peneliti lakukan untuk mendapatkan data tambahan mengenai upaya madrasah dalam menangani masalah penyesuaian diri santri... mengetahui fenomena sosial dan